Anda di halaman 1dari 13

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perawatan Ortodonti


Piranti ortodonti cekat adalah salah satu alat yang digunakan di kedokteran
gigi untuk perawatan gigi yang tidak beraturan. Biasanya melibatkan penggunaan
bracket yang terpasang cekat pada gigi.8
Piranti ortodonti cekat pada umumnya terdiri atas :
1. Bracket merupakan piranti cekat ortodonti yang melekat dan terpasang mati
pada gigi-geligi, yang berfungsi untuk menghasilkan tekanan yang terkontrol pada
gigi-geligi.
2. Band adalah piranti ortodonti cekat yang terbuat dari baja antikarat tanpa
sambungan. Band ini dapat diregangkan pada gigi-giligi untuk membuatnya cekat
dengan sendirinya.
3. Archwire merupakan piranti ortodonti cekat yang menyimpan energi dari
perubahan bentuk archwire menggambarkan suatu cadangan yang kemudian dapat
dipakai untuk menghasilkan gerakan gigi.
4. Elastic dibuat dalam beberapa bentuk yang sesuai untuk penggunaan
ortodonti, tersedia dalam berbagai ukuran dan ketebalan. Gaya yang diberikan oleh
elastic menurun sangat cepat di dalam mulut.
5. O ring adalah suatu pengikat elastik yang digunakan untuk merekatkan
archwire ke bracket,biasanya berwarna abu-abu atau bening, tetapi banyak juga jenis
warna lain yang membuat bracket jadi lebih menarik. Power chain terbuat dari tipe
elastik yang sama dengan o ring elastic.9
Pada intinya, power chain seperti ikatan mata rantai dan ditempatkan pada
gigi-geligi, bentuknya seperti pita yang bersambung dari satu gigike gigi yang lain
dan memberi kekuatan yang menggerakkan gigi lebih cepat. Kadang-kadang power
chain ini tetap aktif walaupun celah sudah tertutup, hal ini untuk memastikan tidak
terjadinya relaps.10,11

Universitas Sumatera Utara


6

2.2 Oral Higiene Pada Perawatan Ortodonti


Oral higiene adalah tindakan pemeliharaan atau menjaga rongga mulut agar
tetap bersih dan sehat untuk mencegah terjadinya karies, penyakit jaringan
periodontal serta bau mulut. Oral higiene memegang peranan penting dalam
menciptakan pola hidup sehat. Oral higiene dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
status sosial ekonomi, pendidikan, usia, dan jenis kelamin.12
Menurut survei yang dilakukan American Dental Association (ADA), wanita
memiliki pemahaman dan kesadaran yang lebih baik dalam menjaga kebersihan gigi
dan mulut dari pada pria, wanita juga lebih sering mengunjungi dokter gigi untuk
pemeriksaan rutin dari pada pria.12

Tabel 1. Kebiasaan Menyikat Gigi pada Pria dan Wanita.12

Kebiasaan menyikat gigi Pria Wanita


Menyikat gigi setelah makan 20.5 % 28.7 %
Menyikat gigi 2 kali sehari 49.0 % 56.8 %

Pemakaian pesawat ortodonti merupakan perawatan yang membutuhkan


waktu yang cukup lama, pemakaian pesawat ortodonti terutama pesawat ortodonti
cekat membuat gigi lebih sulit dibersihkan dan mempermudah terjadinya
penumpukan plak. Pesawat ortodonti dapat mengakibatkan retensi plak dan terjadinya
lesi white spot yang meningkatkan kerentanan terhadap karies dan infeksi
periodontal. Oleh karena itu, pemeliharaan oral higiene dalam perawatan ortodonti
sangat penting.13
Sikat gigi merupakan alat utama dalam melaksanakan kontrol plak secara
mekanis. Instruksi dokter gigi untuk melakukan prosedur oral higiene di rumah
sangatlah penting terutama dalam pemilihan sikat gigi yang dibutuhkan. Sekarang ini,
inovasi dalam bidang ini banyak alternatif bagi dokter gigi, yaitu sikat gigi elektrik,
sikat gigi khusus ortodonti dalam berbagai bentuk, oral irrigator, dental floss, dan
sikat gigi interdental. Banyak penelitian telah dilakukan untuk membandingkan alat-
alat kebersihan mulut ini.14

Universitas Sumatera Utara


7

Gambar 1. Pengguna piranti ortodonti cekat.13

2.3 Sikat Gigi Konvensional


Sikat gigi konvensional merupakan sikat gigi yang dipakai dalam kehidupan
sehari-hari. Penggunaan sikat gigi ini lebih mudah didapatkan dan dari segi harga
jauh lebih terjangkau. Sikat gigi konvensional terdiri atas kepala sikat, bulu sikat dan
tangkai atau pegangannya. Umumnya kepala sikat bervariasi, bentuknya ada yang
segiempat, oval, segitiga atau trapesium agar dapat disesuaikan dengan anatomi
individu yang berbeda. Kekerasan bulu sikat juga bervariasi seperti keras, sedang,
dan lunak. Yang penting diingat bahwa sikat gigi orang dewasa harus berbeda dari
sikat gigi anak-anak baik ukuran kepala sikat maupun kekerasan bulu sikatnya.
American Dental Association menganjurkan ukuran 34 maksimal kepala sikat gigi
orang dewasa 29 x 10 mm, anak-anak 20 x 7 mm dan balita 18 x 7 mm.

Gambar 2. Sikat gigi konvensional.15

Universitas Sumatera Utara


8

2.4 Sikat Gigi Khusus Ortodonti


Pemakai piranti ortodonti cekat dianjurkan untuk menggunakan sikat gigi
desain khusus yaitu baris tengah bulu sikat lebih pendek dibandingkan bulu sikat
pada kedua pinggirnya untuk membantu penyingkiran plak di sekitar daerah bracket.
Jika plak tidak dibersihkan akan meningkatkan kerentanan terhadap karies dan infeksi
periodontal. Apabila tidak dicegah, oral higiene yang buruk akan mengurangi
keberhasilan perawatan ortodonti. Diperkirakan sebanyak 5-10% pasien pengguna
piranti ortodonti cekat tidak berhasil perawatannya karena alasan tersebut.15
Beberapa perusahaan membuat sikat gigi khusus untuk pemakai piranti
ortodonti cekat yang bulu sikat pada pinggirnya panjang dan bulu sikat pada bagian
tengah lebih pendek. Bulunya dirancang sedemikian rupa agar baris terluar relatif
lembut dan panjang. Bulunya dalam pola panjang dan memendek secara bertahap.
Sikat gigi khusus ini dipakai karena mampu membersihkan kotoran yang menempel
disela-sela gigi dan kawat, yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi biasa. Yang perlu
diperhatikan bahwa pasien perlu hati-hati pada waktu membersihkan plak yang
menempel pada kawat agar tidak sampai merusak kawat giginya.15

Gambar 3.Sikat gigi khusus ortodonti.15

2.5 Sikat Gigi Interdental


Sikat gigi interdental merupakan sikat gigi manual yang dipakai untuk
menyingkirkan plak subgingiva mulai dari kedalaman saku 2-2,5 mm. Saat ini jenis
sikat gigi interdental bervariasi, mulai dari kekerasan bulu sikatnya, bentuk bulu

Universitas Sumatera Utara


9

sikatnya dan desain pegangan sikatnya, tetapi bulu sikat gigi dengan ujung membulat
dianjurkan untuk mencegah trauma pada gingiva.16

Gambar 4. Sikat gigi interdental.16

2.6 Waktu Penyikatan Gigi


Umumnya, dokter gigi selalu mengajurkan pasien untuk menyikat gigi setelah
makan. American Dental Association (ADA) memodifikasi pernyataan ini dengan
menyatakan bahwa pasien harus menyikat gigi secara teratur, minimal 2 kali sehari
yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bila plak disingkirkan setiap hari secara sempurna, maka tidak
akan menimbulkan efek pada rongga mulut. Oleh karena hanya sedikit orang yang
dapat menyingkirkan plak secara sempurna, perlu tetap ditekankan pembersihan
sulkus sebagai kontrol terhadap penyakit periodontal dan lebih sering menggunakan
pasta yang mengandung fluor untuk mengontrol karies.17
Waktu menyikat gigi pada setiap orang tidak sama, tergantung pada beberapa
faktor seperti kecenderungan seseorang terhadap plak dan debris, ketrampilan
menyikat gigi, dan kemampuan salivanya membersihkan sisa-sisa makanan dan
debris. Hanya setelah pasien berulang kali menyikat gigi dengan diawasi oleh tenaga
professional, maka baru dapat ditentukan beberapa kali sebaiknya orang tersebut
menggosok gigi.17

Universitas Sumatera Utara


10

Biasanya, rerata lama menyikat gigi adalah kira-kira 1 menit, walaupun


demikian ada juga yang melaporkan 2-2,5 menit. Penentuan waktu ini tidak sama
pada setiap orang terutama pada orang yang sangat memerlukan program kontrol
plak. Yang penting diingat bahwa sebaiknya pasien diberitahu urutan-urutan
menyikat gigi. Biasanya dimulai dari bagian distal gigi paling belakang rahang atas
dan kemudian permukaan oklusal dan insisalnya sampai seluruh permukaan gigi di
rahang atas tercakup. Hal yang sama dilakukan pada rahang bawah.17

2.7 Pengaruh Plak Terhadap Pengguna Piranti Ortodonti


Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme
yang berkembang biak pada suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi yang tidak dibersihkan.17
Proses pembentukan plak dapat terjadi apabila terdapat faktor-faktor
penunjang adanya beberapa bakteri yang secara aktif menghasilkan zat-zat
metabolisme. Secara garis besar faktor-faktor penunjang ini dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu :
a. Lingkungan fisik, yaitu berdasarkan :
1. Anatomi dan posisi gigi
Pada bentuk gigi yang mempunyai banyak fisur dan pit akan lebih mudah
terbentuknya plak, selain itu posisi gigi yang tidak beraturan akan menyulitkan
dalam pembersihan sehingga sisa makanan akan mudah tersimpan. .
2. Anatomi dan jaringan sekitar gigi
Gigi yang jaringan pendukungnya mengalami kelainan seperti terdapatnya
pocket akan memudahkan sisa makanan menumpuk.
3. Struktur permukaan gigi
Permukaan gigi yang terdapat tambalan seperti pada tambalan kelas II yang
sampai ke permukaan servikal gigi, ataupun restorasi lainnya seperti mahkota dan
jaket, apabila permukaannya masih kasar karena tidak dipoles ataupun karena
pemasangannya tidak benar akan menyebabkan retensi sisa makanan pada tambalan

Universitas Sumatera Utara


11

tersebut atau pada batas antara mahkota dan jaket dengan permukaan servikal gigi,
dan akhirnya menumpuk dan terbentuklah plak.
b. Waktu
Lamanya sisa makanan yang tertinggal menentukan terjadi atau tidaknya
suatu plak. Semakin lama waktunya akan semakin mudahterbentuk plak.
c. Adanya bakteri yang berasal dari saliva, cairan gusi dan diet
Plak yang tidak dibersihkan akan menyebabkan mikroorganisme berkembang
biak dan plak akan tebal. Plak yang tidak terangkat akan mengeras dan akan menjadi
kalkulus. Plak dan kalkulus akan mengiritasi gingiva mengakibatkan pembengkakan
pada gingiva dan menyebabkan gigi goyang.17
Kalkulus adalah pengendapan garam-garam anorganis yang terutama terdiri
atas kalsium karbonat dan kalsium fosfat tercampur dengan sisa-sisa makanan,
bakteri-bakteri dan sel-sel epitel yang telah mati. Kalkulus disebut juga tartar, yaitu
suatu lapisan deposit (bahan keras yang melekat pada permukaan gigi) mineral yang
berwarna kuning atau coklat pada gigi karena dental plak yang keras. Struktur
permukaan kalkulus yang kasar memudahkan timbunan plak gigi. Kalkulus dapat
melekat erat mengelilingi mahkota dan akar gigi, juga pada gigi tiruan dan gigi yang
ditambal.17
Kalkulus yang dahulu disebut tartarterdiri atas deposit plak yang mengalami
mineralisasi dan melekat pada gigi. Berdasarkan lokasi perlekatannya, kalkulus dapat
dibedakan atas dua macam yaitu :
1. Kalkulus supra gingiva adalah karang gigi yang terdapat di sebelah oklusal
dari tepi bebas gingiva. Biasanya berwarna putih sampai kecoklat-coklatan.
Konsistensinya keras seperti batu apung dan mudah dilepas dari perlekatannya pada
permukaan gigi.
2. Kalkulus subgingiva adalah karang gigi yang terdapat di sebelah lingual
dari tepi gingiva bebas dan biasanya berwarna coklat muda sampai hitam bercampur
dengan darah. Konsistensinya keras seperti batu api dan melekat sangat erat pada
permukaan gigi.

Universitas Sumatera Utara


12

Kalkulus merupakan suatu faktor iritasi yang terus-menerus terhadap gingiva


sehingga dapat menyebabkan peradangan pada gingiva. Peradangan gingiva ini
mengakibatkan terjadinya pendarahan bila pasien menyikat gigi. Pengalaman
membuktikan bahwa banyak pasien dengan keluhan gingiva berdarah akan sembuh
bila kalkulus dibersihkan.18
Gingivitis adalah peradangan pada gingiva yang menunjukkan adanya tanda-
tanda penyakit atau kelainan pada gingiva. Gingivitis biasanya terjadi saat menyikat
gigi dan flossing (membersihkan gigi dengan menggunakan benang gigi) yang tidak
benar, sehingga menyebabkan gingiva berdarah dan plak tetap ada disepanjang garis
gusi. Plak merupakan suatu lapisan yang terutama terdiri atas bakteri dan merupakan
penyebab utama dari gingivitis.
Penyebab gingiva berdarah adalah karena kebersihan gigi yang kurang baik,
sehingga terbentuk plak pada permukaan gigi dan gingiva. Mikroorganisme pada plak
menghasilkan racun yang merangsang gingiva sehingga terjadi gingivitis. Pada pasien
pengguna piranti ortodonti cekat sering dijumpai iritasi pada gingiva, hal ini dapat
disebabkan oleh adanya faktor iritasi lokal dari pesawat ortodonti yang belum
disesuaikan dengan keadaan rongga mulut pasien.
Gingivitis dapat juga terjadi karena kekurangan vitamin, yaitu vitamin C.
Gingiva akan tampak merah, bengkak, mudah berdarah bila ditekan sedikit saja,
sedangkan warna gingiva yang normal adalah merah jambu (coral pink). Jika plak
tidak dihilangkan, plak akan mengeras dan akhirnya membentuk kalkulus.
Kalkulus hanya dapat dihilangkan oleh dokter gigi atau perawat gigi dengan
alat khusus. Kalkulus dapat menyebabkan gingivitis sehingga gingiva bengkak dan
mudah berdarah bila di sikat. Bila kalkulus tidak dihilangkan akan menyebabkan gigi
akan menjadi goyang dan lepas dengan sendirinya.
Plak dan kalkulus juga dapat menyebabkan karies. Karies merupakan suatu
penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan
aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies
ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan
kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan

Universitas Sumatera Utara


13

kerusakan pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan
menimbulkan rasa nyeri.
Ada tiga faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau tuan
rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan ditambah faktor waktu, yang
digambarkan sebagai tiga lingkaran yang bertumpang-tindih. Untuk terjadinya karies,
maka kondisi setiap faktor tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang
rentan, mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama.
Adanya hubungan sebab akibat terjadinya karies sering diidentifikasi sebagai
faktor risiko karies. Beberapa faktor yang dianggap sebagai faktor risiko adalah
pengalaman karies, penggunaan fluor, oral higiene, jumlah bakteri, saliva dan pola
makan.Ada juga faktor risiko demografi seperti umur, jenis kelamin, sosial ekonomi
dan lain-lain. Beberapa ahli menggunakan istilah faktor predisposisi atau faktor
modifikasi untuk menjelaskan faktor risiko demografi.18

Gambar 5. Skema karies sebagai penyakit


multi-faktorial yang disebabkan
faktor host agen, substrat, waktu18

2.8 Indeks Plak Pada Pengguna Piranti Ortodonti


Banyak indeks yang berkembang untuk mengukur skor plak pada pemakai
piranti ortodonti cekat, diantaranya adalah indeks plak oleh Loe dan Silness, indeks

Universitas Sumatera Utara


14

plak oleh OLeary, modifikasi Patient Hygine Performance (PHP) indeks oleh
Podshadley dan Haley, Bonded Bracket Plaque index dan Ortho Plaque Index.
Indeks plak yang dipopulerkan oleh OLeary cukup ideal untuk memonitor
kebersihan mulut. Indeks plak ini menggunakan gambar atau grafik yang dapat
menunjukkan lokasi plak sehingga memungkinkan dokter gigi dan pasien untuk
melihat kemajuan setelah pasien melakukan kontrol plak. Selain itu, memudahkan
dokter gigi menentukan lokasi penumpukan plak dan bagian mana yang harus lebih
ditekankan penyikatan giginya atau pembersihan dengan benang gigi.19
Indeks plak yang dikeluarkan oleh Loe dan Silness tahun 1964 diindikasikan
untuk mengukur skor plak berdasarkan lokasi dan kuantitas plak yang berada dekat
margin gingiva. Disarankan untuk menggunakannya bersama dengan indeks gingiva
(Loe dan Silness) sehingga dapat membantu melihat adanya hubungan plak gigi
dengan inflamasi gingiva. Indeks ini mempunyai kelebihan karena dapat digunakan
untuk penelitian longitudinal dan uji klinis. Kelemahannya bahwa penentuan
ketebalan plak adalah subjektif sekali sehingga untuk mendapatkan hasil pengukuran
yang valid dibutuhkan pemeriksa yang sudah terlatih. Ortho-Plaque Index (OPI)
diperkenalkan oleh Heintze et al. Setiap permukaan gigi dibagi tiga bagian yang
terkena plak yaitu daerah servikal sentral dan oklusal.19
Ortho-Plaque Index adalah indeks khusus untuk pasien pemakai piranti
ortodonti cekat yang fokus pada area gigi di sekitar bracket karena pada pasien
pengguna piranti ortodonti cekat plak berakumulasi dan sulit untuk diakses pada
daerah tersebut. Ortho-Plaque Index menggunakan penjumlahan skor plak lalu
dikalikan dengan tingkat kesulitan pembersihan gigi tersebut. Ortho-Plaque Index
menggunakan disclosing solution untuk mendeteksi adanya plak. Cairan tersebut
diaplikasikan pada permukaan gigi dengan bracket ortodonti dan adanya plak yang
berwarna dievaluasi dengan jawaban Ya atau Tidak pada 3 daerah permukaan gigi.19

Universitas Sumatera Utara


15

Tabel 2. Tabel Perhitungan Skor Ortho-Plaque Index.19

Servikal 2 Total

Sentral 3 Total

Oklusal 1 Total

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

Oklusal 1 Total

Sentral 3 Total

Servikal 2 Total

Setiap area memiliki tingkat kesulitan tergantung pada jangkauan untuk


dibersihkan.19
a. Area oklusal = skor plak = 1 (mudah dijangkau)
b. Area servikal = skor plak = 2 (sedikit sulit dijangkau)
c. Area sentral = skor plak = 3 (sulit dijangkau)

Gambar 6. Skema distribusi permukaan gigi untuk


evaluasi Ortho-Plaque Index, I = area
oklusal, II = area sentral, III = area servikal.19

Universitas Sumatera Utara


16

Nilai yang ditemukan dimasukkan ke dalam Tabel 2.


Hasil indeks diperoleh dengan menggunakan rumus :
Jumlah dari skor plak
OPI (%) = x 100
Jumlah gigi x 6

Kondisi oral higiene dievaluasi berdasarkan kategori berikut ini:


Baik 0-30%
Sedang 30-50%
Buruk > 50%

Universitas Sumatera Utara


17

2.9 Kerangka Konsep

Rerata skor plak


Pengguna piranti ortodonti
(OPI)

1. Jenis kelamin Kategori :

2. Lama pemakaian 0-30% = kebersihan mulut baik

3. Sikat gigi yang digunakan 30-50% = kebersihan mulut sedang

4. Waktu penyikatan gigi > 50% = kebersihan mulut buruk

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai