Komposisi:
Tiap mL mengandung Citicoline (CDP-Choline) 125 mg.
Bentuk Sediaan:
Ampul.
Farmakologi:
Citicoline meningkatkan aktivitas pembentukan dari retikular dalam otak khususnya pada aktivasi sistem
retikuler asending yang erat kaitannya dengan proses kesadaran, meningkatkan aktivitas dari sistem
piramidal dan memperbaiki paralisis motorik dan meningkatkan aliran oksigen dan metabolime serebral.
Indikasi:
Kehilangan kesadaran akibat kerusakan otak, trauma kepala atau operasi otak dan serebral infark.
Percepatan rehabilitasi ekstremitas atas pada pasien pasca hemiplegia apoplektik.
Dosis:
Untuk kehilangan kesadaran akibat trauma kepala atau operasi otak :100 mg sampai 500 mg, 1 2 kali
sehari secara drip intravena atau intravena biasa.
Gangguan kesadaran pada infark serebri stadium akut : 1000 mg sekali sehari secara intravena selama
dua minggu berturut-turut.
Pasca hemiplegia apopletik : 1000 mg sekali sehari secara intravena selama 4 minggu berturut-turut, jika
tampak perbaikan dilanjutkan selama 4 minggu lagi.
Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap citicoline.
Peringatan dan Perhatian:
Bila tetap masih terjadi perdarahan intrakranial, hindarkan pemberian citicoline dengan dosis tinggi (lebih
dari 500 mg sekaligus), karena dapat mempercepat aliran darah dalam otak. Dalam hal ini justru diperlukan
dosis yang kecil (100 mg 200 mg, 2 3 kali sehari).
Untuk pasien dengan gangguan kesadaran pada infark serebri akut, dianjurkan untuk memulai pemberian
injeksi citicoline dalam dua minggu setelah stroke apopletik.
Efek Samping:
Reaksi hipersensitivitas : ruam.
Psikoneurologis : insomnia, sakit kepala, pusing, kejang.
Gastrointestinal : nausea, anoreksia.
Hati : nilai fungsi hati yang abnormal pada pemeriksaan laboratorium.
Mata : diplopia.
Lain-lain : rasa hangat, perubahan tekanan darah sementara atau malaise
Ondansetron
Injeksi
Komposisi:
Tiap ml mengandung:
Ondansetron HCl dihydrate 2,5 mg setara dengan Ondansetron base 2 mg
Farmakologi:
Ondansetron suatu antagonis reseptor serotonin tipe 5-HT3, yang bekerja secara selektif dan kompetitif
dalam mencegah maupun mengatasi mual dan muntah akibat pengobatan sitostatika dan radioterapi.
Indikasi:
Penanggulangan mual dan muntah akibat kemoterapi dan radioterapi serta operasi.
Kontraindikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap ondansetron.
Dosis dan cara pemberian:
- Pengobatan mual dan muntah pasca bedah:
IM 4 mg sebagai dosis tunggal atau IV 4 mg secara perlahan-lahan.
- Pencegahan dan pengobatan mual dan muntah karena kemoterapi
Dewasa:
- Kemoterapi yang sangat emetogenik, misalnya cisplatin. Mula-mula diberikan injeksi 8 mg ondansetron IV
secara lambat atau diinfuskan selama 15 menit segera sebelum diberikan kemoterapi, diikuti dengan infus
1 mg ondansetron/jam terus menerus selama kurang dari 24 jam atau 2 injeksi 8 mg IV secara lambat atau
diinfuskan selama 15 menit dengan selang waktu 4 jam. Atau bisa juga diikuti dengan pemberian 8 mg per
oral 2 kali sehari selama kurang dari 5 hari.
- Kemoterapi yang kurang emetogenik, misalnya cyclophosphamide. Injeksi IV 8 mg ondansetron secara
lambat atau diinfuskan selama 15 menit segera sebelum diberikan kemoterapi, diikuti dengan 8 mg per oral
2 kali sehari selama kurang dari 5 hari.
Anak-anak >4 tahun:
5 mg/ml secara IV selama 15 menit segera sebelum diberikan kemoterapi, diikuti dengan memberikan 4
mg per oral tiap 12 jam selama kurang dari 5 hari.
Usia lanjut:
Ondansetron dapat ditoleransi dengan baik pada penderita usia diatas 65 tahun tanpa mengubah dosis,
frekuensi, ataupun cara pemakaian.
Penderita dengan gangguan fungsi ginjal:
Tidak memerlukan penyesuaian dosis harian, frekuensi ataupun cara pemberian.
Penderita dengan gangguan fungsi hati:
Dosis total harian tidak boleh lebih dari 8 mg.
Peringatan perhatian:
- Sebaiknya tidak digunakan pada wanita hamil terutama pada trimester pertama, kecuali bila keuntungan
yang didapat melebihi risiko yang mungkin terjadi.
- Pada ibu menyusui dianjurkan untuk tidak menyusui.
- Anak-anak di bawah 2 tahun.
Efek samping:
Sakit kepala, konstipasi, rasa panas pada epigastrium, sedasi dan diare.
Antrain
Peringatan:
Bagi wanita hamil, sesuaikan dosis dengan anjuran dokter. Sedangkan bagi wanita yang sedang
menyusui, disarankan untuk tidak mengonsumsi phenytoin.
Harap berhati-hati bagi penderita gangguan hati dan penderita suatu jenis gangguan darah yang disebut
porfiria.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Phenytoin
Berikut ini tabel mengenai dosis penggunaan phenytoin:
Phenytoin dapat dikonsumsi sebelum makan. Namun agar dapat memberikan hasil yang lebih maksimal,
sebaiknya konsumsi ketika atau sesudah makan.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk
mengonsumsi phenytoin pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi phenytoin, disarankan segera meminumnya begitu teringat jika jadwal
dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis phenytoin pada jadwal berikutnya untuk
mengganti dosis yang terlewat.
Jauhi minuman keras atau makanan yang mengandung alkohol selama menjalani pengobatan dengan
phenytoin karena dapat mengubah kadar obat ini di dalam tubuh Anda.
Selain alkohol, beberapa jenis obat-obatan juga dapat mengubah kadar phenytoin di dalam tubuh jika
dikonsumsi secara bersamaan, terutama obat pencernaan. Karena itu, konsultasikan terlebih dahulu
kepada dokter sebelum mengonsumsi obat lain.
Jika Anda menderita epilepsi, sebaiknya jauhi aktivitas yang dapat membahayakan keselamatan jiwa,
misalnya mengemudi. Anda boleh melakukan aktivitas tersebut jika sudah diberikan izin oleh dokter,
biasanya jika Anda tidak lagi mengalami kejang dalam waktu satu tahun terakhir.
Saat menjalani pengobatan dengan phenytoin, jangan lupa untuk tetap rutin memeriksakan diri ke dokter
agar mereka dapat memonitor perkembangan kondisi Anda. Selain itu, dokter juga perlu melakukan
pengecekan darah secara berkala untuk menentukan dosis yang tepat sesuai dengan perkembangan
kondisi Anda tersebut.
Obat-obatan antiepilepsi sedikit berisiko menyebabkan perubahan suasana hati pada penggunanya.
Segera temui dokter jika Anda mengalami depresi atau bahkan perasaan ingin melukai diri sendiri setelah
mengonsumsi obat ini.
Pengobatan dengan phenytoin biasanya berlangsung secara jangka panjang. Jangan menghentikan
penggunaan obat ini atau mengubah dosisnya tanpa bertanya terlebih dahulu pada dokter untuk
menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
Sakit kepala
Pusing
Penglihatan ganda
Mengantuk
Konstipasi
Gemetar
Konsentrasi berkurang
Kurang nafsu makan
Sulit tidur
MECOBALAMIN
KAPSUL dan INJEKSI
KOMPOSISI
MECOBALAMIN 250 g Kapsul
Tiap kapsul mengandung Mecobalamin 250 g
Indikasi
Neuropati perifer dan anemia megaloblastik yang disebabkan defisiensi vitamin B12.
FARMAKOLOGI
Secara biokimia, Mecobalamin adalah koenzim yang mengandung vitamin B12 yang ikut berpartisipasi
dalam reaksi transmetilasi. Mecobalamin adalah homolog vitamin B12 yang paling aktif di dalam tubuh.
Mecobalamin bekerja dengan memperbaiki jaringan syaraf yang rusak. Mecobalamin juga terlibat dalam
maturasi eritroblast, mempercepat pembelahan eritroblast dan sintesis heme sehingga dapat
memperbaiki status darah pada anemia megaloblastik. Uji klinis tersamar ganda menunjukkan bahwa
Mecobalamin tidak hanya efektif untuk anemia megaloblastik, namun juga untuk neuropati perifer.
Injeksi:
1 ampul yang setara dengan 500 g Mecobalamin, diberikan secara IM atau IV 3 kali seminggu.
Efek Samping
Anoreksia, mual, diare atau gangguan saluran cerna lainnya dapat timbul setelah penggunaan.
KONTRAIndikasi
Pasien yang hipersensitif terhadap Mecobalamin.
PENYIMPANAN
MECOBALAMIN 250 g dan 500 g Kapsul
Simpan pada suhu kamar (dibawah 30C), terlindung dari cahaya dan kelembaban.
CEFTRIAXONE
Ceftriaxone adalah golongan antibiotik cephalosporin yang dapat digunakan untuk mengobati beberapa kondisi akibat
infeksi bakteri, seperti pneumonia, sepsis, meningitis, infeksi kulit, gonore atau kencing nanah, dan infeksi pada
pasien dengan sel darah putih yang rendah. Selain itu, ceftriaxone juga bisa diberikan kepada pasien yang akan
menjalani operasi-operasi tertentu untuk mencegah terjadinya infeksi.
Karena obat ini masuk dalam golongan antibiotik, maka ceftriaxone tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi
akibat virus, seperti pilek atau flu.
Tentang Ceftriaxone
Golongan Antibiotik cephalosporin