BAB I
Pengertian
Pasal 1 :
Ilmu kesehatan masyarakat ialah ilmu dan seni untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
yang meliputi upaya-upya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, keluarga
maupun perorangan serta penyehatan lingkungan hidupnya dalam bentuk fisik, biologis, sosio
ekonomi dan sosio kultural dengan mengikut sertakan masyarakat.
Pasal 2 :
Ahli kesehatan masyarakat ialah mereka yang berpendidikan sarjana atau sarjana muda
kesehatan masyarakat atau pasca sarjana lainnya yang berpengalaman / penguasaan ilmu
dalam bidang kesehatan masyarakat sekurang-kurangnya lima tahun.
BAB II
Keanggotaan
Pasal 3 :
Pengertian :
1. Anggota muda ialah mereka yang masih menempuh pendidikan dalam suatu lembaga
pendidikan tinggi di bidang ilmu kesehatan masyarakat dan warga negara Indonesia.
2. Anggota biasa ialah ahli kesehatan masyarakat warga negara Indonesia.
3. Anggota luar biasa ialah ahli kesehatan amsyarakat warga negara asing yang sedang
bekerja di Indonesia dalam bidang kesehatan masyarakat.
4. Anggota kehormatan ialah meraka yang berjasa dalam bidang kesehatan masyarakat.
Pasal 4 :
Tata cara keanggotaan :
1. Setiap meraka yang sesuai dengan pengertian anggota sesuai dengan kategorinya dan
ingin menjadi anggota IAKMI cukup mengajukan permohonan tertulis kepada
pengurus daerah/cabang setempat dan selanjutnya oleh pengurus daerah/cabang
dilaporkan oleh pengurus pudat.
2. Anggota diwajibkan memiliki kartu anggota untuk jangka waktu 3 tahun.
3. Yang dapat menjadi anggota muda ialah mereka yang sedang menempuh pendidikan
tingkat sarjana ke atas dalam bidang kesehatan masyarakat.
4. Yang dapat menjadi anggota biasa dan luar biasa ialah sarjana kesehatan masyarakat
atau pasca sarjana kesehatan masyarakat atau sarjana kesehatan lainnya dengan
pengalaman dalam bidang kesehatan masyarakat sekurang-kurangnya 5 tahun.
5. Anggota kehormatan diusulkan oleh pengurus daerah atau pengurus pusat dan
mendapat persetujuan dari kongres.
6. Ketentuan tentang anggota kehormatan diatur dalam suatu peraturan tersendiri.
Pasal 5 :
Hak Anggota
1. Anggota muda, anggota biasa dan anggota luar biasa berhak untuk diperjuangkan dan
dilindungi kepentingannya sepanjang menyangkut bidang profesinya.
2. Anggota muda dan anggota luar biasa mempunyai hak bicara dan dapat mengajukan
secara lisan ataupun tulisan.
3. Anggota muda dan anggota luar biasa mempunyai hak bicara dan hak suara,
mempunyai hak dipilih dan memilih.
4. Anggota kehormatan mempunyai hak memberikan nasehat ataupun saran dan dapat
diajukan secara lisan maupun tulisan.
Pasal 6 :
Kewajiban anggota
1. Anggota muda, anggota biasa dan anggota luar biasa berkewajiban membayar uang
pangkal, uang iuran, ikut aktif dalam setiap kegiatan dan menjaga nama baik IAKMI.
2. Anggota kehormatan ikut menjaga nama baik IAKMI.
Pasal 7 :
Pencabutan dan penghentian keanggotaan
1. Keanggotaan dapat dicabut oleh pengurus pusat atas usul pengurus daerah/cabang
karena tindakannya yang menyalahi kewajiban dan merugikan nama baik IAKMI.
2. Anggota yang dicabut keanggotaannya dapat mengajukan pembelaan pada dewan
pembelaan anggota atau pada kongres berikutnya.
3. Keanggotaan berhenti karena meninggal dunia atau atas perminataan sendiri.
4. Tata cara pencabutan dan penghentian keanggotaan serta pembelaannya diatur dalam
peraturan tersendiri.
BAB II
Organisasi
Pasal 8 :
Kongres
1. Pengertian ;
a. Kongres merupakan musyawarah utusan pengurus daerah dan merupakan badan
legislatif tertinggi yang memegang kekuasaan tertinggi IAKMI.
b. Kongres terdiri dari sidang organisasi dan sidang ilmiah.
Pasal 9 :
Rapat Anggota
1. Pengertian ;
a. Rapat anggota merupakan musyawarah para anggota dari pengurus daerah dan
pengurus cabang yang bersangkutan.
b. Rapat anggota dapat dilengkapi dengan sidang ilmiah.
Pasal 10 :
Pengurus pusat
1. Pengertian :
a. Pengurus pusat adalah badan eksekutif tertinggi IAKMI
b. Masa jabatan pengurus pusat antara dua kongres
c. Pengurus pusat terdiri dari pengurus harian dan pengurus lengkap
d. Yang dimaksud dengan pengurus harian :
- Ketua umum
- Beberapa orang ketua
- Sekretaris umum
- Bendahara umum
e. Yang dimaksud dengan pengurus lengkap :
- Pengurus harian
- Wakil-wakil sekretaris
- Wakil-wakil bendahara
- Ketua-ketua pusat pengembangan keilmuan
- Ketua-ketua badan khusus
- Lima ketua pengurus daerah yang dipilih oleh kongres
Pasal 11 :
Pengurus daerah
1. Pengertian :
a. Pada tiap daerah tingkat propinsi yang mempunyai ahli kesehatan masyarakat
sekuarng-kurangnya lima orang dapat dibentuk pengurus daerah.
b. Pengurus daerah adalah badan eksekutif IAKMI pada propinsi yang bersangkutan.
c. Daerah tingkat propinsi yang tidak memenuhi syarat didirikannya pengurus
daerah, dikelola oleh pengurus daerah terdekat.
Pasal 16 :
Badan- Badan Khusus
1. Pengertian :
a. Badan Khusus adalah kelengkapan organisasi yang dibentuk pada tingkat
Pusat untuk menjalankan kegiatan khusus IAKMI.
b. Badan Khusus yang dimaksud antara lain Dewan Pembelaan Anggota, Badan
Informasi Kesehatan Masyarakat dan Badan Khusus Pengendalian Temabakau
/ Tobacco Control Support Centre (TCSC).
2. Hak dan Kewajiban :
a. Melaksanakan kegiatan kegiatan khusus IAKMI yang sesuai
b. Bertanggung jawab terhadap kongres.
Pasal 18 :
Dewan Pembelaan Anggota
1. Pengertian :
a. Dewan Pembelaan Anggota ialah badan khusus IAKMI yang melaksanakan
tugas pembelaan anggota baik dalam hubungan keanggotaan IAKMI maupun
dalam melaksanakan pengabdian profesi.
b. Keanggotaan Dewan Pembelaan Anggota sebanyak banyaknya tiga orang.
2. Hak dan Kewajiban :
a. Melaksanakan Pembelaan anggota baik dalam hubungan keanggotaan IAKMI
maupun dalam melaksanakan pengabdian profesi.
b. Bertanggung jawab terhadap kongres
3. Tata Cara Pengelolaan :
a. Yang dapat dipilih sebagai Ketua Dewan Pembelaan Anggota ialah anggota
biasa IAKMI.
b. Pemilihan Ketua Dewan dilakukan oleh kongres.
c. Selambat lambatnya dalam waktu satu tahun, Ketua Dewan melengkapkan
susunan kepengurusannya.
d. Dalam melaksanakan kegiatannya, Dewan melaksanakan pertemuan antar
anggota ataupun dengan pihak lain yang dipandang perlu.
e. Keputusan dalam dewan Pembelaan Anggota yang menyangkut pembelaan
anggota diambil atas dasar musyawarah dan mufakat, tetapi jika tidak tercapai
keutusan diambil atas dasar perhitungan kelebihan suara.
f. Ketua Dewan adalah anggota Pleno Pengurus Pusat IAKMI.
g. Taat cara pemilihan dan tata cara pengelolaan Dewan selengkapnya diatur
dalam suatu peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara
pengelolaan ini.
Pasal 19
KOLEGIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
1. Pengertian :
a. Kolegium Ilmu Kesehatan Masyarakat Indonesia (KIKMI IAKMI)
merupakan satu satunya wadah kolegium ilmu kesehatan masyarakat yang
memilki otonomi dalam memelihara dab mengembangkan baku mutu serta
pengembangan pendidikan ilmu kesehatan masyarakat.
b. Kewenangan
KIKMI IAKMI memiliki kewenangan dalam menentukan :
i. Menetapkan standar kompetensi termasuk kurikulum profesi;
ii. Mendirikan/bertindak sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP),
melakukan Uji Kompetensi, Sertifikasi dan Registrasi;
iii. Melakukan Akreditasi kelembagaan pendidikan profesi;
iv. Membentuk organisasi profesi dan menetapkan jenis/sebutan profesi.
2. Hak dan Kewajiban :
a. Melaksanakan berbagai upaya untuk memelihara dan mengembangkan baku
mutu serta pengembangan pendidikan ilmu kesehatan masyarakat Indonesia.
b. Bertanggung jawab terhadap kongres.
3. Tata Cara Pelaksanaan :
a. Tata cara pembentukan Kolegium Ilmu Kesehatan Masyarakat Indonesia
(KIKMI) diatur tersendiri.
b. Tata cara pengelolaan Kolegium Ilmu Kesehatan Masyarakat Indonesia
(KIKMI) diatur tersendiri.
Pasal 20 :
Badan Informasi Kesehatan Masyarakat :
1. Pengertian :
a. Badan Informasi kesehatan adalah ialah badan khusus IAKMI yang
melaksanakan tugas keinformasian IAKMI dalam bidang keorganisasia
ataupun keilmuan.
b. Keanggotan Badan Informasi Kesehatan masyarakat sebanyak banyaknya
tiga orang.
2. Hak dan Kewajiban :
a. Melaksanakan tugas keinformasian dalam bentuk penerbitan atau keilmuan
ataupun bentuk bentuk lainnya.
b. Bertanggung jawab terhadap kongres.
3. Tata cara Pelaksanaan :
a. Yang dapat dipilih sebagai Ketua Badan ialah anggota biasa IAKMI.
b. Pemilihan Ketua Badan dilakukan oleh kongres.
c. Selambat lambatnya dalam wakktu satu bulan setelah selesai kongres, Ketua
Badan melengkapkan susunan kepengurusannya.
d. Dalam melaksanakan kegiatannya, Badan dapat melaksanakan usaha usaha
khusus dan mengadakan perjanjian perjanjian khusus dengan pihak ketiga
sepanjang tidak merugikan IAKMI.
e. Ketua Badan adalah anggota Pleno Pengurus Pusat IAKMI.
f. Tata cara pemilihan dan tata cara pelaksanaan badan selengkapnya daitur
dalam suatu peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara
pengelolaan ini.
Pasal 21
Badan Khusus Pengendalian Tembakau
Tobacco Control Support Centre
1. Pengertian :
a. Badan Khusus Pengendalian Tembakau (BKPT) Tobacco Control Support
Centre adalah badan khusus IAKMI.
b. Tujuan Badan Pengendalian Tembakau adalah memberikan dukungan
terhadap berbagai upaya untuk melindungi generasi dari dampak konsumsi
tembakau dan paparan asap tembakau.
c. Badan Khusus Pengendalian Tembakau merupakan badan yang independen
yang dikelola secara profesional.
2. Hak dan Kewajiban :
a. Melaksanakan berbagai upaya untuk melindungi generasi dari dampak
konsumsi tembakau dan paparan asap tembakau.
b. Bertanggungjawab terhadapa kongres.
3. Tata cara Pelaksanaan :
a. Tata cara pembentukan Badan Khusus Pengendalian Tembakau Tobacco
Control Support Centre diatur tersendiri.
b. Tata cara pengelolaan Badan Khusus Pengendalian Tembakau Tobacco
Control Support Centre diatur tersendiri.
Pasal 22
Musyawarah Kerja
1. Pengertian :
a. Musyawarah Kerja ialah Rapat antara Pengurus Pusat Badan Kelengkapan dan
Pengurus Pusat daerah IAKMI.
b. Musyawarah Kerja dapat dilengkapi dengan sidang ilmiah.
2. Hak dan kewajiban :
a. Menyebarkan dan menyempurnakan garis garis besar haluan dan program
kerjan IAKMI.
b. Mempersiapkan rencana penyempurnaan AD/ART dan rencana kerja untuk
diajukan pada kongres berikutnya.
c. Menyusun sumbangan pendapat IAKMI yang ada kaitannya dengan program
kesehatan masyarakat.
3. Tata Cara Pengeloalaan :
a. Musyawarah Kerja dilaksanakan sekurang kurangnya sekali dalam suatu
periode kepengurusan.
b. Musyawarah Kerja dihadiri oleh Pengurus Pusat, Badan Kelengkapan IAKMI,
Pengurus Daerah, Undangan dan Peninjau.
c. Musyawarah Kerja dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana yang dibentuk oleh
Pengurus Pusat.
d. Untuk lancarnya musyawarah dapat dibentuk Panitia Pengarah oleh Pengurus
Pusat.
e. Musyawarah dipimpin oleh Pengurus Pusat.
f. Musyawarah sah jika dihadiri sekurang kurangnya oleh lebih dari setengah
jumlah Pengurus Daerah.
g. Jika persayaratan di atas tidak terpenuhi, maka Musyawarah diundur selambat
lambatnya dalam waktu 24 jam dan setelah itu Musyawarah dianggap sah
dengan jumlah Pengurus Daerah yang hadir.
h. Setiap Pengurus Pusat dan Pengurus Daerah mempunyai hak bicara dan hak
suara.
i. Banyaknya suara Pengurus Pusat sama dengan jumlah seluruh suara Pengurus
Daerah.
j. Keputusan diambil atas dasar musyawarah dan mufakat, tetapi jika tidak
tercapai, keputusan diambil atas dasar perhitungan kelebihan suara.
k. Hal hal lain tentang tata laksana musyawarah diatur dalam suatu peraturan
tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara pelaksanaan ini.
BAB IV
Kekayaan
Pasal 23 :
1. Besarnya uang pangkal dan uang iuran anggota ditetapkan oleh Kongres.
2. Uang pangkal dan iuran anggota diterima oelh Pengurus Daerah, Pengurus Cabang
yang bersangkutan.
3. Lima puluh persen dari jumlah penerimaan tersebut diserahkan oleh Pengurus
Daerah/Cabang kepada Pengurus Pusat.
4. Sisa penerimaan dipergunakan oleh pengurus Daerah/Cabang yang bersangkutan.
5. Pengurus Daerah/Cabang dibenarkan untuk menambah besarnya uang pangkal dan
iuran jika disetujui oleh Rapat Anggota.
6. Pengurus Pusat dapat membentuk yayasan sepanjang tidak bertentangan dengan
dasar, asas, sifat, maksud dan tujuan IAKMI.
7. Pengurus Daerah/cabang dibenarkan mendirikan yayasan dengan sepengetahuan
Pengurus Pusat.
BAB V
Logo dan Lambang
Pasal 24 :
Logo, lambang dan atribut IAKMI lainnya serta penggunaannya ditetapkan oleh Kongres.
BAB VI
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Pasal 25 :
1. Perubahan AD/ART IAKMI hanya dilakukan oleh Kongres.
2. Rencana perubahan tersebut dan pokok pokok pikirannya harus dipersiapkan pada
Musyawarah Kerja.
3. Keputusan perubahan AD/ART harus disetujui oleh sekurang kurangnya dua pertiga
suara yang ada dalam Kongres.
BAB VII
Pembubaran
Pasal 26 :
1. Pembubaran IAKMI hanya dapat dilakukan oleh Kongres yang khusus dilaksanakan
untuk itu
2. Keputusan pembubaran IAKMI harus disetujui oleh sekurang kurangnya dua pertiga
suara yang ada dalam Kongres.
3. Harta benda IAKMI setelah dibubarkan harus diserahkan kepada badan badan sosial
yang bergerak dalam bidang kesehatan masyarakat.
BAB VIII
Aturan Tambahan
Pasal 27 :
1. Setiap anggota IAKMI dainggap telah mengetahui AD/ART IAKMI.
2. Hal lain yang belum diatur dalam ART dimuat dalam keputusan Pusat sepanjang
tidak bertentangan dengan AD/ART IAKMI, dan harus dialporkan secara tertulis
kepada Kongres IAKMI berikutnya.