Anda di halaman 1dari 8

ANGGARAN DASAR

IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN BUDDHIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I
(Ketetapan Pokok)
Nama, waktu, tempat, dan kedudukan
Pasal 1
1. Organisasi ini bernama Ikatan Mahasiswa Kedokteran Buddhis Universitas Hasanuddin
(IMKIS UNHAS)
2. Organisasi ini didirikan di Makassar pada tanggal 10 September 2000
3. Organisasi ini hanya berada di dalam wilayah Republik Indonesia
4. Pengurus pusat organisasi berkedudukan di Makassar

Pasal 2
Asas
Organisasi berasaskan Pancasila dan Buddha-Dhamma

Pasal 3
Dasar
Dasar organisasi adalah Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 dan 32

Pasal 4
Sifat
1. Pengembangan ilmu terutama dalam bidang kedokteran
2. Tidak berpolitik
3. Tidak mencari keuntungan pribadi
4. Tidak terikat pada aliran / sekte Buddhis tertentu

Pasal 5
Tujuan
1. Mengabdi pada masyarakat dengan pengembangan ilmu, khususnya kedokteran
2. Berusaha meningkatkan sumber daya manusia untuk menghadapi era globalisasi
3. Melestarikan

Buddha-Dhamma

dengan

memanfaatkan

ilmu

kedokteran

demi

kebahagiaan semua makhluk


4. Mengembangkan dan mempraktikkan Buddha-Dhamma dalam kehidupan berorganisasi
dan bermasyarakat
5) Menampung dan menyalurkan aspirasi dan kreativitas mahasiswa kedokteran Buddhis.
6) Memperdalam, mengembangkan, dan mengamalkan disiplin ilmu di bidang masingmasing untuk kepentingan kemanusiaan.
7) Menjalin persaudaraan dan kerja sama dengan organisasi keagamaan sosial
kemasyarakatan lain.

Pasal 6
Upaya
1. Menyelenggarakan puja bakti bersama anggota
2. Menyelenggarakan kegiatan bersifat sosial seperti pengobatan gratis, penyuluhan, donor
darah, bantuan untuk korban bencana alam.
3. Menerbitkan majalah / buletin secara berkala.
4. Menyelenggarakan seminar di bidang kesehatan dan keagamaan Buddhis.
5. Menyelenggarakan Bina Akrab tahunan.
6. Pergantian dan pemilihan pengurus baru.
7. Melakukan kunjungan ke vihara-vihara lain (Dhammayatra)

Pasal 7
Lambang
Organisasi ini mempunyai lambang berupa logo kedokteran yaitu tongkat dan ular dengan
latar belakang Stupa, makna lambang diuraikan dalam Anggaran rumah Tangga

BAB II

Keanggotaan
Pasal 8
Keanggotaan organisasi adalah peroranan beragama Buddha yang keanggotaannya diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 9
Hak dan kewajiban anggota
1. Hak suara
2. Hak bicara
3. Hak memilih pengurus organisasi
4. Hak dipilih sebagai pengurus organisasi
5. Hak mengajukan saran, konsultasi, dan menikmati semua kegiatan, pembinaan, serta
fasilitas organisasi dengan penuh tanggung jawab.

Pasal 10
Setiap anggota terikat kewajiban
1. Menjungjung tinggi nama dan kehormatan organisasi
2. Taat pada Anggaran Dasar,Anggaran Rumah Tangga dan peraturan organisasi yang
berlaku
3. Membayar iuran bulanan sebesar yang ditentukan dalam rapat pengurus
4. Menerima tugas yang diatur oleh pengurus
5. Aktif mengikuti kegiatan
6. Turut memelihara barang-barang milik organisasi

BAB III
Organisasi dan Pengurus
Pasal 11
Pembentukan pengurus:
Kepengurusan organisasi yang terdiri dari ketua,wakil ketua,sekretaris,bendahara dipilih
dalam Rapat Umum Anggota

Pasal 12
1. Rapat Umum Anggota merupakan pengambil keputusan yang tertinggi
2. Pengurus dipilih dalam Rapat Umum Anggota
3. Penasehat adalah individu yang cendekia,berwawasan luas yang diundang pengurus
sebagai pembimbing dan konsultan
4. Pengurus dapat membentuk panitia kerja khusus

Pasal 13
1. Masa bakti pengurus adalah satu tahun dan dapat dipilih kembali untuk jabatan yang
sama maksimal untuk 2 kali periode saja
2. Masa jabatan panitia kerja khusus diputuskan oleh pengurus

Pasal 14
Pengurus dan penasehat semuanya bekerja secara sosial,sukarela,atau mengabdi

Pasal 15
Yang terlibat masalah kriminal/cacat hukum tidak boleh menjadi anggota
pengurus/penasehat

Pasal 16
Bila pengurus keluar daerah, meninggal dunia, meletakkan jabatan, diberhentikan, atau
dibebastugaskan, maka kekosongannya diisi oleh anggota pengurus cadangan. Masa
jabatannya menurut masa jabatan semula sampai berakhir

Pasal 17
Persyaratan, susunan, fungsi dan wewenang, pengurus diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga.

Pasal 18

1. Untuk melaksanakan pekerjaan di luar pekerjaan rutin, Ketua Organisasi membetuk


berbagai bentuk berbagai bentuk panitia kerja khusus. Seperti panitia bakti sosial, panitia
kesenian dan olahraga, panitia pencarian dana, dan sebagainya.
2. Ketua panitia kerja khusus harus dijabat oleh anggota pengurus yang ditunjuk oleh ketua
organisasi.
3. Tugas dan masa jabatan serta batas kewenangan panitia kerja khusus diputuskan melalui
rapat pengurus.

BAB IV
Pasal 19
Penasehat
1. Penasehat adalah cendikia dan berwawasan luas, bertugas sebagai pembimbing dan
konsultan.
2. Penasehat yang diundang oleh pengurus, berhak menghadiri rapat pengurus dan
memberikan saran/ masukan yang berhubungan dengan tugas-tugas organisasi.
3. Penasehat yang diundang menghadiri rapat diperbolehkan berkonsultasi dan hak
bicara,tetapi tidak memiliki hak suara dan mengambil keputusan.

BAB V
Rapat-rapat
Pasal 20
Rapat Umum Anggota
1. Sekurang-kurangnya dalam 1(satu) tahun diadakan satu kali rapat umum anggota.
2. Sebelum masa jabatan pengurus berakhir, maka atas nama bersama ketua dan sekretaris
mengadakan Rapat Umum Anggota.
3. Surat pemberitahuan Rapat Umum Anggota sudah harus disampaikan pada semua
anggota satu minggu sebelumnya dan mencantumkan agenda rapat.
4. Pengurus(ketua) mengambil keputusan melalui Rapat Umum Anggota dan atas nama
ketua bersama sekertaris menetapkan ketua dan sekertaris masa transisi.
5. Rapat Umum Anggota dipimpin oleh ketua pengurus transisi, memilih ketua dan
sekertaris baru

6. Rapat Umum Anggota baru dianggap sah apabila dihadiri lebih dari 50%(lima puluh
persen) jumlah anggota
7. Bila tidak mencapai quorum, rapat ditunda dan diadakan sesuai waktu yang disepakati.
Bila masih juga belum mencapai quorum, rapat dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan melebihi separuh dari jumlah yang hadir. Semua keputusan rapat dianggap
sah adanya.
8. Ketua dan sekretaris yang baru terpilih diberi waktu 5 (lima) hari setelah rapat umum
anggota, untuk memilih atau menunjuk anggota-anggota pengurus yang baru dan
mengadakan rapat untuk mengambil tugas dan jabatan.
9. Dalam satu minggu setelah pengurus baru terbentuk, maka diadakan upacara pelantikan
dan serah terima dari pengurus yang lama kepada pengurus yang baru.
10. Berhubung karena situasi atau alasan khusus (luar biasa) maka jadwal menyelenggarakan
Rapat Umum Anggota dapat ditunda, namun tidak boleh melebihi 3 (tiga) bulan dan
dalam masa tersebut pengurus tidak dibenarkan mengambil keputusan atau kebijaksanaan
yang bersifat penting, kecuali hanya melaksanakan tugas-tugas biasa secara rutin saja.

Pasal 21
Rapat Umum Anggota selain menggunakan pemungutan suara untuk memilih ketua dan
sekretaris juga dipergunakan cara musyawarah untuk mufakat.

Pasal 22
Rapat Umum Anggota mempunyai kewenangan untuk;
1. Menyusun dan / atau merubah serta menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga
2. Mmeilih dan menetapkan pengurus sesuai dengan Tata Tertib Rapat Umum Anggota
3. Mnegevaluasi laporan pertanggungjawaban pengurus

Pasal 23
Rapat Pengurus
1. Rapat pengurus ditentukan setiap 1 (satu) bulan sekali

2. Untuk sesuatu hal yang amat perlu dan mendesak, maka ketua pengurus atau atas nama
tiga orang anggota pengurus yang mengajukan permintaan kepada ketua, dibolehkan
untuk menyelenggarakan rapat pengurus luar biasa
3. Surat pemberitahuan Rakyat Pengurus, sudah harus disampaikan 3 (tiga) hari sebelumnya
kepada semua anggota pengurus serta melampirkan agenda rapat
4. Rapat pengurus baru dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari 50% (lima puluh
persen) anggota pengurus

Pasal 24
Rapat Panitia Kerja Khusus
Rapat panitia kerja khusus diadakan dan dipimpin oleh ketua panitia. Notulan rapat panitia
kerja khusus harus disampaikan kepada ketua organisasi untuk disimpan sebagai data
laporan.

Bab VI
Kekayaan
Pasal 25
Kekayaan organisasi meliputi barang bergerak dan tidak bergerak yang diperoleh dari:
1. Iuran anggota
2. Sumbangan yang tidak mengikat
3. Hasil usaha yang tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku

Pasal 26
1. Pemasukan dan pengeluaran keuangan organisasi hanya untuk kepentingan kegiatan
organisasi dan harus dibukukan serta dipertanggungjawabkan dalam Rapat Umum Anggota
2. Bendahara wajib menyerahkan pertanggungjawaban dan pembukuan keuangan kepada
ketua
3. Ketua wajib melaporkan pada Rapat Umum Anggota

Bab VII

Pembubaran Organisasi
Pasal 27
1. Organisasi tidak akan dibubarkan kecuali ada kendala diluar kemampuan
2. Keputusan pembubaran diambil melalui Rapat Umum Anggota yang diadakan khusus
untuk keperluan tersebut
3. Quorum untuk membubarkan organisasi adalah Rapat Umum Anggota yang dihadiri
paling sedikit 50% (lima puluh persen) jumlah anggota dan dengan persetujuan tertulis
paling sedikit 50% (lima puluh persen) anggota yang hadir menyatakan persetujuannya

Pasal 28
Bilamana atas perintah pihak pemerintah harus dibubarkan maka pembubarannya tidak perlu
melalui agenda pemungutan suara Rapat Umum Anggota

Pasal 29
Apabila harus dibubarkan, maka kekayaan yayasan dihibahkan kepada badan-badan sosial
atau vihara yang ditentukan melalui keputusan Rapat Umum Anggota

Bab VIII
Anggaran Rumah Tangga
Pasal 30
Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Anggaran Dasar

Bab IX
Penutup
Pasal 31
Bilamana Anggaran Dasar ini perlu dilakukan perubahan, maka harus melalui persetujuan
dalam Rapat Umum Anggota

Anda mungkin juga menyukai