Anda di halaman 1dari 110

PEMBUATAN BLUSH ON DARI BUAH NAGA

SKRIPSI
Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan, S1

oleh
Ifa Nurhayati NIM 5402411014

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

i
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi ini hasil karya sendiri dan tidak menjiplak

(plagiat) karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya maupun sebagaian. Bagian

di dalam tulisan ini yang merupakan kutipan dari karya ahli atau orang lain,

telah diberi penjelasan sumbernya sesuai dengan tata cara pengutipan.

Apabila pernyataan saya tidak benar saya bersedia menerima sangsi

akademik dari Universitas Negeri Semarang dan sangsi hukum sesuai yang

berlaku di wilayah negara Republik Indonesia.

Semarang, 2016

Ifa Nurhayati
5402411014

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Ifa Nurhayati

NIM : 5402411014

Program Studi : Pendidikan Tata Kecantikan

Judul Skripsi : PEMBUATAN BLUSH ON DARI BUAH NAGA

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan FT. UNNES

Semarang,
Pembimbing,

Dr. Trisnani Widowati, M.Si


NIP. 196202271986012001

iii
PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Pembuatan Blush on dari Buah Naga

disusun oleh: Ifa Nurhayati

5402411014

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang pada tanggal.........................................

Panitia:
Ketua Sekretaris

Dra. Wahyuningsih, M. Pd Ade Novi Nurul Ihsani, S. Pd. M, Pd


NIP. 196008081986012001 NIP. 198211092008012005

Penguji I Penguji II

Dra. Hj. Erna Setyowati, M.Si Maria Krisnawati, S. Pd. M. Pd


NIP. 19610423986012001 NIP. 198003262005012002

Pembimbing

Dr. Trisnani Widowati, M.Si


NIP. 196202271986012001

Mengetahui, Dekan
Fakultas Teknik

Dr. Nur Qudus, M. T


NIP. 196911301994031001

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh sungguh urusan

urusan yang lain (Al Insyirah: 6-7).

2. To be beautiful means to be yourself. You dont need to be acceptted by

others. You need to accept yourself. (peneliti)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Bapak dan ibu tercinta atas dukungan

semangat, motivasi dan doa disetiap

langkahku.

2. Sahabat- sahabatku, yang selalu ada

untuk memberi bantuan, dukungan dan

motivasinya .

3. Teman teman seperjuangan pendidikan

tata kecantikan 2011, untuk semangat

dan kerjasamanya.

v
ABSTRAK
Ifa Nurhayati. 2015. Pembuatan Blush on dari Buah Naga. Skripsi, Jurusan
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang. Skripsi Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Tata Kecantikan
S1. Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing Trisnani Widowati, M.Si

Buah naga yang memiliki daging berwarna merah menjadikan peneliti


tertarik untuk membuat pewarna alami dari bahan tradisional pada kosmetik blush
on. Karena unsur kimia yang terkandung di dalam produk- produk kecantikan
dipasaran sangat berbahaya bagi kesehatan kulit, salah satu zat berbahaya adalah
zat pewarna kimia dari rhodamin b ( merah k.10) dan merah k, untuk itu peneliti
membuat bahan pewarna pengganti dari bahan pewarna alami yaitu dari ekstrak
daging buah naga. Tujuan Penelitian ini adalah: 1) Mengetahui bagaimana proses
pembuatan blush on dari buah naga; 2) Mengetahui kelayakan produk blush on
dari ekstrak buah naga dalam bentuk cream, compact, powder.
Metode pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Dengan desain
eksperimen menggunakan Quasi Eksperimental, bentuk rancangan Time Series
Desaign. Obyek dalam penelitian ini adalah daging buah naga yang di ekstrak
menjadi pewarna alami pembuatan blus on bentuk cream, compact dan powder.
Subyek dalam penelitian ini adalah 13 mahasiswa yang mempunyai 5 warna kulit
putih, 4 warna kulit sawo matang, dan 4 warna kulit coklat. Instrumen pada
penelitian ini diukur menggunakan angket, angket digunakan untuk
mengumpulkan data uji kesukaan dan uji indrawi.
Hasil uji inderawi dan uji kesukaan oleh 9 panelis terlatih (beauticiant) dan
9 panelis tidak terlatih (model), serta uji laboratorium dapat diketahui bahwa
sampel blush on bentuk compact memiliki kualitas paling tinggi dibandingkan
kedua sampel lain. Sampel blush on bentuk compact memiliki kandungan
antosianin paling tinggi sebesar 18.2749 ppm dengan penambahan ekstrak daging
buah naga 150 ml. Eksperimen ini tidak memiliki efek samping yang merugikan
akibat bahan alami yang digunakan dalam jangka pendek dan juga dalam jangka
panjang. Eksperimen ini menggunakan pewarna alami dari daging buah naga
sebagai pengganti pewarna kimia pembuatan blush on. Blush on compact sangat
disukai dengan persentase 65,63%, karena kemudahan dalam pemakaiannya lebih
mudah, warna pada saat diaplikasikan lebih jelas dan tekstur pada produk lebih
halus.
Simpulan penelitian pada proses pembuatan ketiga produk blush on sama
akan tetapi ada beberapa perbedaan dalam hal pengeringan, untuk prodak blush on
cream proses pembuatan hanya sampai pencampuran dan pengemasan, sedangkan
produk blush on compact melewati tahapan pengeringan menggunakan matahari
selama dua hari dan produk blush on powder melewati tahapan pengeringan
menggunakan matahari selama dua hari daan penghalusan menggunakan ayakan
100 mess sampai bahan benar- benar lembut, kemudian ketiga produk bisa
dikemas sesuai wadah yang sudah disediakan. Uji kelayakan produk blush on
dapat dilihat dari uji indrawi, kesukaan dan laboratorium yang memiliki kualitas
produk paling tinggi adalah sampel blush on dalam bentuk compact. Blush on
bentuk compact memiliki kandungan antosianin dari ekstrak daging buah naga
vi
paling tinggi diantara ketiga sampel, sedangkan penambahan ekstrak daging buah
naga sebesar 150 ml. Tingkat kesukaan panelis terlatih (beauticiant) dan panelis
tidak terlatih menjelaskan bahwa blush on bentuk compact sangat disukai oleh
masyarakat.
Saran yang dapat diberikan peneliti adalah untuk penelitian berikutnya proses
penguapan ekstrak buah naga dengan cara pemanasan, pada saat proses
pemanasannya lebih lama dengan suhu kecil dan stabil 600C 700C dan
penambahan ekstrak buah naga yang lebih banyak disarankan diimbangi dengan
bahan bahan lainnya yang takarannya setara
Kata Kunci : Blush on, Buah Naga

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:

Pembuatan Blush On dari Buah Naga. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi S-1 Pendidikan

Tata Kecantikan di Universitas Negeri Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti memperoleh bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin

dan kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri

Semarang yang telah memberi petunjuk dan saran kepada peneliti untuk

menyelesaikan skripsi ini.

3. Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan teramat sabar,

arahan, dan saran kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini.

4. Responden yang telah membantu melengkapi data untuk penyusunan skripsi.

5. Dosen penguji yang telah memberikan bimbingan dan masukan- masukan

berharga untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman teman satu jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga angkatan

tahun 2011 yang ikut membantu penelitian ini, khususnya teman- teman

mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan angkatan 2011.

viii
Semoga bantuan yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan imbalan

dari Allah Yang Maha Pengasih. Peneliti menyadari bahwa masih terdapat

kekurangan dalam penelitian skripsi ini dan harapan peneliti semoga penelitian

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua.

Semarang 2015

Peneliti

ix
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................. i
PERNYATAAN........................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................. iii
PENGESAHAN ........................................................................................ iv
MOTTO dan PERSEMBAHAN ............................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI....................................................................................... ...... x
DAFTAR TABEL................................................................................... .. xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................... 4
1.3 Batasan Masalah ................................................................ 4
1.4 Rumusan Masalah ............................................................. 4
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................... 5
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................. 5
1.7 Penegasan Istilah............................................................... 5
1.8 Sistematika Skripsi ............................................................ 7

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 10


2.1 Kosmetik............................................................................ 10
2.2 Blush on ............................................................................. 15
2.3.1. Pengertian Blush on ............................................... 15
2.3.2. Macam- macam Blush on....................... ............... 15
2.3.3. Syarat menggunakan Blush on ....................... ...... 16

x
2.3 Buah naga .......................................................................... 19
2.4.1 Pengertian Buah naga ............................................... 19
2.4.2 Manfaat dan kandungan buah naga ......................... 19
2.4.3 jenis- jenis buah naga ............................................... 21
2.4 Perencanaan pembuatan blush on ..................................... 24
2.5.1 Proses pemilihan buah naga .................................... 26
2.5.2 Proses ektrak buah naga .......................................... 27
2.5.3 Proses pembuatan blush on ...................................... 29
2.5 Kerangka fikir.................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 33


3.1 Jenis dan Desain penelitian ............................................... 33
3.1.1 Jenis penelitian....................................................... 34
3.1.2 Desain eksperimen................................................. 34
3.2 Prosedur Pelaksanaan Eksperimen ................................... 37
3.2.1 Tempat dan Waktu................................................. 37
3.2.2 Alat dan Bahan ..................................................... 37
3.2.3 Tahapan Pelaksanaan Ekperimen ......................... 38
3.3 Variabel Penelitian ............................................................ 43
3.2.2 Variabel bebas ........................................................ 43
3.2.2 Variabel terikat ....................................................... 43
3.4 Metode Penentuan Obyek Penelitian................................. 43
3.4.1 Tempat penelitian ................................................. 43
3.4.2 Obyek penelitian .................................................... 43
3.4.3 Subyek penelitian................................................... 44
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 44
3.5.1 Metode Observasi ................................................. 44
3.5.2 Metode Dokumentasi ............................................ 44
3.5.3 Metode Kuesioner ................................................ 45
3.6 Sumber Data ....................................................................... 46
3.7 Instrumen................................................... ........................ 46

xi
3.7.1 Uji indrawi ............................................................ 46
3.7.1.1 Panelis terlatih ......................................... 46
3.7.1.2 Panelis tidak Terlatih ............................... 48
3.7.2 Uji kesukaan .......................................................... 49
3.7.3 Uji laboratorium .................................................... 49
3.8 Validitas dan Reabilitas ...................................................... 49
3.9 Teknik Analisis Data .......................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 53


4.1 Hasil Penelitian.................................................................. 53
4.1.1 Hasil Uji Indrawi ..................................................... 53
4.1.2 Hasil Analisis Uji kesukaan ..................................... 59
4.1.3 Hasil Uji Laboratorium ............................................ 61
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................ 62

BAB V PENUTUP ................................................................................ 67


5.1 Simpulan............................................................................ 67
5.2 Saran .................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 69


LAMPIRAN .............................................................................................. 71

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan nutrisi buah naga............................................................. 20


2. Alat- alat pembuatan blush on ........................................................... 29
3. Bahan pembuatan blush on ................................................................ 29
4. Proses pembuatan blush on cream, compact, dan powder................. 30
5. Interval skor panelis terlatih .............................................................. 47
6. Interval skor panelis tidak terlatih ..................................................... 48
7. Tabel interval persentase dan kriteria uji kesukaan ........................... 52
8. Rerata skor ......................................................................................... 52
9. Hasil Penilaian Uji Inderawi Panelis Terlatih .................................... 54
10. Hasil Penilaian Uji Inderawi Panetis Tidak Terlatih ......................... 57
11. Hasil Penilaian Uji kesukaan Panelis Terlatih ................................... 59
12. Hasil Penilaian Uji kesukaan Panelis Tidak Terlatih ......................... 60
13. Kandungan Antosianin sampel Blush on ........................................... 61

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Buah Naga Putih ................................................................................ 21


2. Buah Naga Merah .............................................................................. 22
3. Buah Naga Kuning............................................................................. 22
4. Buah Naga Super Red ........................................................................ 23
5. Proses Ekstraksi ................................................................................. 28
6. Proses Ekstraksi ................................................................................. 28

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian Uji Indrawi untuk Panelis Terlatih................... 72


2. Instrumen Penelitian Uji Indrawi untuk Panelis Tidak Terlatih ........ 74
3. Instrumen Penelitian Uji Kesukaan untuk Panelis Terlatih ............... 76
4. Instrumen Penelitian Uji Kesukaan untuk Panelis TidakTerlatih ...... 78
5. Hasil Uji Indrawi Panelis Terlatih dan Panelis tidak Terlatih .......... 80
6. Hasil Uji Indrawi Panelis Terlatih dan Panelis tidak Terlatih .......... 81
7. SK Pembimbing Skripsi..................................................................... 82
8. Surat Permohonan Panelis ................................................................. 83
9. Surat Keterangan Validitas ................................................................ 84
10. Surat Keterangan Validitas ................................................................ 85
11. Surat Ijin Penelitian............................................................................ 86
12. Daftar Hadir Penelitian ..................................................................... 87
13. Hasil Uji Lab Antosianin ................................................................... 89
14. Dokumentasi ...................................................................................... 90

xv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia mempunyai sumber kekayaan alam yang sangat

melimpah untuk dimanfaatkan dan berguna bagi kehidupan manusia, jika digali

lebih dalam lagi maka masih banyak manfaat-manfaat yang ada di dalamnya,

salah satu contoh manfaat dari buah naga. Buah- buahan yang di ketahui akan

warnanya yang merah adalah buah naga atau sering disebut dengan dragon fruit

yaitu buah berbentuk unik yang mempunyai kulit seperti sisik naga yang

bertaburan biji-biji hitam didalamnya. Buah naga mempunyai beberapa jenis salah

satunya adalah buah naga merah. Warna merah yang terkandung dalam buah naga

tersebut menjadikan peneliti tertarik untuk dijadikan bahan pewarna dalam

pembuatan blush on.

Blush on adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi

dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan kesan segar dalam tata rias

wajah. Blush on (rouge) digunakan dengan tujuan untuk mengoreksi wajah

sehingga wajah tampak lebih cantik, lebih segar dan berdimensi

(Kusantati,dkk,2008:126). Blush on memiliki beberapa bentuk diantaranya cair,

cream, padat/ cake dan powder (Astati, 1996:10). Blush on tersedia dalam

berbagai pilihan warna, yaitu merah, jingga, pink dan juga kecoklatan (Kusantati,

dkk, 2008:127). Namun setelah melihat produk di pasaran warna blush on

memiliki lebih banyak lagi pilihan warna. Produk blush on yang berada di pasaran

menawarkan berbagai macam blush on yang menggunakan bahan pewarna kimia.

1
2

Selain bahan kimia, bahan yang digunakan untuk warna blush on bisa

menggunakan bahan dari alam.

Dalam bidang formulasi kosmetik, zat warna yang di campur kedalam

racikan pembuatan kosmetik adalah pewarna dari bahan kimia dan pewarna dari

alam. Zat Warna adalah zat atau campuran zat yang dapat digunakan pada

sediaan kosmetik untuk mewarnai sediaan. Zat pewarna alam adalah zat warna

yang diperoleh dari alam seperti binatang, mineral mineral dan tumbuhan baik

secara langsung maupun tidak langsung (Adhi, 2006:33). Unsur kimia yang

terkandung di dalam produk- produk kecantikan sangat berbahaya bagi kesehatan

kulit. Bahaya yang ditimbulkan sangat beragam seperti jerawat, flek hitam dan

masih banyak lagi penyakit kulit yang ditimbulkan dari kandungan kimia dari

kosmetik- kosmetik dipasaran. Berdasarkan hasil investigasi dan pengujian

laboratorium oleh Badan POM RI pada tahun 2007 terhadap kosmetik yang

beredar ditemukan 27 merek kosmetik yang mengandung bahan berbahaya dan

dilarang digunakan dalam kosmetik sebagai zat warna seperti rhodamin B ( merah

K.10) dan merah K.3 (Badan POM RI, 2007:1). Kesadaran masyarakat akan

bahaya produk kosmetik berbahan kimia membuat mereka cenderung memilih

produk berasal dari bahan- bahan alami yang lebih aman untuk kulit. Bahan alami

bisa berupa pewarna alami dari alam, bahan alami atau bahan pewarna alami

untuk blush on bisa diambil dari tumbuh- tumbuhan atau buah- buahan. Hal

tersebut mengakibatkan dibutuhkannya suatu produk kosmetik blush on yang

aman dan mempunyai manfaat yang sesuai dengan penggunaannya.


3

Blush on diciptakan dari warna- warna yang menarik dan tentu saja

memakai zat pewarna. Hanya saja memberi pengaruh negatif pada kulit muka,

terutama pipi, yakni diawali dengan gatal- gatal lalu memerah dan bahkan kulit

mengelupas (Rostamailis,2005: 76). Untuk itu tidak semua zat kimia dari pewarna

blush on bisa digunakan disemua jenis kulit, karena setiap orang memiliki jenis

kulit yang berbeda- beda. Menurut Lidya (2014:25) dalam jurnal penelitian yang

berjudul ekstrasi pigmen antosinin dari kulit buah naga mengatakan Bahwa

Ekstrasi pigmen antosianin dari kulit buah naga dapat dijadikan sebagai alternatif

pengganti pewarna sintetis. Buah naga digunakan untuk pewarna makanan selain

itu juga dapat digunakan sebagai pewarna kain seperti hasil penelitian dari Hera

(2014:1)dalam abstrak penelitiannya berjudul Ekstraksi dan Uji Kestabilan

Pigmen Betasianin dalam Kulit Buah Naga mengatakan Ekstrak kulit buah naga

yang diperoleh stabil terhadap pemanasan dan paparan sinar matahari serta dapat

diaplikasikan terhadap kain. Pigmen betasianin menimbulkan warna yang dapat

menempel pada kain dengan baik. Pada beberapa penelitian terdahulu, peneliti

menggunakan kulit buah naga sebagai pewarna alami, maka dari itu penulis

mencoba hal baru yaitu mengekstrak menggunakan daging dari buah naga bukan

dari kulit buah naga untuk mendapatkan warna alami sebagai pewarna dalam

pembuatan blush on.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan memanfaatkan daging buah naga sebagai pewarna alami blush

on dengan judul Pembuatan Blush On dari Buah Naga


4

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pembahasan latar belakang dapat diidentifikasi beberapa

masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Penggunaan bahan kimia pewarna dalam pembuatan blush on yang

berbahaya mengandung rhodamin B ( merah K.10) dan merah K.3 .

2. Buah naga super red menjadi bahan untuk pewarna alami blush on.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian, peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti untuk

menghindari kesalahpahaman terhadap konsep dalam penelitian ini yaitu :

1. Pada penelitian ini, dikhususkan pada Mahasiswa UNNES yang memiliki

warna kulit putih, kuning langsat, dan coklat.

2. Buah naga yang digunakan jenis super red yang memiliki daging berwarna

merah dan masih segar.

3. Expert judgement dari mahasiswa pendidikan kecantikan angkatan 2011.

4. Blush on dibuat dalam bentuk compact, powder, dan cream.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana validitas proses pembuatan blush on dari buah naga super red

dalam bentuk cream,compact,dan powder ?

2. Bagaimana kelayakan produk blush on dari ekstrak buah naga dalam

bentuk cream, compact, powder ?


5

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian untuk mengetahui :

1. Proses pembuatan blush on dari buah naga super red dalam bentuk

cream,compact,dan powder.

2. Kelayakan produk blush on dari ekstrak buah naga dalam bentuk cream,

compact, powder.

1.6 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi

perorangan/ institusi sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta memberikan pengalaman dan pengetahuan yang lebih

mendalam terutama pada pembuatan blush on dari buah naga.

2. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca untuk menambah

wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi mengenai penelitian yang

berkaitan dengan pembuatan blush on dari buah naga dan kegunaan buah

naga sebagai pewarna alami dalam pembuatan blush on.

1.7 Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap konsep yang dibahas dalam

penelitian ini, berikut penelitian jelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan

judul penelitian yang penulis ajukan, antara lain:


6

1. Pembuatan

Pembuatan berasal dari kata buat yang mendapat awalan pe dan akhiran

an. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:168) buat merupakan

kata kerja yang berarti : kerjakan, bikin sedangkan pembuatan juga merupakan

kata kerja yang berarti proses pembuatan, cara membuat. Pembuatan yang

dimaksud dalam skripsi ini adalah proses atau cara membuat suatu produk

melalui percobaan.

2. Blush On

Blush on/ blush on atau rouge adalah sediaan kosmetik yang digunakan

untuk mewarnai pipi dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan kesan

segar dalam tata rias wajah. Blush on memiliki beberapa bentuk diantaranya cair,

cream, padat/ cake dan powder (Astati, 1996:10). Blush on tersedia dalam

berbagai pilihan warna, yaitu merah, jingga, pink dan juga kecoklatan (Kusantati,

dkk, 2008:127).

Blush on dapat langsung digunakan dengan cara melekatkan pada kulit pipi,

tetapi lebih baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik sebelum atau sesudah

menggunakan bedak. Blush on bisa dipakai menggunakan kuas, spon ataupun

tangan tergantung bentuk dari blush on, Sama dengan memilih foundation atau

bedak, pada dasarnya, memilih beragam produk make-up juga harus disesuaikan

dengan jenis kulit dan warna kulit. Seperti blush on, tidak bisa dipakai sembarang

warna karena penampilannya kurang cantik bila asal dalam mengaplikasikannya.

Blush on sendiri, fungsinya adalah memberikan aksen tirus dan lebih segar pada

wajah. Menonjolkan bagian tulang pipi, sehingga dapat mengoreksi wajah agar
7

tidak terlalu bulat. Di sisi lain, mereka yang berwajah terlalu tirus, blush on juga

dapat menyamarkan dan memberi volume pada pipi. Blush on pada penelitian ini

pembuatannya menggunakan pewarna alami yang akan dibuat dalam bentuk

cream, compact, dan powder. Pewarna alami diambil dari buah naga super red

dan hasil dari bluh on tersebut diharapkan bewarna pink cenderung kemerah

merahan.

3. Buah Naga

Buah naga sering juga disebut dengan berbagai nama yaitu pir strawberry,

buah kaktus, kaktus orchid, kaktus manis dan kaktus madu. (Ramadhani,2013:42).

Buah naga memiliki beberapa jenis salah satunya buah naga merah, warna merah

pada buah naga bisa menjadi bahan alami untuk pewarna makanan. Hylocereus

costaricensis, buah naga dengan warna daging super merah. Sepintas, buah naga

jenis ini mirip dengan buah naga berdaging merah. Namun, warna daging

buahnya lebih merah sehingga sering disebut buah naga super merah atau super

red. Ukuran buah naga ini relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan buah naga

merah. Batangnya lebih besar daripada jenis buah naga yang lain, dan akan

bewarna loreng ketika tua.(Andoko, nurrasyid,2012:18)

1.6. Sistematika Skripsi

Sistematika skripsi disusun dengan tiga bagian, bagian awal, bagian

isi dan bagian terakhir.


8

1.6.1 Bagian awal berisi : halaman judul, pernyataan, persetujuan pembimbing,

pengesahan, halaman motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar,

daftar isi, daftar tabel serta daftar lampiran, daftar gambar. Bagian ini

berfungsi untuk memudahkan membaca dan memahami skripsi.

1.6.2 Bagian isi terdiri dari 5 bab yaitu :

1.6.2.1 BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi : latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,

sistematika skripsi. Pendahuluan berfungsi untuk membaca memahami

gambaran permasalahan yang akan dibahas.

1.6.2.2 BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori - teori yang mendasari skripsi, terdiri

dari: kecantikan, kosmetik, blush on, buah naga, perencanaan pembuatan

blush on, kerangka fikir.

1.6.2.3 BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang prosedur rancangan penelitian, metode

penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel, variabel penelitian,

metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Metode analisis data

digunakan untuk menganalisis data dan menguji kebenaran hipotesis.

1.6.2.4 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian, analisis data, beserta

pembahasannya.
9

1.6.2.5 BAB 5 PENUTUP

Bab ini berisi rangkuman hasil penelitian yang ditarik dari analisis

data, hipotesis dan pembahasan. Sasaran berisi tentang perbaikan atau

masukan dari peneliti untuk perbaikan yang berkaitan dengan penelitian.

1.6.3 Bagian akhir skripsi berisi : daftar pustaka dan lampiran.

1.6.3.1 Daftar pustaka berisi : referensi yang berkaitan dengan penelitian

dalam skripsi.

1.6.3.2 Lampiran berisi : kelengkapan kelengkapan skripsi dan

perhitungan analisi data.


BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kosmetik

Kosmetika sudah dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu, dan

baru abad ke 19 mendapat perhatian khusus, yaitu selain untuk kecantikan juga

mempunyai fungsi untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta

industrinya baru di mulai secara besar-besaran pada abad ke 20 dan kosmetik

menjadi salah satu bagian dari dunia usaha.

Dewasa ini, teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan

antara kosmetik dan obat (pharmacuetical) atau dikenal dengan istilah kosmetik

medik (cosmeceuticals) (Kusantati,dkk,2008:105).

Istilah kosmetika berasal dari kata Yunani yakni Kosmetikos yang


berarti Keahlian dalam menghias, itu pula sebabnya mungkin angkasa
dinamakan cosmos, karena berhiasan bintang-bintang (Rostamailis,
2005:8). Menurut Retno dan Fatma (2007:6) kosmetik adalah sediaan
atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan
rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah
penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki
bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan
suatu penyakit .
Sesuai dengan hal diatas bahwa antara definisi kosmetik dengan definisi
obat berbeda. Kosmetik tidak termasuk golongan obat, namun dalam
berberapa hal keduanya saling berkaitan, baik tujuannya, kegunaannya,
maupun manfaatnya. Misalnya menyegarkan, memperindah, dan
sebagainya, secara keseluruhan dari kulit tubuh, rambut, dan sebagainya,
sehingga seseorang bisa tampil dengan penuh percaya diri (Rostamailis,
2005:9).
Secara umum baik teori maupun praktik tujuan kosmetik adalah untuk

memelihara dan merawat kecantikan kulit dengan kontinu/teratur (Rostamailis,

2005:9).

10
11

Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk


kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up,
meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan
rambut dari kerusakan sinar UV, polusi dan faktor lingkungan yang lain,
mencegah penuaan, dan secara umum, membantu seseorang lebih
menikmati dan menghargai hidup (Retno dan Fatma, 2007 : 7).

Sehubungan dengan itu, maka tujuan dari penggunaan kosmetik dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

Melindungi kulit dari pengaruh- pengaruh luar yang merusak misalnya


sinar matahari, perubahan cuaca, dan sebagainya.
Mencegah lapisan terluar kulit dari kekeringan.
Mencegah kulit cepat kering dan berkeriput, karena kosmetik menembus
ke bawah lapisan luar dan memasukkan bahan- bahan aktif ke lapisan-
lapisan yang terdapat lebih dalam.
Melekat di atas permukaan kulit untuk mengubah warna atau rona daerah
kulit tertentu.
Memperbaiki kondisi kulit
Mengubah rupa/ penampilan ( Rostamailis, 2005:9-10)

Bahan- bahan yang terkandung dalam kosmetik mempunyai fungsi yang

berbeda- beda yaitu sebagai Pelarut, Emulgator, Pengawet, Pelekat, Pengencang,

Penyerap dan Antiseptik. Sehubungan dari fungsi- fungsi tersebut dapat

diketahui manfaat kosmetik antara lain : Membersihkan kulit tubuh atau kepala,

Mencegah timbulnya keriput, Mencegah kulit- kulit yang kendor, menyuburkan

rambut, menghindari beberapa gangguan kulit dari luar maupun dalam,

menghaluskan kulit, mempercantik seseorang, merub ah penampilan seseorang (

Rostamailis, 2005:10-12).

A. Penggolongan Menurut Sifat dan Cara Pembuatan

1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern

(termasuk didalamnya cosmedic). Sedangkan menurut Rostamailis

(2005:15) kosmetik modern adalah kosmetik yang diproduksi secara pabrik


12

(laboratorium) dimana bahan- bahannya telah dicampur dengan zat- zat

kimia untuk mengawetkan kosmetik tersebut. Hal ini jelas akan lebih tahann

lama dan tidak cepat rusak. Selain itu dikenal kosmetik khusus yaitu

Kosmedik dan kosmetik hypoalrgenik, kosmedik merupakan kosmetika

yang mengandung bahan-bahan aktif tertentu dengan tujuan untuk

pengobatan. Contoh anti jerawat, anti gatal, anti ketombe. Kosmetik

hypoalrgenik merupakan jenis kosmetik yang tidak mengandung zat-zat

yang mengakibatkan iritasi, alergi dan sensitasi (Widowati,2009:30).

Berkaitan dengan hal di atas bahwa kosmetika modern tersebut jelas


mempergunakan beberapa unsur kimia ataupun zat warna dan zat
pengawet. Hal ini tentu bertujuan agar kosmetika itu tahan lama, praktis
pemakaian, penyimpanan dan pemeliharaannya. Karena itu, bila akan
menggunakan kosmetika tersebut, kita perlu hati-hati dan memahami
sifat dari masing-masing kosmetika tersebut (Rostamailis, dkk,
2009:87).

2. Kosmetika tradisional adalah yang dapat dibuat sendiri, langsung dari

bahan-bahan yang segar atau bahan-bahan yang telah dikeringkan, buah-

buahan atau tanaman yang ada disekitar kita. Kosmetika ini diolah menurut

resep dan cara pengolahan yang turun temurun dari nenek moyang. pada

hakikatnya dibedakan antara kosmetik tradisional murni dan kosmetik semi

tradisional (Rostamailis,dkk, 2009:67).

a. Tradisional murni adalah bahan atau sediaan yang benar- benar dari bahan

misalnya mangir, lulur, pembuatan bedak dingin dari beras, pembuatan

pewarna alami dari kunyit dan daun suji, pembuatan aroma alami dari bunga

melati dan masih banyak lagi yang dibuat dari bahan alam dan diolah

menurut resep yang turun-temurun (Retno dan Fatma, 2007 :7).


13

b. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar

tahan lama. Contohnya pembuatan minyak kemiri yang diberi pengawet

natrium benzoat sebagai bahan kimianya (Retno dan Fatma, 2007 : 7).

c. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar

tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional (Retno

dan Fatma, 2007 : 7).

B. Penggolongan Menurut Penggunaanya Pada Kulit


1. Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics). Jenis ini perlu untuk
merawat kebersihan dan kesehatan kulit, termasuk didalamnya:
a. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing
cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener).
b. Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya
moisturizring cream, night cream, anti wrinkle cream.
c. Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen foundation, sun block
cream/lotion.
d. Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling),
misalnya scrub cream yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi
sebagai pengampelas (abrasiver) (Retno dan Fatma, 2007 : 7).

2. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)

Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga

menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek

psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confidence). Dalam

kosmetik riasan, peran zat warna dan zat pewangi sangat besar (Retno

dan Fatma, 2007 : 7). Persyaratat untuk kosmetik dekoratif yaitu Warna

yang menarik, bau harum yang menyenangkan, tidak lengket, tidak

menyebabkan kulit tampak berkilau, tidak merusak atau mengganggu

kulit.

Pembagian kosmetik dekoratif dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu


Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan
pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstik, blush on, eye shadow,
14

dan lain-lain.Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya


dalam waktu lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat
rambut, dan pengeriting rambut (Retno dan Fatma, 2007:90).

Produk kosmetik sangat diperlukan oleh manusia, baik laki-laki maupun

perempuan, sejak lahir hingga saat meninggal dunia. Produk-produk itu dipakai

secara berulang setiap hari dan di seluruh tubuh, mulai dari rambut sampai ujung

kaki, sehingga diperlukan persyaratan aman untuk dipakai.

Karakteristik mutu kosmetik mencapai kepuasan konsumen yang terdiri


dari design, manufaktur, sales. Persyaratan kualitas dasar meliputi safety,
stability, efficacy, usability (pri-adi, 2013:4).
a. Safety : tidak ada iritasi kulit, sensitivitas kulit, toksisitas oral,
bercampur dengan bahan lain, tidak berbahaya.
b. Stability : stabil terhadap perubahan mutu, warna, bau, kontaminasi
bakteri.
c. Efficacy : efek melembabkan, melindungi terhadap uv, membersihkan,
mewarnai.
d. Usability : feeling (sensibility, moisturizing, smoothness), kemudahan
menggunakan (bentuk, ukuran, bobot, komposisi, penampilan,
portability), preference (bau, warna, design).

Tujuan dari penggunaan kosmetik pada masyarakat modern salah satunya

adalah meningkatkan daya tarik melalui make-up, make-up membuat wanita

terlihat lebih cantik dan segar. make- up atau merias wajah bertujuan untuk

mempercantik diri pada umumnya, khususnya wajah, agar kelihatan segar, sehat

dan cantik (Astati, 1996: 4). Kegiatan berias wajah membutuhkan beberapa

kosmetik diantranya Pelembab, bedak dasar (fondation), bedak (powder), blush

on (Rouge/ blush On), pembayang mata (eye shadow), pensil alis (eye brow

pencil), penyipat mata ( eye liner), cat bulu mata ( maskara), perona bibir

(lipstik). Salah satu kosmetik make-up adalah blush on, blush on memberikan

kesan segar yang dioleskan pada pipi.


15

2.3. Blush On

2.3.1. Pengertian Blush on

Blush on adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi

dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tatarias

wajah. Blush on atau blush on diaplikasikan untuk memberi warna dan memberi

kesan hangat pada wajah (Permatasari, 2012: 37). Dengan demikian penggunaan

blush on berpengaruh terhadap hasil rias wajah seseorang. Blush on dapat

langsung digunakan dengan cara melekatkan pada kulit pipi, tetapi lebih baik

digunakan sebelum atau sesudah menggunakan bedak. Penggunaan blush on

tergantung macam- macam blush on, karena setiap blush on memiliki cara

pengaplikasian yang berbeda- beda. Untuk itu, sebelum pemakaian harus

mengetahui macam- macam blush on.

2.3.2. Macam- macam Blush on

Blush on (rouge) digunakan dengan tujuan untuk mengoreksi wajah,

sehingga wajah tampak lebih cantik, lebih segar dan berdimensi. Blush on

tersedia dalam bentuk loose atau compact powder, fat-based make-up, emulsi

cair atau krim, cairan jernih dan gel (Retno dan Fatma,2007:93-96).

1. Losse atau compact powder adalah bentuk blush on yang paling


sederhana, berisi pigmen dan lakes dalam bentuk kering, diencerkan
dengan bahan- bahan powder standar seperti talcum, zinc stearat, dan
magnesium karbonat. Kandungan pigmen biasanya 5-20%. Digunakan
setelah menggunakan bedak dengan cara dibaurkan pada tulang pipi yang
menonjol dengan menggunakan kuas blush on.
2. Anhydrous Cream Rouges, Dalam preparat ini , zat- zat pewarna
didispersikan atau dilarutkan dalam base fat-oit-wax. Dibandingkan
dengan powder , Anhydrous Cream Rouges dapat membentuk lapisan
yang tipis di kulit sehigga terkesan alami. Cream ini bersifat menolak air,
sehingga resiko lunturnya blush on karena berpirasi terhindar.
16

3. Menurut Kusantati, dkk (2008 126-127) menyatakan bahwa krim rouge


dapat membentuk lapisan tipis yang rata di permukaan kulit sehingga
tampak lebih alami. Krim rouge bersifat menolak air sehingga dapat
terhindar dari resiko luntur bila terkena air. Blush on berbentuk cair dan
cream digunakan setelah penggunaan alas bedak (foundation) yang
masih belum kering di kulit pipi dan sebelum bedak dengan cara
dioleskan pada tulang pipi yang menonjol menggunakan spongse. Rouge
cair atau krim emulsi sangat baik digunakan untuk memperoleh hasil
yang sangat cantik dan alami.

4. Compact

Merupakan blush on yang paling umum dikenal. Serbuk warna blush on

yang dipadatkan ini akan menghasilkan warna yang sangat nyata. Jenis

ini dapat dipakai untuk semua jenis kulit, terutama untuk yang memiliki

kulit berminyak karena akan mengurangi minyak yang ada selama

dipakai .

Dengan demikian, dari berbagai macam bentuk blush on tersebut maka

peneliti akan membuat 3 produk yaitu bentuk compact, cream, dan powder.

Ketiga bentuk tersebut akan dibuat menggunkan pewarna alami, pengaplikasian

blush on bisa menggunakan kuas blush on atau spon sesuai dengan bentuk blush

on tersebut. Pengaplikasian blush on juga harus melihat aspek- aspek tertentu,

seperti warna kulit, kesempatan make-up dan warna lipstik. Akan tetapi

penggunaan warna pada blush on bisa menggunakan warna sesui yang

diinginkan pemakai, karena selera orang tentang warna blush on berbeda- beda.

2.3.4. Syarat menggunakan Blush on

Pemilihan warna blush on sebaiknya disesuaikan dengan warna lipstick

dan nail polish (cat kuku), sehingga penampilan keseluruhan akan lebih

harmonis. Mencoba berbagai pilihan warna blush on sebenarnya bebas dan tidak
17

ada larangan. Tetapi memilih warna blush on yang sesuai dengan warna kulit

justru akan membuat riasan atau makeup terlihat makin natural. Blush on

tersedia dalam berbagai pilihan warna, yaitu merah, jingga, pink dan juga

kecoklatan.(Kusantati, dkk ,2008:127)

Blush on merupakan golongan dari kosmetik dekoratif. Dalam kosmetik

dekoratif, peran zat warna sangat besar. Sejak zaman dahulu, wanita cenderung

mewarnai pipinya, rambutnya, kukunya, alisnya, dan bulu matanya. Menurut

Retno dan Fatma (2007:91-92) Zat warna yang dipakai untuk pencampuran

kosmetik ada dua kelompok :

1. Zat Warna Alam yang Larut


Zat warna alam sekarang ini sudah jarang dipakai dalam kosmetik.
Sebelumnya dampak zat warna alam ini pada kulit lebih baik dari pada zat
warna sintetis, tetapi kekurangan zat ini kekuatan pewarnanya relatif
lemah, tak tahan cahaya, dan relatif mahal. Karena pembuatannya dari
bahan alam. Misalnya alkalain- zat warna merah yang diekstrak dari kulit
akar alkana, carmine- zat warna merah yang diperoleh dari tubuh serangga
coccus cacti yang dikeringkan, klorofil daun- daun hijau, dan masih
banyak lagi.
2. Zat Warna Sintetis yang Larut
Zat warna sintetis pertama kali disintetis dari anilin, sekarang benzene,
toluene, anthracene, dan hasil isolasi dari coal-tar yang lain sehingga
disebut dengan zat warna aniline. Sifat- sifat zat warna sintetis yang perlu
diperhatikan antara lain Tone dan intensitas harus kuat sehingga jumlah
sedikitpun sudah memberi warna, harus bisa larut dalam air,sifat yang
berhubungan dengan PH, kelekatan pada kulit atau rambut, toksisitas.

Berdasarkan penggolongan warna diatas penggunaan zat warna bisa

menggunakan zat warna alami dan zat warna sintetis. Untuk penelitian ini akan

menggunakan zat warna alam yang larut. Zat warna alam yang akan dibuat dari

bahan buah- buahan berupa buah naga yang berwarna merah.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan didalam menentukan warna

yang akan dipakai dalam pengaplikasian blush on salah satunya memilih warna
18

blush on berdasarkan warna kulit. Blush on memiliki beragam warna akan tetapi

tidak semua warna blush on cocok untuk warna kulit. Jika warna kulit wajah

cenderung putih atau kuning, pilih blush on yang bernuansa merah muda, untuk

kulit wajah berwarna sawo matang atau gelap, pilih blush on berwarna gradasi

merah jingga atau merah bata buat pemakaian sehari-hari. Bila menginginkan

warna kelihatan alami, pilih warna satu tingkat lebih cerah dari warna kulit atau

dua tingkat lebih gelap dibanding warna kulit. tapi untuk acara pesta, tidak ada

salahnya mengaplikasikan perona lebih tebal akan tetapi pemakaiannya harus

terkesan alami.

Rauge/ blush on diciptakan dengan warna- warna yang menarik, pada

dasarnya warna yang dipakai pada produk kosmetik blush on menggunakan

pewarna dari bahan kimia. Hanya saja sekali juga memberikan pengaruh negatif

pada kulit muka, terutama pipi, yaitu diawali dengan gatal- gatal lalu memerah

dan bahkan kulit mengelupas (Rostamailis, 2005:76). Oleh karena itu dampak

pemakaian zat warna alam pada kulit lebih baih dari pada zat warna sintetis.

(Retno dan Fatma, 2007:91)

Berdasarkan bahaya yang ditimbulkan pewarna dari bahan kimia, penulis

ingin membuat pewarna kosmetik blush On menggunakan bahan alami dari

buah- buahan. Buah naga yang memiliki warna merah adalah jenis buah naga

super merah yang memiliki pigmen warna merah pada daging dan juga kulitnya,

sehingga warna merah pada daging digunakan untuk pewarna alami pada blush

on.
19

2.4. Buah Naga

2.4.1. Pengertian Buah Naga

Dalam beberapa tahun, masyarakat terutama pemerhati dan penggemar

buah di Indonesia ramai memperbincangkan buah naga. Buah yang rasanya

menyegarkan tubuh, campuran antara manis, masam, dan sangat berair. Buah

naga bisa disajikan dalam bentuk jus, sari buah, manisan, selai, dan beragam

bentuk lainnya (Andoko dan Nurrasyid, 2012:2).

Daerah asal kaktus hutan yang buahnya berwarna merah dan bersisik ini

adalah Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Utara. Didaerah asalnya

tersebut buah naga atau dragon fruit ini dinamai pitahaya atau pitaya roja. Buah

naga sering juga disebut dengan berbagai nama yaitu pir strawberry, buah

kaktus, kaktus orchid, kaktus manis dan kaktus madu.pembentukan buah naga

terjadi ditandai dengan perubahan warna menjadi kehijaua- hijauan bagian

bawah bunga yang diserbuki (Ramadhani, 2013:42). Sebenarnya buah naga

masuk kedaratan Asia, yaitu Vietnam oleh orang Prancis sekitar tahun 1870

yang dibawa dari Guyana, Amerika Selatan. Di Indonesia tanaman ini banyak

ditanam di daerah Pasuruan, Jember, Mojokerto dan Jombang. (ramadhani,

2013:49-50)

Berdasarkan pengertian diatasa, buah naga memiliki nama yang

bermacam- macam sesuai daerah asalnya. Begitupun manfaat dan kandungan

buah naga bermacam- macam untuk tubuh.

2.4.2 Manfaat dan kandungan buah naga

Menurut Al Leong dari Johncola Pitaay Food R&D, organisasi yang


mengandung banyak vitamin dan mineral yang sangat membantu untuk
20

meningkatkan daya tahan dan bermanfaat bagi metabolisme tubuh


manusia. Buah naga mempunyai khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan
manusia diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, pelindung
kesehatan mulut, mencegah kanker usus, mengurangi kolestrol, pencegah
pendarahan dan mengobati keluhan keputihan (Ramadhani, 2013:51).

Selain manfaat tersebut, buah naga memiliki beberapa manfaat untuk

kecantikan diantaranya menghaluskan dan melembutkan kulit, mencegah

penuaan dini, mencegah dan mengobati jerawat, Mengatasi Kulit Terbakar

Matahari, Melindungi Kulit dari Sinar UV. Dalam bidang kecantikan, daging

buah naga bermanfaat untuk perawatan kulit, menghilangkan jerawat dan bekas

jerawat serta mencegah penuaan dini (Nadeau, 2013:2). Buah naga merupakan

buah yang mengandung anti oksidan yang tinggi. Di dalamnya terkandung

berbagai zat yang baik bagi tubuh seperti : kalsium, betakaroten, gula sederhana,

vitamin, B1, B2, B3 , vitamin C , fosfor dan lycopine. Zat-zat tersebut sangat

dibutuhkan oleh tubuh (Nadeau, 2013:1).

Tabel 2.1 Kandungan nutrisi buah naga per 100 gram daging buah
Komposisi Hylocerous Hylocerous Selenicereus
undatus polyrhizus megalanthus
Air (g) 89,4 82,5-83 85,4
Protein (g) 0,5 0,159-0,229 0,4
Lemak (g) 0,1 0,21-0,61 0,1
Serat (g) 0,3 0,7-0,9 0,5
Abu (g) 0,5 0,28 0,4
Kalsium (mg) 6 6,3-8,8 10
Fosfor (mg) 19 30,2-36,1 16
Besi (mg) 0,4 O,55-0,65 0,3
Karotine (mg) - 0,005-0,012 -
Tiamina (mg) - 0,028-0,043 -
Riboflavin (mg) - 0,043-0,045 -
Niasin (mg) 0,2 1,297-1,3 0,2
Ascobic acid (mg) 25 8-9 4
Derajat kemanisan 11-19 - -
(briks)
PH 4,7-5,1 - -
Sumber dari (Andoko dan Nurrasyid, 2012:3-4)
21

Secara keseluruhan, buah naga merah mengandung protein yang mampu

meningkatkan metabolisme tubuh dan menjaga kesehatan jantung. Seratnya

berguna untuk mencegah kanker usus dan kencing manis. Sementara itu karotin

yang terkandung didalam buah naga bermanfaat untuk kesehatan mata,

menguatkan fungsi otak, dan kekebalan tubuh ( Andoko dan Nurrasyid, 2012:3).

2.4.3. Jenis jenis buah naga

Menurut Ramadhani (2013:45) ada 4 jenis buah naga diantaranya :

1. Hylocereus undatus, memiliki ciri buah berwarna merah dengan daging

buah putih. Mempunyai batang yang berwarna hijau putih, bahu yang

tinggi dan permukaan batang lenih kasar dibandingkan dengan varietas

merah. Harganya lebih rendah dan rasanya kurang manis dan sedap jika

dibandingkan dengan buah naga isi merah.

Gambar 2.1 Buah Naga putih


Sumber http://www.kebonkembang.com/
2. Hylocereus polyrhizus, memiliki ciri buah berwarna merah muda dengan

daging buah merah. Jenis yang ini paling banyak diminati dan ditanam

secara besar- besaran di Indonesia. Selain karena rasanya lebih manis dan

lebih berair, dari segi pembudidayaannya juga tidak terlalu sulit jika

dibandingkan dengan jenis yang lain.


22

Gambar 2.2 Buah Naga merah


Sumber http://www.kebonkembang.com/
3. Selenicereus megalanthus, memiliki cir kulit buah kuning dan daging

buah putih. Buah dan isinya pada umumnya berukuran lebih kecil

sehingga kurang bagus untuk dijadikan komoditi perdagangan.

Gambar 2.3 Buah Naga kuning


Sumber http://www.kebonkembang.com/
4. Hylocereus costaricensis, buah naga dengan warna daging super merah.

Sepintas, buah naga jenis ini mirip dengan buah naga berdaging merah.

Namun, warna daging buahnya lebih merah sehingga sering disebut buah

naga super merah atau super red. Ukuran buah naga ini relatif lebih kecil

jika dibandingkan dengan buah naga merah. Batangnya lebih besar

daripada jenis buah naga yang lain, dan akan bewarna loreng ketika

tua.(Andoko, nurrasyid,2012:18)
23

Gambar 2.4 Buah Naga super red


Sumber http://www.kebonkembang.com/

Dari berbagai jenis di atas hanya ada dua varietas yang banyak di

budidayakan di indonesia yaitu varietas merah dan putih. Tanaman buah naga

super red merupakan tanaman merambat yang kuat dengan batang seperti

berlilin putih.memiliki bunga sangat panjang (25- 30 cm), bagian kelopak bunga

luar berwarna kemerah- merahan terutama dibagian ujung. Daging buah

kemerah- keunguan dengn banyak biji hitam kecil, tekstur daging buah baik, dan

rasa yang enak (Ramadhani,2013:45). Untuk pemakaian buah naga sebagai

warna alami didalam pembuatan blush on menggunakan buah naga jenis

Hylocereus costaricensis. Hylocereus costaricensis memiliki daging yang sangat

merah sehingga diharapkan bisa mendukung warna blush on yang cenderung

merah atau pink. Selain warna yang dimiliki buah naga, kandungan yang

dimiliki buah naga harus diperhatikan untuk mengetahui manfaat apa yang dapat

diperoleh selain mengambil pigmen warna yang dimiliki buah naga tersebut.

Secara keseluruhan, setiap buah naga merah mengandung protein yang

mampu meningkatkan metabolisme tubuh dan menjaga kesehatan jantung

(Ramadhani,2013:52). Manfaat lain dari kandungan buah naga dapat

dipergunakan sebagai pewarna alami seperti penelitian dari Lidya (2014:25)


24

dalam jurnal penelitian yang berjudul ekstrasi pigmen antosinin dari kulit buah

naga mengatakan Bahwa Ekstrasi pigmen antosianin dari kulit buah naga dapat

dijadikan sebagai alternatif pengganti pewarna sintetis. Buah naga digunakan

untuk pewarna makanan selain itu juga dapat digunakan sebagai pewarna kain

seperti hasil penelitian dari Yulianti dalam abstrak penelitiannya berjudul

Ekstraksi dan Uji Kestabilan Pigmen Betasianin dalam Kulit Buah Naga

mengatakan Ekstrak kulit buah naga yang diperoleh stabil terhadap pemanasan

dan paparan sinar matahari serta dapat diaplikasikan terhadap kain. Pigmen

betasianin menimbulkan warna yang dapat menempel pada kain dengan baik.

Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini akan dicoba menggunakan

buah naga sebagai pewarna alami untuk blush on. Akan tetapi pada beberapa

penelitian, penelitian menggunakan kulit buah naga untuk di ekstrak menjadi

pewarna alaminya. Untuk itu penulis mencoba hal baru yaitu mengekstrak

menggunakan daging dari buah naga bukan dari kulit buah naga untuk

mendapatkan warna alami sebagai pewarna dalam pembuatan blush on.

2.5. Perencanaan Pembuatan Buah naga sebagai Pewarna Alami Blush On

Menurut Eddy Tano (2005:57-58) dalam buku yang berjudul Teknik

Membuat Kosmetik dan Tip Kecantikan, formula dalam pembuatan blush on/

blush on bentuk blusher atau powder dan cream meliputi:

Talcum ....................................... 38 grm


Kaolin ...................................... 20 grm
Parafin liquid ..................................... 1 cc
Seng Oksida ..................................... 20 grm
Seng Setearat .................................... 4 grm
25

Keterangan bahan- bahan formula blush on :

1. Talcum

Secara kimiawi, talk adalah magnesium silikat (3MgO. 4SiO2.H2O). ini

merupakan bahan dasar dari segala macam formulasi kosmetik seperti

bedak, blush on dan eye shadow, sifat yang sangat luar biasa adalah mudah

menyebar dan kekuatan menutupi yang rendah. ( selfia: 2013)

2. Kaolin

Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung

dengan kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau

agak keputihan. Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin.

Bahan dasar harus dimurnikan secara baik untuk memindahkan

keseluruhan bahan tidak murni dan partikel kasar. Tidak semua aluminium

silikat dapat diklasifikasikan sebagai kaolin, namun 3 kelompok di bawah

ini secara khusus memiliki formula yang sama ( Al2O3. 2SiO2.2H2O) dan

dapat disebut kaolin : nacrite, dickite, dan kaolinite. Kaolin merupakan

bahan kimia yang berguna untuk melekatkan kosmetik pada wajah, karena

kaolin higroskopis penggunaannya pada kosmetik umumnya tidak

melebihi 25%. (amantadin: 2012)

3. Parafin liquid

Di industri kosmetik digunakan pada produk hair care, skin care, nail care,

lotion, cream, massage. Parafin liquid mempunyai fungsi sebagai

pelembab, pelicin dan membantu pembentukan cream (thristar: 2007).


26

4. Seng oksida

Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formulasi bedak

wajah : zink oksida dan titanium dioksida. Terlalu banyak digunakan bahan ini

dapat menghasilkan efek seperti topeng yang mana tidak diinginkan ; terlalu

sedikit membuat bedak tidak dapat menempel pada tubuh.

Diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan

membantu menghilangkan kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang

berlebihan dapat menyebabkan kulit kering (Pharmacy: 2010).

5. Seng setearat

Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling

sering digunakan dari logam stearat. Untuk bedak wajah, stearat harus memiliki

kualitas yang tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman, bau yang tidak

diinginkan. Sifat yang paling penting dari zink dan magnesium stearat adalah

sifat adhesif dan anti air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga

memiliki efek menenangkan. Penggunaan yang berlebihan, stearat dapat

menyebabkan noda dan efek jerawat pada kulit. Dalam jumlah yang cukup (4-

15%) zink stearat memberikan sifat adheren pada bedak wajah (Pharmacy:

2010).

Dari formula diatas peneliti akan membuat blush on dari pewarna alami

buah naga melalui beberapa tahapan, yaitu :

5.5.1. Proses Pemilihan Buah Naga

Bagi sebagian orang buah naga mungkin sudah tidak asing di telinga.

Bentuknya yang unik membuat buah ini mudah diingat. Ada beberapa jenis buah
27

naga buah naga berdaging putih (Hylocerous undatus), buah naga berdaging

merah (Hylocerous polyrhizus), buah naga berdaging super merah (Hylocerous

costaricensis), buah naga kuning ( selenicereus megalanthus) (Andoko dan

Nurrasyid, 2012 :16-19).

Pemilihan untuk pembuatan blush on menggunakan buah naga berdaging

super merah (Hylocerous costaricensis), karena daging nya yang sangat merah

diharapkan lebih efesien digunakan untuk zat warna blush on.

5.5.2. Proses Ekstrak Buah Naga

Ekstrak adalah sediaan kering,kental atau cair dibuat dengan menyari

simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya

matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk

(FARMAKOPE Departemen Kesehatan Republik Indonesia edisi ketiga

1979:9). Ekstrak dapat dilakukan menggunakan cairan pelarut etanol ataupun

air. Ekstrak buah naga ini menggunakan etanol, metode tictura yaitu suling atau

uapkan pada tekanan rendah suhu tidak lebih dari 50 derajat.

Bahan- bahan yang sudah disiapkan yaitu daging buah naga dan etanol

dicampur atau diletakkan didalam sebuah toples, etanol harus bisa merendam

semua daging buah naga. Bahan yang berada didalam toples direndam selama 24

jam, setelah itu pemisahan biji menggunakan saringan kaca halus dari bahan

plastik atau kawat kemudian ditekan- tekan sampai bijinya terkumpul

disaringan. Kemudian bahan diblender untuk mendapatkan tekstur lebih halus,

setelah itu hasil nya disaring menggunakan penyaring kain yang tidak begitu

rapat, penyaringan dilakukan 3 kali menggunakan penyaring kain. Penyaringan


28

ke 4 menggunakan penyaring kertas yang lebih rapat guna mendapatkan tingkat

kejernihannya.

Gambar 2.5 proses ekstraksi


Sumber dokumentasi peneliti, 2015

Tahap selanjutnya menguapkan alkohol dengan cara merebus bahan dalam

air dengan suhu 50 derajat. Bahan diletakkan pada gelas ukur, kemudian direbus

dengan air dan diaduk menggunakan pengaduk sampai alkohol menguap.

Setelah alkohol menguap semua, maka ekstrak di dinginkan dan diletakkan pada

tempat tertutup, setelah itu didiamkan dan di simpan kedalam kulkas untuk

mengawetkan bahan.

Gambar 2.5 proses ekstraksi


Sumber dokumentasi peneliti, 2015
29

5.5.2.1. Proses Pembutan Blush On dalam bentuk cream, compact, dan powder.

Proses pembuatan produk diawali dengan cara ekstrasi buah dahulu untuk

mendapatkan warna dari buah naga. Setelah proses ekstrasi dilaksanakan maka

bisa dilakukan pembuatan Blush on berbentuk cream, compact, dan powder

sebagai berikut :

1. Persiapan Alat

Tabel 2.2 Alat- alat pembuatan blush on untuk 3 produk ( cream, compact,
dan powder)
NO Nama Alat Jumlah
1 Pisau 1
2 Penyaring 1
3 Blender 1
4 Cawan 4
5 Piring 4
6 Timbangan 1
7 Sendok 6
8 Tempat blush on 9
9 Gelas 2
10 Gelas ukur 2
11 Pipet 1
12 Kompor 1
13 Panci 1
Sumber : dokumentasi peneliti, 2015

2. Persiapan Bahan
Tabel 2.3 Bahan pembuatan blush on untuk 3 produk ( cream, compact,
dan powder)
NO. Nama bahan/ lenan jumlah
1 Buah naga 2 kg
2 Alkohol 500 ml
3 Tisue Secukupnya
4 Talk 68 gr
5 Kaolin 45 gr
6 Parafin liquid 5 cc
7 Seng oksida 38 gr
Sumber : dokumentasi peneliti, 2015

3. Proses pembuatan Blush on berbentuk cream compact, dan powder


30

Tabel 2.4 proses pembuatan blush on cream, compact, dan powder


Bentuk cream compact powder

Bahan ekstrak buah naga ekstrak buah naga ekstrak buah naga

200 ml 150 ml 150 ml

talk 23 gr, talk 20 gr, talk 25 gr,

kaolin 15 gr, kaolin 18 gr, kaolin 12 gr,

parafin liquid 3 cc, parafin liquid 1 cc, parafin liquid 1 cc,

seng oksida 10 gr. seng oksida 15 gr. seng oksida 13 gr.

Proses
proses pencampuran proses pencampuran proses pencampuran
Pencampuran bahan bahan bahan

Proses
Proses Pengeringan Proses Pengeringan
-
Pengeringan bahan bahan

Proses
Proses Pengayakan
- -
Pengayakan bahan

Proses
Pengemasan Pengemasan Pengemasan
Pengemasan

Sumber : dokumentasi peneliti, 2015


31

2.5. Kerangka Fikir

Buah naga memiliki beberapa jenis yaitu buah naga putih, buah naga

merah, buah naga kuning, dan buah naga super red. Akan tetapi pada pembuatan

produk blush on ini menggunakan buah naga super red. Buah naga super red

memiliki warna merah pada daging dan juga kulitnya. Warna merah yang

cenderung keunguan memberi rasa ketertarikan peneliti untuk menggunakan

daging dari buah naga sebagai pewarna alami. Seperti dalam jurnal penelitian

yang berjudul ekstrasi pigmen antosinin dari kulit buah naga mengatakan

Bahwa Ekstrasi pigmen antosianin dari kulit buah naga dapat dijadikan sebagai

alternatif pengganti pewarna sintetis. Buah naga digunakan untuk pewarna

makanan selain itu juga dapat digunakan sebagai pewarna kain seperti hasil

penelitian dari Yulianti dalam abstrak penelitiannya berjudul Ekstraksi dan Uji

Kestabilan Pigmen Betasianin dalam Kulit Buah Naga mengatakan Ekstrak

kulit buah naga yang diperoleh stabil terhadap pemanasan dan paparan sinar

matahari serta dapat diaplikasikan terhadap kain. Pigmen betasianin

menimbulkan warna yang dapat menempel pada kain dengan baik.

Zat Warna adalah zat atau campuran zat yang dapat digunakan pada

sediaan kosmetik untuk mewarnai sediaan. Zat warna ini dapat pula digunakan

sebagai bahan aktif dengan tujuan untuk melapisi luar tubuh manusia dengan

atau tanpa bantuan zat lain. Zat pewarna alam adalah zat warna yang diperoleh

dari alam seperti binatang, mineral mineral dan tumbuhan baik secara

langsung maupun tidak langsung.


32

Produk blush on dipasaran cenderung menggunakan pewarna sintetik dari

pada pewarna alam sehingga dapat menimbulkan resiko efek samping yang lebih

besar dan merugikan bagi konsumen. Berdasarkan hasil investigasi dan

pengujian laboratorium oleh Badan POM RI pada tahun 2007 terhadap kosmetik

yang beredar ditemukan 27 merek kosmetik yang mengandung bahan berbahaya

dan dilarang digunakan dalam kosmetik sebagai zat warna seperti rhodamin B (

merah K.10) dan merah K.3.

Berdasarkan hal tersebut dalam penelitian ini akan dicoba menggunakan

buah naga sebagai pewarna alami untuk blush on. Blush on dibuat dalam 3

bentuk yaitu, cream, compact dan powder dengan pewarna alami dari ekstrak

buah naga. Bahan campuran untuk membuat blush on berupa Talk, kaolin,

parafin liquid, seng oksida, untuk mengetahui kualitas dan daya terima terhadap

blush on yang dihasilkan maka akan dilakukan penilaian subyektif dan obyektif.

Penilaian subyektif terdiri dari uji inderawi dan uji kesukaan. Sedangkan

penilaian obyektif yang dilakukan yaitu uji laboratorium meliputi kandungan

antosionin kandungan vitamin pada blush on.


BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan syarat mutlak dalam suatu penelitian.

Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian harus tepat dan mengarah

pada suatu penelitian, serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dalam

penelitian ini digunakan metode eksperimen untuk memperoleh data yang sesuai.

Metode eksperimen adalah metode yang memberikan dan menggunakan suatu

gejala yang disebut percobaan, dalam penelitian ini akan terlihat hubungan sebab

akibat sebagai pengaruh dari suatu penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui: bagaimana cara pembuatan dan kelayaan Blush On dalam bentuk

cream, compact dan powder. Dalam penelitian ini menggunakan metode

eksperimen.

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam

pelaksanaannya mencari data sebanyak-banyaknya. Pendekatan menggunakan

pendekatan kuantitatif, Menurut Sugiyono (2013:14) Metode penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random. Pada

metode penelitian akan dibahas mengenai jenis penelitian, desain eksperimen dan

pelaksanaan eksperimen dengan pengkondisian yang sama.

33
34

3.1.1. Jenis Penelitian

Penelitain ini menggunakan pendekatan studi eksperimen, karena data yang

diperoleh menggunakan percobaan. Menurut Sugiyono (2013:107) mengatakan

bahwa metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan

untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan. Dalam penelitian eksperimen yang dilakukan adalah ekstrak daging

buah naga merah sebagai pewarna alami Blush On.

3.1.2. Desain eksperimen

Desain eksperimen bertujuan untuk memperoleh tatau mengumpulkan

informasi sebanyak- banyaknya yang diperlukan dan berguna dalam melakukan

penelitian persoalan yang akan di bahas (Sudjana,1995:02). Penelitian ini

menggunakan desain eksperimen Quasi Eksperimental Design, karena pada

kenyatannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk

penelitian. Ada dua bentuk Desain Quasi Eksperimen yaitu Time Series Design

dan Nonequivalent Control Grop Design (Sugiyono,2013:114). Dalam penelitian

ini menggunakan Time Series Design karena desain penelitian ini hanya

menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol

(Sugiyono,2013:115).

Eksperimen dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 1 kali perlakuan yang

dalam eksperimen ini peneliti melakukan penelitian terhadap blush on dalam

bentuk cream, compact, powder yang akan diaplikasikan ke mahasiswa prodi

pendidikan kecantikan FT UNNES yang memiliki warna kulit wajah putih,

kuning langsat, dan coklat.


35

O1 O2 O3 X O4 O5 O6

Hasil Produk yang baik adalah O1 = O2 = O3 dan hasil perlakuan yang baik

adalah O4 = O5 = O6 . Besarnya pengaruh perlakuan adalah = (O1 + O2 + O3) ( O4

+ O5 + O6). (Sugiyono,2013:115)

Pola ini kemudian dikembangkan menjadi langkah-langkah penelitian

seperti dibawah ini:


36

Obyek

Pembuatan produk eksperimen

H1 H2 H3
Blush on bentuk cream Blush on bentuk compact Blush on bentuk powder
Komposisi bahan : ekstrak 200 Komposisi bahan : ekstrak 150 Komposisi bahan : ekstrak
ml, Talk 23 gr, kaolin 15 gr, ml, Talk 20 gr, kaolin 18 gr, 150 ml, Talk 25 gr, kaolin
parafin liquid 3 cc, seng parafin liquid 1 cc, seng oksida 12 gr, parafin liquid 1 cc,
oksida 10 gr. 15 gr. seng oksida 13 gr

Revisi produk awal


kepada ahli

Uji coba pada Subyek

Penilaian

Penilaian Subjektif: Penilaian Objektif:


1. Uji Inderawi 3. Uji Kandungan Zat Warna pada
2. Uji Organoleptik/ kesukaan blush on (Uji Laboratorium)

Hasil Eksperimen

Pengumpulan data

Analisis

Kesimpulan

Gambar3.1 Skema Alur Desain Penelitian


37

3.2. Prosedur Pelaksanaan Eksperimen

Prosedur pelaksanaan eksperimen merupakan langkah-langkah yang telah

ditentukan dalam melaksanakan percobaan pembuatan blush on dari buah naga.

Adapun prosedur pelaksanaan eksperimen meliputi waktu dan tempat eksperimen

serta tahap-tahap pelaksanaan eksperimen.

3.2.1 Tempat dan waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Laboraturium Kecantikan Gedung

E10 lantai 2, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Waktu penelitian

yaitu bulan juli pada tahun 2015 dengan subjek uji coba mahasiswi Universitas

Negeri Semarang.

3.2.2. Alat Dan Bahan Eksperimen pembuatan blush on dari buah naga untuk 3

produk ( cream, compact, dan powder)

NO Nama Alat Jumlah


1 Pisau 1
2 Penyaring 1
3 Blender 1
4 Cawan 4
5 Piring 4
6 Timbangan 1
7 Sendok 6
8 Tempat blush on 9
9 Gelas 2
10 Gelas ukur 2
11 Pipet 1
12 Kompor 1
13 Panci 1

NO. Nama bahan Jumlah


38

1 Buah naga 2 kg
2 Alkohol 500 ml
3 Tisue Secukupnya
4 Talk 68 gr
5 Kaolin 45 gr
6 Parafin liquid 5 cc
7 Seng oksida 38 gr
Sumber, Dokumentasi Peneliti 2015

3.2.3. Tahap-Tahap Pelaksanaan Eksperimen

Tahapan dalam pembuatan blush on dari buah naga dengan pewarna alami

dari daging buah naga yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap

penyelesaian.

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan harus yang diperhatikan dengan teliti dalam pembuatan blush

on dari buah naga, antara lain:

a. Tahap penyediaan alat


Peralatan yang digunakan pembuatan blush on dari buah naga dalam
keadaan yang baik, tidak rusak dan bersih.
b. Tahap penyediaan bahan

Bahan bahan yang digunakan pembuatan blush on dari buah naga harus

dalam keadaan yang baik, tidak cacat, dan tidak kadaluwarsa.

c. Tahap penimbangan bahan

Bahan bahan harus ditimbang sesuai ketentuan formula agar hasil akhir

dari pembuatan blush on dari buah naga baik dan optimal.

2. Tahap Eksperimen
39

a. Persiapan Alat

b. Persiapan Bahan

c. Proses Ekstraksi

NO. Nama Pelaksanaan


Pemilihan bahan utama (buah naga), buah naga dipisahkan antara kulit
dan daging buah naga, kemudian daging buah naga di potong bentuk
dadu.

Melakukan ekstraksi daging buah naga untuk pembuatan blush on


cream, compact, dan powder

Perendaman bahan pemisahan biji

Penguapan alkohol
dengan cara merebus
ekstrak daging buah naga
menggunakan air aquades
500 ml dengan api stabil
3 600C 700C.

Hasil ekstraksi daging


buah naga

d. Pembuatan blush on cream

NO. Nama Pelaksanaan


Menyiapkan bahan meliputi: 200 ml ekstrak buah naga, talk 23 gr,
1
kaolin 15 gr, parafin liquid 3 cc, seng oksida 10 gr.
40

Bahan- bahan dicampur menggunakan sendok sampai bahan benar-


benar tercampur rata.

Setelah bahan tercampur rata, hasil campuran bahan diletakkan pada


tempat yang sudah disediakan.

e. Pembuatan blush on compact

NO. Nama Pelaksanaan


Menyiapkan bahan meliputi: 150 ml ekstrak buah naga, talk 20 gr,
1 kaolin 18 gr, parafin liquid 1 cc, seng oksida 15 gr

Bahan- bahan dicampur kemudian diaduk menggunakan sendok sampai


bahan benar- benar tercampur rata.

Bahan yang sudah tercampur rata di letakkan pada wadah yang sudah
disediakan

3
41

Bahan yang sudah diletakkan pada wadah di keringkan menggunakan


sinar matahari dan ditutup menggunakan mika untuk melindungi bahan
dari debu dan bakteri yang bisa tercampur pada bahan blush on selama 2
hari sampai bahan benar- benar kering.

Bahan yang sudah kering dikemas pada tempat yang sudah disediakan.

f. Pembuatan blush on powder

NO. Nama Pelaksanaan


Menyiapkan bahan meliputi: 150 ml ekstrak buah naga, talk 25 gr,
1 kaolin 12 gr, parafin liquid 1 cc, seng oksida 13 gr

Bahan- bahan dicampur kemudian diaduk menggunakan sendok sampai


bahan benar- benar tercampur rata.

2
42

Bahan yang sudah tercampur rata dikeringkan menggunakan sinar


matahari langsung dan ditutup menggunakan mika untuk melindungi
bahan dari debu dan bakteri yang bisa tercampur pada bahan blush on
selama 2 hari sampai bahan benar- benar kering.

Bahan yang sudah kering dihancurkan dan diayak menggunakan ayakan


100 mess untuk mendapatkan bahan yang halus.

Bahan yang sudah diayak, diletakkan pada wadah yang sudah


disediakan.

3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:60). Dalam penelitian

ini terdapat dua variabel yaitu :

3.3.1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi atau menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2013:61).


43

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi penggunaan ekstrak buah

naga pada pembuatan blus on bentuk cream, compact dan powder .

3.3.2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:61). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil pengaplikasian warna Blush On yang berbentuk cream,

powder dan compact.

3.4. Metode Penentuan Obyek Penelitian

3.4.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Laboraturium Kecantikan Gedung E10

lantai 2 Kampus Universitas Negeri Semarang, Sekaran Gunung Pati Semarang.

3.4.2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah daging buah naga yang di ekstrak

menjadi pewarna alami pembuatan blus on bentuk cream, compact dan powder.

3.4.3. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mempunya warna kulit

putih, sawo matang, dan coklat. Memperhatikan kelancaran dan agar terhindar

dari kekeliruan, maka peneliti mengambil subyek dalam penelitian sebanyak 18

mahasiswa prodi Pendidikan Tata Kecantikan FT UNNES yang memiliki warna

kulit putih 3 orang, warna sawo matang 3 orang, dan warna coklat 3 orang. Dan 9

mahasiswa sebagai operator atau perias.

3.5. Teknik Pengumpulan Data


44

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian ini maka

digunakan metode eksperimen dengan teknik pengambilan data menggunakan

dokumentasi, observasi dan tes.

3.5.1. Metode Observasi

Observasi seringkali mengartikan observasi sebagai suatu aktivitas yang

sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata (Suharsimi,

2006:156). Metode observasi dalam penelitian menggunakan metode Observasi

tidak terstruktur karena dalam pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen

yang telah baku ( Sugiyono, 2013:205). Metode observasi dalam penelitian ini

digunakan untuk mengamati cara pembuatan blush on dengan mengetahui tingkat

keberhasilan dalam pembuatan seperti tingkat kehalusan, kepadatan, kepekatan

warna, dan daya melekat produk.

3.5.2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang (Sugiyono, 2013:329). Dalam penelitian ini menggunakan metode

dokumentasi dengan cara mengambil foto atau gambar yaitu foto proses

pembuatan,foto bahan baku dan foto hasil jadi keselurah blush on dari buah naga.

3.5.3. Metode Kuesioner ( Angket)

Kuesioner menurut Sugiyono (2013:199) adalah teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik


45

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan

diukur dan tahu apa yang bias diharapkan dari responden.

Pada penelitian ini metode kuesioner (angket) digunakan dalam bentuk

check list. Menurut Suharsimi (2010:195) check list adalah sebuah daftar, dimana

responden tinggal membubuhkan tanda check (v) pada kolom yang sesuai. Dalam

checklist terdapat skala pengukuran yang digunakan sebagai patokan nilai. Skala

pengukuran menurut Sugiyono (2013:133) merupakan kesepakatan yang

digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang

digunakan dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam

pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dalam penelitian ini skala

pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2013:135)

setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari

sangat positif sampai sangat negatif.

3.6. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat

diperoleh (Suharsimi,2010:172). Sumber data yang digunakan adalah

dokumentasi dan responden karena teknik pengumpulan data yang peneliti

gunakan adalah kuesioner atau angket. Responden sendiri adalah orang yang

menjawab atau merespon pertanyaan-pertanyaan dari peneliti (Suharsimi, 2010:

172).
46

3.7. Instrumen

Instrumen adalah alat yang digunakan waktu penelitian (Sugiyono,

2013:305). Penelitian ini menggunakan kuisioner/angket. Kuisioner/angket yaitu

daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada panelis yang bersedia

memberikan respon tentang blush on dari pewarna alami buah naga yang akan

diamati dan diaplikasi ke wajah. Angket digunakan untuk mengumpulkan data uji

kesukaan dan uji indrawi blush on.

3.7.1. Uji Indrawi

Penilaian blush on menggunakan uji indrawi dengan angket terdiri dari

panelis terlatih dan panelis tidak terlatih yang terdiri atas:

3.7.1.1.Panelis terlatih

a. Tekstur blush on

Penilaian tekstur blush on menggunakan 4 skala penilaian, yaitu skala

tertinggi dengan skor 4. Sangat lembut 3.lembut 2. Tidak lembut 1. Sangat tidak

lembut.

b. Kemudahan dalam pemakaian blush on pada pipi

Penilaian Kemudahan dalam pemakaian blush on pada pipi menggunakan 4

skala penilaian, yaitu skala tertinggi dengan skor 4. Sangat mudah 3.mudah 2.

Kurang mudah 1. Tidak mudah.

c. Warna pink pada saat di aplikasikan ke pipi

Penilaian Warna pink pada saat di aplikasikan ke pipi menggunakan 4, yaitu

skala tertinggi dengan skor 4. Sangat jelas 3. jelas 2. Kurang jelas 1. Tidak jelas.
47

d. Aroma blush on

Penilaian Aroma blush on menggunakan 4, yaitu skala tertinggi dengan skor

4. Sangat kuat/ khas 3. kuat/ khas 2. Kurang kuat/ khas 1. Sangat tidak kuat/ khas.

Tabel 3.1 Interval skor panelis terlatih

Kemudahan
Interval
Tekstur dalam Warna Aroma
skor
aplikasi

Sangat Tidak mudah Tidak jelas


Sangat tidak
01 tidak
kuat/ khas
lembut
Kurang mudah Kurang jelas Tidak kuat/
Tidak
1,01 2
lembut khas

2,01 3 Lembut Mudah jelas Kuat/ khas


Sangat mudah Sangat jelas Sangat kuat/
Sangat
3,01 4
lembut khas
Sumber, Dokumentasi Peneliti 2015

3.7.1.2. Panelis tidak terlatih

a. Tekstur blush on

Penilaian tekstur blush on menggunakan 4 skala penilaian, yaitu skala

tertinggi dengan skor 4. Sangat lembut 3.lembut 2. Tidak lembut 1. Sangat tidak

lembut.

b. Warna pink pada saat di aplikasikan ke pipi


48

Penilaian Warna pink pada saat di aplikasikan ke pipi menggunakan 4, yaitu

skala tertinggi dengan skor 4. Sangat jelas 3. jelas 2. Kurang jelas 1. Tidak jelas.

c. Reaksi terhadap kulit

Penilaian Aroma blush on menggunakan 4, yaitu skala tertinggi dengan skor

4. Tidak menimbulkan reaksi 3. Menimbulkan reaksi gatal 2. Menimbulkan reaksi

gatal dan kemerahan 1. Menimbulkan reaksi gatal, kemerahan, dan panas.

Tabel 3.2 Interval skor panelis tidak terlatih

Interval
Tekstur Warna Reaksi terhadap kulit
skor
Sangat Tidak jelas
Menimbulkan reaksi gatal,
01 tidak
kemerahan, dan panas.
lembut
Kurang jelas Menimbulkan reaksi gatal
Tidak
1,01 2
lembut dan kemerahan.
2,01 3 Lembut jelas Menimbulkan reaksi gatal
Sangat Sangat jelas
3,01 4 Tidak menimbulkan reaksi
lembut
Sumber, Dokumentasi Peneliti 2015

3.7.2. Uji Kesukaan

Uji organoleptik merupakan pengujian yang panelisnya cenderung

melakukan penilaian berdasarkan kesukaan (Bambang, Pudji dan Wahyu,

1988:4). Dalam pengujian ini panelis mengemukakan responnya yang berupa suka

atau tidak suka terhadap sifat produk hasil penelitian yang diuji yaitu blush on.
49

Kriteria penilaian dalam uji organoleptik atau uji kesukaan ini menggunakan

teknik skoring. Menurut Kartika, dkk (1988:58) rentangan skor dalam penilaian

adalah 4 sampai 1 sebagai berikut:

1. Sangat Suka :4

2. Suka :3

3. Kurang suka :2

4. Tidak suka :1

3.7.3. Uji Laboratorium

Pengujian ini dilakukan menggunakan alat-alat labolatorium yang

bertujuan untuk menilai kandungan warna pada blush on hasil eksperimen.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium CHEMIX Jogja.

3.8. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang baik valid berarti memiliki

validitas rendah (Suharsimi,2010:211). Validitas pada penelitian ini menggunakan

contruct validity atau pengujian validitas kontrak. Untuk menguji validitas

kontrak, dapat digunakan pendapat dari ahli ( judgment experts). Dalam hal ini

setelah instrumen dikontruksi tentang aspek- aspek yang akan diukur dengan

berlandasankan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli.

( Sugiyono,2013: 177). Experts judgment pada penelitian ini adalah mahasiswa

pendidikan kecantikan angkatan 2011.

3.9. Teknik Analisis Data


50

Metode analisis data adalah cara menganalisis data yang telah diperoleh

dari hasil pengujian. Analisis data digunakan untuk menjabarkan data,

mendiskripsikan data yang diperoleh dari penelitian dengan metode statistik atau

non statistik untuk menjawab permasalahan pada penelitian. Adapun metode

analisis data yang akan digunakan yaitu :

1. Metode analisis data untuk mengetahui tingkat kesukaan blush on dari buah

naga.

Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaan

mahasiswa terhadap blush on dari buah naga menggunakan analisis deskriptif

presentase. Analisis deskriptif kualitatif persentase digunakan untuk mengetahui

kesukaan konsumen, artinya kuantitatif yang diperoleh dari panelis harus

dianalisis terlebih dahulu untuk dijadikan data kualitatif. Adapun mutu

organoleptik yang akan dianalisis yaitu blush on dari buah naga.

Rumus analisis deskriptif persentase adalah sebagai berikut :

Rumus mencari Deskriptif presentase :

n
%= x 100%
N

Keterangan :

n = nilai yang diperoleh

N = jumlah seluruh nilai (skor tertinggi x jumlah panelis) (Ali, 1993:186)


51

Cara menghitung nilai kesukaan pada blush on dari buah naga yang berbeda

dapat dijabarkan sebagai berikut :

Nilai tertinggi = 4 (sangat suka)


Nilai terendah = 1 (tidak suka)
Jumlah kriteria yang ditentukan = 4 kriteria
Jumlah panelis = 18 orang
1. Skor maksimum = Jumlah panelis x Nilai tertinggi = 18 x 4 = 72
2. Skor minimum = Jumlah panelis x Nilai terendah = 18 x 1 = 18

3. Persentase maksimum =

=
= 100 %
4. Persentase minimum =

= x 100%

= 25 %
5. Rentangan = Persentase Maksimum Persentase Minimum
= 100 % - 25%
= 75 %
6. Interval persentase = Rentangan : Jumlah kriteria
= 75 % : 4
= 18,75%

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat dibuat tabel interval

persentase dan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.4 Tabel Interval Persentase dan kriteria

Interval Kriteria
52

81.25 % - 100.0 % Sangat suka


62.5 % - 81.24 % Suka
43.75 % - 62.4 % Kurang suka
25 % - 43.74 % Tidak suka
Sumber, Data Peneliti 2015

2. Metode analisis data untuk mengetahui kualitas indrawi blush on dari buah

naga.

Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui kualitas indrawi

blush on dari buah naga menggunakan tipe pengujian skoring.

Tabel 3.5 Interval Rerata skor


Kriteria Rerata Skor
Aspek Uji
1,00 x < 1,75 1,75 x < 2,50 x < 3,25 x <
Indrawi
2,50 3,25 4,00
Tekstur Sangat tidak Sangat
Tidak lembut Lembut
lembut lembut
Kemudahan Tidak mudah Kurang mudah Mudah Sangat
dalam mudah
pemakaian
Warna Tidak jelas Kurang jelas Jelas Sangat jelas
Aroma Sangat tidak Tidak kuat/ Kuat/ khas Sangat kuat/
kuat/ khas khas khas
Reaksi Menimbulkan Menimbulkan Menimbulkan Tidak
terhadap reaksi gatal, reaksi gatal reaksi gatal menimbulkan
kulit kemerahan, dan dan reaksi
panas. kemerahan.
Sumber, Dokumentasi Peneliti 2015
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan mengenai hasil dan pembahasan dari hasil

Eksperimen Pembuatan blush on dari buah naga yang meliputi hasil uji inderawi,

uji kesukaan, uji laboratorium beserta pembahasannya.

4.1 Hasil Penelitian

Pada penelitian eksperimen pembuatan blush on dari buah naga dihasilkan

3 sampel eksperimen yaitu sampel 101 (blush on bentuk cream), sampel 102

(blush on bentuk compact), sampel 103 (blush on bentuk powder).

Hasil penelitian eksperimen pembuatan blush on dari buah naga yang

meliputi hasil uji inderawi, uji kesukaan, uji laboratorium beserta pembahasannya,

terdiri dari hasil uji subyektif (uji inderawi dan uji kesukaan) serta uji obyektif (uji

laboratorium).

4.1.1 Hasil Uji Inderawi

Penilaian uji inderawi terhadap blush on dari buah naga dilakukan oleh 9

beauticiant (panelis terlatih) yang meliputi aspek tekstur blush on, kemudahan

dalam pemakaian (daya lekat) blush on pada pipi, warna pink pada saat

diaplikasikan ke pipi, aroma dan 9 model ( panelis tidak terlatih ) yang meliputi

aspek tekstur blush on, warna pink pada saat diaplikasikan ke pipi, reaksi

terhadap kulit. Skor tiap aspek penilaian pada sampel blush on kemudian

ditabulasikan dan dihitung reratanya, sehingga diketahui kriteria tiap sampel.

Hasil penilaian uji inderawi, rerata skor, dan kriteria hasil penilaian uji

inderawi tiap sampel, yaitu sebagai berikut :

53
54

1. Hasil Uji Inderawi Pembuatan Blush on untuk Panelis Terlatih

(beauticiant).

Blush on bentuk cream, compact,dan powder memiliki beberapa aspek

indikator yaitu tekstur blush on, kemudahan dalam pemakaian (daya lekat)

blush on pada pipi, warna pink pada saat diaplikasikan ke pipi, dan aroma.

Blush on di aplikasikan pada setiap produk oleh 3 beauticiant kepada 3 model

dengan kriteria model, yaitu 3 orang yang memiliki warna kulit putih, 3 orang

memiliki warna kulit kuning langsat, dan 3 orang memiliki warna kulit sawo

matang. Sedangkan beauticiant terdiri dari mahasiswa pendidikan tata

kecantikan angkatan 2011. Data penilaian panelis hasil pengujian inderawi

blush on pada sampel 101 (cream), sampel 102 (compact) sampel 103 (powder)

untuk panelis terlatih (beauticiant) dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Uji indrawi Eksperimen Pembuatan Blush on dari
Buah Naga Oleh Panelis Terlatih (Beautician)
55

Kriteria Rerata Skor:


Aspek Kriterian Rerata Skor
Uji
Inderawi 1,00 x <1,75 1,75 x <2,50 2,50 x <3,25 3,25 x <4,00
Sangat tidak
Tekstur Blush On Tidak lembut Lembut Sangat lembut
lembut
Kemudahan Dalam
Pemakaian(daya
Tidak mudah Kurang mudah Mudah Sangat mudah
lekat)Blush On
Pada Pipi
Warna Pink Pada
Saat Diaplikasikan Tidak jelas Kurang jelas Jelas Sangat jelas
Ke Pipi
Sangat tidak Sangat kuat/
Aroma Tidak kuat/ khas Kuat/ khas
kuat/ khas khas

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa hasil penilaian rerata pada

aspek tekstur blush on dari ke tiga sampel yang memiliki kualitas paling tinggi

adalah sampel blush on compact dengan hasil rerata skor uji inderawi 3,33 dan

termasuk pada kriteria sangat lembut, sedangkan sampel blush on bentuk cream

dan sampel blush on bentuk powder memiliki kualitas yang sama dengan kriteria

skor uji inderawi 3 dan termasuk pada kriteria lembut. Hasil penilaian rerata pada

aspek kemudahan dalam pemakaian (daya lekat) dari ke tiga sampel yang

memiliki kualitas paling tinggi diantara tiga sampel blush On adalah sampel blush

on bentuk compact dengan hasil rerata skor uji inderawi 3,67 dan termasuk pada

kriteria sangat mudah, sedangkan sampel blush on bentuk cream dan sampel blush

on bentuk powder memiliki kualitas yang sama dengan kriteria skor uji inderawi 3

dan termasuk pada kriteria mudah. Hasil penilaian rerata pada aspek warna pink

pada saat diaplikasikan ke pipi dari ke tiga sampel yang memiliki kualitas paling

tinggi diantara tiga sampel blush On adalah sampel blush on bentuk compact

dengan hasil rerata skor uji inderawi 3,67 dan termasuk pada kriteria sangat jelas,
56

sedangkan sampel yang memiliki kualitas paling rendah dari ketiga sampel blush

On adalah sampel blush on bentuk powder dengan hasil rerata skor 2,33 dan

masuk pada kriteria jelas. Sedangkan hasil rerata skor warna untuk blush on

bentuk cream lebih jelas diaplikasikan pada model yang memiliki warna kulit

putih dengan skor 4 dan termasuk kriteria sangat jelas. Hasil rerata skor warna

untuk blush on bentuk compact lebih jelas diaplikasikan pada model yang

memiliki warna kulit putih dengan skor 4 dan termasuk kriteria sangat jelas. Hasil

rarata skor warna untuk blush on bentuk powder lebih jelas diaplikasikan pada

model yang memiliki warna kulit kuning langsat dengan skor 4 dan termasuk

kriteria sangat jelas. Hasil penilaian rerata pada aspek aroma dari ke tiga sampel

yang memiliki kualitas paling tinggi diantara tiga sampel blush On adalah sampel

102 bentuk compact dengan hasil rerata skor uji inderawi 3,67 dan termasuk pada

kriteria sangat kuat/ khas, sedangkan sampel yang memiliki kualitas paling rendah

dari ketiga sampel blush On adalah sampel 103 bentuk powder dengan hasil

rerata skor 2,67 dan masuk pada kriteria kuat/ khas.

2. Hasil Uji Inderawi Pembuatan Blush on untuk panelis tidak terlatih

(Model)

Blush on bentuk cream, compact,dan powder memiliki beberapa aspek

indikator yaitu tekstur blush on, warna pink pada saat diaplikasikan ke pipi, dan

aroma. Blush on di aplikasikan pada setiap produk oleh 3 beauticiant kepada 3

model dengan kriteria model, yaitu 3 orang yang memiliki warna kulit putih, 3

orang memiliki warna kulit kuning langsat, dan 3 orang memiliki warna kulit

sawo matang. Sedangkan model terdiri dari mahasiswa UNNES. Data penilaian
57

panelis hasil pengujian inderawi blush on pada sampel 101 (cream), sampel 102

(compact) sampel 103 (powder) untuk panelis tidak terlatih (model) dapat dilihat

pada Tabel 4.2 berikut ini.

Kriteria Rerata Skor:


Aspek Kriterian Rerata Skor
Uji
Inderawi 1,00 x <1,75 1,75 x <2,50 2,50 x <3,25 3,25 x <4,00
Sangat tidak
Tekstur Blush On Tidak lembut Lembut Sangat lembut
lembut
Warna Pink Pada
Saat Diaplikasikan Tidak jelas Kurang jelas Jelas Sangat jelas
Ke Pipi
Sangat tidak Sangat kuat/
Aroma Tidak kuat/ khas Kuat/ khas
kuat/ khas khas

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hasil penilaian rerata pada

aspek tekstur blush on dari ke tiga sampel yang memiliki kualitas paling tinggi

diantara dua sampel blush On adalah sampel blush on bentuk compact dan sampel

blush on bentuk powder dengan hasil rerata skor uji inderawi 3,33 dan termasuk

pada kriteria sangat lembut, sedangkan sampel blush on bentuk cream memiliki

kualitas rendah dengan kriteria skor uji inderawi 3 dan termasuk pada kriteria

lembut. Hasil penilaian rerata pada aspek warna pink pada saat diaplikasikan ke
58

pipi dari ke tiga sampel yang memiliki kualitas paling tinggi diantara tiga sampel

blush On adalah sampel blush on bentuk cream dengan hasil rerata skor uji

inderawi 3 dan termasuk pada kriteria jelas, sedangkan sampel blush on bentuk

compact dan sampel blush on bentuk powder memiliki hasil rerata skor 2,67 dan

masuk pada kriteria jelas. Hasil rerata skor warna untuk blush on bentuk cream

lebih jelas diaplikasikan pada model yang memiliki warna kulit putih dengan skor

4 dan termasuk kriteria sangat jelas. Hasil rerata skor warna untuk blush on

bentuk compact lebih jelas diaplikasikan pada model yang memiliki warna kulit

putih dan kuning langsat dengan skor 3 dan termasuk kriteria jelas. Hasil rerata

skor warna untuk blush on bentuk powder lebih jelas diaplikasikan pada model

yang memiliki warna kulit kuning langsat dengan skor 4 dan termasuk kriteria

sangat jelas. Hasil penilaian rerata pada aspek aroma dari ke tiga sampel yang

memiliki kualitas paling tinggi diantara tiga sampel blush On adalah sampel 103

bentuk powder dengan hasil rerata skor uji inderawi 3,67 dan termasuk pada

kriteria sangat kuat/ khas, sedangkan sampel yang memiliki kualitas sama adalah

sampel 101 bentuk cream dan sampel 102 bentuk compact dengan hasil rerata

skor 3,33 dan masuk pada kriteria sangat kuat/ khas.

Berdasarkan Tabel 4.1 dan 4.2 Hasil rerata skor warna untuk blush on

bentuk cream lebih jelas diaplikasikan pada model yang memiliki warna kulit

putih dengan skor 4 dan termasuk kriteria sangat jelas. Sedangkan hasil rerata

skor warna untuk blush on bentuk compact lebih jelas diaplikasikan pada model

yang memiliki warna kulit putih dengan skor 3,5 dan termasuk kriteria sangat

jelas. Hasil rerata skor warna untuk blush on bentuk powder lebih jelas
59

diaplikasikan pada model yang memiliki warna kulit kuning langsat dengan skor 4

dan termasuk kriteria sangat jelas.

4.1.2 Hasil Analisis Uji Kesukaan panelis Terhadap Blush on

Untuk mengetahui uji kesukaan panelis terhadap blush on dilakukan uji

kesukaan dengan analisis deskriptif presentase yang dilakukan pada 9 panelis

terlatih (beauticiant) dan 9 panelis tidak terlatih (model).

Berdasarkan hasil pengujian dari panelis terlatih dan tidak terlatih

kemudian dianalisis serta dibandingkan dengan tabel kriteria presentase, dapat

diketahui tingkat kesukaan panelis terhadap blush on hasil eksperimen yang dapat

dilihat pada Tabel Hasil Uji Kesukaan Pembuatan blush on dibawah ini :

1. Hasil Uji Kesukaan Pembuatan Blush Pada Panelis Terlatih (Beauticiant)

Tabel 4.3 Hasil Uji Kesukaan Pembuatan Blush On Pada Panelis Terlatih
(Beauticiant)

Interval Persentase dan kriteria uji kesukaan


60

Interval Kriteria
81.25 % - 100.0 % Sangat suka
62.5 % - 81.24 % Suka
43.75 % - 62.4 % Kurang suka
25 % - 43.74 % Tidak suka

Berdasarakan hasil uji kesukaan dari 9 orang panelis terlatih (beauticiant)

menunjukkan bahwa ketiga sampel blush on dari buah naga dalam bentuk cream

compact dan powder disukai oleh masyarakat. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa

sampel blush on bentuk powder memiliki persentase paling tinggi yaitu 64,58

dengan kriteria sangat suka. Hal ini berbeda dengan sampel blush on bentuk

cream dengan persentase 41,67 kriteria suka dan sampel kode 102 blush on

bentuk compact dengan persentase 54,17 kriteria suka.

2. Hasil Uji Kesukaan Pembuatan Blush On Pada Panelis Tidak Terlatih (model)

Tabel 4.4 Hasil Uji Kesukaan Pembuatan Blush On Pada Panelis Tidak Terlatih
(model)

Interval Persentase dan kriteria uji kesukaan


61

Interval Kriteria
81.25 % - 100.0 % Sangat suka
62.5 % - 81.24 % Suka
43.75 % - 62.4 % Kurang suka
25 % - 43.74 % Tidak suka

Berdasarakan hasil uji kesukaan dari 9 orang panelis tidak terlatih (model)

menunjukkan bahwa ketiga sampel blush on dari buah naga dalam bentuk cream

compact dan powder disukai oleh masyarakat. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa

sampel blush on bentuk compact memiliki persentase paling tinggi yaitu 65,63

dengan kriteria sangat suka. Hal ini berbeda dengan sampel blush on bentuk

cream dengan persentase 47,50 kriteria suka dan sampel blush on bentuk powder

dengan persentase 47,50 kriteria suka.

4.1.3 Hasil Uji Laboratorium

Sampel blush on diuji di laboratorium dengan tujuan untuk mengetahui

kandungan Antosianin buah naga pada blush on. Blush on di uji laboratorium

pada semua sampel yang dilakukan di Lab. Chemix.

Dari semua sampel hasil eksperimen yang diujikan yaitu sampel 101 (blush

on cream), sampel 102 (blush on compact), sampel 103 (blush on powder). Hasil

antosianin dari semua sampel dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 26. Kandungan Antosianin( warna) Sampel blush on


Kode Sampel Hasil Uji 1 Hasil Uji 2 Satuan

101 16.8187 16.7826

102 18.2749 18.0741 ppm

103 15.8234 15.8234

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat kandungan antosianin buah naga pada

blush on yang paling tinggi terdapat pada sampel 102 bentuk compact yang dalam
62

pembuatannya menggunakan penambahan ekstrak buah naga sebesar 150 ml.

pada hasil uji ke 2 kandungan antosianin yang di dapatkan menurun yang semula

18.2749 ppm menjadi 18.0741 ppm. Penurunan kandungan warna pada bluh on

membuktikan bahwa pewarna blush on dapat memudar. Sampel 101 adalah

sampel blush on bentuk cream dengan penambahan ekstrak buah naga sebesar

200 ml yang mengandung antosianin sebesar 16.8187 ppm. Pada sampel 101

terdapat penurunan kandungan Antosianin menjadi 16.7826 ppm, dikarenakan

pada sampel 101 berbentuk cream dan basah yang mengakibatkan pemudaran

warna lebih cepat oleh bakteri. Pada sampel 103 bentuk powder kandungan

antosianin yang di dapat yaitu sebesar 15.8234 ppm, sampel 103 adalah sampel

blush on dengan penambahan ekstrak buah naga sebesar 150 ml. Dapat dilihat

bahwa kandungan antosianin dari sampel 103 tetap pada uji 1 dan uji ke 2 jika

dibandingkan dengan sampel 101 dan sampel 102 terdapat penurunan pada hasil

uji ke 2.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian berikut ini menguraikan tentang proses

pembuatan blush on, hasil uji inderawi blush on panelis terlatih (beauticiant) dan

panelis tidak terlatih (model) hasil eksperimen secara keseluruhan, Pembahasan

uji kesukaan panelis tidak terlatih (model) serta panelis terlatih (beauticiant dan

uji laboratorium yaitu uji kandungan warna ( antosianin ).

4.2.1. Proses Pembuatan blush on


63

Pembuatanan blush on dari buah naga dalam penilitian ini dibuat dalam

tiga bentuk, yaitu bentuk cream, compact, dan bentuk powder. Pada dasarnya

pembuatan ketiga produk tersebut sama dalam hal formula bahan dan cara

pembuatannya, akan tetapi dalam hal takaran pada setiap produk berbeda. Warna

blush on timbul dari ekstrak daging buah naga yang berwarna merah sehingga

membuat blush on berwarna menjadi merah muda (pink) pada saat dicampur

dengan bahan kimia lain. Proses pembuatan ekstrak buah naga diawalai dengan

pemilihan bahan daging buah naga, daging buah naga dipotong bentuk dadu,

daging buah naga direndam menggunakan alkohol 70% selama 24 jam,

pemisahan biji buah naga menggunakan penyaring, hasil pemisahan saringan

tersebut berbentuk cair karena banyaknya kandungan air pada buah naga, cairan

buah naga di rebus menggunakan air 500 ml dengan api sedang antara 600C

700C supaya alkohol yang tercampur pada proses ekstraksi dapat menguap secara

sempurna. Hasil ekstraksi di simpan pada lemari es. Kemudian dicampur dengan

bahan tambahan sesuai dengan takaran formula setiap produk. Hasil percampuran

untuk produk blush on compact dan powder memerlukan proses pengeringan

menggunakan matahari selama 2 hari untuk menghasilkan produk yang benar-

benar kering. Pengeringan dengan bantuan mika untuk melindungi produk dari

kontaminasi debu dan bakteri dari luar. Produk compact dalam proses

pengeringan adonan formula diletakkan langsung pada wadah yang akan dipakai

untuk memadatkan produk, sedangkan produk blush on powder masih melalui

proses penghancuran dan pengayakan menggunakan pengayak 100 mess untuk

mendapatkan produk yang sangat halus sehingga tidak melukai wajah pada saat
64

diaplikasikan ke pipi. Kemudian ke tiga produk bisa dikemas ketempat atau

wadah yang sudah disiapkan pada masing- masing produk.

4.2.2. Kelayakan Produk blush on

Produk blush on bentuk cream, compact dan powder diaplikasikan kepada

9 model mahasiswa UNNES dengan kriterian 3 mahasiswa memiliki warna kulit

putih, 3 mahasiswa memiliki warna kulit kuning langsat, dan 3 mahasiswa

memiliki warna kulit sawo matang. Kelayakan produk blush on dapat diketahui

dengan hasil uji inderawi, uji kesukaan dan uji laboratorium.

Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 hasil uji inderawi dapat diketahui bahwa hasil

penilaian rerata pada aspek tekstur blush on dari ke tiga sampel yang memiliki

kualitas paling tinggi diantara dua sampel blush On adalah sampel blush on

bentuk compact dengan hasil rerata skor uji inderawi 3,33 dan termasuk pada

kriteria sangat lembut, karena penmbahan formula kaolin dan talk yang lebih

banyak sehingga tekstur blush on bentuk compact menjadi sangat lembut. Hasil

penilaian rerata pada aspek warna pink pada saat diaplikasikan ke pipi dari ke tiga

sampel yang memiliki kualitas paling tinggi diantara tiga sampel blush On adalah

sampel blush on bentuk compact dengan hasil rerata skor uji inderawi 3,17 dan

termasuk pada kriteria jelas. Hasil rerata skor warna untuk blush on bentuk cream

lebih jelas diaplikasikan pada model yang memiliki warna kulit putih dengan skor

4 dan termasuk kriteria sangat jelas. Hasil rerata skor warna untuk blush on

bentuk compact lebih jelas diaplikasikan pada model yang memiliki warna kulit

putih dan kuning langsat dengan skor 3 dan termasuk kriteria jelas. Hasil rerata

skor warna untuk blush on bentuk powder lebih jelas diaplikasikan pada model
65

yang memiliki warna kulit kuning langsat dengan skor 4 dan termasuk kriteria

sangat jelas. Hasil penilaian rerata pada aspek aroma dari ke tiga sampel yang

memiliki kualitas paling tinggi diantara tiga sampel blush On adalah sampel 103

bentuk powder dengan hasil rerata skor uji inderawi 3,17 dan termasuk pada

kriteria sangat kuat/ khas.

Berdasarkan tabel 4.3 dan tabel 4.4 hasil uji kesukaan dapat diketahui

bahwa hasil penilaian persentase pada aspek tekstur blush on dari ke tiga sampel

yang paling disukai diantara dua sampel blush On adalah sampel blush on bentuk

powder dengan hasil rerata skor 3,6 dan termasuk pada kriteria sangat suka. Hasil

penilaian persentase pada aspek kemudahan dalam pemakaian dari ke tiga sampel

yang paling disukai diantara tiga sampel blush On adalah sampel blush on bentuk

compact dengan hasil rerata skor uji inderawi 3 dan termasuk pada kriteria suka.

Hasil penilaian persentase pada aspek warna pink pada saat diaplikasikan ke pipi

dari ke tiga sampel yang paling disukai diantara tiga sampel blush On adalah

sampel blush on bentuk cream dengan hasil rerata skor uji inderawi 3, 67 dan

termasuk pada kriteria sangat suka. Hasil penilaian persentase pada aspek reaksi

terhadap kulit yang paling disukai adalah sampel blush On compact dengan hasil

skor uji kesukaan 3,67 dan termasuk kriteria sangat suka. Hasil penilaian

persentase pada aspek aroma yang paling disukai adalah sampel blush On

compact dengan hasil skor uji kesukaan 3,67 dan termasuk kriteria sangat suka.

Hasil uji inderawi, uji kesukaan oleh 9 panelis terlatih (beauticiant) dan 9

panelis tidak terlatih (model), serta uji laboratorium dapat diketahui bahwa Blush
66

on bentuk compact memiliki kualitas paling tinggi dibandingkan kedua sampel

lain. Blush on Bentuk compact memiliki kandungan antosianin paling tinggi

dengan penambahan ekstrak daging buah naga 150 ml. Berdasarkan hasil uji

inderawi, kesukaan dan laboratorium kandungan warna yang paling baik dan

tinggi dimiliki oleh bentuk blush on compact, sedangkan blush on cream lebih

bagus diterapkan pada warna kulit putih, blush on compact lebih bagus diterapkan

pada warna kulit putih, dan blush on powder lebih bagus diterapkan pada warna

kulit kuning langsat. Eksperimen ini tidak memiliki efek samping yang merugikan

akibat bahan alami yang digunakan dalam jangka pendek dan juga dalam jangka

panjang. Eksperimen ini menggunakan pewarna alami dari daging buah naga

sebagai pengganti pewarna kimia pembuatan blush on. Blush on compact lebih

disukai karena kemudahan dalam pemakaiannya lebih mudah, warna pada saat

diaplikasikan lebih jelas dan tekstur pada produk lebih halus. Penggunaan kaolin

dan talk yang lebih banyak menyebabkan produk lebih halus dari pada produk

lain.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil simpulan

maupun saran sebagai berikut.

5.1. SIMPULAN

5.1.1 Proses pembuatan blush on dari buah naga super red dalam bentuk

cream,compact,dan powder diawali dengan proses ekstraksi daging buah naga

yang dijadikan sebagai bahan pewarna alami blush on. Hasil ekstraksi daging

buah naga dicampur menggunakan bahan- bahan kimia seperti talk, kaolin,

Parafin liquid, Seng Oksida, dan Seng Setrat. Bahan formula blush on dalam

bentuk cream, compact, dan powder pada dasarnya sama akan tetapi takaran

formula pada setiap produk berbeda. Hasil percampuran bahan- bahan untuk

produk blush on dalam bentuk cream langsung diletakkan ke tempat kosmetik

yang sudah disediakan, sedangkan produk blush on dalam bentuk compact

dan powder masih memerlukan proses pengeringan selama 2 hari. Produk

blush on dalam bentuk compact cara pemadatannya menggunakan sendok

untuk menekan formula yang sudah kering pada tempatnya sampai padat.

Sedangkan produk blush on dalam bentuk powder memerlukan proses

penghancuran kemudian pengayakan 100 mess untuk mendapatkan hasil

produk yang halus. Setelah produk jadi dikemas sesuai wadah yang sudah

disiapkan.

67
68

5.1.2 Kelayakan produk blush on dari ekstrak buah naga dalam bentuk cream,

compact, powder dapat dilihat berdasarkan hasil uji indrawi, uji kesukaan

dan uji laboratorium yang memiliki kualitas produk paling tinggi adalah

blush on dalam bentuk compact. Blush on bentuk compact memiliki

kandungan antosianin dari ekstrak daging buah naga paling tinggi diantara

ketiga sampel, sedangkan penambahan ekstrak daging buah naga sebesar

150 ml. Tingkat kesukaan panelis terlatih (beauticiant) dan panelis tidak

terlatih menjelaskan bahwa blush on bentuk compact sangat disukai oleh

masyarakat.

5.2. SARAN

5.2.1 Bagi mahasiswa pendidikan tata kecantikan yang ingin melanjutkan

penelitian ini, peneliti berharap pada saat proses penguapan ekstrak buah

naga dengan cara pemanasan, proses pemanasannya lebih lama dengan suhu

kecil dan stabil 600C 700C, agar alkohol yang tercampur pada proses

ekstraksi dapat menguap secara sempurna. Sehingga tidak ada bau alkohol

dalam pembuatan blush on karena sisa alkohol yang belum menguap secara

keseluruhan.

5.2.2 Penambahan ekstrak buah naga yang lebih banyak disarankan diimbangi

dengan bahan bahan lainnya yang takarannya setara dengan penambahan

ekstrak buah naga agar mendapatkan hasil blush on dengan warna yang

maksimal dan tekstur yang sangat lembut.


69

DAFTAR PUSTAKA

Andoko, agus, & Nurrasyid. 2012. Jurus Sukses Hasilkan buah Naga Kualitas
Prima. Jakarta Selatan: Agro Media Pustaka.

Ali Muhammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Astati, Sutriari.1996. Rias Wajah Sehari- hari. Jakarta: Direktorat Pembinaan


Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2007. Kosmetik mengandung bahan
berbahaya dan zat warna yang berbahaya. Jakarta.
http://www2.pom.go.id/public/peringatan_publik/pdf/KH.00.01.432.6147.p
df ( 30 november 2015)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. FARMAKOP Indonesia.


Jakarta.

Eddy, Tano & Dipl. Chem. Eng. 2005. Teknik Membuat Kosmetik dan Tip
Kecantikan. Jakarta: PT Rineka Cipta dan PT. Bina Adi Aksara.

Hidayah, Aniatul. 2011. Herbal Kecantikan. Jakarta Selatan: Citra Media

Kartika, Bambang, Pudji Hastuti, & Wahyu Supartono. 1988. Pedoman Uji
Inderawi Bahan Pangan.

Kusumastuti, Adhi. 2014. Potensi Kulit Manggis Sebagai Pewarna Alami.


Semarang : UNNES

Kusantati, Herni, dkk. 2008. Tata Kecantikan Kulit. Jakarta: Direktorat


Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Latifah Fatma, Retno Iswari Tranggono. 2007. Ilmu Pengetahuan Kosmetik.


Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nadeau Wendi. 2013. Manfaat daging dan kulit buah naga untuk kecantikan.
Diunduh 30 maret 2015. http://Manfaat daging dan kulit buah naga untuk
kecantikan _ Manfaat buah dan daun.htm(blog)

Permatasari, Mitha. 2012. Beauty Hot Tips. Jogjakarta: Bangkit

Pri-adi. 2013, Pengendalian Mutu. diakses 7 april 2015. (Online). http://pri-


a.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html (2 mei 2015)
70

Pusat Informasi Obat Universitas Islam Indonesia (PIO UII). 2012. Berbagai Zat
Tambahan Dalam Campuran Kosmetik, diunduh tanggal 10 maret 2015.
https://piouii.wordpress.com/2012/11/23/berbagai-zat-tambahan-dalam-
campuran-kosmetik/

Rostamailis. 2005. Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan & Berbusana yang


Serasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

,dkk. 2009. Tata Kecantikan Rambut Jilid 2. Jakarta:Direktorat


Pembinaan Sekolah Kejuruan

Ramadhani, anis. 2013. Panen Besar Buah Naga. Jakarta: PT. Mahadaya

Simanjutak Lidya. 2014. Ekstrasi Pigmen Antosinin Dari Kulit Buah Naga.
Jurnal penelitian teknik kimia USU .
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=164174&val=4138&titl
e=EKSTRAKSI%20PIGMEN%20ANTOSIANIN%20DARI%20KULIT%2
0BUAH%20%20NAGA%20MERAH%20%28Hylocereus%20polyrhizus%
29 (3 april 2015)

Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sudjana. 1995. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: PT. Tarsito

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Widowati, trisnani. Artikel seminar nasional pengembangantegnologi berbasis


potensi lokal.

Yulianti Hera. Ekstraksi dan Uji Kestabilan Pigmen Betasianin dalam Kulit Buah
Naga (Hylocereus polyrhizus) serta Aplikasinya sebagai Pewarna Tekstil.
jurnal penelitian http://eprints.undip.ac.id/3020/1/Abstrak_PDF.pdf (22 juli
2015)
DAFTAR PUSTAKA

Andoko, agus, & Nurrasyid. 2012. Jurus Sukses Hasilkan buah Naga Kualitas
Prima. Jakarta Selatan: Agro Media Pustaka.

Ali Muhammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Astati, Sutriari.1996. Rias Wajah Sehari- hari. Jakarta: Direktorat Pembinaan


Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2007. Kosmetik mengandung bahan
berbahaya dan zat warna yang berbahaya. Jakarta.
http://www2.pom.go.id/public/peringatan_publik/pdf/KH.00.01.432.6147.p
df ( 30 november 2015)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. FARMAKOP Indonesia.


Jakarta.

Eddy, Tano & Dipl. Chem. Eng. 2005. Teknik Membuat Kosmetik dan Tip
Kecantikan. Jakarta: PT Rineka Cipta dan PT. Bina Adi Aksara.

Hidayah, Aniatul. 2011. Herbal Kecantikan. Jakarta Selatan: Citra Media

Kartika, Bambang, Pudji Hastuti, & Wahyu Supartono. 1988. Pedoman Uji
Inderawi Bahan Pangan.

Kusumastuti, Adhi. 2014. Potensi Kulit Manggis Sebagai Pewarna Alami.


Semarang : UNNES

Kusantati, Herni, dkk. 2008. Tata Kecantikan Kulit. Jakarta: Direktorat


Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Latifah Fatma, Retno Iswari Tranggono. 2007. Ilmu Pengetahuan Kosmetik.


Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nadeau Wendi. 2013. Manfaat daging dan kulit buah naga untuk kecantikan.
Diunduh 30 maret 2015. http://Manfaat daging dan kulit buah naga untuk
kecantikan _ Manfaat buah dan daun.htm(blog)

Permatasari, Mitha. 2012. Beauty Hot Tips. Jogjakarta: Bangkit

Pri-adi. 2013, Pengendalian Mutu. diakses 7 april 2015. (Online). http://pri-


a.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html (2 mei 2015)

69
70

Pusat Informasi Obat Universitas Islam Indonesia (PIO UII). 2012. Berbagai Zat
Tambahan Dalam Campuran Kosmetik, diunduh tanggal 10 maret 2015.
https://piouii.wordpress.com/2012/11/23/berbagai-zat-tambahan-dalam-
campuran-kosmetik/

Rostamailis. 2005. Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan & Berbusana yang


Serasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

,dkk. 2009. Tata Kecantikan Rambut Jilid 2. Jakarta:Direktorat


Pembinaan Sekolah Kejuruan

Ramadhani, anis. 2013. Panen Besar Buah Naga. Jakarta: PT. Mahadaya

Simanjutak Lidya. 2014. Ekstrasi Pigmen Antosinin Dari Kulit Buah Naga.
Jurnal penelitian teknik kimia USU .
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=164174&val=4138&titl
e=EKSTRAKSI%20PIGMEN%20ANTOSIANIN%20DARI%20KULIT%2
0BUAH%20%20NAGA%20MERAH%20%28Hylocereus%20polyrhizus%
29 (3 april 2015)

Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sudjana. 1995. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: PT. Tarsito

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Widowati, trisnani. Artikel seminar nasional pengembangantegnologi berbasis


potensi lokal.

Yulianti Hera. Ekstraksi dan Uji Kestabilan Pigmen Betasianin dalam Kulit Buah
Naga (Hylocereus polyrhizus) serta Aplikasinya sebagai Pewarna Tekstil.
jurnal penelitian http://eprints.undip.ac.id/3020/1/Abstrak_PDF.pdf (22 juli
2015)
71

LAMPIRAN
72

Lampiran 1 Formulir Uji Kualitas Inderawi Panelis Terlatih (Beauticiant)

Rubrik Penilaian Uji Kualitas Inderawi

No Indikator Kriteria Skor Keterangan


apabila pada saat pengolesan blush
Sangat tidak
1 on pada pipi terasa tida lembut dan
lembut
terasa ada butiran kasar.
apabila pada saat pengolesan blush
Tidak lembut 2 on pada pipi terasa ada butiran
1 Tekstur blush on kasar.
apabila pada saat pengolesan blush
Lembut 3
on pada pipi terasa lembut.
apabila pada saat pengolesan blush
Sangat lembut 4 on pada pipi terasa lembut dan
tidak terasa ada butiran kasar.
Tidak mudah apabila dalam pengaplikasian blush
on ke pipi memerlukan beberapa
1
kali pengolesan ( lebih dari 4 kali
penglesan bolak balik).
Kurang mudah apabila dalam pengaplikasian blush
Kemudahan 2 on ke pipi memerlukan 4 kali
2 dalam pemakaian pengolesan (bolak balik).
blush on pada pipi Mudah apabila dalam pengaplikasian blush
3 on ke pipi memerlukan 3 kali
pengolesan (bolak balik).
Sangat mudah apabila dalam pengaplikasian blush
4 on ke pipi memerlukan 2 kali
pengolesan (bolak balik).
Tidak jelas apabila warna blush on sama sekali
1 tidak jelas berwarna merah muda
pada saat di aplikasikan ke pipi.
Kurang jelas apabila warna blush on kurang jelas
pada saat di aplikasikan ke pipi,
2
Warna pink pada warna blush on merah muda kearah
3 saat di putih
aplikasikan ke jelas apabila warna blush on terlihat jelas
pipi 3 berwarna merah muda pada saat di
aplikasikan ke pipi.
Sangat jelas apabila warna blush on terlihat
sangat jelas dan tajam berwarna
4
merah muda pada saat di
aplikasikan ke pipi.
Sangat tidak kuat/ Apabila blush on mempunyai bau
1
khas yang sangat tidak enak/ busuk
4. Apabila blush on mempunyai bau
Aroma blush on Tidak kuat/ khas 2
tidak khas aroma buah naga
Apabila aroma blush on khas
Kuat/ khas 3
dengan aroma buah naga
73

Apabila aroma blush on sangat


Sangat kuat/ khas 4
khas dengan aroma buah naga

Lembar Penilaian Uji Kualitas Inderawi

Kategori Deskripsi Uraian Nilai Variabel Penelitian


No. Pengamatan
101 102 103
( blush on ( blush on ( Blush on
bentuk bentuk bentuk
cream) compact) powder)
1. Sangat tidak lembut 1
Tekstur blush Tidak lembut 2
on Lembut 3
Sangat lembut 4
2. Tidak mudah 1
Kemudahan
dalam Kurang mudah 2
pemakaian
blush on pada Mudah 3
pipi Sangat mudah 4

3. Tidak jelas 1
Warna pink
pada saat di Kurang jelas 2
aplikasikan ke jelas 3
pipi
Sangat jelas 4
4. Sangat tidak kuat/ khas 1
Tidak kuat/ khas 2
Aroma
Kuat/ khas 3
Sangat kuat/ khas 4

Peneliti,

Ifa Nurhayati
NIM. 5402411014
74

Lampiran 2 Formulir Uji Kualitas Inderawi panelis tidak terlatih (Model)

Rubrik Penilaian Uji Kualitas Inderawi

No Indikator Kriteria Skor Keterangan


apabila pada saat pengolesan blush
Sangat tidak
1 on pada pipi terasa tidak lembut
lembut
dan terasa ada butiran kasar.
apabila pada saat pengolesan blush
Tidak lembut 2 on pada pipi terasa ada butiran
1 Tekstur blush on kasar.
apabila pada saat pengolesan blush
Lembut 3
on pada pipi terasa lembut.
apabila pada saat pengolesan blush
Sangat lembut 4 on pada pipi terasa lembut dan
tidak terasa ada butiran kasar.
Tidak jelas apabila warna blush on sama sekali
1 tidak jelas berwarna merah muda
pada saat di aplikasikan ke pipi.
Kurang jelas apabila warna blush on kurang jelas
pada saat di aplikasikan ke pipi,
2
Warna pink pada warna blush on merah muda kearah
saat di putih
2
aplikasikan ke jelas apabila warna blush on terlihat jelas
pipi 3 berwarna merah muda pada saat di
aplikasikan ke pipi.
Sangat jelas apabila warna blush on terlihat
sangat jelas dan tajam berwarna
4
merah muda pada saat di
aplikasikan ke pipi.
Menimbulkan apabila muncul kemerahan dan
reaksi gatal, terasa gatal serta panas pada kulit
1
kemerahan, dan setelah pemakaian.
panas.
Menimbulkan apabila muncul gatal dan
Reaksi terhadap reaksi gatal dan 2 kemerahan terasa pada kulit setelah
3
kulit kemerahan. pemakaian.
Menimbulkan apabila muncul gatal pada kulit
3
reaksi gatal setelah pemakaian.
Tidak apabila tidak muncul gejala apapun
menimbulkan 4 pada kulit setelah pemakaian.
reaksi
75

Lembar Penilaian Uji Kualitas Inderawi

Kategori Deskripsi Uraian Nilai Variabel Penelitian


No. Pengamatan
101 102 103
( blush on ( blush on ( Blush on
bentuk bentuk bentuk
cream) compact) powder)
1. Sangat tidak lembut 1
Tekstur blush Tidak lembut 2
on Lembut 3
Sangat lembut 4
2. Tidak jelas 1
Warna pink
pada saat di Kurang jelas 2
aplikasikan ke
jelas 3
pipi
Sangat jelas 4

3. Menimbulkan reaksi 1
gatal, kemerahan, dan
panas.
Menimbulkan reaksi 2
Reaksi gatal dan kemerahan.
terhadap kulit
Menimbulkan reaksi 3
gatal
Tidak menimbulkan 4
reaksi

Peneliti,

Ifa Nurhayati
NIM. 5402411014
76

Lampiran 3 Formulir Uji Organoleptik (Kesukaan) Panelis Terlatih (Beautician)

Rubrik Uji Organoleptik (Kesukaan)

No Indikator Kriteria Skor Keterangan

apabila pada saat pengolesan


blush on pada pipi terasa tida
Sangat tidak suka 1
lembut dan terasa ada butiran
kasar.
apabila pada saat pengolesan
Tidak suka 2 blush on pada pipi terasa ada
butiran kasar.
1 Tekstur blush on
apabila pada saat pengolesan
Suka 3 blush on pada pipi terasa
lembut.
apabila pada saat pengolesan
blush on pada pipi terasa
Sangat suka 4
lembut dan tidak terasa ada
butiran kasar.
apabila dalam pengaplikasian
blush on ke pipi memerlukan
Sangat tidak suka 1 beberapa kali pengolesan (
lebih dari 4 kali penglesan
bolak balik).
apabila dalam pengaplikasian
Kemudahan dalam
Tidak suka 2 blush on ke pipi memerlukan 4
2 pemakaian blush on
kali pengolesan (bolak balik).
pada pipi
apabila dalam pengaplikasian
Suka 3 blush on ke pipi memerlukan 3
kali pengolesan (bolak balik).
apabila dalam pengaplikasian
Sangat suka 4 blush on ke pipi memerlukan 2
kali pengolesan (bolak balik).
apabila warna blush on sama
sekali tidak jelas berwarna
Sangat tidak suka 1
merah muda pada saat di
aplikasikan ke pipi.
apabila warna blush on kurang
jelas pada saat di aplikasikan
Warna pink pada Tidak suka 2
ke pipi, warna blush on merah
3 saat di aplikasikan
muda kearah putih
ke pipi
apabila warna blush on terlihat
jelas berwarna merah muda
Suka 3
pada saat di aplikasikan ke
pipi.
apabila warna blush on terlihat
Sangat suka 4
sangat jelas dan tajam
77

berwarna merah muda pada


saat di aplikasikan ke pipi.

Lembar Penilaian Uji Organoleptik (Kesukaan)

Kode Sampel
No Indikator Kriteria Skor 101 102 103
( blush on ( blush on ( Blush on
bentuk bentuk bentuk
cream) compact) powder)

Sangat tidak suka 1

Tidak suka 2
1 Tekstur blush on
Suka 3

Sangat suka 4

Sangat tidak suka 1

Kemudahan dalam Tidak suka 2


2 pemakaian blush on
pada pipi Suka 3

Sangat suka 4

Sangat tidak suka 1

Warna pink pada Tidak suka 2


3 saat di aplikasikan
ke pipi Suka 3

Sangat suka 4

Peneliti,

Ifa Nurhayati
NIM. 5402411014
78

Lampiran 4

Formulir Uji Organoleptik (Kesukaan) Panelis tidak Terlatih (model)

Rubrik Uji Organoleptik (Kesukaan)

No Indikator Kriteria Skor Keterangan

apabila pada saat pengolesan blush


Sangat tidak suka 1 on pada pipi terasa tidak lembut
dan terasa ada butiran kasar.
apabila pada saat pengolesan blush
Tidak suka 2 on pada pipi terasa ada butiran
1 Tekstur blush on kasar.
apabila pada saat pengolesan blush
Suka 3
on pada pipi terasa lembut.
apabila pada saat pengolesan blush
Sangat suka 4 on pada pipi terasa lembut dan
tidak terasa ada butiran kasar.
apabila warna blush on sama sekali
Sangat tidak suka 1 tidak jelas berwarna merah muda
pada saat di aplikasikan ke pipi.
apabila warna blush on kurang jelas
pada saat di aplikasikan ke pipi,
Tidak suka 2
warna blush on merah muda kearah
Kesan warna merah
putih
2 muda pada blush on
apabila warna blush on terlihat jelas
ketika diaplikasikan
Suka 3 berwarna merah muda pada saat di
aplikasikan ke pipi.
apabila warna blush on terlihat
sangat jelas dan tajam berwarna
Sangat suka 4
merah muda pada saat di
aplikasikan ke pipi.
apabila muncul kemerahan dan
Sangat tidak suka 1 terasa gatal serta panas pada kulit
setelah pemakaian.
apabila muncul gatal dan
Tidak suka 2 kemerahan terasa pada kulit setelah
3 Reaksi terhadap kulit
pemakaian.
apabila muncul gatal pada kulit
Suka 3
setelah pemakaian.
apabila tidak muncul gejala apapun
Sangat suka 4
pada kulit setelah pemakaian.
Apabila aroma mempunyai bau
Sangat tidak suka 1
yang sangat tidak enak/ busuk
4. Aroma
Apabila aroma mempunyai bau
Tidak suka 2
tidak khas aroma buah naga
79

Apabila aroma blush on khas


Suka 3
dengan aroma buah naga
Apabila aroma blush on sangat
Sangat suka 4
khas dengan aroma buah naga

Lembar Penilaian Uji Organoleptik (Kesukaan)

Kode Sampel
No Indikator Kriteria Skor 101 102 103
( blush on ( blush on ( Blush on
bentuk bentuk bentuk
cream) compact) powder)

Sangat tidak suka 1

Tidak suka 2
1 Tekstur blush on
Suka 3

Sangat suka 4

Sangat tidak suka 1

Warna pink pada Tidak suka 2


2 saat di aplikasikan
ke pipi Suka 3

Sangat suka 4

Sangat tidak suka 1

Tidak suka 2
3 Reaksi terhadap kulit
Suka 3

Sangat suka 4

Sangat tidak suka 1

Tidak suka 2
4 Aroma
Suka 3

Sangat suka 4
80

Lampiran 5

HASIL UJI INDRAWI PANELIS TERLATIH ( BEAUTICIANT ) DAN PANELIS


TIDAK TERLATIH
81

Lampiran 6

HASIL UJI KESUKAAN PANELIS TERLATIH ( BEAUTICIANT ) DAN PANELIS


TIDAK TERLATIH
82

Lampiran 7 Surat Keterangan pembimbing


83

Lampiran 8 Surat Permohonan Validasi Instrumen


84

Lampiran 9 Surat Keterangan Validasi

Lampiran 12 Surat permohonan validator 1


85

Lampiran 10 Surat Keterangan Validasi

Lampiran 14 Surat permohonan validator 2

Lampiran 15 Surat pernyataan validator 2

Lampiran 16 Surat keterangan peminjaman ruangan untuk penelitian

Lampiran 17 Daftar hadir panelis


86

Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian


87

Lampiran 12

Daftar Hadir Penelitian


88
89

Lampiran 13

Hasil Uji Laboratorium


90

Lampiran 14

DOKUMENTASI

Bahan- Bahan formula blush on

Kaolin Talk Seng Oksida

Parafin Liquid Daging buah naga Ekstrak daging


buah naga
91

Hasil pengaplikasian blush on bentuk crem

Before After

1.
2.

3.

4.

5.
92

Hasil pengaplikasian blush on bentuk powder

Before After

1.

2.

3.

4.
93

Hasil pengaplikasian blush on bentuk compact

Before After

1.

2.

3.

4.

Anda mungkin juga menyukai