Anda di halaman 1dari 159

i

MOTIVASI SUPORTER PEREMPUAN DALAM


PERTANDINGAN SEPAKBOLA LIGA 1

SKRIPSI

diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1


untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
David Robby Johan
6101416100

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
ii

HALAMAN JUDUL
iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : David Robby Johan


NIM : 6101416100
Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Judul : Motivasi Suporter Perempuan Dalam Pertandingan Sepakbola
Liga 1

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Semarang, 2020

Menyetujui

Ketua Jurusan Pembimbing


Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Dr. Rumini, S.Pd., M.Pd. Andry Akhiruyanto, S.Pd., M.Pd.


NIP. 1970 0223 1995 12 2001 NIP. 1981 0129 2003 12 1001
iv

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi yang berjudul “Motivasi Suporter Perempuan Dalam Pertandingan

Sepakbola Liga 1” karya David Robby Johan, NIM 6101416100 telah

dipertahankan dalam Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang pada tanggal

...........................................dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi.

Panitia:

Ketua Sekertaris

( ) ( )
NIP. NIP.

Penguji I

( ) ...............................
NIP.

Penguji II

( ) ...............................
NIP.

Penguji III

( ) ...............................
v

NIP.
vi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan

gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas

Negeri Semarang (UNNES) maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim

Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar

yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan

norma yang berlaku diperguruan tinggi ini.

Semarang,...............................2020
Yang membuat pernyataan,

David Robby Johan


NIM. 6101416100
vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

 “Berterimakasihlah pada masa – masa sulit, karena disitu kamu sedang

bertumbuh”

 “jadikanlah kegagalan sebagai batu loncatan mencapai kesuksesan”

 “Jangan pergi mengikuti kemana jalan akan berujung. Buatlah jalanmu

sendiri dan tinggalkanlah jejak”

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Kedua orangtua saya yaitu, Bapak

Kisman dan Ibu Sri Astuti

terimakasih untuk kasih sayang dan

do’a yang tak terhingga yang telah

diberikan kepada saya.

2. Keluarga tercinta yang telah

memberikan dukungan kepada saya.

3. Sahabat dan rekan – rekan yang

mengajarkan kebaikan dan

kekompakan.

4. Keluarga besar PJKR dan FIK

UNNES.
viii

5. Almamater UNNES.

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga skripsi dengan judul

“Motivasi Suporter Perempuan Dalam Pertandingan Sepakbola Liga 1” dapat

terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan meraih

gelar Sarjana pada Program Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Keberhasilan penulisan skripsi ini atas bantuan dari berbagai pihak dan

dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada

yang terhormat:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk memperoleh pendidikan di Universitas Negeri

Semarang.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, yang

telah memberikan ijin dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, yang telah

memberikan dorongan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Andry Akhiruyanto, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang

selalu menyempatkan waktu guna membimbing dan memotivasi dalam

penyusunan skripsi ini.


ix

5. Seluruh dosen beserta staf karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan

terutama Staf Tata Usaha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi Universitas Negeri Semarang yang telah memberi bantuan dan

bimbingannya.

6. Seluruh informan yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini baik dari

kelompok suporter Aremanita, Bonita, Jak Angel, Ladies Vikers, LA

Nita, Panser Girl, Slemanona, Violanita, Pusamanita.

7. Keluarga tercintaku Bapak Kisman, Ibu Sri Astuti, Sizcha Erna Wati dan

Priyasbowo Erfan Laksono yang telah memberikan dorongan semangat,

kasih sayang dan doanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Sahabat – sahabatku yang telah mendukung, menghibur serta

memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman – teman PJKR angkatan 2016 khususnya rombel B yang telah

memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua pihak yang terlibat dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini

yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Pada skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan

saran semua pihak sangat diharapkan guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat.

Semarang, ..................................2020
x

Penulis
xi

ABSTRAK

David Robby Johan. 2020. Motivasi Suporter Perempuan Dalam Pertandingan


Sepakbola Liga 1. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : Andry
Akhiruyanto, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci : Motivasi Suporter Perempuan, Kelompok Suporter, Sepakbola Liga
1.
Meningkatnya jumlah suporter perempuan dipertandingan sepakbola liga 1
dipengaruhi oleh adanya rasa cinta, meski tidak ada perlakuan khusus dan sering
terjadinya tindakkan yang merugikan bagi kaum perempuan tak menjadikan
alasan mereka untuk tetap menyaksikan pertandingan sepakbola, mereka
membentuk sebuah kelompok yang bisa dijadikan tempat untuk bersosialisasi dan
bertukar pendapat. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi
perempuan bergabung dalam kelompok suporter sesuai kebutuhan yang ingin
mereka penuhi meliputi kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, kebutuhan akan
penghargaan, dan aktualisasi diri yang bertujuan kebutuhan mana yang terpenuhi
guna memotivasi perempuan bergabung dalam kelompok suporter.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi teknik
pengumpulan data berupa wawancara, angket dan dokumentasi. Wawancara
dilakukan melalui Direct Massage ke akun instagram resmi komunitas suporter
perempuan dan anggota suporter perempuan. Selanjutnya pengisian angket
terhadap sembilan kelompok suporter terdiri dari Aremanita, Bonita, Jak Angel,
Ladies Vikers, LA Nita, Panser Girl, Pusamanita, Slemanona, Violanita.
Selanjutnya dokumentasi berupa foto KTA. Langkah selanjutnya adalah
mendeskripsikan hasil triangulasi data kedalam paragraf naratif.
Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan rasa aman, kebutuhan soisial,
kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri terpenuhi dalam
memotivasi perempuan bergabung dalam kelompok suporter, sedangkan
kebutuhan fisiologis bukan termasuk dalam motivasi perempuan bergabung
menjadi kelompok suporter. Untuk kebutuhan yang paling dominan dalam
memotivasi perempuan yaitu kebutuhan sosial, karena adanya rasa cinta terhadap
klub kebanggaan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan dari lima aspek motivasi yang
terpenuhi dalam mendorong perempuan bergabung dalam kelompok suporter ada
empat yaitu aspek kebutuhan rasa aman, sosial, akan penghargaan, aktualisasi diri.
Kebutuhan fisiologis tidak termasuk kebutuhan dalam motivasi perempuan
bergabung dalam kelompok suporter. Berdasarkan hasil penelitian maka
diharapkan anggota suporter dapat meningkatkan jiwa sosial dan saling menjaga
antar sesama kelompok suporter, selain itu menjaga nama baik kelompok suporter
xii

yang telah diikuti dan menghindari sikap saling profokasi antar kelompok
suporter.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................................................iii
PENGESAHAN KELULUSAN........................................................................................iv
PERNYATAAN.................................................................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.....................................................................................vi
PRAKATA.......................................................................................................................vii
ABSTRAK........................................................................................................................ix
DAFTAR ISI......................................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................xiv
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian....................................................................1
1.2 Cakupan Masalah Penelitian..............................................................................4
1.3 Pertanyaan Peneliti.............................................................................................8
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................................8
1.5 Kegunaan/Manfaat Penelitian.............................................................................9
1.6 Orisinalitas Penelitian.........................................................................................9
BAB II.............................................................................................................................11
KAJIAN PUSTAKA........................................................................................................11
2.1 Kajian Pustaka..................................................................................................11
2.2 Kerangka Teoritis.............................................................................................14
2.1.1 Perempuan................................................................................................14
2.1.2 Kelompok.................................................................................................15
2.1.3 Sepakbola.................................................................................................16
xiii

2.1.4 Suporter Sepakbola...................................................................................19


2.1.5 Motivasi....................................................................................................22
2.3 Kerangka Berpikir............................................................................................27
BAB III............................................................................................................................28
METODE PENELITIAN.................................................................................................28
3.1 Pendekatan dan Desain Penelitian....................................................................28
3.2 Fokus dan Lokus Penelitian..............................................................................29
3.3 Sumber Data Penelitian....................................................................................29
3.4 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................30
3.4.1 Wawancara...............................................................................................30
3.4.2 Angket (Kuesioner)..................................................................................32
3.4.3 Dokumentasi.............................................................................................34
3.5 Teknik Keabsahan Data....................................................................................35
3.6 Teknik Analisis Data........................................................................................37
BAB IV............................................................................................................................39
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................................................39
4.1 Hasil Penelitian................................................................................................39
4.1.1 Gambaran Umum Penelitian.....................................................................39
4.1.2 Hasil Penelitian.........................................................................................40
4.2 Pembahasan......................................................................................................80
4.2.1 Kebutuhan Individu..................................................................................83
BAB V.............................................................................................................................88
PENUTUP.......................................................................................................................88
5.1 Simpulan..........................................................................................................88
5.2 Saran................................................................................................................89
5.2.1 Anggota Suporter.....................................................................................89
5.2.2 Ketua Suporter..........................................................................................90
5.2.3 Pengelola Klub.........................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................91
LAMPIRAN.........................................................................Error! Bookmark not defined.
xiv
xv

DAFTAR TABEL

1. Data Jumlah Suporter Perempuan Liga 1................................................................4

2. Orisinalitas Penelitian.................................................................................10

3. Kisi – kisi Wawancara...........................................................................................31

4. Kisi – Kisi Angket.......................................................................................32

5. Pedoman Dokumentasi...............................................................................35
xvi

DAFTAR GAMBAR

1. Hierarki Kebutuhan Maslow........................................................................6

2. Hierarki Kebutuhan Maslow......................................................................23

3. Kerangka Berpikir......................................................................................27

4. Komponen Dalam Analisis Data................................................................38


xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir Usulan Topik Skripsi..................................................................96

2. Surat Keterangan Penetapan Dosen Pembimbing......................................97

3. Surat Ijin Penelitian....................................................................................98

4. Angket Penelitian (google form)..............................................................100

5. Hasil Angket Penelitian (google form)....................................................106

6. Bukti Foto KTA.......................................................................................118

7. Foto Selfie Menunjukkan KTA................................................................121


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang melibatkan gerak tubuh

yang dilakukan secara berulang – ulang yang bertujuan untuk meningkatkan suhu

tubuh serta meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. menurut M. Sajoto

(dalam Wibowo H. B. 2012:20) Olahraga merupakan salah satu bentuk kegiatan

fisik dan banyak dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat, dari mulai anak –

anak, remaja, dewasa, laki – laki, maupun wanita. Salah satu alasan mereka

melakukan kegiatan olahraga adalah mereka mendapatkan kesegaran jasmani

dalam aktifitas olahraga tersebut, yang berpengaruh terhadap kesehatan tubuh

sehingga mereka bisa melakukan kegiatan – kegiatan lain dengan lebih baik.

Selain itu olahraga juga dimaksudkan untuk pencapaian prestasi bagi mereka yang

menggelutinya. Menurut (Kaylene, P., & Rosone, T. L. 2016:116) Pendidikan

jasmani dapat meningkatkan tingkat kebugaran dan ketrampilan. Olahraga dapat

dikelompokkan menjadi berbagai macam, diantaranya ada olahraga perseorangan

atau olahraga individu dan ada juga olahraga kelompok atau tim. Sepakbola

merupakan salah satu cabang olahraga kelompok yang terdiri dari dua tim atau

regu dimana dalam sebuah tim terdapat 11 pemain termasuk 1 orang penjaga

gawang, dan tujuan utama dari permainan tersebut yaitu masing – masing regu

atau tim berusaha memasukkan bola ke gawang lawan dan masing – masing tim

berusaha agar gawangnya tidak kemasukkan bola.


2

Sepakbola adalah olahraga yang cukup populer dan digemari baik di

Indonesia maupun di seluruh dunia (Lucky & Setyowati, 2013). Menurut

Baroncelli Alessandro, 2006.Sepakbola merupakan olahtraga dominan di Italia,

lebih dari 44 juta orang Italia tertarik dalam permainan, 31 juta orang pendukung,

2 juta orang menonton di stadion, 20 juta orang membaca tentang sepakbola di

surat kabar, dan 25 juta orang mengikuti sepakbola ditelevisi atau radio. Menurut

Sucipto, dkk. (dalam Sudarmono Martin, dkk., 2018:65) sepakbola merupakan

permainan beregu, masing – masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah

satunya sebagai penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan

dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan

lengan di daerah tendangan hukumannya. Dalam perkembangannya permainan

sepakbola dapat dimainkan diluar lapangan (out door) dan di dalam ruangan (in

door)atau tertutup.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sepakbola adalah permainan

beregu di lapangan, menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan

yang masing – masing terdiri atas sebelas pemain, berlangsung selama 2 x 45

menit, kemenangan ditentukan oleh selisih gol yang masuk ke gawang

lawan.Federation International Football Asosiation (FIFA) merupakan induk

sepak bola dunia yang memberikan aturan dan teknis pelaksanaan pertandingan.

Sedangkan di Indonesia sepakbola dinaungi oleh PSSI (Persatuan Sepakbola

Seluruh Indonesia). Jadi sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer dan

telah menjadi tontonan bahkan hiburan tersendiri bagi masyarakat diseluruh


3

penjuru dunia. Olahraga ini disebut sebagai olahraga yang merakyat karena

disukai oleh semua golongan dan lapisan masyarakat.

Di Indonesia kompetisi sepakbola terbagi menjadi beberapa kasta, untuk

kasta tertinggi ada Liga 1, kemudian Liga 2 dan Liga 3. Liga 1 sendiri terdiri dari

18 tim yang tergabung dalam satu wilayah dengan menggunakan sistem kandang

tandang(home away) dan semua tim dapat saling bertemu. Perhitungan poin

dalam pertandingannya yaitu 3 poin didapat apabila tim tersebut mampu

memenangkan pertandingan, dan poin 1 didapat apabila pertandingan berakhir

dengan hasil imbang, dan poin 0 apabila tim menelan kekalahan dalam

pertandingan. Sedangkan untuk penentuan juara Liga 1 ditentukan dengan raihan

poin, dimana poin yang baling banyak diakhir kompetisi dapat dikatakan sebagai

juara, dan apabila poinnya sama maka untuk penentuan juaranya ditentukan

dengan head to head dan selisih goal. Sedangkan 3 tim yang mempunyai poin

paling sedikit diakhir kompetisi maka 3 tim tersebut harus rela turun

kasta/terdegradasi ke Liga 2.

Berkembangnya sepakbola di Indonesia diikuti juga oleh tumbuhnya

pendukung tim sepakbola yang biasa disebut supporter. Disetiap laga sepakbola

yang dipertandingkan, selalu dihadiri oleh supporter untuk mendukung tim

kesebelasan masing – masing. Penonton dan supporter sepakbola tidak

membedakan jenis kelamin, usia, bahkan status sosial. Indonesia berada diposisi

3, masih dibawah Inggris dan Argentina akibat dari Indonesia mempunyai basis

suporter ke-3 paling fanatik di dunia inilah yang membuat klub – klun yang

berada di Indonesia mempunyai suporter yang fanatik dan dibuktikan dengan


4

kepadatan suporter setiap pertandingannya (Eko Prasetyo, dkk. 2016:1). Supporter

sepakbola yang sering dikaitkan dengan kaum laki – laki, saat ini tidak hanya laki

– laki saja yang menjadi suporter sepakbola. Keberadaan kelompok suporter

perempuan di Indonesia sudah banyak dalam persepakbolaan Indonesia, seperti

Jak Angel (Persija Jakarta), Aremanita (Arema Malang), dan Bonekwati

(Persebaya Surabaya) (Octavianti & Hutapea,2017:221).Awalnya anggota The

Jakmania hanya sekitar 100 orang, namun hingga tahun 2006 anggota The

Jakmania sudah mencapai 30.000 orang lebih (Sitepu dan Setyaningsih 2011:2).

Berdasarkan observasi, peneliti mendapatkan hasil jumlah suporter

perempuan sebagai berikut :

Tabel 1.1 Data Jumlah Suporter Perempuan Liga 1


Sumber : Data Peneliti

No. Nama Suporter Tim Jumlah


1 Panser Girl PSIS Semarang 28300
2 Aremanita Arema Malang 23400
3 Jak Angel Persija Jakarta 71900
4 Bonita Persebaya Surabaya 24100
5 Ladies Vikers Persib Bandung 38800
6 LA Nita Persela Lamongan 1561
7 Slemanona PSS Sleman 1951
8 Violanita Persita Tanggerang 1630
9 Pusamanita Borneo FC 16200

1.2 Cakupan Masalah Penelitian

Dalam kurun waktu 10tahun terakhir, suporter sepakbola sudah mulai

merambah kepada kaum perempuan sehingga menjadi perhatian bagi

penyelenggara liga sepakbola profesional di Indonesia, akan fenomena hadirnya

kaum perempuan sebagai suporter dalam kegiatan sepakbola (Andarwati, dkk,


5

2014:399). Saat ini kaum perempuan sudah menjadi bagian dari olahraga

sepakbola itu sendiri, dengan masuknya kaum perempuan dalam dunia sepakbola

menambah daya tarik tersendiri bagi olahraga tersebut. Banyak terjadinya

kerusuhan didalam persepakbolaan Indonesia tak menyiutkan minat bagi para

kaum wanita untuk tetap masuk ke dunia sepakbola. Argubi Silwan (2012:27)

menyatakan bahwa karakteristik supporter di Indonesia memiliki kesamaan.

Euforia yang muncul sangat luar biasa, dukungan yang diberikan oleh suporter

sering melahirkan sikap – sikap yang berlebihan.

Untuk itu motivasi suporter perempuan di pertandingan sepakbola liga 1 di

Indonesia ini menarik untuk dikaji. Menurut Syaiful B Djamarah (2008:148)

mengatakan bahwa, motivasi adalah suatu dorongan yang berasal dari dalam diri

manusia untuk mempengaruhi diri sendiri atau seseorang ke dalam bentuk

aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Huitt, W. (2001) mengatakan

motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan

sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang

untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi merupakan dorongan yang timbul pada

diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan

dengan tujuan tertentu.

Motivasi dapat disimpulkan sebagai kekuatan seseorang yang dapat

menjadikan suatu dorongan sehingga menimbulkan tingkat kemauan dalam

melaksanakan suatu kegiatan yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif

bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Seberapa kuat motivasi
6

yang dimiliki seorang individu akan banyak menentukan kualitas perilaku yang

ditampilkan oleh seorang individu tersebut, baik dalam konteks belajar, bekerja

maupun dalam konteks lainnya.

Sedangkan Maslow (1954) dalam Joseph E. Gawel (1997:1) menyatakan

bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan –

kebutuhan hirarki sebagai berikut dalam bentuk diagram segitiga dimana posisi

paling bawah adalah kebutuhan yang mendesak dan paling atas adalah kebutuhan

yang tidak begitu mendesak, ketika kebutuhan dasar terpenuhi maka akan naik

untuk mengejar kebutuhan selanjutnya.

Gambar 1.1 Hierarki Kebutuhan Maslow


Sumber : McLeod, S. A (2007). Maslow’s Hierarchy of Needs
7

Menurut Andrew M. Bland and Eugene M. DeRoberis (2017:19)

menjelaskan teori hierarki kebutuhan Maslow sebagai berikut. (1) Kebutuhan

fisiologis yaitu berhubungan dengan kebutuhan – kebutuhan utama, dasar dan

esensial yang harus dipenuhi oleh tiap manusia untuk mempertahankan diri

sebagai makhluk, kebutuhan ini mencangkup misalnya udara, makan, minum,

pakaian, tempat tinggal atau penginapan, istirahat, pemenuhan seksual. (2) Rasa

aman yang didefinisikan kebutuhan keamanan seperti kebebasan dari ketakutan,

kecemasan, kekacauan, dan stabilitas serta keamanan yang terstruktur. (3) Cinta

kasih yaitu bahwa kebutuhan cinta termasuk kemampuan untuk membentuk

ikatan emosional yang berkelanjutan untuk berempati, menikmati sesuatu dan

tertawa bersama. (4) Kebutuhan harga diri mengarah pada perasaan percaya diri,

kekuatan, kemampuan, merasa dianggap, status, respek dan penghargaan. (5)

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk mengerahkan energi untuk

berkembang sehingga membutuhkan penyaluran kemampuan dan potensi diri

dalam bentuk nyata.

Dari observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti,dimana suporter

sepakbola identik dengan kaum laki – laki, bahkan sering terjadinya tawuran antar

suporter, seperti yang diungkapkan (Setyowati, R. N, 2013:148) Mengamati

perilaku fenomena kekerasan dalam sepakbola selama ini, kita harus khawatir

karena kelihatannya perilaku kekerasan termasuk dalam sepakbola sepertinya

sudah menjadi budaya di negeri ini. Menurut (Putri, K. R. A. 2013:141)Perilaku

agresi suporter juga disebabkan oleh faktor lingkungan, dalam hal ini lingkungan

yang dimaksud adalah teman sebaya.


8

Kedekatan yang terjalin antar para suporter yang berusia remaja banyak

dipengaruhi oleh ikatan emosional yang kuat dikarenakan kesamaan tujuan.

Melihat hal itu, serta beberapa kasus kekerasan dan kerusuhan suporter di

Indonesia suporter perempuan tetap saja masih sering dijumpai menyaksikan dan

mendukung langsung tim kesayangannya berlaga dipertandingan liga 1, maka

peneliti akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengacu pada teori

kebutuhan yang dikemukakan oleh maslow. Peneliti akan melakukan observasi,

wawancara, pengisian angket serta dokumentasi langsung di beberapa stadion

yang dijadikan sebagai home base tim yang tergabung di liga 1 guna memperoleh

data.

1.3 Pertanyaan Peneliti

Berdasarkan latar belakang dan cakupan masalah tersebut fokus masalah

untuk dicari kebenarannya dalam penelitian ini yaitu, bagaimanakah motivasi

suporter perempuan dalam pertandingan sepakbola liga 1.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan judul dan perumusan permasalahan yang penulis kemukakan,

maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan motivasi

suporter perempuan dalam pertandingan sepakbola liga 1.


9

1.5 Kegunaan/Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan

praktis sebagai berikut :

1.5.1 Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1) Menambah pengetahuan mengenai motivasi bagi perempuan untuk

menjadi supporter sepakbola dipertandingan liga 1.

2) Menjadi bahan perbandingan untuk penelitian lebih lanjut tentang motivasi

suporter perempuan di pertandingan sepakbola liga 1.

1.5.2 Secara Praktis

1) Memberikan informasi bagi masyarakat khususnya remaja mengenai

motivasi perempuan menjadi supporter sepakbola.

Menjadi bahan evaluasi bagi para anggota supporter sepakbola khususnya

perempuan dalam menjalankan sebuah komunitas.

1.6 Orisinalitas Penelitian

Orisinalitas merupakan kriteria utama dan kata kunci dari hasil karya

akademik terutama pada tingkat doktor. Karya akademik khususnya, skripsi, tesis,

dan disertasi harus memperlihatkan bahwa karya itu orisinal. Orisinalitas

menyajikan perbedaan dan persamaan bidang kajian yangditeliti antara peneliti

dengan peneliti – peneliti sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari

adanya pengulangan kajian terhadap hal – hal yang sama. Dengan demikian akan
10

diketahui sisi – sisi apa saja yang membedakan dan akan diketahui pula letak

persamaan antara penelitian peneliti dengan penelitian – penelitian terdahulu.

Dalam hal ini akan lebih mudah dipahami, jika peneliti menyajikannya dalam

bentuk tabel dibandingkan dengan menyajikan dalam bentuk paparan yang

bersifat uraian. Oleh karena itu, peneliti memaparkannya dalam bentuk tabel

seperti dibawah ini :

Tabel 1.2 Orisinalitas Penelitian


Sumber : Data Peneliti

No Nama Peneliti, Tahun Originalitas


Persamaan Perbedaan
. dan Judul Penelitian Penelitian
1 Achmad Syakur Motivasi Informan berasal Motivasi
Fahri, 2018, Motivasi suporter dari beberapa suporter
Perempuan Menjadi perempuan kelompok suporter perempuan di
Kelompok Suporter di Liga 1 liga 1
PSIS
11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang melibatkan gerak tubuh

yang dilakukan secara berulang – ulang yang bertujuan untuk meningkatkan suhu

tubuh serta meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. menurut M. Sajoto

(dalam Wibowo H. B. 2012:20) Olahraga merupakan salah satu bentuk kegiatan

fisik dan banyak dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat, dari mulai anak –

anak, remaja, dewasa, laki – laki, maupun wanita. Salah satu alasan mereka

melakukan kegiatan olahraga adalah mereka mendapatkan kesegaran jasmani

dalam aktifitas olahraga tersebut, yang berpengaruh terhadap kesehatan tubuh

sehingga mereka bisa melakukan kegiatan – kegiatan lain dengan lebih baik.

Sepakbola adalah olahraga yang cukup populer dan digemari baik di

Indonesia maupun di seluruh dunia (Lucky & Setyowati, 2013). Menurut

Baroncelli Alessandro, 2006.Sepakbola merupakan olahtraga dominan di Italia,

lebih dari 44 juta orang Italia tertarik dalam permainan, 31 juta orang pendukung,

2 juta orang menonton di stadion, 20 juta orang membaca tentang sepakbola di

surat kabar, dan 25 juta orang mengikuti sepakbola ditelevisi atau radio. Menurut

Sucipto, dkk. (dalam Sudarmono Martin, dkk., 2018:65) sepakbola merupakan

permainan beregu, masing – masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah

satunya sebagai penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan

dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan

lengan di daerah tendangan hukumannya. Dalam perkembangannya permainan


12

sepakbola dapat dimainkan diluar lapangan (out door) dan di dalam ruangan (in

door)atau tertutup.

Suporter sepakbola merupakan orang atau sekelompok orang yang

menyaksikan ataupun memberikan dukungan pada suatu tim dalam pertandingan

sepakbola. Dengan demikian dapat diartikan bahwa penonton sepakbola

merupakan kumpulan orang yang berada dalam suatu situasi sosial tertentu, yaitu

situasi pertandingan sepakbola yang menyaksikan atau memberikan dukungan

kepada tim yang dijagokannya. Oleh karena itu suporter sepakbola merupakan

suatu kumpulan orang, maka untuk memahami motivasi yang mendorong dirinya

untuk bergabung dalam kelompom suporter, perlu dilakukan sebuah penelitian

lebih lanjut.

Sebuah klub sepakbola sangat membutuhkan keberadaan sebuah kelompok

suporter. Kehadiran kelompok suporter bisa meningkatkan semangat bagi para

pemain yang berjuang dilapangan hijau, selain itu adanya kelompok suporter juga

bisa menambah pemasukan dana bagi sebuah klub sepakbola. Keberadaan sebuah

suporter memberikan dampak positif dan juga negatif bagi sebuah klub sepakbola,

disatu sisi dapat meningkatkan nama klub yang didukungnya dan disisi lain

perilaku buruk kelompok suporter bisa menghancurkan reputasi dan nama baik

tim sepakbola tersebut. Keberadaan suporter atau pendukung merupakan salah

satu hal terpenting dalam suatu pertandingan sepakbola agar tidak terasa hambar

dan tanpa makna. Kelompok suporter merupakan fenomena lebih lanjut dari

legalisasi komunitas pendukung suatu kesebelasan. Suporter adalah orang yang

memberikan dukungan sehingga bersifat aktif. Di lingkungan sepakbola, suporter


13

erat kaitannya dengan dukungan yang dilandasi oleh perasaan cinta dan fanatisme

terhadap tim. Suporter sendiri merupakan bentuk eksistensi dari masyarakat, yang

mempunyai sebuah bentuk kebanggaan serta kecintaan terhadap tim sepakbola.

Hal ini yang membuat fanatisme timbul, mereka akan sangat senang jika tim yang

mereka dukung memenangkan pertandingan dan mereka akan sangat marah jika

sebaliknya.

Berkembangnya sepakbola di Indonesia diikuti juga oleh tumbuhnya

pendukung tim sepakbola yang biasa disebut supporter. Disetiap laga sepakbola

yang dipertandingkan, selalu dihadiri oleh supporter untuk mendukung tim

kesebelasan masing – masing. Penonton dan supporter sepakbola tidak

membedakan jenis kelamin, usia, bahkan status sosial. Indonesia berada diposisi

3, masih dibawah Inggris dan Argentina akibat dari Indonesia mempunyai basis

suporter ke-3 paling fanatik di dunia inilah yang membuat klub – klun yang

berada di Indonesia mempunyai suporter yang fanatik dan dibuktikan dengan

kepadatan suporter setiap pertandingannya (Eko Prasetyo, dkk. 2016:1). Supporter

sepakbola yang sering dikaitkan dengan kaum laki – laki, saat ini tidak hanya laki

– laki saja yang menjadi suporter sepakbola. Keberadaan kelompok suporter

perempuan di Indonesia sudah banyak dalam persepakbolaan Indonesia, seperti

Jak Angel (Persija Jakarta), Aremanita (Arema Malang), dan Bonekwati

(Persebaya Surabaya) (Octavianti & Hutapea,2017:221).Awalnya anggota The

Jakmania hanya sekitar 100 orang, namun hingga tahun 2006 anggota The

Jakmania sudah mencapai 30.000 orang lebih (Sitepu dan Setyaningsih 2011:2).
14

2.2 Kerangka Teoritis

2.1.1 Perempuan

Perempuan merupakan permata kehidupan. Dalam setiap lekuk

kehidupannya, Tuhan menganugrahkan permata yang indah dan menawan. Jiwa

perempuan menjadi cawan autobiografi kehidupan anak – anaknya. Nabi

Muhammad menilai perempuan sebagai tiang (kehidupan) negara. Nietzsche

bahkan berani menyebut seorang perempuan mempunyai kecerdasan besar. Naluri

keibuan seorang perempuan harus terus dijaga agar bersih untuk berumah jiwa

yang jernih. Mutiara yang melekat dalam tubuh perempuan harus terus terjaga

dengan jernih sehingga menjadikan perempuan sebagai sumber kehidupan. Dari

rahim perempuan, permata kehidupan menjadi tampak, kehidupan semakin cerah

dan penuh cahaya. Dari ini, menjadi perempuan adalah sebuah kebanggaan. (Eti

Nurhayati 2014:9).

Pandangan bahwa perempuan sumber petaka dan kesialan laki – laki tidak

hanya memonopoli dalam masyarakat islam. Dalam dunia Eropa kuno maupun

abad pertengahan, perempuan dianggap kurang layak bagi tingkah laku moral.

Perasaan perempuan mendorongnya untuk berjalan menuju setiap kejahatan. Laki

– laki harus mengawasi setiap tingkah laku perempuan dan perempuan diciptakan

untuk taat kepada laki – laki. Agustinus mengingatkan jemaatnya bahwa “melalui

seorang perempuan dosa pertama datang, dosa yang membawa kematian bagi kita

semua” (Anthony Synnott, 2007: 72) dalam Eti Nurhayati (2014: 15).

Perlakuan yang berbeda dan ketidak-adilan yang diterima perempuan

selalu berpangkal dari perbedaan secara anatomis fisiologis antara perempuan dan
15

laki – laki. Meski perbedaan fisik perempuan merupakan takdir dengan istilah

Freud yang terkenal Anatomi is destiny, tetapi tidak meniscayakan relasi antar

jenis kelamin yang berbeda itu menimbulkan kesenjangan dan bersifat hirarkhis,

karena relasi antar kedua makhluk Tuhan itu bukan takdir, tetapi dikonstruksi

secara sosial. Sinergi dari dua karakteristik fisik yang berbeda dari perempuan dan

laki – laki akan melahirkan kehidupan yang harmoni yang saling mendukung satu

sama lain. (Eti Nurhayati 2014: 21).

Dalam fenomena di masyarakat, sudah sejak dini begitu anak lahir dengan

jenis kelamin tertentu, masyarakat mulai mengkontruksi sifat – sifat

“kepantasan/kepatutan” untuk anak perempuan dan laki – laki sesuai dengan

budaya yang berlaku di tempat itu. Berdasarkan ciri – ciri biologis itu, seseorang

akan diidentifikasi sebagai perempuan atau laki – laki, yang kemudian masyarakat

bisa memperlakukan anak perempuan dan laki – laki secara berbeda. Misalnya,

ketika anak laki – laki berusia lima tahun, ia dikhitan, dipestakan dan diberi

hadiah pistol mainan, tetapi kakaknya yang perempuan pada usia yang sama

diberi hadiah boneka oleh orangtuanya. Atribut ini juga senantiasa digunakan

untuk menentukan hubungan relasi gender, seperti pembagian fungsi, peran, dan

status dalam masyarakat. Dua atribut ini yang seringkali dikacaukan masyarakat.

(Eti Nurhayati 2014: 307).

2.1.2 Kelompok

Manusia sebagai makhluk sosial, dimana manusia tidak dapat

melangsungkan hidupnya tanpa adanya interaksi denga manusia yang lain


16

misalpun bisa, kehidupannya tidak akan berlangsung lama. Selama bertahun –

tahun setiap orang berpartisipasi diberbagai macam kelompok, positif atau negatif

kelompok – kelompok ini meninggalkan jejak penting dalam hidup kita.

Menurut Joseph S. Roucek dalam Nurani Soyomukti (2013:298) kelompok

sosial meliputi dua atau lebih manusia yang diantara mereka terdapat beberapa

pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya atau orang lain secara

keseluruhan. Sedangkan menurut Mayor Polak dalam Nurani Soyomukti

(2013:298) mengartikan kelompok sosial sebagai sejumlah orang yang satu sama

lain memiliki hubungan sebagai sebuah struktur untuk memenuhi kepentingan

bersama. Di kota Bandung terdapat komunitas dimana disitu terdiri dari beberapa

kelompok suporter persib bandung, seperti yang diungkapkan (Ismail, O. A.

2018:83) Berawal dari kecintaan terhadap budaya Inggris. Hobi bergaya dengan

Brand Eropa dan kecintaannya pada klub sepakbola Persib Bandung. Sekelompok

pemuda di Kota Bandung sekitar tahun 2005 membentuk suatu komunitas

bernama Flowers City Casualsatau yang biasa disebut dengan FCC.

2.1.3 Sepakbola

Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga kelompok yang terdiri

dari dua tim atau regu dimana dalam sebuah tim terdapat 11 pemain termasuk 1

orang penjaga gawang, dan tujuan utama dari permainan tersebut yaitu masing –

masing regu atau tim berusaha memasukkan bola ke gawang lawan dan masing –

masing tim berusaha agar gawangnya tidak kemasukkan bola. Menurut Zainurid

(dalam FatahaIwan, dkk., 2013:56) sepakbola merupakan permainan yang


17

sederhana. Kendati demikian sepakbola membutuhkan teknik, fisik, taktik, dan

stratrgi untuk memenangkan suatu pertandingan yang mana semua komponen

tersebut tidak dapat dipisahkan.

Menurut Hidayat (dalam Nusri Ardi, dkk., 2018:281) permainan sepakbola

dikenal oleh semua lapisan masyarakat dan disukai oleh sebagian besar komunitas

dunia. Sepakbola adalah permainan yang sangat lekat dengan masyarakat

Indonesia dan digemari oleh berbagai kalangan. Banyaknya tim sepakbola yang

ada disetiap wilayah Indonesia menimbulkan antusias penduduk setiap wilayah

untuk mendukung tim sepakbola dari wilayah sendiri (Wicaksono dan Prabowo

2010:1). Sepakbola juga merupakan salah satu olahraga yang menekankan pada

kerja kelompok dan kekompakan, akan tetapi terkadang dalam pertandingan

sepakbola juga terjadi drama, intrik serta rivalitas yang membuat olahraga ini

memiliki keistimewaan tersendiri (Yusuf Adam Hilman 2017:1). Menurut

Wiyoko A. T. 2014:1427) Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang

paling diminati dan disukai oleh masyarakat di dunia. Olahraga ini termasuk

olahraga yang mudah untuk dilakukan oleh siapa saja. Hampir dipastikan

masyarakat dunia sangat mengenal olahraga sepakbola. Di indonesia sendiri

perkembangan sepakbola sudah semakin maju, hampir disetiap daerah memiliki

klub sepakbola yang profesional. Seperti yang diungkapkan Santoso (dalam

Andrew, R., & Suryawan, I. N. 2017:175) Sepakbola seakan – akan sudah

menjadi bagian dari masyarakat Indonesia.

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sepakbola adalah permainan

beregu di lapangan, menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan
18

yang masing – masing terdiri atas sebelas pemain, berlangsung selama 2 x 45

menit, kemenangan ditentukan oleh selisih gol yang masuk ke gawang lawan.

Federation International Football Asosiation (FIFA) merupakan induk sepak bola

dunia yang memberikan aturan dan teknis pelaksanaan pertandingan. Sedangkan

di Indonesia sepakbola dinaungi oleh PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh

Indonesia). Menurut Sukatamsi (dalam Wibowo H. B. 2012:20) Sepakbola

merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang menggunakan bola besar.

Permainan sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu

dengan jumlah pemain masing – masing regu sebanyak 11 orang termasuk

penjaga gawang. Tujuan permainan sepakbola adalah memasukkan bola ke

gawang lawan sebanyak – banyaknya dan berusaha sekuat tenaga menjaga agar

gawangnya tidak kemasukan bola. Untuk mencapai tujuan ini, seorang pemain

harus memiliki 4 kemampuan pokok, yaitu kemampuan fisik, teknik, taktik, dan

mental.

Sepakbola adalah olahraga populer yang disebut – sebut memiliki

penggemar dalam jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan olahraga

lain di seluruh dunia (Jamal, 2020:148). Di Indonesia kompetisi sepakbola

pertama kali digelar pada tahun 1914. Pada saat itu kompetisi hanya dijalankan

secara amatir dan bersifat kedaerahan. Kemudian pada tahun 1979 diperkenalkan

kompetisi Galatama (Liga Sepakbola Utama) yang diikuti oleh klub – klub yang

berdiri secara mandiri tanpa suntikan dana dari pemerintah setempat. Kompetisi

Galatama berlangsung sejak 1979 sampai 1993. Pada tahun 1994 PSSI berinisiatif

menyatukan seluruh klub dalam satu liga yang kompetisinya berjenjang, mulai
19

dari divisi tiga hingga divisi utama yang dinamakan Ligina (Liga Indonesia) yang

menggunakan format dua wilayah, yaitu wilayah barat dan wilayah timur.

Selanjutnya pada tahun 2008 sampai 2014 kasta tertinggi sepakbola

Indonesia atau divisi utama diganti nama menjadi Liga Super Indonesia (LSI).

Kemudian pada tahun 2015 kompetisi sepakbola Indonesia berganti nama menjadi

QNB League, namun kompetisi tersebut hanya berlangsung selama semusim

sebelum akhirnya sepakbola Indonesia dibekukan selama dua tahun. Pada tahun

2017 pembekuan sepakbola Indonesia berakhir dan kompetisi sepakbola kembali

bergulir dengan berganti nama menjadi Gojek Traveloka Liga 1, dan pada tahun

berikutnya Traveloka tidak melanjutkan kerjasama dengan liga Indonesia dan

akhirnya pada tahun 2018 kompetisi sepakbola Indonesia bernama Gojek Liga 1,

dan pada tahun 2019 kompetisi sepakbola indonesia kembali berganti nama

setelah gojek mengakhiri kerja sama dengan liga Indonesia, dan digantikan oleh

Shoppe yang kemudian kompetisi sepakboala berganti nama menjadi Shopee Liga

1 sejak tahun 2019 hingga sekarang.

2.1.4 Suporter Sepakbola

Suporter dan klub sepakbola adalah dua elemen yang tidak dapat

dipisahkan. Banyaknya kompetisi sepakbola di Indonesia yang bermunculan

membuat banyak klub – klub sepakbola yang kemudian lahirnya sesuai dengan

kedaerahannya ini memicu terbentuknya suporter untuk mendukung tim asal

tempat kedaerahannya masing – masing. Kemenangan yang didapatkan oleh klub

yang dibelanya juga akan memberikan kebanggaan tersendiri individu merasa


20

bahwa dirinya juga menang walupun tidak ikut bertanding (Indria Hapsari &

Istiqomah Wibowo, 2015:52).Badudu dalam Hapsari dan Widodo (2015:53),

suporter didefinisikan sebagai pendukung atau pemberi semangat dalam sebuah

pertandingan. Sedangkan menurut Syahrul Sajidin (2014:3), suporter dan klub

sepakbola adalah dua elemen yang tidak dapat dipisahkan, klub sepakbola terdiri

dari tiga elemen yaitu, suporter, investor, dan pemain.

Berkembangnya sepakbola di Indonesia diikuti juga oleh tumbuhnya

pendukung tim sepakbola yang biasa disebut supporter. Menurut (Safitri, A., &

Andrianto, S. 2015:12)Suporter memiliki kecenderungan tinggi untuk memasuki

sebuah komunitas kelompok, mereka mengimplementasikannya dengan cara

bergabung ke dalam salah satu komunitas suporter sepakbola dengan tujuan untuk

memberikan dukungan kepada tim sepakbola yang diidolakannya tersebut.

Disetiap laga sepakbola yang dipertandingkan, selalu dihadiri oleh supporter

untuk mendukung tim kesebelasan masing – masing. Penonton dan supporter

sepakbola tidak membedakan jenis kelamin, usia, bahkan status sosial. Supporter

sepakbola yang sering dikaitkan dengan kaum laki – laki, saat ini tidak hanya laki

– laki saja yang menjadi suporter sepakbola. Keberadaan kelompok suporter

perempuan di Indonesia sudah banyak dalam persepakbolaan Indonesia, seperti

Jak Angel (Persija Jakarta), Aremanita (Arema Malang), dan Bonekwati

(Persebaya Surabaya) (Octavianti & Hutapea,2017:221). Dalam kurun waktu

10tahun terakhir, suporter sepakbola sudah mulai merambah kepada kaum

perempuan sehingga menjadi perhatian bagi penyelenggara liga sepakbola


21

profesional di Indonesia, akan fenomena hadirnya kaum perempuan sebagai

suporter dalam kegiatan sepakbola (Andarwati, dkk, 2014:399).

Menurut Doddy (2011), dalam Octaviani & Hutapea (2017:221), hadirnya

suporter perempuan dalam suatu pertandingan sepakbola disebabkan beberapa hal

yaitu : (1) kondisi keamanan yang baik, (2) mengikuti teman atau pasangan, (3)

mengidolakan klub atau pemain kesayangannya. Motivasi para suporter

perempuan dalam menghadiri pertandingan dipengaruhi oleh empat faktor antara

lain interaksi sosial, hiburan, fanatisme dan keamanan. Pola konsumsi suporter

perempuan berbeda dengan suporter laki – laki sehingga membutuhkan perlakuan

yang berbeda terutama faktor keamanan dan kenyamanan. Menurut Astyka Putri

dalam Hidayat, A., dkk. (2014). Suporter merupakan elemen penting dalam suatu

pertandingan sepakbola, tanpa hadirnya suporter mungkin sebuah pertandingan

sepakbola akan menjadi hambar layaknya sebuah masakan tanpa garam, hambar

tak berasa. Kehadiran suporter dilapangan pertandingan sepakbola sangat penting

bagi sebuah tim kaerena para pemain seperti mendapatkan energi dan tenaga

tambahan untuk bertanding di lapangan. Oleh karena itu jangan heran mengapa

mereka sering disebut pemain ke-12 dalam sebuah tim.

Supporter sepak bola tidak hanya didominasi oleh kaum laki – laki tetapi

juga perempuan. Ada pemandangan yang menarik dimana hampir setiap

pertandingan sepakbola semakin sering ditemui kehadiran suporter perempuan

dan jumlahnya semakin meningkat dari waktu ke waktu. Menurut Nielsen (dalam

Kusuma, Y. B. 2017:19) Hal ini terjadi di Inggris dimana berdasarkan survey

yang dilakukan oleh Sir Norman Chester Center for Football Research
22

menunjukkan bahwa jumlah supporter perempuan mencapai 12% dari total

keseluruhan supporter Liga Premiere dan jumlahnya terus meningkat hingga 15%

pada tahun 2002. Berdasarkan data Nielsen pada tahun 2013 diketahui bahwa

terjadi peningkatan yang cukup signifikan dalam jumlah supporter wanita menjadi

32%, hal ini cukup mengejutkan yang berarti bahwa terjadi pergeseran perilaku

pada konsumen wanita yang mulai berdatangan ke stadion untuk menonton

pertandingan sepakbola.

2.1.5 Motivasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi merupakan dorongan

yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan

suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Menurut Uno (2007), motivasi dapat

diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang

diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan

dan cita – cita, penghargaan, dan penghormatan. Berbeda dengan pengertian

motivasi yang berkembang di masyarakat yang seringkali menyamakan motivasi

dengan semangat.

Menurut Siagian (dalam Eppino Saleh Aga, dkk., 2019:120) proses

motivasi adalah skematis dalam kehidupan kita, dimana selalu muncul, dan

mereka yang dianggap merasakan dorongan untuk memuaskan mereka.

Kebutuhan hanya dapat dikategorikan sebagai kebutuhan jika hal itu

menyebabkan ketergantungan pada orang yang menyimpulkan. Semakin kritis


23

narasinya semakin tinggi ketegangan yang ditimbulkan. Ketegangan inilah yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

2.1.5.1 Indikator Motivasi

Maslow mengungkapkan lima tingkat kebutuhan seperti terlihat pada

gambar dibawah ini.

Gambar 2.1 Hiraki Kebutuhan Maslow


Sumber : Mc Leod, S. A (2007). Maslow’s Hierarchy of Needs

1) Kebutuhan fisiologis yaitu berhubungan dengan kebutuhan – kebutuhan

utama, dasar dan esensial yang harus dipenuhi oleh tiap manusia untuk

mempertahankan diri sebagai makhluk, kebutuhan ini mencangkup


24

misalnya udara, makan, minum, pakaian, tempat tinggal atau penginapan,

istirahat, pemenuhan seksual.

2) Kebutuhan Rasa aman yaitu apabila kebutuhan fisiologis cukup dipenuhi,

maka kebutuhan pada tingkat berikut yang lebih tinggi yakni kebutuhan

rasa aman, mulai mendominasi kebutuhan manusia. Kebutuhan rasa aman

harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya dalam arti keamanan fisik akan

tetapi keamanan fisiologi. Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan akan

rasa aman dan proteksi diri, ancaman atau gangguan dari luar. Kebutuhan

ini mencakup misalnya keamanan, keselamatan, kesehatan, perlindungan,

kompetensi, stabilitas.

3) Kebutuhan cinta kasih atau kebutuhan sosial, kebutuhan ini merupakan

kebutuhan manusia untuk menjadi bagian dari kelompok, mencintai,

dicintai orang lain dan sahabat. Manusia pada dasarnya selalu ingin hidup

berkelompok dan tidak seorangpun manusia ingin hidup menyendiri

ditempat terpencil. Karena manusia adalah makhluk sosial sudah jelas

menginginkan kebutuhan – kebutuhan sosial.

4) Kebutuhan akan penghargaanini berkaitan dengan keinginan manusia,

untuk dihormati dan dihargai orang lain sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya dan ingin punya status, pengakuan serta penghargaan prestise

timbuk karena adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian. Prestasi

dan status dimanifestikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai simbol

status. Kebutuhan ini artinya adalah respek diri dan respek orang lain,
25

mencakup misalnya penghargaan, pengakuan, status, perasaan dapat

menyesuaikan sesuatu.

5) Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan untuk tubuh dan

berkembang sehingga membutuhkan penyaluran kemampuan dan potensi

diri dalam bentuk nyata. Artinya tiap orang ingin tumbuh membangun

pribadi dan mencapai hasil. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan

yang menggunakan kecakapan, kemampuan, ketrampilan, dan potensi

optimal untuk mencapai prestasi yang sangat memuaskan yang sulit

dicapai orang lain.

Syaiful Bahri Djamarah (2008:149), membedakan motivasi menjadi dua

macam yaitu intinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif – motif yang

menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam setiap

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang sudah

memiliki motivasi intrinsik didalam dirinya maka secara sadar akan melakukan

suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.

Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang

memunculkan kesadaran untuk melakukan sesuatu. Kemudian motivasi ekstrinsik

adalah kebalikan dari motivasi intrinsik dimana motif – motif yang aktif dan

berfungsi karena adanya perangsangan dari luar, motivasi ekstrinsik bukan berarti

motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik, motivasi ekstrinsik diperlukan saat

kebutuhan – kebutuhan yang menstimulus motivasi intrinsik terpenuhi maka

seseorang memerlukan motivasi ekstrinsik agar tetap konsisten dalam melakukan

sebuah kegiatan tertentu.


26

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli bahwa

motivasi adalah suatu stimulus yang bermacam – macam penyebab dan sumber

munculnya stimulus tesrsebut sehingga menimbulkan sebuah reaksi atau aksi –

aksi nyata yang dilakukan oleh seorang individu atau kelompok. Dan aksi – aksi

tersebut tidak selalu konsisten tergantung dari tingkat stimulus itu muncul. Ada

yang bisa konsisten karena dipengaruhi kebutuhan – kebutuhan atau sebuah

keinginan yang tinggi.

Oleh sebab itu motivasi yang muncul disebabkan oleh kebutuhan –

kebutuhan yang ingin dipenuhi, tingkat kebutuhan tersebut berupa (1) kebutuhan

fisiologis berupa cara berpakaian dan penampilan, (2) kebutuhan rasa aman

berupa rasa aman dan nyaman menjadi anggota kelompok suporter, (3) kebutuhan

cinta kasih berupa bersosialisasi dan kerjasama, (4) kebutuhan penghargaan

berupa pengakuan, (5) kebutuhan aktualisasi diri berupa aktivitas seseorang untuk

menyalurkan hobi.
27

2.3 Kerangka Berpikir

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir


Sumber : Data Peneliti

Gambar diatas dibuat oleh peneliti sebagai suatu kerangka konseptual yang

dijadikan alasan peneliti memilih topik penelitian mengenai motivasi suporter

perempuan dalam pertandingan sepakbola liga 1.


28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian deskriptif

kualitatif, deskriptif bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan

karakteristik dari fenomena secara utuh dan menyeluruh dengan uraian kata – kata

dan kalimat naratif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll., secara holistik dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata – kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2017:6).

Sedangkan, menurut (Sugiyono, 2017:15) metode penelitian kualitatif

yang berlandasan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

peneliti sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan

secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi

(gabungan tiga teknik pengumpulan data), analisis data bersifat induktif/kualitatif,

dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Dalam penelitian, peneliti mengumpulkan data dengan cara observasi, wawancara,

pengumpulan dokumen/angket dan dokumentasi, bertujuan untuk

mendeskripsikan motivasi perempuan sebagai suporter sepakbola dipertandingan

liga 1 di Indonesia.
29

3.2 Fokus dan Lokus Penelitian

Berdasarkan topik penelitian yang diajukan oleh peneliti maka penelitian

ini dilakukan di beberapa stadion yang menjadi home base klub di liga 1,

diantaranya stadion maguwoharjo (pss sleman), stadion moch. soebroto (psis

semarang), stadion joko samudro (persela lamongan).

Adapun sasaran yang diambil sesuai dengan judul penelitian ini adalah

suporter perempuan dari berbagai tim yang tergabung di kompetisi liga 1 2020.

3.3 Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian ini adalah subjek darimana data dapat diperoleh.

Untuk mempermudah sumber data Suharsimi Arikunto (2010:129) menyatakan

bahwa ada tiga macam sumber data yaitu:

1) Sumber data orang (person)

Yaitu sember data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan

melalui wawancara dan tertulis melalui angket.

2) Sumber data tempat (place)

Yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam

(ruangan, kelengkapan alat dan lain – lain) dan bergerak (aktivitas, kinerja

dan lain – lain).

3) Suber data berupa simbol (paper)

Yaitu sumber data yang menyajikan tanda – tanda berupa huruf, angka,

gambar, atau simbol – simbol lain.


30

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Wawancara digunakan sebagi teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal yang mendalam dari

responden yang ingin diteliti. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada

laporan tentang diri sendiri atau self-report,atau setidak – tidaknya pada

pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.

Teknik wawancara dalam penelitian pendekatan kualitatif dibagi menjadi

tiga kategori, yaitu wawancara terstruktuk (structured interview), wawancara

semiterstruktur (semistructure interview), dan wawancara tidak terstruktur

(unstructured interview) Esterberg dalam Sugiyono (2016:73). Wawancara

terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau

pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang

diperoleh. Wawancara semiterstruktur, jenis wawancara ini sudah termasuk dalam

kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan wawancara semiterstruktur

adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang

diajak wawancara diminta pendapat dan ide – idenya. Sedangkan wawancara tidak

terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematisdan lengkap untuk


31

pengumpulan datanya. Pedoman yang digunakan harus berupa garis – garis besar

permasalahan yang ditanyakan.

Tabel 3.1 Kisi – kisi Wawancara


Sumber : Data Peneliti

No Sub Indikator Pertanyaan


.
1 Kebutuhan Fisiologis Bagaimana aturan dalam berpakaian atau
berpenampilan ketika menjadi suporter
sepakbola?
Bagaimana cara berpakaian suporter perempuan
ketika berada di stadion menyaksikan
pertandingan?
Perubahan cara berpakaian atau berpenampilan
apa yang didapat setelah mengikuti komunitas
suporter sepakbola?
2 Kebutuhan Rasa Apakah anda merasa aman ketika berada di
Aman stadion menyaksikan pertandingan sepakbola?
Bentuk rasa aman apa yang anda dapat ketika
bergabung menjadi suporter sepakbola?
Apakah dengan menjadi kelompok suporter
merupakan salah satu cara untuk refreshing?
Mengapa?
Apakah dengan bergabung menjadi kelompok
suporter merupakan salah satu cara anda untuk
mengisi waktu luang? Mengapa?
Apakah dengan menjadi kelompok suporter dapat
menghilangkan kejenuhan anda? Mengapa?
3 Kebutuhan Sosial Apakah setelah mengikuti komunitas kelompok
suporter anda merasa memiliki lebih banyak
temen?
Apakah menurut anda bergabung menjadi
kelompok suporter merupakan bentuk sosialisasi?
Mengapa?

4 Kebutuhan Akan Apakah ketika anda bergabung menjadi kelompok


Penghargaan suporter anda mendapatkan penghargaan dari
orang lain?
Bentuk penghargaan apa saja yang anda dapatkan
ketika anda bergabung menjadi kelompok
suporter?
Apakah menurut anda dengan mengikuti
kelompok suporter dapat memberikan kesan
32

bahwa anda adalah orang yang aktif?


Bergabung menjadi kelompok suporter adalah
salah satu cara anda untuk menghargai diri anda
sendiri?
Apakah dengan bergabung menjadi kelompok
suporter anda mendapatkan pujian dari orang –
orang disekitar?
5 Kebutuhan Apa motivasi anda bergabung menjadi kelompok
Aktualisasi Diri suporter?
Manfaat yang bener – bener anda rasakan ketika
menjadi kelompok suporter?
Apakah dengan menjadi kelompok suporter dapat
menyalurkan hobi anda?

3.4.2 Angket (Kuesioner)

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal- hal yang ia ketahui (Suharsimi, 2010:194). Angket yaitu

suatu daftar pernyataan yang harus ditanggapi oleh responden sendiri dengan

menjawab/memilih alternatif jawaban yang sudah ada.

Prosedur penyusunan angket sendiri ada beberapa diantaranya:

1) Menetapkan tujuan

2) Menetapkan aspek yang ingin diungkap

3) Untuk memperjelas aspek yang ingin diungkap maka digunakan kisi – kisi

angket.

4) Menentukan jenis dan bentuk angket

5) Menyusun angket.

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Angket


Sumber : Data Peneliti

Jawaban
No Sub Indikator Pertanyaan
Ya Tidak
33

1 Kebutuhan Apakah ada peraturan berpenampilan


Fisiologis / berpakaian menjadi suporter
sepakbola?
Apakah diwajibkan memakai kaos
dengan warna yang sama jika
menyaksikan pertandingan di
stadion?
Adakah perubahan cara
berpenampilan setelah menjadi
suporter sepakbola?
Apakah penampilan suporter
sepakbola dianggap hal yang wajar?
2 Kebutuhan Apakah dengan menjadi kelompok
Rasa Aman suporter merupakan salah satu cara
untuk refreshing?
Apakah menjadi suporter sepakbola
merupakan alternatif rekreasi?
Apakah dengan bergabung menjadi
kelompok suporter dapat membuat
anda merasa aman?
Apakah dengan menjadi kelompok
suporter dapat membuat anda senang
dan dapat menghilangkan kejenuhan
anda?
3 Kebutuhan Apakah setelah bergabung menjadi
Sosial / Rasa kelompok suporter anda merasa
Cinta memiliki banyak teman?
Apakah menurut anda bergabung
menjadi kelompok suporter
merupakan bentuk sosialisasi?
Apakah anda bergabung menjadi
kelompok suporter karena pengaruh
lingkungan anda yang berada
disekitar kelompok tersebut?
Apakah anda bergabung menjadi
kelompok suporter karena ajakan
teman?
4 Kebutuhan Apakah setelah bergabung menjadi
Akan salah satu kelompok suporter anda
Penghargaan mendapatkan penghargaan dari orang
lain?
Apakah dengan bergabung menjadi
kelompok suporter merupakan salah
satu alasan anda untuk manghargai
diri anda sendiri?
Apakah dengan bergabungnya
34

menjadi kelompok suporter anda


mendapatkan pujian dari orang –
orang disekitar anda?
5 Kebutuhan Apakah bergabung menjadi
Aktualisasi kelompok suporter merupakan
Diri motivasi yang timbul dari diri anda
sendiri?
Apakah dengan bergabung menjadi
kelompok suporter anda dapat
menyalurkan hobi anda?
Adakah manfaat yang benar – benar
anda rasakan setelah bergabung
menjadi kelompok suporter?
Apakah menurut anda dengan
bergabung menjadi kelompok
suporter adalah salah satu bentuk
pengembangan diri yang anda
lakukan?

3.4.3 Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2016:240) dokumentasi merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya

monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan

harian, sejarah kehidupan, peraturan, dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk

gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain – lain. Dokumentasi adalah

sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dengan

membaca surat – surat, pengumuman, iktisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan

tertentu dan bahan – bahan tulisan lainnya. Metode pencarian data ini sangat

bermanfaat karena dapat dilakukan dengan tanpa mengganggu objek atau suasana

penelitian (Sarwono, 2006:225).


35

Tabel 3.3 Pedoman Dokumentasi


Sumber : Data Peneliti

Keterangan
No Sub Indikator Hal yang di dokumentasikan
Ada Tidak Ada
1 Penampilan Cara berpenampilan saat
menyaksikan pertandingan
di dalam stadion
2 Rasa aman dan Foto sebelum dan selama
senang pertandingan berlangsung
3 Kerja sama didalam Foto saat sebuah kelompok
kelompok suporter melakukan gerakan
dan bernyanyi bersama
4 Refreshing Foto saat menyaksikan
pertandingan tim
kebanggaannya di kandang
lawan

3.5 Teknik Keabsahan Data

Pemeriksaan dalam keabsahan data merupakan salah satu bagian yang

penting dalam penelitian kualitatif untuk mengetahui derajat kepercayaan dari

hasil penelitian yang dilakukan. Apabila peneliti melaksanakan pemeriksaan

terhadap keabsahan data secara cermat dengan teknik yang tepat dapat diperoleh

hasil penelitian yang benar dapat dipertanggungjawabkan dari berbagai segi.

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep

validasi validasi dan keandalan (reabilitas) menurut versi “positivisme” dan

disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri.

Dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya oleh karena itu penelitian

kualitatif lebih menekankan pada aspek validitas (Sugiyono, 2016:268-277).

Diterapkan dalam rangka membuktikan kebenaran temuan hasil penelitian

dengan kenyataan dilapangan. Untuk menetapkan keabsahan data pada penelitian

kualitatif ada 4 kriteria yang dapat digunakan:


36

1) Uji Kreadibilitas (credibility)

Uji kreadibilitas atau creadibility yang dilakukan adalah triangulasi teknik,

triangulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya

data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi atau

kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kreadibilitas data tersebut,

menghasilkan data yang berbeda – beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih

lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain untuk memastikan

data mana yang dianggap benar, atau mungkin semuanya benar karena sudut

pandangnya semua berbeda – beda.

2) Uji Transferability

Uji transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian

kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat

diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil.

Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada

kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam

membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan

dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil

penelitian tersebut sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk

mengaplikasikan hasil penelitian tersebut ditempat lain.

3) Uji Despendibility

Uji despendibility atau reabilitas dalam penelitian kualitatif dilakukan

dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya


37

dilakukan oleh auditor yang independen, atau pembimbing untuk mengaudit

keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Bagaimana peneliti ini

menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data,

melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat

kesimpulan harus dapat ditunjukkan oleh peneliti.

4) Uji Konfirmability

Uji konfirmability dalam penelitian kualitatif mirip dengan uji

despendibility sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji

konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang

dilakukan, maka peneliti tersebut telah memenuhi standar konfirmability. Dalam

penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi hasil ada.

3.6 Teknik Analisis Data

Proses analisis data dilakukan dengan cara analisis sebelum peneliti

memasuki lapangan dan analisis selama di lapangan (Sugiyono, 2016:145-246).

1) Analisis sebelum di lapangan

Analisis dilakukan terhadap hasil yang didapatkan pada studi

pendahuluan yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian,

tetapi masih bersifat sementara, dan berkembang setelah peneliti berada

di lapangan.

2) Analisis selama di lapangan

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data


38

dalam periode tertentu. Miles and Huberman (1984), mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan dengan cara terus

menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data yaitu data

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Langkah – langkah analisis data lapangan ditunjukkan pada gambar

sebagai berikut:

Gambar 3.1 Komponen Dalam Analisis Data


Sumber : Data Peneliti
39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Penelitian

Pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti menggunakan metode

kuisioner (angket). Proses awal yang dilakukkan peneliti sebelum terjun ke

lapangan adalah melakukan studi pendahuluan mengenai kelompok suporter

perempuan yang ada di Liga 1 melalui wawancara via Direct Massage akun

instagram resmi komunitas suporter perempuan. Setelah peneliti menjelaskan

tujuan penelitian dan menggali beberapa informasi mengenai kelompok suporter

perempuan, akhirnya peneliti diizinkan melakukan penelitian dan dibantu

langsung oleh beberapa koordinator suporter.

Pada awalnya peneliti ingin melakukan penelitian ke seluruh kelompok

suporter perempuan di Liga 1, tetapi dengan terhalangnya wabah covid-19 ini

yang mengakibatkan pertandingan Liga 1 dihentikan maka peneliti hanya mampu

mendapatkan hasil penelitian dari beberapa kelompok suporter perempuan di Liga

1, diantaranya ada Aremanita dari tim AREMA Malang, Bonita dari tim

Persebaya Surabaya, Jak Angel dari tim Persija Jakarta, Ladies Vikers dari tim

Persib Bandung, LA Nita dari tim Persela Lamongan, Panser Girl dari tim PSIS

Semarang, Pusamanita dari tim Borneo FC, Slemanona dari tim PSS Sleman, dan

Violanita dari tim Persita Tangerang. Dari penelitian yang dilakukan selama

beberapa minggu, peneliti berhasil mendapatkan 82 responden dari 9 kelompok

suporter.
40

4.1.2 Hasil Penelitian

4.1.2.1 Kebutuhan Fisiologis

Informan pertama dari kelompok suporter Ladies Vikers, responden yang

bergabung dalam kelompok suporter Ladies Vikers mengatakan kebutuhan

fisiologis mereka terpenuhi, 10 dari 14 responden mengatakan adanya perubahan

dalam berpenampilan mereka setelah bergabung dalam kelompok suporter, seperti

yang dikatakan Dwi Artining Pangestuti yang sudah kurang lebih 7 tahun

bergabung menjadi anggota Ladies Vikers mengatakan perubahan dalam

berpenampilannya lebih mengarah ke gaya casual, senada dengan yang dikatakan

Siti Nurrohmah. Informan pendukung dari Jenita Pricillia yang sudah 4 tahun

menjadi anggota resmi Ladies Vikers mengatakan adanya perubahan dalam

berpenampilan setelah bergabung menjadi kelompok suporter, perubahannya

menjadi style berpenampilan karena jadi tau tidak semua style suporter itu harus

mewah.

Untuk penampilan suporter perempuan dianggap hal yang wajar oleh ke

14 responden dari Ladies Vikers, seperti yang dikatakan Rini Pradhana alasan Rini

mengatakan wajar karena mengutamakan kesopanan, senada dengan Anisa Fitri

yang mengatakan karena penampilan suporter bisa dibilang sopan. Informan

pendukung dari Madalina Mei Pustasari yang sudah 4 tahun bergabung menjadi

kelompok suporter mengatakan wajar aja, Karena ya memang hak dia buat

berpenampilan kayak gimana, kalau dia tau adab, pasti ya sewajarnya aja.

Untuk aturan dalam berpenampilan kelompok suporter sendiri tidak ada,

yang terpenting mengutamakan kesopanan seperti yang dikatakan Dwi Artining


41

Pangestuti, senada dengan yang dikatakan Rini Pradhana dan Sintya Putri

Agustina. Informan pendukung dari Jenita Pricillia yang mengatakan “sebenernya

tidak ada aturan, cuman lebih ke batasan berpenampilan setiap orang, karena

orangkan bedabeda”.

Untuk cara berpakaian didalam stadion kebanyakan dari 14 responden

mengatakan menggunakan atribut suporter, seperti yang dikatakan Rini Pradhana,

“memakai atribut yg berhubungan dengan klup sepak bola”. Senada dengan yang

dikatakan Anisa Fitri “berpenampilan seperti anggota-anggota supporter yg lain

(menggunakan atribut supporter)”. Informan pendukung dari Siti Neneng Nur

Koriah yang mengatakan memakai syal sepatu dan atribut bola tersebut.

Informan kedua dari kelompok suporter Panser Girl, responden yang

bergabung dalam kelompok suporter Panser Girl mengatakan kebutuhan

fisiologisnya terpenuhi, dari ke 15 responden Panser Girl 13 diantaranya

mengatakan adanya perubahan setelah bergabung menjadi kelompok suporter

seperti yang dikatakan Syafanisa Aulia Zikri “Ya mungkin saya yang kecil

sukanya pakai baju yang girly, kaos kaos kartun. Tapi semenjak jadi suporter ya

tiap hari kalo dirumah pakenya atribut terus karena kebanyakan saya cuma punya

kaos bola/atribut psis”. Informan pendukung dari Novi Ayu menurut Novi

penampilan lebih condong ke arah suporter serta memiliki kharisma yang

tersendiri. Sedangkan menurut Indah Ani Sinta, penampilannya pada awalnya

masih seadanya gitu setelah bergabung dalam kelompok suporter sekarang

penampilannya lebih tertata.


42

Untuk penampilan suporter dianggap hal yang wajar oleh ke 15 responden

dari Panser Girl, seperti yang dikatakan Novi Ayu “wajar saja karena saya juga

memakai pakaian yang sopan dan tidak merugikan siapa pun”. Senada dengan

yang dikatakan Novi, Syafanisa Aulia Zikri mengatakan “wajar aja, semua

tergantung siapa yang menilai baik buruknya, yang penting saya sendiri berusaha

untuk sopan dan tidak merusak nama organisasi melalui cara berpenampilan dan

sikap saya”. Informan pendukung dari Ellen Dinda Saraswati yang mengatakan

“menurut saya wajar saja, jika saya sendiri datang ke stadion hanya untuk

mendukung tim kebanggaan saat berlaga, dengan mengindahkan cara

berpenampilan dan bersikap sewajarnya seorang perempuan”.

Responden yang bergabung dalam kelompok suporter Panser Girl juga

mengatakan tidak ada aturan berpenampilan menjadi suporter sepakbola, hanya

saja beberapa diantaranya menegaskan perihal kesopanan seperi yang dikatakan

Novi ayu, “memakai pakaian yang sopan terutama memakai kaos suporter atau

jersey psis semarang”. Senada dengan Novi, Wulancoco juga mengatakan atribut

yang digunakan sesuai dengan yang didukung dan tentunya sopan. Informan

pendukung dari Tri Mulia yang mengatakan “Jika saya sendiri berpenampilan di

luar ataupun di dalam stadion dengan sopan dan tidak terbuka”. Sama halnya

dengan Dinda Maharani yang menegaskan aturan berpenampilan yaitu sopan dan

tidak urakan.

Untuk penampilan ketika didalam stadion menyaksikan pertandingan dari

ke 15 responden Panser Girl mengatakan menggunakan atribut suporter, seperti

yang diungkapkan oleh Novi Ayu yang sudah 5 tahun bergabung menjadi anggota
43

Panser Girl mengatakan cara berpakaian didalam stadion yaitu menggunakan

kaos jersey atau kaos yang berlambangkan logo psis dengan kata-kata yang khas

suporter dengan memakai lengan panjang atau pendek serta memakai celana

panjang, sama halnya dengan yang dikatakan Novi, Syafanisa Aulia Zikri juga

mengatakan “memakai jersey/atribut tim kebanggaan, kalau yang sekarang saya

lihat itu penampilan sudah sangat sopan dalam berpakaian”. Menurut Maya Ratih

Kurniasari sebagai informan pendukung mengatakan “menggenakan atribut yang

selayaknya dikenakan”, sama halnya yang dikatakan oleh wulancoco, “Segala

atribut yang digunakan menyesuaikan dengan yang kita dukung dan tentunya

sopan. Hal tersebut skala baiknya tapi masalah penampilan tidak ada aturannya,

hanya saja senyamannya si pemakai”.

Informan ketiga dari kelompok suporter Aremanita, responden yang

bergabung dalam kelompok suporter Aremanita mengatakan kebutuhan

fisiologisnya terpenuhi, dari ke 16 responden yang bergabung dalam kelompok

suporter Aremanita, 10 diantaranya mengatakan adanya perubahan penampilan

setelah bergabung menjadi kelompok suporter, seperti yang dikatakan Erie

Yunani yang mengaku penampilannya menjadi agak santai dengan hanya

memakai jersey bola, sama halnya dengan Tri Maryani yang mengatakan lebih

casual, tidak ribet – ribet lagi dan sekarang lebih nyaman pakai kaos – kaos arema

untuk keseharian. Menurut Uswatun Khoiriyyah sebagai informan pendukung

mengatakan “saya lebih suka memakai kaos daripada rok – rok feminim”.

Untuk penampilan suporter perempuan dari ke 16 responden yang

bergabung dalam kelompok suporter Aremanita mengatakan suatu hal yang wajar,
44

seperti yang dikatakan Dwi Purwanti dikatakan wajar karena menurut dia

penampilan suporter perempuan tetap sopan dan pakaian yang digunakan juga

pantas dikenakan, senada dengan yang dikatakan oleh Ninda Carenina yang

mengatakan wajar karena begitulah cara berpakaian seorang suporter,

mengenakan pakaian yang nyaman untuk mendukung tim selama pertandingan

dan masih dalam lingkup aturan yang berlaku. Informan pendukung dari Rindany

Wastu Astika yang mengatakan “wajar, hari gini banyak suporter perempuan dan

menurutku masih wajar, dan menurutku lebih baik kalau wanita mengenal dunia

suporter, penampilan selama ini sih masih batas wajar aja” ungkap Rindany.

Senada dengan yang dikatakan oleh Rindany, Fatimah Siti Khoiru mengatakan

“wajar, saat wanita menyukai sebuah klub sepakbola dan mereka melihat secara

langsung di stadion mereka tetap berpenampilan seperti biasa rapi dan sopan

hanya saja yang mereka kenakan pakaian atribut dari klub tersebut”.

Untuk aturan berpenampilan menjadi suporter sepakbola menurut 16

responden Aremanita mengatakan tidak ada aturan baku tetapi ada beberapa yang

menegaskan untuk tetap sopan dan tidak rasis seperti yang dikatakan oleh Frista

Tri Oktafianingsih yang sudah 4 tahun bergabung menjadi Aremanita, senada

dengan Frista, Erie Yunani dan Nok Imeh mengatakan “No rasis and anarkis”.

Informan pendukung dari Dwi Purwanti yang mengatakan “menurut saya aturan

dalam berpenampilan terserah masing – masing individu (aremanita) asal kan

sopan”.

Untuk cara berpakaian ketika menyaksikan pertandingan didalam stadion

kebanyakan responden mengatakan menggunakan atribut yang juga sopan, seperti


45

yang dikatakan oleh Erie Yunani mengatakan sopan dan wajib pakai atribut.

Senada dengan Erie, Fatimah Siti Khoiru mengatakan “rapi beratribut memakai

hijab bagi yang berhijab”. Informan pendukung dari Uswatun khoiriyyah yang

mengatakan “yang sopan gak boleh diumbar soalnya mau nonton bola bukan cari

sensasi”. Lebih detailnya seperti yang dikatakan Dwi Purwanti “menurut saya cara

berpakaian suporter perempuan sama halnya dengan suporter laki-laki , memakai

celana jeans dan memakai kaos bertuliskan AREMA dan juga membawa syal

serta mengenakan sepatu”.

Informan keempat dari kelompok suporter Bonita, responden yang

bergabung dalam kelompok suporter Bonita mengatakan untuk kebutuhan

fisiologis mereka terpenuhi, dari ke 13 responden yang bergabung dalam

kelompok suporter Bonita, 10 diantaranya mengatakan adanya perubahan dalam

berpenampilan, seperti yang dikatakan oleh Assha Fiola Maharani menurutnya

penampilannya setelah bergabung dalam kelompok suporter lebih terlihat dewasa,

dan percaya diri dengan penampilan. Sama halnya yang dikatakan oleh Alifiah

Oktaviani Kharisma Putri menurutnya perubahan dalam penampilannya yaitu

semakin stylist. Informan pendukung dari Fany Firnanda C menurutnya perubahan

yang terjadi tidak terlalu norak dalam berpakaian.

Untuk penampilan suporter dianggap suatu hal yang wajar oleh 12

responden bonita dari total 13 responden. Seperti yang dikatakan Prasasti Syafa

Dewi Kamelia yang mengatakan wajar apabila masih dalam tahap wajar, dalam

artian tidak menyalahi norma yang berlaku maka hal tersebut masih wajar.

Informan pendukung dari Ila Andara yang mengatakan “menurut aku wajar aja sih
46

karena saat kita didalam stadion gaada perbedaan suporter wanita harus kaya

gimana suporter laki – laki harus gimana karena semua tujuannya hanya satu yaitu

mendukung tim kebanggaan main dengan unggul dan menang”.

Untuk aturan berpenampilan menjadi suporter sepakbola menurut

responden dari kelompok suporter Bonita mengatakan tidak ada aturan tetapi

beberapa diantaranya menegaskan sopan dan beratribut suporter, seperti yang

dikatakan oleh Ila Andara “sebenarnya tidak ada aturan yang penting sih, yang

pasti pakai baju supporter dong kan klo ga pakai baju supporter aneh juga lah

yaa”. Senada dengan Alifiah Oktaviani Kharisma Putri yang mengatakan untuk

aturan berpenampilan menjadi suporter menurut Alifiah sopan dan merasa

nyaman. Informan pendukung dari Prasasti Syafa Dewi Kamelia yang

mengatakan tidak ada aturan yang mengikat, yang penting tidak menjelekkan

nama baik klub.

Informan kelima dari kelompok suporter Jak Angel, dsri responden yang

bergabung dalam kelompok suporter Jak Angel mengatakan untuk kebutuhan

fisiologisnya tidak terpenuhi, dari ke 9 responden yang bergabung dalam

kelompok suporter Jak Angel, 5 diantaranya mengatakan tidak adanya perubahan

berpenampilan setelah bergabung menjadi kelompok suporter, seperti yang

dikatakan oleh Bernadetha Ivonne Siregar dan Deja Ayu Angraini. Informan

pendukung dari Fatika Dian, menurut Fatika tidak ada perubahan yang signifikan,

karena menurut Fatika penampilannya masih seperti biasanya. Sedangkan

penampilan suporter perempuan dianggap suatu hal yang wajar oleh 6 responden

Jak Angel, seperti yang dikatakan oleh Wiji Astuti “wajar, jika penampilan masih
47

dikatakan sopan”. Senada dengan Wiji, Silviana Andarini Putri juga mengatakan

sangat wajar, karena penampilan suporter perempuan juga bisa dibilang sopan.

Informan pendukung dari Anggi ZL menurut Anggi penampilan suporter

perempuan dianggap wajar, karena saat ini sudah emansipasi.

Aturan berpenampilan suporter menurut responden dari Jak Angel

mengatakan tidak ada aturan tetapi beberapa diantaranya menegaskan sopan dan

beratribut, seperti yang dikatakan oleh Fatika Dian menurut Fatika mungkin tidak

ada aturan khusus yang mengatur tentang itu. Informan pendukung dari

Bernadetha Ivonne Siregar mengatakan “saya pribadi berpakaian atribut persija

dan sopan rapih”. Sedangkan cara penampilan suporter ketika menyaksikan

pertandingan didalam stadion menurut Deja Ayu Angraini mengatakan berpakaian

suporter lengkap. Informan pendukung dari Fatika Dian mengatakan “kalau

menurut saya pribadi, pakaian yang nyaman saat saya pakai dan tentunya sopan”.

Informan keenam dari kelompok suporter Pusamanita, responden yang

bergabung dalam kelompok suporter Pusamanita mengatakan untuk kebutuhan

fisiologisnya tidak terpenuhi, dua dari tiga responden yang bergabung menjadi

kelompok suporter Pusamanita mengatakan tidak ada perubahan penampilan

setelah mereka bergabung menjadi kelompok suporter, seperti yang dikatakan

oleh Khofifah Olya “tidak ada perubahan bagi saya karena memang terbiasa

memakai baju kaos kesehariannya”. Informan pendukung dari Intan Puspita Sari

yang mengatakan “Tidak ada perubahan yang terjadi, perubahan terjadi ketika

menyaksikan pertandingan aja di stadion menggunakan atribut suporter”.


48

Dari ketiga responden yang bergabung dalam kelompok suporter

Pusamanita sepakat mengatakan penampilan suporter perempuan dianggap suatu

hal yang wajar, seperti yang dikatakan Khofifah Olya menurutnya wajar karena

penampilan suporter perempuan dan laki-laki sama saat di stadion. Informan

pendukung dari Atikah Rahmadayanti mengatakan “klo aku bisa bilang wajar sih

karna disitu bisa tampilin jati diri dalam penampilan”. Senada dengan yang

dikatakan Atikah, Intan Puspita Sari mengatakan “iya, karena penampilan suporter

perempuan sama halnya dengan penampilan wanita lainnya”.

Menurut responden yang bergabung dalam kelompok suporter Pusamanita

mengatakan tidak ada aturan berpenampilan menjadi kelompok suporter, seperti

yang dikatakan oleh Khofifah Olya yang mengatakan tidak ada aturan dalam

berpenampilan cuman disarankan memakai atribut dan sepatu. Senada dengan

Khofifah, Intan Puspita Sari mengatakan “tidak ada aturan khusus ketika menjadi

suporter sepakbola”. Informan pendukung dari Atikah Rahmadayanti mengatakan

selalu menggunakan attribut supporter dan tidak rasis.

Informan ketujuh dari kelompok suporter Slemanona, responden yang

bergabung dalam kelompok suporter Slemanona mengatakan untuk kebutuhan

fisiologisnya tidak terpenuhi, dari dua responden yang bergabung dalam

kelompok suporter Slemanona mengatakan tidak adanya perubahan penampilan

setelah bergabung menjadi kelompok suporter, seperti yang dikatakan oleh Uji

Riski Pramesty. Informan pendukung dari Nurma Ulfa Saptiana yang mengatakan

perubahan yang tadinya berpenampilan biasa saja menjadi hooligan / casuals.

Sedangkan penampilan suporter perempuan dianggap suatu hal yang wajar oleh
49

kedua responden. Seperti yang disampaikan oleh Nurma Ulfa Saptiana

menurutnya wajar, karena suporter bebas berpenampilan apa saja asalkan setiap

wanita bisa selalu menjaga diri.

Untuk aturan berpenampilan menurut Nurma Ulfa Saptiana yang kurang

lebih sudah 4 tahun bergabung menjadi suporter perempuan mengatakan

mengenakan atribut berlogo klub kebanggaannya, sedangkan menurut Uji Riski

Pramesty aturan berpenampilan suporter yaitu bebas tapi sopan. Sedangkan cara

berpakaian ketika menyaksikan pertandingan didalam stadion menurut Nurma

Ulfa Saptiana mengatakan “mengenakan pakaian berlogo klub kebanggaan”.

Informan kedelapan dari kelompok suporter Violanita, responden yang

bergabung dalam kelompok suporter Violanita mengatakan untuk kebutuhan

fisiologisnya tidak terpenuhi, dari ke 4 responden yang bergabung dalam

kelompok suporter Violanita, 3 diantaranya mengatakan tidak adanya perubahan

yang didapat setelah bergabung dalam kelompok suporter perempuan, dan

penampilan perempuan dianggap suatu hal yang wajar, seperti yang dikatakan

oleh Catur Lita yang mengatakan wajar, karena menurut Catur Lita penampilan

suporter sama seperti penampilan wanita pada umumnya. Senada dengan Lita,

Ega Anistya mengatakan wajar, karena penampilan suporter sama seperti

penampilan wanita pada umumnya. Informan pendukung dari Imas Nurjanah yang

mengatakan “iya wajar, karena penampilan Suporter Perempuan juga sopan dan

bukan brutal”.

Untuk aturan penampilan suporter perempuan menurut para responden

dari Violanita mengatakan tidak ada aturan tetapi beberapa diantaranya


50

menegaskan rapi dan sopan, seperti yang dikatakan oleh Ega Anistya, senada

dengan Imas Nurjanah yang mengatakan tidak ada aturan yang penting sopan.

Informan pendukung dari Catur Lita yang mengatakan “Tidak ada aturan khusus,

cuma lebih etis klo menggunakan kaos suporter”. Sedangkan cara berpenampilan

ketika menyaksikan pertandingan didalam stadion ketiga responden mengatakan

menggunakan atribut, seperti yang dikatakan oleh Elly Nur Lita “Menggunakan

atribut supporter terutama Persita Tangerang”. Informan pendukung dari Imas

Nurjanah yang mengatakan menggunakan atribut supporter Persita.

Informan kesembilan dari kelompok suporter LA Nita, responden yang

bergabung dalam kelompok suporter LA Nita mengatakan untuk kebutuhan

fisiologisnya tidak terpenuhi, dari ketiga responden yang bergabung dalam

kelompok suporter LA Nita mengatakan tidak adanya perubahan yang dialami

setelah bergabung menjadi kelompok suporter perempuan, seperti yang dikatakan

oleh Putri yang mengaku tidak ada perubahan berpenampilan. Senada dengan

Endah dan Zahro Kurniawati. Sedangkan untuk penampilan suporter perempuan

ketiganya juga menganggap suatu hal yang wajar, seperti yang dikatakan oleh

Zahro Kurniawati menurut Zahro penampilan suporter perempuan suatu hal yang

wajar, karena penampilan suporter perempuan juga dianggap sopan. Endah juga

senada mengatakan penampilan suporter wanita suatu hal yang wajar, karena

menurut Endah penampilan suporter wanita sama seperti penampilan wanita pada

umumnya.

Untuk aturan penampilan menjadi suporter sepakbola menurut ketiga

responden dari LA Nita mengatakan tidak adanya aturan khusus untuk


51

berpenampilan menjadi suporter seperti yang dikatakan oleh Putri yang sudah

kurang lebih 3 tahun menjadi anggota LA Nita. Informan pendukung dari Endah

yang mengatakan tidak ada aturan dalam berpenampilan. Sedangkan cara

berpenampilan ketika didalam stadion menyaksikan pertandingan menurut

ketiga responden mengatakan menggunakan atribut suporter.

Informan triangulasi dari 5 responden yang menjadi ketua serta wakil

ketua dikelompok suporter mengatakan untuk kebutuhan fisiologisnya belum

terpenuhi setelah bergabung dalam kelompok suporter, karena menurut Khofifah

Olya selaku drijen dari kelompok suporter Pusamanita mengatakan tidak ada

perubahan yang terjadi dalam penampilannya setelah bergabung dalam

kelompok suporter, senada dengan Khofifah, Anestya Tri Amida selaku ketua

dari Aremanita Temanggung juga mengatakan tidak ada perubahan yang terjadi

pada dirinya. Sedangkan menurut Ninda Carenina selaku ketua Aremanita juga

mengatakan penampilan suporter perempuan dikatakan sebagai suatu hal yang

wajar, karena menurut Ninda begitulah cara berpakaian seorang suporter,

mengenakan pakaian yang nyaman untuk mendukung tim selama pertandingan

dan masih dalam lingkup aturan yang berlaku.

4.1.2.2 Kebutuhan Rasa Aman

Informan kebutuhan rasa aman yang pertama dari kelompok suporter

Panser Girl, dari ke 15 responden Panser Girl, 13 diantaranya mengatakan untuk

kebutuhan rasa aman mereka terpenuhi, seperti yang dikatakan Novi Ayu “iya

karena saya merasa lebih memiliki banyak teman dan siap membantu serta
52

menjaga saya”, senada dengan Novi Ayu, Laila ismawati mengatakan “aman,

karena didalam organisasi itu saling menjaga satu sama lain jadi buat perempuan

aman – aman aja”. Informan pendukung dari Nita Handayani mengatakan “aman

karena sekarang supporter semakin dewasa dan yang diutamakan oleh pihak

keamanan saat terjadi kerusuhan adalah perempuan dan anak – anak”, Indah Ani

Sinta juga menegaskan “aman dong , karna kita lebih terkoordinasi jadi lebih

tertara dan ada jaminan keamanannya dari DPP panser sendiri”. Selain rasa aman,

ke 15 responden yang bergabung dalam kelompok suporter Panser Girl merasa

senang dan dapat menghilangkan kejenuhan setelah bergabung dalam kelompok

suporter, seperti yang dikatakan Syafanisa Aulia Zikri “sangat, karena saya suka,

misalnya lagi jenuh banget nih sama sekolah terus ada jadwal pertandingan pas

weekend itu rasanya jadi semangat aja pengen cepet – cepet weekend ketemu

kebanggaan berlaga”. Senada dengan Aulia, Maya Ratih Kurniasari mengatakan

“iya, karena jika tugas menumpuk dan pada esok hari atau hari itu juga tidak ada

kelas, tim kebanggaan berlaga di kandang jadi bisa nonton dan dapat

menghilangkan kejenuhan”. Informan pendukung dari Nita Handayani yang

mengatakan “sangat senang sekali karena memiliki banyak teman, kegiatan yang

bukan hanya menonton bola tapi ada silaturahmi, sedekah, sosial, saling

membantu, belajar kehidupan dengan orang banyak”.

Menjadi kelompok suporter juga merupakan salah satu cara untuk

refreshing menurut ke 15 responden yang bergabung dalam kelompok suporter

Panser Girl, seperti yang diungkapkan Nita Handayani “iya karena dengan

menjadi supporter kita bisa awaydays keberbagai kota di Indonesia dan memiliki
53

teman sangat banyak di dalam maupun luar kota”, Ellen Dinda Saraswati juga

menegaskan “ya, karena secara tidak langsung saat kita away day ke luar kota kita

dapat sekalian berlibur dan berkenalan dengan teman –teman dari suporter lain”.

Informan pendukung dari Syifa' Saila Wardah mengatakan “iya, karena dengan

menjadi kelompok supporter dapat melepaskan kepenatan sejenak, dan melupakan

masalah walaupun hanya sebentar, terkadang juga dengan menjadi supporter

dapat menambah ide – ide baru”.

Informan kedua dari kelompok suporter Ladies Vikers, kebutuhan rasa

aman dari ke 15 responden yang bergabung dalam kelompok suporter Ladies

Vikers terpenuhi, kelima belas suporter merasa aman setelah bergabung dalam

kelompok suporter, seperti yang dikatakan Rinta Febrianti “selama ini saya

merasa aman – aman saja, karena Ladies Vikers mendapat perlindungan dari

suporter laki-laki”. Rini Pradhana menegaskan “tentu, karena sesama suporter

saling menjaga satu sama lain”. Informan pendukung dari Madalina Mei Pustasari

yang mengatakan “bagiku aman – aman aja, karena kita kan cuma suporter, nggak

hal yang lain, lain hal kalo ada yang menganggap suporter rival, itu udah beda

jalur”. Selain rasa aman, kelima belas responden juga merasa senang dan dapat

menghilangkan kejenuhan setelah mereka bergabung dalam kelompok suporter,

seperti yang dikatakan Dwi Artining Pangestuti “iya, ketika saya merasa jenuh

dan pusing dengan tugas di kampus maka bisa melampiaskannya di stadion

dengan bersorak sekencang –kencangnya”. Senada dengan Dwi, Rinta Febrianti

mengatakan “ya, ketika melakukan sesuatu yang kita cintai tentu sangat

menyenangkan, terlebih bisa berkumpul dengan orang – orang yang bisa disebut
54

keluarga persuporteran”. Informan pendukung dari Jenita pricillia yang

menegaskan “sangat senang, ya tentu saja, karena dalam dunia suporter saya

sendiri lebih merasa kebersamaan, kestiaan sesungguhnya, kebayang dong apa

lagi galaunya seorang perempuan, Saya sendiri lebih memilih nyetadion karena

ngerasa bisa meluapkan kegelisahan dihati”.

Dari ke 15 responden yang bergabung dalam kelompok suporter Ladies

Vikers, 14 diantaranya mengatakan bergabung dalam kelompok suporter

merupakan salah satu cara untuk refreshing, seperti yang dikatakan Siti

Nurrohmah “Iya betul, karena kita bisa sharing kemajuan kebanggaan kita, nribun

pun selain di katakan awayday juga holiday”. Senada dengan Siti, Madalina Mei

Pustasari juga mengatakan “Betul, karena refreshing saya saat nonton bola, disaat

saya merasakan atmosfer di dalam stadion, jiwa ini merasa terpanggil”. Informan

pendukung dari Siti Neneng Nur Khoriah mengatakan “Ya, karena bisa

menghilangkan kejenuhan dan hanya berfokus pada tim bola yg kita suport, dan

jika mempunyai masalah kita bisa melupakannya”.

Informan kebutuhan rasa aman yang ketiga dari kelompok suporter

Aremanita, kebutuhan rasa aman dari ke 16 responden yang bergabung dalam

kelompok suporter Aremanita terpenuhi, setelah bergabung dalam kelompok

suporter mereka merasa aman, seperti yang dikatakan oleh Uswatun Khoiriyyah

yang merasa aman karena Uswatun merasa dijaga oleh teman laki –laki ketika

menonton sepakbola. Senada dengan Uswatun, Elsa Safitri mengatakan “aman,

karena disetiap ada masalah dengan suporter tim rival, selalu ada yang melindungi

dan membantu menyelesaikan masalahnya”. Nita Apriyani juga menegaskan “Iya


55

karena banyak saudara – saudara dari Aremania yang sangat melindungi kita

Aremanita”. Informan pendukung dari Tri Maryani mengatakan “Iya. Karena saat

berada diantara para supporter kami saling melindungi. Apalagi supporter wanita

akan selalu dihargai dan dilindungi lelaki”. Selain rasa senang, bergabung dalam

kelompok suporter juga membuat ke 16 responden dari Aremanita merasa senang

dan dapat menghilangkan kejenuhan merekan, seperti yang dikatakan oleh

Fatimah Siti Khoiru “iya, karena didalam komunitas saya setiap bulan

mengadakan kopdar untuk membahas keanggotan, itu membuat saya senang dan

menghilangkan kejenuhan selain itu kita dapat lebih mengenal anggota satu

dengan yang lainnya, ada juga kegiatan – kegiatan rutin yang dapat kita lakukan

saat sedang kopdar”. Informan pendukung dari Frista Tri Oktafianingsih

mengatakan “Saya rasa iya, karena ini menjadi kesibukan kalo lagi nggak ada

kegiatan, dan saya ngerasa seneng karena saya dapat banyak teman, baik dari luar

kota maupun luar jawa, dari dunia supporter saya juga belajar apa itu solidaritas

dan loyalitas, dan masih banyak lagi pengalaman yang saya dapat”.

Dari 16 responden suporter Aremanita mengatakan, bergabung dalam

kelompok suporter merupakan salah satu cara untuk refreshing, seperti yang

dikatakan Dwi Purwanti “Iya, karena dengan bertemu teman – teman komunitas

saya merasa lebih senang”. Senada dengan Dwi, Elsa safitri juga mengatakan “Ya,

disaat kita ada masalah dirumah lalu berkumpul dengan teman komunitas seketika

mood menjadi lebih baik”. Informan pendukung dari Nok imeh yang menegaskan

“iyah, karena dalam dunia suporter bukan hanya masalah dukung mendukung tim

kebanggaan melainkan ada rasa persaudaraan dan solidaritas dan senang bisa
56

bertemu sesama suporter”. Frista Tri Oktafianingsih menambahkan “Saya rasa

iya. Karena setelah saya lelah dengan kegiatan belajar di sekolah terus kalo liat

bola, rasanya beban matematika diotak saya itu hilang”.

Informan keempat dari kelompok suporter Jak Angel, kebutuhan rasa

aman dari kesembilan responden yang bergabung dalam kelompok suporter Jak

Angel terpenuhi, mereka merasa aman setelah bergabung dalam kelompok

suporter, seperti yang dikatakan oleh Winayu Safitri, Winayu merasa aman karena

menurutnya perempuan jadi lebih dijaga dan diutamakan sama temen suporter laki

– laki. Senada dengan Winayu, Bernadetha Ivonne Siregar mengatakan “sejauh ini

saya aman, karena saya dilindungi teman laki – laki”. Informan pendukung dari

Silviana Andarini Putri yang mengatakan “aman, karena dari kami sesama Jak

mania maupun Jak Angel saling melindungi”. Selain rasa aman, bergabung dalam

kelompok suporter juga membuat ke sembilan responden Jak Angel merasa

senang dan dapat menghilangkan kejenuhan, seperti yang dikatakan oleh

Bernadetha Ivonne Siregar “iya, bisa bersilaturahmi dengan teman – teman yg

jauh dan jarang ketemu, bisa berbagi cerita, foto, bercanda dan lain – lain”.

Informan pendukung dari Winayu Safitri mengatakan “Iya, karena saat di stadion

kita bisa kumpul bareng temen, nyanyi – nyanyi bareng, dan melihat sang idola

beraksi”.

Bergabung dalam kelompok suporter juga merupakan salah satu cara dari

kesembilan responden yang bergabung dalam kelompok suporter Jak Angel untuk

refreshing, seperti yang dikatakan oleh Bernadetha Ivonne Siregar “iya, karena

dengan nonton ke stadion apalagi away luar kota itu menurut saya refreshing
57

karena bisa jalan – jalan sambil nonton bola, 2 hobi menjadi satu”. Fatika Dian

menegaskan “Iya, karena setelah capek kerja pasti ada temen – teman yang

menanti dengan canda tawanya”. Informan pendukung dari Silviana Andarini

Putri mengatakan “Bisa dibilang begitu, soalnya ketika menyaksikan pertandingan

saya bisa menghilangkan kejenuhan saya”. Winayu Safitri menambahkan “Iya,

karena saat menyanyi di stadion seketika kita melupakan beban yang ada dipikiran

kita, kita jadi lebih enjoy”.

Informan kebutuhan rasa aman yang kelima dari kelompok suporter

Bonita, dari ke 13 responden yang bergabung dalam kelompok suporter Bonita

mengatakan kebutuhan rasa aman mereka terpenuhi setelah bergabung menjadi

kelompok suporter mereka merasa aman, seperti yang dikatakan oleh Assha Fiola

Maharani mengatakan “Iya,karena kita saling menjaga jika ada musuh khusus nya

yang tua menjaga wanitanya”. Senada dengan Fany Firnanda C yang mengatakan

iyaa , karena di kelompok suporter mengajarkan arti sebuah kekeluargaan.

Informan pendukung dari Ila Andara yang mengatakan “sangat terasa aman dan

terlindungi karena dengan kita punya komunitas kita punya banyak teman bonek

dan bonita di tribun bisa duduk bareng kelilingi komunitas kita dan juga ditribun

jadi lebih seru”. Menurut ke 13 responden dari Bonita mereka merasa senang dan

dapat mengilangkan kejenuhan setelah mereka bergabung menjadi kelompok

suporter, seperti yang dikatakan oleh Assha Fiola Maharani “Iya, benar sekali

karena disaat kita jenuh, sedih, bosan, bahkan sakit hati rasa itu semua akan

terobati dengan sendirinya jika kita pergi ke tribun melihat Persebaya Surabaya”.

Sedangkan menurut Fany Firnanda C mengatakan “Iyaa sangat senang, karena


58

bisa meluapkan emosi dan masalah saat kita bersorak – sorak di dalam stadion dan

bisa menghilangkan pikiran yang susah di atasi”. Informan pendukung dari Dwi

Mifta’ul Tesya mengatakan “iya karena merasakan antusias supporter lain dalam

mendukung klub kebanggan”.

Bergabung kedalam kelompok suporter menurut ke 13 responden dari

Bonita merupakan salah satu bentuk refreshing. Seperti yang dikatakan Prasasti

Syafa Dewi Kamalia “ya karena saat kita melakukan aktivitas yang kita senangi,

maka hal tersebut dapat kita jadikan sebagai sarana refreshing”, senada dengan

Dwi Mifta’ul Tesya yang mengatakan “iya untuk melepas penat kesibukan sehari

dengan melihat hiburan sepak bola”. Informan pendukung dari Fany Firnanda C

mengatakan iyaa , karena dari situlah kita mempunyai banyak teman yang bisa

menghibur kita.

Informan keenam kebutuhan rasa aman dari kelompok suporter Violanita,

dari lima responden yang bergabung dalam kelompok suporter Violanita

mengatakan kebutuhan rasa aman mereka terpenuhi, seperti yang dikatakan oleh

Imas Nurjanah yang mengaku merasa aman karena dikelilingi banyak teman yang

bisa dibilang seperti saudara sendiri, senada dengan yang dikatakan oleh Catur

Lita “Iya, karena dengan menjadi suporter saya memiliki banyak teman sehingga

aku bisa merasa aman”. Informan pendukung dari Ega Anistya yang mengatakan

“iya, sangat merasa aman, karena disana memiliki banyak teman yang bisa

melindungi”. Selain rasa aman dari kelima responden juga merasa senang dan

dapat menghilangkan kejenuhan dengan bergabungnya menjadi kelompok

suporter, seperti yang dikatakan Elly Nur Lita “Iya, karena klo di dalam stadion
59

itu bahagia sekali”. Informan pendukung dari Vira Kania “Iya, karena bisa

menyaksikan pertandingan sepakbola rame2 bareng teman-teman Suporter yg

lain”.

Dari kelima responden yang bergabung dalam kelompok suporter violanita

setuju mengatakan menjadi kelompok suporter merupakan salah satu cara untuk

refreshing, seperti yang dikatakan Ega Anestya “menurut saya, bernyanyi chants

di tribun adalah salah satu cara yang sangat ampuh untuk menghilangkan pikiran

buruk”. Senada dengan Ega Anestya, Vira Kania mengatakan “Iya, karena bisa

menghilangkan beban pikiran”. Informan pendukung dari Imas Nurjanah “Iya,

karena dengan menjadi suporter bisa menghilangkan kejenuhan”.

Informan ketujuh dari kelompok suporter Slemanona, menurut responden

yang bergabung dalam kelompok suporter Slemanona kebutuhan rasa aman

mereka terpenuhi, seperti yang dikatakan oleh Uji Riski Pramesty menurut Uji

alasan merasa aman karena banyak saudara dan teman. Informan pendukung dari

Nurma Ulfa Saptiana mengatakan “Lebih merasa aman karena berkumpul jadi

satu jika ada kejadian yang tidak diinginkan akan mudah dikoordinasikan”. Selain

rasa aman kedua responden dari kelompok suporter Slemanona merasa senang

dan dapat menghilangkan kejenuhan setelah bergabung kedalam kelompok

suporter, seperti yang dikatakan Nurma Ulfa Saptiana “Ya, karena ketika kita

berbondong – bondong datang ke stadion kita dapat bertemu saudara setribune”.

Senada dengan yang dikatakan Uji Riski Pramesty, alasannya mengatakan senang

yaitu karena terhibur dengan dunia sepakbola.


60

Bergabung kedalam kelompok suporter juga bisa dijadikan alternatif

refreshing oleh kedua responden dari kelompok suporter Slemanona, seperti yang

dikatakan oleh Uji Riski Pramesty “Karena menonton bola itu hobi saya”.

Informan pendukung dari Nurma Ulfa Saptiana mengatakan “Ya karena ketika

bernyanyi bersama itu adalah refreshing yang menyenangkan”. Selain itu Nurma

Ulfa Septiana mengatakan bergabung menjadi kelompok suporter bisa dijadikan

salah satu alternatif rekreasi, karena disepakbola masuk dalam kategori minat

khusus dan tujuan utama suporter adalah menyaksikan pertandingan sepakbola

selain itu juga bisa menikmati obyek wisata yang ada di sekitar stadion.

Informan kedelapan kebutuhan rasa aman dari kelompok suporter LA

Nita, dari ketiga responden yang bergabung kedalam kelompok suporter LA Nita

mengatakan untuk kebutuhan rasa aman mereka terpenuhi, ketiganya merasa

aman setelah bergabung menjadi kelompok suporter, seperti yang dikatakan oleh

Zahro Kurniawati “Ya, karena didalam komunitas suporter juga berasa seperti

keluarga sendiri”. Senada dengan yang dikatakan Putri, menurutnya aman karena

dikelilingi banyak teman. Informan pendukung dari Endah yang mengatakan “Iya,

karena berada dalam suatu komunitas jadi memiliki banyak temen”.

Selain rasa aman bergabung menjadi kelompok suporter juga membuat

ketiga responden dari LA Nita merasakan senang dan dapat menghilangkan

kejenuhan. Seperti yang dikatakan Putri “Iya, karena ketika menjadi suporter kita

bersorak-sorai di dalam stadion sehingga menghilangkan kejenuhan”. Menurut

ketiga responden dari LA Nita, menjadi kelompok suporter juga merupakan salah

satu cara mereka untuk refreshing, seperti yang dikatakan Zahro Kurniawati “Iya,
61

karena biasanya ada pertandingan di luar Lamongan, jadinya bisa ikut tour

menyaksikan pertandingan”. Informan pendukung dari Endah yang mengatakan

“Iya karena dengan menjadi suporter bisa merasa senang”.

Informan kesembilan dari kelompok suporter Pusamanita, kebutuhan rasa

aman dari ketiga responden yang bergabung dalam kelompok suporter Pusamanita

terpenuhi, ketiganya merasa aman setelah bergabung kedalam kelompok suporter,

seperti yang dikatakan Khofifah Olya “Iya , karena dalam dunia suporter

solidaritas dijunjung tinggi dan persaudaraan yg kuat”. Senada dengan Khofifah,

Atikah Rahmadayanti mengatakan “aman banget berasa keluarga, dijagai banget

kalau ada apa – apa”. Informan pendukung dari Intan Puspita Sari mengatakan

“Iya, karena dengan menjadi kelompok suporter bisa memiliki banyak teman

bahkan sudah seperti saudara sendiri”. Selain rasa aman ketiga responden dari

kelompok suporter Pusamanita merasa senang dan dapat menghilangkan

kejenuhan setelah bergabung kedalam kelompok suporter, seperti yang dikatakan

Intan Puspita Sari “Iya, karena dengan menjadi suporter bisa merasakan euforia

pertandingan sehingga bisa menghilangkan kejenuhan”. Informan pendukung dari

Khofifah Olya mengatakan “Iya , Karena banyak hal yang bisa kita dapat hal yang

baru tentunya tidak bisa di dapatkan di tempat lain”.

Menjadi kelompok suporter juga bisa dijadikan sebagai alternatif rekreasi

seperti yang dikatakan Intan Puspita Sari “Karena dengan menjadi suporter

sepakbola bisa menyaksikan pertandingan diberbagai stadion yang ada di

indonesia sehingga bisa sekalian untuk rekreasi”. Lain halnya dengan yang

dikatakan oleh Khofifah Olya “Mungkin bagi penonton bola biasa di jadikan
62

rekreasi tapi bagus sporter yang sebenarnya menjdikan sepak bola menjadi

panggilan hati dan hobi”.

Informan triangulasi dari 5 responden yang menjadi ketua serta wakil

ketua dikelompok suporter mengatakan untuk kebutuhan rasa aman mereka

terpenuhi setelah mereka bergabung dalam kelompok suporter, seperti yang

dikatakan Indah Ani Sintia yang menjabat sebagai ketua Panser Girl ini

mengatakan aman, karena menurut Indah lebih terkoordinasi sehingga bisa lebih

tertata dan juga ada jaminan keamanan dari DPP Panser. Khofifah Olya selaku

drijen dari kelompok suporter Pusamanita juga mengatakan aman, menurutnya

dalam dunia suporter solidaritas dijunjung tinggi dan persaudaraan yang kuat.

4.1.2.3 Kebutuhan Sosial

Informan kebutuhan sosial yang pertama dari kelompok suporter Panser

Girl, kebutuhan sosial dan rasa cinta dari responden yang bergabung dalam

kelompok suporter Panser Girl terpenuhi, 15 responden menyatakan merasa

memiliki lebih banyak teman setelah bergabung dalam kelompok suporter, selain

itu 11 dari 15 responden juga menyatakan bergabungnya dalam kelompok

suporter merupakan keinginannya sendiri dan bukan karena ajakan teman maupun

pengaruh lingkungan, selain itu bergabungnya dalam kelompok suporter menurut

14 responden, merupakan salah satu bentuk sosialisasi, seperti yang dikatakan

oleh Syafanisa Aulia Zikri “iya banget, disini aku jadi tau artinya sosialisasi

nolong temen kalo butuh bantuan walaupun sebisanya kita, sering ikut galang

dana, bagi takjil, kumpul kumpul cerita cerita. Jadinya ya bisa ketemu orang
63

banyak dan bersosialisasi”. Maya Ratih Kurniasari juga menegaskan “iya, karena

bertemu banyak orang salah satu bentuk sosialisasi, dan didalam kelompok

tersebut ada juga kegiatan – kegiatan yang dapat dilakukan untuk bersosialisasi ke

lingkungan sekitar”. Informan pendukung dari Ellen Dinda Saraswati yang

mengatakan “Ya, karena dalam organisasi kelompok suporter kita dapat

bersosialisasi dengan cara bertukar pendapat, ide dan pengalaman dari masing –

masing anggota, terlebih saat kita melakukan kegiatan sosial dengan cara bagi –

bagi takjil untuk orang-orang yang lebih membutuhkan saat puasa, penggalangan

dana untuk warga yang terkena musibah, membagikan masker dan sembako

kepada keluarga yang terkena dampak pandemi covid-19”.

Informan kedua dari kelompok suporter Aremanita, kebutuhan sosial dari

responden yang bergabung dalam kelompok suporter Aremanita terpenuhi, 16

responden menyatakan mereka merasa memiliki lebih banyak teman setelah

bergabung dalam kelompok suporter, ke 16 responden juga menyatakan

bergabungnya dalam kelompok suporter merupakan keinginannya sendiri dan

bukan karena ajakan teman maupun pengaruh dari lingkungan, selain itu

responden juga mengatakan bergabungnya dalam kelompok suporter merupakan

bentuk sosialisasi, seperti yang dikatakan Uswatun Khoiriyyah yang memberikan

alasan bergabungnya dalam kelompok suporter merupakan bentuk sosisalisasi

karena berhubungan dengan banyak orang dan saling membutuhkan, selain

Uswatun Elsa Safitri juga mengatakan “Ya,karena dari setiap anggota memiliki

sifat berbeda beda dari situ juga kita belajar menyesuaikan atau menghargai

perbedaan tersebut”. Informan pendukung dari Fatimah Siti Khoiru yang


64

mengatakan “Iya karna berkat masuknya saya ke komunitas saya memiliki banyak

teman di dalam maupun luar kota karna komunitas yang mempertemukan dan

mempersatukan kita jadi kita saling terhubung satu sama lain dengan begitu saat

ada masalah atau apa kita bisa saling membantu satu sama lainnya”.

Informan ketiga dari kelompok suporter Bonita, kebutuhan sosial dan rasa

cinta dari responden yang bergabung dalam kelompok suporter Bonita terpenuhi,

dari 13 responden bonita merasa memiliki lebih banyak teman setelah bergabung

dalam kelompok suporter, kemudian 11 diantaranya menyatakan bergabungnya

dalam kelompok suporter merupakan keinginannya sendiri, selain itu dari ke 13

responden juga mengatakan bergabung dalam kelompok suporter merupakan

bentuk sosialisasi, seperti yang dikatakan oleh Ila Andara “sosialisi, karena bonek

bukan hanya tentang suporter tapi tentang persaudaraan dan sosialisasi”. Selain Ila

Dwi Fitria Indiani juga mengatakan “Disana kita di ajarkan saling menghargai dan

saling menolong”. Informan pendukung dari Evi Nur Laily Mengatakan “Iyaa,

terkadang juga menggandakan acara penggalangan dana kalau ada musibah /

menjaga silaturahmi”.

Informan kebutuhan sosial dan rasa cinta yang keempat dari responden

yang bergabung dalam kelompok suporter Jak Angel terpenuhi, sembilan

responden menyatakan merasa memiliki lebih banyak teman setelah bergabung

dalam kelompok suporter, 8 dari 9 responden juga menyatakan bergabung dalam

kelompok suporter merupakan keinginannya sendiri bukan karena ajakan teman

maupun seluruh pengaruh lingkungan, selain itu seluruh responden Jak Angel

mengatakan bergabung dalam kelompok suporter merupakan bentuk sosialisasi,


65

seperti yang dikatakan oleh Anggi ZL “Iya, karena bertemu dan berinteraksi

dengan banyak orang baru”. Selain Anggi, Winayu Safitri juga menambahkan

“Karena di lingkungan suporter kita saling membantu, memberi, dan menolong”.

Informan pendukung dari Fatika Dian yang mengatakan “Ya, dunia suporter tak

melulu tentang keburukan, disana banyak ragam orang dan pasti berbeda – beda

karakter dan latar belakang, kita bisa bersosialisasi dengan mereka dan mungkin

mendapat relasi untuk jenjang kita kedepannya”.

Informan Kebutuhan sosial dan rasa cinta yang kelima dari responden

yang bergabung dalam kelompok suporter Violanita terpenuhi, keempat

responden mengatakan memiliki lebih banyak teman setelah bergabung dalam

kelompok suporter, tiga diantaranya mengatakan bergabung dalam kelompok

suporter merupakan keinginannya sendiri bukan karena ajakan teman maupun

pengaruh lingkungan, selain itu keempat responden juga mengatakan

bergabungnya dalam kelompok suporter merupakan bentuk sosialisasi, seperti

yang dikatakan oleh Ega Anestya “iya, karena pasti kita akan bergabung pada

suatu kelompok/korwil”.

Informan keenam kebutuhan sosial dan rasa cinta dari kelompok suporter

LA Nita, responden yang bergabung dalam kelompok suporter LA Nita

mengatakan untuk kebutuhan sosialnya terpenuhi, dari ketiga responden

mengatakan memiliki lebih banyak teman setelah bergabung dalam kelompok

suporter, ketiganya juga mengatakan bergabungnya dalam kelompok suporter

merupakan keinginannya sendiri bukan dari ajakan teman maupun pengaruh

lingkungan, selain itu bergabung dalam kelompok suporter merupakan bentuk


66

sosialisasi menurut ketiga responden yang bergabung dalam kelompok suporter

LA Nita, seperti yang dikatakan oleh, Putri “Iya, karena bisa merasakan bentuk

kerjasama, saling berbaur satu sama lain”. Zahro Kurniawati juga menambahkan

dirinya memiliki lebih banyak teman setelah bergabung.

Informan kebutuhan sosial yang ketujuh dari kelompok suporter Ladies

Vikers, dari responden yang bergabung dalam kelompok suporter Ladies Vikers

mengatakan untuk kebutuhan sosial dan rasa cinta terpenuhi, dari ke 15 responden

menyatakan mereka merasa memiliki banyak teman setelah bergabung dalam

kelompok suporter, 14 dari 15 responden menyatakan alasan bergabung dalam

kelompok suporter merupakan keinginannya sendiri bukan pengaruh dari teman

maupun lingkungan, selain itu menurut ke 15 responden dari Ladies Vikers,

bergabung dalam kelompok suporter merupakan bentuk sosialisasi, seperti yang

dikatakan oleh Umii Sollekah “Kita akan saling mengenal satu sama lain, berbagi,

sosialisasi tidak perlu muluk-muluk, tinggal jadi suporter sudah mewakili semua”.

Selain Umii, Madalina Mei Pustasari juga mengatakan “Bisa jadi. Karena pada

suatu komunitas pasti ada rasa kebencian terhadap suporter rival, dengan adanya

saya atau kita bisa mengajak komunitas tersebut untuk saling respect, disitulah

akan terjadi saling rangkul”.

Informan kedelapan dari kelompok suporter Pusamanita, menurut

responden yang bergabung dalam kelompok suporter Pusamanita mengatakan

kebutuhan sosial dan rasa cinta mereka terpenuhi, ketiga responden mengatakan

memiliki lebih banyak teman setelah bergabung dalam kelompok suporter,

ketiganya juga mengatakan bergabung dalam kelompok suporter merupakan


67

keinginannya sendiri bukan karena ajakan teman maupun pengaruh lingkungan,

bergabung dalam kelompok suporter juga merupakan bentuk sosialisasi menurut

ketiga responden, seperti yang dikatakan oleh Intan Puspita Sari “Iya, karena

dengan menjadi suporter sepakbola kita terlibat dengan orang banyak”. Informan

pendukung dari Atikah Rahmadayanti yang mengatakan “bisa dapat banyak teman

, berasa keluarga sendiri , ya pokonya kesolidtannya dapat banget lah , apa yang

ga kita dapat di luar kita bisa dapat di dalam supporter”.

Informan yang kesembilan dari kelompok suporter Slemanona

mengatakan untuk kebutuhan sosial dan rasa cinta mereka terpenuhi, kedua

responden merasa memiliki lebih banyak teman setelah bergabung dalam

kelompok suporter, keduannya juga mengatakan bergabungnya dalam kelompok

suporter merupakan keinginannya sendiri, selain itu keduanya menganggap

bergabung dalam kelompok suporter merupakan bentuk sosialisasi, seperti yang

dikatakan oleh Nurma Ulfa Saptiana “Ya, karena ketika kita bergabung

didalamnya kita bisa bertemu dan berteman dengan orang baru”. Uji Riski

Pramesty menambahkan “Karena ada hal positif, seperti bakti sosial”.

Informan triangulasi dari 5 responden yang menjadi ketua serta wakil

ketua dikelompok suporter mengatakan untuk kebutuhan sosial dan rasa cinta

setelah bergabung dalam kelompok suporter mengatakan terpenuhi, menurut lima

responden yang menjadi ketua dan wakil ketua dari beberapa kelompok suporter

mengatakan dengan bergabungnya dalam kelompok suporter mereka merasa

memiliki lebih banyak teman selain itu juga dapat menyalurkan rasa cintanya

terhadap klub yang mereka dukung.


68

4.1.2.4 Kebutuhan Akan Penghargaan

Informan pertama kebutuhan akan penghargaan dari kelompok suporter

Panser Girl, responden yang bergabung dalam kelompok suporter Panser Girl

mengatakan untuk kebutuhan akan penghargaan menurut mereka tidak terpenuhi,

8 dari 14 responden menyatakan tidak adanya penghargaan yang didapat setelah

bergabung dalam kelompok suporter, seperti yang dikatakan salah satu responden

yang bernama Wulancoco yang mengatakan “Saya jadikan supoter sebagai

pelengkap dalam hobi saya jadi tidak ada penghargaan dari pihak lain”. Senada

dengan Wulan, Laila Ismawati mengatakan Karena jadi suporter itu hobbi bukan

ajang bakat jadi untuk penghargaan tidak ada. Informan pendukung dari Novi Ayu

yang mengatakan belum mendapat penghargaan selama bergabung dalam

kelompok suporter. Sedangkan 13 dari 14 responden menganggap bergabungnya

dalam kelompok suporter merupakan salah satu cara mereka menghargai diri

sendiri, seperti yang dikatakan oleh Novi Ayu yang mengatakan “Iya karena bisa

lebih berkembang dalam sosialisasi”. Ellen Dinda Saraswati juga mengatakan

“Ya, karena menjadi salah satu kelompok suporter kita dapat mengekspresikan

diri kita dalam mendukung tim kebanggaan tanpa terkekang oleh orang lain”.

Informan kedua kebutuhan akan penghargaan dari kelompok suporter Jak

Angel, dari responden yang bergabung dalam kelompok suporter Jak Angel

mengatakan terpenuhi, 6 dari 9 responden mengatakan mendapatkan penghargaan

dari orang lain setelah dirinya bergabung dalam kelompok suporter, seperti yang

dikatakan oleh Winayu Safitri yang mengatakan mendapatkan penghargaan


69

fasilitas, seperti cari tiket gampang dan bayar away dapet diskon sedikit.

Bernadetha Ivonne Siregar juga mengatakan “saya bisa menjadi wakil ketua di

solo, dan saat ini malah menjadi wakil korwil di jak tanah tinggi, saya juga bisa

menyelesaikan skirpsi saya yang bertemakan supporter sepak bola, itu menurut

saya penghargaan untuk diri saya sendiri”. Informan pendukung dari Silviana

Andarini Putri yang mengatakan dirinya lebih dihargai oleh sesama anggota

suporter. Sedangkan menurut kesembilan responden Jak Angel bergabungnya

dalam kelompok suporter merupakan salah satu cara mereka menghargai diri

sendiri, seperti yang diungkapkan oleh Fatika Dian yang mengatakan “Ya, apa

yang membuat saya senang akan saya lakukan. Dan itu adalah bentuk apresiasi

untuk diri saya sendiri”. Informan pendukung dari Putri Aprilia yang mengatakan

dengan menjadi anggota suporter putri merasakan kebahagiaan yg sangat luar

biasa.

Informan kebutuhan akan penghargaan yang ketiga dari kelompok

suporter Aremanita, responden yang bergabung dalam kelompok suporter

Aremanita mengatakan untuk kebutuhan akan penghargaan menurut mereka tidak

terpenuhi, 9 dari 16 responden menyatakan tidak mendapatkan penghargaan

setelah bergabung dalam kelompok suporter Aremanita, seperti yang dikatakan

Frista Tri Oktafianingsih “kalau penghargaan sih belum dapat, tapi pengalaman

yang lebih banyak”. Informan pendukung dari Uswatun Khoiriyyah yang

mengatakan “Gak ada karena saya ikut kelompok suporter tidak mengharap

penghargaan”. Sedangkan menurut 15 dari 16 responden, bergabung dalam

kelompok suporter merupakan salah satu cara mereka untuk menghargai diri
70

sendiri, seperti yang dikatakan Tri Maryani “Iya. Karena dengan menjadi

supporter saya lebih mengerti apa arti kebersamaan dari pada harus diam

menyendiri di kamar layaknya orang introvert”. Senada dengan Tri, Ulil Restu

juga mengatakan “Iya. Karena selama ini saya minder untuk nonton arema sendiri.

Dengan ikut kelompok tersebut saya jadi semangat untuk nonton dan bisa

memuaskan hasrat untuk dukung Arema”. Informan pendukung dari Elsa safitri,

menurutnya karena saat bergabung itu sendiri membuat dirinya merasa bahagia,

jadi lebih menghargai diri sendiri. Sembilan responden dari Aremanita juga

menyatakan mendapatkan pujian setelah bergabung dalam kelompok suporter.

Informan keempat dari kelompok suporter LA Nita, kebutuhan akan

penghargaan dari responden yang bergabung dalam kelompok suporter LA Nita

menyatakan terpenuhi, seperti yang dikatakan oleh Zahro Kurniawati, menurutnya

sesama anggota suporter itu wajib saling menghargai satu sama lain. Senada

dengan Zahro, Putri juga mengatakan “sesama anggota Suporter itu wajib saling

menghargai satu sama lain”. Selain merasa dihargai oleh orang lain, ketiga

responden dari LA Nita menyatakan bergabungnya dalam kelompok suporter

merupakan salah satu cara mereka menghargai diri sendiri, seperti yang dikatakan

oleh Endah, menurut Endah dengan bergabung dalam kelompok suporter dirinya

merasa senang. Informan pendukung dari Zahro Kurniawati yang mengatakan

“Iya, karena dengan menjadi anggota suporter saya bisa meluapkan emosional

saya”.

Informan kelima kebutuhan akan penghargaan dari kelompok suporter

Slemanona, responden yang bergabung dalam kelompok suporter Slemanona


71

menyatakan untuk kebutuhan akan penghargaan mereka mengatakan tidak

terpenuhi, kedua responden yang dijadikan informan mengatakan tidak

mendapatkan penghargaan dari orang lain setelah dirinya bergabung dalam

kelompok suporter.

Informan keenam dari kelompok suporter Pusamanita, kebutuhan akan

penghargaan dari responden yang bergabung dalam kelompok suporter

Pusamanita menyatakan tidak terpenuhi, dua dari tiga responden menyatakan

terpenuhi, ketiga responden menyatakan bergabungnya mereka dalam kelompok

suporter merupakan salah satu cara mereka menghargai diri sendiri, seperti yang

dikatakan oleh Khofifah Olya “Karena dengan menjadi sporter kita bisa mengasah

mental sama diri kita dan menjadi lebih percaya diri sehingga kita bisa

menghargai diri sendiri”. Informan pendukung dari Atikah Rahmadayanti yang

mengatakan “iya jelas pasti dong , karna kita menguji diri sendiri bisa ga sih kita

ini jaga diri kita sendiri karna kan supporter identik dengan cowo”. Selain itu dua

dari tiga responden Pusamanita menyatakan mendapatkan penghargaan setelah

bergabung dalam kelompok suporter.

Informan ketujuh dari kelompok suporter Bonita, kebutuhan akan

penghargaan dari responden yang bergabung dalam kelompok suporter Bonita

terpenuhi, 10 dari 13 responden mendapatkan penghargaan setelah bergabung

dalam kelompok suporter, seperti yang dikatakan oleh Fany Firnanda C dirinya

dijadikan salah satu admin komunitas suporter setelah bergabung dalam kelompok

suporter. Selain Fany, Evi nur laily juga mengatakan “Kadang kita di sebut

supporter loyal dan aktif dalam kegiatan apapun”. Selain mendapatkan


72

penghargaan dari orang lain, 10 dari 13 kelompok suporter juga mengatakan

bergabungnya dalam kelompok suporter merupakan salah satu cara mereka

menghargai diri sendiri, seperti yang dikatakan oleh Alifiah Oktaviani Kharisma

Putri, yang memberikan alasan bergabungnya dalam kelompok suporter

merupakan salah satu caranya menghargai diri sendiri karena mendapatkan

pelajaran hidup tersendiri. Selain Alifah, Prasasti Syafa Dewi Kamelia

mengatakan “ya, karena saat saya bergabung dengan suatu kelompok sya bisa

menilai kemampuan saya dalam berorganisasi, dan hal tsb merupakan cara saya

menghargai diri saya”.

Informan kedelapan dari kelompok suporter Violanita, kebutuhan akan

penghargaan dari responden yang bergabung dalam kelompok suporter Violanita

terpenuhi, keempat responden mengatakan mendapatkan penghargaan dari orang

lain setelah bergabung dalam kelompok suporter, seperti yang dikatakan oleh

Imas Nurjanah yang mengatakan dirinya lebih dihargaai antar sesama suporter,

senada dengan Imas, Elly Nur Lita juga mengatakan “Dihargai antar sesama,

biasanya klo masuk stadion kaum wanita yg didahulukan”. Informan pendukung

dari Ega Anistya yang mengatakan mendapatkan sertifikan bergabung, dan kartu

tanda anggota sebagai bentuk penghargaannya. Selain lebih dihargai orang lain

menurut keempat responden menyatakan bergabung dalam kelompok suporter

merupakan salah satu cara mereka menghargai diri sendiri, seperti yang dikatakan

oleh Vira Kania “Iya, Karena saya merasa senang ketika bergabung menjadi

anggota suporter”.
73

Informan kebutuhan akan penghargaan yang kesembilan dari kelompok

suporter Ladies Vikers, dari responden yang bergabung dalam kelompok suporter

Ladies Viker mengatakan terpenuhi, 11 dari 15 responden merasa lebih dihargai

setelah bergabung dalam kelompok suporter, seperti yang dikatakan oleh Rini

pradhana yang merasa mendapatkan pujian karena dikomunitas rini selalu

mengadakan galang dana bagi mereka yg membutuhkan atau terkena musibah,

Umii Sollekah juga merasa dihargai dengan mendapat sertifikat dan masih bnyak

lainnya, sedangkan menurut Madalina Mei Pustasari bentuk penghargaan

menurutnya yaitu saling respect. Selain mendapatkan penghargaan, bergabung

dalam kelompok suporter merupakan cara menghargai diri sendiri menurut ke 15

responden dari Ladies Vikers, seperti yang dikatakan oleh Anisa Fitri, dengan

dirinya ikut kelompok suporter anisa merasa lebih percaya diri. Madalina Mei

Pustasari juga menegaskan “Karena saya harus hargai diri saya dengan apa yang

saya suka, selama hal itu positif, pasti saya lakukan untuk diri saya”. Informan

pendukung dari Dwi Artining Pangestuti yang mengatakan “Iyaa karna itu secara

tidak langsung nurutin kemauan kita”. Setelah bergabung menjadi kelompok

suporter 8 dari 15 responden dari kelompok suporter Ladies Vikers menyatakan

mendapatkan pujian.

Informan triangulasi dari 5 responden yang menjadi ketua serta wakil

ketua dikelompok suporter mengatakan untuk kebutuhan akan penghargaan

setelah mereka bergabung dalam kelompok suporter mengatakan terpenuhi,

mereka mendapat respek serta pengakuan dari orang – orang sekitar setelah

bergabung dalam kelompok suporter, selain itu kelimanya juga mengatakan


74

bergabungnya dalam kelompok suporter merupakan salah satu cara mereka

menghargai diri sendiri.

4.1.2.5 Kebutuhan Aktualisasi Diri

Informan pertama kebutuhan aktualisasi diri dari kelompok suporter

Panser Girl, responden yang bergabung dalam kelompok suporter Panser Girl

mengatakan terpenuhi, dari 15 responden 13 diantaranya mengatakan

bergabungnya dalam kelompok suporter merupakan salah satu cara mereka

menyalurkan hobi, seperti yang dikatakan oleh Maya Ratih Kurniasari yang

mengatakan “Iya, karena dapat bersosialisasi itu hobi saya”. Informan pendukung

dari Ellen Dinda Saraswati yang mengatakan “Ya, hobi saya menyanyi dan

traveling. Ketika saya datang ke stadion di dalam atau luar kota secara tidak

langsung dapat menyalurkan hobi saya”, selain itu Ellen juga mengatakan “Salah

satu motivasi saya bergabung menjadi kelompok suporter adalah mengubah

pemikiran orang awam bahwa perempuan mempunyai kesetaraan derajat dengan

laki – laki, tak terlebih dalam hal organisasi suporter. Tidak semua perempuan

yang bergabung menjadi kelompok suporter adalah perempuan rendahan atau

perempuan nakal. Kami perempuan saat berada di dalam atau luar stadion pun

menjaga harkat dan martabat kami sebagai seorang perempuan”. Senada dengan

Ellen, Novi Ayu juga mengatakan yang memotivasi dirinya yaitu karena ingin

bisa bersosialisasi dengan orang banyak dan mendapat teman.

Sedangkan untuk manfaat yang benar – benar dirasakan setelah bergabung

dalam kelompok suporter menurut Maya Ratih Kurniasari yaitu dapat menghargai
75

pendapat orang lain, dapat memiliki banyak teman yang seperti keluarga, dapat

menambah pengalaman dan masih banyak lagi. Informan pendukung dari Nita

Handayani yang mengatakan manfaat yang dirasakan yaitu menjadi orang yang

lebih berguna dari sebelumnya dan menjadi orang yang bisa menghargai orang

lain.

Informan kedua dari kelompok suporter Ladies Vikers, kebutuhan

aktualisasi diri dari 15 responden yang bergabung dalam kelompok suporter

Ladies Vikers terpenuhi, menurut ke 15 responden yang bergabung dalam

kelompok suporter Ladies Vikers, bergabung dalam kelompok suporter dapat

menyalurkan hobi mereka, seperti yang dikatakan Rini Pradhana, menurutnya

mendukung atau menjadi suporter rini merasa bagian dari diri para pemain.

Sedangkan untuk motivasi rini bergabung dalam kelompok suporter karena ingin

membuktikan bahwa suporter tidak selalu dipandang negatif dan identik dengan

kekerasan oleh masyarakat. Sedangkan menurut Siti Nurrohmah motivasi dirinya

bergabung dalam kelompok suporter karena Ingin lebih menjalin persaudaraan

dengan suporter lain. Rinta Febrianti mengatakan manfaat yang didapat setelah

bergabung dalam kelompok suporter yaitu dapat mempelajari karakteristik orang

yang berbeda-beda, kesetiaan pada salah satu club sepak bola dalam berbagai

keadaan, menyenangkan saat mendukung kebanggaan bersama teman-teman.

Sedangkan menurut Siti Neneng Nur Koriah manfaat bergabung dalam kelompok

suporter yaitu Menjadi kreatif ,cinta solidaritas ,aman ,banyak teman.

Informan ketiga kebutuhan aktualisasi diri dari kelompok suporter

Aremanita, responden yang bergabung dalam kelompok suporter Aremanita


76

mengatakan kebutuhan aktualisasi diri mereka terpenuhi, 14 dari 16 responden

menyatakan bergabungnya dalam kelompok suporter merupakan salah satu cara

untuk menyalurkan hobi, seperti yang dikatakan oleh Elsa safitri “Ya, kebetulan

hobi saya treveling jadi saat away bisa sekalian menikmati sepakbola dan jalan

jalan”. Selain Elsa, Silvia Mayangsari juga menekankan “Iya karena menjadi

suporter termasuk hobi sejak kecil”. Sedangkan untuk motivasi bergabung dalam

kelompok suporter menurut Frista Tri Oktafianingsih karena dirinya ingin

menambah lebih dalam wawasan saya mengenai dunia supporter, dan sekaligus

menambah teman serta pengalaman. Sedangkan menurut Elsa Safitri yang

memotivasi dirinya bergabung dalam kelompok suporter karena ingin

mendukurng tim kebanggan dan memperbanyak teman. Sedangkan menurut Ulil

Restu manfaat yang didapat setelah bergabung dalam kelompok suporter yaitu

lebih percaya diri, banyak teman, tidak mudah stress, dan merasa aman ketika

nonton arema. Informan pendukung dari Elsa Safitri yang mengatakan manfaat

yang didapat yaitu lebih menghargai perbedaan karakter dan mengerti apa arti

solidaritas dan pentingnya menjaga silaturahmi.

Informan keempat dari kelompok suporter Jak Angel, kebutuhan

aktualisasi diri dari responden yang bergabung dalam kelompok suporter Jak

Angel terpenuhi, kesembilan responden menyatakan bergabung dalam kelompok

suporter merupakan salah satu cara menyalurkan hobi, seperti yang dikatakan oleh

Anggi ZL, yang mengatakan iya, karena bisa mendukung tim favorit langsung.

Putri Aprilia juga mengatakan iya, karena sepakbola merupakan olahraga

kesukaan putri. Sedangkan motivasi yang mendorong untuk bergabung dalam


77

kelompok suporter menurut Bernadetha Ivonne Siregar yaitu ingin menambah

teman, wawasan, dan pengetahuan tentang dunia sepakbola. Sedangkan menurut

Wiji Astuti motivasinya itu ingin mendukung tim kebanggaan dengan maksimal

dan dengan rasa nyaman. Lain halnya dengan Fatika Dian yang mengatakan tidak

ada motivasi khusus, semua mengalir dengan begitu adanya karena rasa cinta.

Selain itu manfaat yang benar – benar dirasakan setelah bergabung dalam

kelompok suporter menurut Silviana Andarini Putri yaitu banyak belajar tentang

arti solidaritas dan kebersamaan. Sedangkan manfaat yang dirasakan Winayu

Safitri yaitu jadi lebih banyak yang perhatian,kalo susah banyak yang nolongin,

selalu dijaga sama suporter laki-laki.

Informan kebutuhan aktualisasi diri yang kelima dari kelompok suporter

Bonita, dari responden yang bergabung dalam kelompok suporter Bonita

mengatakan untuk kebutuhan aktualisasi diri mereka terpenuhi, 11 dari 13

responden menyatakan bergabung dalam kelompok suporter merupakan salah satu

cara untuk menyalurkan hobi, seperti yang dikatakan oleh Amelia Fadila S,

menurut Amelia bergabung dalam kelompok suporter tidak hanya menyalurkan

hobi dan kesenangan, menjadi suporter tim seperti sepakbola, menurutnya dapat

menyehatkan seseorang dari segi mental. Fany Firnanda C juga menegaskan iya,

karena disitu bisa membuat hati fany tenang. Sedangkan motivasi yang

mendorong untuk bergabung dalam kelompok suporter menurut Assha Fiola

Maharani yaitu ingin mendukung dari hati untuk Persebaya dan memang Assha

sangat suka dengan sepak bola. Sedangkan menurut Ila Andara tidak ada motivasi

yang mendorong Ila bergabung dalam kelompok suporter melainkan panggilan


78

dari hati Ila untuk mendukung persebaya. Sedangkan manfaat yang didapat

setelah bergabung dalam kelompok suporter menurut Assha Fiola Maharani yaitu

menjadi lebih dewasa, menjadi berani, dan tambah percaya diri dengan apapun.

Sedangkan manfaat yang didapat Prasasti Syafa Dewi Kamalia yaitu mendapat

banyak teman baru dan kemampuan berorganisasi lebih meningkat.

Informan keenam kebutuhan aktualisasi diri dari kelompok suporter LA

Nita, responden yang bergabung dalam kelompok suporter LA Nita mengatakan

terpenuhi, menurut ketiga responden menyatakan dengan bergabungnya dalam

kelompok suporter merupakan salah satu cara mereka untuk menyalurkan hobi,

seperti yang dikatakan oleh Endah, menurut Endah dirinya suka sepakbola apalagi

persela, selain itu Zahro Kurniawati juga mengatakan iya, karena dengan

bergabung dalam kelompok suporter Zahro bisa joget dan nyanyi – nyanyi bareng

temen – temen. Manfaat yang dirasakan setelah bergabung dalam kelompok

suporter menurut Putri yaitu bisa mengerti arti kebersamaan, mengerti arti

solidaritas. Senada dengan apa yang dikatakan oleh Endah danjuga Zahro

Kurniawati.

Informan kebutuhan aktualisasi diri yang ketujuh dari kelompok suporter

Pusamanita, responden yang bergabung dalam kelompok suporter Pusamanita

mengatakan untuk kebutuhan aktualisasi diri mereka terpenuhi, 2 dari 3 responden

menyatakan bergabungnya dalam kelompok suporter merupakan salah satu cara

mereka menyalurkan hobi, seperti yang dikatakan oleh Khofifah Olya yang

mengatakan iya, karena hobi Khofifah menyanyi, suka tantangan dan hal baru

yang menarik. Senada dengan Intan Puspita Sari yang mengatakan “Iya, karena
79

saya sangat suka dengan sepakbola”. Sedangkan yang memotivasi Intan Puspita

Sari untuk bergabung dalam kelompok suporter yaitu Intan Ingin terus

mendukung tim kebanggaan berlaga. Lain halnya dengan Khofifah, Khofifah

ingin masyarakat di Samarinda mendukung penuh Borneo FC tanpa di bayangan

club lama. Selain itu manfaat yang benar – benar dirasakan setelah bergabung

dalam kelompok suporter menurut Khofifah yaitu banyak ilmu dan hal baru yang

didapatkan, menjadi lebih percaya diri, serta mental yang kuat dan punya banyak

teman.

Informan kedelapan dari kelompok suporter Violanita, kebutuhan

aktualisasi diri dari responden yang bergabung dalam kelompok suporter

Violanita terpenuhi, keempat responden menyatakan dengan bergabungnya dalam

kelompok suporter merupakan salah satu cara untuk menyalurkan hobi, seperti

yang dikatakan oleh Ega Anistya yang mengatakan sangat menyalurkan, karena

Ega merasa cocok dengan dunia supporter, sedangkan yang memotivasi Ega

bergabung dalam kelompok suporter yaitu karena Ega ingin memiliki banyak

teman yang sehobi, memiliki kecintaan terlebih kepada klub

kebanggaan.sedangkan yang memotivasi Vira Kania yaitu Vira ingin

menyaksikan tim tanah kelahiran berlaga. Manfaat yang dirasakan setelah

bergabung dalam kelompok suporter menurut Imas Nurjanah yaitu bisa mengerti

artinya kebersamaan dan kekompakan serta solidaritas antar sesama. Sedangkan

menurut Ega Anistya “menjadi lebih mandiri, dan tau arti berjuang untuk

mengawal klub kebanggaan dilaga kandang maupun tandang”.


80

Informan kesembilan dari kelompok suporter Slemanona, kebutuhan

aktualisasi diri dari responden yang bergabung dalam kelompok suporter

Slemanona terpenuhi, dari dua responden keduanya mengatakan bergabungnya

dalam kelompok suporter merupakan salah satu cara mereka menyalurkan hobi,

seperti yang dikatakan oleh Nurma Ulfa Septiana yang mengatakan “iya, karena

memang hobi berolahraga salah satunya adalah sepakbola”. Sedangkan motivasi

yang mendorong bergabung dalam kelompok suporter menurut Nurma adalah

berkontribusi untuk mendukung tim kebanggaan. Selain itu, manfaat yang

dirasakan setelah bergabung dalam kelompok suporter menurut Nurma

“Mempunyai keluarga baru, meluapkan rasa cinta terhadap PSS, dan dapat

berkontribusi untuk klub kenanggaan”. Uji Riski Pramesty menambahkan untuk

manfaat yang dirasakan menurutnya yaitu memiliki lebih banyak teman.

Informan triangulasi dari 5 responden yang menjadi ketua serta wakil

ketua dikelompok suporter mengatakan untuk kebutuhan aktualisasi diri mereka

terpenuhi setelah bergabung dalam kelompok suporter, menurut Khofifah Olya

selaku drijen dari kelompok suporter Pusamanita mengatakan banyak ilmu dan hal

baru didapatkan selama menjadi suporter, selain itu Khofifah juga merasa menjadi

lebih percaya diri serta mental yang kuat dan punya banyak teman

4.2 Pembahasan

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti sebagai kekuatan yang

terdapat diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau

berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diamati dalam
81

tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga hingga

muncul suatu tungkah laku. Dalam Syaiful Bahri Djamarah (2008:147).

Munculnya motivasi karena adanya sebuah rangsangsangan, apabila

dicermati maka penulis dapat mengambil sebuah jawaban dari permasalahan yang

timbul di skripsi ini bahwa motivasi yang muncul karena adanya dua motivasi,

motivasi intrinsik dan ekstrinsik dengan rangsangan yang berbeda – beda tiap

individu, namun hal yang mencolok pada skripsi ini adalah karena faktor intrinsik.

Hal tersebut terlihat dari jawaban yang diberikan informan bahwa para informan

timbul motivasi untuk menjadi seorang suporter sepakbola karena keinginannya

sendiri dan karena rasa cintanya terhadap klub kesayangannya, sedangkan

motivasi yang timbul karena didasari oleh adanya rasa senang serta rasa aman

bergabung dalam kelompok suporter.

Kebutuhan yang ada pada diri seseorang mendorong seseorang untuk

berperilaku. Perilaku seseorang selalu berorientasi pada sebuah tujuan yaitu

terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan. Tingkat kebutuhan seseorang tentunya

berbeda – beda satu dengan yang lainnya, sehingga nilai intensitas kebutuhan

seseorang juga akan berbeda – beda satu dengan yang lainnya. Apabila kebutuhan

merupakan faktor yang mendasari seseorang untuk berperilaku, maka dapat

disimpulkan bahwa kebutuhan yang paling diinginkan pada saat itu merupakan

daya dorong yang memotivasi seseorang berperilaku ke arah tercapainya

kebutuhan tersebut.

Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Maslow yaitu teori

hierarki kebutuhan. Konsep utama dari teori hierarki kebutuhan Maslow adalah
82

seseorang akan didorong untuk memenuhi kebutuhan yang paling diinginkan

sesuai waktu, keadaan, dan pengalaman yang bersangkutan mengikuti hierarki.

Teori hierarki kebutuhan Maslow menyebutkan bahwa individu dimotivasi oleh

kebutuhan yang belum terpuaskan. Tingkatan teori hierarki kebutuhan Maslow

diawali dengan kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosisal,

kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Begitulah kebutuhan

yang paling rendah tersebut terpenuhi, maka ia akan mengalihkan diri ke

kebutuhan yang selanjutnya. Namun pada penelitian ini kelompok suporter yang

menjadi informan justru untuk kebutuhan yang paling dasar tidak terpenuhi,

namun untuk kebutuhan tahap – tahap selanjutnya justru terpenuhi, dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan McLeod, S. A (2007:7)

bahwa kebutuhan yang lebih rendah harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum

seseorang dapat mencapai potensi dan aktualisasi diri mereka ini selalu terjadi.

Dari teori tersebut dapat disimpulkan pada penelitan yang dilakukan peneliti

apabila seorang individu menjadi suporter sepakbola selalu untuk memenuhi

kebutuhan utama kemudian meningkat berbentuk piramid seperti apa yang

dikemukakan oleh Maslow, karena dalam beberapa kasus ada kebutuhan –

kebutuhan sosial atau rasa cinta yang ingin mereka penuhi meski kebutuhan

fisiologisnya belum terpenuhi seperti pendapat yang dikemukakan oleh McLeod,

S. A.
83

4.2.1 Kebutuhan Individu

4.2.1.1 Kebutuhan Fisiologis

Menurut teori hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan fisiologis adalah hal

yang berhubungan dengan kebutuhan – kebutuhan utama, dasar dan esensial yang

harus dipenuhi oleh tiap manusia untuk mempertahankan diri sebagai mahluk,

kebutuhan ini mencakup misalnya udara, makan, minum, pakaian, tempat tinggal

atau penginapan, istirahat, dan pemenuhan seksual.

Hadirnya suporter perempuan dalam suatu pertandingan sepakbola

disebabkan beberapa hal, yaitu (1) kondisi keamanan yang baik, (2) mengikuti

teman atau pasangan, (3) rasa cinta terhadap sepakbola, dan (4) mengidolakan

klub atau pemain kesayangannya, menurut Doddy (2011) dalam Octavianti &

Hutapea (2011:221). Sesuai dari hasil penelitian maka kebutuhan fisiologis bukan

merupakan salah satu motivasi perempuan untuk menjadi kelompok suporter

karena tanpa menjadi suporter kebutuhan dasar mereka telah terpenuhi.

4.2.1.2 Kebutuhan Rasa Aman

Octavianti & Hutapea (2017:221) Motivasi para suporter perempuan

dalam menghadiri pertandingan dipengaruhi oleh empat faktor antara lain

interaksi sosial, hiburan, fanatisme, dan keamanan. Pola konsumsi suporter

perempuan berbeda dengan suporter laki – laki sehingga membutuhkan perlakuan

yang berbeda terutama pada faktor keamanan dan kenyamanan. Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakaukan oleh peneliti.


84

Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan hasil untuk

kebutuhan akan rasa aman para suporter perempuan terpenuhi dengan baik. Rasa

aman tersebut diwujudkan ketika dapat menyalurkan kecintaannya terhadap klub

yang mereka dukung, selain itu anggota suporter juga dapat menghilangkan beban

pikiran ketika terjadi masalah, bergabung dalam kelompok suporter menjadikan

mereka merasa terlindungi dan aman ketika menyaksikan pertandingan di

kandang maupun luar kandang.

4.2.1.3 Kebutuhan Sosial

Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan manusia untuk menjadi bagian

dari kelompok, mencintai, dicintai orang lain dan bersahabat. Manusia pada

dasarnya selalu ingin hidup berkelompok dan tidak seorangpun manusia ingin

hidup menyendiri. Karena manusia adalah makhluk sosial sudah jelas

menginginkan kebutuhan – kebutuhan sosial.

Kebutuhan sosial suporter perempuan terpenuhi ketika menjadi kelompok

suporter karena mendapat banyak teman baru, pengalaman dan juga nilai

kerjasama sesama anggota suporter ketika ada sebuah kegiatan sosial. Octavianti

& Hutapea (2017:221) menjelaskan penonton sepakbola adalah orang yang hanya

menyaksikan sepakbola sehingga bersifat pasif, sementara suporter adalah orang

yang memberikan dukungan berupa nyanyian, yel – yel, dan teriakan sehingga

bersifat aktif. Dalam pertandingan sepakbola suporter erat hubungannya dengan

dukungan yang dilandasi oleh perasaan cinta dan fanatisme terhadap tim. Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian bahwa seseorang ketika menjadi kelompok


85

suporter mampu bersosialisasi dengan banyak orang, bekerjasama dan

menyalurkan rasa cinta mereka terhadap klub yang mereka dukung.

4.2.1.4 Kebutuhan Akan Penghargaan

Kebutuhan akan penghargaan berkaitan dengan keinginan manusia, untuk

dihormati dan dihargai orang lain sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya

dan ingin punya status, pengakuan serta penghargaan prestise timbul karena

adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian. Prestasi dan status

dimanifestikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai simbol status. Kebutuhan

ini adalah respek diri dan respek orang lain, mencakup misalnya penghargaan,

pengakuan, status, prestise, kekuasaan, dan perasaan dapat menyelesaikan sesuatu.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa

kebutuhan akan penghargaan suporter perempuan terpenuhi pasalnya mereka

sebagai suporter perempuan dihargai oleh rekan – rekan suporter baik sesama

suporter perempuan maupun suporter laki – laki, selain itu mereka juga mendapat

pujian dari orang – orang disekitar karena bisa menjadi suporter yang baik tak

seperti apa yang diperkirakan oleh masyarakat sebelumnya.

Sebuah klub sepakbola tidak akan menjadi menjadi berarti apabila mereka

tidak mempunyai suporter untuk menyemangatai mereka saat bertanding dalam

Harry Pramono (2014:68). Hadirnya suporter menjadi penting karena mampu

menghadirkan energi dan tenaga tambahan bagi para pemain saat bertanding di

lapangan. Oleh karena itu tidak heran jika suporter disebut sebagai pemain ke dua

belas dalam sebuah tim sepakbola. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
86

dilakukan oleh peneliti bahwa kebutuhan akan penghargaan terpenuhi karena

suporter mendapat respek dan penghargaan dari sesama rekan suporter,

masyarakat maupun tim yang mereka dukung, karena dukungan yang mereka

berikan terhadap klub kesayangannya.

4.2.1.5 Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan untuk tumbuh dan

berkembang sehingga membutuhkan penyaluran kemampuan dan potensi diri

dalam bentuk nyata. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang

menggunakan kecakapan, kemampuan, ketrampilan, dan potensi optimal untuk

mencapai prestasi yang sangat memuaskan yang sulit dicapai orang lain.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mendapatkan hasil

bahwa untuk kebutuhan aktualisasi diri suporter perempuan terpenuhi, suporter

perempuan mampu menambah wawasan dan bersosialisasi dengan banyak orang,

selain itu saling bertukar argymen dan ide – ide ketika ada suatu kegiatan.

Indria Hapsari & Istiqomah Wibowo (2015:53) Banyaknya kompetisi

sepakbola di Indonesia yang bermunculan membuat banyak klub – klub sepakbola

yang kemudian lahirnya sesuai dengan kedaerahannya ini memicu terbentuknya

suporter untuk mendukung tim asal tempat daerahnya masing – masing.

Kemenangan yang didapatkan oleh klub yang dibelanya juga akan memberikan

kebanggan tersendiri, individu merasa bahwa dirinya juga menang walaupun tidak

ikut bertanding. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian bahwa hadirnya selalu

suporter karena rasa cintanya terhadap tim dan dia merasa menghargai dirinya
87

sendiri ketika menjadi kelompok suporter karena bisa memberikan dukungan

untuk tim kesayangan.


88

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari hasil temuan, analisis dan pembahasan tiap aspek kepada

responden, maka dapat disimpulkan :

1. Kebutuhan fisiologis tidak termasuk motivasi perempuan untuk bergabung

dalam kelompok suporter karena tidak ada perubahan yang berarti setelah

bergabung dalam kelompok suporter dan responden bergabung dalam

kelompok suporter juga bukan karena untuk memenuhi kebutuhan

fisiologisnya.

2. Kebutuhan rasa aman termasuk dalam motivasi perempuan bergabung

dalam kelompok suporter karena dengan bergabung kedalam kelompok

suporter kebutuhan rasa aman mereka terpenuhi, mereka bisa menyalurkan

rasa cinta terhadap klub kesayangannya dan memberikan dukungan

dengan rasa aman karena memiliki banyak teman yang saling melindungi.

3. Kebutuhan sosial atau rasa cinta termasuk dalam motivasi perempuan

bergabung dalam kelompok suporter karena ketika bergabung dalam

kelompok suporter kebutuhan sosial mereka terpenuhi, mereka menjadi

memiliki lebih banyak teman dan mendapatkan nilai kerjasama ketika

bergabung dalam kelompok suporter.

4. Kebutuhan akan penghargaan termasuk dalam motivasi perempuan

bergabung menjadi kelompok suporter karena setelah bergabung dalam

kelompok suporter kebutuhan akan penghargaan mereka terpenuhi, mereka


89

mendapat respek dan lebih dihargai dari sesama rekan suporter, selain itu

mereka juga mendapatkan pujian setelah bergabung dalam kelompok

suporter.

5. Kebutuhan aktualisasi diri termasuk dalam motivasi perempuan bergabung

dalam kelompok suporter karena setelah bergabung dalam kelompok

suporter kebutuhan aktualisasi diri mereka terpenuhi, wawasan mereka

menjadi bertambah dan mampu bersosialisasi dengan orang lain setelah

bergabungnya kedalam kelompok suporter.

Dari lima aspek kebutuhan, ada satu aspek kebutuhan yang kurang

terpenuhi sebagai motivasi perempuan bergabung dalam kelompok suporter yaitu

aspek kebutuhan fisiologis. Selebihnya aspek kebutuhan rasa aman, kebutuhan

sosial atau rasa cinta, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri

terpenuhi dengan baik.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan setelah melihat hasil penelitian, analisis

pembahasan dan kesimpulan yang telah ditemukan di atas adalah sebagai berikut :

5.2.1 Anggota Suporter

Berusaha terus menjaga nama baik kelompok suporter dan tim yang

didukung, memperbanyak kegiatan – kegiatan yang bermanfaat bagi tim maupun

kelompok suporter baik kegiatan sosial ataupun kegiatan positif lainnya.


90

5.2.2 Ketua Suporter

Menjadi contoh dan panutan yang baik bagi para anggota suporter, lebih

memperbanyak kegiatan – kegiatan yang bermanfaat bagi tim maupun bagi

kelompok suporter, memperbanyak kegiatan – kegiatan sosial yang bermanfaat

bagi masyarakat agar bisa menunjukkan bahwa suporter sepakbola tidak hanya

menimbulkan masalah – masalah sosial di masyarakat tetapi suporter sepakbola

bisa bermanfaat bagi masyarakat.

5.2.3 Pengelola Klub

Memberi ruang kepada kelompok suporter untuk lebih berkreasi dalam

mendukung tim kesayangannya, memperbanyak komunikasi dengan DPP dari

setiap kelompok suporter masing – masing, meningkatkan pelayanan dan fasilitas

yang menunjang keamanan dan kenyamanan bagi kelompok suporter perempuan.


91

DAFTAR PUSTAKA

Andarwati, Radityo Handrito, Desi Tri Kurniawati, MM. 2014 Pola Konsumsi

Suporter Wanita Pada Pertandingan Sepak Bola di Kota Malang, Jurnal

Manajemen Bisnis Indonesia, Vol. 1(3)

Andrew, M. Bland & Eugene M. DeRobertis. 2017. Maslow’s Unacknowledged

Contributions to Developmental Psychology. Journal of Humanistic

Psychology, vol. 1(25).

Andrew, R., & Suryawan, I. N. (2017). Studi Literasi Pengembangan Manajemen

Klub Sepakbola di Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Baroncelli, A., & Lago, U. (2006). Italian football. Journal of sport economics,

7(1), 13-28.

Fataha, I., Rahayu, T., & Soegiyanto, K.S. (2013). Evaluasi program pembinaan

sepakbola klub persigo di provinsi gorontalo. Journal of Educational

Research and Evaluation, 2(1).

Hamzah, B. Uno. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif . Jakarta: Bumi Aksara, 77

Hapsari, I., &Wibowo, I. (2015). Fanatisme dan Agresivitas Suporter Klub Sepak

Bola. Jurnal Psikologi, 8(1).

Hidayat, A., Rustiana, E. R., & Pramono, H. (2014). Agresivitas suporter klub

Sriwijaya FC di stadion Jakabaring Palembang 2014. Journal of Physical

Education and sports, 3(2).


92

Hilman, Y. A. (2017). Motif dan Kelembagaan Konflik Supporter Sepak Bola

pada AREMANIA. Jurnal Studi Kultural, vol. 2(1)

Huitt, W. (2001). Motivation To Learn. An Overview. Education Psychology

Interactive. Valdosta: Saldosta State Univesity.

Ismail, O. A. (2018). KONSTRUKSI IDENTITAS KELOMPOK SUPORTER

FLOWERS CITY CASUALS (Study Fenomenologi Terhadap Kelompok

Suporter Flowers City Casuals Dalam Mendukung Persib Bandung).

ENSAINS JOURNAL, 1(2), 83-88.

Jamal, MIP (2020). PENGARUH HARGA TIKET TERHADAP TINGKAT

KEPUASAN DARI MAKASAR PSM SUPORTER. Ekonomi Bosowa,

5(002), 147-160.

Joseph E. Grawel. 1997. The Catholic University of America. Journal

Psychology, vol. 5(11).

Kaylene, P., & Rosone, T. L. (2016). Multicultural Perspective on the Motivation

of Students in Teaching Physical Education. Jurnal Ilmiah Peuradeun,

4(1), 115-126.

Kusuma, Y. B. (2017). Motivasi Kehadiran Pendukung Wanita di Stadion

Sepakbola Indonesia. J-MKLI (Jurnal Manajemen dan Kearifan Lokal

Indonesia), 1(1), 18-33.

Lucky, N., & Setyowati, R. N. (2013). Fenomena Perilaku Fanatisme Suporter

Sepakbola (Studi Kasus Komunitas Suporter PERSEBAYA BONEK di

Surabaya). Kajian Moral Dan Kewarganegaraan, 1(1), 180-195.

McLeod, S. A. 2007. Maslow’s Hierarchy of Needs. Journal Psychology.


93

Meolong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Miles, M. B. & Huberman, A. M. (1984). Qualitative Data Analysis: A

Sourcebook of New Methods. California: SAGE publications Inc.

Nurhayati, Eti. 2014. Perempuan dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta. Pustaka

Pelajar.

Nusri, A., Setijono, H., Rahayu, T., & Soegiyanto, S. (2018). Developing

Instruments to Measure Long Passing and Shooting Skills of the Football

School Students of Medan City. The Journal of Educational Development,

6(3), 280-290.

Octavianti, R. & Hutapea, B. 2017. Kontribusi Peran Gender dan Konformitas

Terhadap Agresivitas Remaja Putri Suporter Sepakbola, Jurnal Muara

Ilmu Sosial, vol. 1(2).

Prasetyo, E., Mahadian, A. B., & Nurhayati, I. K. (2016). Konsep Diri Supporter

Fanatik Viking Persib Club (studi Fenomenologi Supporter Fanatik Viking

Persib Club Dengan Status Sosial Ekonomi Menengah Ke Bawah).

eProceedings of Management, 3(2).

Putri, K. R. A. (2013). Hubungan Antar Identitas Sosial dan Konformitas dengan

Perilaku Agresi pada Su-porter Sepakbola Persisam Putra Samarinda.

Psikoborneo, 1(3).

Safitri, A., & Andrianto, S. (2015). Hubungan antara kohersivitas dengan intensi

perilaku agresi pada suporter sepak bola. Psikis:Jurnal Psikologi Islam,

1(2), 11-23
94

Sajidin, S. (2014). Pelembagaan Bentuk Badan Hukum Suporter Menuju

Pengelolaan Klub Sepakbola Berbasis Peran Serta Suporter (Studi pada

Kelompok Suporter Aremania dan Klub Arema Indonesia). Kumpulan

Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum, 1(1).

Saleh, A. E., Rahayu, T., & Soekardi, S. (2019). The Motivation for Physical

Activity at Night (A Case Study on Semarang Runners Community).

Journal of Physical Education and Sports, 8(5), 117-121.

Setyowati, R. N. (2013). Violent Behavior in Football (Social Phenomenon in the

Football-Surabaya Bonek Supporters). Research on Humanities and Social

Sciences, 3(6), 148-157.

Silwan, A. (2012). Aggressive Behavior Pattern, Characteristics and Fanaticism

Panser Biru Group PSIS Semarang. Journal of Physical Education and

Sports, 1(1).

Sitepu, Y. S.,& Setyaningsih, F. D. (2011). Konstruksi Identitas Suporter Sepak

bola di Indonesia (Studi kasus pada Kelompok Suporter The Jakmania).

Jurnal Ilmu Sosial-Fakultas ISIPOL UMA.

Soyomukti, Nurani. 2010. Pengantar Sosiologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sudarmono, M. (2018). Sistem Pembinaan Ekstrakurikuler Sepakbola di

Kabupaten Banyumas. JURNAL PENJAKORA, 5(1), 64-75.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung Alfabet. 2016

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta, CV. 2016


95

Suharsimi Arilianto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka

Cipta, Jakarta. 2006

Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Belajar (Edisi 2). Jakarta: Rineka Cipta.

Wibowo, H. B. (2012). SURVEI POLA PEMBINAAN SEKOLAH

SEPAKBOLA DI KABUPATEN BATANG. ACTIVE: Journal of

Physical Education, Sport, Health and Recreation, 1(1).

Wicaksono, B. & Prabowo, H. 2010. Kohersivitas Tim Pendukung Sepak Bola

Persija. Jurnal Psikologi, vol. 3(2).

Wiyoko, A. T. (2013). Survei Minat Dan Sistem Pengelolaan Manajemen

Suporter Sepak Bola (Braling Mania) Purbalingga Tahun 2013 (Doctoral

dissertation, Universitas Negeri Semarang).


96

Lampiran 1

FORMULIR USULAN TOPIK SKRIPSI


97

Lampiran 2

SURAT KETERANGAN PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING


98

Lampiran 3

SURAT IJIN PENELITIAN


99
100

Lampiran 4

ANGKET PENELITIAN (GOOGLE FORM)


101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111

Lampiran 5

HASIL ANGKET PENELITIAN (GOOGLE FORM)


112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133

Lampiran 6

BUKTI FOTO KTA


134
135
136

Lampiran 7

FOTO SELFIE MENUNJUKKAN KTA


137
138
139
140
141

Anda mungkin juga menyukai