Anda di halaman 1dari 210

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA BERDASARKAN

TEORI KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

HASIL BELAJAR SISWA SMP

skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

oleh
Paramitha Retno Probowening
4201409063

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul

Pengembangan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Teori Kecerdasan


Majemuk untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMP
disusun oleh

Paramitha Retno Probowening

4201409063

telah disetujui untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada

tanggal 16 September 2013

Semarang, September 2013


Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Achmad Sopyan, M.Pd. Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc


NIP 196006111984031001 NIP 196807221992032001

ii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian

hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima

sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Semarang, September 2013

Penulis,

Paramitha Retno Probowening

4201409063

iii
PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul


Pengembangan Strategi Pembelajaran Fisika Berdasarkan Teori
Kecerdasan Majemuk untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Siswa SMP
disusun oleh
Paramitha Retno Probowening
4201409063
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada
tanggal 16 September 2013.
Panitia:
Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si.


NIP. 196310121988031001 NIP. 196306101989011002

Ketua Penguji

Dr. Susilo, M.S.


NIP. 195208011976031006

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/


Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Achmad Sopyan, M.Pd Dra. Langlang Handayani, M.App. Sc.


NIP. 196007221984032001 NIP. 195205211976032001

iv
MOTTO

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar”

(QS. Ali ‘Imran: 146)

“Kebanggaan yang terbesar bukan karena tidak pernah gagal, tetapi bangkit

kembali setiap kali terjatuh”

(Confusius)

“Kalau anda keras terhadap diri anda, maka kehidupan akan lunak kepada anda.

Sebaliknya apabila anda lunak kepada diri anda, maka kehidupan akan keras

kepada anda.”

(Andrie Wongso)

Karya ini aku persembahkan kepada:


1. Kedua orangtuaku, Ibu Lastari dan Bapak Suprih Yatin,
terima kasih atas segala cinta, do’a, dan pengorbanan
yang tiada henti;
2. The Ethnics: Dewi, Septiana, Pospos, Doddy yang telah
memberikan warna tersendiri dalam hidupku, terima
kasih atas doa, semangat, serta bantuan yang kalian
berikan;
3. Sahabat-sahabatku yang telah mendukung serta
membantu penyelesaian skripsi ini, Nissa, Dyah, Bitha,
Lutfia, Sarah;
4. Teman-teman fisika 2009.

v
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia serta ridhoNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ”Pengembangan Strategi Pembelajaran Berdasarkan Teori Kecerdasan

Majemuk untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMP”.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fatur Rokhman, M.Hum., rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Negeri Semarang.

3. Dr. Khumaedi, M.Si., ketua Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

4. Drs. Hadi Susanto, M.Si., dosen wali yang telah memberikan arahan kepada

penulis selama menempuh studi.

5. Dr. Achmad Sopyan, M.Pd., pembimbing utama skripsi yang telah

membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dra. Langlang Handayani, M.App. Sc., pembimbing pendamping skripsi

yang telah membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal ilmu dan

kekeluargaan kepada penulis selama menempuh studi.

vi
8. Bapak, Ibu, dan Keluarga besarku yang telah memberikan dukungan dan

motivasi serta doa restu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. HM. Suyadi, SH, S.Pd, MM, kepala SMP Negeri 21 Semarang yang telah

memberikan ijin penelitian.

10. Eko Wijayantoro, S.Pd dan Romiyadi, S.Pd, guru Fisika SMP Negeri 21

Semarang yang telah memberikan bantuan, informasi, dan kesempatan waktu

untuk melakukan penelitian.

11. Siswa-siswi kelas VIII C, VIII D, dan VIII F SMP Negeri 21 Semarang.

12. Keluarga besar fisika 2009 baik prodi pendidikan dan murni, serta seluruh

keluarga Jurusan Fisika, terima kasih atas bantuan, kebersamaan,

kekeluargaan dan semangatnya.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi penulis dan para pembaca.

Semarang, September 2013

Penulis

vii
ABSTRAK

Probowening, Paramitha Retno. 2013. Pengembangan Strategi Pembelajaran


Fisika Berdasarkan Teori Kecerdasan Majemuk untuk Meningkatkan Motivasi
dan Hasil Belajar Siswa SMP. Skripsi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr.
Achmad Sopyan, M.Pd. dan Pembimbing Pendamping Dra. Langlang Handayani,
M.App. Sc.

Kata kunci: strategi pembelajaran, kecerdasan majemuk, motivasi belajar, hasil


belajar.

Siswa yang memiliki kecerdasan logis-matematis yang lemah biasanya


mengalami kesulitan dalam memahami fisika. Motivasi yang kuat dan pengajaran
yang bagus bisa membantu untuk meningkatkan pemungsian ranah-ranah
kecerdasan yang lemah walaupun tidak akan sekuat ranah-ranah yang sejak awal
berlevel tinggi. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran fisika yang disesuaikan
dengan kecerdasan yang dimiliki siswa perlu dikembangkan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengembangkan strategi pembelajaran fisika
berdasarkan teori kecerdasan majemuk serta meningkatkan motivasi dan hasil
belajar fisika siswa. Strategi pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan majemuk
adalah perencanaan tentang rangkaian kegiatan pembelajaran yang didesain dan
disesuaikan dengan kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa untuk mencapai
tujuan yang ditentukan. Kecerdasan yang digunakan yaitu linguistik, logis-
matematis, visual, musikal, kinestik, interpersonal, dan intrapersonal. Komponen
strategi pembelajaran kegiatan prapengajaran terbagi menjadi empat, yaitu zona
alfa, warm up, pre-teach, dan scene setting. Komponen penyampaian informasi
dan partisipasi siswa disajikan secara terpadu, yaitu The Power of Two, We’re The
Light, Choose The Area, dan We Can Find It Ourself. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Uji keefektifan
menggunakan Pre Experimental Design dengan jenis Pre-test and Post-test One
Group Design. Berdasarkan uji kelayakan, strategi pembelajaran termasuk dalam
kriteria layak untuk diterapkan. Dari uji skala kecil, 86%, 96%, dan 100 % siswa
menyukai pembelajaran. Dalam uji skala besar, motivasi belajar siswa mengalami
peningkatan sebesar 0,41. Hasil belajar juga mengalami peningkatan, yaitu
sebesar 0,58. Meskipun taraf peningkatannya masih dalam kategori sedang,
strategi pembelajaran fisika berdasarkan teori kecerdasan majemuk yang
dikembangkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
PERNYATAAN ........................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
MOTTO........................................................................................................ v
PRAKATA ................................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah ............................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
1.6 Penegasan Istilah ............................................................................ 7
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi ......................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Kecerdasan Majemuk ............................................................ 10
2.2 Strategi Pembelajaran Berdasarkan Teori KM ................................ 14
2.2.1 Definisi Strategi Pembelajaran Berdasarkan Teori KM .......... 14
2.2.2 Pengembangan Strategi Pembelajaran Fisika Berdasarkan
Teori KM ............................................................................... 15
2.2.3 Penerapan Strategi Pembelajaran Fisika Berdasarkan Teori KM 18
2.3 Motivasi Belajar ............................................................................. 21
2.4 Hasil Belajar ................................................................................... 24

ix
2.5 Materi Lensa .................................................................................... 25
2.5.1 Pengertian Lensa .................................................................. 25
2.5.2 Diagram Sinar untuk Lensa ................................................. 27
2.5.3 Perhitungan Lensa ................................................................ 30
2.5.4 Kekuatan Lensa .................................................................. 31
2.6 Kerangka Berpikir ............................................................................ 32
2.7 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 33
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................................ 34
3.2 Desain Penelitian .............................................................................. 34
3.3 Prosedur Penelitian ......................................................................... 35
3.3.1 Identifikasi Potensi dan Masalah ......................................... 35
3.3.2 Pengumpulan Data ............................................................... 35
3.3.3 Desain Produk ..................................................................... 35
3.3.4 Validasi Desain ..................................................................... 36
3.3.5 Revisi Desain ........................................................................ 37
3.3.6 Ujicoba Produk ..................................................................... 37
3.3.7 Revisi Produk I ..................................................................... 37
3.3.8 Ujicoba Pemakaian ............................................................... 37
3.3.9 Revisi Produk II .................................................................... 38
3.3.10 Produk Final ......................................................................... 38
3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 38
3.4.1 Metode Angket....................................................................... 38
3.4.2 Metode Tes ............................................................................ 38
3.5 Metode Analisis Data ..................................................................... 40
3.5.1 Analisis Hasil Ujicoba Instumen Angket ................................ 40
3.5.2 Analisis Hasil Ujicoba Instumen Tes ...................................... 42
3.5.3 Analisis Hasil Penelitian ...................................................... 46

x
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 52
4.1.1 Strategi Pembelajaran Fisika Berdasarkan Teori
Kecerdasan Majemuk Materi Lensa .................................... 52
4.1.2 Kelayakan Strategi Pembelajaran ........................................ 62
4.1.3 Uji Skala Terbatas Strategi Pembelajaran ............................ 64
4.1.4 Motivasi Belajar Siswa ....................................................... 67
4.1.5 Hasil Belajar Kognitif ......................................................... 69
4.2 Pembahasan .................................................................................... 70
4.3 Kelebihan Strategi Pembelajaran Fisika Berdasarkan Teori KM ..... 73
4.4 Kekurangan Strategi Pembelajaran Fisika Berdasarkan Teori KM ... 73
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................... 74
5.2 Saran ................................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 77
LAMPIRAN .............................................................................................. 81

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Data Analisis Validitas Angket ................................................... 40


Tabel 3.2 Data Analisis Validitas Soal ....................................................... 42
Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran .................................................... 44
Tabel 3.4 Data Analisis Tingkat Kesukaran Soal ........................................ 44
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda .......................................................... 45
Tabel 3.6 Data Analisis Daya Pembeda ...................................................... 45
Tabel 3.7 Skor Pilihan Jawaban Tes Kecerdasan Majemuk ....................... 46
Tabel 3.8 Kriteria Kelayakan Produk ......................................................... 47
Tabel 3.9 Skor Pilihan Jawaban Angket Motivasi Belajar ........................... 48
Tabel 3.10 Kriteria Motivasi Belajar .......................................................... 48
Tabel 4.1 Desain Strategi Komponen Kegiatan Prapengajaran ................... 54
Tabel 4.2 Desain Strategi Komponen Penyampaian Informasi dan Partisipasi
siswa .......................................................................................... 56
Tabel 4.3 Analisis Kelayakan Strategi Pembelajaran .................................. 63
Tabel 4.4 Tanggapan Siswa Pertemuan I ....................................................... 64
Tabel 4.5 Saran dari Siswa untuk Perbaikan Pertemuan I ………………….. 64
Tabel 4.6 Tanggapan Siswa Pertemuan II ................................................. 65
Tabel 4.7 Saran dari Siswa untuk Perbaikan Pertemuan II ........................ 66
Tabel 4.8 Tanggapan Siswa Pertemuan III ............................................... 66
Tabel 4.9 Saran dari Siswa untuk Perbaikan Pertemuan III ....................... 67
Tabel 4.10 Peningkatan Indikator Motivasi Belajar .................................. 68

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 2.1 Pertanyaan Kunci untuk Merancang Strategi Pembelajaran KM
……………………………………………………………………18
Gambar 2.2 Berbagai Jenis Lensa ............................................................. 26
Gambar 2.3 Lensa Cembung .................................................................... 26
Gambar 2.4 Lensa Cekung ....................................................................... 27
Gambar 2.5 Tiga Sinar Istimewa Lensa Cembung .................................... 27
Gambar 2.6 Diagram Sinar Lensa Cembung untuk Benda Berjarak > 2f ... 28
Gambar 2.7 Diagram Sinar Lensa Cembung untuk Benda Berjarak < f ..... 28
Gambar 2.8 Tiga Sinar Istimewa Lensa Cekung .......................................... 29
Gambar 2.9 Diagram Sinar Lensa Cekung................................................... 30
Gambar 2.10 Kerangka Berpikir ................................................................. 32
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode R & D ....................... 34
Gambar 4.1 Kecerdasan Majemuk Kelas VIII C dan VIII D ..................... 53
Gambar 4.2. Jawaban Pertanyaan Kunci KM ............................................ 54
Gambar 4.3 Kartu Jenis Lensa ................................................................... 57
Gambar 4.4 Desain Kartu Petunjuk Peran ................................................. 58
Gambar 4.5 Petunjuk Melukis Bayangan Menggunakan Video ................ 59
Gambar 4.6 Petunjuk Melukis Bayangan Menggunakan Lagu .................. 60
Gambar 4.7 Lagu Materi Lensa dan Sifatnya ............................................ 60
Gambar 4.8 Cover Panduan Penggunaan Strategi Pembelajaran Berdasarkan
Teori KM .............................................................................. 62
Gambar 4.9 Hasil Perbaikan I Desain Kartu Petunjuk Peran ..................... 63
Gambar 4.10 Hasil Perbaikan II Desain Kartu Petujuk Peran ........................ 65
Gambar 4.11 Grafik Motivasi Belajar Siswa .............................................. 68
Gambar 4.12 Grafik Motivasi Belajar Siswa Per Indikator ............................ 68
Gambar 4.13 Grafik Hasil Belajar Kognitif Siswa ...................................... 69

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Kisi-Kisi Tes Kecerdasan Majemuk ......................................... 81

Lampiran 2. Tes Kecerdasan Majemuk ........................................................ 82

Lampiran 3. Contoh Analisis Tes Kecerdasan Majemuk Per Siswa ................ 86

Lampiran 4. Hasil Analisis Kecerdasan Majemuk Siswa .............................. 87

Lampiran 5. Kisi-Kisi Soal Uji Coba............................................................... 89

Lampiran 6. Soal Uji Coba ........................................................................... 91

Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal Uji Coba .................................................. 98

Lampiran 8. Analisis Soal Uji Coba ............................................................. 99

Lampiran 9. Perhitungan Validitas Butir Soal .............................................. 104

Lampiran 10. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Soal ................................. 105

Lampiran 11 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ....................................... 106

Lampiran 12. Perhitungan Daya Pembeda Soal ............................................ 107

Lampiran 13. Kisi-Kisi Soal Pre-test dan Post-test ....................................... 108

Lampiran 14. Soal Pre-test dan Post-test ...................................................... 110

Lampiran 15. Kunci Jawaban Soal Pre-test dan Post-test ............................. 113

Lampiran 16. Kisi-Kisi Angket Uji Coba Motivasi Belajar.............................. 114

Lampiran 17. Angket Uji Coba Motivasi Belajar............................................. 115

Lampiran 18. Analisis Angket Uji Coba Motivasi ........................................... 118

Lampiran 19. Contoh Perhitungan Validitas Butir Angket ............................. 122

xiv
Lampiran 20. Contoh Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket ................ 123

Lampiran 21. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ............................................ 124

Lampiran 22. Angket Motivasi Belajar Siswa ................................................. 125

Lampiran 23. Kisi-Kisi Angket Uji Kelayakan Strategi KM ......................... 127

Lampiran 24. Angket Penilaian Kelayakan Strategi KM ................................ 128

Lampiran 25. Analisis Angket Uji Kelayakan ............................................... 133

Lampiran 26. Kuisioner untuk Siswa (Pertemuan 1) ...................................... 134

Lampiran 27. Kuisioner untuk Siswa (Pertemuan 2) ...................................... 136

Lampiran 28. Kuisioner untuk Siswa (Pertemuan 3) ...................................... 138

Lampiran 29. Analisis Tanggapan Siswa Pertemuan 1 ......................................139

Lampiran 30. Analisis Tanggapan Siswa Pertemuan 2 ......................................141

Lampiran 31. Analisis Tanggapan Siswa Pertemuan 3 ......................................143

Lampiran 32. Daftar Nilai Pre-test dan Post-test Hasil Belajar Siswa ............. 144

Lampiran 33. Uji Normalitas Pre-test Hasil Belajar Siswa .............................. 146

Lampiran 34. Uji Normalitas Post-test Hasil Belajar Siswa ............................. 147

Lampiran 35. Uji Gain Rata-Rata Hasil Belajar ............................................... 148

Lampiran 36. Uji Hipotesis Pre-test dan Post-test Hasil Belajar Siswa ........ 149

Lampiran 37. Daftar Nilai Motivasi Belajar Siswa ....................................... 150

Lampiran 38. Uji Normalitas Pre-test Motivasi Belajar Siswa ...................... 152

Lampiran 39. Uji Normalitas Post-test Motivasi Belajar Siswa ..................... 153

Lampiran 40. Uji Gain Rata-Rata Motivasi Belajar ...................................... 154

Lampiran 41. Uji Hipotesis Pre-test dan Post-test Motivasi Belajar Siswa ... 155

Lampiran 42. Panduan Penggunaan Strategi Pembelajaran ........................... 156

xv
Lampiran 43. Silabus ................................................................................... 170

Lampiran 44. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................. 172

Lampiran 45. Format Kartu Jenis Lensa ....................................................... 180

Lampiran 46. Lembar Diskusi Siswa Pertemuan 1 ........................................ 183

Lampiran 47. Format Kartu Bermain Peran .................................................. 185

Lampiran 48. Lembar Diskusi Siswa Pertemuan 2 ........................................ 187

Lampiran 49. Lagu Zona Musik ................................................................... 190

Lampiran 50. Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan 3 ...................................... 191

Lampiran 51. Foto Penelitian ....................................................................... 194

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh TIMSS (Trends in International

Mathematics and Science Study) tahun 2011, peringkat prestasi siswa Indonesia

kelas VIII pada mata pelajaran IPA berada signifikan di bawah rata-rata

internasional, yaitu berada di peringkat 40 dari 42 negara. Pencapaian siswa

peserta survei ini dibagi menjadi empat tingkat, yaitu low (rendah), intermediate

(sedang), high (tinggi) dan advanced (lanjut) sesuai dengan pemenuhan sejumlah

standar untuk masing-masing tingkat. Persentase siswa Indonesia yang mencapai

tingkat rendah, sedang, tinggi dan lanjut dalam bidang IPA berturut-turut adalah

54%, 19%, 3% dan 0%. Dalam persentase tersebut, siswa yang mencapai salah

satu tingkat dihitung telah mencapai tingkat yang lebih rendah pula. Hasil survey

menunjukkan bahwa sekitar 46% siswa Indonesia tidak mencapai standar

terendah TIMSS 2011.

Menurut survey PIRLS, PISA, dan TIMSS, rendahnya pencapaian prestasi

siswa ini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah investasi

di bidang pendidikan yang kurang memadai. Faktor lainnya yang mempengaruhi

prestasi siswa adalah karakteristik siswa dan keluarga, kebiasaan membaca,

motivasi belajar, minat dan konsep diri, strategi belajar, tingkat kehadiran dan rasa

memiliki (Hayat & Yusuf , 2011).

1
2

Rendahnya prestasi belajar IPA siswa Indonesia bersadasrkan hasil survey

tersebut adalah salah satu indikasi siswa banyak menemui hambatan sehingga

mengalami kesulitan dalam belajar. Siswa diduga mengalami kesulitan belajar

jika yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar

dalam batas waktu tertentu (Mulyadi: 2010: 7). Anak yang mengalami kesulitan

belajar akan sukar dalam memahami materi pelajaran sehingga ia akan malas

belajar. Selain anak tidak menguasai materi, mereka bahkan menghindari

pelajaran, mengabaikan tugas, sehingga terjadi penurunan nilai belajar dan

prestasi belajar yang rendah. Sunardi (2009) menyatakan, apabila kondisi siswa

diasumsikan wajar artinya faktor kesehatan, fasilitas, lingkungan, dan sebagainya

tidak menemui masalah, maka hambatan yang ditemui siswa dalam belajar fisika

dapat diidentifikasikan sebagai berikut: (1) hambatan yang berkaitan dengan

minat, (2) hambatan yang berkaitan dengan motivasi, (3) hambatan yang berkaitan

dengan intelegensi dan bakat, (4) hambatan yang berkaitan dengan cara siswa

belajar, (5) hambatan yang berkaitan dengan cara guru mengajar.

Pada penelitian kali ini, peneliti memfokuskan pada hambatan yang

menyebabkan kesulitan belajar berkaitan dengan faktor intelegensi (kecerdasan)

dan motivasi. Intelegensi yang rendah pada siswa menyebabkan siswa berpikir

lebih lambat sehingga prestasi belajarnya tidak sebaik siswa yang memiliki

integensi yang tinggi. Demikian halnya dengan motivasi. Motivasi yang tinggi

menyebabkan siswa tidak mudah patah semangat untuk mencapai tujuannya

walaupun menemui berbagai kesulitan.


3

Fisika merupakan bagian dari IPA yang mempelajari tentang zat dan energi

dalam segala bentuk manisfestasinya. Inti pembelajaran fisika meliputi

keterampilan proses, yaitu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

merancang dan melaksanakan percobaan, interpretasi data, serta

mengkomunikasikan hasil yang diperoleh (Yulianti & Wiyanto, 2009: 2). Pada

proses pemecahan soal fisika, selain diperlukan pemahaman konsep fisika

seringkali juga dibutuhkan matematika sebagai konsekuensi diterapkannya

pendekatan kuantitatif melalui penggunaan rumus-rumus. Dengan demikian,

untuk dapat memahami fisika dengan baik, diperlukan kemampuan berhitung

serta berpikir logika yang memadai. Dalam teori kecerdasan majemuk,

kemampuan tersebut dikategorikan sebagai kecerdasan logis-matematis sehingga

siswa yang memiliki kecerdasan logis-matematis yang lemah biasanya mengalami

kesulitan dalam memahami fisika.

Armstrong (2005: 24) menyatakan bahwa masyarakat cenderung

menghargai pemikir logis yang dapat mengungkapkan pendapat secara jelas serta

ringkas dan mengabaikan kecerdasan lain. Pengabaian yang membudaya ini

terbawa dalam ruang kelas sehingga sekolah lebih menghargai kemampuan

linguistik dan logis-matematis. Siswa yang berbakat dalam kedua bidang ini

biasanya berprestasi baik di sekolah sedangkan siswa dengan kemampuan

linguistik dan logis-matematis yang lemah sering gagal, meskipun mereka

mungkin sangat berbakat dalam satu atau lebih pada bidang kecerdasan yang lain.

Kegagalan siswa dengan kecerdasan logis-matematis yang lemah ditambah


4

dengan pengabaian terhadap kemampuan mereka di bidang kecerdasan lain dalam

suatu pembelajaran fisika tentunya akan berdampak pada hasil belajarnya.

Sardiman (2007: 27) menyatakan bahwa hasil belajar akan optimal jika ada

motivasi yang tepat. Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi dari dalam diri

siswa menurut Slavin adalah dengan menggunakan variasi metode penyajian yang

menarik (Anni, 2009). Hal ini diperkuat oleh pendapat Sylvester yang

mengungkapkan bahwa motivasi yang kuat dan pengajaran yang bagus bisa

membantu untuk meningkatkan pemungsian ranah-ranah kecerdasan yang lemah

walaupun tidak akan sekuat ranah-ranah yang sejak awal berlevel tinggi (Jasmine:

2007).

Uno dan Umar (2010: 3) berpendapat, strategi pelayanan pendidikan

alternatif perlu dikembangkan untuk menghasilkan siswa yang unggul melalui

pemberian perhatian, perlakuan, dan layanan pendidikan berdasarkan bakat,

minat, dan kemampuannya. Agar pelayanan pendidikan yang selama ini diberikan

kepada peserta didik mencapai sasaran yang optimal maka pembelajaran harus

diselaraskan dengan potensi siswa. Karena itu, guru perlu melakukan pelacakan

potensi siswa.

Dari uraian tersebut dapat dikatakan siswa dengan kecerdasan logis-

matematis yang lemah memiliki kemungkinan untuk mengembangkan kecerdasan

tersebut serta meningkatkan pemahamannya dalam pelajaran fisika jika memiliki

motivasi belajar yang kuat. Sebagai penghargaan terhadap kemampuan dan

kecerdasan siswa yang bervariasi, pembelajaran hendaknya disusun dalam strategi

yang disesuaikan dengan kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa. Dengan


5

dikembangkan pembelajaran fisika dengan metode yang bervariasi dan menarik

serta disesuaikan dengan kecerdasan yang dimiliki, siswa merasa dihargai

kemampuannya sehingga terdapat peningkatan terhadap motivasi belajar yang

dapat mengoptimalkan hasil belajar.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa perlu untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengembangan Strategi Pembelajaran Fisika

Berdasarkan Teori Kecerdasan Majemuk untuk Meningkatkan Motivasi dan

Hasil Belajar Siswa SMP”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1.2.1 Apakah strategi pembelajaran fisika berdasarkan teori kecerdasan

majemuk yang dikembangkan layak untuk digunakan?

1.2.2 Apakah penerapan strategi pembelajaran fisika berdasarkan teori

kecerdasan majemuk yang dikembangkan dapat meningkatkan motivasi

siswa SMP?

1.2.3 Apakah penerapan strategi pembelajaran fisika berdasarkan teori

kecerdasan majemuk yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa SMP?
6

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran terhadap permasalahan

dalam penelitian ini, ditetapkan beberapa batasan yaitu:

1.3.1 Semua pokok bahasan fisika dapat diajarkan dengan strategi pembelajaran

berdasarkan teori kecerdasan majemuk tetapi dalam penelitian ini peneliti

hanya mengambil sub pokok bahasan lensa dengan pertimbangan efisiensi

waktu.

1.3.2 Dalam penelitian ini hanya dikembangkan tiga komponen strategi

pembelajaran, yaitu kegiatan pendahuluan, penyampaian informasi, dan

partisipasi peserta didik. Komponen lain seperti tes dan kegiatan lanjutan

belum dikembangkan dengan pertimbangan efisiensi waktu.

1.3.3 Semua aspek hasil belajar bisa diukur dalam penerapan strategi

pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan majemuk, namun pada

penelitian ini hanya memfokuskan pada hasil belajar kognitif siswa.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian yaitu:

1.4.1 Mengembangkan strategi pembelajaran fisika berdasarkan teori kecerdasan

majemuk.

1.4.2 Meningkatkan motivasi belajar fisika siswa SMP melalui penerapan strategi

pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan majemuk.

1.4.3 Meningkatkan hasil belajar fisika siswa SMP melalui penerapan strategi

pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan majemuk.


7

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1.5.1 Bagi Guru

Memberikan alternatif strategi pembelajaran fisika yang dapat diterapkan

dalam pembelajaran.

1.5.2 Bagi Siswa

Memberikan pengalaman belajar baru yang dapat meningkatkan motivasi

dan hasil belajar.

1.5.3 Bagi Sekolah

Meningkatkan kualitas pendidikan dan peserta didik.

1.5.4 Bagi Peneliti

Meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan strategi pembelajaran.

1.6 Penegasan Istilah

1.6.1. Pengembangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), pengembangan

didefinisikan sebagai proses, cara, perbuatan mengembangkan. Yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan

strategi pembelajaran fisika berdasarkan teori kecerdasan majemuk.

1.6.2. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi

tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu

(Sanjaya: 2006).
8

1.6.3. Kecerdasan Majemuk

Konsep kecerdasan majemuk (multiple intelligences) atau KM dicetuskan

oleh Dr. Howard Gardner. Gardner menolak asumsi kecerdasan tunggal

(IQ). Menurut beliau, kecerdasan terdiri dari delapan macam kecerdasan

yaitu logis-matematis, musikal, kinestik-jasmani, linguistik, spasial,

interpersonal, interpersonal, dan naturalis yang bekerjasama sebagai satu

kesatuan yang utuh dan terpadu (Armstrong, 2004).

1.6.4. Motivasi

Motivasi adalah variabel penyelang (ikut campur tangan) yang digunakan

untuk menimbulkan fakor-faktor tertentu dalam organisme yang

membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah

laku menuju satu sasaran (Chaplin, 2008). Dalam kegiatan belajar,

motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2007).

1.7 Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini terdiri dari tiga bagian utama yang dapat dirinci sebagai berikut:

(1) Bagian Pendahuluan

Bagian pendahuluan skripsi ini berisi halaman judul, halaman pengesahan,

halaman moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar

tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.


9

(2) Bagian Isi

Bagian isi skripsi terdiri dari: bab 1, bab 2, bab 3, bab 4, dan bab 5. Bab 1

adalah pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan

sistematika penulisan skripsi. Bab 2 adalah kajian pustaka yang berisi teori

yang mendasari permasalahan, kerangka berpikir dan hipotesis. Bab 3 adalah

metode penelitian yang berisi metode penentuan objek penelitian, variabel

penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan metode

analisis data. Bab 4 adalah hasil penelitian dan pembahasan yang berisi hasil

penelitian dan pembahasannya. Bab 5 adalah penutup yang berisi simpulan

hasil penelitian dan saran-saran dari peneliti.

(3) Bagian Akhir

Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Kecerdasan Majemuk

Tokoh pencetus teori kecerdasan majemuk (KM) adalah Howard Gardner.

Beliau mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan seseorang untuk

memecahkan masalah dan menciptakan produk yang memiliki nilai budaya

(Armstrong: 2005). Menurutnya, terdapat beberapa jenis kecerdasan yang tidak

dapat diukur oleh tes IQ standar. Berikut adalah berbagai macam kecerdasan

menurut Gardner:

(1) Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara

efektif. Berdasarkan pengamatan Armstrong (2005: 19) mengenai kehidupan

sekolah tradisional, kecerdasan linguistik mencakup sedikitnya dua pertiga

bagian dari interaksi belajar dan mengajar yaitu membaca, menulis, dan

matematika.

(2) Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk

menghasilkan dan menghargai musik, sensitif terhadap melodi, ritme dan

nada. Uno & Umar (2010: 12) berpendapat bahwa siswa dengan kecerdasan

musikal lebih mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan apabila

dikatkan dengan musik.

10
11

(3) Kecerdasan Logis Matematis

Kecerdasan logis-matematis dikaitkan dengan otak yang melibatkan beberapa

komponen, yakni perhitungan secara matematis, berpikir logis, dan

pemecahan masalah. Jasmine (2007: 19) menyatakan bahwa orang dengan

kecerdasan ini gemar bekerja dengan data, yaitu mengumpulkan,

mengorganisasi, menganalisis serta menginterpretasikan, menyimpulkan

kemudian meramalkan. Menurut Armstrong (2005: 20), anak yang mendapat

nilai baik dalam pelajaran matematika dan IPA biasanya memiliki kecerdasan

ini dalam porsi yang besar.

(4) Kecerdasan Visual

Kecerdasan visual berkaitan dengan kemampuan berpikir dalam dalam bentuk

imajinasi dan pola-pola gambar untuk membuat deskripsi terhadap sesuatu

dengan akurat dan abstrak. Menurut Musrofi (2010:119), siswa dengan

kecerdasan visual dapat memahami pelajaran dengan baik melalui media

visual seperti gambar, foto, denah, grafik, diagram, presentasi yang indah, dll.

(5) Kecerdasan Kinestik

Kecerdasan kinestik merupakan kemampuan seseorang secara aktif untuk

menggunakan bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan

memecahkan masalah. Menurut Baharuddin (2008: 150), siswa yang memiliki

kecerdasan kinestik tinggi biasanya menyukai kegiatan yang melibatkan

aktivitas tubuh seperti menari dan berolahraga.


12

(6) Kecerdasan Interpersonal

Secara umum kecerdasan interpersonal adalah kemampuan seseorang untuk

menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang. Musrofi (2010)

menyatakan bahwa siswa dengan kecerdasan interpersonal dapat memahami

pelajaran dengan baik melalui kerjasama dan komunikasi dengan rekan-

rekannya.

(7) Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk

memahami berbagai kekuatan maupun kelemahan dirinya sendiri. Jasmine

(2007: 27) menyatakan bahwa siswa dengan kecerdasan intrapersonal tinggi

memiliki rasa percaya diri yang besar serta senang sekali bekerja berdasarkan

program sendiri dan hanya dilakukan sendirian.

(8) Kecerdasan Natural

Kecerdasan natural menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap

lingkungan alam. Baharuddin (2008: 151) menyatakan bahwa siswa yang

memiliki kecerdasan memiliki natural yang tinggi akan senang bila belajar

dilakukan di luar sekolah karena akan memberikan kesempatan bagi mereka

untuk menikmati alam.

Kirschenbaum menyatakan bahwa tidak ada seorang normal pun yang hanya

memiliki satu jenis kecerdasan saja karena hampir setiap orang mempunyai

beberapa jenis sekaligus. Sebagian orang bahkan memiliki kesemuanya, walaupun

sebagian jauh lebih berkembang daripada yang lainnya (Jasmine, 2007).


13

Menurut Armstrong (2004: 16) ada beberapa poin yang berkaitan dengan

model teori KM yang perlu diperhatikan, yaitu:

(1) Setiap siswa memiliki delapan kecerdasan. Teori KM bukanlah teori untuk

menentukan satu jenis kecerdasan yang sesuai. Setiap siswa sejatinya

memiliki kapasitas dalam kedelapan kecerdasan tersebut. Kedelapan

kecerdasan tersebut berfungsi beriringan dengan cara yang berbeda-beda

pada diri setiap siswa. Siswa memiliki kecerdasan tertentu yang sangat

berkembang dan relatif agak terbelakang dalam kecerdasan yang lain.

(2) Siswa pada umumnya dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada

tingkat penguasaan yang memadai. Setiap siswa sebenarnya memiliki

kemampuan mengembangkan kedelapan kecerdasan sampai pada tingkat

yang memadai apabila ia mendapatkan cukup dukungan, pengayaan, dan

pengajaran.

(3) Kecerdasan-kecerdasan pada umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang

kompleks. Tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri dalam kehidupan

sehari-hari. Kecerdasan selalu berinteraksi satu sama lain.

(4) Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam berbagai kategori. Tidak ada

rangkaian atribut standar yang harus dimiliki siswa untuk dapat disebut

cerdas dalam wilayah tertentu. Teori KM menekankan keanekaragaman cara

orang menunjukkan bakat, baik dalam satu kecerdasan tertentu maupun

kecerdasan yang lain.


14

2.2 Strategi Pembelajaran berdasarkan Teori KM

2.2.1 Definisi Strategi Pembelajaran berdasarkan Teori KM

Esensi teori KM menurut Gardner adalah menghargai keunikan setiap

individu, berbagai variasi belajar, mewujudkan sejumlah model untuk menilai

mereka dan cara yang hampir tidak terbatas untuk mengaktualisasikan diri di

dunia ini (Uno & Umar, 2010: 45). Menurut Armstrong (2004), teori kecerdasan

majemuk dapat memperluas perbendaharaan teknik, alat, dan strategi yang

digunakan guru sehingga dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa yang

beragam. Chatib (2012) berpendapat bahwa strategi pembelajaran sebagai istilah

yang tepat untuk penerapan teori kecerdasan majemuk dalam bidang pendidikan.

Strategi mengajar erat kaitannya dengan kreativitas guru sehingga jumlah dan

nama strategi itu luas dan tak terbatas. Jadi, apa pun namanya, strategi kecerdasan

majemuk akan menjadi wadah yang sangat luas dan dapat menampung semua

istilah metodologi pembelajaran.

Menurut Sahala (2011: 222), strategi pembelajaran diartikan sebagai pola-

pola umum kegiatan guru, murid dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan yang telah digariskan. Sedangkan menurut Sanjaya (2006),

strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang

rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu. Desain tersebut

dibuat dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan

dan karakteristik siswa. Kegiatan tersebut meliputi apa saja yang guru dan siswa

lakukan selama proses pembelajaran. Dick dan Carey menyebutkan bahwa

terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu: (1) kegiatan pendahuluan, (2)


15

penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes, dan (5) kegiatan

lanjutan (Uno, 2008).

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan majemuk adalah perencanaan tentang

rangkaian kegiatan pembelajaran yang didesain dan disesuaikan dengan

kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Setiap siswa memiliki perbedaan kecenderungan dalam perkembangan kecerdasan

gandanya. Oleh karena itu, guru perlu menggunakan strategi umum maupun

khusus dalam pembelajaran untuk mengembangkan seluruh kecerdasan siswa

secara optimal.

Jasmine (2007: 118) mengungkapkan bahwa ada dua cara mengajarkan

kecerdasan melalui kurikulum, yaitu dapat diajarkan secara langsung sebagaimana

adanya, atau dengan disisipkan ke dalam kurikulum reguler. Strategi langsung

dapat dimulai dengan satu jenis kecerdasan kemudian memikirkan tugas-tugas

yang menggabungkan berbagai ranah kurikulum. Sedangkan strategi lainnya yaitu

dengan mengambil suatu ranah kurikulum kemudian merencanakan suatu

pendekatan yang melibatkan masing-masing kecerdasan. Jika dalam pembelajaran

menggunakan kurikulum dari Pemerintah Pusat tanpa menambahkan ranah lain,

maka strategi kedua lebih cocok dikembangkan.

2.2.2 Pengembangan Strategi Pembelajaran Fisika Berdasarkan teori KM

Berdasarkan hasil penelitian Uzoğlu & Büyükkasap (2011), dalam

hubungannya terhadap prestasi IPA-matematika, kecerdasan linguistik, logis-


16

matematis, visual, interpersonal, intrapersonal dan kinestik memiliki hubungan

yang positif, sedangkan kecerdasan musikal memiliki hubungan yang negatif. Hal

ini berarti siswa yang memiliki kecerdasan dominan musikal cenderung

berprestasi rendah di bidang IPA-matematika bila dibandingkan dengan siswa

dengan kecerdasan dominan lainnya. Namun hal ini tidak perlu dirisaukan, karena

menurut Harianto (2011: 86), musik dapat mengembangkan kecakapan sikap,

tingkah laku, dan disiplin. Melalui musik, rasa percaya diri akan meningkat yang

kemudian menular ke bidang lainnya, seperti IPA. Hal ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Ozdemir & Tekkaya (2006) yang menyatakan

bahwa dengan pengintegrasian kecerdasan majemuk dalam kurikulum

pembelajaran, tipe kecerdasan siswa bisa diubah. Oleh karena itu, guru IPA harus

mengetahui tipe KM siswa untuk mengintegrasikan teori kecerdasan majemuk

secara akurat dalam kurikulum. Untuk memulai perencanaan pelajaran, guru dapat

mewujudkan suatu konsep yang ingin mereka ajarkan dan mengidentifikasikan

kecerdasan yang sekiranya paling tepat untuk disampaikan isinya (Uno & Umar,

2010: 162).

IPA mengadaptasi dengan baik strategi-strategi yang melibatkan

kecerdasan majemuk. Setelah memutuskan suatu topik, guru dapat

mengumpulkan aktivitas yang menerapkan setiap kecerdasan dan memberi siswa

kesempatan untuk memilih sejumlah tertentu dari setiap kategori. Terdapat

beberapa aktivitas dalam pembelajaran IPA yang disarankan oleh Jasmine (2007:

226), yaitu menulis laporan (linguistik), melakukan eksperimen (logis-matematis),

membuat model kerja (visual), menulis lagu (musikal), mengorganisasi presentasi


17

drama (kinestik), menanyakan kepada tiga orang (interpersonal), memutuskan apa

yang mesti dipikirkan (intrapersonal).

Berikut adalah prosedur penyusunan rencana pelajaran yang ditawarkan

oleh Armstrong (2004: 88):

(1) Memusatkan perhatian pada topik dan tujuan tertentu

Hal pertama yang harus ditentukan adalah topik dan tujuan sebagai fokus.

Topik atau tujuan tersebut dapat ditulis di tengah-tengah kertas seperti pada

Gambar 2.1.

(2) Menjawab pertanyaan kunci KM

Gambar 2.1 dapat digunakan untuk merencanakan pembelajaran dalam topik

tertentu. Pertanyaan yang ada dapat membantu memancing secara kreatif

langkah selanjutnya.

(3) Mempertimbangkan kemungkinan lain

Kemudian tentukanlah metode, bahan dan alat mengajar, serta kegiatan belajar

yang paling cocok untuk diterapkan.

(4) Curah Gagasan

Pada langkah ini catatlah semua gagasan mengenai kegiatan pembelajaran

setiap kecerdasan sebanyak mungkin.

(5) Memillih Kegiatan yang Cocok

Dari gagasan-gagasan yang telah dituliskan di lembar perencanaan, dapat

dipilih kegiatan yang sesuai dengan keadaan dan lingkungan sekolah.


18

(6) Menyusun rencana pembelajaran yang berkesinambungan

Setelah memilih kegiatan yang cocok, rancanglah rencana pembelajaran

dengan mengumpulkan materi yang dibutuhkan dan menentukan pembagian

waktu yang sesuai. Rencana dapat dimodifikasi atau disisipkan perubahan

yang terjadi selama proses pembelajaran.

Gambar 2.1 Pertanyaan kunci untuk merancang strategi pembelajaran KM

2.2.3 Penerapan Strategi Pembelajaran Fisika Berdasarkan teori KM

Siswa yang diajar dengan model pembelajaran yang sesuai karakteristik

mereka akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan

pembelajaran dengan model tertentu tanpa memperhatikan karakteristik siswa

(Deta, U.A & Suprapto, 2012). Dengan demikian karakteristik kecerdasan siswa

sangat penting dalam proses belajar mengajar. Menurut Sugiharti (2005), aktivitas
19

pengajaran yang disesuaikan dengan ragam kecerdasan yang dimiliki peserta

didik sedikit banyak telah memunculkan semangat belajar dan rasa percaya diri

pada setiap peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian Xie, J & Lin, R. (2009), penerapan teori KM

dalam strategi pembelajaran dapat meningkatkan keefektifan kegiatan belajar

mengajar, namun mengajar dengan KM memerlukan banyak waktu dan usaha

persiapan bila dibandingkan dengan pembelajaran tradisonal. Guru harus

merencanakan secara detail integrasi dari kedelapan kecerdasan dalam materi dan

aktivitas pembelajaran tanpa mengabaikan tujuan pembelajaran.

Berikut adalah proses pembelajaran dalam penerapan strategi pembelajaran

berdasarkan teori KM:

(1) Pendahuluan

Chatib (2012: 88) membagi kegiatan pendahuluan dalam proses

pembelajaran menjadi empat, yaitu:

(a) Zona alfa

Kondisi ini adalah waktu yang paling baik untuk belajar sebab neuron

sedang dalam suatu keseimbangan. Kondisi alfa adalah kondisi yang relaks

dan menyenangkan. Tanda-tanda siswa masuk ke zona ini adalah hati

mereka senang, wajah ceria, tersenyum, bahkan tertawa.

(b) Warm up

Warm up atau pemanasan adalah pengulangan materi sebelumnya yang

berkaitan dengan materi yang diajarkan.


20

(c) Pre-teach

Pre-teach adalah aktivitas yang harus dilakukan sebelum aktivitas inti

pembelajaran. Pre-teach tidak harus selalu ada dalam setiap kali pertemuan

karena sangat bergantung pada kebutuhan yang berkaitan dengan materi

dan strategi pembelajaran.

(d) Scene setting

Scene setting adalah aktivitas yang dilakukan oleh guru atau siswa untuk

membangun konsep pembelajaran. Aktivitas ini akan memberikan makna

belajar yang mendalam ketika siswa mulai memasuki materi.

Pada awal pembelajaran guru dapat memancing motivasi siswa dengan

berbagai cara yang bervariasi, misalnya dengan menampilkan video atau gambar

(kecerdasan visual), bercerita (kecerdasan linguistik), atau menyanyikan lagu

yang ada hubungannya dengan materi yang akan diajarkan (kecerdasan musikal),

dan masih banyak lagi.

(2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini guru harus sekreatif mungkin untuk menciptakan suasana

pembelajaran yang menarik bagi siswa. Teori KM membuka kemungkinan pada

berbagai macam strategi pembelajaran yang diterapkan di kelas. Dalam hal ini

guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran inovatif yang relatif baru di

dunia pendidikan. Setiap siswa memiliki kecerdasan dominan yang berbeda. Oleh

karena itu suatu strategi mungkin saja berhasil pada sekelompok siswa namun

gagal pada kelompok siswa yang lain. Karena perbedaan itulah maka guru

dianjurkan untuk menggunakan strategi pembelajaran yang bergantian dari


21

pertemuan satu ke pertemuan lainnya. Dengan strategi pembelajaran yang

bergantian ini, dalam beberapa hari, seluruh kecerdasan dapat tereksplorasi dan

siswa memiliki kesempatan untuk belajar sesuai kecerdasan dominannya.

(3) Penutup

Pada akhir pembelajaran guru dapat memberikan refleksi pada suatu

pertemuan dan memberikan penghargaan bagi siswa yang melaksanakan kegiatan

belajar dengan baik.

(4) Evaluasi

Cara penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi kemajuan belajar harus

disesuaikan. Tentu akan percuma saja meminta siswa untuk terlibat dalam

pengalaman yang luas di delapan kecerdasan tetapi kemudian menunjukkan apa

yang telah mereka pelajari melalui tes-tes standar yang hanya difokuskan pada

wilayah verbal atau logis-matematis. Komponen terpenting adalah

pendokumentasian hasil karya siswa dan proses pemecahan masalah yang

dijalaninya. Misalnya siswa diberi tugas untuk membuat laporan kegiatan

pembelajaran dalam format yang ditentukan oleh siswa sendiri, sesuai dengan

minatnya. Misalnya menggubah simpulan menjadi sebuah lagu, membuat puisi

mengenai materi yang dipelajari, membuat artikel, dan lain-lain sesuai dengan

kreativitas pribadi siswa.

2.3 Motivasi Belajar

Motivasi adalah variabel penyelang (ikut campur tangan) yang digunakan

untuk menimbulkan fakor-faktor tertentu dalam organisme yang membangkitkan,


22

mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran

(Chaplin, 2008). Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai

(Sardiman, 2007).

Memberikan motivasi belajar kepada siswa berarti menggerakkan siswa

untuk melakukan belajar atau menginginkan belajar. Dalam penelitiannya, Strope

(2008), menemukan bahwa siswa berpartisipasi lebih sering ketika pelajaran

diarahkan pada kecerdasan dominan mereka. Motivasi berfungsi sebagai

pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi dalam belajar akan

menunjukkan hasil yang baik. Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari

motivasi, seseorang yang belajar akan dapat mencapai prestasi yang baik.

Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat prestasi

belajarnya (Sardiman, 2007 : 86).

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Bryan, Glynn & Julie

(2011), motivasi siswa dalam mempelajari IPA dapat mengarahkan mereka untuk

literasi ilmiah, yaitu memahami pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan

ilmiah yang penting, menarik kesimpulan berdasarkan bukti, dan membuat

keputusan tentang pengaruh aktivitas manusia terhadap alam. Literasi IPA

berkaitan dengan kapasitas siswa dalam memahami informasi proses terjadinya

ilmu pengetahuan dan fakta yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Menurut

Hayat & Yusuf (2011: 313), literasi IPA ini penting dikuasai oleh siswa agar

mereka memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan masalah-masalah


23

lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat bergantung pada

teknologi dan kemajuan serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Motivasi siswa untuk belajar IPA dipengaruhi oleh apakah mereka

menikmati, menghargai, dan menganggap pelajaran ini penting agar bisa sukses

dan mewujudkan cita-cita mereka. Hal tersebut dapat mengembangkan sikap-

sikap positif terhadap IPA, yang merupakan tujuan penting dalam pendidikan IPA

di banyak negara (Hayat & Yusuf, 2011: 376). Menurut Keller, motivasi

menunjukkan tingkat usaha yang dilakukan. Mengingat usaha merupakan

indikator langsung dari motivasi belajar, maka secara operasional motivasi belajar

ditentukan oleh indikator-indikator sebagai berikut:

(1) tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran,

(2) tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa,

(3) tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam mengerjakan tugas-

tugas pembelajaran,

(4) tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan

(Wena, 2009:33).

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang tidak perlu dirangsang dari luar

karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang timbul karena adanya

rangsangan dari luar.

Menurut Slavin, pembelajaran hendaknya mampu meningkatkan motivasi

intrinsik peserta didik sebanyak mungkin. Ada berbagai cara untuk mencapai hal

tersebut, diantaranya dengan membangkitkan minat belajar, mendorong rasa ingin


24

tahu, menggunakan variasi metode penyajian yang menarik, dan membantu siswa

dalam merumuskan tujuan belajar (Rifa’I & Anni, 2009). Djiwandono (2006: 359)

juga menyatakan bahwa pengajaran di kelas harus mempertinggi motivasi

intrinsik. Motivasi instrinsik ini dapat dicapai dengan berbagai cara, yaitu dengan

menambah selera siswa untuk ilmu pengetahuan, mempertahankan keingintahuan,

cara penyampaian pelajaran yang menarik dan bervariasi, serta permainan dan

simulasi.

2.4 Hasil Belajar

Menurut Hamalik (2003), hasil belajar tampak sebagai terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam

bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat

diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan

dengan sebelumnya, misalnya dari tahu menjadi tahu, dan sebagainya.

Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis

besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan

ranah psikomotoris. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.

Menurut Sudjana (2004:22), di antara ketiga ranah itu ranah kognitiflah yang

paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan

kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

Hasil belajar kognitif siswa pada dasarnya berkaitan dengan hasil berupa

pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual (Rifa’I & Anni, 2009: 86).
25

Ranah kognitif meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),

penerapan (application), analisis (analysis), dan penilaian (evaluation).

2.5 Materi Lensa

Materi lensa terdapat dalam standar kompetensi kurikulum tingkat satuan

pendidikan di SMP kelas delapan semester kedua. Standar kompetensi terkait

yaitu memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam

produk teknologi sehari-hari. Dalam standar kompetensi terdapat beberapa

kompetensi dasar, salah satunya yaitu siswa dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya

dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Materi lensa terkait

dengan materi lain yaitu mengenai pembiasan cahaya.

2.5.1 Pengertian Lensa

Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung atau

satu bidang datar dan satu bidang lengkung (Kanginan, 2007). Pada tingkat SMP

hanya dibatasi pada lensa sferik yang tipis, yaitu lensa sferik yang tebalnya dapat

diabaikan terhadap diameter kelengkungan lensa. Ada dua jenis lensa, yaitu lensa

cembung atau lensa konveks dan lensa cekung atau lensa konkaf.
26

Gambar 2.2 Berbagai jenis bentuk lensa. (a) Bikonveks, konveks-konkaf,


plankonveks. (b) Bikonkaf, konkaf-konveks, plankonkaf (Serway & Jewett, 2004)
Lensa cembung memiliki ciri bagian tengahnya lebih tebal dibandingkan

tepinya. Titik pertemuan sinar-sinar bias disebut titik fokus (titik api). Jika sinar-

sinar sejajar dikenakan pada lensa cembung, sinar-sinar biasnya akan mengumpul

di titik yang disebut titik fokus. Lensa ini disebut juga lensa pengumpul atau lensa

positif.

Gambar 2.3 Lensa cembung bersifat mengumpulkan sinar (Tipler, 2001: 496)

Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis dari bagian

tepinya. Jika sinar-sinar sejajar dikenakan pada lensa cekung, sinar-sinar biasnya

menyebar seolah-olah berasal dari satu titik yang disebut titik fokus. Lensa ini

disebut juga lensa penyebar atau lensa negatif.


27

Gambar 2.4 Lensa cekung bersifat menyebarkan sinar (Tipler, 2001: 496).

2.5.2 Diagram Sinar untuk Lensa

Dalam menentukan letak bayangan pada lensa melalui metode grafik

digunakan sinar utama. Secara sederhana, sinar dibiaskan pada bidang melalui

pusat lensa. Untuk lensa cembung, sinar-sinar utamanya adalah:

(1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus kedua

dari lensa tersebut.

(2) Sinar datang melalui titik fokus pertama lensa dibiaskan sejajar sumbu utama.

(3) Sinar datang melalui titik pusat lensa tidak dibiaskan tetapi diteruskan.

(1)

(2)

(3)

Gambar 2.5 Tiga sinar istimewa lensa cembung


28

Dengan menggunakan minimal dua dari tiga sinar utama, dapat ditentukan sifat

bayangan yang terbentuk. Pada benda yang berjarak >2f seperti yang ditunjukkan

Gambar 2.6, dihasilkan bayangan yang bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil.

Untuk benda berjarak <f seperti Gambar 2.7, dihasilkan bayangan yang bersifat

tmaya, tegak dan diperbesar.

Gambar 2.6 Diagram sinar lensa cembung untuk benda berjarak > 2f

Gambar 2.7 Diagram sinar lensa cembung untuk benda berjarak < f

Seperti halnya pada lensa cembung, untuk menggambarkan bayangan pada

lensa cekung digunakan pula tiga sinar utama, yaitu:

(1) Sinar yang datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik

fokus pertama.
29

(2) Sinar yang datang selah-olah melalui titik fokus kedua dibiaskan sejajar

sumbu utama.

(3) Sinar yang datang melalui titik pusat tidak dibiaskan, tetapi diteruskan.

(1)

(2)

(3)

Gambar 2.8 Tiga sinar utama lensa cekung

Dengan menggunakan dua dari tiga sinar utama dapat diketahui sifat bayangan

yang terbentuk. Pada Gambar 2.9 bayangan bersifat maya, tegak, dan diperkecil.
30

Gambar 2.9 Diagram sinar lensa cekung

2.5.3 Perhitungan Lensa

Persamaan untuk lensa tipis, yaitu

1 1 1
+ =

dengan perbesaran linear

ℎ′ ′
= =

Yang perlu diperhatikan adalah perjanjian tanda berikut:

(1) Jarak fokus f bertanda positif untuk lensa cembung dan negatif untuk lensa

cekung.

(2) Jarak benda s bertanda positif untuk benda terletak di depan lensa (benda

nyata).

(3) Jarak benda s bertanda negatif untuk benda terletak di belakang lensa (benda

maya).

(4) Jarak bayangan s’ bertanda positif untuk bayangan berada di belakang lensa

(bayangan nyata).
31

(5) Jarak bayangan s’ bertanda negatif untuk bayangan berada di depan lensa

(bayangan maya).

2.5.4 Kekuatan Lensa

Kekuatan lensa adalah kemampuan lensa untuk memfokuskan sinar-sinar.

Kekuatan lensa didefinisikan sebagai kebalikan dari jarak fokus lensa.

1
=

Dengan

f : jarak fokus (m)

P : kekuatan lensa (dioptri)


32

2.6. Kerangka Berpikir

Kecerdasan Siswa Beragam

Siswa dengan kecerdasan Siswa dengan kecerdasan


matematis-logis tinggi matematis-logis rendah

Pemahaman fisika
membutuhkan kecerdasan
logis-matematis yang cukup
tinggi

Kesulitan Belajar

Pengembangan strategi pembelajaran fisika berdasarkan teori kecerdasan majemuk:

Pemberian apersepsi Kecerdasan majemuk Metode


yang menarik siswa dilibatkan dalam pembelajaran
pembelajaran fisika bervariasi

Siswa lebih Siswa termotivasi


termotivasi belajar belajar

Hasil belajar maksimal Hasil belajar


meningkat

Gambar 2.10 Kerangka berpikir


33

2.7. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, hiopotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah:

(1) Motivasi belajar siswa setelah penerapan strategi pembelajaran Fisika

berdasarkan teori kecerdasan majemuk lebih tinggi daripada sebelumnya.

(2) Hasil belajar siswa setelah penerapan strategi pembelajaran Fisika berdasarkan

teori kecerdasan majemuk lebih tinggi daripada sebelumnya.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 21 Semarang. Subjek penelitian

adalah siswa kelas VIII tahun ajaran 2012/2013. Subjek skala terbatas adalah

kelas VIII F dan subjek skala luas adalah kelas VIII C dan VIII D.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research

and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2009: 407), R&D adalah penelitian

yang menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Dalam penelitian ini, produk yang dihasilkan adalah strategi pembelajaran fisika

berdasarkan teori kecerdasan majemuk.

Langkah-langkah dalam penelitian ini menurut Sugiyono (2009: 409)

adalah seperti pada Gambar 3.1.


Potensi dan Pengumpulan Desain Produk Validasi
Masalah data

Ujicoba Revisi Produk Ujicoba Produk Revisi


Desain
Pemakaian
Revisi Produk Produk Final

Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development (R & D)

34
35

3.3 Prosedur penelitian

3.3.1. Identifikasi Potensi dan Masalah

Berdasarkan observasi yang dilakukan ketika PPL, siswa kelas VIII

memiliki potensi besar berupa bakat serta prestasi yang bervariasi. Hal ini

dibuktikan dengan banyaknya siswa yang memiliki prestasi dalam berbagai

kompetisi, baik nasional maupun internasional. Prestasi tersebut meliputi bidang

akademik dan non akademik. Masalah yang ditemui adalah ketika pembelajaran

fisika, siswa yang berprestasi terutama di bidang non akademik memiliki hasil

belajar yang rendah. Maka dari itu, perlu dikembangkan strategi pembelajaran

fisika yang memanfaatkan dan menghargai kemampuan siswa-siswa tersebut.

3.3.2. Pengumpulan data

Data awal yang diambil adalah kecerdasan majemuk siswa kelas VIII C

dan kelas VIII D. Hasil tes kecerdasan majemuk kelas dijadikan sebagai acuan

dalam penyusunan strategi pembelajaran.

3.3.3. Desain Produk

Desain produk strategi pembelajaran KM dirancang berdasarkan data yang

telah dikumpulkan pada tahapan sebelumnya. Berikut adalah beberapa tahap

pokok yang dilalui:

(1) Memusatkan perhatian pada topik dan tujuan tertentu

Hal pertama yang harus ditentukan adalah topik dan tujuan sebagai fokus.

Pada penelitian kali ini dipilih materi lensa yang merupakan sub bab dari

cahaya.
36

(2) Menjawab pertanyaan kunci KM

Dalam tahapan ini, pertanyaan kunci KM sebagaimana ditampilkan dalam

Gambar 2.1 digunakan untuk merencanakan pembelajaran. Jawaban pada

pertanyaan ini digunakan sebagai acuan untuk langkah selanjutnya.

(3) Mempertimbangkan kemungkinan lain

Langkah selanjutnya yang ditempuh adalah mempertimbangkan kemungkinan

lain, yaitu menentukan metode, bahan dan alat mengajar, serta kegiatan belajar

yang paling cocok untuk diterapkan.

(4) Curah Gagasan

Pada tahap curah gagasan, semua gagasan mengenai kegiatan pembelajaran

yang berkaitan dengan setiap kecerdasan dicatat sebanyak mungkin.

(5) Memillih Kegiatan yang Cocok

Setelah gagasan-gagasan dituliskan di lembar perencanaan, langkah

selanjutnya yaitu memilih kegiatan yang cocok. Kegiatan yang dipilih harus

sesuai dengan keadaan dan lingkungan sekolah.

(6) Menyusun rencana pembelajaran yang berkesinambungan

Setelah memilih kegiatan yang cocok, kemudian dirancang rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam tahapan ini, materi dikumpulkan dan

ditentukan pembagian waktu yang sesuai.

3.3.4. Validasi Desain

Setelah strategi pembelajaran selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah uji

validasi. Uji validasi ini melibatkan 2 guru SMP dan 2 dosen Fisika.
37

3.3.5. Revisi Desain

Hasil uji ahli kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat kelayakan

desain. Berdasarkan hasil penilaian dan saran dari pakar, dilakukan perbaikan

terhadap perangkat pembelajaran.

3.3.6. Uji coba Produk

Pada tahap uji coba, produk diimplementasikan dalam skala terbatas, yaitu

pada kelas VIII F. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian desain produk

yang telah valid secara teori dengan situasi nyata menurut pengalaman siswa dan

juga mengetahui kesiapan produk sebelum diujicobakan pada skala luas. Selama

kegiatan uji coba, dilakukan pengamatan, pencatatan hal-hal berupa kekurangan,

kelemahan, kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan. Tanggapan serta saran

dari siswa dibutuhkan untuk perbaikan.

3.3.7. Revisi Produk I

Hal yang terlebih dulu dilakukan dalam merevisi produk yaitu

menganalisis kekurangan, kelemahan, kesalahan dan penyimpangan yang

dilakukan pada tahap sebelumnya, yaitu uji coba. Tanggapan serta saran dari

siswa juga dipertimbangkan demi terciptanya strategi pembelajaran yang sesuai

dan dapat diterapkan pada skala luas.

3.3.8. Uji Coba Pemakaian

Produk diujicobakan pada siswa dengan jumlah kelas yang lebih besar.

Kelas yang digunakan adalah VIII C dan VIII D. Pengujian dilakukan dengan

Pre-test and Posst-test One Group Design. Siswa diberi pre-test (O1), kemudian

diberi perlakuan, yaitu pembelajaran dengan strategi berdasarkan teori kecerdasan


38

majemuk, selanjutnya siswa diberi post-test (O2). Hal ini dilakukan untuk

mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Desain ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

O1X O2
O1 = nilai pre-test (sebelum diberi perlakuan)

O2 = nilai post-test (setelah diberi perlakuan) (Sugiyono, 2009: 111)

Setelah data didapatkan, hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui keefektifan

produk.

3.3.9. Revisi Produk II

Revisi produk yang kedua merupakan perbaikan produk berdasarkan hasil

analisis uji coba pemakaian. Hal ini dilakukan apabila hasil analisis menyatakan

produk belum efektif atau belum memenuhi target yang ditentukan.

3.3.10. Produk Final

Produk final adalah produk yang dinyatakan layak dalam tahap uji validasi

dan efektif dalam uji coba pemakaian. Produk ini siap dimanfaatkan untuk umum.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode angket dan metode tes.


39

3.4.1 Metode Angket

3.4.1.1 Angket Uji Kelayakan

Angket uji kelayakan digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan perangkat

pembelajaran sehingga didapatkan informasi bahwa perangkat ini layak atau tidak

digunakan.

3.4.1.2 Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa digunakan pada uji coba skala terbatas untuk mengetahui

tanggapan siswa mengenai strategi pembelajaran yang diterapkan. Dalam angket

ini, siswa memberikan tanggapan serta saran untuk perbaikan.

3.4.1.3 Angket Motivasi

Angket motivasi digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar

siswa sebelum dan setelah pembelajaran dengan menggunakan strategi kecerdasan

majemuk.

3.4.2 Metode Tes

3.4.2.1 Tes Kecerdasan Majemuk

Tes kecerdasan majemuk dilakukan untuk mengetahui kecerdasan dominan yang

dimiliki siswa sebagai pedoman dalam menyusun strategi yang akan digunakan.

Tes ini dibuat berdasarkan indikator kecerdasan majemuk oleh Rogers.

3.4.2.2 Tes Hasil belajar

Tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda yang digunakan untuk memperoleh

data tentang hasil belajar pada kawasan kognitif. Tes diberikan sebelum dan

sesudah diberikan perlakuan.


40

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Angket

3.5.1.1 Analisis Validitas Angket

Validitas butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi

product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

N  XY   X Y 
rxy  ... (3.1)
N  X   X N Y  Y  
2 2 2 2

Keterangan :

rxy : validitas yang akan dicari

ΣXY : jumlah perkalian skor item X dan skor total Y

X : jumlah skor item X

Y : jumlah skor total Y

N : jumlah responden

ΣX2 : jumlah kuadrat skor item X

ΣY2 : jumlah kuadrat skor total Y

Nilai rxy yang diperoleh disesuaikan dengan rtabel. Jika rxy > rtabel, maka butir

soal dinyatakan valid. Berdasarkan tes uji coba soal, dari 40 soal yang

diujicobakan terdapat 31 soal dinyatakan valid. Data dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Data Analisis Validitas Angket


Kriteria Nomor soal
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
Valid 16, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30,
32, 33, 34, 35, 39
Tidak Valid 1, 17, 20, 25, 31, 36, 37, 38, 40
41

3.5.1.2 Analisis Reliabilitas Angket

Reliabilitas angket dihitung dengan rumus alpha. Berikut adalah rumus

alpha:

2
 k    b 
r11    1  
 k  1   t2 
… (3.2)

dengan:

(∑ ) (∑ )
∑ – ∑ –
σ = … (3.3) dan σ = … (3.4)

Keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Σσb2 : jumlah varian butir

σ2t : varians total

Xb : jumlah skor tiap nomor butir soal

Xt : jumlah skor total

N : jumlah subjek (Arikunto, 2010: 239)

Harga r11 yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel product moment

dengan taraf signifikan 5%. Jika harga r11 > rtabel product moment, maka

instrumen yang diuji bersifat reliabel.

Berdasarkan analisis soal uji coba, diperoleh r11 sebesar 0,915. Dengan

jumlah peserta sebanyak 28 siswa dan taraf kesalahan 5 %, diperoleh rtabel sebesar

0,374. Oleh karena r11 > rtabel, maka angket dinyatakan bersifat reliabel.
42

3.5.2 Analisis Hasil Uji Instrumen Tes

3.5.2.1 Analisis Validitas Tes

Validitas soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung dengan menggunakan

rumus product moment sebagai berikut:

N  XY   X Y 
rxy  ... (3.5)
N  X   X N Y  Y  
2 2 2 2

Keterangan :

rxy : validitas yang akan dicari

ΣXY : jumlah perkalian skor item X dan skor total Y

X : jumlah skor item X

Y : jumlah skor total Y

N : jumlah responden

ΣX2 : jumlah kuadrat skor item X

ΣY2 : jumlah kuadrat skor total Y

Nilai r xy yang diperoleh disesuaikan dengan rtabel. Jika r xy > rtabel, butir soal

valid. Berdasarkan tes uji coba soal, dari 40 soal yang diuji cobakan terdapat 20

soal dinyatakan valid. Data dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.2 Data Analisis Validitas Soal


Kriteria Nomor soal
Valid 1, 4, 5, 7, 10, 12, 13, 16, 19, 22, 23, 24, 25,
27, 30, 32, 33, 34, 37, 39
Tidak Valid 2, 3, 6, 8, 9, 11, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 26,
28, 29, 31, 35, 36, 38, 40
43

3.5.2.2 Analisis Reliabilitas Tes

Uji Reliabilitas ini dilakukan untuk menentukan soal tes yang diujikan

bersifat reliabel. Reliabilitas soal pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus K-R

21 sebagai berikut:

( )
r11 = 1− ... (3.6)

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

k = jumlah item dalam instrumen

M = mean skor total

Vt2 = varians total

Setelah r11 diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga rtabel. r11 yang

diperoleh adalah 0,69. Sedangkan rtabel untuk responden 28 orang dengan taraf

signifikansi 5% adalah 0,37 . Karena r11> rtabel, maka instrumen tersebut reliabel.

3.5.2.3 Analisis Tingkat Kesukaran Tes

Taraf kesukaran soal objektif menurut Arikunto (2009: 208) dapat

ditentukan menggunakan rumus:

P= ... (3.7)

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes


44

Tabel. 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran


Tingkat Kesukaran Kategori
0,00 < P ≤ 0,30 Soal Sukar
0,30 < P ≤ 0,70 Soal Sedang
0,70 < P ≤ 1,00 Soal Mudah
Arikunto( 2009 : 210)

Dari tingkatan kesukaran tes uji coba soal, terdapat 11 soal dengan

kategori mudah, 18 soal dengan kategori sedang, dan 11 soal dengan kategori

sukar. Data analisis tingkat kesukaran disajikan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.4 Data Analisis Tingkat Kesukaran Soal


Kategori Nomor soal
Mudah 2, 3, 4, 6, 12, 14, 20, 21, 31, 33, 40
Sedang 1, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 27, 32, 34
Sukar 13, 15, 26, 28, 29, 30, 35, 36, 37, 38, 39

3.5.2.4 Analisis Daya Pembeda Tes

Menurut Arikunto (2009: 213) untuk menghitung daya beda soal

digunakan rumus berikut:

D= − = PA-PB ... (3.8)

Keterangan:

D = daya pembeda

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar


45

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda


Daya Pembeda Klasifikasi
0,00 < D ≤ 0,20 Jelek (poor)
0,20 < D ≤ 0,40 Cukup (satisfactory)
0,40 < D ≤ 0,70 Baik (good)
0,70 < D ≤ 1,00 Baik Sekali (excellent)
D = negatif Tidak Baik
Arikunto (2009 : 218)

Berdasarkan analisis daya pembeda soal, diperoleh 16 soal dengan

kategori jelek, 19 soal dengan kategori cukup, 5 soal dengan kategori baik, dan

tidak ada soal dengan kategori baik sekali. Hasil secara lebih rinci dapat dilihat

pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Data Analisis Daya Pembeda


Kategori Nomor Soal
Jelek 2, 6, 8, 9, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 26, 28, 29, 31, 35, 36
Cukup 1, 3, 4, 5, 10, 11, 16, 19, 22, 24, 27, 30, 32, 33, 34, 37, 38, 39, 40
Baik 7, 12, 13, 23, 25
Baik Sekali -

3.5.2.5 Penentuan Instrumen

Penentuan instrumen angket dilakukan setelah analisis uji coba soal

dengan validitas dan reliabilitas.. Di antara 40 soal uji coba kemudian dipakai 31

soal untuk pretest dan posttest, yaitu soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, dan 39.

Penentuan instrumen tes tertulis dilakukan setelah analisis uji coba soal

dengan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Di antara 40

soal uji coba, dipakai 20 soal untuk pretest dan posttest, yaitu soal nomor 1, 4, 5,

7, 10, 12, 13, 16, 19, 22, 23, 24, 25, 27, 30, 32, 33, 34, 37, dan 39.
46

3.5.3 Analisis Hasil Penelitian

3.5.2.1 Analisis Tes Kecerdasan Majemuk

Kecerdasan majemuk setiap siswa dapat diketahui dari hasil tes kecerdasan

majemuk dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:

(1) Mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif berdasarkan Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Skor Pilihan Jawaban Tes Kecerdasan Majemuk


Pilihan Jawaban Skor
TP (Tidak pernah) 1
J (Jarang) 2
KD (Kadang-kadang) 3
SR (Sering) 4
SL (Selalu) 5
(2) Menjumlahkan skor untuk setiap kecerdasan, yaitu linguistik, musikal, logis-

matematis, spasial, kinestik, intrapersonal, interpersonal, dan natural pada

setiap siswa.

(3) Mengelompokkan tingkat kecerdasan majemuk siswa berdasarkan kategori

berikut:

Skor ≤ 15 : Tinggi

15 < Skor < 27 : Sedang

Skor ≥27 : Rendah (Rogers Indicator of Multiple Intelligences)

(4) Menentukan kecerdasan dominan berdasarkan urutan tiga atau empat skor

tertinggi yang diperoleh siswa.

(5) Menjumlahkan kecerdasan dominan siswa dalam satu kelas.


47

3.5.2.2 Analisis Uji Kelayakan

Uji kelayakan dilakukan validator dengan mengisi angket yang telah disediakan.

Berikut adalah langkah-langkah penilaian:

(1) Menghitung jumlah skor penilaian dari masing-masing validator. Skor

maksimal adalah 3 dan skor minimal adalah 1.

(2) Menjumlahkan skor yang diberikan oleh masing-masing validator.

(3) Menentukan kriteria kevalidan dengan menggunakan penilaian tiga kategori,

“Kurang Layak”, “Cukup Layak”, dan “Layak” sesuai dengan pengelompokan

skor. Karena jumlah soal yang digunakan sejumlah 15 butir, maka skor

minimum adalah 15 dan skor maksimum adalah 45. Rentangan skor dibagi

menjadi tiga sama besar, yaitu seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Kriteria Kelayakan Produk


Kriteria Skor
Layak 36 – 45
Cukup Layak 26 – 35
Kurang Layak 15 – 25
(Arikunto, 2005: 271)

3.5.2.3 Analisis Angket Motivasi Belajar

Untuk mengetahui motivasi belajar siswa, digunakan angket. Berikut adalah

langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis angket:

(1) Mengubah data kualitatif menjadi kuantitatif dengan kategori berikut:


48

Tabel 3.9 Skor Pilihan Jawaban Angket Motivasi Belajar


Skor
Pilihan Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
STS (Sangat Tidak Setuju) 1 4
TS (Tidak Setuju) 2 3
S (Setuju) 3 2
SS (Sangat Setuju) 4 1

(2) Menjumlahkan jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa

(3) Menentukan kriteria motivasi siswa menggunakan penilaian tiga kategori,

“Tinggi”, “Cukup”. dan “Rendah” sesuai dengan pengelompokan skor.

Karena jumlah soal yang digunakan sejumlah 31 butir, maka skor minimum

adalah 31 dan skor maksimum adalah 155. Rentangan skor dibagi menjadi tiga

sama besar, yaitu:

Tabel 3.10 Kriteria Motivasi Belajar


Kriteria Skor
Tinggi 93 – 124
Cukup 62 – 92
Rendah 31 – 61
(Arikunto, 2005: 271)

3.5.2.4 Analisis Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dapat dihitung dengan rumus berikut:

%= 100% …. (3.9)

Keterangan:

Np% = persentase skor

p = jumlah benar

N = jumlah soal
49

3.5.2.5 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis

berdistribusi normal atau tidak. Uji ini digunakan pada data motivasi dan hasil

belajar. Berikut adalah rumus yang digunakan:

  2
k
 f 0  f h 2 ... (3.10)
i 1 fh

Keterangan :

2 = chi kuadrat

fh = frekuensi yang diharapkan

fo = frekuensi pengamatan

k = jumlah kelas interval

Hasil chi kuadrat data kemudian dibandingkan dengan tabel chi kuadrat dengan

signifikan 5%, kemudian ditarik kesimpulan. Jika < maka data

berdistribusi normal. Hasil analisis uji normalitas data disajikan pada Lampiran 38

dan 39 untuk data motivasi belajar dan Lampiran 33 dan 34 untuk data hasil

belajar.

3.5.2.6 Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan motivasi dan

hasil belajar siswa setelah mengalami pembelajaran dengan strategi KM.

Hipotesis pertama mengenai peningkatan motivasi, yaitu:

H0 : Motivasi belajar siswa setelah penerapan strategi pembelajaran Fisika

berdasarkan teori kecerdasan majemuk lebih rendah atau sama dengan

motivasi belajar sebelumnya (µ1 ≤ µ2).


50

Ha : Motivasi belajar siswa setelah penerapan strategi pembelajaran Fisika

berdasarkan teori kecerdasan majemuk lebih tinggi daripada motivasi

belajar sebelumnya (µ1 > µ2).

Hipotesis selanjutnya mengenai peningkatan hasil belajar, yaitu:

H0 : Hasil belajar siswa setelah penerapan strategi pembelajaran Fisika

berdasarkan teori kecerdasan majemuk lebih rendah atau sama dengan

motivasi belajar sebelumnya (µ1 ≤ µ2).

Ha : Hasil belajar siswa setelah penerapan strategi pembelajaran Fisika

berdasarkan teori kecerdasan majemuk lebih tinggi daripada hasil belajar

sebelumnya (µ1 > µ2).

Data yang digunakan dalam uji ini adalah nilai pre-test dan post-test.

Untuk menganalisis hasil eksperimen pre-test dan post-test one group design,

rumus yang digunakan adalah:

t= ….(3.11)

( )

dengan keterangan:

Md : mean dari perbedaan pre-test dengan post-test (post-test – pre-test)

xd : deviasi masing-masing subjek (d – Md)

∑x2d : jumlah kuadrat deviasi

N : subjek pada sampel

db : derajat kebebasan yang ditentukan dengan N – 1. (Arikunto, 2010: 349)


51

3.5.2.7 Uji Gain

Untuk melihat besarnya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa, dilakukan

uji gain. Persamaan uji gain menurut Scott adalah sebagai berikut:

<g> = %
…. (3.12)

Keterangan:

<g> = faktor gain

<Spre> = skor rata-rata tes awal (%)

<Spost> = skor rata-rata tes akhir (%)

Kriteria faktor gain <g>:

g > 0,7 = tinggi

0,3 < g < 0,7 = sedang

g < 0,3 = rendah (Wiyanto, 2008: 86)


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Strategi Pembelajaran Fisika Berdasarkan Teori Kecerdasan

Majemuk Materi Lensa

Strategi pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan majemuk adalah

perencanaan tentang rangkaian kegiatan pembelajaran yang didesain dengan

menyesuaikan dengan kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa. Dari 5

komponen strategi pembelajaran yang dicetuskan oleh Dick dan Carey, demi

efisiensi waktu hanya dikembangkan 3 komponen, yaitu kegiatan pendahuluan,

penyampaian informasi, serta partisipasi peserta didik. Strategi pembelajaran

fisika yang dikembangkan kali ini mencakup materi lensa yang diajarkan pada

siswa SMP kelas VIII.

Dalam proses pembuatan strategi pembelajaran kecerdasan majemuk,

langkah awal yang ditempuh adalah melakukan tes kecerdasan majemuk siswa.

Analisis hasil tes dijadikan acuan dalam mendesain strategi pembelajaran. Pada

analisis untuk mengetahui kecerdasan majemuk per siswa, dipilih tiga jenis

kecerdasan dengan skor tertinggi. Ketiga jenis kecerdasan ini dikenal dengan

istilah three code (Musrofi, 2010). Dalam proses pengolahan data ditemukan

beberapa siswa yang memiliki skor yang sama pada beberapa jenis kecerdasan.

Khusus untuk keadaan ini, penulis menentukan empat kecerdasan yang dominan.

52
53

Kecerdasan dominan per siswa dijumlah sehingga didapatkan urutan

kecerdasan yang paling mendominasi dalam kelas. Berikut adalah hasil tes

kecerdasan majemuk kelas VIII C dan VIII D yang disajikan pada Gambar 4.1.

KECERDASAN MAJEMUK KELAS VIII C & VIII D


40
35
30
25
20
15
10
5
0

Gambar 4.1 Kecerdasan Majemuk Kelas VIII C dan VIII D

Berdasarkan hasil tes tersebut, tujuh kecerdasan dilibatkan dalam rencana

pembelajaran, yaitu kecerdasan intrapersonal, interpersonal, kinestik, spasial,

linguistik, musikal, dan logis matematis. Kecerdasan naturalis tidak dilibatkan

karena jumlah skornya relatif rendah dibandingkan dengan kecerdasan yang lain.

Kecerdasan logis-matematis juga relatif rendah, namun karena kecerdasan ini

memiliki keterkaitan yang erat dengan pelajaran IPA, maka tetap dilibatkan.

Setelah menentukan kecerdasan yang dilibatkan, langkah selanjutnya adalah

menjawab pertanyaan kunci KM yang disesuaikan dengan materi dan tujuan

pembelajaran. Jawaban pertanyaan kunci KM tersebut diuraikan pada Gambar

4.2. Jawaban pertanyaan kunci KM tersebut dijadikan acuan dalam membuat

strategi dan menetapkan metode pembelajaran.


54

Gambar 4.2 Jawaban Pertanyaan Kunci KM


Komponen pertama dalam strategi pembelajaran adalah kegiatan pra

pengajaran. Kegiatan ini dibagi menjadi empat, yaitu zona alfa, warm up, pre-

teach, dan scene setting yang disajikan secara ringkas dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Desain Strategi Komponen Kegiatan Prapengajaran


Sub Perte- Alokasi
Ranah Alat dan
Prapenga- muan Kegiatan Waktu
Kecerdasan Bahan
jaran
Laptop,
Guru menayangkan video 6 menit
video,
1 Visual mengenai proses
perangkat
pembuatan lensa
LCD
Guru menayangkan Laptop,
cuplikan film boneka video, 6 menit
2 Visual
Zona Alfa yang terbakar oleh kaca perangkat
pembesar LCD
Slide
Guru menyajikan gambar powerpoint 6 menit
3 Visual berbagai macam lensa , laptop,
dengan kekuatan berbeda. seperangka
t LCD.
Siswa menjawab 3 menit
Warm up 1 Linguistik -
pertanyaan berantai
55

mengenai materi
pembiasan cahaya.
Guru menunjukkan lensa
dan siswa menebak jenis Berbagai
Visual, jenis lensa. 3 menit
2 lensa tersebut beserta
linguistik sifat cahaya yang
melewatinya.

Guru meminta beberapa


siswa untuk
menggambarkan
Papan tulis, 3 menit
3 Kinestik bayangan yang terbentuk
oleh benda pada lensa spidol.
cekung dan cembung di
papan tulis.

1 Guru menjelaskan 3 menit


prosedur kegiatan
Pre-teach 2 Linguistik pembelajaran yang akan - 3 menit
3 dilakukan. 3 menit
Guru memberitahu bahwa
kegiatan yang akan
dilakukan ini untuk
mengetahui jenis-jenis
1 lensa yang dibuat dalam 3 menit
cuplikan video yang
ditayangan pada zona
alfa.

Guru memberi tahu


bahwa kegiatan yang
akan dilakukan ini akan
Scene 2 menjawab pertanyaan - 3 menit
Linguistik mengapa boneka yang
Setting
ada dalam cuplikan film
bisa terbakar.

Guru memberi tahu


bahwa kegiatan yang
akan dilakukan ini akan
menjawab pertanyaan
3 mengapa mengapa 3 menit
kacamata yang digunakan
orang dalam gambar pada
slide berbeda-beda
ketebalannya.

Komponen kedua dan ketiga strategi pembelajaran yaitu penyampaian

informasi dan partisipasi siswa. Kedua komponen ini disajikan secara terpadu.
56

Setelah dipertimbangkan dengan keadaan kelas serta fasilitas sekolah, maka

diperoleh desain strategi yang secara ringkas disajikan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Desain Strategi Komponen Penyampaian Informasi dan Partisipasi


Siswa
Ranah Alat dan Alokasi
Strategi Materi Metode Waktu
Kecerdasan Bahan
Pengertian Kartu jenis
The Linguistik, lensa, Permainan, lensa,
Power interpersonal jenis-jenis lensa diskusi. berbagai jenis 20 menit
of Two beserta ciri- lensa, LDS.
cirinya.
Kartu
petunjuk
peran,
pemutar
Kinestik, Jalannya sinar
We’re Role playing, musik,
visual, pada lensa, sinar
The diskusi penanda 35 menit
musikal, istimewa pada
Light sumbu utama
interpersonal lensa.
dan letak
fokus (tali dan
kertas), LDS.

Petunjuk
melukis
bayangan
dalam bentuk
Visual,
lagu, gambar,
Choose musikal, Sifat bayangan
Diskusi dan video,
The linguistik, yang dibentuk 55 menit
kertas asturo
Area intrapersonal, oleh lensa.
A2, kertas
interpersonal.
berwarna 11 x
9 cm, spidol
berwarna

We Can
Find It Visual, logis- Praktikum Kit optik
Persamaan lensa 55 menit
Ourselv matematis lensa, LKS.
es

Inti dari strategi The Power of Two adalah permainan kartu gabungan kata.

Untuk memperoleh gabungan kata sehingga memiliki makna, siswa harus mencari

pasangan. Permainan kata adalah salah satu metode yang mendukung kecerdasan
57

linguistik sementara interaksi interpersonal dalam proses pencarian teman

pasangan mendukung kecerdasan interpersonal (Armstrong, 2004).

Alat dan bahan yang perlu dirancang lebih lanjut dalam strategi ini adalah

kartu jenis lensa. Kartu memiliki ukuran 7 x 6 cm dengan bagian belakang diberi

warna berbeda, yaitu merah, hijau, dan biru. Bagian depan kartu bertuliskan kata

beserta maknanya dalam bahasa Indonesia. Pemilihan jenis font disesuaikan

dengan makna yang disampaikan. Pada kartu Bi / dua, font yang digunakan adalah

GautsMotelLowerLeft. Font ini memberi kesan huruf-hurufnya ada dua.

Sedangkan kartu Plan / datar menggunakan font Broadway yang memberikan

kesan datar. Untuk kartu konkaf / cekung, font yang digunakan adalah Engravers

MT dengan hurufnya yang terlihat cekung. Kartu konveks / cembung

menggunakan font bubblegums yang terlihat cembung.

Gambar 4.3 Kartu Jenis Lensa

Strategi kedua yaitu strategi We’re The Light. Inti dari strategi ini adalah

siswa berperan sebagai cahaya yang melewati lensa dengan panduan kartu
58

petunjuk peran. Mereka melakukannya secara berkelompok dengan iringan musik.

Teater kelas atau permainan peran adalah salah satu metode yang melibatkan

kecerdasan kinestik siswa, yaitu siswa dapat memerankan teks, soal atau materi

lain yang dipelajari dengan mendramakan isinya (Armstrong, 2004). Permainan

peran ini dilakukan secara berkelompok sehinggga mendukung kecerdasan

interpersonal. Sebagai panduan, tiap kelompok memperoleh kartu petunjuk peran

berupa gambar seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4. Menurut Mifzal (2012:

53), penggunaan gambar sebagai media merupakan metode yang tepat untuk anak

dengan kecerdasan visual. Selain itu, strategi ini juga mendukung kecerdasan

musikal karena penggunaan musik sebagai pengiring ketika siswa menampilkan

perannya.

Gambar 4.4 Desain Kartu Petunjuk Peran

Strategi yang ketiga adalah Choose The Area. Inti dari strategi ini yaitu

siswa dapat memilih sendiri area belajar yang telah disediakan dan bereksplorasi

dengan berbagai sumber materi. Setelah bereksplorasi, siswa mendiskusikan hasil

eksplorasi dan mengerjakan tugas secara berkelompok. Pada dasarnya strategi ini

didesain agar siswa memiliki kesempatan untuk membuat keputusan sendiri


59

mengenai pengalaman belajarnya. Menurut Armstrong (2004: 126), pemberian

pilihan pada siswa adalah prinsip dasar pendidikan dan sekaligus merupakan

strategi pengajaran interpersonal yang spesifik. Diskusi dan pengerjaan tugas

secara berkelompok dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa.

Area belajar yang dapat dipilih siswa yaitu area ruang lensa, area bahasa,

area visual, dan area musik. Pada area bahasa, petunjuk melukis bayangan dibuat

dalam bentuk instruksi tertulis seperti pada buku teks kebanyakan. Pada area

visual terdapat petunjuk melukis bayangan pada lensa cekung dan cembung

berupa video sebagaimana ditayangkan pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Petunjuk Melukis Bayangan Menggunakan Video


(Sumber video: http://www.youtube.com/watch?v=E2EmowDS0U4).
Pada area musik, petunjuk melukis bayangan dibuat dalam bentuk lagu

dengan melodi lagu What makes you beautifull oleh One Direction yang liriknya

telah diubah berisi materi pelajaran seperti yang disajikan pada Gambar 4.6 dan

Gambar 4.7.
60

Amatilah sifatnya
Melodi lagu: What makes you beautifull oleh 1D

Lensa cekung lensa cembung


Seperti apakah bayangan yang engkau bentuk?
Ayo coba melukisnya
Langkah pertama buatlah sumbu utama
Tentukan fokus 1 dan 2
Juga dua kali fokusnya

Reff:
Letakkan benda sesuai dengan jaraknya
Pilih dua dari tiga sinar utama
Lukis dan temukan titik perpotonganya
You now know oo…
Amatilah sifatnya
Gambar 4.6 Petunjuk Melukis Bayangan Menggunakan Lagu

Selain petunjuk melukis bayangan, terdapat pula lagu yang liriknya berisi

materi lensa beserta sifatnya untuk mempermudah siswa mengingat istilah yang

sering digunakan. Lagu ini menggunakan melodi lagu tradisional, yaitu Lir ilir.

Lensa Cembung Lensa Cekung


Melodi lagu: Lir-ilir

Lensa cembung… lensa cembung….


Disebut lensa konvergen
Sifatnya kumpulkan sinar
Menuju ke titik fokus
Lensa cekung…. Lensa cekung…
Selalu sebarkan sinar
Yang seolah dari fokus
Disebut lensa divergen

Lensa cembung konveks konvergen


Lensa cekung konkaf divergen
Yo diingat yo horeeeee….

Gambar 4.7 Lagu Materi Lensa dan Sifatnya

Menurut Armstrong (2004: 117), pengambilan inti dari apa pun yang

diajarkan dan mengemasnya dalam format berirama yang dapat dinyanyikan atau
61

disenandungkan merupakan salah satu strategi pembelajaran yang tepat untuk

kecerdasan musikal. Selain media gambar dan video, pendekatan kecerdasan

visual dalam strategi ini juga disediakan kertas dan spidol berwarna-warni yang

dapat digunakan siswa untuk melukis bayangan pada lensa. Karena menurut

Armstrong (2004: 116), siswa yang memiliki kecerdasan visual tinggi biasanya

peka terhadap warna.

Strategi yang keempat yaitu We Can Find It Ourself. Inti dari strategi ini

adalah siswa melakukan praktikum untuk menemukan persamaan lensa dengan

menggunakan panduan LKS yang dilengkapi dengan gambar. Menurut Mifzal

(2012: 52), eksperimen praktis, penyelesaian sesuatu secara bertahap,

penganalisisan dan penafsiran data merupakan metode pembelajaran yang dapat

mengembangkan kecerdasan logis-matematis yang dimiliki siswa. LKS yang

dilengkapi dengan gambar atau ilustrasi dapat mempermudah siswa dalam

melakukan praktikum dan mengambil data.

Keempat strategi yang telah disebutkan dikemas dalam panduan

penggunaan strategi pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan majemuk. Buku

panduan tersebut terdiri atas 14 halaman yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

bagian pendahuluan, isi, dan akhir. Bagian pendahuluan meliputi cover, kilasan

umum teori KM dan penerapannya dalam bidang pendidikan, serta prosedur

pelaksanaan strategi KM. Bagian isi berisi langkah-langkah penerapan strategi

pembelajaran berdasarkan teori KM materi lensa, yaitu The Power of Two, We’re

The Light, Choose The Area, dan We Can Find It Ourself. Bagian akhir
62

merupakan lampiran yang berisi media serta perangkat pembelajaran yang

diperlukan.

Gambar 4. 8 Cover Panduan Penggunaan Strategi Pembelajaran Berdasarkan


Teori Kecerdasan Majemuk.

4.1.2 Kelayakan Strategi Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, didapatkan skor kelayakan strategi

permbelajaran berdasarkan teori KM rata-rata mencapai 43 dari total indikator

yang dikembangkan, artinya strategi pembelajaran berdasarkan teori KM

termasuk dalam kriteria layak. Hasil uji kelayakan strategi pembelajaran

berdasarkan teori KM disajikan pada Tabel 4.3.


63

Tabel 4.3 Analisis Kelayakan Strategi Pembelajaran

VALIDATOR
NO STRATEGI KECERDASAN
I II III IV
Linguistik 3 3 3 2
1 The Power of Two
Interpersonal 3 3 3 3
Kinestik 3 3 3 3
Visual 3 3 3 3
2 We're The Light
Musikal 2 3 3 2
Interpersonal 3 3 3 3
Visual 3 3 2 3
Linguistik 3 3 3 3
3 Choose The Area Musikal 2 3 3 2
Intrapersonal 3 3 3 3
Interpersonal 3 3 3 3
We Can Find It Visual 3 3 3 3
4
Ourself Logis-matematis 3 3 3 3
5 Strategi bervariasi 3 3 3 3
6 Melibatkan kecerdasan majemuk 2 3 2 3
Total Skor 42 45 43 42
Persentase 93,33% 100 % 95,56% 93,33%
Kriteria Layak Layak Layak Layak

Dari analisis tabel di atas, diperoleh rata-rata total skor 43 dan persentase

95,56%. Berdasarkan saran dari validator, ada satu hal yang perlu dilakukan

perbaikan pada desain kartu petunjuk peran, yaitu perlunya ditambah keterangan

arah sinar datang. Hasil perbaikan desain ditampilkan pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Hasil Perbaikan I Desain Kartu Petunjuk Peran


64

4.1.3 Uji Skala Terbatas Strategi Pembelajaran

Uji skala terbatas dilakukan dengan menerapkan produk strategi

pembelajaran yang dikembangkan pada satu kelas, yaitu kelas VIII F untuk

mengetahui konidisi teknis yang dihadapi serta tanggapan siswa.

Pada pertemuan pertama diterapkan strategi The Power of Two dan We’re

The Light. Tingkat kesesuaian aspek kecerdasan majemuk dalam strategi

pembelajaran terhadap pengalaman siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Tanggapan Siswa Pertemuan I

Strategi The Power of Two Strategi We’re The Light


Linguistik Interpersonal Kinestik Visual Interpersonal Musikal
82.14% 96.43% 96.43% 85.71% 92.86% 100%

Sebanyak 86 % siswa menyukai pembelajaran karena tidak membosankan,

dilakukan secara berkelompok, dan dapat mempraktikkan materi. Siswa banyak

memberikan saran untuk perbaikan yang ditunjukkan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.5 Saran dari Siswa untuk Perbaikan Pertemuan I

Jumlah
Saran
(%)
Permainan dibuat lebih seru 28.57
Prosedur berperan cahaya diperjelas 17.86
Perbaikan jumlah anggota kelompok 7.14
Perbanyak diskusi 7.14
Materi dikurangi 7.14
Gambar peran diperbaiki 7.14
Perbanyak film 7.14
Permainan outdor 7.14
Ditambah materi 3.57
Kegiatan yang melibatkan gerak ditambah 3.57
Musik diperbanyak 3.57
65

Dengan mempertimbangkan tanggapan dan saran tersebut, maka ada

beberapa hal yang perlu diperbaiki. Hal tersebut meliputi prosedur pembelajaran

yang harus dijelaskan secara lebih terperinci, perbaikan gambar pada kartu

petunjuk peran agar lebih menarik, serta pembatasan jumlah anggota setiap

kelompok yaitu maksimal 6 orang pada penerapan strategi pembelajaran The

Power of Two.

Gambar 4. 10 Hasil Perbaikan II Desain Kartu Petunjuk Peran

Pada pertemuan kedua diterapkan strategi Choose The Area. Tingkat

kesesuaian aspek kecerdasan majemuk dalam strategi pembelajaran terhadap

pengalaman siswa dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Tanggapan Siswa Pertemuan II

Strategi Choose The Area


Interpersonal Linguistik Visual Intrapersonal Musikal
96.43% 100% 100% 100% 96.43%

Sejumlah 96 % siswa menyukai pembelajaran karena menyukai media

lagu dan video, tidak membosankan, dan penggunaan berbagai macam warna.

Saran yang diberikan siswa untuk pertemuan ini ditunjukkan pada Tabel 4.7.
66

Tabel 4.7 Saran dari Siswa untuk Perbaikan Pertemuan II

Jumlah
Saran
(%)
Prosedur pembelajarannya diperjelas 28.57
Tidak ada yang perlu diperbaiki 25.00
Ditambah musik instrumental sebagai pengiring 14.29
Peralatan setiap zona disusun lebih rapi 10.71
Ditambah lagu yang keren 7.14
Ditambah lagi waktunya 7.14
Perbanyak film & video 7.14

Setelah melakukan uji skala terbatas pada satu kelas, terdapat beberapa hal

yang perlu diperbaiki. Hal tersebut adalah perlunya musik instrumental yang

dapat diputar sebagai pengiring ketika siswa bernyanyi. Hal yang perlu diperbaiki

selanjutnya lebih bersifat teknis, yaitu prosedur pembelajaran yang perlu

dijelaskan lebih terperinci serta pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan

siswa.

Pertemuan ketiga yaitu penerapan strategi We Can Find It Ourself. Tingkat

kesesuaian aspek kecerdasan majemuk dalam strategi pembelajaran terhadap

pengalaman siswa dapat dilihat pada Tabel 4.8..

Tabel 4.8 Tanggapan Siswa Pertemuan III

Strategi We Can Find Ourself


Visual Logis-Matematis
100% 100%

Sebanyak 100 % siswa menyukai pembelajaran ini karena kegiatan praktikum

yang menurut mereka menarik serta petunjuk dengan gambar mudah dimengerti. Siswa

banyak memberikan saran untuk perbaikan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.9.
67

Tabel 4.9 Saran dari Siswa untuk Perbaikan Pertemuan III

Jumlah
Saran
(%)
Tidak ada yang perlu diperbaiki 46.43
Prosedur pembelajarannya diperjelas 25.00
Lanjutkan model yang seperti ini 21.43
Peralatan disusun lebih rapi 3.57
Gambar dibuat lebih menarik 3.57

Sebagian besar siswa berpendapat bahwa tidak ada yang perlu diperbaiki

dalam pembelajaran ini, namun secara teknis, prosedur pembelajaran perlu untuk

dijelaskan lebih rinci.

4.1.4 Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar siswa dianalisis dengan uji t dan uji gain. Untuk

mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan

strategi pembelajaran berdasarkan teori KM, digunakan uji t. Analisis uji t

menghasilkan harga t = 9,89. Berdasarkan t tabel, harga t untuk α = 5% dengan dk

= 54 – 1= 53 adalah 1,67. Karena harga t yang diperoleh berada pada daerah

penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa saat post-

test lebih tinggi daripada pre-test. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar

siswa mengalami peningkatan setelah pembelajaran dengan menggunakan strategi

pembelajaran berdasarkan teori KM.

Rata-rata skor pre-test dan post-test siswa adalah 74,59 dan 85,06.

Berdasarkan analisis data menggunakan uji gain, diperoleh peningkatan motivasi

belajar sebesar 0,41 yang menunjukkan peningkatan sedang. Motivasi belajar


68

siswa sebelum dan setelah pembelajaran dengan strategi berdasarkan teori KM

disajikan pada Gambar 4.11.

Motivasi Belajar Siswa


90
85
80
75
70
65
Pre Test Pos Test

Gambar 4.11 Grafik Motivasi Belajar Siswa


Pengukuran motivasi belajar terdiri atas beberapa indikator, yaitu

perhatian, relevansi, keyakinan, dan kepuasan. Peningkatan indikator motivasi

dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Gambar 4.12.

Tabel 4.10 Peningkatan Indikator Motivasi Belajar

Indikator Motivasi Pre-test Post-test Peningkatan


Perhatian 62.06 75.50 13.44
Relevansi 71.77 75.13 3.36
Keyakinan 66.00 71.22 5.22
Kepuasan 58.10 75.00 16.90

Motivasi Belajar Siswa


80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00 Pre-test
20.00
10.00 Post-test
0.00
Perhatian Relevansi Keyakinan Kepuasan

Indikator Motivasi Belajar

Gambar 4.12 Grafik Motivasi Belajar Siswa Per Indikator


69

4.1.5 Hasil Belajar Kognitif

Penguasaan materi dianalisis dengan uji t dan uji gain. Untuk mengetahui

perbedaan hasil belajar kognitif siswa sebelum dan setelah menggunakan strategi

pembelajaran berdasarkan teori KM, digunakan uji-t. Analisis uji t menghasilkan

harga t = 17,26. Berdasarkan t tabel, harga t untuk α = 5% dengan dk = 54 – 1 =

53 adalah 1,67. Karena harga t yang diperoleh berada pada daerah penolakan Ho,

maka dapat disimpulkan bahwa hasil post-test lebih tinggi daripada pre-test.

Rata-rata nilai pre-test dan post-test siswa adalah 54,72 dan 80,93.

Berdasarkan analisis data menggunakan uji gain diperoleh peningkatan hasil

belajar kognitif sebesar 0,58 yang menunjukkan peningkatan sedang. Perbedaan

hasil belajar kognitif siswa sebelum dan setelah pembelajaran dengan strategi

berdasarkan teori KM disajikan pada Gambar 4.13.

Hasil Belajar Kognitif Siswa


100
90
80
70
60
50 Pre-test
40 Post-test
30
20
10
0
Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah

Gambar 4.13 Grafik Hasil Belajar Kognitif Siswa


70

4.2 Pembahasan

Dalam proses pengembangannya, strategi pembelajaran fisika berdasarkan

teori KM mengalami beberapa kali revisi. Revisi pertama dilakukan berdasarkan

saran validator, sedangkan revisi kedua dilakukan berdasarkan hasil uji coba pada

skala terbatas. Banyak saran yang disampaikan oleh validator untuk perbaikan

namun karena beberapa pertimbangan tidak semuanya bisa terpenuhi. Begitu pula

saran yang diajukan oleh siswa.

Untuk strategi We’re The Light pada aspek musikal, validator menyarankan

agar siswa diperbolehkan memilih sendiri musik pengiring saat mereka

menampilkan perannya namun hal ini tidak dilaksanakan dengan pertimbangan

efisiensi waktu sehingga musik pengiring tetap disediakan oleh peneliti. Demikian

pula dengan aspek musikal strategi Choose The Area, validator menyarankan agar

digunakan lagu yang sedang populer di kalangan siswa agar siswa lebih tertarik.

Menurut pendapat validator, lagu dengan melodi Lir-ilir kurang menumbuhkan

ketertarikan siswa, namun peneliti tetap menggunakan lagu tersebut karena

melodinya mudah diingat dan sudah sesuai dengan materi yang disampaikan.

Pada pelaksanaan uji coba skala terbatas, sebagian besar kendala yang

ditemui adalah masalah teknis. Di setiap strategi, siswa menyarankan agar

prosedur pembelajaran dijelaskan lebih rinci. Hal ini terjadi karena siswa masih

merasa asing dengan strategi pembelajaran berdasarkan teori KM yang belum

umum digunakan sehingga diperlukan pengenalan dan penjelasan terlebih dahulu.

Kendala ini dapat diatasi jika guru terlebih dahulu menjelaskan prosedur

pembelajaran sampai siswa benar-benar mengerti. Penjelasan sebaiknya tidak


71

hanya di awal saja, ketika menjalankan proses pembelajaran guru juga mengawasi

dan membimbing kegiatan yang dilakukan siswa.

Setelah ditemukan solusi atas berbagai kendala yang dihadapi pada saat

pelaksanaan uji coba skala terbatas, selanjutnya produk strategi pembelajaran

berdasarkan teori KM diterapkan pada skala luas, yaitu dua kelas. Penerapan

strategi pembelajaran pada skala luas dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala

yang berarti.

Berdasarkan hasil uji-t, motivasi belajar siswa setelah mengalami proses

pembelajaran dengan strategi berdasarkan teori KM lebih tinggi daripada

sebelumnya. Dengan menggunakan uji gain, diketahui bahwa peningkatan

motivasi belajar siswa termasuk dalam kriteria sedang. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan Sugiharti (2005) yang menyatakan bahwa secara

keseluruhan, pembelajaran berdasarkan teori KM mampu menciptakan rasa

belajar fisika yang menyenangkan yang pada akhirnya diharapkan akan

meningkatkan minat dan motivasi siswa pada pelajaran fisika. Rasa ketertarikan

terhadap proses pembelajaran terjadi pada siswa dan guru. Andronic & Andronic

(2012) menyatakan bahwa jika guru mengajar dengan aktivitas berdasarkan teori

KM, selain motivasi belajar siswa meningkat, proses belajar mengajar juga

menjadi lebih menarik bagi guru dan siswa.

Pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga dalam penelitian ini, presentase

siswa yang menyukai proses pembelajaran dengan menggunakan strategi KM

terus meningkat, yaitu berturut-turut 86%, 96%, dan 100 %. Dari keempat

indikator yang digunakan pada angket motivasi belajar, yang mengalami


72

peningkatan paling besar adalah kepuasan. Ini artinya rasa suka terhadap proses

pembelajaran dengan menggunakan strategi KM membuat siswa merasa puas

yang akan berpengaruh terhadap tingkatan motivasi belajar. Sesuai dengan

pendapat Sugiharti (2005), metode pengajaran fisika yang kreatif dan aplikatif

berdasarkan penerapan teori KM ternyata dapat meningkatkan aktivitas dan rasa

senang para siswa terhadap mata pelajaran fisika karena diterapkan cara-cara

belajar fisika yang menarik dan sangat menyenangkan serta sesuai dengan

kecerdasan yang mereka miliki.

Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat prestasi

belajarnya (Sardiman, 2007 : 86). Dengan meningkatnya motivasi belajar siswa,

maka hendaknya memberikan peningkatan terhadap hasil belajar pula. Nasution

(2000: 73) menyatakan, anak yang memiliki intelegensi tinggi mungkin saja gagal

dalam pelajaran karena kekurangan motivasi. Hasil yang baik tercapai dengan

motivasi yang kuat. Berdasarkan uji t hasil belajar kognitif siswa, skor post-test

siswa lebih tinggi daripada skor pre-test. Dengan menggunakan uji gain, diketahui

peningkatan hasil belajar kognitif siswa termasuk dalam kriteria sedang.

Peningkatan hasil belajar ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran

berdasarkan teori KM efektif digunakan sebagai alternatif strategi pembelajaran

fisika pada siswa kelas VIII. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Xie, J & Lin,

R. (2009) yang menemukan bahwa penerapan teori KM dalam strategi

pembelajaran dapat meningkatkan keefektifan kegiatan belajar mengajar.


73

4.3 Kelebihan Strategi Pembelajaran Fisika Berdasarkan Teori

Kecerdasan Majemuk

Dalam penerapannya, strategi pembelajaran fisika berdasarkan teori

kecerdasan majemuk memiliki kelebihan daripada strategi pembelajaran yang

lain, yaitu:

(1) Kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan ragam kecerdasan yang

dimiliki oleh siswa memunculkan semangat belajar dan rasa percaya diri pada

setiap siswa karena mereka dapat mempelajari fisika sesuai dengan talenta.

(1) Metode yang digunakan bervariasi sehingga siswa tidak mudah bosan.

(2) Suasana kelas lebih hidup dan aktivitas siswa tinggi.

(3) Memberikan kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran.

4.4 Kekurangan Strategi Pembelajaran Fisika Berdasarkan

Teori Kecerdasan Majemuk

Selain berbagai kelebihan, ada juga beberapa kelemahan yang ditemukan

dalam menerapkan strategi ini, di antaranya adalah:

(1) Diperlukan waktu yang lebih daripada yang telah dialokasikan, padahal

kegiatan pembelajaran hanya mencakup sedikit konsep.

(2) Guru membutuhkan alat dan bahan yang relatif banyak serta harus

meluangkan waktu ekstra untuk mempersiapkannya.

(3) Adakalanya siswa bernyanyi atau berdiskusi dengan semangat dan suara yang

keras sehingga dapat menggangu konsentrasi guru dan siswa yang berada di

kelas lain.
BAB 5

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Telah dikembangkan strategi pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan

majemuk untuk materi lensa. Strategi pembelajaran ini dikemas dalam bentuk

buku panduan yang terdiri dari 14 halaman yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

bagian awal, isi, dan akhir. Bagian awal berisi cover, kilasan umum teori KM dan

penerapannya dalam bidang pendidikan, serta prosedur pelaksanaan strategi KM.

Bagian isi berisi langkah-langkah penerapan strategi pembelajaran berdasarkan

teori KM sub bab lensa yang terdiri dari beberapa komponen strategi

pembelajaran. Komponen strategi pembelajaran kegiatan prapengajaran terbagi

menjadi empat, yaitu zona alfa, warm up, pre-teach, dan scene setting. Komponen

strategi pembelajaran penyampaian informasi dan partisipasi siswa disajikan

secara terpadu, yaitu The Power of Two, We’re The Light, Choose The Area, dan

We Can Find It Ourself. Bagian akhir merupakan lampiran yang berisi media

serta perangkat pembelajaran yang diperlukan.

Berdasarkan uji validasi ahli, strategi pembelajaran fisika berdasarkan

teori KM yang dikembangkan sesuai dengan teori KM dan layak untuk

diterapkan. Persentase siswa pada kelas uji coba skala terbatas yang menyukai

pembelajaran dengan menggunakan strategi KM ini semakin meningkat dari

pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga, yaitu 86%, 96%, dan 100 %.

74
75

Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dalam taraf sedang.

Peningkatan yang paling tinggi ada pada indikator tingkat kepuasan siswa terhadap

pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran KM dapat

memberikan kepuasan kepada siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar.

Motivasi yang lebih baik dapat memberikan dampak bagi hasil belajar kognitif siswa.

Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar. Meskipun taraf peningkatannya

masih dalam kategori sedang, pembelajaran dengan strategi KM terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang peneliti sampaikan

kepada para pengembang strategi pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan

majemuk. Dikarenakan waktu yang kurang memadai, penelitian ini hanya

mengembangkan beberapa komponen strategi pembelajaran saja. Alangkah baiknya

jika strategi pembelajaran berdasarkan teori KM ini dikembangkan untuk komponen

strategi lain yang belum dikembangkan pada penelitian ini, yaitu komponen tes dan

kegiatan lanjutan. Strategi pembelajaran berdasarkan teori KM juga dapat

dikembangkan untuk materi fisika yang lain dengan variasi kecerdasan yang lain pula

dengan mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia. Pada uji validasi, sebaiknya

pakar atau validator melihat langsung proses pembelajaran dan bagaimana strategi

diterapkan agar lebih mudah untuk menilai.


76

Dalam penerapannya, guru perlu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai demi efisiensi waktu. Ketika proses

pembelajaran berlangsung, sebaiknya siswa diberikan penjelasan mengenai langkah

pembelajaran secara terperinci pada awal pembelajaran dan dibimbing dalam agar

proses pembelajaran berjalan tertib dan teratur. Siswa juga sebaiknya diminta untuk

disiplin dalam proses pembelajaran, terutama pada saat diskusi dan bernyanyi agar

tidak mengganggu kelas lain.


DAFTAR PUSTAKA

Andronic, A.O. & R.L. Andronic. 2012. Multiple Intelligences and Learning
Regarding Students – An Experimental Approach. Review of the Air Force
Academy, 20 (1) : 97-102. Tersedia di www.afahc.ro/revista/Nr_1_2012/
Articol_Andronic_Andronic.pdf [diakses 1 Agustus 2013].

Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2009. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Armstrong, T. 2004. Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligences di


Dunia Pendidikan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Armstrong, T. 2005. Setiap Anak Cerdas!: Panduan Membantu Anak Belajar Dengan
Memanfaatkan Multiple Intelligence-nya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Baharrudin & E.N. Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.

Bryan, R.R., S.M. Glynn & Julie M. K. 2011. Motivation, Achievement, and
Advanced Placement Intent of High School Students Learning Science. Wiley
Periodicals, Inc. Sci Ed: 1 – 17. Tersedia di www.coe.uga.edu [diakses 13-7-
2013].

Chaplin, J.P. 2008. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Chatib, M. 2012. Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua
Anak Juara. Bandung: Kaifa.

Deta, U.A. & N. Suprapto. 2012. Pembelajaran Fisika Model Diskusi Ditinjau dari
Kecerdasan Intrapersonal Siswa. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya, 2
(1): 30-36. Tersedia di http://fisikaunesa.net [diakses 1-2-2013].

Djiwandono, S. E. W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Hamalik, O. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.


Jakarta: Bumi Aksara.

77
78

Harianto, E. 2011. Character Bulding for Teens. Yogyakarta: Leutika Prio.

Hayat, B. & S. Yusuf. 2010. Benchmark Internasional Mutu Pendidikan. Jakarta:


Bumi Aksara.

Jasmine, J. 2007. Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk. Bandung: Nuansa.

Kanginan, M. 2007. IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.

Mifzal, A. 2012. Strategi Pembelajaran untuk Anak Kurang Berprestasi. Yogyakarta:


Javalitera.

Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan


Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.

Musrofi, M. 2010. Melesatkan Prestasi Akademik Siswa: Cara Praktis Meningkatkan


Akademik Siswa Tanpa Kekerasan dan Tanpa Harus Menambah Jam Belajar.
Yogyakarta: Insan Madani.

Nasution, S. 2000. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ozdemir, P., S. Guneysu, & C. Tekkaya. 2006. Enhancing Learning Through


Multiple Intelligences. Journal Biology Education, 40 (2): 74-78. Tersedia di
www33.homepage.villanova.edu [diakses 11-7-2013].

Rifa’I, A. & C.T. Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.

Sahala, S. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan


Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana.

Sardiman A.M. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Serway, R. A. & R.A. Jewett. 2004. Physics for Scientists and Engineers. Tersedia di
http://echsphysics.wikispaces.com/file/view/APPhysicsCH1.pdf/181505849/A
PPhysicsCH1.pdf [diakses 25-6-2013].
79

Sudjana, N. 2004 Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Sugiharti, P. 2005. Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika.


Jurnal Pendidikan Penabur. 5/4: 29-42. Tersedia di 202.147.254.252/
files/29-42-Penerapan%20Teori%20Multiple%20Intelligence%20dalam%20
Pembelajaran%20Fisika.pdf [diakses 16-6-2011].

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Sunardi. 2009. Hambatan Siswa SMP dalam Belajar IPA-Fisika. Online. Tersedia di
http://smpn1banjarmasin.sch.id/index.php/artikel/14-artikel- [diakses 27-6-
2013].

Strope, V. 2008. Impact of Multiple Intelligences on Student Motivation. Tersedia di


www.ed.psu.edu/educ/pds/teacher-inquiry/2008/stropev.pdf [diakses1-8-
2013].

The Rogers Indicator of Multiple Intelligences. Online www.personal.psu.edu/


users/b/x/bxb11/MI/RIMI.pdf [diakses 9-1-2013].

TIMSS & PIRLS International Study Center. 2011. TIMSS International Results in
Science, Chapter 1. Tersedia di http://timssandpirls.bc.edu/timss2011
/international-results-science.html [diakses 1-3-2013].

Tipler, P. A. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik. Volume II. Translated by
Soegidjono, B. 2001. Jakarta: Erlangga.

Uno, H.B. 2008. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan aktif. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, H.B. & Umar, M.K. 2010. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran:
Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan. Jakarta: Bumi Aksara.

Uzoğlu, M & E. Büyükkasap. 2011. The Relationship Between Seventh Grade


Students' Intelligence Areas and Their Academic Success in Science and
Mathematics. Journal of Turkish Science Education, 8 (3): 124-137. Tersedia
di http://www.tused.org [diakses 11-07-2013].
80

Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu tinjauan


Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi aksara.

Xie, J & R. Lin. 2009. Research on Multiple Intelligences Teaching and Assesment.
Asian Journal of Management and Humanity Sciences, 4 (3-4) : 106-124.
Tersedia di www.asia.edu.tw [diakses 25-6-2013].

Yulianti, D. & Wiyanto. 2009. Perencanaan Pembelajaran Inovatif. Bahan Ajar


Pendidikan Profesi Guru Prodi Pendidikan Fisika. Semarang: UNNES.

Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium.


Semarang: Unnes Press.
81

Lampiran 1

Kisi-Kisi Tes Kecerdasan Majemuk

Jumlah
No Kecerdasan Nomor
Soal
1 Linguistik 1, 9, 17, 25, 33, 41, 49 7
2 Musikal 2, 10, 18, 26, 34, 42, 50 7
3 Logis-matematis 3, 11, 19, 27, 35, 43, 51 7
4 Visual 4, 12, 20, 28, 36, 44, 52 7
5 Kinestik 5, 13, 21, 29, 37, 45, 53 7
6 Intrapersonal 6, 14, 22, 30, 38, 46, 54 7
7 Interpersonal 7, 15, 23, 31, 39, 47, 55 7
8 Natural 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56 7
Jumlah Butir 56
82

Lampiran 2

TES KECERDASAN MAJEMUK

Nama :____________________ Hari/tanggal :____________________

No. Absen :____________________ Kelas :____________________

Petunjuk:

1. Pada angket berikut terdapat 56 butir pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap


pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari.
Berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu!
2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya. Jangan
terpengaruh oleh jawaban terhadap pernyataan lain maupun jawaban orang lain!
3. Catat tanggapanmu pada kolom yang tersedia dengan memberikan tanda check (√)
sesuai keterangan pilihan jawaban!

TP = Tidak Pernah

J = Jarang

KD = Kadang-kadang

No. Pernyataan Pilihan Jawaban


TP J KD SR SL
1. Saya peka terhadap tata bahasa dan menyeleksi
kata-kata yang akan saya gunakan ketika menulis
ataupun berbicara dengan orang lain.
2. Saya menikmati berbagai aliran musik dan dapat
menghargai gaya dari musisi yang berbeda
3. Teman-teman meminta bantuan saya ketika mereka
menemui masalah dalam matematika atau
perhitungan
4. Saya memiliki feeling untuk menentukan di mana
arah utara, selatan, dll
5. Saya dapat mengendalikan tubuh saya dengan
mudah dan memiliki gerak refleks yang cepat
6. Saya berfikir tentang kehidupan dan masa depan
saya
83

7. Saya memahami suasana hati, sifat, dan niat orang


lain yang tersembunyi.
8. Saya adalah pecinta alam yang selalu memiliki minat
tinggi dalam berinteraksi dengan alam kapanpun dan
dimanapun saya bisa.
9. Saya yakin dapat mengekspresikan diri dalam kata-
kata secara tertulis dan lisan baik secara pribadi
maupun berada di depan orang banyak
10. Saya memahami dasar musik seperti ritme, harmoni,
akord dan kunci
11. Pelajaran yang saya sukai adalah matematika atau
fisika.
12. Saya pintar bermain teka teki menyusun potongan
gambar, membaca pola, dan bagan dengan baik
13. Tangan saya terampil dan saya menikmati hobi
membuat karya yang terbuat dari kayu, kerajinan
dari barang bekas, membuat bros atau gantungan
kunci, dll
14. Saya menyukai tes profil kepribadian dan cara lain
untuk mencari tahu tentang diri saya
15. Saya memberi masukan atau membantu orang lain
untuk memecahkan masalah mereka.
16. Saya tertarik dalam hal bertani, berkebun,
memancing ikan, melihat burung, hutan dan
peternakan
17. Saya menyukai pelajaran bahasa, baik itu Bahasa
Indonesia, Bahasa Daerah maupun bahasa asing.
18. Saya suka menciptakan lagu atau melodi
19. Saya bisa menghitung dengan cepat dan tepat di
‘luar kepala’.
20. Saya lebih suka memahami cara kerja sesuatu
melalui gambar atau diagram
21. Saya unggul dalam kegiatan fisik seperti olahraga
atau tari
22. Saya menyadari perasaan, emosi, dan keyakinan diri
sendiri dalam berbagai situasi.
23. Saya mengerti sesuatu yang bisa memotivasi orang
lain, bahkan ketika mereka mencoba untuk
menyembunyikannya
24. Saya terpesona dengan serangga, tanaman, burung,
pohon, ular, katak, bunga, daun, kadal, serangga,
84

siput, dll, di lingkungan alami


25. Saya bisa menggunakan kata-kata lisan ataupun
tulisan untuk mempengaruhi orang dengan efektif
26. Saya akan senang apabila diberi kesempatan untuk
tampil dalam pertunjukan musik, seperti bernyanyi
atau bermain alat musik di depan penonton
27. Saya memiliki cita-cita menjadi seorang kimiawan,
ahli mesin, fisikawan, astronot atau matematikawan
28. Jika sedang bosan, saya mecoret-coret atau
menggambar di kertas atau benda apa pun yang ada
di di sekitar saya
29. Saya menghilangkan stres atau menemukan
kepuasan dalam kegiatan fisik seperti hiking, kano,
berjalan, olahraga, atau bersepeda
30. Saya adalah orang yang penyendiri
31. Saya nyaman dan percaya diri dengan sekelompok
orang dalam kondisi apapun
32. Saya memiliki bakat membuat tanaman tumbuh
dengan baik dan saya sering dijadikan sumber
informasi mengenai kepedulian lingkungan
33. Saya hobi membaca
34. Saya suka dan bisa memainkan alat musik dengan
baik
35. Saya menemukan kepuasan pribadi ketika berurusan
dengan angka
36. Saya suka memotret
37. Saya lebih cocok berlatih langsung suatu
keterampilan daripada membaca atau diajari orang
lain
38. Saya yakin pada pendapat saya sendiri dan saya
tidak mudah terpengaruh oleh orang lain
39. Saya mempunyai teman yanng banyak dan dalam
jangkauan yang luas
40. Saya memiliki atau ingin memiliki keahlian dan
diakui dalam klasifikasi flora dan fauna (tanaman
dan hewan) dan hal-hal lain di lingkungan alam
41. Saya pintar mengerjakan TTS, scrabble dan
permainan puzzle kata
42. Saya dapat bernyanyi dengan tepat dan tahu jika
nada nya salah
43. Saya lebih suka pertanyaan yang memiliki jawaban
85

yang pasti "Benar" atau "salah"


44. Saya dapat mengingat dan membayangkan suatu
peristiwa atau benda persis seperti yang terlihat
dalam kenyataan
45. Saya memiliki bidikan yang tepat ketika
melemparkan bola atau memanah, menembak golf,
voli, tenis, dll
46. Saya lebih suka pergi ke suatu tempat tenang
daripada tempat yang berisik
47. Saya lebih memilih pergi ke perkumpulan sosial
daripada di rumah sendirian
48. Salah satu teman terbaik saya adalah binatang
peliharaan
49. Saya dapat membuat atau mengarang cerita dengan
mudah
50. Saya merasa musik mempengaruhi mood saya –
Saya senang ketika bernyanyi, dan lagu sedih
membuat saya sedih
51. Saya mengingat fakta, angka, dan rumus dengan
mudah
52. Saya dapat memperkirakan jarak dan pengukuran
lainnya secara akurat
53. Saya gelisah dan tidak bisa betah menunggu untuk
waktu yang lama
54. Saya suka menghabiskan waktu sendirian
55. Saya lebih suka bekerja sebagai bagian dari tim
daripada sendirian
56. Saya merasa prihatin terhadap perubahan iklim dan
kejahatan/kepunahan pada hewan
86

Lampiran 3

Contoh Analisis Tes Kecerdasan Majemuk Per Siswa

Berikut adalah hasil analisis siswa UB1 dan UB 2:

NO NAMA LINGUISTIK MUSIKAL LOGIS-MAT SPASIAL KINESTIK INTRAP INTERP NATURAL

4 3 3 3 3 3 2 4
3 2 4 3 2 4 3 2
2 1 4 3 2 4 3 3
UB1 3 3 4 3 3 4 3 2
1
3 3 4 2 3 3 3 2
2 3 4 3 3 4 4 3
2 4 4 3 4 3 4 4
TOTAL 19 19 27 20 20 25 22 20
SEDANG SEDANG TINGGI SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG
KECERDASAN DOMINAN LOGIS-MAT INTRAP INTERP

NO NAMA LINGUISTIK MUSIKAL LOGIS-MAT SPASIAL KINESTIK INTRAP INTERP NATURAL

4 5 2 2 2 4 2 3
3 3 3 2 2 2 3 3
3 1 2 2 3 3 2 2
UB2 2 1 3 2 2 3 3 2
2
3 3 3 4 4 4 3 2
2 2 2 3 3 4 2 2
2 2 3 2 3 2 3 3
TOTAL 19 17 18 17 19 22 18 17
SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG
KECERDASAN DOMINAN INTRAP KINESTIK LINGUISTIK

Jadi, kecerdasan dominan siswa UB1 yaitu logis-matematis, intrapersonal, dan


interpersonal. Sedangkan siswa UB2 yaitu intrapersonal, kinestik, dan linguistik. Untuk
siswa lain, perhitungannya sama dengan atas.
Hasil analisis ini menjadi acuan untuk menentukan kecerdasan majemuk dalam suatu kelas.
87

Lampiran 4

Hasil Analisis Kecerdasan Majemuk Siswa

LOGIS-
NO NAMA LINGUISTIK MUSIKAL
MAT
SPASIAL KINESTIK INTRAP INTERP NATURAL

1 UB1 √ √ √
2 UB2 √ √ √
3 UB3 √ √ √ √
4 UB4 √ √
5 UB5 √ √ √
6 UB6 √ √ √
7 UB7 √ √ √
8 UB8 √ √ √
9 UB9 √ √
10 UB10 √ √ √
11 UB11 √ √ √ √
12 UB12 √ √ √
13 UB13 √ √ √
14 UB14 √ √ √
15 UB15 √ √ √ √
16 UB16 √ √ √ √
17 UB17 √ √ √
18 UB18 √ √ √ √ √
19 UB19 √ √ √
20 UB20 √ √ √
21 UB21 √ √ √
22 UB22 √ √ √ √
23 UB23 √ √ √ √
24 UB24 √ √ √ √
25 UB25 √ √ √
26 UB26 √ √ √
27 UB27 √ √ √
28 UB28 √ √ √
29 UB29 √ √ √
30 UB30 √ √ √
31 UB31 √ √ √
32 UB32 √ √ √
88

LOGIS-
NO NAMA LINGUISTIK MUSIKAL SPASIAL KINESTIK INTRAP INTERP NATURAL
MAT
33 UB33 √ √ √
34 UB34 √ √ √ √
35 UB35 √ √ √
36 UB36 √ √ √
37 UB37 √ √ √
38 UB38 √ √ √
39 UB39 √ √ √
40 UB40 √ √ √
41 UB41 √ √ √
42 UB42 √ √ √ √ √
43 UB43 √ √ √ √
44 UB44 √ √ √
45 UB45 √ √
46 UB46 √ √ √
47 UB47 √ √ √
48 UB48 √ √ √
49 UB49 √ √ √
50 UB50 √ √ √
51 UB51 √ √ √
52 UB52 √ √ √
53 UB53 √ √ √
54 UB54 √ √ √
55 UB55 √ √ √
Jumlah 17 13 11 20 30 38 34 12
Persentase (%) 9.71 7.43 6.29 11.43 17.14 21.71 19.43 6.86
89

Lampiran 5

Kisi-Kisi Soal Soal Uji Coba

Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk
teknologi sehari-hari.

Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin
dan lensa

Nomor Soal
Indikator
C1 C2 C3 C4

Menyebutkan pengertian,
jenis lensa beserta ciri- 1, 2, 3, 4, 5, 6, 20 14, 15, 21 - 39
cirinya

Mendeskripsikan jalannya
sinar pada lensa cembung 7 16, 17 - 38
dan cekung

Menyebutkan sinar istimewa


pada lensa cembung dan 8, 10 18, 19 13 -
cekung

Menggambar terbentuknya
bayangan oleh lensa
- 22, 24 - -
cembung dan cekung dengan
menggunakan sinar istimewa

Menentukan sifat bayangan


11 23, 29, 30 9 36, 37
yang diben oleh lensa
90

cembung dan cekung

Menentukan jarak bayangan


yang dihasilkan oleh
pembiasan lensa cembung 25, 26,
- - -
dan cekung dengan 27, 28
menggunakan persamaan
lensa

Menentukan perbesaran
bayangan yang dihasilkan 31, 32,
- - -
oleh pembiasan lensa 33
cembung dan cekung

Menentukan kekuatan lensa 12 34, 35 40

Jumlah 12 12 11 5
91

Lampiran 6
SOAL UJI COBA

Nama :

No :

Kerjakan soal berikut dengan teliti dan silanglah pilihan jawaban yang anda anggap
benar!

1. Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh…


a. dua bidang lengkung saja
b. dua bidang datar saja
c. dua bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar
d. satu bidang lengkung saja

2. Lensa yang bagian tengahnya lebih tebal daripada bagian tepinya disebut lensa….
a. cekung c. cembung
b. negatif d. datar

3. Pada lensa terjadi peristiwa… cahaya


a. pemantulan c. polarisasi
b. pembiasan d. refleksi

4.

Jarak antara titik O dan titik F adalah jarak…


a. titik api c. jari-jari lensa
b. kelengkungan lensa d. pusat optik

5. Nama lain lensa cembung yaitu lensa…


a. konkaf c. divergen
b. positif d. pasif

6. Lensa yang memiliki dua permukaan cembung disebut lensa…


a. bikonveks c. bikonkaf
b. plan konveks d. plan konkaf
92

7. Sifat lensa cekung adalah menyebarkan cahaya. Itulah sebabnya lensa cekung
disebut juga lensa…
a. divergen c. bikonveks
b. konvergen d. bikonkaf

8. Sinar istimewa yang berlaku baik pada lensa cembung maupun lensa cekung
yaitu….
a. sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan menuju fokus
b. sinar datang menuju fokus, dibiaskan sejajar sumbu utama
c. sinar datang yang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari fokus
d. sinar datang yang melewati pusat optik lensa tidak dibiaskan, namun diteruskan

9. Salah satu pemanfaatan lensa cembung, yaitu:


a. spion mobil c. lup
b. kacamata minus d. reflektor

10. Jika cahaya datang dalam arah sejajar sumbu utama jatuh pada lensa cekung maka
cahaya….
a. tidak dibiaskan
b. dibiaskan melalui titik fokus
c. dibiaskan seolah-olah berasal dari titik fokus
d. dibiaskan sejajar sumbu utama

11. Bayangan nyata adalah….


a. bayangan yang dapat ditangkap oleh layar
b. bayangan yang dapat dilihat
c. bayangan yang sama seperti bentuk benda
d. bayangan yang benar-benar berasal dari benda

12. Kemampuan lensa untuk mengumpulkan atau menyebarkan sinar disebut….


a. dioptri c. divergen
b. kekuatan lensa d. konvergen

13. Panjang fokus lensa di samping adalah….


a. 8 cm
b. 10 cm
c. 18 cm
d. 24 cm

14. Benda pada gambar berikut berada di…


a. ruang 1
b. ruang 2
c. ruang 3
d. ruang 4
93

15. Titik F1 pada gambar berikut dinamakan….


a. fokus aktif
b. fokus pasif
c. fokus maya
d. fokus negatif

16. Di bawah ini merupakan lensa yang menghamburkan cahaya, kecuali….


a. bikonkaf c. konkaf-konveks
b. plan-konkaf d. bikonveks

17. Tiga buah berkas cahaya dilewatkan melalui lensa cembung seperti
pada gambar di samping. Diagram yang menunjukkan berkas cahaya
melalui lensa tersebut yaitu….
a. b. c. d.

18. Lukisan sinar istimewa pada lensa yang benar adalah…


a. c.
c.

b. d.

19. Berikut ini adalah sinar istimewa pada lensa cembung, kecuali…
a. c.
94

b. d.

20. Pernyataan berikut yang benar adalah….

a. a adalah lensa bikonkaf


b. d adalah lensa bikonveks
c. f adalah lensa konkaf-konveks
d. e adalah lensa plankonveks

21. Gambar berikut termasuk lensa, kecuali…

a. b. c. d.

22. Lukisan pembiasan cahaya pada lensa cembung berikut adalah benar, kecuali…
a. b.

c. d.
95

23. Lensa cekung selalu menghasilkan bayangan yang…


a. maya dan terbalik c. nyata dan terbalik
b. maya dan tegak d. nyata dan tegak

24. Bayangan yang tepat dibentuk oleh lensa cekung yaitu….


a. c.

b. d.

25. Sebuah benda tingginya 4 cm berada 30 cm di depan lensa cembung yang memiliki
fokus 20 cm. jarak bayangan yang terbentuk ialah…
a. 40 cm c. 60 cm
b. 50 cm d. 80 cm

26. Sebatang lilin berada 30 cm dari lensa cekung. Jika fokus lensa tersebut adalah 15
cm, bayangan semut berada …
a. 10 cm di depan lensa c. 30 cm di belakang lensa
b. 10 cm di belakang lensa d. 30 cm di depan lensa

27. Sebuah benda diletakkan tegak lurus di muka lensa pada jarak 20 cm, ternyata
membentuk bayangan nyata pada jarak 60 cm dari lensa. Jarak titik api lensa
tersebut adalah…
a. -15 cm c. -30 cm
b. + 15 cm d. +30 cm

28. Suatu benda terletak 4 cm di depan lensa cekung. Jika fokus lensa tersebut adalah
12 cm, jarak bayangan yang terbentuk adalah….
a. 3 cm c. 6 cm
b. -3cm d. -6 cm

29. Agar bayangan yang dibentuk lensa cembung sama besar dengan bendanya maka
benda harus diletakkan di...
a. Titik api utama c. Ruang III
b. Ruang II d. Tepat di 2F
96

30. Di manakah suatu benda harus diletakkan agar diperoleh sebuah bayangan nyata
diperkecil oleh sebuah lensa dengan jarak fokus F?
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)

31. Sebuah benda diletakkan di depan lensa yang jarak fokusnya 10 cm. Jika bayangan
terbentuk 12 cm di belakang lensa,maka perbesarannya … kali
a. c.
d.
b. 5

32. Pada jarak 10 cm di depan lensa cekung, terdapat benda setinggi 8 cm. Jarak fokus
lensa tersebut adalah 10 cm. Tinggi bayangan yang terbentuk adalah….
a. 3 cm c. 2 cm
b. 5 cm
d. 4 cm
33. Benda setinggi 1 cm terletak 20 cm di depan lensa cembung. Jika jarak fokus lensa
adalah 4 cm, bayangan yang dihasilkan adalah….
a. terbalik setinggi 0,25 cm c. tegak setinggi 0,25 cm
b. terbalik setinggi 4 cm d. tegak setinggi 4 cm

34. Sebuah lensa cembung dengan jarak titik api 50 cm memiliki kekuatan… dioptri
a. 0,2 c. 2
b. 0,5 d. 5

35. Kekuatan lensa cekung yang memiliki jarak fokus 20 cm adalah…dioptri


a. 5
b. -5
c. 0,5
d. -0,5
97

36. Syarat lensa cembung agar dapat berfungsi sebagai lup adalah…
a. harus mempunyai jarak fokus yang besar
b. benda harus diletakkan di antara titik fokus dan titik tengah o lensa\
c. benda harus diletakkan tegak dan di depan lensa
d. benda harus diletakkan antara titik fokus dan titik 2 kali fokus lensa

37. Berikut adalah rangkaian percobaan lensa cembung. Agar dihasilkan bayangan
yang dapat ditangkap oleh layar, susunan yang tepat adalah…
a. c.

b. d.

38. Berikut adalah penyebab lensa cembung bisa membakar suatu benda hanya
dengan memanfaatkan sinar matahari, kecuali…
a. lensa cembung bersifat konvergen
b. jarak antara lensa cembung dan benda yang terbakar sama dengan jarak fokus
lensa cembung
c. lensa cembung tidak memiliki titik api
d. benda yang terbakar berada tepat di titik fokus lensa cembung

39. Lensa bikonveks memiliki dua titik fokus karena…


a. memiliki dua permukaan lengkung
b. memiliki fokus aktif dan fokus pasif
c. pembiasan pada lensa cekung selalu menyebar
d. bisa menjadi lensa negatif maupun positif

40. Husna menggunakan kacamata minus 2 untuk membantu melihat. Berarti


kacamata yang dipakai Husna adalah….
a. lensa cembung dengan fokus 50 cm
b. lensa cekung dengan fokus 100 cm
c. lensa cekung dengan fokus 50 cm
d. lensa cekung dengan fokus 0,5 cm
98

Lampiran 7
Kunci Jawaban Soal Uji Coba

1. C 21. D
2. C 22. C
3. B 23. B
4. A 24. A
5. D 25. C
6. A 26. A
7. A 27. B
8. D 28. B
9. C 29. D
10. D 30. A
11. A 31. A
12. B 32. B
13. C 33. B
14. B 34. C
15. A 35. B
16. D 36. B
17. A 37. B
18. D 38. C
19. D 39. A
20. C 40. C
99

Lampiran 8

Analisis Soal Uji Coba

No Soal
No Kode
1 2 3 4 5 6 7 8
1 UC-09 1 1 1 1 1 1 1 1
2 UC-05 1 1 1 1 1 1 1 1
3 UC-14 0 1 1 1 0 1 1 1
4 UC-02 1 1 1 1 1 0 1 0
5 UC-19 0 1 0 1 1 1 0 0
6 UC-22 1 1 1 1 1 1 1 1
7 UC-26 1 1 1 1 0 1 0 1
8 UC-12 0 1 1 1 1 1 0 0
9 UC-25 1 1 1 1 1 1 1 0
10 UC-08 1 0 1 1 1 1 1 0
11 UC-03 0 1 1 1 0 1 0 0
12 UC-15 1 1 0 0 0 1 0 1
13 UC-18 1 0 1 1 0 1 1 0
14 UC-28 0 1 1 1 0 1 1 0
15 UC-17 0 1 1 1 0 1 0 0
16 UC-07 1 1 0 1 1 0 1 0
17 UC-06 1 1 1 1 0 1 0 1
18 UC-21 1 1 1 0 0 1 0 0
19 UC-03 0 0 0 0 0 1 0 0
20 UC-24 0 1 1 1 0 1 0 0
21 UC-11 1 1 0 0 0 1 0 1
22 UC-01 0 0 1 0 0 1 0 1
23 UC-27 0 0 1 1 0 1 1 1
24 UC-16 0 1 0 0 0 1 0 1
25 UC-10 0 1 1 1 1 1 0 1
26 UC-04 0 1 1 1 1 1 0 1
27 UC-23 0 1 1 1 1 1 0 0
28 UC-20 0 1 0 0 0 0 0 0
rxy 0.397 0.166 0.255 0.422 0.394 0.098 0.501 0.172
Validitas rtabel 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374
Kriteria Valid Tidak Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak
BA 9 12 12 13 8 13 9 6
Daya BB 4 11 9 8 4 12 2 7
Beda D 0.36 0.07 0.21 0.36 0.29 0.07 0.50 -0.07
Kriteria Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup Jelek Baik Jelek
B 13 23 21 21 12 25 11 13
Tingkat JS 28 28 28 28 28 28 28 28
Kesukaran P 0.46 0.82 0.75 0.75 0.43 0.89 0.39 0.46
Kriteria Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang
Kriteria soal Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang
100

No Soal
No Kode
9 10 11 12 13 14 15 16
1 UC-09 1 1 1 1 1 1 0 1
2 UC-05 1 1 0 1 1 1 0 1
3 UC-14 1 1 1 1 1 1 0 1
4 UC-02 1 1 1 1 1 0 0 1
5 UC-19 1 1 1 1 1 1 0 1
6 UC-22 0 1 1 1 1 0 0 1
7 UC-26 0 1 1 1 0 1 0 0
8 UC-12 0 0 0 1 0 1 0 1
9 UC-25 0 1 0 1 0 1 1 1
10 UC-08 0 0 1 1 0 0 0 1
11 UC-03 0 0 1 1 0 1 0 0
12 UC-15 1 1 1 1 0 1 0 0
13 UC-18 0 0 1 0 1 0 0 1
14 UC-28 0 0 1 1 0 1 0 1
15 UC-17 0 0 1 0 0 1 0 0
16 UC-07 0 0 0 1 0 1 0 0
17 UC-06 0 0 1 0 0 1 0 1
18 UC-21 0 1 1 1 0 1 0 1
19 UC-03 0 1 1 1 0 1 0 0
20 UC-24 1 0 1 0 0 1 0 1
21 UC-11 1 0 1 1 0 1 0 0
22 UC-01 0 1 1 1 0 1 0 0
23 UC-27 1 0 0 0 0 1 1 1
24 UC-16 1 1 0 1 0 0 0 0
25 UC-10 0 0 0 0 0 1 0 1
26 UC-04 0 0 0 0 0 1 0 1
27 UC-23 0 0 1 0 0 0 0 0
28 UC-20 1 0 0 1 0 0 0 0
rxy 0.285 0.582 0.265 0.442 0.780 0.057 -0.053 0.403
Validitas rtabel 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374
Kriteria Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Tidak Valid
BA 6 9 11 13 7 10 1 11
Daya BB 5 4 8 7 0 11 1 6
Beda D 0.07 0.36 0.21 0.43 0.50 -0.07 0.00 0.36
Kriteria Jelek Cukup Cukup Baik Baik Jelek Jelek Cukup
B 11 13 19 20 7 21 2 17
Tingkat JS 28 28 28 28 28 28 28 28
Kesukaran P 0.39 0.46 0.68 0.71 0.25 0.75 0.07 0.61
Kriteria Sedang Sedang Sedang Mudah Sukar Mudah Sukar Sedang
Kriteria soal Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai
101

No Soal
No Kode
17 18 19 20 21 22 23 24
1 UC-09 0 1 1 1 1 1 1 1
2 UC-05 1 0 0 1 1 1 1 1
3 UC-14 0 1 1 1 1 1 1 0
4 UC-02 1 0 0 1 1 1 1 1
5 UC-19 1 1 1 1 1 1 1 1
6 UC-22 0 1 1 1 1 1 1 0
7 UC-26 1 0 1 1 1 1 1 0
8 UC-12 0 0 0 1 1 1 0 1
9 UC-25 0 1 0 1 1 1 0 1
10 UC-08 0 0 0 1 1 1 1 0
11 UC-03 0 1 1 0 1 1 1 0
12 UC-15 0 0 1 1 1 0 1 1
13 UC-18 1 0 0 1 1 1 1 0
14 UC-28 0 0 1 1 1 0 1 0
15 UC-17 1 0 0 1 0 1 0 0
16 UC-07 1 1 0 1 1 1 1 0
17 UC-06 1 0 1 1 1 0 0 0
18 UC-21 0 0 0 1 1 1 0 0
19 UC-03 0 1 0 1 1 1 1 1
20 UC-24 1 1 0 1 1 0 1 0
21 UC-11 0 0 1 1 1 0 1 1
22 UC-01 0 0 0 1 1 0 1 0
23 UC-27 0 0 1 1 1 0 0 0
24 UC-16 0 1 0 1 1 0 0 0
25 UC-10 0 0 0 0 1 1 0 0
26 UC-04 1 0 0 0 1 1 0 0
27 UC-23 0 0 0 1 0 1 0 0
28 UC-20 0 1 0 1 1 0 0 0
rxy 0.133 0.177 0.393 0.183 0.232 0.477 0.538 0.482
Validitas rtabel 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374
Kriteria Tidak Tidak Valid Tidak Tidak Valid Valid Valid
BA 5 6 8 13 14 12 12 7
Daya BB 5 5 3 12 12 7 5 2
Beda D 0.00 0.07 0.36 0.07 0.14 0.36 0.50 0.36
Kriteria Jelek Jelek Cukup Jelek Jelek Cukup Baik Cukup
B 10 11 11 25 26 19 17 9
Tingkat JS 28 28 28 28 28 28 28 28
Kesukaran P 0.36 0.39 0.39 0.89 0.93 0.68 0.61 0.32
Kriteria Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang
Kriteria soal Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai
102

No Soal
No Kode
25 26 27 28 29 30 31 32
1 UC-09 1 0 1 1 0 1 1 1
2 UC-05 1 0 1 0 0 0 1 0
3 UC-14 1 0 1 0 0 1 1 1
4 UC-02 1 0 1 0 0 1 1 1
5 UC-19 1 0 1 0 0 0 1 0
6 UC-22 0 0 1 0 0 1 1 1
7 UC-26 1 1 0 0 0 1 1 1
8 UC-12 1 0 1 1 0 1 1 1
9 UC-25 1 0 0 1 0 0 1 0
10 UC-08 1 0 1 0 0 0 1 1
11 UC-03 1 1 1 0 0 0 1 1
12 UC-15 1 0 0 0 0 0 0 0
13 UC-18 1 0 1 0 0 0 1 1
14 UC-28 1 0 1 0 0 0 1 0
15 UC-17 1 0 1 0 0 0 1 1
16 UC-07 0 0 0 1 0 0 1 0
17 UC-06 0 0 0 0 0 0 1 1
18 UC-21 1 0 1 0 0 0 1 0
19 UC-03 0 0 1 0 0 1 1 1
20 UC-24 0 0 0 0 1 0 1 0
21 UC-11 0 0 0 0 0 0 1 0
22 UC-01 1 0 0 0 0 0 1 0
23 UC-27 1 0 0 0 0 1 0 1
24 UC-16 0 1 1 0 0 0 1 0
25 UC-10 1 0 1 0 0 0 1 0
26 UC-04 0 0 0 0 0 0 1 0
27 UC-23 1 0 1 0 0 0 1 0
28 UC-20 0 0 0 0 1 0 0 0
rxy 0.435 0.051 0.390 0.242 -0.334 0.535 0.269 0.423
Validitas rtabel 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374
Kriteria Valid Tidak Valid Tidak Tidak Valid Tidak Valid
BA 13 2 11 3 0 6 13 9
BB 6 1 6 1 2 2 12 4
Daya Beda
D 0.50 0.07 0.36 0.14 -0.14 0.29 0.07 0.36
Kriteria Baik Jelek Cukup Jelek Jelek Cukup Jelek Cukup
B 19 3 17 4 2 8 25 13
Tingkat JS 28 28 28 28 28 28 28 28
Kesukaran P 0.68 0.11 0.61 0.14 0.07 0.29 0.89 0.46
Kriteria Sedang Sukar Sedang Sukar Sukar Sukar Mudah Sedang
Kriteria soal Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang
103

No Soal
No Kode
33 34 35 36 37 38 39 40
1 UC-09 0 1 0 0 1 0 1 1
2 UC-05 1 1 0 0 1 0 1 1
3 UC-14 1 1 0 0 0 0 1 1
4 UC-02 1 0 0 0 1 1 1 1
5 UC-19 1 1 0 0 1 0 1 1
6 UC-22 0 1 0 0 1 0 0 1
7 UC-26 0 1 0 1 1 0 0 1
8 UC-12 0 1 0 1 0 1 0 1
9 UC-25 0 1 0 0 0 0 0 0
10 UC-08 1 1 0 0 0 1 0 1
11 UC-03 1 0 1 0 0 1 0 1
12 UC-15 0 1 1 0 0 1 1 1
13 UC-18 0 0 0 0 0 1 0 1
14 UC-28 0 0 0 0 0 0 0 1
15 UC-17 0 1 0 0 0 1 0 1
16 UC-07 0 1 0 0 0 0 0 0
17 UC-06 0 0 0 1 0 0 0 0
18 UC-21 0 0 0 0 0 0 0 1
19 UC-03 0 0 0 0 0 0 0 1
20 UC-24 0 0 0 1 0 0 0 0
21 UC-11 0 0 0 0 0 0 1 1
22 UC-01 0 1 1 1 0 0 0 1
23 UC-27 0 0 1 0 0 0 0 0
24 UC-16 1 0 0 1 0 1 0 0
25 UC-10 0 1 0 0 0 0 0 1
26 UC-04 0 1 0 0 0 0 0 1
27 UC-23 0 1 0 0 1 0 0 1
28 UC-20 0 0 1 0 1 0 0 1
rxy 0.475 0.378 -0.252 -0.116 0.492 0.083 0.643 0.276
Validitas rtabel 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374
Kriteria Valid Valid Tidak Tidak Valid Tidak Valid Tidak
BA 6 10 2 2 6 6 6 13
Daya BB 1 6 3 4 2 2 1 9
Beda D 0.50 0.07 0.36 0.14 -0.14 0.29 0.07 0.36
Kriteria Cukup Cukup Jelek Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup
B 7 16 5 6 8 8 7 22
Tingkat JS 28 28 28 28 28 28 28 28
Kesukaran P 0.25 0.57 0.18 0.21 0.29 0.29 0.25 0.79
Kriteria Sukar Sedang Sukar Sukar Sukar Sukar Sukar Mudah
Kriteria soal Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang

k 40 M 19.54 r tabel = 0.37


karena r 11 > r tabel maka instrumen reliabel.
Vt 30.48 r11 0.69
104

Lampiran 9

Perhitungan Validitas Butir Soal

N  XY - (  X)(  Y)
Rumus: rxy =
N  X 2

  X  N  Y 2   Y 
2 2

Kriteria:
Jika harga rxy > rtabel, maka butir soal yang diuji bersifat valid
rtabel = 0,374
Perhitungan :
Berikut ini perhitungan validitas soal butir nomor 1
No X Y X2 Y2 XY No X Y X2 Y2 XY
1 1 32 1 1024 32 15 0 16 0 256 0
2 1 28 1 784 28 16 1 16 1 256 16
3 0 28 0 784 0 17 1 16 1 256 16
4 1 28 1 784 28 18 1 16 1 256 16
5 0 27 0 729 0 19 0 16 0 256 0
6 1 26 1 676 26 20 0 16 0 256 0
7 1 25 1 625 25 21 1 16 1 256 16
8 0 22 0 484 0 22 0 16 0 256 0
9 1 21 1 441 21 23 0 16 0 256 0
10 1 21 1 441 21 24 0 15 0 225 0
11 0 21 0 441 0 25 0 15 0 225 0
12 1 20 1 400 20 26 0 14 0 196 0
13 1 19 1 361 19 27 0 14 0 196 0
14 0 17 0 289 0 28 0 10 0 100 0
 13 547 13 11509 284

Dengan menggunakan persamaan tersebut diperoleh :


( ) ( )
rxy = = 0,397
{( ) ( ) }{( ) ( ) }

harga rtabel = 0,374


Karena harga rxy > rtabel maka butir soal nomor 1 tersebut valid.
Untuk butir soal yang lain cara perhitungannya analog dengan cara di atas.
105

Lampiran 10

Perhitungan Reabilitas Instrumen Soal

Rumus:
( )
r11 = 1−
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
k = jumlah item dalam instrumen
M = mean skor total

Vt2 = varians total

Kriteria:
Jika harga r11 > rtabel, maka butir soal yang diuji bersifat reliabel
rtabel = 0,37
Perhitungan:
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk
butir soal yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hasil seperti
pada tabel analisis data.
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
k = 40
M = 19,54
Vt = 30,48
Jawab:
, ( , )
r11 = 1− ,

r11 = 0,69
Karena harga r11 > rtabel, maka instrumen reliabel.
106

Lampiran 11

Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

Rumus: P=

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran soal:

0,00 < P ≤ 0,30 = sukar

0,30 < P ≤ 0,70 = sedang

0,70 < P ≤ 1,00 = mudah

Perhitungan:

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk butir soal

yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hasil seperti pada

tabel analisis data.

Diketahui: B = 13

JS = 28

P=

P = 0,46

Berdasarkan kriteria, maka soal nomor 1 masuk dalam kategori sedang.


107

Lampiran 12

Perhitungan Daya Pembeda Soal


Rumus:

DP = −

Keterangan :
DP = daya pembeda

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA = banyaknya peserta kelompok atas


JB = banyaknya peserta kelompok bawah
Kriteria:
0,00 ≤ ≤ 0,20 = Jelek
0,21 ≤ ≤ 0,40 = Cukup
0,41 ≤ ≤ 0,70 = Baik
0,71 ≤ ≤ 1,00 = Baik Sekali
Perhitungan:
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk butir soal
yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hasil seperti pada
tabel analisis data.
BA = 9 BB = 4
JA = 14 JB = 14

DP = −

DP = − = = 0,36

Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 memiliki daya pembeda sedang.


108

Lampiran 13
Kisi-Kisi Soal Pre-test dan Post-test

Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk
teknologi sehari-hari.

Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin
dan lensa

Nomor Soal
Indikator
C1 C2 C3 C4

Menyebutkan pengertian,
jenis lensa beserta ciri- 1, 2, 3 - - 20
cirinya

Mendeskripsikan jalannya
sinar pada lensa cembung 4 8 - -
dan cekung

Menyebutkan sinar istimewa


pada lensa cembung dan 5 9 7 -
cekung

Menggambar terbentuknya
bayangan oleh lensa
- 10, 11 - -
cembung dan cekung dengan
menggunakan sinar istimewa

Menentukan sifat bayangan


- 12, 13 - 19
yang dibentuk oleh lensa
109

cembung dan cekung

Menentukan jarak bayangan


yang dihasilkan oleh
pembiasan lensa cembung
- - 14, 16 -
dan cekung dengan
menggunakan persamaan
lensa

Menentukan perbesaran
bayangan yang dihasilkan
- - 15, 17 -
oleh pembiasan lensa
cembung dan cekung

Menentukan kekuatan lensa 12 - 18 40

Jumlah 6 7 5 2
110

Lampiran 14

Soal Pre-Test dan Post-Test

Kerjakan soal berikut dengan teliti dan silanglah pilihan jawaban yang anda anggap benar pada
lembar jawab yang tersedia!

1. Lensa adalah benda bening yang dibatasi b. dibiaskan melalui titik fokus
oleh… c. dibiaskan seolah-olah berasal
a. dua bidang lengkung saja dari titik fokus
b. dua bidang datar saja
d. dibiaskan sejajar sumbu utama
c. dua bidang lengkung atau satu bidang
lengkung dan satu bidang datar
d. satu bidang lengkung saja 6. Kemampuan lensa untuk
mengumpulkan atau menyebarkan
2. sinar disebut….
a. dioptri
b. kekuatan lensa
c. divergen
d. konvergen

Jarak antara titik O dan titik F adalah 7. Panjang fokus lensa di bawah
jarak… adalah….
a. titik api
b. kelengkungan lensa
c. jari-jari lensa
d. pusat optik

3. Nama lain lensa cembung yaitu lensa…. a. 8 cm c. 18 cm


a. konkaf c. divergen b. 10 cm d. 24 cm
b. positif d. pasif
8. Di bawah ini merupakan lensa yang
4. Sifat lensa cekung adalah menyebarkan menghamburkan cahaya, kecuali….
cahaya. Itulah sebabnya lensa cekung a. bikonkaf
disebut juga lensa… b. plan-konkaf
a. divergen c. bikonveks
c. konkaf-konveks
b. konvergen d. bikonkaf
d. bikonveks

5. Jika cahaya datang dalam arah sejajar 9. Berikut ini adalah sinar istimewa
sumbu utama jatuh pada lensa cekung pada lensa cembung, kecuali…
maka cahaya…. a.
a. tidak dibiaskan
111

d.
b.

c. 11. Lukisan pembiasan cahaya pada lensa


cembung berikut adalah benar,
kecuali….
a.

d.

b.
10. Bayangan yang tepat dibentuk oleh lensa
cekung yaitu….
a.

c.

b.

d.

c. 12. Lensa cekung selalu menghasilkan


bayangan yang….
a. maya dan terbalik
b. maya dan tegak
c. nyata dan terbalik
d. nyata dan tegak
112

13. Di manakah suatu benda harus diletakkan 18. Sebuah lensa cembung dengan jarak
agar diperoleh sebuah bayangan nyata titik api 50 cm memiliki kekuatan…
diperkecil oleh sebuah lensa dengan jarak dioptri
fokus F?
a. 0,2 c. 2
b. 0,5 d. 5

19. Berikut adalah rangkaian percobaan


a. (1) b. (2) c. (3) d. (4) lensa cembung. Agar dihasilkan
bayangan yang dapat ditangkap oleh
14. Sebuah benda tingginya 4 cm berada 30 cm layar, susunan yang tepat adalah…
di depan lensa cembung yang memiliki
a.
fokus 20 cm. jarak bayangan yang
terbentuk ialah….
a. 40 cm c. 60 cm
b. 50 cm d. 80 cm
b.
15. Pada jarak 10 cm di depan lensa cekung,
terdapat benda setinggi 8 cm. Jarak fokus
lensa tersebut adalah 10 cm. Tinggi
bayangan yang terbentuk adalah…. c.
a. 3 cm c. 2 cm
b. 5 cm d. 4 cm

16. Sebuah pensil diletakkan tegak lurus di d.


muka lensa pada jarak 20 cm, ternyata
membentuk bayangan nyata pada jarak 60
cm dari lensa. Jarak titik api lensa tersebut
adalah….
a. +15 cm c. -30 cm 20. Lensa bikonveks memiliki dua titik
b. - 15 cm d. +30 cm fokus karena…
a. memiliki dua permukaan
17. Benda setinggi 1 cm terletak 20 cm di lengkung
depan lensa cembung. Jika jarak fokus b. memiliki fokus aktif dan fokus
lensa adalah 4 cm, bayangan yang pasif
dihasilkan adalah…. c. pembiasan pada lensa cekung
a. terbalik setinggi 0,25 cm
selalu menyebar
b. terbalik setinggi 4 cm
d. bisa menjadi lensa negatif
c. tegak setinggi 0,25 cm
maupun positif
d. tegak setinggi 4 cm
113

Lampiran 15

Kunci Jawaban Soal Pre-test dan Post-test

1. C 11. B

2. A 12. B

3. B 13. A

4. A 14. C

5. C 15. B

6. B 16. B

7. B 17. B

8. D 18. C

9. D 19. B

10. A 20. A
114

Lampiran 16

Kisi-Kisi Angket Uji Coba Motivasi Belajar

Pernyataan Jumlah
No Indikator
Positif Negatif Soal

Perhatian siswa terhadap


1 1, 2, 3, 4, 5 6, 7, 8, 9, 10 10
pembelajaran
Relevansi pembelajaran dengan 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19,
2 10
kebutuhan siswa 15 20

Keyakinan siswa terhadap

kemampuannya dalam 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29,
3 10
mengerjakan tugas-tugas 25 30

pembelajaran

Kepuasan siswa terhadap


31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39,
4 proses pembelajaran yang telah 10
35 40
dilaksanakan

Jumlah Butir 40
115

Lampiran 17

Angket Uji Coba Motivasi Belajar Siswa

Nama : ______________________ Hari/tanggal : ______________________

No. Absen : ____ Kelas :______

Petunjuk:

1. Pada angket berikut terdapat 40 butir pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap


pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Berilah
jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu
2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya. Jangan
terpengaruh oleh jawaban terhadap pernyataan lain maupun jawaban orang lain
3. Catat tanggapan kamu pada lembar jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda
check (√) sesuai keterangan pilihan jawaban.

Keterangan pilihan jawaban:


STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju

Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
STS TS S SS
Pada awal pembelajaran, ada sesuatu yang menarik bagi
1.
saya.
Ketika proses pembelajaran, saya tertarik untuk mempelajari
2.
materi fisika lebih dalam lagi.
3. Pembelajaran fisika menimbulkan rasa ingin tahu saya.
Dalam pembelajaran fisika, saya mempelajari sesuatu yang
4.
sangat menarik dan tak terduga sebelumnya.
Ketika guru memberi pertanyaan, saya berusaha untuk
5.
menjawabnya.
Pembelajaran fisika sangat abstrak sehingga sulit bagi saya
6.
untuk tetap mempertahankan perhatian saya.
7. Suasana ketika pelajaran fisika berlangsung membosankan.
Ketika pelajaran fisika dimulai, saya tidak sabar untuk
8.
segera mengakhirinya.
9. Saya melakukan kegiatan sendiri (mengobrol dengan teman,
116

menggambar, membaca komik, dll) daripada memperhatikan


guru ketika pelajaran berlangsung.
Saya sering melamun, mengantuk, bahkan tertidur ketika
10.
pelajaran fisika.
Setelah membaca informasi pendahuluan, saya yakin bahwa
11.
saya mengetahui apa yang harus saya pelajari.
Bagi saya materi pelajaran fisika jelas ada hubungannya
12.
dengan apa yang telah saya ketahui.
13. Pembelajaran fisika sesuai dengan minat saya.
Saya dapat menghubungkan isi pembelajaran fisika dengan
14. hal-hal yang telah saya lihat, saya lakukan, atau saya
pikirkan di dalam kehidupan sehari-hari.
Pelajaran fisika akan bermanfaat bagi saya di kehidupan
15.
yang akan datang.
16. Saya menganggap fisika itu tidak penting.
Pelajaran fisika terlalu abstrak untuk bisa diterapkan dalam
17.
kehidupan sehari-hari.
18. Saya tidak tahu untuk apa saya mempelajari fisika.
Jika nilai pelajaran fisika tidak dimasukan dalam rapor, saya
19.
tidak akan mempelajarinya.
20. Saya tidak mengerti untuk apa rumus-rumus fisika diajarkan.
Ketika pertama kali saya melihat pembelajaran fisika, saya
21.
yakin bahwa pembelajaran ini dapat saya mengerti.
Selagi saya bekerja pada pembelajaran fisika, saya yakin
22.
dapat mempelajari isinya.
Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa saat, saya
23.
yakin akan berhasil dalam tes.
Saya yakin bisa mengerjakan tugas fisika tanpa mencontek
24.
milik teman.
Jika berusaha giat dan tekun, saya pasti bisa mengerjakan
25.
tugas fisika yang diberi guru dengan benar.
Materi pembelajaran ini lebih sulit dipahami daripada yang
26.
saya harapkan.
Di awal pembelajaran fisika, saya sudah merasa akan
27.
menyerah dalam prosesnya.
Tugas-tugas latihan pada pelajaran fisika terlalu sulit bagi
28.
saya.
Saya merasa grogi atau takut ketika diminta guru untuk
29.
menjawab pertanyaan ketika pelajaran fisika berlangsung.
Saya merasa tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk
30.
mengerjakan soal-soal fisika.
117

Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran ini membuat


31.
saya merasa puas terhadap hasil yang telah saya capai.
Saya dapat melakukan kegiatan pembelajaran fisika lebih
32.
baik daripada yang saya duga.
33. Pembelajaran fisika dapat memuaskan rasa penasaran saya.
34. Saya senang mempelajari fisika.
35. Dalam pembelajaran fisika, saya merasa sangat dihargai.
36. Saya kurang bisa memahami materi pembelajaran fisika.
Saya kecewa terhadap tes yang diberikan karena tidak sesuai
37.
dengan apa yang telah saya pelajari.
Saya merasa memahami materi ketika pelajaran fisika
38. berlangsung, namun ketika tes dilakukan saya tidak
mendapat hasil yang memuaskan
Saya kira proses pembelajaran fisika akan menarik, namun
39.
pada kenyataannya tidak.
Saya merasa ada sesuatu yang kurang setelah pembelajaran
40.
fisika selesai.
118

Lampiran 18

Analisis Angket Uji Coba Motivasi

Butir
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
UCA 1 4 3 3 3 3 3 2 1 2 3
UCA 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3
UCA 3 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3
UCA 4 3 3 2 3 2 2 1 2 2 2
UCA 5 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3
UCA 6 3 3 3 3 3 2 1 2 3 2
UCA 7 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3
UCA 8 2 3 1 2 2 3 2 2 3 1
UCA 9 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3
UCA 10 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2
UCA 11 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
UCA 12 3 3 3 2 3 2 2 2 1 3
UCA 13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
UCA 14 2 3 2 2 2 1 1 1 2 3
UCA 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
UCA 16 2 2 3 3 2 1 1 2 2 2
UCA 17 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2
UCA 18 3 3 2 3 3 1 2 2 3 3
UCA 19 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2
UCA 20 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3
UCA 21 1 2 3 3 4 2 3 3 3 3
UCA 22 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2
UCA 23 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1
UCA 24 4 2 3 3 2 1 2 1 2 2
UCA 25 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
UCA 26 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2
UCA 27 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2
UCA 28 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3
r 0.160 0.419 0.490 0.514 0.719 0.458 0.687 0.753 0.434 0.599
r tabel 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374
Kriteria invalid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
119

Butir
No
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
UCA 1 2 3 1 4 4 3 3 3 3 3
UCA 2 2 3 2 2 3 3 0 3 3 3
UCA 3 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3
UCA 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3
UCA 5 3 2 2 3 4 4 3 3 2 4
UCA 6 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3
UCA 7 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3
UCA 8 2 3 1 2 3 3 3 3 3 3
UCA 9 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2
UCA 10 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2
UCA 11 3 3 2 2 4 3 2 3 3 3
UCA 12 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2
UCA 13 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3
UCA 14 3 3 2 2 3 2 1 2 2 3
UCA 15 1 2 1 1 3 1 3 3 1 3
UCA 16 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3
UCA 17 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2
UCA 18 3 3 2 4 3 3 3 4 2 3
UCA 19 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3
UCA 20 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3
UCA 21 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
UCA 22 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2
UCA 23 3 3 3 3 3 1 2 2 1 1
UCA 24 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2
UCA 25 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
UCA 26 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3
UCA 27 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3
UCA 28 3 3 2 4 4 4 3 3 1 3
r 0.563 0.442 0.567 0.590 0.498 0.600 0.365 0.500 0.465 0.307
r tabel 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374
Kriteria valid valid valid valid valid valid invalid valid valid invalid
120

Butir
No
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
UCA 1 2 1 2 2 4 1 3 3 1 2
UCA 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3
UCA 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2
UCA 4 3 3 3 2 4 2 3 3 2 3
UCA 5 3 3 3 2 4 2 4 2 2 3
UCA 6 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3
UCA 7 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3
UCA 8 1 3 3 1 3 1 3 2 2 2
UCA 9 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3
UCA 10 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2
UCA 11 4 4 3 3 3 2 3 3 2 2
UCA 12 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2
UCA 13 3 3 3 2 4 3 2 3 2 3
UCA 14 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
UCA 15 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1
UCA 16 2 2 1 2 3 1 1 2 2 3
UCA 17 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2
UCA 18 3 3 2 2 4 2 3 2 1 3
UCA 19 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3
UCA 20 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2
UCA 21 3 3 3 4 4 3 4 4 2 2
UCA 22 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2
UCA 23 3 3 3 3 3 1 2 2 1 2
UCA 24 4 2 3 3 4 1 2 1 1 2
UCA 25 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3
UCA 26 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3
UCA 27 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2
UCA 28 3 2 3 2 4 3 3 3 2 2
r 0.543 0.567 0.554 0.427 0.206 0.657 0.751 0.706 0.389 0.391
r tabel 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374
Kriteria valid valid valid valid invalid valid valid valid valid valid
121

Butir
No
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 x x2
UCA 1 2 1 3 1 2 1 3 4 1 1 86 7396
UCA 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 91 8281
UCA 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 86 7396
UCA 4 3 2 3 3 4 2 2 2 1 2 100 10000
UCA 5 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 100 10000
UCA 6 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 89 7921
UCA 7 3 3 4 4 3 2 3 2 4 3 109 11881
UCA 8 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 78 6084
UCA 9 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 87 7569
UCA 10 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 83 6889
UCA 11 3 2 3 4 3 3 2 1 2 1 101 10201
UCA 12 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 88 7744
UCA 13 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 99 9801
UCA 14 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 74 5476
UCA 15 4 1 2 1 2 4 3 4 1 4 52 2704
UCA 16 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 76 5776
UCA 17 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 86 7396
UCA 18 3 3 2 3 3 3 2 1 2 2 94 8836
UCA 19 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 96 9216
UCA 20 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 88 7744
UCA 21 2 2 4 4 3 3 2 2 4 3 112 12544
UCA 22 2 2 2 3 2 2 3 2 3 1 90 8100
UCA 23 3 3 3 3 2 2 1 2 1 2 83 6889
UCA 24 3 2 2 2 2 1 2 1 1 2 78 6084
UCA 25 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 101 10201
UCA 26 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 92 8464
UCA 27 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 86 7396
UCA 28 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 103 10609
Xb 92 56 76 66 56 68 77 62 72 74 2508 228598
2
Xb 8464 3136 5776 4356 3136 4624 5929 3844 5184 5476 181996
2
∑Xb 310 124 220 168 122 174 219 146 196 214 6926
R -0.207 0.455 0.678 0.756 0.548 0.142 0.200 -0.304 0.639 0.010 σ 141.17
r tabel 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 0.374 σ 15.219
Koef. reliabilitas
Kriteria invalid valid valid valid valid invalid invalid invalid valid invalid
= 0.915
122

Lampiran 19

Perhitungan Validitas Butir Angket

N  XY - (  X)(  Y)
Rumus: rxy =
N  X 2

  X  N  Y 2   Y 
2 2

Kriteria:
Jika harga rxy > rtabel, maka butir soal yang diuji bersifat valid
rtabel = 0,374
Perhitungan :
Berikut ini perhitungan validitas soal butir nomor 1
No X Y X2 Y2 XY No X Y X2 Y2 XY
1 4 96 4 9216 384
1 68 1
15 4624 68
2 2 102 2 10404 204
2 84 16
2 7056 168
3 3 98 3 9604 294
3 97 17
3 9409 291
4 3 109 3 11881 327
3 104 18
3 10816 312
5 3 114 3 12996 342
3 109 19
3 11881 327
6 3 99 3 9801 297
3 102 20
3 10404 306
7 3 123 3 15129 369
1 126 21
1 15876 126
8 2 91 2 8281 182
4 101 22
4 10201 404
9 2 102 2 10404 204
3 91 23
3 8281 273
10 3 95 3 9025 285
4 85 24
4 7225 340
11 3 110 3 12100 330
3 113 25
3 12769 339
12 3 99 3 9801 297
3 102 26
3 10404 306
13 3 111 3 12321 333
2 97 27
2 9409 194
14 2 85 2 7225 170
3 68 28
3 13924 354
77 2831 227 290467 7826

Dengan menggunakan persamaan tersebut diperoleh :

( ) ( )
rxy = = 0,160
{( ) ( ) }{( ) ( ) }

harga rtabel = 0,160


Karena harga rxy < rtabel maka butir soal nomor 1 tersebut invalid atau tidak valid.
Untuk butir soal yang lain cara perhitungannya analog dengan cara di atas.
123

Lampiran 20

Perhitungan Reabilitas Instrumen Angket

Rumus:
2
 k    b 
r11    1   2 
 k  1  t 
Keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen

Σσb2 : jumlah varian butir

σ2 t : varians total

Kriteria:
Jika harga r11 > rtabel, maka butir soal yang diuji bersifat reliabel rtabel = 0,374
Σσb2 = 141,173
σ2 t = 15,219
Perhitungan:
2
 k     b   40   141,173 
r11    1   1  0,915
 k  1   t2   40  1  15,219 

Karena harga r11 > rtabel, maka instrumen reliabel.


124

Lampiran 21

Kisi – Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa

Pernyataan Jumlah
No Indikator
Positif Negatif Soal
Perhatian siswa terhadap
1 1, 2, 3, 4 5, 6, 7, 8, 9 9
pembelajaran
Relevansi pembelajaran dengan
2 10, 11, 12, 13, 14 15, 16, 17 8
kebutuhan siswa
Keyakinan siswa terhadap
22, 23, 24, 25,
3 kemampuannya dalam mengerjakan 18, 19, 20, 21 9
26
tugas-tugas pembelajaran
Kepuasan siswa terhadap proses
4 pembelajaran yang telah 27, 28, 29, 30 31 5
dilaksanakan
Jumlah Butir 31
125

Lampiran 22

Angket Motivasi Belajar Siswa

Nama : ______________________ Hari/tanggal : ______________________


No. Absen : ____ Kelas :______
Petunjuk:
1. Pada angket berikut terdapat 31 butir pertanyaan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan
dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Berilah jawaban yang
benar-benar cocok dengan pilihanmu
2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya. Jangan
terpengaruh oleh jawaban terhadap pernyataan lain maupun jawaban orang lain
3. Catat tanggapan kamu pada lembar jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda check
(√) sesuai keterangan pilihan jawaban.
Keterangan pilihan jawaban:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
STS TS S SS
Ketika proses pembelajaran, saya tertarik untuk
1.
mempelajari materi fisika lebih dalam lagi.
2. Pembelajaran fisika menimbulkan rasa ingin tahu saya.
Dalam pembelajaran fisika, saya mempelajari sesuatu yang
3.
sangat menarik dan tak terduga sebelumnya.
Ketika guru memberi pertanyaan, saya berusaha untuk
4.
menjawabnya.
Pembelajaran fisika sangat abstrak sehingga sulit bagi saya
5.
untuk tetap mempertahankan perhatian saya.
6. Suasana ketika pelajaran fisika berlangsung membosankan.
Ketika pelajaran fisika dimulai, saya tidak sabar untuk
7.
segera mengakhirinya.
Saya melakukan kegiatan sendiri (mengobrol dengan teman,
8. menggambar, membaca komik, dll) daripada
memperhatikan guru ketika pelajaran berlangsung.
Saya sering melamun, mengantuk, bahkan tertidur ketika
9.
pelajaran fisika.
Setelah membaca informasi pendahuluan, saya yakin bahwa
10.
saya mengetahui apa yang harus saya pelajari.
126

Bagi saya materi pelajaran fisika jelas ada hubungannya


11.
dengan apa yang telah saya ketahui.
12. Pembelajaran fisika sesuai dengan minat saya.
Saya dapat menghubungkan isi pembelajaran fisika dengan
13. hal-hal yang telah saya lihat, saya lakukan, atau saya
pikirkan di dalam kehidupan sehari-hari.
Pelajaran fisika akan bermanfaat bagi saya di kehidupan
14.
yang akan datang.
15. Saya menganggap fisika itu tidak penting.
16. Saya tidak tahu untuk apa saya mempelajari fisika.
Jika nilai pelajaran fisika tidak dimasukan dalam rapor, saya
17.
tidak akan mempelajarinya.
Ketika pertama kali saya melihat pembelajaran fisika, saya
18.
yakin bahwa pembelajaran ini dapat saya mengerti.
Selagi saya bekerja pada pembelajaran fisika, saya yakin
19.
dapat mempelajari isinya.
Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa saat, saya
20.
yakin akan berhasil dalam tes.
Saya yakin bisa mengerjakan tugas fisika tanpa mencontek
21.
milik teman.
Materi pembelajaran ini lebih sulit dipahami daripada yang
22.
saya harapkan.
Di awal pembelajaran fisika, saya sudah merasa akan
23.
menyerah dalam prosesnya.
Tugas-tugas latihan pada pelajaran fisika terlalu sulit bagi
24.
saya.
Saya merasa grogi atau takut ketika diminta guru untuk
25.
menjawab pertanyaan ketika pelajaran fisika berlangsung.
Saya merasa tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk
26.
mengerjakan soal-soal fisika.
Saya dapat melakukan kegiatan pembelajaran fisika lebih
27.
baik daripada yang saya duga.
28. Pembelajaran fisika dapat memuaskan rasa penasaran saya.
29. Saya senang mempelajari fisika.
30. Dalam pembelajaran fisika, saya merasa sangat dihargai.
Saya kira proses pembelajaran fisika akan menarik, namun
31.
pada kenyataannya tidak.
127

Lampiran 23

Kisi-kisi Penilaian Kelayakan Strategi Pembelajaran


Kecerdasan Majemuk

No Kecerdasan Indikator Strategi


Memberikan kesempatan siswa untuk dapat Choose the Area,
1. Linguistik memahami materi dengan cara mengungkapkan, The Power of
mendengar, atau melihat kata-kata Two
Mengaitkan pola-pola hubungan antar konsep dan We can Find it
2. Logis-matematis
melibatkan angka serta perhitungan matematis Ourselves
We can Find it
Menggunakan media visual (gambar, foto, denah,
Ourselves,
3. Visual grafik, diagram, presentasi dengan tampilan yang
Choose the Area,
indah) dalam menyampaikan materi
We’re The Light
Mengintegrasikan kegiatan yang melibatkan gerak
4. Kinestik We’re The Light
tubuh dan kinestetis dalam materi pembelajaran
Kegiatan dalam menyampaikan materi
Choose the Area,
5. Musikal pembelajaran diiringi atau diungkapkan melalui
We’re The Light
nyanyian dan ritme
Choose the Area,
Memenuhi kebutuhan siswa akan kebersamaan We’re The Light,
6. Interpersonal
dan interaksi dengan orang lain The Power of
Two
Memberikan kesempatan siswa untuk memilih
7. Intrapersonal kegiatan melalui aktivitas yang dilakukan sendiri Choose the Area

8. Strategi pembelajaran bervariasi


9. Melibatkan kecerdasan yang majemuk dalam setiap pertemuan
128
Lampiran 24

Angket Penilaian Kelayakan Strategi Pembelajaran


Kecerdasan Majemuk
Petunjuk pengisian
1. Mohon isikan identitas pada tempat yang telah disediakan
2. Mohon berikan tanda check (√) pada kolom skor sesuai dengan kriteria penilaian yang
terlampir
3. Bila terdapat komentar atau saran mohon diberikan secara singkat dan jelas pada tempat yang
telah disediakan.
Nama : ____________________________________________
NIP : ____________________________________________
Asal Instansi : ____________________________________________

Skor
Indikator Komentar
1 2 3
Strategi “The Power of Two”
 Linguistik
Memberikan kesempatan siswa untuk dapat
memahami materi dengan cara
mengungkapkan, mendengar, atau melihat
kata-kata

 Interpersonal
Memenuhi kebutuhan siswa akan
kebersamaan dan interaksi dengan orang lain

Strategi “We’re The Light”


 Kinestik
Mengintegrasikan kegiatan yang melibatkan
gerak tubuh dan kinestetis dalam materi
pembelajaran

 Visual
Menggunakan media visual (gambar, foto,
denah, grafik, diagram, presentasi dengan
tampilan yang indah) dalam menyampaikan
materi pembelajaran
129

Skor
Indikator Komentar
1 2 3
 Musikal
Kegiatan dalam menyampaikan materi
pembelajaran diiringi atau diungkapkan
melalui nyanyian dan ritme
 Interpersonal
Memenuhi kebutuhan siswa akan
kebersamaan dan interaksi dengan orang lain

Strategi “Choose the Area”


 Visual
Menggunakan media visual (gambar, foto,
denah, grafik, diagram, presentasi dengan
tampilan yang indah) dalam menyampaikan
materi pembelajaran

 Linguistik
Memberikan kesempatan siswa untuk dapat
memahami materi dengan cara
mengungkapkan, mendengar, atau melihat
kata-kata

 Musikal
Kegiatan dalam menyampaikan materi
pembelajaran diiringi atau diungkapkan
melalui nyanyian dan ritme

 Intrapersonal
Memberikan kesempatan siswa untuk
memilih kegiatan melalui aktivitas yang
dilakukan sendiri

 Interpersonal
Memenuhi kebutuhan siswa akan
kebersamaan dan interaksi dengan orang lain
130

Skor
Indikator Komentar
1 2 3
Strategi “We can Find it Ourselves”
 Visual
Menggunakan media visual (gambar, foto,
denah, grafik, diagram, presentasi dengan
tampilan yang indah) dalam menyampaikan
materi pembelajaran

 Logis-matematis
Mengaitkan pola-pola hubungan antar konsep
dan melibatkan angka serta perhitungan
matematis

Strategi pembelajaran bervariasi

Melibatkan kecerdasan yang majemuk dalam


setiap pertemuan

Catatan tambahan (bila diperlukan):


………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Penilai,

( )
131

Kriteria Penilaian
Strategi Pembelajaran Kecerdasan Majemuk
Materi Lensa

Indikator Skor Keterangan

Kegiatan pembelajaran cukup memberikan kesempatan


3 bagi siswa untuk memahami materi dengan cara
mengungkapkan, mendengar, atau melihat kata-kata.
Kegiatan pembelajaran kurang memberikan kesempatan
Linguistik 2 bagi siswa untuk memahami materi dengan cara
mengungkapkan, mendengar, atau melihat kata-kata.
Kegiatan pembelajaran tidak memberikan kesempatan
1 bagi siswa untuk memahami materi dengan cara
mengungkapkan, mendengar, atau melihat kata-kata.
Kegiatan pembelajaran cukup melibatkan kebersamaan
3
dan interaksi dengan orang lain.
Kegiatan pembelajaran kurang melibatkan kebersamaan
Interpersonal 2
dan interaksi dengan orang lain.
Kegiatan pembelajaran tidak melibatkan kebersamaan
1
dan interaksi dengan orang lain.
Kegiatan pembelajaran yang melibatkan gerak tubuh dan
3
kinestetis sesuai dengan materi yang disampaikan.
Kegiatan pembelajaran yang melibatkan gerak tubuh dan
Kinestik 2 kinestetis kurang sesuai dengan materi yang
disampaikan.
Kegiatan pembelajaran yang melibatkan gerak tubuh dan
1
kinestetis tidak sesuai dengan materi yang disampaikan.
Media visual yang digunakan sesuai dengan materi
3
pembelajaran.
Visual Media visual yang digunakan kurang sesuai dengan
2
materi pembelajaran.
Media visual yang digunakan tidak sesuai dengan materi
1
pembelajaran.
Penggunaan musik atau lagu sesuai dengan kegiatan dan
3
materi pembelajaran.
Penggunaan musik atau lagu kurang sesuai dengan
Musikal 2
kegiatan dan materi pembelajaran.
Penggunaan musik atau lagu tidak sesuai dengan
1
kegiatan dan materi pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran cukup memberikan kesempatan
Intrapersonal 3 bagi siswa untuk memilih kegiatan melalui aktivitas yang
dilakukan sendiri.
132

Kegiatan pembelajaran kurang memberikan kesempatan


2 bagi siswa untuk memilih kegiatan melalui aktivitas yang
dilakukan sendiri.
Kegiatan pembelajaran tidak memberikan kesempatan
1 bagi siswa untuk memilih kegiatan melalui aktivitas yang
dilakukan sendiri.
Kegiatan pembelajaran cukup mengaitkan pola-pola
3 hubungan antar konsep dan melibatkan angka serta
perhitungan matematis.
Kegiatan pembelajaran kurang mengaitkan pola-pola
Logis-matematis 2 hubungan antar konsep dan melibatkan angka serta
perhitungan matematis.
Kegiatan pembelajaran tidak mengaitkan pola-pola
1 hubungan antar konsep dan melibatkan angka serta
perhitungan matematis.
Strategi 3 Strategi pembelajaran yang digunakan cukup bervariasi.
pembelajaran 2 Strategi pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi.
bervariasi
1 Strategi pembelajaran yang digunakan tidak bervariasi.
Melibatkan enam sampai delapan kecerdasan dalam
Melibatkan 3
setiap pertemuan.
kecerdasan yang
Melibatkan empat sampai lima kecerdasan dalam setiap
majemuk dalam 2
pertemuan.
setiap pertemuan
Melibatkan dua sampai tiga kecerdasan dalam setiap
1
pertemuan.
133
Lampiran 25

Analisis Angket Uji Kelayakan

VALIDATOR
NO STRATEGI KECERDASAN
I II III IV
Linguistik 3 3 3 2
1 The Power of Two
Interpersonal 3 3 3 3
Kinestik 3 3 3 3
Visual 3 3 3 3
2 We're the light
Musikal 2 3 3 2
Interpersonal 3 3 3 3
Visual 3 3 2 3
Linguistik 3 3 3 3
3 Choose The Area Musikal 2 3 3 2
Intrapersonal 3 3 3 3
Interpersonal 3 3 3 3
We can find int Visual 3 3 3 3
4
ourself Logis-matematis 3 3 3 3
5 Strategi bervariasi 3 3 3 3
6 Melibatkan kecerdasan majemuk 2 3 2 3
Total Skor 42 45 43 42
Kriteria layak layak layak layak
134

Lampiran 26

Kuisioner Untuk Siswa


(Pertemuan I)
Petunjuk umum
Kuisioner ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap nilai belajar
Anda di sekolah ini. Silakan mengisi dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan
pikiran Anda dan sesuai dengan pengalaman anda.
Identitas Siswa
Nama : _____________________________
No. Absen :________
Kelas : ________
A. Kegiatan I (Permainan kartu pasangan)
1. Dalam kegiatan pembelajaran ini saya berkesempatan untuk dapat memahami materi
dengan cara mengungkapkan, mendengar, atau melihat kata-kata
_______ Ya _________ Tidak
Komentar:_______________________________________________________________
________________________________________________________________________
2. Saya dapat menjalin kebersamaan dan berinteraksi dengan orang lain dalam kegiatan
pembelajaran ini
_______ Ya _________ Tidak
Komentar:_______________________________________________________________
______________________________________________________________________
B. Kegiatan II (Berperan sebagai cahaya)
1. Dalam penyampaian materi saya dapat melakukan kegiatan yang melibatkan gerak tubuh
_______ Ya _________ Tidak
Komentar:_______________________________________________________________
________________________________________________________________________
_______________________________________________________________
135

2. Kegiatan pembelajaran menggunakan media visual (gambar-gambar) yang menarik


_______ Ya _________ Tidak
Komentar:_______________________________________________________________
________________________________________________________________________
_______________________________________________________________
3. Saya dapat menjalin kebersamaan dan berinteraksi dengan orang lain dalam kegiatan
pembelajaran ini
_______ Ya _________ Tidak
Komentar:_______________________________________________________________
________________________________________________________________________
_______________________________________________________________
C. Umum
1. Secara umum, apakah anda menyukai pembelajaran ini?
_______ Ya _________ Tidak
Komentar:_______________________________________________________________
________________________________________________________________________
_______________________________________________________________

2. Menurut anda, kegiatan apakah yang dapat ditambahkan atau diperbaiki dalam
pembelajaran ini?
Komentar:_______________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________

***Terimakasih Atas Kerjasamanya***


136

Lampiran 27

Kuisioner Untuk Siswa


(Pertemuan 2)

Petunjuk umum
Kuisioner ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap nilai belajar
Anda di sekolah ini. Silakan mengisi dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan
pikiran Anda dan sesuai dengan pengalaman anda.
Identitas Siswa
Nama : _____________________________
No. Absen :________
Kelas : ________

1. Saya dapat menjalin kebersamaan dan berinteraksi dengan orang lain dalam kegiatan
pembelajaran ini
_______ Ya _________ Tidak
Komentar:_________________________________________________________________
____________________________________________________________________
2. Dalam kegiatan pembelajaran ini saya berkesempatan untuk dapat memahami materi dengan
cara mengungkapkan, mendengar, atau melihat kata-kata
_______ Ya _________ Tidak
Komentar:_________________________________________________________________
______________________________________________________________________
3. Kegiatan pembelajaran menggunakan media visual (gambar-gambar) yang menarik
_______ Ya _________ Tidak
Komentar:_________________________________________________________________
______________________________________________________________________
4. Musik atau lagu yang digunakan dalam pembelajaran ini menarik
_______ Ya _________ Tidak
137

Komentar:_________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
___________________________________________________________
5. Saya diberi kesempatan untuk memilih kegiatan yang saya lakukan sendiri
_______ Ya _________ Tidak
Komentar:_______________________________________________________________
________________________________________________________________________
_______________________________________________________________

Umum
1. Secara umum, apakah anda menyukai pembelajaran ini?
_______ Ya _________ Tidak
Komentar:_______________________________________________________________
________________________________________________________________________
_______________________________________________________________

2. Menurut anda, kegiatan apakah yang dapat ditambahkan atau diperbaiki dalam
pembelajaran ini?
Komentar:_______________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________

***Terimakasih Atas Kerjasamanya***


138

Lampiran 28

Kuisioner Untuk Siswa


(Pertemuan 3)

Petunjuk umum
Kuisioner ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap nilai belajar
Anda di sekolah ini. Silakan mengisi dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan
pikiran Anda dan sesuai dengan pengalaman anda.
Identitas Siswa
Nama : _____________________________
No. Absen :________
Kelas : ________

1. Kegiatan pembelajaran menggunakan media visual (gambar-gambar) yang menarik


_______ Ya _________ Tidak
Komentar:__________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
2. Melalui kegiatan pembelajaran ini saya dapat mengaitkan pola-pola hubungan antar konsep
dan melibatkan angka serta perhitungan matematis.
_______ Ya _________ Tidak
Komentar:__________________________________________________________________
_____________________________________________________________________

3. Secara umum, apakah anda menyukai pembelajaran ini?


_______ Ya _________ Tidak
Komentar:__________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
4. Menurut anda, kegiatan apakah yang dapat ditambahkan atau diperbaiki dalam pembelajaran
ini?
Komentar:__________________________________________________________________
_____________________________________________________________________

***Terimakasih Atas Kerjasamanya***


139
Lampiran 29

Analisis Tanggapan Siswa Pertemuan 1


Strategi The Power of Two Strategi We’re The Light
KODE
Linguistik Interpersonal Kinestik Visual Interpersonal Musikal
UK-01 1 1 1 1 1 1
UK-02 1 1 1 1 1 1
UK-03 0 1 1 0 1 1
UK-04 1 1 1 1 1 1
UK-05 1 1 1 1 1 1
UK-06 1 1 1 1 0 1
UK-07 1 1 1 1 1 1
UK-08 1 1 1 1 1 1
UK-09 0 1 1 0 1 1
UK-10 0 0 1 1 1 1
UK-11 1 1 1 1 1 1
UK-12 1 1 1 0 1 1
UK-13 1 1 1 0 1 1
UK-14 1 1 1 1 1 1
UK-15 1 1 1 1 1 1
UK-16 1 1 1 1 1 1
UK-17 1 1 1 1 1 1
UK-18 0 1 1 1 1 1
UK-19 1 1 1 1 1 1
UK-20 1 1 1 1 1 1
UK-21 1 1 0 1 0 1
UK-22 1 1 1 1 1 1
UK-23 1 1 1 1 1 1
UK-24 1 1 1 1 1 1
UK-25 1 1 1 1 1 1
UK-26 1 1 1 1 1 1
UK-27 1 1 1 1 1 1
UK-28 0 1 1 1 1 1
Jumlah 23 27 27 24 26 28
Persentase
82.14 96.43 96.43 85.71 92.86 100.00
(%)
140

Persentase
Tanggapan Alasan
(%)
tidak membosankan 46.43
Siswa
tidak berkomentar 25
menyukai
pembelajaran berkelompok 7.14
praktik langsung 7.14
Siswa tidak membosankan 7.14
menyukai membingungkan 3.57
pembelajaran tidak suka fisika 3.57

Saran Jumlah
(%)
permainan dibuat lebih seru 28.57
prosedur berperan cahaya diperjelas 17.86
perbaikan jumlah anggota kelompok 7.14
perbanyak diskusi 7.14
materi dikurangi 7.14
gambar peran diperbaiki 7.14
perbanyak film 7.14
permainan outdor 7.14
ditambah materi 3.57
kegiatan yg melibatkan gerak ditambah 3.57
musik diperbanyak 3.57
141
Lampiran 30

Analisis Tanggapan Siswa Pertemuan 2

Strategi Choose The Area


Kode
Interpersonal Linguistik Visual Intrapersonal Musikal
UK-01 1 1 1 1 1
UK-02 1 1 1 1 1
UK-03 1 1 1 1 1
UK-04 1 1 1 1 1
UK-05 1 1 1 1 1
UK-06 1 1 1 1 1
UK-07 1 1 1 1 1
UK-08 1 1 1 1 1
UK-09 1 1 1 1 1
UK-10 1 1 1 1 1
UK-11 1 1 1 1 1
UK-12 1 1 1 1 1
UK-13 1 1 1 1 1
UK-14 1 1 1 1 1
UK-15 1 1 1 1 1
UK-16 1 1 1 1 0
UK-17 1 1 1 1 1
UK-18 1 1 1 1 1
UK-19 1 1 1 1 1
UK-20 1 1 1 1 1
UK-21 1 1 1 1 1
UK-22 1 1 1 1 1
UK-23 1 1 1 1 1
UK-24 1 1 1 1 1
UK-25 1 1 1 1 1
UK-26 1 1 1 1 1
UK-27 1 1 1 1 1
UK-28 0 1 1 1 1
Jumlah 27 28 28 28 27
Persentase (%) 96.43 100 100 100 96.43
142

Persentase
Tanggapan Alasan
(%)
tidak berkomentar 35.71
mudah memahami
Siswa dengan adanya lagu 17.86
menyukai dan video
pembelajaran tidak membosankan 10.71
warna warni yang 3.57
menarik
Siswa tidak
menyukai membingungkan 3.57
pembelajaran

Jumlah
Saran
(%)
prosedur pembelajarannya diperjelas 28.57
tidak ada yg perlu diperbaiki 25.00
ditambah musik instrumental sbg pengiring 14.29
peralatan setiap zona disusun lebih rapi 10.71
ditambah lagu yang keren 7.14
ditambah lagi waktunya 7.14
perbanyak film & video 7.14
143
Lampiran 31
Analisis Tanggapan Siswa Pertemuan 3

Strategi We Can
Find Ourself Persentase
Kode Tanggapan Alasan
Logis- (%)
Visual
Matematis
UK-01 1 1 tidak berkomentar 64.28
praktikum
UK-02 1 21.43
1 Siswa menyukai menyenangkan
UK-03 1 1 pembelajaran tidak membosankan 10.71
petunjuk dengan
UK-04 1 3.57
1 gambar
Siswa tidak menyukai
UK-05 1 1 - 0
pembelajaran
UK-06 1 1
UK-07 1 1 Saran Jumlah
UK-08 1 1 (%)
UK-09 1 1 tidak ada yg perlu diperbaiki 46.43
UK-10 1 1 prosedur pembelajarannya diperjelas 25.00
UK-11 1 1 lanjutkan model yang seperti ini 21.43
UK-12 1 1 peralatan disusun lebih rapi 3.57
UK-13 1 1 gambar dibuat lebih menarik 3.57
UK-14 1 1
UK-15 1 1
UK-16 1 1
UK-17 1 1
UK-18 1 1
UK-19 1 1
UK-20 1 1
UK-21 1 1
UK-22 1 1
UK-23 1 1
UK-24 1 1
UK-25 1 1
UK-26 1 1
UK-27 1 1
UK-28 1 1
Jumlah 28 28
(%) 100 100
144
Lampiran 32

Daftar Nilai Pre-test dan Post-test Hasil Belajar Siswa

Nilai
No Kode
Pre Test Pos Test
1 UB-1 65 90
2 UB-2 50 70
3 UB-3 60 90
4 UB-4 55 85
5 UB-5 35 65
6 UB-6 55 95
7 UB-7 35 70
8 UB-8 50 90
9 UB-9 60 85
10 UB-10 50 70
11 UB-11 45 85
12 UB-12 45 75
13 UB-13 45 75
14 UB-14 40 75
15 UB-15 55 90
16 UB-16 35 65
17 UB-17 50 70
18 UB-18 50 75
19 UB-19 40 85
20 UB-20 60 90
21 UB-21 40 80
22 UB-22 45 75
23 UB-23 55 90
24 UB-24 45 80
25 UB-25 45 70
26 UB-26 65 95
27 UB-27 65 80
28 UB-28 65 80
29 UB-29 65 85
30 UB-30 30 70
31 UB-31 70 90
145

32 UB-32 75 95
33 UB-33 35 70
34 UB-34 60 85
35 UB-35 30 95
36 UB-36 75 85
37 UB-37 60 70
38 UB-38 55 70
39 UB-39 75 85
40 UB-40 50 80
41 UB-41 60 90
42 UB-42 55 80
43 UB-43 80 100
44 UB-44 55 85
45 UB-45 60 75
46 UB-46 45 65
47 UB-47 70 80
48 UB-48 55 80
49 UB-49 80 95
50 UB-50 80 90
51 UB-51 40 80
52 UB-52 50 65
53 UB-53 75 80
54 UB-54 65 80
Jumlah 2955 4370
̅ 55 81
s² 175.86 85.92
s 13.26 9.27
n 54 54
146
Lampiran 33

UJI NORMALITAS PRE TES HASIL BELAJAR SISWA

Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribus i normal

Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:

2
k
Oi  E i 2
  i 1
Ei

Kriteria yang digunakan


2 2
Ho diterima jika χ < χ tabel

Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 80 Panjang Kelas = 7.444
Nilai minimal = 30 Rata-rata = 54.72
Rentang = 50 s = 13.26
Banyak kelas = 7 n = 54

Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)²


Kelas Interval Ei Oi
Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei
30 - 37 29.5 -1.90 0.4714 0.0684 3.6956 6 1.437
38 - 45 37.5 -1.30 0.4030 0.1464 7.9039 11 1.213
46 - 53 45.5 -0.70 0.2566 0.2199 11.8739 7 2.001
54 - 61 53.5 -0.09 0.0367 0.2321 12.5319 15 0.486
62 - 69 61.5 0.51 0.1954 0.1721 9.2922 6 1.166
70 - 77 69.5 1.11 0.3674 0.0896 4.8401 6 0.278
78 - 85 77.5 1.72 0.4571 0.0328 1.7705 3 0.854
85.5 2.32 0.4899
χ² = 7.4345
Untuk α = 5%, dengan dk = 7 - 1 = 6 diperoleh χ² tabel = 12.59

Daerah Daerah
penerimaan Ho penolakan Ho

7.4345 12.59
Karena χ² pada daerah penerimaan Ho, data tersebut berdistribusi normal
147
Lampiran 34

UJI NORMALITAS POST TES HASIL BELAJAR SISWA

Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:

k
2 Oi  E i 2
  i 1
Ei

Kriteria yang digunakan


2 2
Ho diterima jika χ < χ tabel

Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 100 Panjang Kelas = 5.211
Nilai minimal = 65 Rata-rata = 80.93
Rentang = 35 s = 9.27
Banyak kelas = 7 n = 54

Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)²


Kelas Interval Ei Oi
Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei
65 - 69 64.5 -1.77 0.4618 0.0707 3.8156 4 0.009
70 - 74 69.5 -1.23 0.3912 0.1352 7.3022 9 0.395
75 - 79 74.5 -0.69 0.2559 0.1948 10.5189 6 1.941
80 - 84 79.5 -0.15 0.0611 0.2112 11.4063 11 0.014
85 - 89 84.5 0.39 0.1501 0.1724 9.3107 9 0.010
90 - 94 89.5 0.93 0.3225 0.1059 5.7209 9 1.879
95 - 100 94.5 1.46 0.4285 0.0542 2.9260 6 3.230
100.5 2.11 0.4826
χ² = 7.4789
Untuk α = 5%, dengan dk = 7 - 1 = 6 diperoleh χ² tabel = 12.59

Daerah Daerah
penerimaan Ho penolakan Ho

7.4789 12.59
Karena χ² pada daerah penerimaan Ho, data tersebut berdistribusi normal
148
Lampiran 35
Uji Gain Rata-Rata Hasil Belajar

RATA-RATA

PRE-TEST 55
POST-TEST 81
Gain 0.58

Kriteria uji <g>: g > 0,7 (tinggi)


0,3 ≤ g ≤ 0,7 (sedang)
g < 0,3 (rendah)

<g> =
%

= =0,58 (sedang)
149
Lampiran 36
UJI HIPOTESIS PRE TEST DAN POST TEST
HASIL BELAJAR SISWA

Hipotesis
Ho : µ1 < µ2
Ha : µ1 > µ2

Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Md
t 
2
 x d
 ( N  1 )

Dari data diperoleh:


Sumber variasi Post test Pre test

Jumlah 4370 2955


x 80.93 54.72
∑d 1415.00
2
x d 6596.76
N 54
Md 26.20

26.20
t =
6596.76
2862

26.20
=
2.3

= 26.20
1.5

= 17.26

Pada a = 5% dengan dk = 54 - 1 = 53 diperoleh t(0.05)(53) = 1.674116


Karena t tabel < t hitung, maka dapat disimpulkan bahwa hasil antara pre-test dan post-test signifikan.

Daerah penerimaan
Ho Daerah penolakan Ho

1,67 17.26
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa hasil post-test hasil belajar
lebih tinggi daripada hasil pre-test.
150

Lampiran 37

Daftar Nilai Motivasi Belajar Siswa

Nilai
No Kode Pre-test Post-test
Pre-test Post-test
1 UB-1 82 87 sedang sedang
2 UB-2 60 63 rendah sedang
3 UB-3 66 75 sedang sedang
4 UB-4 63 78 sedang sedang
5 UB-5 81 83 sedang sedang
6 UB-6 76 85 sedang sedang
7 UB-7 72 72 sedang sedang
8 UB-8 44 73 rendah sedang
9 UB-9 62 72 sedang sedang
10 UB-10 67 77 sedang sedang
11 UB-11 77 87 sedang sedang
12 UB-12 66 74 sedang sedang
13 UB-13 62 82 sedang sedang
14 UB-14 86 87 sedang sedang
15 UB-15 94 100 tinggi tinggi
16 UB-16 61 77 rendah sedang
17 UB-17 58 78 rendah sedang
18 UB-18 66 90 sedang sedang
19 UB-19 65 72 sedang sedang
20 UB-20 83 94 sedang tinggi
21 UB-21 68 76 sedang sedang
22 UB-22 77 85 sedang sedang
23 UB-23 67 92 sedang sedang
24 UB-24 73 84 sedang sedang
25 UB-25 67 70 sedang sedang
26 UB-26 94 97 tinggi tinggi
27 UB-27 81 90 sedang sedang
28 UB-28 87 89 sedang sedang
29 UB-29 85 87 sedang sedang
30 UB-30 72 77 sedang sedang
31 UB-31 84 104 sedang tinggi
151

32 UB-32 71 99 sedang tinggi


33 UB-33 75 78 sedang sedang
34 UB-34 74 83 sedang sedang
35 UB-35 82 89 sedang sedang
36 UB-36 63 93 sedang tinggi
37 UB-37 83 84 sedang sedang
38 UB-38 72 85 sedang sedang
39 UB-39 68 82 sedang sedang
40 UB-40 81 94 sedang tinggi
41 UB-41 97 100 tinggi tinggi
42 UB-42 69 82 sedang sedang
43 UB-43 76 92 sedang sedang
44 UB-44 76 87 sedang sedang
45 UB-45 75 94 sedang tinggi
46 UB-46 69 79 sedang sedang
47 UB-47 83 97 sedang tinggi
48 UB-48 75 97 sedang tinggi
49 UB-49 78 82 sedang sedang
50 UB-50 88 89 sedang sedang
51 UB-51 80 89 sedang sedang
52 UB-52 84 85 sedang sedang
53 UB-53 74 79 sedang sedang
54 UB-54 89 97 sedang tinggi
Jumlah 4028 4593
Rata-rata 75 85 sedang sedang
152
Lampiran 38
UJI NORMALITAS PRE TES MOTIVASI BELAJAR SISWA

Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribus i normal

Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:

2
k
Oi  E i 2
  i 1
Ei

Kriteria yang digunakan


2 2
Ho diterima jika χ < χ tabel

Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 97 Panjang Kelas = 7.891
Nilai minimal = 44 Rata-rata = 74.59
Rentang = 53 s = 10.26
Banyak kelas = 7 n = 54

Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)²


Kelas Interval Ei Oi
Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei
44 - 51 43.5 -3.03 0.4988 0.0110 0.5940 1 0.277
52 - 59 51.5 -2.25 0.4878 0.0585 3.1583 1 1.475
60 - 67 59.5 -1.47 0.4293 0.1741 9.3990 13 1.380
68 - 75 67.5 -0.69 0.2552 0.2905 15.6847 14 0.181
76 - 83 75.5 0.09 0.0352 0.2720 14.6903 15 0.007
84 - 91 83.5 0.87 0.3073 0.1430 7.7213 7 0.067
92 - 99 91.5 1.65 0.4503 0.0421 2.2750 3 0.231
99.5 2.43 0.4924
χ² = 3.6180
Untuk α = 5%, dengan dk = 7 - 1 = 6 diperoleh χ² tabel = 12.59

Daerah Daerah
penerimaan Ho penolakan Ho

3.618 12.59
Karena χ² pada daerah penerimaan Ho, data tersebut berdistribusi normal
153
Lampiran 39

UJI NORMALITAS POST TEST MOTIVASI BELAJAR SISWA

Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:

2
k
Oi  Ei 2
  i 1
Ei

Kriteria yang digunakan


2 2
Ho diterima jika χ < χ tabel

Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 104 Panjang Kelas = 6.104
Nilai minimal = 63 Rata-rata = 85.06
Rentang = 41 s = 8.95
Banyak kelas = 7 n = 54

Batas Z untuk Peluang Luas Kls. (Oi-Ei)²


Kelas Interval Ei Oi
Kelas batas kls. untuk Z Untuk Z Ei
63 - 68 62.5 -2.52 0.4942 0.0263 1.4179 1 0.123
69 - 74 68.5 -1.85 0.4679 0.0869 4.6923 6 0.364
75 - 80 74.5 -1.18 0.3810 0.1863 10.0594 10 0.000
81 - 86 80.5 -0.51 0.1947 0.2589 13.9786 12 0.280
87 - 92 86.5 0.16 0.0641 0.2332 12.5939 13 0.013
93 - 98 92.5 0.83 0.2974 0.1362 7.3558 8 0.056
99 - 104 98.5 1.50 0.4336 0.0516 2.7842 4 0.531
104.5 2.17 0.4851
χ² = 1.3685
Untuk α = 5%, dengan dk = 7 - 1 = 6 diperoleh χ² tabel = 12.59

Daerah Daerah
penerimaan Ho penolakan Ho

1.3685 12.59
Karena χ² pada daerah penerimaan Ho, data tersebut berdistribusi normal
154

Lampiran 40

Uji Gain Rata-Rata Motivasi Belajar

RATA-RATA

PRE-TEST 75
POST-TEST 85
Gain 0.58

Kriteria uji <g>: g > 0,7 (tinggi)


0,3 ≤ g ≤ 0,7 (sedang)
g < 0,3 (rendah)

<g> =
%

= =0,41 (sedang)
155
Lampiran 41
UJI HIPOTESIS
PRE TEST DAN POST TEST MOTIVASI BELAJAR SISWA

Hipotesis
Ho : µ1 < µ2
Ha : µ1 > µ2

Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Md
t 
2
 x d
 ( N  1 )

Dari data diperoleh:


Sumber variasi Post test Pre test
Jumlah 4593 4028
x 85.06 74.59
∑d 565.00
2
x d 3205.43
N 54
Md 10.46

10.46
t =
3205.43
2862

10.46
=
1.1

= 10.46
1.1

= 9.89

Pada a = 5% dengan dk = 54 - 1 = 53 diperoleh t(0.05)(53) = 1.674116


Karena t tabel < t hitung, maka dapat disimpulkan bahwa hasil antara pre-test dan post-test signifikan.

Daerah penerimaan
Ho Daerah penolakan Ho

1,67 9.89
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa hasil post-test motivasi siswa
lebih tinggi daripada hasil pre-test.
156
Lampiran 42

Panduan Penggunaan Strategi


Pembelajaran Berdasarkan
Teori Kecerdasan Majemuk

Oleh: Paramitha Retno

Probowening
157

B. TEORI KECERDASAN MAJEMUK DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG


PENDIDIKAN
Konsep kecerdasan majemuk (KM) atau kecerdasan jamak (multiple intelligences)
dicetuskan oleh Dr. Howard Gardner. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada
kegiatan manusia yang hanya menggunakan satu macam kecerdasan. Seluruh kecerdasan
yang terdiri dari delapan macam kecerdasan, yaitu logika dan matematika, musik, kinestik-
jasmani, linguistik, visual, intrapersonal, interpersonal, dan naturalis bekerjasama sebagai
satu kesatuan yang utuh dan terpadu.
Menurut Armstrong (2004: 16) ada beberapa poin yang berkaitan dengan model teori KM
yang perlu diperhatikan:
(1) Setiap siswa memiliki delapan kecerdasan
Teori KM bukanlah teori untuk menentukan satu jenis kecerdasan yang sesuai.
Setiap siswa sejatinya memiliki kapasitas dalam kedelapan kecerdasan tersebut.
Kedelapan kecerdasan tersebut berfungsi beriringan dengan cara yang berbeda-beda
pada diri setiap siswa. Siswa memiliki kecerdasan tertentu yang sangat berkembang dan
relatif agak terbelakang dalam kecerdasan yang lain.
(2) Siswa pada umumnya dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada
tingkat penguasaan yang memadai
Setiap siswa sebenarnya memiliki kemampuan mengembangkan kedelapan
kecerdasan sampai pada tingkat yang memadai apabila ia mendapatkan cukup dukungan,
pengayaan, dan pengajaran.
(3) Kecerdasan-kecerdasan pada umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang
kompleks
Tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan
selalu berinteraksi satu sama lain.
(4) Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam berbagai kategori
Tidak ada rangkaian atribut standar yang harus dimiliki siswa untuk dapat disebut
cerdas dalam wilayah tertentu. Teori KM menekankan keanekaragaman cara orang
menunjukkan bakat, baik dalam satu kecerdasan tertentu maupun kecerdasan yang lain.
158

Esensi teori KM menurut Gardner adalah menghargai keunikan setiap individu, berbagai
variasi belajar, mewujudkan sejumlah model untuk menilai mereka dan cara yang hampir
tidak terbatas untuk mengaktualisasikan diri di dunia ini (Uno & Umar, 2010: 45). Teori ini
juga membantu guru memperkaya perbendaharaan teknik, metode, dan materi mengajar
sehingga dapat menjangkau kelompok siswa yang luas dan beragam.

C. PROSEDUR PELAKSANAAN STRATEGI KM


(1) Penyusunan Rencana Pembelajaran
Berikut adalah prosedur penyusunan rencana pelajaran yang ditawarkan oleh
Armstrong (2004: 88):
a. Memusatkan perhatian pada topik dan tujuan tertentu
Hal pertama yang harus ditentukan adalah topik dan tujuan sebagai fokus. Topik
atau tujuan tersebut dapat ditulis di tengah-tengah kertas seperti pada tabel 1.
b. Menjawab pertanyaan kunci KM
Tabel 1 dapat digunakan untuk merencanakan pembelajaran dalam topik tertentu.
Pertanyaan yang ada dapat membantu memancing secara kreatif langkah
selanjutnya.
c. Mempertimbangkan kemungkinan lain
Kemudian tentukanlah metode, bahan dan alat mengajar, serta kegiatan belajar
yang paling cocok untuk diterapkan.
d. Curah Gagasan
Pada langkah ini catatlah semua gagasan mengenai kegiatan pembelajaran setiap
kecerdasan sebanyak mungkin.
e. Memillih Kegiatan yang Cocok
Dari gagasan-gagasan yang telah dituliskan di lembar perencanaan, dapat dipilih
kegiatan yang sesuai dengan keadaan dan lingkungan sekolah.
159

Tabel 1 Pertanyaan kunci untuk merancang strategi pembelajaran KM

f. Menyusun rencana pembelajaran yang berkesinambungan


Setelah memilih kegiatan yang cocok, rancanglah rencana pembelajaran dengan
mengumpulkan materi yang dibutuhkan dan menentukan pembagian waktu yang
sesuai. Rencana dapat dimodifikasi atau disisipkan perubahan yang terjadi selama
proses pembelajaran.

(2) Proses Pembelajaran


(5) Pendahuluan
Chatib (2012: 88) membagi kegiatan pendahulan dalam proses pembelajaran
menjadi empat, yaitu:
1) Zona alfa
Kondisi ini adalah waktu yang paling baik untuk belajar sebab neuron sedang
dalam suatu keseimbangan. Kondisi alfa adalah kondisi yang relaks dan
menyenangkan. Tanda-tanda siswa masuk ke zona ini adalah hati mereka senang,
wajah ceria, tersenyum, bahkan tertawa.
160

2) Warm up
Warm up atau pemanasan adalah mengulang materi yang sebelumnya
diajarkan.
3) Pre-teach
Pre-teach adalah aktivitas yang harus dilakukan sebelum aktivitas inti
pembelajaran. Pre-teach tidak harus selalu ada dalam setiap kali pertemuan
karena sangat bergantung pada kebutuhan yang berkaitan dengan materi dan
strategi pembelajaran.
4) Scene setting
Scene setting adalah aktivitas yang dilakukan oleh guru atau siswa untuk
membangun konsep pembelajaran. Aktivitas ini akan memberikan makna belajar
yang mendalam ketika siswa mulai memasuki materi.

Pada awal pembelajaran guru dapat memancing motivasi siswa dengan


berbagai cara yang bervariasi, misalnya:
1) menampilkan video atau gambar (kecerdasan visual),
2) bercerita (kecerdasan linguistik),
3) menyanyikan lagu yang ada hubungannya dengan materi yang akan diajarkan
(kecerdasan musikal), dll.

(6) Kegiatan Inti


Pada kegiatan ini guru harus sekreatif mungkin untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang menarik bagi siswa. Teori KM membuka kemungkinan pada
berbagai macam strategi pembelajaran yang diterapkan di kelas. Dalam hal ini guru
dapat mengembangkan strategi pembelajaran inovatif yang relatif baru di dunia
pendidikan. Setiap siswa memiliki kecerdasan dominan yang berbeda. Oleh karena
itu suatu strategi mungkin saja berhasil pada sekelompok siswa namun gagal pada
kelompok siswa yang lain. Karena perbedaan itulah maka guru dianjurkan untuk
menggunakan strategi pembelajaran yang bergantian dari pertemuan satu ke
pertemuan lainnya. Dengan strategi pembelajaran yang bergantian ini, dalam
161

beberapa hari, seluruh kecerdasan dapat tereksplorasi dan siswa memiliki


kesempatan untuk belajar sesuai kecerdasan dominannya.
(7) Penutup
Pada akhir pembelajaran guru dapat memberikan refleksi pada suatu
pertemuan dan memberikan penghargaan bagi siswa yang melaksanakan kegiatan
belajar dengan baik.

(3) Evaluasi
Cara penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi kemajuan belajar harus
disesuaikan. Tentu akan percuma saja meminta siswa untuk terlibat dalam pengalaman
yang luas di delapan kecerdasan tetapi kemudian menunjukkan apa yang telah mereka
pelajari melalui tes-tes standar yang hanya difokuskan pada wilayah verbal atau logis-
matematis. Komponen terpenting adalah pendokumentasian hasil karya siswa dan proses
pemecahan masalah yang dijalaninya. Misalnya siswa diberi tugas untuk membuat
laporan kegiatan pembelajaran dalam format yang ditentukan oleh siswa sendiri, sesuai
dengan minatnya. Misalnya menggubah simpulan menjadi sebuah lagu, membuat puisi
mengenai materi yang dipelajari, membuat artikel, dan lain-lain sesuai dengan
kreativitas pribadi siswa.
162

STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA BERDASARKAN TEORI KECERDASAN


MAJEMUK SUB BAB LENSA

Tabel 2 Rancangan strategi pembelajaran KM sub. Bab lensa

A. KEGIATAN PRAPENGAJARAN

1. Zona alfa
Untuk membimbing siswa memasuki zona alfa, pada awal pembelajaran sub bab
lensa ini guru menayangkan cuplikan film dan gambar. Pada pertemuan pertama
ditayangkan tentang proses pembuatan lensa. Pada pertemuan kedua ditayangkan
cuplikan film mengenai boneka yang terbakar oleh kaca pembesar dan matahari.
Sedangkan pada perte
muan ketiga disajikan gambar tentang lensa yang memiliki kekuatan berbeda sesuai
dengan tujuan penggunaanya.
163

2. Warm up
Untuk mengulang secara sekilas materi yang sebelumnya telah diajarkan, guru
membimbing siswa melakukan pertanyaan berantai (kecerdasan linguistik) dan
menayangkan gambar (kecerdasan visual).
3. Pre-teach
Pada tahapan ini, guru menjelaskan prosedur pembelajaran yang akan dilakukan
dan menjelaskan alat serta bahan yang digunakan selama proses pembelajaran.
4. Scene setting
Agar proses pembelajaran meninggalkan kesan yang mendalam, sebelumnya guru
harus menyusun skenario pembelajaran. Misalnya pembelajaran disusun sebagai
kegiatan untuk mencari penyebab boneka yang ada dalam cuplikan film dapat terbakar.
Dalam tahapan ini guru juga menjelaskan manfaat siswa mempelajari materi pelajaran
dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

B. PENYAJIAN INFORMASI DAN PERAN SERTA SISWA

STRATEGI “The Power of Two”


Materi: pengertian lensa, jenis-jenis lensa beserta ciri-cirinya.
Tujuan:
Siswa dapat menyebutkan pengertian lensa dan jenis-jenis lensa beserta ciri-cirinya.
Ranah Kecerdasan :
 Linguistik : permainan kartu gabungan kata.
 Interpersonal : mencari teman sebagai pasangan.
Alat dan bahan:
 Kartu jenis lensa (terlampir),
 Berbagai jenis lensa. Jika tidak ada dapat diganti dengan gambar jenis-jenis lensa di
karton besar,
 LDS 1 (terlampir).
164

Langkah-langkah:
1. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru menempelkan karton besar bergambar
berbagai jenis lensa di setiap sudut kelas yang nantinya berfungsi sebagai tempat
berkumpul masing-masing kelompok.
2. Setiap siswa diberi kartu jenis lensa (format lengkap terlampir).

Kartu merah bertuliskan bi : dua.


Kartu merah bertuliskan plan: datar.
Kartu hijau bertuliskan konkaf: cekung.
Kartu biru bertuliskan konveks: cembung.
3. Siswa mencari pasangan yang memiliki warna kartu yang berbeda dari miliknya.
Setiap pasangan harus memiliki warna kartu yang berbeda agar mendapatkan paduan dari
dua kata yang sesuai sehingga membentuk salah satu jenis lensa.
Misal: merah-hijau: plan konkaf; merah-biru: bikonveks; hijau-biru: konkaf konveks.
4. Siswa yang telah berpasangan berkumpul di tempat yang telah ditandai guru pada poin 1
sesuai dengan gabungan kata yang mereka peroleh.
5. Guru membagikan lensa dan LDS.
6. Siswa melakukan diskusi untuk mengisi LDS.
7. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan menyimpulkan hasil
kegiatan dengan panduan guru.

STRATEGI “We’re The Light”


Materi: jalannya sinar pada lensa, sinar istimewa pada lensa
Tujuan:
 Siswa dapat memerankan jalannya sinar pada lensa.
 Siswa dapat melukiskan jalannya sinar pada lensa.
 Siswa dapat memerankan sinar istimewa pada lensa.
 Siswa dapat melukiskan jalannya sinar pada lensa.
165

Ranah Kecerdasan :
 Kinestik : melakukan peran sebagai cahaya yang melewati lensa.
 Visual : petunjuk bermain peran yang berupa kartu bergambar.
 Musikal : memainkan peran dengan iringan musik.
 Interpersonal : bekerjasama dengan teman sekelompok untuk bermain peran.
Alat dan Bahan:
 Petunjuk peran (format lengkap terlampir) bisa dibuat dalam bentuk kartu,
 Pemutar musik,
 Penanda sumbu utama dan letak fokus (bisa menggunakan tali rafia dan kertas),
 LDS 2 (terlampir).
Langkah-langkah:
1. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru menyiapkan ruangan yang luas dan
menyusun tempat semirip mungkin dengan kartu petunjuk.
2. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang terdiri atas 3 atau 4 orang.
3. Masing-masing kelompok mendapatkan LDS dan kartu petunjuk sebagai panduan untuk
berperan.
Format petunjuk peran

Jalannya sinar pada lensa Sinar istimewa lensa cembung


4. Masing-masing kelompok memerankan/memperagakan jalannya sinar dan sinar
istimewa pada lensa dengan diiringi musik.
166

5. Kelompok lain mengamati dan menggambarkannya di LDS.


6. Siswa dipersilakan memberikan pendapat mengenai penampilan kelompok lain.
7. Kelompok yang kurang sesuai dalam melakukan peran, mengulangi penampilannya
kembali.
8. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil yang diperoleh.

STRATEGI “Choose The Area”


Materi: sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa
Tujuan:
 Siswa dapat menentukan pembagian ruang pada lensa.
 Siswa dapat menentukan sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa dengan metode grafik.
Ranah Kecerdasan :
 Visual :
 petunjuk melukis bayangan dengan gambar.
 petunjuk melukis bayangan dengan video.
 melukis bayangan yang terbentuk dalam aneka warna dan kertas yang menarik.
 Musikal : petunjuk melukis bayangan dalam bentuk lagu.
 Linguistik : petunjuk melukis bayangan dalam bentuk instruksi tertulis.
 Intrapersonal : memutuskan area mana yang akan dikunjunginya.
 Interpersonal : bekerjasama dengan teman sekelompok dalam membahas hasil eksplorasi.
Alat dan bahan:
 Lagu petunjuk melukis bayangan (terlampir),
 Gambar petunjuk melukis bayangan pada lensa,
 Video petunjuk melukis bayangan pada lensa,
 Kertas asturo ukuran A2,
 Ketas lipat berwarna ukuran 11 cm x 9 cm,
 Spidol berwarna.
Langkah-langkah:
1. Guru terlebih dahulu menyiapkan area dengan berbagai bentuk sumber belajar.
167

Area Musik Area Bahasa Area Ruang Lensa


Petunjuk melukis Petunjuk melukis bayangan Gambar pembagian
bayangan dalam dalam bentuk instruksi ruang pada lensa
bentuk lagu tertulis

2. Siswa dengan bebas memilih area yang akan dieksplorasi.


3. Siswa mencatat informasi yang diperoleh dari area.
4. Setelah bereksplorasi, siswa berkumpul membentuk 6 kelompok.
5. Hasil eksplorasi dibahas secara berkelompok dengan panduan guru.
a. Pembagian ruangan pada lensa
Siswa menggambarkan pembagian ruang pada lensa berikut keterangannya.
b. Melukis bayangan yang terbentuk
Guru membagikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk melukis:
1) Bayangan yang terbentuk pada lensa cembung oleh benda yang berada di ruang 1, 2,
dan 3 beserta sifat bayangannya.
2) Bayangan yang terbentuk pada lensa cekung oleh benda yang berada di ruang 1, 2,
dan 3 beserta sifat bayangannya.
Setiap kelompok mendapatkan karton besar dan kertas berwarna kecil
 kertas berwarna untuk melukiskan terbentuknya bayangan.
 karton asturo untuk menempelkan hasil karya dalam satu kelompok.
6. Hasil karya kelompok dapat ditempelkan di kelas.

STRATEGI “We Can Find It Ourselves”


Materi: persamaan lensa
Tujuan:
 Siswa dapat menemukan persamaan lensa melalui kegiatan praktikum.
 Siswa dapat menentukan jarak bayangan yang dihasilkan oleh pembiasan lensa cembung
dan cekung dengan menggunakan persamaan lensa.
 Siswa dapat menentukan perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh pembiasan lensa
cembung dan cekung.
 Siswa dapat menentukan kekuatan lensa.
168

Ranah Kecerdasan :
 Visual : prosedur praktikum dalam bentuk gambar.
 Logis-matematis :
 melakukan percobaan dengan langkah yang sistematis.
 memecahkan soal dalam bentuk hitungan.
 Interpersonal : bekerjasama dengan teman sekelompok dalam melakukan praktikum.
Alat dan Bahan:
 Kit optik lensa,
 LKS (terlampir).
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok yang anggotanya 4-5 orang (jumlah kelompok disesuaikan
dengan tersedianya alat dan bahan praktikum).
2. Siswa melakukan percobaan dengan panduan LKS.
3. Siswa bekerjasama untuk menjawab pertanyaan yang ada di LKS.
4. Perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil praktikum.
169

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, T. 2004. Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligences di Dunia


Pendidikan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Chatib, M. 2012. Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara.
Bandung: Kaifa.
Uno, H.B. dan M.K. Umar. 2010. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Lampiran 43
SILABUS
Sekolah : SMP N 21 Semarang
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Kelas / semester : VIII / 2

Standar kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

Materi Kegiatan Indikator Pencapaian Penilaian Alokasi


Kompetensi Sumber Belajar
Pembelajaran Pembelajaran Kompetensi Teknik Instrumen waktu
Dasar
Menyelidiki  Pengertian dan  Siswa Siswa dapat: Tes Tes 6x 40’  Kartu jenis
sifat-sifat jenis-jenis lensa. melakukan  Menyebutkan Pilihan lensa
cahaya dan  Jalannya sinar permainan pengertian dan jenis- ganda  Kartu jalannya
hubungannya pada lensa kartu pasangan jenis lensa. Tes sinar
dengan cembung dan jenis-jenis Tes  Video
 Mendeskripsikan
berbagai cekung. Pilihan  Lagu
lensa. jalannya sinar pada
 Sinar istimewa  KIT Optik
bentuk  Siswa lensa cembung dan Tes ganda
pada lensa  Gambar
cermin dan memperagakan cekung.
cembung dan  Buku paket
lensa. cekung. /memerankan  Menyebutkan sinar Tes
fisika
 Sifat bayangan jalannya sinar istimewa pada lensa Tes Pilihan
yang terbentuk serta sinar cembung dan cekung. ganda
pada lensa. istimewa pada  Menggambar
 Persamaan lensa. lensa cembung bayangan yang Tes Tes
dan cekung terbentuknya oleh Pilihan
secara lensa cembung dan ganda
berkelompok. cekung.
 Siswa  Menentukan sifat Tes

170
melakukan bayangan yang Tes Pilihan
Materi Kegiatan Indikator Pencapaian Penilaian Alokasi
Kompetensi Sumber Belajar
Pembelajaran Pembelajaran Kompetensi Teknik Instrumen waktu
Dasar
observasi di terbentuk pada lensa ganda
area yang cembung dan cekung.
tersedia  Menentukan jarak
 Area bayangan yang
Musik: dihasilkan oleh Tes
petunjuk pembiasan lensa Pilihan
melukis cembung dan cekung ganda
dalam dengan menggunakan Tes
bentuk persamaan lensa.
lagu.  Menentukan
 Area perbesaran bayangan
Linguistik: yang dihasilkan oleh
petunjuk pembiasan lensa
melukis cembung dan cekung. Tes
bayangan  Menentukan kekuatan Pilihan
dalam lensa. ganda
bentuk
instruksi
tertulis.
 Siswa
melakukan
percobaan
untuk
menemukan
persamaan
lensa.

171
172

Lampiran 44

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMP


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : VIII / II
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit

A. Standar Kompetensi
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam
produk teknologi sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar
Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk
cermin dan lensa.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Melalui pembelajaran ini siswa dapat:
1. Menyebutkan pengertian dan jenis lensa.
2. Mendeskripsikan jalannya sinar pada lensa cembung dan cekung.
3. Menyebutkan sinar istimewa pada lensa cembung dan cekung.
4. Menggambar terbentuknya bayangan oleh lensa cembung dan cekung.
5. Menentukan sifat bayangan yang terbentuk pada lensa cembung dan
cekung.
6. Menentukan jarak bayangan yang dihasilkan oleh pembiasan lensa
cembung dan cekung dengan menggunakan persamaan lensa.
7. Menentukan perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh pembiasan lensa
cembung dan cekung.
8. Menentukan kekuatan lensa.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran ini siswa dapat:
1. Menyebutkan pengertian lensa dan jenis-jenis lensa beserta ciri-cirinya.
2. Memerankan jalannya sinar pada lensa cekung dan cembung.
173

3. Melukiskan dan mendeskripsikan jalannya sinar pada lensa cembung dan


cekung.
4. Memerankan sinar istimewa pada lensa cekung dan cembung.
5. Melukiskan dan mendeskripsikan sinar istimewa pada lensa cembung dan
cekung.
6. Menentukan pembagian ruang pada lensa.
7. Menentukan sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa dengan metode
grafik.
8. Menemukan persamaan lensa melalui kegiatan praktikum.
9. Menentukan jarak bayangan yang dihasilkan oleh pembiasan lensa
cembung dan cekung dengan menggunakan persamaan lensa.
10. Menentukan perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh pembiasan lensa
cembung dan cekung.
11. Menentukan kekuatan lensa.
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian dan jenis-jenis lensa.
2. Jalannya sinar pada lensa cembung dan cekung.
3. Sinar istimewa pada lensa cembung dan cekung.
4. Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa.
5. Persamaan lensa.
F. Model Pembelajaran
Cooperative Learning
G. Metode Pembelajaran
Permainan, Role playing, diskusi, eksperimen.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Alokasi
Tahapan Kegiatan Waktu

Pendahuluan 1. Zona Alfa 15 menit


 Guru menayangkan cuplikan video
mengenai proses pembuatan lensa.
174

 Guru mempersilakan siswa untuk


menanggapi film tersebut.
2. Warm up
Pertanyaan berantai mengenai materi
sebelumnya, yaitu peristiwa pembiasan
cahaya.
3. Pre-teach
Guru menjelaskan prosedur kegiatan
pembelajaran mengunakan kartu.
4. Scene setting
Guru memberitahu bahwa kegiatan ini
dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis lensa
yang dibuat pada tayangan film sebelumnya.
Kegiatan a. Kegiatan I 20 menit
Inti (Kecerdasan Linguistik & Interpersonal)
1) Eksplorasi
a) Siswa mendapatkan kartu jenis lensa yang
dibagikan oleh guru secara acak.
b) Siswa mencari pasangan sehingga
membentuk gabungan kata yang
merupakan salah satu jenis lensa (bi-
konveks, konkaf-konveks, dll) sesuai
dengan instruksi guru.
c) Siswa dengan gabungan kartu jenis lensa
yang sama berkumpul menjadi satu dan
berdiskusi dengan panduan LDS.
2) Elaborasi
Siswa bersama kelompoknya
mendeskripsikan ciri-ciri lensa tersebut.
3) Konfirmasi
a) Guru memberikan penjelasan yang benar
175

apabila ada jawaban siswa yang kurang


tepat.
b) Siswa menyimpulkan kegiatan I dengan
bantuan guru.
b. Kegiatan II 35 menit
(Kecerdasan Kinestik & visual)
1) Eksplorasi
a) Guru membentuk 8 kelompok yang
terdiri dari 3-4 siswa.
b) Setiap kelompok menerima kartu tugas
yang berisi jalannya sinar dan sinar
istimewa.
c) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
untuk menampilkan peran sesuai kartu
yang didapat.
d) Masing-masing kelompok
memperagakan jalannya sinar.
e) Kelompok lain melihat peragaan
temannya dan mengisi LDS.
2) Elaborasi
a) Siswa menjelaskan tentang peran yang
mereka lakukan.
b) Siswa memberikan komentar mengenai
penampilan kelompok yang tampil.
3) Konfirmasi
a) Guru memberikan pembenaran apabila
terdapat gerakan yang kurang tepat.
b) Guru membimbing siwa untuk
menyimpulkan kegiatan.
Penutup 1. Guru memberikan penghargaan kepada 10 menit
kelompok yang memiliki kinerja dan
176

kerjasama yang baik.


2. Guru memberi informasi mengenai kegiatan
untuk pertemuan selanjutnya.

Pertemuan 2
Alokasi
Tahapan Kegiatan Waktu

Pendahuluan 1. Zona Alfa 15 menit


Guru menayangkan cuplikan film yang
bercerita tentang seorang anak yang
tanpa sengaja membakar bonekanya
menggunakan kaca pembesar.
2. Warm up
Guru menunjukkan lensa dan siswa
menebak jenis lensa tersebut beserta sifat
cahaya yang melewatinya.
3. Pre-teach
Penjelasan prosedur kegiatan
pembelajaran area.
4. Scene setting
Guru memberi tahu bahwa kegiatan yang
akan dilakukan ini akan menjawab
pertanyaan mengapa boneka yang ada
dalam tayangan terbakar dan bayangan
yang dibentuk oleh kaca pembesar.
Kegiatan Inti 1) Eksplorasi 55 menit
a) Siswa bebas mengunjungi area yang
tersedia (area musik, area linguistik,
dan area bayangan lensa dan area
ruang lensa).
b) Siswa mencatat informasi yang
177

diperoleh.
2) Elaborasi
a) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok
untuk membahas hasil eksplorasi
area.
b) Salah satu siswa mempresentasikan
hasilnya (gambar hasil lukisan
pembentukan bayangan).
c) Siswa lain menanggapi presentasi
temannya.
3) Konfirmasi
a) Guru memberikan penjelasan yang
benar apabila jawaban siswa kurang
tepat.
b) Siswa menyimpulkan hasil kegiatan
dengan bantuan guru.
Penutup 1. Guru memberikan penghargaan kepada 10 menit
siswa yang memiliki kinerja yang baik.
2. Guru memberi tugas untuk membuat
rangkuman yang dapat dibuat dalam
berbagai bentuk sesuai dengan minat
siswa, misalnya puisi, foto, video, cerita,
gambar, lagu, dll.
Pertemuan 3
Alokasi
Tahapan Kegiatan Waktu

Pendahuluan 1. Zona Alfa 15 menit


Guru menayangkan gambar tentang
orang yang memakai kacamata.
2. Warm up
Guru meminta beberapa siswa untuk
178

menggambarkan bayangan yang


terbentuk oleh benda pada lensa cekung
dan cembung di papan tulis.
3. Pre-teach
Penjelasan prosedur kegiatan
pembelajaran eksperimen.
4. Scene setting
Guru memberi tahu bahwa kegiatan yang
akan dilakukan ini akan menjawab
pertanyaan mengapa mengapa kacamata
yang digunakan orang tadi berbeda-beda
ketebalannya.
Kegiatan Inti 1. Eksplorasi 55 menit
a) Siswa melakukan percobaan dengan
bantuan LKS secara berkelompok.
2. Elaborasi
a) Salah satu siswa mempresentasikan
hasil percobaan mereka.
b) Siswa lain menanggapi presentasi
temannya.
3. Konfirmasi
a) Guru memberikan penjelasan yang
benar apabila ada jawaban siswa
yang kurang tepat.
b) Siswa menyimpulkan hasil kegiatan
dengan bantuan guru.
Penutup 1. Guru memberikan penghargaan kepada 10 menit
siswa yang memiliki kinerja yang baik.
2. Guru memberi informasi besok akan
diadakan tes.
179

I. Evaluasi
1. Teknik Penilaian: tes.
2. Bentuk Instrumen: pilihan ganda.
3. Contoh Instrumen:
Contoh tes pilihan ganda:
Jika cahaya datang dalam arah sejajar sumbu utama jatuh pada lensa
cekung maka cahaya….
e. tidak dibiaskan
f. dibiaskan melalui titik fokus
g. dibiaskan seolah-olah berasal dari titik fokus
h. dibiaskan sejajar sumbu utama

4. Skoring

ℎ = 100

J. Sumber Belajar
1. Kartu jenis lensa,
2. Kartu jalannya sinar,
3. Video,
4. Lagu,
5. KIT Optik,
6. Gambar,
7. Buku paket fisika.
Lampiran 45 180
Format Kartu Jenis Lensa
181
182
183

Lampiran 46

Kelompok :

Nama Anggota :

Setelah melakukan kegiatan ini, diharapkan kalian dapat menyebutkan pengertian,

ciri-ciri dan jenis lensa

Kalian boleh mencoret kata dalam kurung yang tidak sesuai.


Jangan lupa tulis bagian * dengan gabungan kata yang
kalian dapat yaa

 _______________* terbuat dari bahan yang (bening /


mengkilat)
 Salah satu sisi _______________* berbentuk (datar/lengkung)
dan sisi lainnya berbentuk (datar/lengkung).
 _______________* adalah salah satu jenis LENSA

Silakan gambar jenis


lensa yang kalian
dapat
184

Jangan lupa rangkum


juga hasil diskusi
kelompok lain.
Semoga sukses 

Simpulan:
185
Lampiran 47
Format Kartu Bermain Peran
186
187
Lampiran 48
Kelompok :

Nama Anggota :

Setelah melakukan kegiatan ini, diharapkan kalian dapat:

 Mendeskripsikan jalannya sinar pada lensa cembung dan cekung

 Menyebutkan dan sinar-sinar istimewa pada lensa cembung dan cekung

 Menggambarkan sinar-sinar istimewa pada lensa cembung dan cekung

Tuliskan Silakan gambar


deskripsinya jalannya sinar pada
juga ya…. lensa yang telah
kelompok lain
perankan

Jalannya sinar pada lensa cembung

Jalannya sinar pada lensa cekung


188

Sinar istimewa lensa cembung (1)

Sinar istimewa lensa cembung (2)

Sinar istimewa lensa cembung (3)


189

Sinar istimewa lensa cekung (1)

Sinar istimewa lensa cekung (2)

Sinar istimewa lensa cekung (3)

Simpulan:
190

Lampiran 49
Lagu Zona Musik

Lensa Cembung Lensa Cekung


Amatilah sifatnya
Melodi lagu: Lir-ilir
Melodi lagu: What makes you beautifull
oleh 1D
Lensa cembung… lensa cembung….
Disebut lensa konvergen
Lensa cekung lensa cembung
Sifatnya kumpulkan sinar
Seperti apakah bayangan yang engkau
Menuju ke titik fokus
bentuk?
Lensa cekung…. Lensa cekung…
Ayo coba melukisnya
Selalu sebarkan sinar
Langkah pertama buatlah sumbu utama
Yang seolah dari fokus
Tentukan fokus 1 dan 2
Disebut lensa divergen
Juga dua kali fokusnya

Lensa cembung konveks konvergen


Reff:
Lensa cekung konkaf divergen
Letakkan benda sesuai dengan jaraknya
Yo diingat yo horeeeee….
Pilih dua dari tiga sinar utama
Lukis dan temukan titik perpotonganya
You now know oo…
Amatilah sifatnya
191

Lampiran 50

LEMBAR KEGIATAN SISWA


Kelompok :

Anggota :
Setelah melakukan kegiatan ini, diharapkan kalian dapat:

 menemukan persamaan lensa melalui praktikum

 menerapkan persamaan lensa

Petunjuk praktikum

Sifat bayangan yang terbentuk

ketika benda dan lensa berada

pada jarak terdekat adalah

_____________ , _____________, dan

___________

Kemudian geser lensa dan catatlah

jaraknya terhadap benda.

Carilah bayangan yang terlihat paling

jelas dengan menggeser-geser layar

mendekat atau menjauhi lensa.


192

Kalian bisa mencatat data yang diperoleh di sini:

Jarak Tinggi
Jarak Tinggi
bayangan 1 1 1 1 bayangan
No. lilin dari + benda
dari lensa (Hi)
lensa (So) (Ho)
(Si)

Ayo Diskusi!

a. Angka yang tertera pada lensa yaitu______________ . Angka tersebut adalah

fokus lensa (f)


1 1
= =

b. Perhatikan nilai + , bandingkan dengan !

c. Bandingkan pula hasil perhitungan dan


193

Pernahkah kalian memperhatikan kacamata bertuliskan +2.00, -0.75, +1.50?

Apakah arti dari angka-angka tersebut?

Angka tersebut menunjukkan kekuatan lensa. Kekuatan lensa berbanding

terbalik dengan jarak titik fokus.

Berapakah kekuatan lensa yang kalian gunakan pada praktikum ini?

Jadi, simpulannya adalah


194

Lampiran 51

Foto Penelitian

Strategi The Power of Two Strategi We’re The Light

Strategi Choose The Area Diskusi siswa saat strategi Choose The Area

Strategi We Can Find It Ourself Siswa mengerjakan LKS

Anda mungkin juga menyukai