Anda di halaman 1dari 5

Komponen Biotik dan Abiotik, Pengertian, dan Contohnya

Komponen Biotik dan Abiotik


Secara bahasa, biotik berarti hidup. Adapun dirunut dari istilahnya, pengertian komponen biotik
diartikan sebagai komponen-komponen penyusun ekosistem yang berupa mahluk hidup.
Beberapa contoh komponen biotik misalnya hewan, tumbuhan, monera, fungi, virus, bakteri, dan
manusia. Komponen biotik berkembang biak dan bertahan hidup dalam lingkungan abiotik.

Kebalikan dari pengertian biotik, pengertian komponen abiotik diartikan sebagai komponen-
komponen penyusun ekosistem yang berupa benda-benda mati. Beberapa contoh komponen
abiotik misalnya tanah, suhu, sinar matahari, air, udara, dan lain sebagainya. Komponen abiotik
sangat mempengaruhi jenis dan pola hidup komponen biotik dalam suatu satuan ekosistem.
Berikut ini penjelasan mengenai pengaruh interaksi komponen biotik dan abiotik tersebut secara
lebih lengkap.

1. Komponen Biotik

Manusia merupakan salah satu contoh komponen biotik. Selain manusia, hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme juga tergolong ke dalam komponen ini. Asalkan suatu mahluk menunjukan ciri
ciri hidup, maka mahluk tersebut dikategorikan sebagai contoh komponen biotik.

Adapun berdasarkan kemampuannya dalam memperoleh makanan, komponen biotik


digolongkan menjadi 3 tingkatan, yaitu tingkat autotrof (produsen), heterotrof (konsumen), dan
pengurai (dekomposer).

a. Organisme Autotrof (produsen)

Organisme autotrof disebut juga produsen adalah organisme yang dapat menghasilkan
makanannya sendiri. Produsen membuat makanan dengan menyerap senyawa dan zat-zat
anorganik untuk kemudian diubah menjadi senyawa organik melalui proses fotosintesis. Ciri
khusus organisme yang tergolong autotrof adalah adanya klorofil dalam tubuhnya, seperti pada
tumbuhan tingkat tinggi. Dalam interaksi komponen biotik dan abiotik, organisme autotrof
merupakan awal dari terciptanya keseimbangan ekosistem.
b. Organisme Heterotrof (konsumen)

Organisme heterotrof disebut juga konsumen adalah organisme yang menggunakan bahan-bahan
organik yang berasal dari organisme lain sebagai sumber energi dan makanannya. Organisme
autotrof tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri. Contoh kompenen biotik ini misalnya
manusia dan hewan yang berperan baik sebagai karnivora, herbivora, maupun omnivora.

c. Pengurai (dekomposer)

Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang merubah bahan-bahan organik dari organisme
yang sudah mati menjadi senyawa anorganik melalui proses dekomposisi. Contoh komponen
biotik ini misalnya jamur, bakteri, ganggang, cacing, dan lain sebagainya. Beberapa pengurai
yang menggunakan sisa bahan organik hasil dekomposisi disebut juga detritivor. Contoh
organisme ini misalnya kutu kayu.

Ketiga tingkatan komponen biotik mulai dari organisme autotrof, organisme heterotrof, dan
pengurai, semuanya saling berinteraksi satu sama lain untuk membentuk suatu gejala alam biotik
seperti pola rantai makanan, piramida makanan, dan lain sebagainya seperti dijelaskan pada
artikel selanjutnya.

2. Komponen Abiotik

Komponen abiotik adalah komponen penyusun ekosistem yang berupa mahluk mati. Komponen
abiotik memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan komponen biotik. Berikut ini
adalah beberapa contoh komponen abiotik beserta penjelasannya.

a. Udara

Contoh komponen abiotik yang pertama adalah udara. Udara merupakan sekumpulan gas yang
menyusun atmosfer bumi. Sekumpulan gas tersebut tersusun atas oksigen (21,9%), Nitrogen
(78,1%), karbon dioksida (0,03%), dan gas lain dalam jumlah yang sedikit. Udara memiliki
pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan komponen biotik, contohnya kandungan oksigen di
udara yang menunjang respirasi manusia atau kandungan karbondioksida yang menunjang
fotosintesis bagi organisme autotrof.

b. Air

Volume air di bumi mencapai jumlah 1,4 milyar km3. Volume tersebut berasal dari air laut
(97%), air tawar (0,75%), dan gunung es (2%). Volume air di bumi akan bersifat tetap karena
adanya siklus hidrologi. Air merupakan contoh komponen abiotik ekosistem yang perannya
sangat vital bagi kehidupan di bumi. Air digunakan untuk berbagai keperluan mahluk hidup,
mulai dari untuk fotosintesis, menunjang metabolisme jaringan, dan lain sebagainya.
Ketersediaan air merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keadaan komponen biotik dan
abiotik dalam ekosistem.

c. Cahaya matahari

Cahaya matahari, baik dari intensitas maupun kualitasnya dapat sangat mempengaruhi kehidupan
suatu ekosistem. Intensitas cahaya matahari yang begitu tinggi pada daerah ekosistem gurun
misalnya, telah memaksa organisme gurun untuk beradaptasi secara morfologi, fisiologi, dan
tingkah laku. Selain itu, cahaya matahari juga membantu organisme autotrof dalam melakukan
fotosintesisnya.

d. Tanah

Tanah terbentuk dari proses pelapukan batuan yang berlangsung dalam jangka waktu yang
sangat lama. Tanah tersusun atas 4 komponen utama, yaitu bahan mineral, bahan organik, air,
dan udara. Tanah menjadi media tumbuh bagi organisme autotrof. Tanah juga digunakan
organisme heterotrof sebagai tempat mencari makanan.

e. Suhu
Suhu merupakan komponen abiotik yang sering menjadi pembantas keragaman hayati dari
sebuah ekosistem. Perbedaan suhu antar suatu tempat dipengaruhi banyak faktor. Faktor
utamanya adalah radiasi sinar matahari, garis lintang, dan ketinggian tempat. Pada suhu udara
yang sangat rendah, organisme tertentu melakukan adaptasi morfologi dengan menebalkan bulu
tubuh serta adaptasi tingkah laku dengan melakukan hibernasi.

Selain keempat contoh tersebut, masih ada banyak komponen abiotik lainnya yang berpengaruh
besar terhadap keadaan suatu ekosistem. Beberapa di antaranya antara lain kelembaban, pH,
kandungan garam mineral, dan lain sebagainya. Masing-masing komponen abiotik ini sebetulnya
selain mempengaruhi kehidupan komponen biotik juga saling berinteraksi satu sama lain.
Komponen biotik dan abiotik membentuk suatu kesatuan ekosistem yang saling melengkapi.

Daftar Pustaka:

http://www.ebiologi.com/2016/03/komponen-biotik-dan-abiotik-pengertian.html

Anda mungkin juga menyukai