I. Outline
1. Larutan Baku Primer dan Sekunder
2. Kurva Kalibrasi
2.1 Terminologi
2.2 Prosedur
2.3 Kalkulasi
2.4 Kelebihan dan Kekurangan
3. Metode dan Tahapan dalam Analisis Kimia
II. Pembahasan
1. Larutan Baku/Standard
Larutan baku/larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui.
Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan dalam buret, yang
sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan
ditentukan konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan
pipet volumetri dan ditempatkan di erlenmeyer. Larutan baku dapat dibedakan menjadi
larutan baku primer dan larutan baku sekunder.
Larutan baku primer merupakan larutan yang mengandung zat padat murni yang
konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode gravimetri (perhitungan
massa), dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum
diketahui. Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan
penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan dilarutkan dalam volume tertentu.
Contoh: K2Cr2O7, As2O3, NaCl, asam oksalat, asam benzoat.
Syarat-syarat larutan baku primer :
Zat harus mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110-
120 derajat celcius) dan disimpan dalam keadaan murni. (Syarat ini biasanya tak dapat
dipenuhi oleh zat- zat terhidrasi karena sukar untuk menghilangkan air-permukaan
dengan lengkap tanpa menimbulkan pernguraian parsial.)
Zat harus tidak berubah berat dalam penimbangan di udara; kondisi inimenunjukkan
bahwa zat tak boleh higroskopik, tak pula dioksidasi oleh udara ataudipengaruhi
karbondioksida.
Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji- uji kualitatif dan
kepekaantertentu.
Zat tersebut sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekuivalen
yangbesar.
Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih.
Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi harus bersifat stoikiometrik dan langsung.
Larutan baku sekunder meruapakan larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak
dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah murni.
Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan baku
primer, biasanya melalui metode titrimetri. Contoh:AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)2
Syarat-syarat larutan baku sekunder :
Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
Mempunyai berat ekivalen yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan
Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan.
2. Kurva Kalibrasi
2.1 Terminologi
Dalam metode kurva kalibrasi ini digunakan serangkaian larutan standar yang
mengandung konsentrasi analit yang telah diketahui. Larutan ini dapat menjangkau
interval konsentrasi yang diinginkan dan mempunyai komposisi matriks semirip
mungkin dengan larutan sampel yang ada.
2.2 Prosedur
Sejumlah larutan baku dengan dengan variasi konsentrasi disiapkan, kemudian
diukur menggunakan instrumen, dan respon instrumen dicatat.
Larutan Baku merupakan larutan analit yg telah diketahui konsentrasinya.
Larutan baku dibuat agar dalam pengukuran menggunakan instrumen tidak melampaui
batas linearitas (LOL = Limit of Linearity) dari instrumen. Sementara itu untuk kurva
kalibrasinya dilakukan dengan mem-plot konsentrasi baku (sumbu x) versus respon
instrumen (sumbu y), dimana hubungan antara konsentrasi baku dan respon instrumen
adalah linier.
Jika hasil dari plot tersebut adalah non-linear, electronic hardware dan software
komputer dapat digunakan untuk mengganti lengkungan dan menghasilkan output yang
merupakan fungsi linear dari konsentrasi. Jumlah larutan standar yang dianalisa dalam
daerah non-linear dapat meningkat untuk mempertahankan keakurasian analisis dari
sampel yang tidak diketahui.
Linearitas dapat juga dicapai dalam beberapa analisis dengan memvariasikan
parameter instrument yang digunakan. Hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah
untuk merekam atau menyimpan semua parameter instrument yang digunakan dalam
pengambilan data kurva kalibrasi karena variasi kecil dalam parameter dapat
mempengaruhi slope dari kurva kalibrasi. Kurba kalibrasi harus diperiksa pada waktu-
waktu tertentu (secara periodik) menggunakan larutan dengan konsentrasi yang telah
diketahui untuk mendeteksi perubahan dalam respon instrument.
2.3 Kalkulasi
Cara mengukur yang dilakukan (perhitungan) adalah dengan menggunakan
metode regresi linier untuk menghitung persamaan fitting
y = mx + b
2.4 Kekurangan dan Kelebihan
Metode kurva kalibrasi digunakan hanya ketika dalam analisis tersebut
melibatkan jumlah sampel yang besar dalam sebuah matriks dengan komposisi umum
yang telah diketahui.