Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FISIKA MEKANIKA

PEMANFAATAN GAYA THERMOPHORESIS DALAM HUKUM


TERMODINAMIKA

Disusun oleh :

Abhinawa Fauzan Putra (1606888720)


Dhea Putriani (1606906300)
Fidela (1606877004)
M. Mustafa Ismail Turner (1606885870)
Nathanael Antonius (1606838703)
Perdianta Sembiring (1606905954)
Prayoga Byantara (1606830064)
Sabrina Karima (1606836370)
Timothy Reinhardt (1606905273)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pemanfaatan
Gaya Thermophoresis Dalam Hukum Termodinamika.
Pembuatan makalah ini bertujuan agar kami lebih tahu mengenai
bagaimanakah pemahaman akan gaya thermophoresis dalam hukum
termodinamika yang ke-2 dan pengaplikasiannya. Dalam penyusunan makalah ini
dibutuhkan referensi-referensi dan sumber-sumber informasi sehingga penyusunan
makalah ini dapat selesai dengan baik dan benar.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi. Namun, kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan tugas ini
tidak lain berkat bantuan teman-teman, dan dosen kami yang bernama Bapak Adhi
Harmoko Saputro S.Si., M.Kom., Ph.D.. Tidak lupa kami berterima kasih kepada
dosen kami karena berkat beliau, kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik
dan benar.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Depok, Mei 2017

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

Lembar Judul
Kata Pengantar ........................................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
Abstrak .................................................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2 Tujuan dan Manfaat .............................................................................. 1
1.3 Tujuan dan Manfaat .............................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gaya Thermophoresis ......................................................... 3
2.2 Levitasi Menggunakan Gaya Thermophoresis...................................... 3
2.3 Kaitan dengan Fisika Panas atau Termodinamika ................................ 4
2.4 Manfaat ................................................................................................. 5

BAB II : PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
ABSTRAK

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,


bersamaan dengan itu perkembangan sains ini telah memperkaya kemampuan kita
untuk memanfaatkan energi dalam memenuhi kebutuhan kehidupan keseharian
kita. Kegiatan kehidupan manusia tidak terlepas dari melibatkan perpindahan
energi dan perubahan energi.
Salah satunya yaitu penerapan Hukum Termodinamika, dimana
Termodinamika merupakan ilmu yang mempelajari mengenai energi panas dan
hubungannya dengan kerja yang dilakukan. Dari pengaplikasian Hukum
Termodinamika II yang menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari
benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah dan tidak mengalir secara
spontan dalam arah kebalikannya, terdapat gaya thermophoresis yang melibatkan
perpindahan suhu dalam suatu aliran fluida dimana dipengaruhi oleh pergerakan
partikel dalam sistem tersebut. Levitasi dapat terjadi karena adanya gaya
thermophoresis pada ruangan alat eksperimen. Partikel udara yang datang dari
bagian panas (bawah) memiliki momentum yang lebih besar dibandingkan partikel
yang berada di bagian dingin (atas). Perpindahan partikel menyebabkan terjadinya
transfer momentum sehingga menghasilkan molekul-molekul untuk melawan gaya
gravitasi. Transfer momentum ini juga menarik partikel-partikel ke poros simetri
pada kedua plat.

Yang ingin dikemukakan dalam makalah ini yaitu bagaimana proses levitasi
benda akibat gaya thermophoresis. Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk
memahami gaya thermophoresis dalam hukum termodinamika II dan
pengaplikasiannya. Pengaplikasian gaya thermophoresis meliputi : pertama,
digunakan dalam peningkatan keamanan reaktor nuklir ; kedua, penggunannanya
dalam presipitator aerosol termal ; dan ketiga, dalam pembuatan beberapa material
seperti kabel.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Termodinamika memainkan peran penting dalam analisis sistem dan
piranti yang ada di dalamnya yang menyebabkan terjadinya perpindahan
formasi energi. Implikasi termodinamika mencakup banyak hal dan
penerapannya membentang ke seluruh kegiatan manusia serta kejadian yang
terjadi di alam. Bersamaan dengan sejarah dan perkembangan ilmu teknologi
saat ini, perkembangan sains telah memperkaya kemampuan kita untuk
memanfaatkan energi dan menggunakan energi tersebut untuk kebutuhan
kehidupan sehari-harinya karena dalam kegiatan kita sehari-harinya tidak
terlepas melibatkan perpindahan energi dan perubahan energi tersebut.
Termodinamika merupakan ilmu tentang energi yang secara spesifik
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja yang dilakukan.
Pada hukum ke-2 termodinamika menjelaskan bahwa Kalor mengalir secara
spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah dan tidak
mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya. Dari penerapan prinsip
tersebut, timbul gaya thermophoresis yang melibatkan perpindahan suhu
dalam suatu aliran fluida dimana dipengaruhi oleh pergerakan partikel dalam
sistem tersebut. Pada prinsipnya, gaya thermophoresis dapat dimanfaatkan
dalam membantu aktivitas kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, maka kami tertarik untuk menyusun makalah
dengan ini dengan judul Pemanfaatan Gaya Thermophoresis Dalam Hukum
Termodinamika.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang akan
dikemukakan dalam makalah ini adalah Bagaimana cara melevitasi suatu
benda dengan gaya thermophoresis?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami gaya
thermoporesis dalam hukum termodinamika II dan pengaplikasiannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gaya Thermophoresis


Thermophoresis adalah fenomena pergerakan partikel dalam suatu aliran
fluida yang tersebar pada suatu sistem yang diakibatkan oleh perbedaan
temperatur dalam sistem tersebut. Partikel bergerak dari zona temperatur panas
menuju zona temperatur rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya transfer
momentum dari lingkungan sekitar ke partikel melalui media panas.
Pergerakan partikel dalam sistem itu bergerak menuju daerah-daerah
yang memiliki temperatur lebih rendah. Jika terdapat gradien temperatur di
dalam suatu volume udara maka partikel cenderung akan bergerak ke tempat
yang lebih dingin. Perbedaan temperatur akan menyebabkan terbentuknya
perbedaan momentum pada partikel yang menempati region di dalam sistem
volume kontrol.
Lingkungan sekitar partikel diasumsikan dalam kondisi diam tanpa
adanya gerakan udara dan tidak ada gaya-gaya lain yang bekerja pada partikel.
Gaya thermophoresis memiliki aplikasi dalam berbagai bidang diantaranya
untuk aerosol thermal precipitator, pembuatan serat optik, pembersihan gas,
safety pada reaktor nuklir, proses pembuatan semikonductor dan perlindungan
permukaan benda dari deposisi partikel.
Beberapa gaya menyebabkan pergerakan partikel, tetapi gaya
thermophoresis mempunyai pengaruh yang dominan pada pergerakan partikel
yang berukuran 0.01 m dp 1 m. Diluar ukuran tersebut maka gaya
thermophoresis tidak dominan mempengaruhi pergerakan partikel, melainkan
gaya lainnya.

2.2 Levitasi Menggunakan Gaya Thermophoresis

3
Alat eksperimental ini merupakan alat yang dirancang khusus untuk
melakukan eksperimen ini. Plat perunggu dan tempat berisi nitrogen cair
digunakan untuk membuat sebuah gradien temperatur. Tekanan diregulasi oleh
pompa yang dapat menghasilkan vakum, serta sebuah kenop yang dapat
terbuka ke atmosfer. Regulasi temperatur plat perunggu dihasilkan oleh
pendingin Peltier. Terdapat dua kamera dan sebuah lampu LED biru untuk
menangkap bentuk dari partikel yang melakukan levitasi. Plat perunggu dan
ruangan kemudian diberi sambungan ke tanah agar partikel yang melakukan
levitasi tidak terpengaruh gaya elektrostatik.
Levitasi terjadi karena adanya gaya thermophoresis pada ruangan alat
eksperimen. Partikel udara yang datang dari bagian panas (bawah) memiliki
momentum yang lebih besar dibandingkan partikel yang berada di bagian
dingin (atas). Karena partikel berpindah dari bawah ke atas, terjadi transfer
momentum yang menyebabkan molekul-molekul untuk melawan gaya
gravitasi. Transfer momentum ini juga menarik partikel-partikel ke poros
simetri pada kedua plat.

2.3 Kaitan dengan Fisika Panas atau Termodinamika


Eksperimen ini berkaitan dengan hukum kedua termodinamika, yaitu
tiga rumusan mengenai perpindahan kalor sebagai berikut:
a. Kalor tidak mungkin berpindah dari sistem bersuhu rendah ke sistem
bersuhu tinggi secara spontan. Menurut Asas Black, kalor berpindah dari

4
benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. Hal ini sesuai dengan
rumusan Clausius bahwa tidaklah mungkin memindahkan kalor dari tandon
yang bersuhu rendah ke tandon yang bersuhu lebih tinggi tanpa dilakukan
usaha.
b. Tidak ada mesin yang mengubah seluruh kalor yang masuk menjadi usaha.
Menurut Kelvin Planck, tidak ada mesin yang bekerja dalam satu siklus
dapat mengubah kalor menjadi usaha seluruhnya.
c. Jika suatu sistem mengalami perubahan secara spontan, maka perubahan
akan berarah sedemikian rupa sehingga entropi sistem akan bertambah, atau
akan tetap nilainya.
Entropi adalah ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat
diubah menjadi usaha. Besarnya entropi suatu sistem yang mengalami proses
reversibel sama dengan kalor yang diserap sistem dan lingkungannya (Q)
dibagi suhu mutlak sistem tersebut (T). Perubahan entropi diberi tanda S,
secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

Ciri proses reversibel adalah perubahan total entropi (S = 0) baik bagi


sistem maupun lingkungannya. Pada proses irreversibel perubahan entropi
semesta > 0. Proses irreversibel selalu menaikkan entropi semesta.

2.4 Manfaat
Pemanfaatan pelayangan objek dengan gaya thermophoresis yang telah
diperbarui ini memiliki manfaat yang lebih baik dan lebih banyak
dibandingkan penemuan sebelumnya. Dunia teknologi nuklir memanfaatkan
gaya ini dan pelayangan objek ini untuk meningkatkan keamanan reaktor
nuklir dengan mengondisikan keadaan termodinamika di sekitar atom-atom
nuklir. Hal ini dilakukan agar atom-atom nuklir tetap dapat bereaksi
menghasilkan energi, namun dengan tingkat radiasi yang lebih rendah,
sehingga lebih aman untuk digunakan.

5
Pemanfaatan gaya ini juga diaplikasikan dalam presipitator aerosol
termal dimana alat ini berfungsi mengumpulkan partikel ke permukaan melalui
penggunaan elemen yang dipanaskan, dimana aerosol yang lewat di antara
elemen yang dipanaskan dan permukaan yang lebih dingin akan didorong
untuk berkumpul pada permukaan. Pemanfaatan pembaruan gaya
thermophoietic ini digunakan sebagai pengendap termal bagi partikel-partikel
tertentu. Pengaturan gaya lebih stabil yang merupakan kelebihan penemuan ini
berguna dalam hal ini terkait dengan pengambilan sampel debu pada proses
industri atau abu pembakaran batu bara (fly ash ) dengan jumlah yang lebih
banyak untuk penelitian yang lebih akurat dan lebih murah.

Selain itu, dalam hal pembuatan beberapa material seperti kabel,


teknologi ini digunakan untuk pembuatan kabel melalui proses pengendapan
vakum. Proses ini menerapkan lapisan progresif atom atau molekul dalam

6
proses fabrikasinya. Dimana dengan hal ini, pembuatan kabel tidak
memerlukan energi panas yang terlalu besar seperti pembuatan kabel pada
umumnya, karena pembuatan kabel ini dilakukan dengan penerapan lapisan
progresif atom sehingga energi yang dibutuhkan lebih kecil dan menghemat
biaya pembuatan kabel itu sendiri.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya thermophoresis,
yaitu gaya yang disebabkan oleh gradien suhu, dapat menyebabkan levitasi.
Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa levitasi yang disebabkan oleh gaya
thermophoresis dapat dilakukan kepada berbagai macam jenis benda, berbeda
dengan levitasi menggunakan magnet.

8
DAFTAR PUSTAKA

Lazuardi, M. (2009). Tugas Akhir : Redesain dan Manufaktur Thermal Precipitator


sebagai Smoke Collector Berbasis Thermophoretic Force. Depok: Departemen
Teknik Mesin Universitas Indonesia..

Frankie, F., Mykhaylo, U., B. J, D. and Cheng, C. (2016). Stable thermophoretic


trapping of generic particles at low pressures. University of Chicago.

Halliday, Resnick, Walker. (2009). Fundamental of Physics 7th Edition, Extended


Edition. John Wiley & Sons Inc. NJ.

How optical fiber is made - material, used, composition, structure, steps, machine,
Raw Materials. (2017). Madehow.com. Retrieved 8 May 2017, from
http://www.madehow.com/Volume-1/Optical-Fiber.html

(2017). Retrieved 8 May 2017, from


http://aeosol.ees.ufl.edu/thermophoresis/section02.html

Safety of Nuclear Reactors - World Nuclear Association. (2017). World-


nuclear.org. Retrieved 8 May 2017, from http://www.world-
nuclear.org/information-library/safety-and-security/safety-of-plants/safety-of-
nuclear-power-
reactors.aspxhttps://www.sciencedaily.com/releases/2017/02/170216094532.html

(2017). Retrieved 8 May 2017, from https://arxiv.org/pdf/1504.01035.pdf

Anda mungkin juga menyukai