Anda di halaman 1dari 30

KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT DAN CAIRAN

Teknik Pemberian Obat

1.1 Pengerian Pemberian Obat dan Cairan


Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang
sebagai perawatan, pengobatan, atau bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan
yang terjadi di dalam tubuh. Dalam pelaksanaannya, tenaga medis memiliki tanggung
jawab dalam keamanan obat dan pemberian secara langsung ke pasien. Obat adalah
semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi yang dalam takaran
(dosis) yang tepat atau layak, sehingga dapat menyembuhkan, meringankan atau
mencegah penyakit atau gejala-gejalanya.
Obat yang di gunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan obat,
di antaranya kemurnian, yaitu suatu keadaan yang dimiliki obat karena unsur
keasliannya, tidak ada percampuran, dan standar potensi yang baik.

1.2. Tujan Pemberian Obat


Tujuan Pemberian Obat yaitu :
Untuk menghilangkan rasa nyeri yang dialami klien.
Obat topikal pada kulit memiliki efek yang lokal
Efek samping yang terjadi minimal
Menyembuhkan penyakit yang diderita oleh klien

1.3 Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian obat


Adapun hal-hal yang diperhatikan dalam pemberian obat, diantaranya :
Benar Obat
Apabila obat pertama kali di programkan, bandingkan tiket obat atau format
pencatatan unit-dosis dengan instruksi yang ditulis dokter. Ketika memberikan obat
bandingkan label pada wadah obat dengan format atau tiket obat. Hal ini dilakukan
tiga kali yaitu : 1. Sebelum memindahkan wadah obat dari laci atau almari, 2. Pada
saat sejumlah obat yang di programkan dipindahkan dari wadahnya, 3. Sebelum
mengembalikan wadah obat ke tempat penyimpanan.
Benar Dosis
Apabila sebuah obat harus disediakan dari volume atau kekuatan obat yang lebih
besar atau lebih kecil dari yang dibutuhkan atau jika seorang dokter
memprogramkan suatu sistem perhitungan obat yang berbeda dari yang disediakan
oleh ahli farmasi, risiko kesalahan meningkat.
Benar Klien atau Pasien
Langkah paling penting dalam pemberian obat dengan aman adalah meyakinkan
bahwa obat tersebut di berikan pada klien yang benar. Untuk mengidentifikasi
klien dengan tepat, periksa kartu, format atau laporan pemberian obat yang
dicocokan dengan identifikasi klien dan meminta klien menyebutkan namanya.
Benar Rute Pemberian
Apabila sebuah instruksi obat tidak menerangkan rute pemberian obat, perawat
mengonsultasikannya kepada dokter. Demikian juga, bila rute pemberian obat
bukan cara yang direkomendasikan, perawat harus segera mengingatkan dokter.
Benar Waktu
Harus mengetahui alasan sebuah obat diprogramkan untuk waktu tertentu dalam
satu hari dan apakah jadwal tersebut dapat diubah.
Benar pendokumentasian
Dokumentasi yang benar membutuhkan tindakan segera untuk mencatat informasi
sesuai dengan obat obatan yang telah diberikan. Hal ini meliputi nama obat,
dosis, rute, waktu dan tanggal serta inisial dan tanda tangan pelaksana pemberi
obat.

1.4 MACAM-MACAM TEKNIK PEMBERIAN OBAT


A. PEMBERIAN OBAT PER ORAL
1. Definisi
Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui
mulut.
2. Tujuan pemberian
a. Untuk memudahkan dalam pemberian
b. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat
tersebut dapat segera diatasi.
c. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri.
d. Menghindari pemberian obat yang dapatmenyebabkan kerusakan kulit dan
jaringan
3. Persiapan alat
a. Baki berisi obat
b. Kartu atau buku berisi catatan pengobatan
c. Pemotong obat (bila di perlukan)
d. Gelas dan air minum
e. Sendok
f. Pipet
g. Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak
4. Prosedur kerja
a. Siapkan peralatan dan cuci tangan
b. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual,
muntah, adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan
penghisapan lambung dll)
c. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat,
waktu dan cara pemberian) periksa tangal kadaluarsa obat.
d. Ambil obat sesuai yang diperlukan.
e. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai
dengan dosis yang diperlukan tanpa mangkontaminasi obat (gunakan teknik
aseptic untuk menjaga kebersihan obat)
1) Tablet atau kapsul
a) Tuangkan tablet atau tablet ke dalam mangkuk disposibel tanpa
menyentuh obat
b) Gunakan alat pemotong tablet bila di perlukan untuk membagi
obat sesuai dengan dosis yang diperlukan.
c) Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk
dengan menggunakan lumping penggerus. Kemudian campurkan
dengan menggunakan air.
2) Obat dalam bentuk cair
a) Kocok/ putar obat agar bercampur dengan rata sebellum
dituangkan, bunag oat yang telah berubah warna atau berubah
lebih keruh.
b) Buka penutup botol dan letakkan menghadap ke atas. Untuk
menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.
c) Pegang botol sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan,
dan tuangkan obat ke arah menjauhi label. Mencegah obat menjadi
rusak akibat tumpahan cairan, sehingga label tidak bisa dibaca
dengan tepat.
d) Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat
berskala.
e) Sebelum menutup botol, tutup botol dengan mrnggunakan kertas
tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan
obat yang mongering pada tutup botol.
f) Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari b5 ml
maka gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari botol.
g) Berikan obat pada waktu dan cara yang benar.
(1) Identifikasi klien dengan tepat
(2) Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan
bahasa yang mudah dimengerti klien.
(3) Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan
posisi lateral.
(4) Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit
menelan anjurkan klien meletakkan obat di lidah bagian
belakang, kemudian anjurkan minum. Posisi ini membantu
untuk menelan dan mencegah aspirasi.
(5) Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat,
setiap keluhan, dan tanda tangan pelaksana. Jika obat tidak
dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya.
(6) Kembalikan peralatan yang dipakai kemudian cuci tangan.
(7) Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien.

PEMBERIAN OBAT SUB LINGUAL


1. Definisi
Pemberian obat sub lingual adalah memberikan obat dengan cara meletakkan
obat di bawah lidah sampai habis diabsorbsi ke dalam pembuluh darah.
2. Tujuan
a. Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan oral
b. Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar
3. Prosedur kerja
Secara umum persiapan dan langkah pemberian sama dengan pemberian obat
secara oral. Yang perlu diperhatikan adalah klien perlu diberikan penjelasan
untuk meletakkan obat di bawah lidah, obat tidak boleh ditelan, dan
dibiarkan berada di bawah lidah sampai habis di absorbsi seluruhnya.

PEMBERIAN OBAT SECARA BUCAL


1. Pengertian
Pemberian obat secara bukal adalah memberikan obat dengan cara
meletakkan obat diantara gusi dengan membrane mukosa diantara pipi
2. Tujuan
a. Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara
oral
b. Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar
3. Prosedur kerja
Secara umum persiapan dan langkah pemberian sama dengan pemberian obat
secara oral. Yang perlu diperhatikan adalah klien perlu diberikan penjelasan
untuk meletakkan obat di antara gusi dan selaput mukosa pipi sampai habis
di absorbsi seluruhnya.
B. PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL
1. Pengertian
Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan
menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh atau pembuluh darah dengan
menggunakan spuit.
2. Tujuan
a. Untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara yang
lain
b. Untuk memperoleh reaksi setempat (tes alergi)
c. Membantu menegakkan diagnosa
d. Memberikan zat imunolog
3. Cara Pemberian Obat secara parenteral dapat dilakukan dengan :
a. Suntikan intramuskuler (IM)
1. Pengertian
Injeksi intramuskuler adalah pemberian obat dengan cara memasukkan
obat kedalam jaringan otot, obat tersebut selanjutnya akan terabsorbsi
ke pembuluh darah yang terdapat pada otot, dengan menggunakan
spuit.
2. Tujuan
Memasukkan sejumlah obat pada jaringan otot untuk diabsorbsi.
3. Tempat injeksi
a. Pada daerah lengan atas (deltoid)
b. Pada daerah dorsoglutel (gluteusbmaximus)
c. Pada daerah paha bagian luar (vastus lateralis)
d. Pada daerah paha bagian bawah (rectus femoris)
4. Peralatan
a. Buku catatan atau pemberian obat
b. Kapas alkohol
c. Sarung tangan disposibel
d. Obat yang sesuai
e. Spuit 2-5 ml
f. Needle
g. Bak spuit
h. Baki obat
i. Plester
j. Kassa steril
k. Bengkok
5. Prosedur kerja
a) Cuci tangan
b) Siapkan obat sesuai dengan prinsip 6 benar
c) Identitas Klien
d) Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
e) Atur klien pada posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan
f) Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan,peradangan
atau rasa gatal
g) Pakai sarung tangan
h) Bersikan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol
dengan gerakan sirkuler dan arah keluar dengan diameter 5
cm.Tunggu sampai kering.
i) Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah pada tangan non
dominan
j) Buka tutup jarum
k) Tarik kulit ke bawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan
dengan tangan non dominan
l) Dengan cepat masukan jarum dengan sudut 90o dengan tangan
dominan, masukan sampai pada jaringan otot.
m) Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari
spuit
n) Observasi adanya darah pada spuit
o) Jika tidak ada darah masukan obat berlahan-lahan
p) Jika ada darah :
(1) Tarik kembali jarum dari kulit
(2) Tekan tempat penusukan selama 2 menit
(3) Observasi adanya hematoma atau memar
(4) Jika perlu berikan plester
(5) Siapkan obat yang baru,mulai dengan langkah a,pilih area
penusukan yang baru.
q) Cabut jarum berlahan-lahan dengan sudut yang sama seperti saat
dimasukkan,sambil melakukan penekanan dengan menggunakan
kapas olkohol pada area penusukan.
r) Jika terdapat perdarahan,maka tekan area tersebut dengan
menggunakan kassa steril sampai darah berhenti
s) Kembalikan posisi klien
t) Buang peralatan yang tidak diperlukan sesuai dengan tempatya
masing-masing
u) Buka sarung tangan
v) Cuci tangan
w) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
b. Suntikan Subkutan (SC)
1. Pengertian
Injeksi subkutan adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat
ke dalam jaringan subkutan dibawah kulit dengan menggunakan spuit.
2. Tujuan
Memasukkan sejumlah obat kedalam jaringan subcutan di bawah kulit
untuk diabsorbsi.
3. Tempat injeksi
a. Lengan bagian atas luar
b. Paha depan
c. Daerah Abdomen
d. Area scapula pada punggung bagian atas
4. Peralatan
a. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
b. Kapas alkohol
c. Sarung tangan
d. Obat yang sesuai
e. Spuit 2ml
f. Bak spuit
g. Baki obat
h. Plester
i. Kassa steril (bila perlu)
j. Benkok
5. Prosedur kerja
a. Cuci tangan
b. Siapkan obat sesuai dengan prinsip 6 benar
c. Identitas klien
d. Beritahukan klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
e. Atur klien pada posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan
f. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan,peradangan
atau rasa gatal.(area penusukan yang utama adalah pada lengan
bagian atas dan paha anterior)
g. Pakai sarung tangan
h. Bersikan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol
dengan gerakan sirkuler dan arah keluar dengan diameter 5
cm.Tunggu sampai kering
i. Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah pada tangan non
dominan
j. Buka tutup jarum
k. Tarik kulit dan jaringan lemak dengan idu jari tangan non dominan
l. Dengan ujung jarum menghadap keatas dan menggunakan tangan
dominan masukan jarum dengan sudut 45o atau dengan
menggunakan sudut 90o (untuk orang gemuk).pada orang gemuk
jaringan subkutannya tebal
m. Lepaskan tarikan tangan non dominan
n. Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit
o. Jika tidak ada darah masukan obat berlahan-lahan
p. Jika ada darah :
1) Tarik kembali jarum dari kulit
2) Tekan tempat penusukan selama 2 menit
3) Observasi adanya hematoma atau memar
4) Jika perlu berikan plester
5) Siapkan obat yang baru,mulai dengan langkah a,pilih area
penusukan yang baru
q. Cabut jarum perlahan-lahan dengan sudut yang sama seperti saat
dimasukan,sambil melakukan penekanan dengan menggunakan
kapas alkohol pada area penusukan
r. Jika terdapat perdarahan,maka tekan area tersebut dengan
menggunakan kassa steril sampai darah berhenti
s. Kembalikan posisi klien
t. Buang peralatan yang tidak diperlukan sesuai dengan tempatnya
masing-masing
u. Buka sarung tangan dan cuci tangan
v. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

c. Suntikan Intravenous (IV)


1. Pengertian
Injeksi intravena adalah penberian obat dengan cara memasukan obat
ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit.Tujuan
untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi dari pada dengan
injeksi parenteral lain dan untuk memasukan obat dalam jumlah yang
lebih besar.
2. Tujuan
a. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada
dengan injeksi parenteral lainnya
b. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
c. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
3. Tempat injeksi
a. Pada lengan (Vena Basalika dan Vena Sefalika)
b. Pada tungkai (Vena Saphenous)
c. Pada leher (Vena Jugularis)
d. Pada kepala (Vena Frontalis atau Vena Temporalis)
4. Peralatan
a. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
b. Kapas alkohol
c. Sarung tangan
d. Obat yang sesuai
e. Spuid 2 ml-5ml
f. Bak spuit
g. Baki obat
h. Plester
i. Pembendung vena (torniguet)
j. Kassa steril(bila perlu)
k. Bengkok
5. Prosedur kerja
a. Cuci tangan
b. Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
c. Identitas klien
d. Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
e. Atur klien pada posisi yang nyaman
f. Pasang perlak pengalas
g. Bebaskan tangan klien dari baju atau kemeja
h. Letakkan pembendung (torniquet)
i. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan
atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera
dan nyeri yang berlebihan.
j. Pakai sarung tangan

k. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol,


dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter
sejitar 5 cm.
l. Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non
dominan
m. Buka tutup jarum
n. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan
dengan tangan non dominan
o. Pegang jarum pada posisi 30o sejajar vena yang akan ditusuk
perlahan dan pasti
p. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum kedalam
vena
q. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari
spuit dan tangan dominan menarik punger
r. Observasi adanyan darah pada spuit
s. Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-
lahan
t. Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan,
sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol
pada area penusukan
u. Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang
diberi betadin
v. Kembalikan posisi klien
w. Buang peralatan yang sudah tidak perlukan
x. Buka sarung tangan
y. Cuci tangan
z. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

d. Intracutan (IC)
1. Pengertian
Pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam jaringan
dermis dibawah epidermis kulit dengan menggunakan spuit
2. Tujuan
a. Memasukkan sejumlah toksin atau obat yang disimpan dibawah
kulit untuk diabsorbsi
b. Metode untuk tes diagnostik terhadap alergi atau adanya penyakit-
penyakit tertentu
3. Tempat injeksi
a. Lengan bawah bagian dalam
b. Dada bagian atas
c. Punggung dibawah skapula
4. Peralatan
a. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
b. Kapas alkohol
c. Sarung tangan
d. Obat yang sesuai
e. Spuit 1 mm
f. Pulpen atau spidol
g. Bak spuit
h. Baki obat
i. Bengkok
5. Prosedur kerja
a. Cuci tangan
b. Siapkan obat dengan prinsip benar
c. Identitas klien
d. Beri tahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
e. Atur klien pada posisi yang nyaman
f. Pakai sarung tangan
g. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan
atau rasa gatal.
h. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol,
dengan gerakan serkuler dari arah dalam keluar dengan diameter
sekitar 5 cm. Tunggu samapai kering
i. Pegang kapas alkohol dengan jari-jari tengah pada tangan non
dominan.
j. Buka tutup jarum
k. Tempatkan ibu jari dengan tangan non dominan sekitar 2,5 cm
dibawah area penusukan, kemudian tarik kulit.
l. Dengan ujung jarum menghadap keatas dan menggunakan tangan
dominan, masukkan jarum tepat dibawah kulit dengan sudut 15o
m. Masukkan obat perlahan-lahan, perhatikan adanya jendalan
(jendalan harus berbentu)
n. Cabut jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan
o. Usap pelan-pelan area penyuntikan (jangan melakukan massage
pada area penusukan)
p. Buat lingkaran dengan diameter 2,5 cm disekitar jendalan dengan
menggunakan pulpen. Intruksikan klien untuk tidak menggosok
area tersebut
q. Observasi kulit adanya kemerahan atau bengkak. Jika tes alergi,
observasi adanya reaksi sistemik (misalnya sulit bernafas,
berkeringat dingin, pingsan, mual, muntah).
r. Kembalikan posisi klien
s. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan
t. Buka sarung tangan
u. Cuci tangan.
v. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
w. Kaji kembali klien dan tempat injeksi setelah 5 menit, 15 menit dan
selanjutnya secara periodik.

C. PEMBERIAN OBAT INHALASI


1. Pengertian
Inhalasi adalah alat pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup agar dapat
langsung masuk menuju paru-paru sebagai organ sasaran obatnya. Alat ini biasanya
digunakan dalam proses perawatan penyakit saluran pernafasan yang akut maupun
kronik, misalnya pada penyakit asma
2. Tujuan
Untuk mengatasi bronkospasme, meng-encerkan sputum, menurunkan
hipereaktiviti bronkus, serta mengatasi infeksi.Terapi inhalasi ini baik
digunakan pada terapi jangka panjang untuk menghindari efek samping sistemik
yang ditimbulkan obat, terutama penggunaan kortikosteroid.

D. PEMBERIAN OBAT SECARA TOPICAL


1. Pengertian
Pemberian obat secara topical adalah memberikan obat secara lokal pada kulit
atau pada membran pada arean mata, hidung, lubang telinga, vagina, dan
rectum.
2. Tujuan
Tujuan dari pemberian obat topical secara umum adalah untuk memperoleh
reaksi lokal dari obat tersebut.
3. Prosedur kerja
A. Pemberian Obat Topikal Pada Kulit
1. Pengertian
Pemberian obat secara topical adalah memberikan obat secara lokal
pada kulit.
2. Tujuan
Tujuan dari pemberian obat secara topical pada kulit adalah untuk
memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut
3. Persiapan alat
a. Obat topical sesuai yang dipesankan (krim, lotion, aerosol, bubuk,
spray)
b. Buku obat
c. Kassa kecil steril (bila dibutuhkan)
d. Sarung tangan
e. Lidi kapas atau toung spatel
f. Baskom berisi air hangat, waslap, handuk dan sabun basah
g. Kassa balutan, penutup plastic dan plester (sesuai kebutuhan)
4. Prosedur kerja
a. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja, dan
tempat pemberian
b. Cuci tangan
c. Atur peralatan di samping tempat tidur klien
d. Tutup gorden atau pintu ruangan
e. Identifikasi klien secara tepat
f. Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya
membuka area yang akan diberi obat
g. Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris
dan kerak pada kulit
h. Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
i. Gunakan sarung tangan (bila ada indikasi)
j. Oleskan obat topical
Krim, salep dan lotion yang nengandung minyak
a) Letakkan satu sampai dengan dua sendok the obat di
telapak tangan kemudian lunakkan dengan menggosok
lembut diantara kedua tangan.
b) Usapkan merata di atas diatas permukaan kulit, lakukkan
gerakan memanjang searah pertumbuhan bulu.
c) Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa minyak
setelah pemberian
Lotion yang mengandung suspense
a) Kocok wadah dengan kuat
b) Oleskan jumlah sejumlah kecil lotion pada kassa balutan.
c) Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan
kering
Bubuk
a) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara
menyeluruh
b) Rengangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti
diantar ibu jari atau bagian bawah lengan.
c) Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan
Spray aerosol
a) Kocok wadah dengan keras
b) Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang
spray menjauhi area (biasanya 15-30 cm)
c) Bila leher atau bagian atas dada harus di semprot, minta
klien untuk memalingkan wajah dari arah sprey
d) Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang
sakit
e) Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang
peralatan yang sudah tidak digunakakan pada tempat yang
sesuai
f) Cuci tangan

B. Pemberian Obat Mata


1. Pengertian
Pemberian obat melalui mata adalah memberikan obat ke dalam mata
berupa cairan dan salep.
2. Tujuan
a. Untuk mengobati gangguan pada mata
b. Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
c. Untuk melemahkann otot lensa mata pada pengukuran refraksi
mata
d. Untuk mencegah kekeringan mata
3. Persiapan obat
a. Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam tube (tergantung
jenis sediaan obat)
b. Buku obat
c. Bola kapas kering steril (tupres)
d. Bola kapas basah steril
e. Baskom cuci dengan air hangat
f. Penutup mata (bila perlu)
g. Sarung tangan
4. Prosedur kerja
a. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan
tempat pemberian
b. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
c. Identifikasi klien secara tepat
d. Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat
e. Atur klien dengan posisi terlentang atau duduk dengan
hiperretraksi leher
f. Pakai sarung tangan
g. Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopak mata dari dalam
keluar.
h. Minta klien untuk melihat langit-langit
i. Teteskan obat tetes mata:
1) Dengan tangan dominan anda di dahi klien, pegnag penetes
mata yang terisi obat kurang lebih 1-2 cm (0,5 0,75 inchi) di
atas sacus konjungtiva. Sementara jari tangan non domminan
menarik kelopak mata kebawah.
2) Teteskan sejumlah obat yang diresepkan ke dalam sacus
konjungtiva. Sacus konjungtiva normal menahan 1-2 tetes.
Meneteskan obat tetes ke dalam sacus memberikan
penyebaran obat yang merata di seluruh mata.
3) Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh
ke pinggir luar kelopak mata, ulangi prosedur
4) Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup
mata dengan perlahan
5) Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal klien
selama 30-60 detik
j. Memasukkan salep mata:
1) Pegang aplikator salep di atas pinggir kelopak mata, pencet
tube sehingga memberikan aliran tipis sepanjang tepi dalam
kelopak mata bawah pada konjunggtiva.
2) Minta klien untuk melihat ke bawah
3) Membuka kelopak mata atas
4) Berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada
konjungtiva bagian dalam
5) Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok kelopak
mata secara perlahan dengan gerakan sirkuler menggunakan
bola kapas
k. Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, dengan perlahan
usap dari bagian dalam ke luar.
l. Bila klien mempunyai penutup mata, pasang penutup mata yang
bersih di atas pada mata yang sakit sehingga seluruh mata
terlindungi. Plester dengan aman tanpa memberikan penekanan
pada mata.
m. Lepaskan sarung tangan, cuci tangan dan buang peralatan yang
sudah dipakai.
n. Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian dan mata
(kiri, kanan atau kedua duanya) yang menerima obat.

C. Pemberian Obat Tetes Telinga


1. Pengertian
Memberikan obat pada telinga melalui kanal eksternal, dalam bentuk
cair.
2. Tujuan
a. Untuk memberikan efek terapi lokal (mengurangi peradangan,
membunuh organisme penyebab infeksi pada kanal telinga
eksternal)
b. Menghilangkan nyeri
c. Untuk melunakkan serumen agar mudah untuk diambil
3. Persiapan alat
a. Botol obat dengan penetes steril
b. Buku obat
c. Cotton bud
d. Normal salin
e. Sarung tangan
4. Prosedur kerja
a. Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada
telinga bagian mana obat harus diberikan
b. Siapkan klien:
1) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
2) Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada
bayi dan anak kecil
3) Atur posisi klien miring kesamping (side lying) dengan telinga
yang akan diobati pada bagian atas
c. Bersihkan daun telinga dan lubang telinga
1) Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi
2) Dengan menggunkan cotton bud yang di basahi cairan,
bersihkan daun telinga
d. Hangatkan obat dengan tangan anda atau rendam obat ke dalam air
hangat dalam waktu singkat
e. Tarik daun telinga ke atas dan ke belakang (untuk dewasa dan
anak-anak di atas 3 tahun), tarik daun telinga kebawah dan
kebelakang
f. Memasukkan sejumlah tetes obat yang tepat sepanjang sisi kanal
telinga

g. Berikan penekanan yang lembut beberapa kali pada tragus telinga


h. Minta klien untuk tetap berada pada posisi miring selama 5 menit
i. Kaji respon klien
Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya
ketidaknyamanan dan lainnya. Lakukan segera setelah obat di
masukkan dan ulangi pada saat efek obat telah bekerja
j. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai
k. Dokumentasikan semua tindakan

D. Pemberian Obat Tetes Hidung


1. Pengertian
Memberikan obat tetes melalui hidung
2. Tujuan
a. Untuk mengencerkan sekresi dan menfasilitasi drainase dari
hidung
b. Mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus
3. Persiapan alat
a. Botol obat dengan penetes steril
b. Buku obat
c. Sarung tangan
4. Prosedur kerja
a. Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada
telinga bagian mana obat harus diberikan
b. Siapkan klien:
a) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
b) Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada
bayi dan anak kecil
c) Atur posisi
c. Bersihkan daun telinga
d. Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi
e. Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat pada bagian tengah
konka superior tulang etmoidalis

f. Kaji respon klien


Kaji pada karakter jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan
dan lain sebagainaya. Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan
ulangi pada saat efek obat telah bekerja.
g. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak tepakai
h. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak terpakai
i. Dokumentasikan semua tindakan

E. Pemberian Obat Melalui Vagina


1. Pengertian
Memberikan sejumlah obat ke dalam vagina
2. Tujuan
a. Untuk mengobati infeksi pada vagina
b. Untuk menghilangkan nyeri, rasa terbakar dan ketidaknyamanan
pada vagina
c. Untuk mengurangi peradangan
3. Persiapan alat
a. Obat sesuai yang di perlukan (cream, jelly, foam, atau supositoria)
b. Aplikator untuk krim vagina
c. Pelumas untuk suppositoria
d. Sarung tangan
e. Pembalut
f. Handuk bersih
g. Gorden/pembatas/sketsel
4. Prosedur kerja
a. Cek kembali order pengobatan, mengenai jenis pengobatan, waktu,
jumlah dan dosis.
b. Siapkan klien
2) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
3) Jaga privasi, dan mintalah klien untuk berkemih terlebih
dahulu
4) Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan
pinggul supinasi eksternal
5) Tutup dengan selimut mandi dan buka pada daerah area
perineal saja.
c. Pakai sarung tangan
d. Inspeksi vagina, catat adanya pengeluaran, bayu atau rasa yang
tidak nyaman
e. Lakukan tindakan perawatan perinium
f. Suppositoria
2) Buka bungkus aluminium foil suppositoria dan oleskan
sejumlah pelumas yang pelumas yang larut dalam air pada
ujung supositoria yang bulat dan halus. Oleskan jari tangan
telunjuk yang telah dipasang sarung tangan dominan.
3) Dengan tangan non dominan yang sudah terpasang sarung
tangan, rengangkan lipatan labia
4) Masukkan suppositoria sekitar 8-10 cm sepanjang dinding
vagina posterior
5) Tarik jari tangan dan bersihkan pelumas yang tersisa sekitar
orifisium dan labia
6) Mintalah klien untuk tetap berada pada
g. Kream, vagina, jelly atau foam
2) Isi aplikator, ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan
3) Rengangkan lipatan labia secara perlahan dengan tangan non
dominan yang memakai sarung tangan
4) Dengan tangan dominan yang telah memakai sarung tangan,
masukkan aplikator ke dalam vagina sekitar 5 cm. dorong
penarik untuk aplikator untuk menluarkan obat hingga
aplikator kosong
5) Tarik aplikator dan letakkan di atas handuk. Bersihkan sisa
kream pada labia dan orifisium vaggina.
6) Buang aplikator atau bersihkan kembali sesuai dengan
petunjuk pengggunaan pabriknya
7) Instrusikan klien untuk tetap berada pada posisi semula selama
5-10 menit
8) Lepaskan sarung tangan, buang di tempat semestinya
9) Cuci tangan
10) Kaji respon klien
11) Dokumentasikan semua tindakan

E. PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA MELALUI RECTAL


1. Pengertian
Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan
obat memalui anus atau rectum dalam bentuk suppositoria.
2. Tujuan
a. Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik
b. Untuk melunakkan feces sehingga mudah untuk di keluarkan
3. Persiapan alat
a. Obat supositoria pda tempatnya
b. Sarung tangan
c. Kain kasa
d. Vaselin/pelican/pelumas
e. Kertas tisu
4. Prosedur kerja
a. Cuci tangan
b. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
c. Gunakan sarung tangan
d. B uka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa
e. Oleskan pelican pada ujung obat supositoria
f. Regangkan glutea dengan tangan kiri.kemudian masukkan supositoria b
perlahan melalui anus,sphincter anal interna, serta mengenai dinding rectal
10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak .
g. Setelah selesai, tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan
tisu
h. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5
menit
i. Cuci tangan
j. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian .

F. PEMBERIAN OBAT SECARA EPIDURAL


Pemberian Obat Secara Epidural
Teknik untuk menghilangkan rasa sakit dengan memasukan jarum kecil
berisi tabung (kateter) yang sangat kecil melalui otot punggung hingga ke daerah
epidural (rongga di bagian tulang belakang). Hal ini dilakukan oleh dokter anestesi.
Manajemen nyeri yang dapat dilakukan oleh bidan diantaranya mengurangi faktor
yang dapat menambah nyeri misalnya ketidak percayaan, kesalah fahaman,
ketakutan, kelelahan, dan kebosanan.

Memodifikasi stimulus nyeri dan menggunakan teknik-teknik seperti teknik


latihan pengalihan menonton televisi, berbincang- bincang dengan orang lain,
mendengarkan musik. Atau stimulasi kulit dengan menggosok dengan halus pada
daerah yang nyeri, menggosok punggung, menggunakan air hangat dan dingin,
memijat dengan air mengalir.
G. TERAPI PANAS DINGIN
1. TERAPI PANAS
a. Pengertian
Pemberian panas adalah memberikan rasa hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan.
b. Tujuan Umum
a. Untuk meningkatkan sirkulasi pada daerah tertentu.
b. Untuk meningkatkan rasa nyaman dan relaksasi.
c. Untuk mempercepat pengeringan luka.
d. Untuk memanaskan bagian tubuh tertntu.
e. Untuk mempercepat penyembuhan.
f. Untuk merangsang peristaltik usus.
c. Dilakukan Pada Pasien
a. Dengan perut kembung
b. Pasien yang kedinginan
c. Dengan radang, misalnya adneksitis, persendian, dll
d. Hasil Yang Diharapkan
a. Bagian tubuh menjadi panas
b. Relaksaai dari otot yang spasme atau kejang
c. Peningkatan sirkulasi pada daerah tertentu
d. Penyembuhan luka.
e. Panas antara lain dapat diberikan kepada seorang penderita dengan
perantara:
a. Kendi
b. Kantung air panas
c. Bantal listrik
d. Selimut listrik
e. Lampu infra merah

2. TERAPI DINGIN
a. Pengertian
Menggunakan kompres dingin dengan kirbat es yang berisi potongan-
potongan es atau pemberian suhu dingin kepada pasien.
b. Tujuan Umum
a. Menurunkan suhu tubuh.
b. Mengurangi rasa nyeri.
c. Mengurangi atau menghentikan pendarahan.
d. Mencegah perluasan infeksi.
e. Mengurangi oedema.
f. Luka menjadi bersih.
c. Dilakukan Pada Pasien
a. Suhu badan tinggi
b. Radang
c. Memar
d. Batuk atau muntah darah
e. Luka tertutup/ terbuka.
d. Hasil Yang Diharapkan
a. Pendarahan berkurang atau berhenti
b. Suhu tubuh menurun
c. Nyeri berkurang
d. Oedema berkurang
Dengan pemberian suhu dingin, maka pembuluh darah akan menyempit
sehingga darah akan mengalir melalui daerah yang diinginkan itu akan
menurun. Seperti halnya dengan pemberian panas kepada penderita,
pemberian suhu dingin juga harus memperhatikan kulit penderita.

e. Suhu dingin antara lain dapat diberikan dengan mempergunakan


peralatan:
a. Kompres es
b. Kantung es dan kerah es
c. Butir- butir es
H. Zid bath / Kompres
1. Pengertian
Kompres atau Zid bath adalah bantalan dari linen atau meteri lainnya yang
dilipat-lipat, dikenakan dengan tekanan; kadang-kadang mengandung obat dan
dapat bersih ataupun kering, panas ataupun dingin
Zid Bath atau kompres dibagi menjadi 2 :
Kompres Hangat
Memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan
atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
Kompres hangat diberikan satu jam atau lebih.
Kompres Dingin
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kompres adalah kain pembebat
yang dibasahi dengan air dingin (es, dan sebagainya) untuk menyejukkan
kepala dan sebagainya.
2. Tujuan
Tujuan pemberian kompres :
a. Kompres panas
Pada umunya bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan
jaringan. Tujuan khususnya yaitu :
memperlancar sirkulasi darah
mengurangi rasa sakit
memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
merangsang peristatik usus
memperlancar pengeluaran eksudat
b. Kompres dingin
menurunkan suhu tubuh
mencegah peradangan meluas
mengurangi kongesti (akumulasi abnormal atau berlebihan dari cairan
tubuh)
mengurangi perdarahan setempat
mengurangi rasa sakit pada daerah setempat
Kompres panas dan dingin mempengaruhi tubuh dengan cara yang berbeda
1. Kompres dingin mempengaruhi tubuh dengan cara :
Menyebabkan pengecilan pembuluh darah (Vasokonstriksi).
Mengurangi oedema dengan mengurangi aliran darah ke area.
Mematirasakan sensasi nyeri.
Memperlambat proses kehidupan.
Memperlambat proses inflamasi/peradangan(bengkak,kemerahan)
Mengurangi rasa gatal.
2. Kompres Panas (diatermi) mempengaruhi tubuh dengan cara :
Memperlebar pembuluh darah (Vasodilatasi).
Memberi tambahan nutrisi dan oksigen untuk sel dan membuang
sampah-sampah tubuh.
Meningkatkan suplai darah ke area-area tubuh.
Mempercepat penyembuhan.
Dapat menyejukkan

Anda mungkin juga menyukai