!ly!.,uhto*'
W. Bolton
v
PENERBIT ERLANGGA
Jl. H. Baping Raya No. 100
Ciracas, Jakarta 13740
http : //www. erlangga. co. id
e-mail : editor @ erlangga. net
(Anggota IKAPI)
ryuy Frgot),
{ U+ai,^ . Ullou,
W. Bolton
PENERBIT ERLANGGA
Jl. H. Baping Raya No. 100
Ciracas, Jakarta 13740
http //www. erlangga. co. id
:
Prakata vlll
Ttrjuan
Buku ini bertujuan membahas spesifikasi baru dari kualifikasi BTEC LeveI4,
yang diberikan lembaga pendidikan Edexcel di Inggris tentang Instrumentation
and Control Principles dan Control Systems and Automation untuk sertifikasi
dan diploma dalam bidang teknik di Inggris. Di samping itu, buku ini
dimaksudkan untuk memberikan pengantar dasar mengenai instrumentasi dan
sistem konffol bagi mahasiswa program sarjana. Buku ini bertujuan memberikan
pemahaman mengenai prinsip-prinsip instrumentasi industri, serta tinjauan
terhadap prinsip-prinsip tersebut dalam kaitannya dengan teknik kontrol.
Struktur buku
Buku ini dirancang untuk memberikan pemaparan yang jelas serta panduan
bagi para pembaca mengenai prinsip-prinsip yang mendasari rancangan dan
penggunaan sistem insffumentasi dan sistem kontrol, dan bila perlu meninjau
kembali prinsip-prinsip yang melatarbelakanginya. Setiap bab dalam buku
ini dilengkapi dengan banyak contoh soal beserta penyelesaiannya, beberapa
pertanyaan pilihan ganda, dan soal-soal latihan; kunci jawaban untuk semua
pertanyaan dan soal-soal latihan ini juga turut diberikan. Selain itu, di dalam buku
ini terdapat banyak studi kasus dan keterangan aplikasi yang menggambarkan
penerapan prinsip-prinsip sistem instrumentasi dan sistem kontrol.
W. Bolton
Prakata ix
pemutar
Keluaran dari Keluaran dari
untuk
CD, masukan penguat, masukan
penguat untuk speaker
1.2 Sistem instrumentasi Maksud dari sistem instrumentasi yang digunakan untuk melakukan
pengukuran adalah untuk memberikan suatu nilai numerik yang sesuai
dengan variabel yang diukur. Sebagai contoh, termometer dapat digunakan
untuk memberikan suatu nilai numerik dari temperatur sebuah catan. Namun
harus dipahami bahwa karena berbagai alasan, nilai numerik ini mungkin
tidak merepresentasikan nilai variabel yang sebenarnya. Jadi, dalam kasus
termometer, sangat mungkin terdapat sejumlah error pengukuran yang
Keluaran: disebabkan oleh keterbatasan akurasi dalam kalibrasi skala, atau error
nilai sebenarnya nilai pembacaan dikarenakan nilai pembacaan yang jatuh antara dua tanda skala,
dari variabel yang variabel
yang atau mungkin juga terjadi error karena pencelupan termometer dingin ke dalam
diukur
terukur suatu cairan panas, yang menyebabkan terjadinya penurunan temperatur cairan
Gambar 1.5 Sistem sehingga temperatur yang sedang diukur pun berubah. Dengan demikian,
in s tr ument as i /p e n g ukur an suatu sistem pengukuran akan dipandang memiliki masukan berupa nilai
sebenarnya dart variabel yang sedang diukur, dan keluaran berupa nilai
variabel yang terukur (Gambar 1.5). Gambar 1.6 memperlihatkan beberapa
contoh dari sistem-sistem instrumentasi semacam ini.
Laju aliran
Nilai tekanan
yang terukur kecepatan
(a) (b) yang teruku, (")
Gambar 1.6 Beberapa contoh sistem instrumentasi: (a) pengukuran tekanan, (b) speedometer,
(c) pengukuran laju aliran
1 Sistem Pengukuran
1.1 Pendahuluan Bab ini merupakan pendahuluan dalam pembahasan sistem-sistem instrumentasi
yang umum digunakan dalam proses pengukuran serta berbagai elemen dasar
dari sistem ini dan terminologi yang digunakan untuk menjelaskan unjuk
kerjanya.
1.1.1 Sistem
Istilah sistem akan sering digunakan di dalam buku ini sehingga di sini
dijelaskan terlebih dahulu secara singkat mengenai apayang dimaksud dengan
sistem dan cara merepresentasikannya.
JikaAnda hendak menggunakan sebuah penguat (amplifier), Anda mungkin
tidak tertarik dengan cara kerja internal penguat tersebut, namun lebih pada
keluaran apa yang diperoleh untuk untuk suatu masukan tertentu. Dalam
situasi semacam ini, anggaplah penguat tersebut sebagai suatu sistem dan
gambarkan sistem tersebut dengan menspesifikasikan relasi antara keluaran dan
masukannya. Dalam suatu sistem teknik, seorang insinyur lebih berkepentingan
dengan parameter-parameter masukan dan keluaran sistem ketimbang cara
kerja internal elemen-elemen komponen sistem tersebut.
t"W'. adalah dengan sebuah diagram blok. Di dalam batasan yang digambarkan
dengan sebuah kotak adalah sistem dan masukan sistem ditunjukkan oleh
Energr Energt panah yang memasuki kotak sedangkan keluarannya ditunjukkan oleh panah
listrik mekanis yang keluar dari kotak. Gambar 7.2 mengtlustrasikan sebuah diagram blok
Gambar 1.2 Sistem motor untuk sistem motor listrik; di mana terdapat masukan berupa energi listrik
listrik serta keluaran berupa energi mekanis, meskipun mungkin saja terdapat
keluaran yang berbentuk energi panas.
Yang perlu diperhatikan adalah relasi antara keluaran dan masukan, dan
bukannya tentang motor dan cara kerjanya. Lebih baik memandang sistem
di dalam kotak sebagai sistem yang beroperasi pada suatu masukan untuk
menghasilkan suatu keluaran. Jadi, dalam kasus sistem penguat (Gambar 1.3),
dapat dibayangkan sebuah sistem yang mengalikan masukan V dengan suatu
Gambar 1.3 Sistem penguat faktor G, yaitu gain dari penguat, untuk memberikan keluaran sebesar G7.
Sistem Instrumentasi dan Sistem Kontrol
Keluaran:
nilai
variabel
yang
terukur
Contoh
Dengan sebuah termometer resistansi, elemen A mengambil sinyal
temperatur dan mentransformasikannya menjadi sinyal resistansi, elemen
B mentransformasikan sinyal resistansi menjadi sinyal arus, elemen
C mentransformasikan sinyal arus menjadi sebuah tampilan berupa
pergerakan jarum penunjuk pada skala ukur. Yang manakah di antara
ketiga elemen sistem pengukuran tersebut yang merupakan (a) sensor,
(b) prosesor sinyal, dan (c) penampil data?
Penampil
1.3 lstilah-istilah unjuk Berikut ini disajikan beberapa istilah yang biasa digunakan untuk mendefinisi-
kerja kan unjuk kerja Qterformance) suatu sistem pengukuran dan elemen-elemen
fungsionalnya.
Sistem Pengukuran
Keluaran:
g.g.l. tegangan
kecil yang lebih
besar
perubahan perubahan Perubahan nilai
nilai resistansi nilai tegangan tegangan Yang
(a) (b) lebih besar
Gambar 1.8 Beberapa contoh pemrosesan sinyal
3. Penampil data
Elemen ini menampilkan nilai-nilai yang terukur dalam bentuk yang bisa
dikenali oleh pengamat (Gambar 1.9), yaitu melalui sebuah alat penampil
(display), misalnya sebuah jarum penunjuk (pointer) yang bergerak di
sinyal dari sinyal dalam
sistem sepanjang skala suatu alat ukur, atau bisa juga berupa informasi pada unit
bentuk
yang dapat penampil visual (VDU, visual display unit). Selain itu, sinyal tersebut
teramati juga dapat direkam, misalnya pada kertas perekam diagram atau pada
Gambar 1.9 Sebuah elemen piringan magnetik, ataupun ditransmisikan ke beberapa sistem lainnya
penampil data seperti ke sistem kontrol.
Sistem Instrumentasi dan Sistem Kontrol
Jawaban: yang harus dipilih adalah voltmeter I MA. Alasannya, pada saat
voltmeter ini dihubungkan paralel dengan resistor 2k92, arus yang mengalir
melewati voltmeter akan lebih kecil dibandingkan arus yang mengalir
melewati voltmeter 1 kO. Dengan demikian, arus yang mengalir melalui
resistor lebih dekat ke nilai aslinya. Jadi, tegangan yang ditunjukkan oleh
voltmeter akan lebih dekat dengan tegangan sesungguhnya yang muncul
pada resistor, sebelum voltmeternya dihubungkan pada rangkaian.
Sistem Pengukuran
l. Error histeresis
Istilah error histeresis (Gambar l.l2) digunakan untuk menyatakan selisih
L
L= keluaran yang diperoleh dari nilai besaran yang sama, yang sedang diukur
J
L
c) berkenaan dengan apakah nilainya dicapai melalui perubahan kontinu naik
atau turun. Artinya, mungkin saja didapat nilai yang berbeda dari sebuah
z-E termometer yang digunakan untuk mengukur temperatur yang sama dari
sebuah cairan, jika nilai ini diperoleh melalui pemanasan cairan hingga
Nilai sebenarnya temperatur terukurnya, atav melalui pendinginan cairan hingga temperatur
Gambar l.l3 Error non- terukurnya.
linearitas 2. Error non-linearitas
Error non-linearitas (Gambar 1.13) digunakan untuk menyatakan error
yang terjadi karena adanya asumsi hubungan linear antara masukan dan
keluaran pada suatu rentang kerja tertentu, yaitu sebuah grafik pemetaan
keluaran terhadap masukan yang diasumsikan sebagai sebuah garis lurus.
Namun dalam kenyataannya, hanya sedikit sistem atau elemen yang
benar-benar memiliki relasi linear. Oleh karenanya, muncul error-effor
Aplikasi
Sebuah load cell (sel beban) sebagai akibat dari pengasumsian hubungan linearitas. Pada umumnya,
menurut spesifikasinya dinyatakan effor linearitas dinyatakan sebagai persentase error terhadap jangkauan
memiliki: penuh atau keluaran skala penuh.
Error non-linearitas 10,03% dari
skala penuh
3. Error penyisipan
Error histeresis t0,02% dari skala Pada saat sebuah termometer yang dingin dicelupkan dalam suatu cairan
penuh yang panas untuk mengukur temperatur cairan tersebut, keberadaan
Sistem Instrumentasi dan Sistem Kontrol
Nilai yang terukur pula. Sebuah instrumen presisi tinggi dapat mempunyai akurasi yang rendah.
Gambar 1.18 mengilustrasikan hal ini:
1.3.4 Sensitivitas
Sensitivitas menunjukkan berapa banyak keluaran dari suatu sistem instrumen
atau elemen sistem berubah ketika besaran yang sedang diukur berubah pada
Nilai sebenarnya suatu nilai yang ditetapkan, yaitu rasio atau perbandingan antara keluaran
(c) Presisi tinggi, akurasi tinggi dan masukan. Sebagai contoh, sebuah termokopel yang memiliki sensitivitas
sebesar 20 ptY l"C akan menghasilkan keluaran sebesar 20 pY untuk setiap
Gambar 1.18 Presisi dan perubahan temperatur sebesar 1"C. Jadi, jika kita melakukan serangkaian
akurasi pembacaan keluaran sebuah instrumen untuk sejumlah masukan yang berbeda
dan memetakan grafik keluaran terhadap masukannya (Gambar 1.19), maka
c
o sensitivitas adalah kemiringan dari grafik yang diperoleh.
(!
b
5 Istilah ini sering juga digunakan untuk mengindikasikan sensitivitas
lz
c terhadap besaran masukan yang lain di luar besaran yang diukur, misalnya
o
o
o perubahan kondisi lingkungan sistem. Sebagai contoh, sensitivitas dari sebuah
o
! sistem atau elemen dapat dinyatakan sebagai perubahan temperatur atau
E
o
(L mungkin fluktuasi dari catu tegangan utama. Jadi sebuah sensor pengukuran
tekanan dapat dinyatakan memiliki sensitivitas temperatur pembacaan sebesar
+0,l%o per oC perubahan temperatur.
0
Besaran yang diukur,
yaitu masukan
Contoh
Gambar l.l9 Sensitivitas
Sebuah pegas mempunyai defleksi atau penyimpangan yang diukur pada
sebagai kemiringan grafik
sejumlah pembebanan dan memberikan hasil sebagai berikut. Tentukanlah
masukan-keluaran
sensitivitasnya.
Aplikasi Beban dalam kg 0 r234
Sebuah termokopel konstantan-
besi dinyatakan memiliki
Defleksi dalam mm 0 l0 20 30 40
sensitivitas 0,05 mV/'C pada 0'C.
Gambar 1.20 memperlihatkan grafik pemetaan keluaran terhadap masukan.
Grafik ini memiliki kemiringan sebesar 10 mm/kg dan berarti inilah nilai
sensitivitasnya.
Contoh
Sebuah sistem pengukuran tekanan (suatu sensor diafragma yang mem-
10
berikan perubahan nilai kapasitansi dengan keluaran diproses oleh sebuah
rangkaian jembatan dan ditampilkan pada sebuah alat penampil digital)
0
1234 dinyatakan mempunyai karakteristik-karakteristik berikut ini. Jelaskan
istilah berikut:
Gambar 1.20 Kurva
pembebanan pegas Jangkauan: 0 sampai 125 kPa dan 0 sampai 2500 kPa
Sistem Pengukuran
1.3.2 Jangkauan
20
Jangkauan variabel dari sebuah sistem adalah batas-batas di mana nilai
4
masukan dapat berubah-ubah. Sebagai contoh, sebuah sensor termometer
resistansi dapat dinyatakan memiliki jangkauan antara -200 sampai +800 'C.
Gambar 1.16 Alat ukur multi- Alat ukur yang diperlihatkan oleh Gambar 1.16 memiliki jangkauan ganda
jangkauan yaitu 0 sampai 4 dan 0 sampai 20. Jangkauan variabel dari sebuah instrumen
sering kali disebut dengan istilah kisaran (span).
Istilah dead band atau dead space digunakan jika terdapat jangkauan
(E
L
(E nilai-nilai masukan di mana tidak terdapat nilai-nilai keluarannya, sebagaimana
f
6
.v.
tampak pada Gambar 1.17. Sebagai contoh, gesekan bantalan pada alat ukur
C
(g
aliran yang menggunakan rotor berarti bahwa tidak ada nilai keluaran alat
(!
o
(!
ukur hingga laju aliran mencapai nilai ambang tertentu.
-o
E
q)
t
(I
Masukan
1.3.3 Presisi, repeatibility, d,an reproduksibilitas
variabel yang
_:l sedang diukur
Istilah presisi digunakan untuk menggambarkan derajat kebebasan suatu sistem
Dead space pengukuran dari adanya eror-error acak. Artinya, instrumen pengukuran
dengan presisi tinggi hanya akan memberikan sebaran pembacaan yang
Gambar l.l7 Dead space
sempit jika pembacaan terhadap besaran yang sama dilakukan berulang-ulang,
sedangkan sistem pengukuran dengan presisi rendah akan memberikan sebaran
pembacaan yang luas. Sebagai contoh, tinjaulah dua kumpulan pembacaan
berikut yang diperoleh dari pengukuran besaran yang sama secara berulang-
ulang dengan menggunakan dua buah instrumen yang berbeda:
20,1 mm; 20,2 mm; 20,1 mm;20,0 mm; 20,1 mm; 20,1 mm;20,0 mm
19,9 mm:20,3
1.4 Reliabilitas Jika Anda melemparkan koin sebanyak sepuluh kali, maka Anda akan
memperoleh, katakanlah, enam kali kemunculan sisi gambar dari sepuluh kali
percobaan ini. Akan tetapi, jika Anda melemparkan koinnya dalam jumlah
yang sangat banyak, maka kecenderungan munculnya sisi gambar adalah
sebanyak setengah dari jumlah percobaan yang dilakukan. Dalam hal ini,
probabilitas munculnya sisi gambar dinyatakan sebesar setengah. Probabilitas
munculnya suatu kejadian atau peristiwa tertentu didefinisikan sebagai:
1.5.1 Kalibrasi
Kalibrasi harus dilakukan dengan menggunakan peralatan yang dapat ditelusuri
ulang pada standar nasional dengan catatan kalibrasi yang disimpan terpisah
untuk masing-masing instrumen pengukuran. Catatan ini berisi uraian mengenai
instrumen dan angka referensinya, tanggal kalibrasi, hasil kalibrasi, seberapa
sering instrumen dikalibrasi, dan mungkin juga rincian prosedur kalibrasi
yang digunakan, rincian perbaikan atau modifikasi yang dilakukan terhadap
instrumen, serta batasan-batasan penggunaan alat.
Standar nasional didefinisikan melalui kesepakatan internasional dan
dipertahankan oleh lembaga-lembaga nasional, misalnya oleh National Physical
Laboratory di Inggris dan National Bureau of Standards di Amerika Serikat.
Selengkapnya, terdapat tujuh buah standar dasar Qtrimer), dan dua buah
standar tambahan (suplementer). Ketujuh buah standar dasar ini adalah:
1. Massa
Standar massa, kilogram, didefinisikan sebagai massa dari sebuah silinder
logam campuran (90Vo platinum - lOVo iridium) dengan tinggi dan
diameter yang sama, yang disimpan dr International Bureau of Weight
and Measures, Sdvres, Perancis. Selain Perancis, salinan standar ini juga
disimpan di beberapa negara.
2. Panjang
Standar panjang, meter, dideflnisikan sebagai panjang lintasan yang
dilalui oleh cahaya dalam ruang hampa selama satu interval waktu yang
berdurasi 11299 192 458 detik.
3. Waktu
Standar waktu, detik, dideflnisikan sebagai durasi waktu dari 9 I92 631
770 periode osilasi radiasi yang diemisikan atom caesium-l33 di bawah
kondisi resonansi yang telah ditetapkan secara presisi.
4. Arus
Standar arus, ampere, didefinisikan sebagai arus konstan yang bila
dipertahankan pada dua buah konduktor sejajar lurus dengan panjang
tak berhingga, dengan luas penampang melintang sirkular yang dapat
diabaikan, dan ditempatkan secara terpisah pada jarak 1 meter di dalam
suatu ruang hampa, maka di antara kedua konduktor tersebut akan timbul
gaya sebe sar 2 x 10-7 N per meter panjang.
5. Temperatur
Kelvin (K) merupakan satuan temperatur termodinamika dan didefinisikan
sedemikian rupa sehingga temperatur di mana air berada dalam fase cair,
uap air dan es dalam kondisi ekuilibrium (dikenal sebagai triple poin)
adalah 213,16 K. Skala temperatur yang ditemukan oleh Lord Kelvin
menjadi dasar bagi skala temperatur praktis absolut yang digunakan dan
didasarkan pada sejumlah titik temperatur tetap, misalnya titik beku emas
pada 7337,58 K.
6. Intensitas cahaya
Kandela didefinisikan sebagai intensitas cahaya, pada suatu arah tertentu,
Sistem Pengukuran ll
kondisi lingkungan yang kering, sejuk, dan nonkorosif hanya sebesar 0,3
per tahun.
Untuk suatu sistem pengukuran yang terdiri atas sejumlah elemen,
kegagalan dapat terjadi apabila satu di antara elemen-elemen tersebut gagal
mencapai level unjuk kerja yang ditetapkan. Jadi, pada sistem pengukuran
temperatur fluida suatu pembangkit daya, elemen-elemen sistemnya berupa
termokopel, penguat, dan alat ukur. Dalam kasus ini, laju kegagalan terbesar
dalam sistem seperti ini tampaknya akan terjadi pada elemen termokopel,
mengingat bahwa elemen ini berhubungan langsung atau mengalami kontak
dengan fluida, sedangkan elemen-elemen lainnya berada dalam kondisi
lingkungan yang dapat dikendalikan pada sebuah ruang kontrol. Dengan
demikian, reliabilitas sistem dapat ditingkatkan secara signifikan dengan
memilih material termokopel yang tahan terhadap sifat destruktif fluida.
Termokopel dapat ditempatkan di dalam sebuah pelindung baja antigores
untuk mencegah terjadinya kontak langsung antara fluida dengan kawat-kawat
termokopel.
Contoh
Laju kegagalan untuk sistem pengukuran tekanan yang digunakan di
pabrik A adalah 1,0 per tahun, sedangkan laju kegagalan untuk sistem
yang digunakan di pabrik B adalah 3,0 per tahun. Pabrik yang mana yang
memiliki sistem pengukuran tekanan dengan reliabilitas lebih baik?
Jawab: semakin tinggi reliabilitas sistem, semakin kecil atau rendah laju
kegagalannya. Artinya, pabrik A memiliki sistem dengan reliabilitas yang
lebih baik. Laju kegagalan 1,0 per tahun berarti bahwa jika 100 buah
instrumen diperiksa sepanjang periode satu tahun, maka akan dijumpai
100 buah kegagalan, yang berarti bahwa secara rata-rata setiap instrumen
mengalami sekali kegagalan. Laju kegagalan 3,0 per tahun berarti bahwa
jika 100 buah instrumen diperiksa sepanjang periode satu tahun, maka
akan dijumpai 300 buah kegagalan, artinya instrumen-instrumennya akan
mengalami kegagalan lebih dari sekali dalam satu tahun.
1.5 Persya rata n -persya rat- Syarat utama dari suatu sistem pengukuran adalah kesesuaian tujuan. Hal
an sistem pengukuran ini berarti bahwa jika panjang dari sebuah produk harus diukur pada tingkat
akurasi tertentu, maka sistem pengukurannya harus mampu digunakan untuk
melakukan pengukuran pada tingkat akurasi tersebut. Sebagai contoh, sebuah
sistem pengukuran panjang dinyatakan mempunyai akurasi +1 mm. Hal ini
berarti bahwa semua nilai-nilai panjang yang didapat dari proses pengukuran
sistem hanya dijamin pada tingkat akurasi ini, misalnya untuk pengukuran
yang menghasilkan panjang 120 mm, nilai sesungguhnya hanya dapat dijamin
berada dalam kisaran 1 l9 sampai 121 mm. Jika persyaratannya adalah bahwa
panjang dapat diukur pada akurasi +l mm, maka sistem ini sesuai untuk
tujuan tersebut. Namun jika kriterianya adalah sistem dengan akurasi +0,5
mm, maka sistem ini tidak sesuai dengan tujuannya.
Untuk memberikan akurasi yang ditetapkan, maka sistem pengukuran
harus dikalibrasikan untuk mendapatkan akurasi tersebut. Kalibrasi adalah
proses pembandingan keluaran dari suatu sistem pengukuran terhadap
standar yang telah diketahui akurasinya. Standar di sini dapat berupa sistem
pengukuran lain yang digunakan khusus untuk pengkalibrasian atau sarana
untuk menentukan nilai-nilai standar. Pada banyak perusahaan, beberapa
l4 Sistem Instrumentasi dan Sistem Kontrol
Soal-soal Latihan Pertanyaan No.l sampai 5 memiliki empat pilihan jawaban: A, B, C, dan D.
Pilihlah satu jawaban yang benar dari pilihan-pilihan jawaban tersebut.
1 Tentukan apakah masing-masing pernyataan berikut Benar (B) atau Salah
(s).
Sensor dalam suatu sistem pengukuran mempunyai:
(i) Masukan berupa variabel yang diukur.
(ii) Keluaran berupa sinyal dalam bentuk yang cocok untuk diproses
lebih lanjut dalam sistem pengukuran.
Manakah pilihan yang paling benar dari kedua pernyataan tersebut?
A (i) B (ii) B
B (i) B (ii) s
Sistem Pengukuran 13
G"
Gambar I.22 Radian
Satu radian
7.
satuan steradian (satuan sudut ruang, lihat penjelasannya di bawah).
Jumlah zat
Mol dtdefinisikan sebagai jumlah atau banyaknya zat yang mengandung
entitas-entitas elementer yang sama banyaknya dengan atom-atom pada
0,012 kg isotop karbon 12.
Penambahan masukan:
Standar, mV 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0
Voltmeter, mV 0,0 1,0 1,9 2,9 4,0
Pengurangan masukan:
Standar, mV 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0
Voltmeter, mV 4,0 3,0 2,1 1,1 0,0
16 Sistem Instrumentasi dan Sistem Kontrol
Penambahan masukan:
Standar, mV 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0
Voltmeter, mV 0,0 1,0 1,9 2,9 4,0
Pengurangan masukan:
Standar, mV 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0
Voltmeter, ffiV 4,0 3,0 2,I 1,1 0,0