Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikropenis adalah suatu kelainan pada pria berupa pertumbuhan penis lebih
kecil dari pada yang seharusnya. Seorang pria dikatakan memiliki mikropenis
apabila panjang penisnya kurang dari 2,5 standar deviasi rata-rata ukuran penis
pria normal pada usia tertentu. Biasanya bentuk anatomis serta perbandingan
batang penis dengan diameternya dalam batas normal. Pengukuran penis
sebaiknya dilakukan saat penis dalam keadaan teregang (stretched) dan harus
pula dibedakan dengan keadaan lain yang dapat menyebabkan penis terlihat lebih
kecil, seperti pada buried penis ataupun pada penis yang terselubungi oleh
perlekatan kulit yang abnormal (webbed penis). Istilah mikropenis berkenaan
dengan bentuknya yang normal, dan istilah microphallus digunakan ketika
berhubungan dengan adanya hypospadias.1
Mikropenis merupakan keadaan yang didefinisikan sebagai penis yang kecil
yang tidak berkaitan dengan ambiguitas genitalia eksterna seperti hipospadia. Hal
ini, disebabkan akibat single gene disorder atau multifactorial disorder (genetic
dan faktor lingkungan). Karena perkembangan genitalia eksterna pria yaitu
pertumbuhan penis, terutama disebabkan oleh efek androgen, gen-gen yang
terlibat dalam produksi gonad dan aksi androgen perifer dapat memengaruhi
perkembangan mikropenis.1
Enzim 5-reduktase-2 berperan penting dalam diferensiasi seks pria melalui
konversi testosteron menjadi 5-dihydrotestosterone(DHT) di jaringan perifer
organ target. Telah diketahui maskulinisasi duktus Wolffian terutama disebabkan
oleh hormon testosteron, dimana maskulinisasi genitalia eksterna, uretra, dan
prostat disebabkan oleh hormon 5-DHT. Sehingga defisiensi5-reductase-2,
meskipun dengan adanya perkembangan duktus Wolffian, menghasilkan
berbagai derajat pseudohermaphroditism pria dengan genitalia eksterna yang
tidak termaskulinisasi, terutama tergantung pada aktivitas residu enzim.
Rata-rata panjang penis merenggang pada bayi laki-laki cukup bulan 3,5cm.
2

Ukuran 2,5 SD dibawah rata-rata, pada bayi laki-laki yang lahir cukup bulan
didefinisikan sebagai mikropenis dan memerlukan evaluasi. Pertumbuhan penis
terutama sepanjang pertengahan hingga akhir masa gestasi. Tuladhar et al
melaporkan hubungan antara panjang penis dan usia gestasi bayi lahir pada usia
gestasi 24-36 minggu. Panjang penis dalam centimeter = 2.27 + 0.16 X (usia
gestasi dalam minggu).1
Adanya skrotum normal dan testis yang teraba mengindikasikan probabilitas
tinggi karyotype yang normal. Bila testis tidak teraba, uretra penis tidak ada, atau
keduanya, pemeriksaan sebaiknya dianggap sebagai ambigu dan dievaluasi untuk
gangguan perkembangan seksual. Setelah beberapa tahun kehidupan awal,
pertumbuhan penis sangat sedikit hingga pubertas ketika kadar testosteron mulai
meningkat.
Secara garis besar, penyebab terjadi mikropenis dapat digolongkan menjadi 3
kelompok yaitu, gangguan pada produksi Gonadotropin Releasing Hormon
(GnRH) oleh hipotalamus sehingga menyebabkan penurunan produksi LH dan
FSH oleh hipofisis. Hal ini pada akhirnya menyebabkan berkurangnya produksi
testosterone oleh testis. Keadaan ini dapat dijumpai pada kasus-kasus dengan
disfungsi hipotalamus, seperti sindrom Kallman atau sindrom Prader-Willi.1
Berikutnya gangguan pada fungsi testis sehingga tidak dapat memberi
respon baik terhadap stimulasi dari hipotalamus-hipofisis. Dapat ditemukan pada
kasus disgenesisgonad.
Yang terakhir adalah Idiopatik. Pada keadaan ini, analisis hormonal
menunjukan adanya aksis hipotalamus-hipofisis-testis yang normal.
Mikropenis dapat terjadi akibat adanya gangguan hormonal yang muncul
setelah usia kehamilan 14 minggu. Diferensiasi genitalia eksterna pada janin laki-
laki selesai pada usia kehamilan 12 minggu. Keadaan ini membutuhkan produksi
testosteron secara normal oleh testis janin yang distimulasi oleh human chorionic
gonadotropin (hCG) maternal. Pada tahap akhir, pertumbuhan penis di atur oleh
androgen janin. Produksi hormon ini di atur oleh Luteinizing Hormone (LH)
janin, yang merupakan hormon gonadotropin. Adanya abnormalitas dalam
produksi dan fungsi testosteron, serta adanya defisiensi hormon gonadotropin
3

dapat menyebabkan terjadinya mikropenis.

Gambar 1.1 Bentuk-bentuk kelainan pada penis

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
karya tulis ilmiah ini dirumuskan berdasarkan mikropenis dan dampak negatifnya
fungsi seksual yang terjadi dikehidupan sehari hari.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan tinjauan pustaka ini diharapkan mahasiswa dapat


mengerti, memahami dan menjelaskan mengenai hubungan mikropenis dan
dampak negatif fungsi seksual.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami anatomi dan
histology penis pada pria
4

2. Mahasiswa mampu memahami fisiologi perkembangan penis pada


pria.
3. Mahasiswa mampu mengetahui definisi mikropenis
4. Mahasiswa mampu memahami cara mendiagnosa mikropenis
5. Mahasiswa mampu memahami terapi mikropenis
6. Mahasiswa mampu memahami dampak negatif fungsi seksual

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Penulis

Karya tulis ilmiah ini semoga bisa memberikan manfaat bagi penulis dalam
meningkatkan pemahaman dan wawasan mengenai mikropenis dan dampak
negatif fungsi seksual.

1.4.2 Bagi Pembaca


Karya tulis ini semoga bisa memberikan manfaat bagi semua pihak dalam
meningkatkan pemahaman dan wawasan mengenai mikropenis dan dampak
negatifnya serta sebagai acuan dalam pembuatan karya tulis ilmiah di masa yang
akan datang.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Penis

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Reproduksi Pria

Penis adalah alat kelamin laki-laki dan berisi saluran keluar untuk bersama
urin dan cairan mani. Penis terdiri dari tiga badan jaringan erektil kavernosa
silindris yang diliputi oleh capsula fibrosa, yakni tunika albuginea. Di sebelah luar
tunika albuginea terdapat fascia penis profunda yang membentuk pembungkus
bersama untuk corpus spongiosum penis dan corpus cavernosum penis. Di dalam
corpus cavernosum penis melintas pars spongiosa urethra. Kedua korpus
cavernosum penis saling bersentuhan dibidang median, kecuali di sebelah dorsal
karena bercerai untuk membentuk crus masing-masing melekat ramus bersama os
pubis dan os ischii di sebelah kanan dan di sebelah kiri.2
Radix penis dibentuk oleh tiga massa jaringan erektil yang dinamakan
bulbus penis, crus penis dextra dan crus penis sinistra. Corpus penis adalah bagian
bebas yang tergantung sewaktu penis berada dalam keadaan lemas. Kecuali
6

serabut musculus bulbus spongiosum yang menutupi bulbus penis, dan serabut
musculus ischiocavernosus pada kedua crus penis, penis tidak memiliki otot.
Korpus kavernosa penis dan uretra terdiri atas jaringan erektil ruang- ruang
venosa yang dilapisi oleh sel- sel endotel utuh dan dipisahkan oleh trabekula yang
terdiri atas serat serta jaringan ikat dan sel-sel otot polos.2

Gambar 2.2 Anatomi Penis

Penis terdiri dari 3 bagian yaitu 2 corpus cavernosum uretra, dan pada
ujung penis membentuk preputium. Corpus penis terdiri dari 2 corpus
cavernosus lateral, 1 corpus spongiosum medial dan mengelilingi uretra.
Korpus kavernosum uretra melebar pada ujungnya, membentuk glans penis.
Korpus kavernosa dibungkus oleh lapisan jaringan ikat padat kuat, yaitu
tunika albuginea. Di dalam setiap korpus yang terbungkus oleh tunika
albuginea terdapat jaringan erektil yang berupa jaringan kavernus (berongga)
seperti spon. Jaringan ini terdiri atas sinusoid atau rongga lakuna yang dilapisi
oleh endotelium dan otot polos kavernosus. Rongga lakuna ini dapat
menampung darah yang cukup banyak sehingga menyebabkan ketegangan
batang penis.2

2.1.1 Perdarahan Arteri


Penis memperoleh darah arterial dari cabang arteria pudenda interna.
7

a. Arteria dorsalis penis melintas dalam alur antara kedua corpus


cavernosum penis, satu pada tiap sisi vena dorsalis profunda penis.
b. Arteria profunda penis menembus crus penis dan melintas dalam
kedua corpus cavernosum penis
c. Arteria bulbi penis memasuki bulbus penis dari kanan dan kiri.

2.1.2 Perdarahan Vena


Darah dari cavernae corporum cavernosorum ditampung oleh sebuah
pleksus vena yang bergabung dengan vena dorsalis penis profunda pada fascia
penis profunda. Vena dorsalis profunda penis umumnya melintas di bagian
dalam ligamentum arcuatum pubis dan memasuki plexus venosus prostaticus.
Darah dari fascia penis superficialis ditampung oleh vena dorsalis penis
superficialis dan sekanjutnya disalurkan ke vena pudenda externa. Pembuluh
limfe dari hamper seluruh penis ditampung oleh nodi lymphoidei inguinalis
superficialis.3

2.2 Histologi Penis

Gambar 2.3 Histologi Penis


8

Penis terdiri atas 3 massa silindris dari jaringan erektil, uretra dan
diluarnya diliputi dengan kulit (terdiri dari epidermis dan dermis). Jaringan
erektil meliputi sepasang korpuskavernosum dan korpus spongiosum yang di
dalamnya terdapat uretra. Di bagian luar korpusdikelilingi oleh jaringan ikat
padat yaitu tunika albuginea. Di luar tunika albuginea terdapat jaringan ikat
longgar dan Di dalam korpus terdapat banyak trabekula (gabungan
jaringanikat kolagen, elastin dan otot polos). Di tengah korpus kavernosum
terdapat arteri.
Jaringan erektil penis merupakan rongga vaskular iregular yang sangat
banyak dengan sistem menyerupai spons yang mendapatkan pasokan darah
dari arteriole eferen dan kemudian dialirkan ke venule eferen.
Masing-masing corpus cavernosum di bungkus oleh tunica albuginea suatu
membrana fibrosa yang tebal. Vena yang mengalirkan darah dari corpus
cavernosum berada sedikit dibawah tunica albuginea. Bagian dalam corpus
cavernosum mengandung banyak trabekulae. Trabekula tersusun atas serat
elastis dan otot polos yang terbenam dalam gelondong kolagen yang tebal dan
terbungus oleh sel-sel endotel. 4

2.3 Fisiologi Perkembangan Penis


Perkembangan penis secara umum dibagi dalam dua tahap, yaitu intra
dan ekstra uterin. Sampai dengan minggu kedelapan di dalam kehidupan fetus,
genitalia eksterna dari kedua jenis kelamin masih sama. Diferensiasi ke arah
kelamin laki-laki tergantung pada pengaruh testosteron dan terutama
dihidrotestosteron. Pada fetus laki-laki usia 8-12 minggu, testosteron disekresi
oleh sel Leydig secara otonom, kemudian dipengaruhi oleh hCG plasenta, dan
oleh rangsangan LH pituitari fetus pada trimester ke dua. Pada tahapan ini
penis sudah lengkap terbentuk. Pituitari fetus mengambil alih fungsi kontrol
dengan melepaskan LH dan FSH.
Pada saat bayi lahir, penis telah berkembang baik. Pada pertubuhan
normal, penis mengalami perkembangan pada saat pubertas atau akil baligh.
Hormon testosterone berperan dalam perkembangan ini. Proses inilah yang
9

akan menentukan ukuran penis. Berdasarkan penelitian terhadap laki-laki


berusia 17-18 tahun tidak ditemukan perbedaan rata-rata panjang penis antara
usia 17 dan 19 tahun, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan
penis berhenti pada usia 17 tahun bahkan lebih awal.5

2.4 Standar Ukuran Panjang Penis


Tabel 2.1 Rata-rata ukuran panjang penis dalam keadaan stretched

Pengukuran penis sebaiknya dalam keadaan diregangkan (stretched).


Pengukuran dalam keadaan lemas (flaccid) memberikan hasil yang sangat
bervariasi. Batubara J. R. melaporkan bahwa ukuran penis balita di Jakarta tidak
berbeda dengan balita ras Kaukasia, namun rerata volume testis ras Asia sedikit
lebih kecil dibandingkan ras Kaukasia.

Gambar. 2.4 distribusi ukuran penis sesuai umur


10

2.5 Mikropenis
2.5.1 Definisi Mikropenis
Definisi mikropenis adalah organ penis yang ukuran panjangnya
kurang dari rata-rata 2.5 SD untuk usia dan perkembangan pubertasnya, tanpa
disertai kelainan struktur penis. secara klasik, Biasanya bentuk anatomis serta
perbandingan batang penis dengan diameternya dalam batas normal.
Pengukuran penis sebaiknya dilakukan saat penis dalam keadaan teregang
dan harus pula dibedakan dengan keadaan lain yang dapat menyebabkan
penis terlihat lebih kecil, seperti pada buried penis ataupun pada penis yang
terselubungi oleh perlekatan kulit yang abnormal (webbed penis).6

Gambar 2.5 mikropenis


Dahulu sangat jarang seorang anak laki-laki dibawa ke dokter hanya
karena ukuran penis yang kecil, saat ini ukuran penis yang kecil menjadi
masalah bagi orang tua si anak. Biasanya ukuran penis dihubungkan dengan
kegemukan dan dianggap ukuran penis akan normal kembali setelah berat
badan turun 2-4. Diperlukan cara mengukur panjang penis yang seragam
guna mendapat nilai yang akurat dan perlu adanya nilai standar sesuai
umurnya. Selain ukuran, harus diperhatikan juga keadaan lainnya seperti
diameter, konsistensi maupun fungsi penis itu sendiri.
Peran orang tua sangat diperlukan dalam tata laksana secara
keseluruhan, karena akan diperlukan. Proses stimulasi berkelanjutan ini
bertanggung jawab atas perkembangan penis. Mikropenis terjadi akibat
gangguan atau defek hormonal pada trimester ke dua. Jika defek terjadi pada
11

kehamilan di bawah 14 minggu, yang mungkin terjadi adalah pembentukan


penis yang tidak sempurna dan terjadi ambigus.
Sekresi testosteron juga berpengaruh pada perkembangan penis pada
masa ekstra uterin. Pada masa neonatal kadar testosteron meningkat hingga
usia 2 sampai 3 bulan, kemudian turun perlahan dan berlanjut hingga
prapubertas. Pada masa ini terjadi penambahan panjang penis walaupun
sedikit.
Jaras hipotalamus-hipofisis-gonad (HHG) kembali aktif pada saat
awitan pubertas dan menyebabkan peningkatan kadar testosteron yang
merangsang pertambahan panjang penis. Pada masa akhir pubertas
pertumbuhan penis berhenti meskipun terjadi peningkatan testosteron,
mekanismenya belum banyak diketahui, namun androgen masih terus
berfungsi dan merangsang pertumbuhan prostat.6

2.5.2 Etiologi Mikropenis


Keberhasilan tata laksana mikropenis tergantung pada Penyebab yang
heterogen, sehingga penyebabnya sering tidak diketahui. Secara umum,
etiologi mikropenis yaitu :
1) Defisiensi sekresi testosteron
a. Hipogonadotropik hipogonadisme.
Keadaan ini disebut juga gangguan gonad sekunder, sehingga
diperlukan terapi pengganti (replacement therapy) yang
menetap (irreversible). Contoh gangguan gonad sekunder
adalah sindrom Kallman, defisiensi hormon pituitari lain,
sindrom Prader Willi, sindrom Laurence Moon, sindrom
Bardet Biedl, dan sindrom Rud.
b. Hipergonadotropik hipogonadisme.
Hipergonadotropik hipogonadisme disebut juga dengan
gangguan gonad primer. Pada gangguan gonad primer terjadi
produksi androgen yang tidak adekuat karena defisiensi salah
satu enzim sintesis testosteron. Ditandai dengan peningkatan
12

konsentrasi gonadotropin yang disebabkan tidak adanya


umpan balik negatif dari steroid seks gonad.Penyebab
terbanyak biasanya dihubungkan dengan kelainan kariotipe
dan somatik, seperti anorchia, sindrom Klinefelter dan Poly
X, disgenesis gonad, defek hormon luteinezing, defek genetik
pada steroidogenesis testosteron, sindrom Noonan, Trisomi
21, sindrom Robinow, sindrom Bardet Biedl, atau sindrom
Laurence Moon.
2) Defek pada aksis testosteron.
Kelainan yang termasuk defek aksis testeron adalah defisiensi
growth hormone/insulin like growth factor I, defek reseptor
androgen, defisiensi 5a-reduktase, sindrom fetal hidantoin.
a. Anomali pertumbuhan
b. Idiopatik
Mikropenis idiopatik diagnosis ditegakkan jika fungsi jaras
hipotalamus gonad normal, penambahan panjang penis yang
mendekati normal sebagai respons terhadap pemberian
testosterone eksogen, dan adanya maskulinisasi normal pada
masa pubertas.6

2.5.3 Diagnosa Mikropenis


A. Anamnesis
Hipoglikemia neonatus, sering pada 24 jam pertama kehidupan,
berkaitandengan defisiensi hormon pituitari lainnya, termasuk pan-
hypopituitarism, defisiensi hormon pertumbuhan, dan insufisiensi adrenal.
Ciri lainnya dapatberkaitan dengan hipopituitarisme selama masa
neonatus, kelahiran sungsang, hipoplasia atau aplasia nervus optik,
nistagmus, atau defek midline, dan kolestasis dengan hiperbilirubinemia
direk berkepanjangan.
Pertumbuhan yang buruk atau gagal tumbuh juga berkaitan dengan
defisiensi hormon pituitari lainnya. Indera penciuman yang abnormal
13

(anosmia atau hyposmia) memberi kesan Kallmann syndrome


(hypogonadotropic-hypogonadism dengan olfaktori yang abnormal).
Pada riwayat keluarga ditemukan adanya riwayat lahir mati atau
hipospadia, kriptorkidismus, infertilitas, atau kelainan kongenital ke arah
kelainan genetik yang diturunkan. Pada riwayat obstetrik ditemukan
penurunan gerakan janin atau otot bayi yang lemas waktu dilahirkan pada
sindrom Prader-Willi.
B. Pemeriksaan Fisik
Mikropenis adalah suatu kondisi yang hanya terjadi pada laki-laki
yang memiliki kromosom seks XY. Karakteristik mikropenis pada
pemeriksaan fisik adalah terlihat penis yang berukuran kecil dan terdapat
penyatuan kulit dibagian tengah penis. Mikropenis dapat menunjukkan
keadaan teregang atau flaccid, tergantung pada panjang batang penis atau
saat dilakukan pemeriksaan penis sedang ereksi atau tidak ereksi.
Pada mikropenis ditemukan skrotum dan dalam keadaan baik.
tetapi terkadang dapat ditemukan skrotum yang perkembangannya tidak
sempurna (hypoplastic). Dapat juga ditemukan testes didalam skrotum,
tetapi sering ditemukan tidak berfungsi dengan baik.
Dapat juga dilakukan pemeriksaan ada atau tidaknya dismorfik
atau defek kongenital lainnya. Termasuk juga dapat dilakukan
pemeriksaan untuk mencari adanya cleft lip atau cleft palatum.
Pertumbuhan pasien juga harus diperhatikan. Perkembangan yang
abnormal dapat mengindikasikan defisiensi hormon pertumbuhan dengan
atau tanpa defisiensi hormon hipofisis.
C. Pengukuran stretched penile length
Mikropenis dapat ditegakkan jika hasil pengukuran penis di bawah
rerata 2,5 SD. Cara mengukur penis sebaiknya dilakukan dalam keadaan
penis diregang (stretched). Inspeksi keadaan genitalia secara umum harus
dilakukan sebelum pengukuran dimulai. Penderita dibaringkan dalam
keadaan terlentang. Glans penis dipegang dengan jari telunjuk dan ibu jari,
ditarik secara vertikal sejauh mungkin. Kemudian diukur panjang penis
14

mulai dari basis penis(pubis) hingga glans penis, preputium tidak ikut
diukur13.
Hasil pengukuran tersebut akan dibandingkan dengan ukuran
panjang penis secara statistik menurut usia anak. Bila hasil pengukuran
penis anak dibawah 2,5 SD maka panjang penis anak tersebut termasuk
dalam mikropenis. Bila panjang penis anak tersebut berada diantara 2,5 SD
dan ukuran normal sesuai usianya maka termasuk dalam penis kecil (small
penis).

Gambar 2.6 Cara mengukur panjang penis teregang (SPL)

D. Laboratorium
Analisis kromosom direkomendasikan untuk konfirmasi kromosom
seks dan untuk mengevaluasi adanya keterkaitan sindrom genetik. Bila
dicurigaiadanyaPrader-Willi syndrome, pada analisis kromosom
ditemukan delesi pita15q11-13 secara paternal (70%), disomy unipaternal
maternal (25%), atau defek methylation-specific paternal (5%)4.
Peneriksaan serum hormon gonadotropin, testosterone, DHT, dan
prekursor testosteron juga dapat dilakukan. Pemeriksaan kadar hormon
pituitari lainnya juga perlu untuk diperiksa. Pemeriksaan ini dapat
membantu mengetahui sudah berada pada level mana penyebab
mikropenis pada aksis hypothalamic-pituitary. Pemeriksaan fungsi testis
15

juga perlu dilakukan untuk mengevaluasi fungsi endokrin secara sentral.


Serum testosteron diperiksa sebelum dan sesudah diberikan hCG.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan memberikan hCG secara intramuskular
dengan dosis 1.000 units untuk 3 hari atau 1.500 units setiap 2 hari selama
14 hari. Kadar testosteron < 300 ng/dL mengindikasikan adanya disgenesis
gonad. Jika kadar LH dan FSH meningkat dan tidak ada peningkatan kada
testosteron setelah diberikan hCG, maka dapat dipikirkan adanya
insufisiensi testis. Sebagai tambahan, pemeriksaan 17-
hydroxyprogesterone, dehydroepiandrosterone dan androstenedione
sebelum atau setelah stimulasi hCG daapt dilakukan untuk mencari
gangguan enzim dalam pembentukan testosteron
Inhibin B and AMH, yang juga dikenal sebagai Mullerian-
inhibiting hormone, diproduksi oleh sel sertoli fungsional dan pemeriksaan
kadarnya di darah dapat mendeteksi fungsi jaringan testis. Kadar AMH
yang rendah dan kadar inhibin B normal mengindikasikan adanya sindrom
duktus Mullerian persisten.
Pada bayi yang dicurigai hypopituitarism, kadar growth hormone
dan kortisol dapat diukur setelah stimulasi glukagon. Pada bayi yang
dicurigai hypopituitarism, ukur kadar tiroid total danfree thyroxine (T4)
untuk mencari adanya hypothyroidism. Kadar Thyrotropin-stimulating
hormone (TSH) rendah pada hypothyroidism sekunder dan tersier.7
2.5.4 Terapi Mikropenis
Pasien mikropenis harus diperiksa secara cermat menyangkut masalah
endokrinologi secara umum dan dievaluasi apakah terdapat kelainan pada
susunan saraf pusat. Ritzen dan Hintz membuat algoritme tatalaksana
mikropenis berdasarkan kelompok umur, untuk bayi baru lahir dan anak di
atas 1 tahun hingga pubertas. Dilakukan pemeriksaan terhadap faktor
androgen dan di luar androgen. Tata laksana mikropenis dibagi dalam terapi
hormonal dan pembedahan.
16

1) Terapi hormonal
Testosterone mengatur perkembangan dan pemeliharaan organ
seks pria dan karakteristik sekunder seks pria. Testosteron juga
menghasilkan efek sistem anabolik untuk meningkatkan
erythropoietin, produksi protein, dan retensi kalsium. Tidak ada
konsensus mengenai dosis, cara pemberian, waktu pemberian, dan
lama pengobatan androgen pada pasien dengan mikropenis. Namun,
beberapa penulis seperti Conte dkk, Bin Abbas, dkk, dan
Sutherland,dkk merekomendasikan pemberian testosteron enanthate
25-50 mg intramuskular setiap bulan, selama 3 bulan. Diharapkan
rerata penambahan panjang penis sekitar 2 cm.
Pada tahun 1999, Bin-Abbas et al menunjukan bahwa 1 atau 2
dari 3 injeksi testosterone (25-50 mg) di berikan dalam interval 4
minggu pada masa infant atau masa kanak cukup meningkatkan
ukuran penis dalam mencapai ukuran sesuai usia. Regimen yang
digunakan testosterone cypionate atau enanthate (Andro-LA,
Delatest, Depo-Testosterone) dengan dosis :

Tabel 2.2 Dosis pemberian terapi testosteron


WAKTU DOSIS/ADMI DURASI
PEMBERIAN NISTRASI
Bayi 25mg/IM 1x/bulan dalam 3-6bulan
Anak 50mg/IM 1x/bulan dalam 3-6bulan
Remaja laki-laki
dengan
hypogonadisme : 40-50 mg/m2/dosis IM tiap bulan
Inisiasi pubertas 100 mg/m2/dosis IM tiap bulan
fase pertumbuhan 100 mg/m2/dosis IM tiap 2 minggu
akhir
pemeliharaan virilisasi
17

Jika terjadi kegagalan penambahan panjang penis, Tietjen dkk.


menganjurkan untuk mengulang terapi hormonal. Hal ini
berdasarkan penemuan Tietjen dkk bahwa protein reseptor androgen
dan enzim 5a-reduktase secara signifikan melakukan down
regulation pada penis selama periode pematangan normal. Sejak
diketahui bahwa reseptor androgen dan enzim 5a-reduktase
mempunyai hubungan integral terhadap perkembangan penis, timbul
hipotesis bahwa pemberian androgen intermiten secara teratur selama
masa bayi, kanak-kanak dan remaja sebelum masa down regulation
dapat menghasilkan pertumbuhan penis yang optimal. Pendapat
Tietjien dkk didukung oleh Hussman dan Cain yang mendapatkan
kenyataan bahwa protein reseptor androgen dan enzim 5a-reduktase
berkurang secara progresif pada jaringan korpus penis selama
pertumbuhan penis normal. McAninch dan Aaronson menganjurkan
pengobatan dimulai pada usia 1 tahun dan jika gagal diulang
kembali. Pengukuran panjang penis dilakukan 2 minggu setelah
suntikan terakhir. Testosteron dapat diberikan secara oral, topikal,
transdermal, tetapi hasilnya tidak memuaskan. Efek samping
pemberian testosteron dapat dikurangi dengan cara pemberian yang
benar dan dosis sesuai yang dianjurkan berdasarkan pengalaman
penelitian. Batubara J.R.5 mendapatkan bahwa testosteron 25 mg
diberikan 4 kali setiap 3 minggu secara intramuskular tidak
mempercepat usia tulang pasien mikropenis.
2) Terapi Bedah
Tindakan operasi untuk membesarkan penis memberikan hasil
yang bervariasi. Kesulitan operasi terutama karena terbatasnya
kemampuan untuk membentuk jaringan korpus penis, untuk fungsi
ereksi dipakai penis buatan. Sebenarnya operasi yang dilaporkan
berhasil dilakukan bukanlah pada kasus mikropenis yang sebenarnya.
Hal ini memang akibat kelemahan cara mendiagnosis mikropenis itu
sendiri. Ada beberapa keadaan yang membuat penis menjadi atau
18

kelihatan kecil, seperti inconspicuous penis (penis yang menghilang),


yang diakibatkan oleh berbagai kondisi seperti buried penis, trapped
penis, webbed penis, concealed penis, dan diminutive penis. Pada
semua keadaan ini sirkumsisi merupakan kontraindikasi, tetapi justru
banyak dilakukan oleh dokter termasuk ahli bedah. Mereka
menganggap dengan melakukan sirkumsisi maka penis akan menjadi
normal atau paling tidak membesar. Justru hal ini akan menyulitkan
apabila akan dilakukan operasi rekonstruksi di kemudian hari, karena
prepusiumberguna untuk merekonstruksi bagian-bagian penis itu
sendiri. Waktu yang tepat untuk melakukan operasi rekonstruksi
masih belum jelas. Bergeson dkk. melakukan operasi rekonstruksi
pada 13 kasus, Shenoy dkk. melakukan operasi pada 8 kasus buried
penis dengan teknik sedot lemak (liposuction).
Selain operasi rekonstruksi, pada mikropenis yang gagal
dengan terapi hormonal, dipertimbangkan operasi penggantian jenis
kelamin. Mengenai waktu untuk melakukan penggantian kelamin
masih belum ada kesepakatan, walaupun ada penulis menganjurkan
operasi dilakukan atas kemauan si anak. Aaronson menganjurkan
operasi penggantian jenis kelamin pada mikropenis di bawah ukuran
panjang rerata-3SD. Woodhouse membuktikan bahwa penis kecil
dengan fungsi ereksi alamiah menghasilkan fungsi seksual yang
lebih baik dibanding penis yang diperbesar dengan operasi. Reilly
dan Woodhouse menyatakan pada akhir penelitiannya, bahwa ukuran
penis yang kecil tidak dapat menghalangi seseorang hidup seperti
pria normal lainnya.
3) Edukasi pasien
Menjelaskan pasien dengan gambaran yang jelas terhadap
permasalahan anak mereka, termasuk hasil yang diharapkan dalam
pengobatan.
4) Konsultasi
19

Konsultasi dilakukan segera setalah mengetahu bayi memiliki


micropenis, konsultasikan pada endocrinologis pediatrik. Pada
beberapa kasus, keterlibatan urologist pediatrik juga membantu.
Dukungan psychological dan layanan sosial juga bermanfaat.

5) Follow-up
Monitor bayi dengan micropenis dan masalah pertumbuhan dan
perkembangan berikutnya. Bila terdapat masalah muncul, evaluasi,
dan pengobatan secara tepat. Banyak anak dengan micropenis,
terutama mereka dengan defisiensi gonadotropin, tidak memiliki
pubertas spontan atau tidak sempurna. Pada kasus tersebut,
testosterone digunakan untuk menginisiasi pubertas, dengan dosis
secara bertahap meningkat hingga mencapai dosis pengganti dewasa
(adult replacement dose) yang menirukan pubertas alami.
Pada mereka dengan hypogonadotropic hypogonadism yang
menginginkan fertilitas, hCG dan rekombinan FSH dapat diberikan
untuk memicu sekresi testosterone dan spermatogenesis pada waktu
yang tepat oleh dokter spesialis dalam pengobotan reproduktif. 8,9

2.5.5 Prognosis mikropenis


Prognosis laki-laki dengan micropenis akibat defisiensi
gonadotropin atau testosterone biasanya baik. Individu ini secara umum
berespon baik terhadap terapi testosterone dan berfungsi normal sebagai
seorang yang dewasa. Namun, walaupun ukuran penis berpotensi
memiliki ukuran yang mendekati normal dan sensitif, infertilitas
biasanya dapat diharapkan. Prognosis lebih dipertanyakan pada anak
dengan insensitivitas androgen, terutama dengan ambiguitas genital yang
jelas.10
20

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Tinjauan Kepustakaan.
3. 2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Dalam penelitian ini menggunakan seperangkat leptop.
3.2.2 Bahan
1. Buku
2. Jurnal
3. Internet
4. Artikel
3.3 Defenisi Operasional
1. Buku
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi
satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari
sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman.
2. Jurnal
Jurnal ilmiah adalah majalah publikasi yang memuat KTI (Karya
Tulis Ilmiah) yang secara nyata mengandung data dan informasi yang
mengajukan iptek dan ditulis sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah
serta diterbitkan secara berkala.
3. Internet
Internet merupakan singkatan dari interconnected networking yang
berarti jaringan komputer yang saling terhubung antara satu komputer dengan
komputer yang lain yang membentuk sebuah jaringan komputer di seluruh
dunia, sehingga dapat saling berinteraksi, berkomunikasi, saling bertukar
informasi atau tukar menukar data.
Secara fisik, internet dapat digambarkan seperti jaring-jaring yang menyerupai
jaring laba-laba yang menyelimuti bumi yang terhubung melalui titik-titik (node).
Node dapat berupa komputer maupun peralatan (peripheral) lainnya.
21

Istilah internet berasal dari bahasa Latin inter, yang berarti antara. Secara kata
per kata internet berarti jaringan antara atau penghubung. Memang itulah
fungsinya, internet menghubungkan berbagai jaringan yang tidak saling
bergantung pada satu sama lain sedemikian rupa, sehingga mereka dapat
berkomunikasi. Sistem apa yang digunakan pada masing-masing jaringan tidak
menjadi masalah, apakah sistem DOS atau UNIX.
Sementara jaringan lokal biasanya terdiri atas komputer sejenis (misalnya DOS
atau UNIX), internet mengatasi perbedaan berbagai sistem operasi dengan
menggunakan bahasa yang sama oleh semua jaringan dalam pengiriman data.
Pada dasarnya inilah yang menyebabkan besarnya dimensi internet.
Dengan demikian, definisi internet ialah jaringannya jaringan, dengan
menciptakan kemungkinan komunikasi antar jaringan di seluruh dunia tanpa
bergantung kepada jenis komputernya.
4. Artikel
Artikel merupakan karya tulis ilmiah yang paling sederhana. Dari
pemilihan judul, sistematika penulisan sampai isi sebuah artikel lebih
sederhana dari karya tulis ilmiah lainnya. Begitupula pemilihan kata dan
ragam bahasa yang santai. Walaupun demikian, dalam artikel tetap
diperlukan penyelesaian yang memadai.
Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas
tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan terkadang
kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu, memengaruhi, meyakinkan,
dan menghibur pembaca.
22

BAB IV
PEMBAHASAN

Mikropenis adalah suatu penyakit yang menyebabkan organ penis pria


ukuran panjangnya kurang dari rata-rata 2.5 SD sesuai usia dan perkembangan
pubertasnya dan tanpa adanya kelainan struktur penis. Berdasarkan hasil beberapa
penelitian menunjukan bahwa perkembangan penis berhenti pada usia 17 tahun
bahkan lebih awal. Pengukuran panjang penis dapat dilakukan saat penis dalam
keadaan lemas dan diregang. Tapi, hasil pengukuran saat penis diregangkan lebih
mendekati ukuran sebenarnya sewaktu ereksi. Inspeksi keadaan genital secara
umum harus dilakukan sebelum pengukuran dimulai.
Jumlah kasus mikropenis tidak diketahui secara pasti, diduga tidak semua
pasien berobat. Dalam penanganan mikropenis, terapi hormonal dengan
testosterone merupakan pilihan utama. Terapi testosteron 25 mg intramuskular
setiap 3 minggu, 4 dosis, dapat langsung diberikan sebelum pemeriksaan kadar
testosteron darah. Jika tidak terjadi penambahan panjang penis, pemberian terapi
hormonal dapat diulangi satu siklus lagi. Terapi operatif dipertimbangkan pada
kasus yang gagal dengan terapi hormonal. Sebaiknya pasien mikropenis
diberi pengobatan dalam pengawasan ahli endokrinologi anak.
Hubungan antara mikropenis dengan fungsi negative sexual dapat
menimbulkan efek medis dan psikologis. Efek psikilogis yang dihasilkan
diantaranya menimbulkan reaksi penolakan berhubungan sexual. Dan efek medis
yang ditimbulkan adalah pengurangan hormone endokrin diantaranya
berkuranganya sifat kepriaan yang muncul pada orang yang mengalami
mikropenis ini.
23

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Mikropenis adalah organ penis yang ukuran panjangnya kurang dari rata-
rata 2.5 SD untuk usia dan perkembangan pubertasnya, tanpa disertai kelainan
struktur penis. Mikropenis terjadi akibat gangguan atau defek hormonal pada
trimester ke dua. Jika defek terjadi pada kehamilan di bawah 14 minggu, yang
mungkin terjadi adalah pembentukan penis yang tidak sempurna dan terjadi
ambigus. Sekresi testosteron juga berpengaruh pada perkembangan penis pada
masa ekstra uterin. Mikropenis disebabkan oleh defisiensi sekresi testosterone
diantaranya hipogonadotropik hipogonadisme dan hipergonadotropik
hipogonadisme, defek pada aksis testosterone, anomali pertumbuhan dan
Idiopatik. Terapi mikropenis ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu terapi
hormonal dengan pemberian injeksi testosterone dan terapi pembedahan.

4.2 Saran
1. Peran orang tua sangat diperlukan dalam tata laksana secara keseluruhan,
karena akan diperlukan biaya yang cukup mahal serta kesiapan si orang
tua untuk membantu si anak menghadapi masa depannya, termasuk
problem psikologis si anak. Proses stimulasi berkelanjutan ini bertanggung
jawab atas perkembangan penis.
2. Monitor bayi dengan mikropenis dan masalah pertumbuhan dan
perkembangan berikutnya. Bila terdapat masalah muncul, evaluasi, dan
pengobatan secara tepat.

Anda mungkin juga menyukai