H12apu PDF
H12apu PDF
ANIS PURNAMASARI
SUMBER INFORMASI
(Studi Kasus: Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat) adalah
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya diterbitkan manapun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
ANIS PURNAMASARI
H44080047
RINGKASAN
ANIS PURNAMASARI
H44080047
Disetujui
Diketahui
Tanggal Lulus :
UCAPAN TERIMA KASIH
nikmat, dan karunia-Nya selama penulis menyusun skripsi ini. Skripsi ini tidak
akan pernah terwujud jika tidak ada orang-orang di sekitar penulis, untuk itu
(Achmad), mama (Suyati), adiku yang manis (Anita Fitriyani), atas segala
2. Rizal Bahtiar, S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi dan Dr. Ir. Eka
Intan Kumala Putri, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah
menyelesaikan skripsi.
3. Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr sebagai dosen penguji utama sidang skripsi
dan Benny Osta Nababan, S.Pi, M.Si sebagai penguji sidang perwakilan
memberikan koreksi dan saran terhadap skripsi ini agar menjadi lebih baik
lagi.
livia, Pebri, Stevan, dll). Teman satu bimbingan (Erna, Nia, Dini, Nanda,
Budi, dan Dika). Serta teman-teman ESL 45 atas dukungan selama penulis
menyelesaikan studi.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang
berjudulAnalisis PenerapanPerformance Bond pada Kegiatan Pertambangan
Bahan Galian C (StudiKasus: KecamatanRumpin, Kabupaten Bogor, Propinsi
Jawa Barat).
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
2.3PenelitianTerdahulu ................................................................. 17
V. GAMBARAN UMUM
Galian C ......................................................................................... 64
9.2.1Arus Penerimaan............................................................... 77
Kompensasi .............................................................................. 87
Kompensasi .............................................................................. 95
9.2.6Perbandingan Analisis Kelayakan Usaha Sebelum dan
Nomor Halaman
Nomor Halaman
2 MekanismePenerapanJaminanReklamasiPertambangan ......... 16
3 KerangkaPemikiranPenelitian .................................................. 25
7 GrafikPersentaseJumlahRespondenTerhadapManfaat
Nomor Halaman
sampai tahun 2000 meningkat cepat. Pada tahun 1980 penduduk berjumlah 147.5
juta jiwa bertambah menjadi 179.4 juta jiwa pada tahun 1990. Pada tahun 2000
(SDAL).
1
BPS.2011.Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi.Edisi ke-10.BPS.Jakarta
lingkungan merupakan tempat dalam arti luas bagi manusia dalam melakukan
aktivitasnya 2 .
sulit untuk mencapai zero waste. Selain menghasilkan limbah yang menurunkan
daya air, udara, dan tanah; kerusakan ekosistem dan punahnya fauna liar.
Kerusakan lingkungan adalah salah satu dari sepuluh ancaman yang secara resmi
yakni kerusakan karena peristiwa alam dan kerusakan karena hasil perbuatan
yang tidak dilandasi oleh pemikiran penggunaan sumberdaya alam pada jangka
2
Renstrada Provinsi DKI Jakarta 2002-2007.www.bappedajakarta.go.id. diakses pada 8 Januari 2011
3
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerusakan_lingkungan diakses pada 14 Desember 2011
1. Sektor kehutanan
2. Sektor pertambangan
tahun 1970-an. Hal tersebut disebabkan kebutuhan manusia akan produk mentah
dan produk olahan bahan galian mengalami peningkatan. Produk bahan galian
yang dibutuhkan dan digunakan hampir seluruh orang di dunia untuk membangun
pengangguran, dan lain sebagainya. Salah satu daerah pertambangan bahan galian
terserang berbagai penyakit. Penyakit yang biasa diderita warga akibat dampak
negatif pertambangan adalah Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dan penyakit
pemenuhan kebutuhan akan air. Keperluan manusia akan air dapat dilihat pada
Tabel 1.
pertambangan lainnya adalah rusaknya jalan karena sering dilewati oleh alat-alat
dapat pulih dalam jangka waktu yang relatif lama. Untuk mengatasi dampak
yang tidak termasuk dalam bahan galian yang strategis dan vital memiliki dampak
diketahui apakah manfaat atau kerugian yang lebih besar dirasakan oleh
mengadakan reklamasi perlu adanya perhitungan berapa luas lahan yang harus
1. Mahasiswa
2. Pemerintah
3. Masyarakat
2.1 Pertambangan
manusia. Akan tetapi sangat disayangkan bahwa pada umumnya setelah manusia
berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah,
2. Golongan b, merupakan bahan galian vital, yaitu dapat menjamin hajat hidup
Contohnya marmer, batu kapur, tanah liat, pasir, yang sepanjang tidak
dan c yang dilakukan oleh rakyat setempat secara kecil-kecilan atau gotong
sehari-hari. Dilaksanakan secara sederhana dan dengan alat sederhana, jadi tidak
1. Usaha pertambangan
sekitarnya dengan bahaya erosi dan tanah longsor karena hilangnya vegetasi
penutup tanah (Asad, 2005). Lahan yang digunakan untuk pertambangan tidak
menjadi lahan yang tidak produktif. Sebagian dari lahan yang telah dikerjakan
pada tahap akhir penutupan tambang. Kalau lahan yang telah selesai digunakan
secara bertahap direklamasi, maka lahan tersebut dapat menjadi lahan produktif
morfologis, fauna dan flora, hidrologis dan lain-lain (Nurdin, dkk, 2000).
antara lain perubahan bentang alam, perubahan habitat flora dan fauna, perubahan
struktur tanah, perubahan pola aliran air permukaan dan air tanah dan sebagainya.
topografi tanah, termasuk karena mengubah aliran sungai, bentuk danau atau bukit
di muka kepada pemerintah oleh pelaku ekonomi apabila aktivitas ekonomi yang
dan kelestarian SDA. 4 Uang tersebut dapat diambil kembali setelah dinyatakan
oleh pihak yang berwenang bahwa aktivitas ekonomi tersebut tidak menimbulkan
dampak negatif. Obyek dari performance bond adalah barang serta jasa
lingkungan hidup (hutan, udara, air) yang dapat terkena dampak polutif atau
mungkin terjadi
dengan biaya tersebut kepada pemerintah atau pihak lain yang ditunjuk
pemerintah
4
Laporan interim: Draft rencana aksi strategis. ESP-Environmental Support Programme Danida
hidup dan SDA sehingga instrumen ini tidak sangat bergantung kepada
kegiatan monitoring
Bumi (Migas) dan beberapa bahan galian lain. Pada pertambangan Migas bahkan
Tata Cara Penetapan Dan Penawaran Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi. Bab
Direktur Jenderal (Dirjen) paling lambat pada saat penandatanganan kontrak kerja
sama.
Pada ayat 5 dinyatakan bahwa peserta lelang wilayah kerja atau penawaran
langsung wilayah kerja yang telah menandatangani kontrak kerja sama yang tidak
eksplorasi (firm commitment), atau komitmen dua tahun pertama masa eksploitasi
Pajak (PNBP).
tergantung pada besarnya biaya reklamasi langsung dan tidak langsung. Biaya
digunakan
fasilitas penunjang
5. Pemantauan
2. Perencanaan kegiatan
penutupan tambang
4. Supervisi
usahanya.
rencana reklamasi setiap lima tahun dan menyerahkannya kepada pihak penilai.
Pada umur proyek yang kurang dari lima tahun, rencana reklamasi disusun sesuai
perusahaan diwajibkan untuk menutup proyek paling lambat setelah satu bulan
berikut :
No. 18 tahun 2008 Tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang. Setiap penerapan
Tidak disetujui
Disetujui
Mengajukan perubahan rencana
reklamasi.
Pelaksanaan reklamasi.
Evaluasi
Sumber: Peraturan Menteri ESDM No.18 Tahun 2008, Diolah Peneliti (2012)
Gambar2.MekanismePenerapanJaminanReklamasiPertambangan
2.3 Penelitian Terdahulu
Tetapi penelitian tentang bahan galian C terdapat pada tulisan Program Kreativitas
Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Bogor, Jawa Barat yang ditulis oleh
kerja baru.
pendekatan Cost of Illness atau biaya kesehatan adalah sebesar Rp 584 700
Cost juga, dapat diestimasi kerusakan jalan secara ekonomi, yaitu sebesar Rp
masyarakat desa dan pemerintah desa adalah sebesar Rp 13 886 503 650 per
tahun.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan
diwaktu yang akan datang, dan dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan
sebagai satu unit. Aktivitas suatu proyek selalu ditujukan untuk mencapai suatu
tujuan (objective) dan mempunyai suatu titik tolak (starting point) dan suatu titik
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha
atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya
usaha tersebut dijalankan (Kasmir, 2003). Kelayakan usaha yang digunakan dalam
masa yang akan datang setiap tahunnya. Analisis finansial juga merupakan suatu
apakah suatu proyek akan menguntungkan selama umur proyek (Husnan dan
Net Present Value (NPV) suatu proyek menunjukkan manfaat bersih yang
diterima proyek selama umur proyek pada tingkat suku bunga tertentu. NPV
merupakan nilai sekarang dari selisih antara manfaat (benefit) dengan biaya (cost)
pada tingkat suku bunga tertentu. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang
dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Dalam menghitung NPV perlu
ditentukan tingkat suku bunga yang relevan. Kriteria investasi berdasarkan NPV
yaitu:
dapat dilaksanakan.
b. NPV < 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang
Dengan kata lain, proyek tersebut tidak untung dan tidak rugi.
satuan biaya yang telah dikeluarkan selama umur proyek. Net B/C Rasio
merupakan angka perbandingan antara present value dari net benefit yang positif
dengan present value yang negatif. Kriteria berdasarkan Net B/C Rasio adalah:
c. Net B/C Rasio = 1, maka NPV = 0, proyek tidak untung dan tidak
rugi
value aliran kas masuk yang diharapkan, atau didefinisikan juga sebagai tingkat
bunga yang menyebabkan NPV sama dengan nol. Gittinger (1986) menyebutkan
bahwa IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan internal tahunan bagi perusahaan
yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Tingkat IRR
mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek
menutup kembali pengeluaran investasi yang didanai dengan aliran kas. Payback
Period (PP) atau tingkat pengembalian investasi juga merupakan salah satu
metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur
periode jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat modal itu kembali
dapat dipakai untuk membiayai kegiatan lain (Husnan dan Suwarsono 2000).
3.1.2 Kompensasi Bagi Masyarakat
SDAL karena eksternalitas pencemaran dari satu pihak yang bertanggung jawab
sumber daya yang rusak, termasuk nilai use values dan passive use values seperti
option value, existence values, dan bequest values (DOI, 1991). Prinsip
3. Property right
4. Jenis dampak/eksternalitas
5. Besaran dampak
6. Lamanya dampak
8. Nilai sumber daya alam dan lingkungan baik marketed dan non-marketed
kerusakan pada lahan basah yang terkontaminasi di Amerika Serikat. Sejak saat
habitat. Berdasarkan Ray (2008) yang menjabarkan bahwa restorasi suatu habitat
saat ini berkembang dari penyederhanaan bahwa mengganti secara fisik suatu
habitat akibat kerusakan akan mengganti jasa ekologi yang hilang yang dihasilkan
2. Pilih jasa yang akan diganti dan satuan metrik yang menggambarkan jasa
tersebut.
7. Estimasi total habitat yang harus direstorasi untuk mengganti kerugian dari
hilangnya jasa.
ukuran atau magnitude dari proyek restorasi yang dibutuhkan untuk mengganti
rugi secara penuh jasa yang hilang akibat injury (Dunford et al., 2003). Adapun
asumsi yang dipakai dalam penerapan HEA antara lain yang disebutkan oleh
Dunford Et al (2003):
1. Jasa yang disediakan dari habitat hasil restorasi adalah sama baik dalam
2. Menggunakan satu metriks jasa menggambarkan jasa ekologi dari setiap tipe
habitat atau sumber daya. Contoh yang pernah digunakan yaitu jumlah
3. Proporsi yang tetap antara jasa habitat dan nilai habitat. Dengan kata lain, jika
jasa habitat yang rusak turun 40%. Nilai habitat ini ditunjukkan oleh metriks
yang digunakan.
4. Nilai jasa yang rusak dari suatu habitat adalah konstan antar waktu.
5. Unit nilai dari habitat yang rusak dan jasa habitat yang dikompensasi adalah
sama.
Indonesia merupakan negara yang relatif kaya akan sumber daya. Salah
satu sumber daya yang melimpah di Indonesia adalah bahan galian C. Jenis bahan
yang berdiri disana berupa perusahaan legal dan illegal. Puluhan perusahaan
kecil dan masyarakat lokal. Pertambangan modern yang berada di sana dikelola
oleh pihak swasta berskala besar dan beberapa ada yang bertaraf internasional.
menperoleh andesit.
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Diagram alur berfikir terdapat pada Gambar 3.
Rumpin akan diidentifikasi. Setelah itu, diestimasi nilai kerugian dan manfaatnya
productivity, dan metode cost of illness. Analisis finansial juga dilakukan untuk
secara deskriptif. Selain itu, gambaran rencana restorasi akan dapat diperoleh
Analisis Pertambangan
Ekonomi Bahan Galian C
dilakukan selama lima bulan. Pemilihan lokasi tersebut ditentukan secara acak
pertambangan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dan membagikan
studi literatur dan data yang terkait dengan pelaksanaan proyek pertambangan
pengumpulan data dari pemerintah daerah setempat, Badan Pusat Statistik, buku,
convenient.
(HEA).
Selain itu, penelitian ini juga mengestimasi dua nilai terkait dampak dari
adanya pertambangan bahan galian C, meliputi nilai manfaat dan nilai kerugian.
Estimasitotalmanfaat=I1 +I2+I3+................Ii
Nilai estimasi kerugian yang diakibatkan adanya pertambangan kapur di
Kecamatan Rumpin dapat ditempuh dengan tiga metode, yaitu metode Effect on
sumberdaya alam yang dikonversi ke nilai rupiah, biaya yang dikeluarkan oleh
biaya pengobatan.
D1= Q x F x L x P
Keterangan :
F = Jumlah panen/tahun
masyarakat akibat krisis air tanah dihitung dengan metode replacement cost
(metode biaya pengganti) yaitu dihitung dari berapa banyak air kemasan yang
dibeli selama satu bulan sebagai pengganti air bersih yang seharusnya dapat
diperoleh secara gratis. Selain krisis air tanah, kerugian lain adalah kesehatan
masyarakat yang menurun akibat setiap hari menghirup udara yang berdebu
sehingga menimbulkan penyakit seperti batuk dan sesak nafas. Metode Biaya
akibat perubahan yang menyebabkan orang menderita sakit. Total biaya dihitung
baik secara langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung, yaitu mengukur
4. Obat-obatan.
mengalikan nilai rataan biaya kesehatan dengan kepala keluarga yang terdapat
NE = BKSH x KK
Dimana :
Lalu lintas truk besar yang mengangkut bahan galian dalam jumlah banyak
biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki jalan yang rusak akibat lalu lintas truk
D7 = p x l x P
Keterangan:
TD = Di + NEi
Keterangan :
lain Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate
Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara nilai benefit sekarang
dan nilai biaya sekarang pada tingkat suku bunga tertentu selama umur proyek.
Kriteria kelayakan investasi ini menjelaskan bahwa suatu bisnis dapat dinyatakan
layak apabila jumlah seluruh manfaat yang diterimanya melebihi biaya yang
Keterangan:
Keterangan:
investasi yang ditanamkan. IRR merupakan nilai discount rate yang membuat
NPV dari usaha sama dengan nol. IRR dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
waktu yang diperlukan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah
investasi suatu usaha, semakin baik usaha tersebut karena semakin lancar
perputaran modal dan semakin kecil resiko yang dihadapi investor. Payback
Keterangan:
tinggi nilai NPV maka nilai payback period yang dihasilkan akan semakin kecil.
Semakin kecil nilai payback period yang didapat, maka manfaat yang diperoleh
hilangnya jasa ekologi akibat adanya kerusakan (injury) terhadap sumber daya
dalam kurun waktu yang spesifik (NOAA, 1997). Metode HEA mengestimasi
besaran habitat yang harus diganti yang sama dengan tingkat hilangnya jasa
ekologi dalam kurun waktu tertentu pada suatu ekosistem akibat adanya injury.
Pendekatan HEA dapat didefinisikan sebgai metode biaya pengganti dan service
Debit:Jasayanghilangsaatini Kredit:Jasayangdiperoleh
Sumber: Nurmalina et al. (2009)
Keterangan:
i = Suku bunga
suatu sumber daya akibat injury harus sama dengan jasa ekologi yang akan
keadaan dan fungsi sumber daya seperti semula atau baseline sebelum terjadi
1. Memasukkan interim loss atau jasa yang hilang sementara sejak kerusakan
2. Jasa yang hilang akibat kerusakan sama dengan jasa yang akan dikompensasi
3. Memperoleh equivalency antara dari jasa yang hilang dan jasa yang diterima
tersebut memiliki luas wilayah 2 561 415.95 ha dan terdiri dari 13 desa, 43 dusun,
101 Rukun Warga (RW) dan 460 Rukun Tetangga (RT). Nama 13 desa yang
terdapat di Kecamatan Rumpin dapat dilihat pada Tabel 3. Di kecamatan ini tidak
terdapat kelurahan. Suhu udara berada di antara 28-33C dan curah hujan per
Dari data kelembagaan desa, diketahui bahwa saat ini ada tiga jenis
Karang Taruna. Akan tetapi jumlah anggota yang berpartisipasi tak lebih dari 460
orang yang diperkirakan dapat mewakili tiap RT. Masyarakat yang mengikuti
LPM berjumlah 79 orang. Ibu rumah tangga yang mengikuti kegiatan PKK hanya
hanya berjumlah 227 orang. Selain itu, jumlah Kader Pembangun Desa (KPD) se-
4 Ibukota Negara RI 60 Km
di atas kecamatan, hal tersebut terlihat pada Tabel 4. Bentuk wilayah Kecamatan
Rumpin terdiri dari tiga jenis. Wilayah datar sampai berombak sekitar 75%.
Daerah yang berbentuk gelombang sampai berbukit sekitar 10%. Daerah yang
Dari seluruh luas kecamatan, 2 179 ha merupakan tanah sawah yang terdiri
dari sawah irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana, dan tadah
hujan. Seluas 7 879.6 ha merupakan tanah kering yang sebagian besarnya berupa
sebagai tanah perkebunan swasta. Tanah makam yang ada seluas 3 ha. Sedangkan
Menurut data tahun 2011 yang diperoleh dari pihak kecamatan, jumlah
penduduk yang tercatat yaitu sebesar 129 211 jiwa yang terdiri dari 31 350 KK.
Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki terdiri dari 67 801 jiwa dan jumlah
Usia penduduk banyak yang termasuk dalam kategori usia tidak produktif
ini rata-rata bekerja sebagai buruh tani, buruh kebun, dan buruh pertambangan
tidak tetap. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang rendah.
orang. Jumlah warga yang telah menempuh program Wajib Belajar Sembilan
Tahun (Wajar) sebanyak 25 490 orang. Pekerjaan dan pendapatan yang baik
sebagai buruh tani sebanyak 8 000 orang. Buruh Pertambangan Bahan Galian C
sebanyak 1 241 orang atau 7% dari jumlah penduduk kecamatan Rumpin. Jenis
buah. Jenis koperasi yang ada berbentuk Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Unit
Desa, Badan-Badan Kridit, Koperasi Konsumsi, dan koperasi lainya. Jumlah Pasar
Umum yang ada sebanyak tiga buah. Satu pasar dalam bentuk bangunan
merupakan penduduk lokal, tetapi untuk perusahaan tambang skala besar hanya
menerima penduduk lokal sebagai pekerja jika memiliki tingkat pendidikan yang
petani, yaitu sebanyak 60% dari jumlah total penduduk hal tersebut terlihat dari
jasa. Penduduk yang menjadi buruh pertambangan bahan galian C sebanyak 7%.
Sumber : Laporan
L Moonografi Keecamatan Ru
umpin Sem
mester II tahuun 2010
Gambar 6. Diagrram Mata Pencaharia
P an Pendudu uk
tidak diim
mbangi denggan sarana transportasi
t yang baik membuat ppemerintah harus
rendah membuat
m baanyak orang yang haanya sangggup mencappai bangku
u SD.
lebih mem
milih untuk bekerja mem
mbantu oraang tua dalaam memperooleh penghaasilan
daripada sekolah.
s
Tabel 6. Jumlah
J Sarrana Pendidikan di Kecamatan
K Rumpin
No. Sarana Pendidikaan Jumlah
h
1 Taman Kanak-kanak
K k (TK) 4
2 Sekolah Dasar
D (SD) 62
3 Madrasahh/Ibtidaiyahh Negeri 16
4 SD Swassta Islam 1
5 SLTP Negeri 2
6 SLTP Swasta Umum 1
7 SLTP Swasta Islam 3
8 SMU Negeri 1
9 SMU Swasta Umum 1
10 SMK Swasta/SMEA 3
Sumber : Laporan Monografi Kecamatan Rumpin Semester II tahun 2010
tersebut adalah Balai Desa dan Kantor Desa yang terdiri dari 13 unit. Tanah
kering milik desa seluas 14 ha. Prasarana Olah Raga yang ada yaitu lapangan
sepak bola sebanyak 13 unit, lapangan bulu tangkis empat unit, dan lapangan tenis
satu unit.
beberapa prasarana pengairan. Terdapat tiga unit waduk dengan kondisi baik
sedangkan dua unit waduk yang lain dalam keadaan rusak sama sekali. Dam yang
berfungsi berjumlah satu unit. Sungai yang melintasi kecamatan ini sebanyak tiga
buah. Danau yang ada sebanyak sebelas unit. Prasarana transportasi yang ada
hanya ojek dan sepeda yang berjumlah 3 446 unit, angkot sebanyak 225 unit, dan
(SMA)/sederajat sudah tersedia. Menurut sifat dan konstruksinya, rumah yang ada
di sana merupakan rumah permanen, semi permanen, rumah kayu, dan rumah
bambu. Fasilitas pariwisata yang ada yaitu sarana kebudayaan dan rumah makan.
empat buah. Sedangkan sarana kesehatan lainnya berupa Dokter Umum satu
orang, Bidan Praktek 10 orang, Dukun Sunat dua orang, dan Dukun Bayi satu
orang.
Sarana jalan yang ada berupa jalan kabupaten dan jalan desa sepanjang
972.3 Km. dari jalan tersebut, sepanjang 15 Km jalan dalam keadaan rusak. Selain
jalan, jembatan yang ada berupa jembatan beton dan jembatan gantung. Seluruh
sarana perhubungan yang ada berupa kantor telepon dan Warung Telekomunikasi
Agama Islam, karena sebagian besar penduduk memeluk Agama Islam. Hal
1 Mesjid Agung 0
2 Mesjid Jami 73
3 Mesjid 66
4 Mushola 194
5 Vihara 1
BA
AHAN GA
ALIAN C
Rumpin sebagai salaah satu daerrah penghassil bahan taambang galiian C terbessar di
dari adanyya kegiatan pertambanggan, baik seecara langsuung maupunn tidak lang
gsung.
galian C adalah
a sebeesar 25 oraang dari totaal respondeen sebanyakk 60 orang. Jika
0% 0%
Merasakann
Tidak
T
manfaat
merrasakan
42%
maanfaat
5
58%
Sumber : Laporan
L Moonografi Keecamatan Ru
umpin Sem
mester II tahuun 2010
Gamb
bar 7. Graffik Persenttase Jumlah
h Respondeen Terhadaap Manfaa
at
P
Pertamban ngan di Keccamatan Rumpin
R
Tabel 8. Manfaat Ekonomi Keberadaan Perusahaan Tambang Bahan
Galian C
Manfaat Ekonomi Per Tahun (Rp)
Pendapata
No Pendapata Membuk Membuk Jumlah
Menjad n Anggota
. n a a (Rp)
i Buruh Keluarga
Responden Warung Bengkel
Lain
1 0 0 0 0 1 000 000 12 000 000
4 320
2
0 0 0 000 0 4 320 000
1 900
3
0 0 0 000 0 22 800 000
4 0 0 7 200 000 0 0 7 200 000
5 0 0 0 0 2 700 000 2 700 000
120 000
6
0 0 0 0 10 000 000 000
7 0 0 0 0 1 500 000 18 000 000
8 0 1 800 000 0 0 2 500 000 51 600 000
9 0 0 0 0 20 000 240 000
10 0 600 000 0 0 0 7 200 000
11 0 600 000 0 0 0 7 200 000
12 0 900 000 0 0 0 10 800 000
13 0 0 0 840 000 0 10 080 000
14 900 000 0 0 0 700 000 19 200 000
15 0 3 000 000 0 0 0 36 000 000
16 0 0 0 0 1 200 000 14 400 000
17 0 0 0 0 1 500 000 18 000 000
18 0 0 0 0 1 100 000 13 200 000
19 0 0 0 0 600 000 7 200 000
20 0 0 0 0 600 000 7 200 000
21 0 0 0 0 600 000 7 200 000
22 0 0 0 750 000 0 9 000 000
23 0 0 0 240 000 0 2 880 000
24 0 0 0 0 1 500 000 18 000 000
25 0 0 0 0 600 000 7 200 000
433 620
Jumlah 000
Rata-rata Per KK 17 344 800
Rata-rata Per Bulan 1 445 400
Sumber : Olahan Penelitian (2012)
kepala keluarga dan anggota keluarga lain yang mendapat sumber penghasilan
sebagai pekerja di kantor dan buruh perusahaan tambang, serta penghasilan dari
membuka usaha di dekat perusahaan tambang. Bentuk usaha di sekitar perusahaan
Total manfaat yang diperoleh per Kepala Keluarga (KK) dari adanya
perusahaan tambang di daerah mereka adalah sebesar Rp 433 620 000 dalam
setahun. Rata-rata nilai manfaat yang dirasakan tiap KK per bulan sebesar Rp 17
344 800. Nilai manfaat tersebut tertera pada Tabel 8. Setelah didapat nilai manfaat
per KK dan per tahun, maka diperoleh total manfaat untuk seluruh masyarakat
Kecamatan Rumpin sebesar Rp 228 378 981 600. Selain di tingkat kecamatan,
manfaat tersebut dalam secondary effect juga dapat dirasakan sampai tingkat
nasional, karena hasil tambang tersebut dijadikan bahan baku produk pihak swasta
yang asri dan memiliki jumlah pohon dan hutan yang luas diubah menjadi
kawasan industri yang padat. Industri yang berdiri terdiri dari berbagai skala
produksi, dari skala produksi besar sampai skala kecil yang dikelola oleh
perorangan.
lahan awal sampai dapat digunakan, mengakibatkan lahan hijau penyerap air
juga membuat tampungan air yang menyerupai danau buatan, mengebor air
dengan kedalaman tinggi, dan pengeboman gunung setiap harinya. Tampungan air
Pengeboran air tanah juga membuat sumur warga kering dan tidak dapat
yang berisi material penting dan benilai ekonomi membuat pengusaha tambang
berada di gunung jumlahnya semakin berkurang dan yang tersisa hanya tanah sisa
kuantitas air yang melimpah berubah, kini jika dalam tiga hari tidak turun hujan
tenaga, uang, dan waktu untuk mengambil air di tempat yang berjarak jauh dari
tempat tinggal.
Kualitas air pun memburuk, air kali yang biasanya dapat digunakan dalam
proses memasak makanan dan minuman serta dapat dipakai mencuci pakaian dan
memenuhi kebutuhan Mandi Cuci Kakus (MCK) menjadi keruh. Total kerugian
dari seluruh responden untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga dalam satu
tahun sebanyak Rp 14 400 000. Rata-rata kerugian yang dialami setiap KK per
tahun adalah Rp 3 600 000. Total kerugian atas memburuknya kualitas air
Kerugian lain yang juga dialami masyarakat yaitu adanya biaya tambahan
pertambangan dan transportasi hampir 24 jam oleh ratusan truk. Keberadaan truk
yang terus menerus datang dann pergi mem
mbuat debuu di jalan bbeterbangan
n dan
Inffeksi Usus
Sumber : Laporan
L Moonografi Keecamatan Ru
umpin Sem
mester II tahuun 2010
Gambaar 8. Grafik
k Jumlah Kasus
K Penyakit Pasien
n Puskesmaas Kecamattan
Ruumpin Tahhun 2010
dialami pasien
p sepaanjang tahuun 2010 adalah
a penyyakit yang terkait saaluran
Metode Cost
C of Illness diddapat total kerugian seluruh reesponden akibat
a
dikeluarkaan adalah Rp
R 403 478,26 per taahun. Sedanngkan rata--rata biaya yang
Rumpin akibat tambahan biaya berobat adalah sebesar Rp 9 697 600 000. Total
kerugian yang merupakan hasil penjumlahan biaya tambahan berobat dan biaya
kerugian berupa kerusakan jalan. Rusaknya jalan sebagai akibat dari truk-truk
perusahaan tambang melewati jalan hampir 24 jam dalam sehari. Hal tersebut
kerusakan jalan dihitung dari biaya perbaikan jalan. Total jalan yang rusak di
yang diperoleh atas kerusakan jalan sebesar Rp 90 000 000 000. Bila biaya
biaya perbaikan jalan yang harus ditanggung oleh setiap perusahaan tambang
hilangnya jasa layanan tersebut secara ekologis tentu akan berdampak pada nilai
ekonomi sumberdaya tersebut, dalam hal ini hutan sebagai ekosistem awal
sebelum diubah menjadi lahan tambang. Oleh karena itu, kompensasi yang
fungsi ekologis dari ekosistem tersebut. Pengelolaan hutan dari aspek biofisik
pengelolaan ini adalah adanya ganti rugi secara fisik dalam satuan tertentu
present value manfaat yang hilang sejak tahun awal proyek tambang hingga klaim
tersebut menilai sumberdaya alam tersebut (Hanley dan Spash, 1995 dalam Fauzi
2004).
Nilai kerugian tersebut berasal dari biaya kesehatan, biaya pengganti, dan biaya
Total biaya yang dikeluarkan setiap kepala keluarga untuk berobat adalah sebesar
kualitas air bersih. Setelah dibukanya kawasan pertambangan, air tanah dan kali
air yang bertambah buruk. Untuk mengatasi masalah kekurangan air bersih, warga
yang tidak mendapat bantuan dari pemerintah mengambil air sungai yang letaknya
relatif jauh dari rumah. Biaya pengganti satu keluarga untuk mengkonsumsi air
kerusakan jalan. Berdasarkan data Rumpin diketahui bahwa total jalan yang rusak
sebesar Rp 228 378 981 600 per tahun. Sedangkan total kerugian yang diperoleh
sebesar Rp 17 221 600 000 per tahun. Total manfaat yang diberikan perusahaan
lebih besar dari total kerugian yang dialami masyarakat, oleh karena itu tidak ada
kompensasi yang harus diberikan kepada masyarakat. Namun jika ditinjau lagi,
SMA. Penduduk Kecamatan Rumpin rata-rata hanya berstatus sebagai lulusan SD.
yaitu sebesar Rp 90 000 000 000. Kompensasi tersebut diberikan untuk biaya
menuntut perbaikan jalan yang sejak dulu tidak dilaksanakan oleh pemerintah
daerah setempat. Kerusakan jalan tersebut menurut warga karena dilintasi sekitar
1.000 truk pengangkut bahan tambang dalam setiap harinya. Koordinator aksi
besar yang melintas di daerah tersebut yang melebihi tonase. Kapasitas jalan
tersebut hanya untuk 15 ton sedangkan truk pengangkut bahan tambang yang
pemasangan portal namun tidak ada petugas yang menjaganya, hal tersebut yang
warga sesalkan satu sisi dilarang, tapi sisi lainnya dibiarkan. Warga Kecamatan
masih sangat kurang. Padahal hasil tambang dari daerah tersebut ribuan ton setiap
pajak tambang galian C dalam setahunnya bisa mencapai puluhan miliar, tetapi
minim.
7.1.2 Warga Kecamatan Rumpin Mengancam Pengusaha Tambang yang
Tidak Memperbaiki Jalan
dengan cara memblokir jalan menggunakan batang kelapa, batu, dan kayu. Hal
tersebut dikarenakan sikap pengusaha tambang yang tidak mau memperbaiki jalan
yang rusak akibat truk perusahaan tambang bermuatan besar dan berjumlah
ingin lagi melihat jalan rusak yang memperburuk akses warga. Warga sering
mendengar janji pemerintah dan perusahaan terkait perbaikan jalan, tetapi sampai
saat ini belum dapat terlaksana. Selain kondisi jalan yang rusak, truk pengangkut
akibat debu jalan, serta ketika hujan muka jalan yang semakin rendah akan terlihat
seperti kubangan. Menurut warga, jalan sudah pernah diratakan, tetapi tidak lama
kritis), ratusan truk tronton bermuatan lebih dari 40 ton tetap memaksa melintas di
per satu dan pembatasan tonase maksimal delapan ton diabaikan para sopir.
untuk akses tronton. Jika hal tersebut dilakukan, kendaraan yang melintas
Cikoleang karena pada saat pengalihan arus armada tambang sementara, saat
Desa Sukamulya.
Tak hanya itu, lebih dari 4.000 warga Kampung Kantalarang 1, Kantalarang
lebih dari tujuh meter dan kedalaman air mencapai 10 meter, terutama saat turun
hujan. Sejak tahun 1992 tak pernah ada bantuan dari pemerintah. Kalaupun ada
perbaikan swadaya masyarakat yang tidak menyeluruh. Menurut warga, ada satu
jalan lain menuju Desa Karehkel maupun sebaliknya namun kondisinya lebih
membahayakan karena hanya jalan setapak, rusak, dan jaraknya lebih dari tiga
kilometer ke jalan desa. Tak hanya itu, kondisinya masih hutan karet dan rawan
Bogor. Menurut beliau, Semua telah kita data dan laporkan, pengawasan terus
Pelanggaran itu karena dari luas lahan yang diekpsloitasi seluas 45 ha pihak
Holcim hanya menyetorkan dana reklamasi melalui bank sebesar Rp 20 000 000.
Jadi dalam sidak kemarin itu ditemukan bahwa dana reklamasi yang
disetorkan oleh PT Holcim hanya sebesar Rp 20 000 000, nilai itu diperkirakan
dana reklamasi lahannya itu seharusnya minimal mencapai Rp 400 000 000.
Pihaknya juga menjelaskan ada dugaan pelanggaran lain yang dilakukan oleh
5
http://www.pelita.or.id/baca.php?id=52190
perusahaan tersebut, yakni penambahan kawasan tambang seluas 17 hektar.
mengajukan perluasan lahan seluas 17 hektar untuk buffer zone, tetapi setelah
dicek ke lokasi ternyata lahan tersebut juga ditambang. Komisi C juga telah
tidak tahu mengenai peralihan peruntukan dari semula untuk buffer zone menjadi
Rumpin, hal tersebut merupakan kebijakan Holcim Pusat. Oleh karena itu
pihaknya dalam waktu dekat ini akan memanggil pihak Holcim dan dinas
dan minta klarifikasi dari pihak perusahaan, baik berkenaan dengan dana
reklamasi lahan maupun masalah peralihan peruntukan lahan yang tidak sesuai
dengan rencana yang diajukan. Kasus tersebut menurut Ketua Komisi C DPRD
Kabupaten Bogor, terjadi karena lemahnya pengawasan dari dinas terkait, bahkan
tambang.
Lebih buruk lagi, didapati pula kenyataan bahwa pengusaha dapat mencairkan
pemanfaatan sumber daya alam tambang (bahan galian) yang terdapat dalam perut
(2) eksplorasi 7
(3) eksploitasi 8
(6) penjualan 11 .
6
Penyelidikan umum adalah usaha untuk menyelidiki secara geologi umum atau fisika, di daratan, perairan, dan dari
udara, segala sesuatu dengan maksud untuk membuat peta geologi umum atau untuk menetapkan tanda-tanda adanya
bahan galian pada umumnya.
7
Eksplorasi adalah adalah segala penyelidikan geologi pertambangan untuk menetapkan lebih teliti/seksama adanya dan
letak sifat letakan bahan galian.
8
Eksploitasi adalah usaha pertambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan memanfaatkannya.
9
Pengolahan dan pemurnian adalah pengerjaan untuk mempertinggi mutu bahan galian serta untuk memanfaatkan dan
memperoleh unsur-unsur yang terdapat pada bahan galian itu.
10
Pengangkutan adalah segala usaha pemindahan bahan galian dan hasil pengolahan dan pemurnian bahan galian dari
daerah eksplorasi atau tempat pengolahan/pemurnian.
Kewajiban perusahaan pertambangan 12 untuk melakukan pemulihan
undangan, yaitu:
sekitarnya.
2. Pasal 46 ayat (4) dan (5) Peraturan Pemerintah No. 75 tahun 2001 tentang
perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1969, yang berbunyi
sebagai berikut:
baik karena pembatalan maupun karena hal yang lain, pemegang kuasa
yang harus dipenuhi dan ditaati oleh pemegang kuasa pertambangan sebelum
11
Penjualan adalah segala usaha penjualan bahan galian dan hasil pengolahan/pemurnian.
12
Perusahaan pertambangan adalah pemegang Surat Ijin Pertambangan Daerah, Kuasa Pertambangan (Ijin Usaha
Pertambangan), Kontrak Karya, dan Perjanjian
terhadap perlengkapan/infrastruktur pertambangan, termasuk tanah bekas areal
bahaya bagi masyarakat sekitar, yang dapat dilakukan, baik melalui pelaksanaan
Energi dan Sumber Daya Mineral No. 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan
Penutupan Tambang 13 .
kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan agar
sebagai berikut:
1. Reklamasi wajib dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan setelah tidak ada
3) jalur transportasi
4) pabrik/instalasi pengolahan/pemurnian
13
Berlaku sejak tanggal 29 Mei 2008. Dengan berlakunya Peraturan Menteri tersebut, maka:
- Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan dan Pencemaran
Lingkungan pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum; dan
- Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453.K/29/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pertambangan Umum, sepanjang ketentuan yang berkaitan dengan
reklamasi dan penutupan tambang, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
6) pelabuhan/dermaga.
baik berdasarkan evaluasi laporan dan atau berdasarkan penilaian lapangan, maka
rincian tahunan yang meliputi tata guna lahan sebelum dan sesudah ditambang,
Dalam hal, umur pertambangan kurang dari 5 (lima) tahun, maka Rencana
14
Masalah pembagian kewenangan antara Pusat dengan Daerah dilakukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
juga tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini Menteri, Gubernur, maupun
lingkungan hidup yang timbul selama tahap produksi, merupakan bagian dari
beban produksi, yang merupakan salah satu faktor pengurang penjualan usaha
(pendapatan yang berasal dari hasil tambang perusahaan) untuk memperoleh laba
(rugi) kotor.
tambang tertera pada Lampiran 2. Peraturan telah tertera, dari peraturan yang
bersifat umum sampai yang bersifat khusus dan membahas teknis reklamasi.
yang menetapkannya yaitu, makro, meso, dan mikro. Makro merupakan kategori
peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintahan yang bersifat berlaku bagi
Sebagian besar peraturan berasal dari tingkat makro dan terdapat beberapa
peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintahan tingkat meso dan mikro.
Walaupun demikian, peraturan tingkat makro yang ada sudah dapat menjelaskan
Sanksi-sanksi yang telah berlaku terdiri dari sanksi administratif dan sanksi
pidana. Sanksi tersebut diberlakukan bagi pemilik kuasa tambang yang melakukan
Pelanggaran ini juga berlaku ketika ada persyaratan sebagai penambang yang
peraturan tambahan dan peraturan ganda, kecuali di lokasi terdapat kondisi unik
makro, meso, dan mikro terkait pertambangan di Kecamatan Rumpin tidak ada
yang saling bertentangan. Tetapi meskipun peraturan tingkat makro sudah baik,
diperlukan adanya peraturan tambahan dari tingkat meso dan mikro untuk
itu, sanksi-sanksi dari peraturan makro, meso, dan mikro yang dikenakan kepada
pelaku kegiatan tambang lebih baik jika diterapkan oleh pemerintah daerah, agar
pemerintah daerah dalam hal penegakan hukum dan sanksi dinilai lebih efektif
karena selain menghemat biaya transportasi hal tersebut juga mempercepat proses
penegakan hukum.
Selama ini pemerintah daerah yang ingin menegakan sanksi mengalami
akan menurun. Kondisi tersebut berpengaruh bagi warga yang bekerja sebagai
peraturan saja belum cukup, perlu ditunjang dengan pengawalan dan pengawasan
melakukan reklamasi, tetapi pada penambang skala menengah dan kecil sulit
kegiatan pertambangan. Selain hal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
wawancara dengan masyarakat, mereka mengatakan tidak adanya ganti rugi yang
diberikan perusahaan-perusahaan atas kerugian yang mereka alami. Pemerintah
peraturan dengan tegas dan menjalankan dengan baik beberapa kebijakan, yaitu:
proyek.
peraturan.
umum dan swasta memperhatikan fungsi ekologis dan nilai ekonomi lahan
pertambangan.
VIII. KOMPENSASI REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG
dilakukan melalui dua pendekatan yaitu supply side dan demand side. Pendekatan
terhadap sumber daya alam. Pendekatan demand side yaitu dengan menghitung
berapa biaya yang diperlukan untuk mengganti jasa dari suatu sumber daya alam
yang hilang akibat injury (KLH, 2006). Kompensasi kerusakan tersebut dapat
diestimasi jika luas daerah yang harus dikompensasi dari sumber daya yang
mengalami kerusakan dan perkiraan biaya per hektar dalam proses restorasi
diketahui.
Restorasi lahan bekas tambang merupakan hal yang harus dilakukan oleh
merupakan syarat mutlak yang harus dilengkapi oleh pihak perusahaan tambang
bekas tambang
10. persentase gain yang akan diperoleh dari upaya restorasi tersebut.
penelitian ini adalah sebagai tempat tumbuhnya pohon jati. Tahun klaim
penelitian ini, yaitu tahun 2012. Luasan yang terkena injury yaitu sebesar luas
lahan tambang yang akan dilakukan proses tambang sebesar 49.48 ha. Nilai rasio
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 60% dari kerusakan akan
dikompensasi. Hal ini dikarenakan reklamasi yang dilakukan sangat sulit untu
masyarakat. Awal ekologi pada lahan bekas tambang merupakan bukit yang
ditumbuhi pohon jati serta tanaman hijau lainnya. Saat ini total lahan bekas
tambang di Kecamatan Rumpin sebesar 329.26 ha. Keadaan awal lahan bekas
tambang merupakan luas daerah yang tidak mengalami kerusakan. Artinya jasa
yang dihasilkan pada tahun sebelum terjadinya kegiatan tambang diasumsikan ada
pada tingkatan full services. Kerusakan ini masih terjadi saat ini hingga beberapa
puluh tahun ke depan, jika tidak ada peraturan yang jelas dan tegas dari
pemerintah dalam pembatasan lahan untuk kegiatan tambang serta regulasi agar
terlaksananya reklamasi lahan bekas tambang di skala produksi besar sampai yang
kecil.
dengan penurunan jasa ekologi lahan tambang mula-mula. Hal ini berdasarkan
penelitian Ray (2008) yang menjabarkan bahwa restorasi suatu habitat saat ini
akibat kerusakan akan mengganti jasa ekologi yang hilang yang dihasilkan habitat
tersebut. Walau pun dalam kenyataannya untuk mewujudkan ekologi yang serupa
dari dua komponen, yaitu jenis tingkat suku bunga yang dipakai dan perbedaan
jangka waktu yang dibutuhkan dalam proses restorasi. Hal ini dilakukan untuk
melihat pengaruh kedua komponen tersebut terhadap luas lahan bekas tambang
yang harus dikompensasi. Hasil ini pada akhirnya akan mempengaruhi nilai klaim
kerusakan sebagai biaya kerugian dari kerusakan pada lahan bekas tambang di PT.
Holcim Beton. Nilai kerugian tersebut selanjutnya akan dikonversi menjadi biaya
Jangka waktu yang dibutuhkan bagi pemulihan kondisi sumber daya alam
berbeda-beda. Hingga kini, di Indonesia belum ada penelitian terkait waktu yang
dibutuhkan lahan bekas tambang yang terkena injury untuk pulih seperti baseline.
Reklamasi yang telah dilakukan oleh salah satu perusahaan tambang skala
berjalan di tahun 2010 dan 2011. Luasan reklamasi yang dilakukan pada
tahun 2010 sebesar 2.3 ha dan luasan reklamasi pada tahun 2011 sebesar 2.5
lahan bekas tambang setiap tahun selanjutnya sekitar 0.2 ha per tahun. Pada
jangka waktu ini, diperkirakan lahan bekas tambang akan pulih pada tahun
Penentuan jangka waktu dua puluh tahun ini berdasarkan luas reklamasi
maksimal per tahun yang mampu dilaksanakan oleh perusahaan. Hal ini untuk
yang dipakai dalam hal ini, perusahaan sudah tidak mampu menaikan luas
reklamasi lahan bekas tambang setiap tahunnya. Luas tersebut seluas 2.5 ha
per tahun.
3. Restorasi dengan jangka waktu 22 tahun
Penentuan jangka waktu 22 tahun ini berdasarkan nilai luas minimal reklamasi
yang mampu diterapkan oleh perusahaan tiap tahunnya. Hal ini merupakan
sebagai asumsi bahwa dalam kondisi net benefit yang minim, perusahaan akan
tetap melakukan reklamasi lahan bekas tambang seluas 2.3 ha per tahun. Luas
minimal reklamasi perusahaan tersebut seluas 2.3 ha per tahun. Setelah diolah,
sama karena rincian tersebut merupakan hasil pengolahan data terkait penurunan
luas lahan tambang pada waktu tertentu. Data terkait penurunan jasa lahan
skenario. Hal ini dilakukan untuk melihat pengaruh tingkat suku bunga terhadap
besarnya luas lahan bekas tambang yang harus dikompensasi akibat mengalami
injury. Adapun tiga skenario yang dipakai dalam penelitian ini yaitu:
Penentuan tingkat suku bunga ini yaitu berdasarkan tingkat suku bunga yang
dikeluarkan Bank Indonesia (BI) yaitu BI rate pada Bulan April tahun 2012.
BI rate merupakan suku bunga yang dijadikan acuan bagi kebijakan moneter
di Indonesia.
Tingkat suku bunga ini ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga deposito
Penentuan tingkat suku bunga yang terakhir berdasarkan tingkat suku bunga
pinjaman rata-rata. Tingkat suku bunga rata-rata tersebut berlaku pada Bulan
luas lahan bekas tambang yang harus dikompensasi akibat mengalami injury.
Komponen suku bunga yang dipakai dalam penelitian ini tidak melihat berbagai
jenis suku bunga yang dipakai seperti tingkat suku bunga yang dikeluarkan BI,
tingkat suku bunga pinjaman, dan tingkat suku bunga deposito. Hal tersebut
penggunaan jenis suku bunga tertentu atau besaran suku bunga yang harus
dipakai dalam melakukan penghitungan kompensasi, terutama pada kompensasi
lingkungan.
Kompensasi atau ganti rugi luas lahan bekas tambang akibat injury dapat
diestimasi jika luas kerusakan dan periode waktu terjadinya kerusakan tersebut
Rumpin.
Tabel 10. Matriks Luas Lahan Bekas Tambang yang Harus Direklamasi
Waktu Restorasi 14 tahun 20 tahun 22 tahun
Suku Bunga
oleh besarnya suku bunga dan lamanya waktu restorasi. Tabel 10 menunjukan
bahwa semakin besar suku bunga akan menurunkan luas lahan bekas tambang
besarnya luas lahan bekas tambang yang harus direklamasi oleh pelaku kegiatan
tambang. Berdasarkan data yang diolah oleh peneliti, luas lahan yang harus
direstorasi lahan bekas tambang seluas 49.48 ha selama 14 tahun dengan tingkat
yang harus direklamasi, hal ini terlihat pada perbedaan luas lahan yang akan
suku bunga. Pada suku bunga 5.75% luas lahan yang harus direklamasi menurun
menjadi 28.539 ha. Ketika tingkat suku bunga sebesar 12.51% luas lahan tambang
yang harus direklamasi meningkat menjadi 4.955 ha. Penurunan tersebut juga
besarnya lahan yang harus direklamasi. Misalnya, pada skenario tingkat suku
bunga 5.42% dengan waktu reklamasi 14 tahun luas lahan yang harus direklamasi
sebesar 28.919 ha. Pada tingkat suku bunga tersebut dengan mengganti skenario
waktu restorasi, yaitu selama 20 tahun mengakibatkan besarnya luas lahan bekas
Ketika skenario reklamasi pada tingkat suku bunga yang sama dengan
jangka waktu restorasi 22 tahun, luas lahan yang harus direklamasi menjadi
sebesar 32.632 ha. Semakin lama restorasi mengakibatkan luas bekas lahan
tambang yang harus direklamasi meningkat. Sedangkan semakin tinggi tingkat
suku bunga mengakibatkan semakin rendahnya luas lahan yang harus direstorasi.
kriteria-kriteria penilaian investasi seperti Net Present Value (NPV), Net Benefit
Cost Ratio (Net B/C Ratio), Internal Rate Return (IRR), Payback Period (PP).
manfaat dan biaya yang dikeluarkan selama periode waktu tertentu. Sebelum
ini yaitu:
2. Umur proyek sekitar 18 tahun atau sesuai dengan lamanya ijin usaha yang
3. Modal investasi dapat digunakan untuk jangka panjang dan dapat digunakan
kendaraan
6. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap
variabel terdiri dari biaya upah tenaga kerja dan seluruh kegiatan berkala
perusahaan
tidak mempengaruhi arus uang masuk dan keluar pada perusahaan tersebut
perusahaan
yang diperoleh dari penjualan kayu hutan, produksi split, produksi abu, produksi
screening, dan nilai sisa dari investasi di akhir proyek. Penerimaan seluruh hasil
produksi andesit diperoleh tiap tahun mulai dari tahun pertama hingga akhir tahun
Penjualan kayu hutan hanya dilakukan pada tahun ke-2. Dari total lahan
hektarnya diperkirakan berisi 1100 pohon yang dapat dijual. Harga per pohon
dinilai seharga Rp 3 500 000 karena umur pohon tua dan telah mencapai
diameter yang besar. Pada tahun ke-2 pemasukan perusahaan dari penjualan kayu
Split merupakan salah satu jenis bahan galian C yang diperoleh dari
ekstraksi sumberdaya alam. Split diproduksi mulai tahun pertama, yaitu pada
tahun 2001. Setiap harinya, perusahaan tambang skala besar dalam penelitian ini
diasumsikan sama dan stabil dari awal hingga akhir proyek. Harga split yang
dijual oleh perusahaan tersebut sekitar 65 000 per kg. Harga split per kilogram
juga diasumsikan sama dan stabil setiap harinya hingga tahun ke-18. Bila
300 hari maka akan diperoleh sebesar Rp 54 600 000 000 sebagai pemasukan
Abu merupakan salah satu jenis hasil produksi perusahaan tambang galian
C. Sama seperti split, abu juga diproduksi dari awal proyek hingga akhir proyek
tahun 2018. Jumlah produksi abu per hari lebih kecil dari jumlah produksi split,
yaitu sekitar 2 100 kg. Harga abu per kg sebesar Rp 45 000. Penelitian ini
mengasumsikan perusahaan berproduksi selama 300 hari dalam satu tahun serta
pemasukan yang didapatkan oleh perusahaan tersebut sebesar Rp 28 350 000 000.
dilakukan setiap hari sepanjang tahun. Screening setiap hari diproduksi sebanyak
2 100 kg. Harga screening lebih mahal dari harga abu. Setiap kilogram screening
tahun, tingkat produksi konstan, dan harga jual konstan. Setelah dikalkulasikan
5. Nilai sisa
Nilai sisa adalah taksiran nilai aktiva tetap setelah masa taksiran umur
ekonomis selesai. Nilai sisa dalam penelitian ini bila ditotal jumlahnya mencapai
a. Excavator sebanyak dua unit yang masih memiliki sisa umur ekonomi
sebanyak satu tahun. Per unit memiliki nilai sisa Rp 72 000 000, sehingga
b. Dump Truck sebanyak dua unit juga memiliki sisa umur ekonomi
sebanyak satu tahun hingga tahun terakhir proyek. Per unit memiliki nilai
sisa Rp 36 000 000 per tahun. Sedangkan jika dikonversi dalam dua unit,
c. Stone Crusher memiliki nilai sisa satu tahun dari seluruh umur
ekonomisnya. Nilai sisa dua unit crusher sebesar Rp 700 000 000.
e. Loader sebanyak dua unit masih memiliki sisa umur ekonomi satu tahun.
Untuk dua unit, nilai sisa loader sebesar Rp 136 000 000.
f. Drum dari umur ekonominya sebanyak sepuluh tahun memiliki nilai sisa
sebanyak dua tahun. Total nilai sisa dari satu unit drum adalah sebesar Rp
28 000.
proyek, sisa umur ekonomi yang dimiliki sekitar lima tahun. Setelah dikali
dua puluh tahun. Hingga akhir tahun proyek, bangunan tersebut masih
memiliki sisa umur ekonomi selama dua tahun. Nilai sisa bangunan
kembali. Pada akhir proyek, mesin fotokopi masih memiliki sisa umur
delapan tahun. Nilai sisa mesin fotokopi adalah sebesar Rp 9 777 778.
k. Komputer yang ada di perusahaan sebanyak sepuluh unit diperkirakan
memiliki umur ekonomi sekitar tujuh tahun. Pada akhir tahun proyek, nilai
lahan yang tidak subur. Selain itu, tanah tersebut juga sebagian besar
biaya investasi dan biaya operasional. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap
1. Biaya Investasi
awal kegiatan dan dapat dikeluarkan pada beberapa tahun setelah proyek berjalan
komponen. Biaya investasi yang pada umumnya dikeluarkan oleh suatu usaha
dapat dilihat pada Tabel 16. Proyek pertambangan yang diteliti, memiliki
beberapa benda investasi. Investasi yang dimiliki yaitu excavator, dump truck,
crusher, pompa air, grader, loader, sekop, drum, trolley, cangkul, bangunan, meja,
kursi, lampu, mesin fotokopi, komputer, sofa, meja besar, AC, tanah. Total
2. Biaya Operasional
digunakan bagi setiap proses produksi dalam satu periode kegiatan produksi.
Biaya operasional terdiri dari dua komponen utama yakni, biaya variabel dan
biaya tetap.
a. Biaya variabel
Biaya variabel yaitu biaya yang besar kecilnya selaras dengan perkembangan
produksi atau penjualan setiap tahun (satu satuan waktu). Contoh biaya variabel
yaitu:
1. Bahan baku : bahan mentah atau bahan setengah jadi yang diperlukan
untuk diproses menjadi barang jadi sebagai produk akhir dari bisnis. Dalam
bahan peledak.
4. Upah tenaga kerja: upah untuk tenaga kera tidak tetap dalam proses produksi.
Upah tenaga kerja yang ada terbagi menjadi dua yaitu upah pegawai tetap
perkembangan jumlah produksi atau penjualan dalam satu tahun (satu satuan
waktu). Contoh biaya tetap proyek dalam penelitian ini yaitu, listrik,
Secara umum, biaya pemilikan dan operasi suatu alat besar dapat
Depresiasi
(Penyusutan)
Biaya
Pemilikan
Bunga
Modal/Pajak
dan Asuransi
Lubricant/
Grease/ Filter
Ban
Biaya
Operasi
Upah Operator
Perbaikan/
Reparasi
Hal-hal Khusus
Tinggi rendahnya biaya pemilikan suatu alat tidak hanya tergantung dari
harga alat tersebut, tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
2. Tipe Pekerjaan
4. Tingkat bunga
6. Biaya rupa-rupa
Penyusutan adalah harga modal yang hilang pada suatu peralatan yang
perlu diketahui terlebih dahulu umur kegunaan dari alat yang bersangkutan
dan nilai sisa alat pada batas akhir umur kegunaannya. Terdapat banyak
cara yang digunakan adalah straight line method yaituturunnya nilai modal
dilakukan dengan pengurangan nilai penyusutan yang sama besarnya
H M H B H S
Depresiasi
U K
Bunga modal tidak hanya berlaku bagi peralatan yang dibeli dengan
sistem kredit, tetapi dapat juga dari uang sendiri yang dianggap sebagai
pinjaman. Jangka waktu peminjaman jarang yang lebih dari dua tahun
pada saat ini. Besar kecilnya nilai asuransi tergantung pada baru tidaknya
menggunakan rumus:
F H M B /
Bunga Modal Pajak Asuransi
J P /
Dimana:
1 1 1
Faktor
2
1. Bahan Bakar
Kebutuhan bahan bakar dan pelumas per jam berbeda untuk setiap alat
atau merk dari mesin. Data-data ini biasanya dapat diperoleh dari
produsen alat atau dealer alat yang bersangkutan atau dari data
bertambah bila mesin bekerja berat dan berkurang bila bekerja ringan.
sesuai dengan kondisi pekerjaan, bahan pelumas yang terdiri atas: oli
mesin, oli transmisi, oli hidrolis, oli final drive, dan gemuk.
Jumlah x Harga
Biaya /jam
Lama Penggantian jam
3. Ban
Umur ban terdiri dari alat sangat dipengaruhi oleh medan kerjanya
Harga Ban
Ban
Umur Kegunaan
4. Perbaikan (Reparasi)
sesuai dengan kondisi operasinya. Makin keras alat bekerja per jam
5. Hal-hal Khusus
6. Upah Operator
Salah satu cara untuk menghitung upah operator per jam adalah:
terdiri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit
Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP). Untuk menentukan layak atau
uangterhadap waktu atau faktor diskonto. Hal ini dikarenakan proyeksi arus uang
hingga jangka waktu yang panjang. Selama umur proyek tersebut, nilai uang akan
perubahan nilai uang terhadap waktu tersebut. Dengan teknik tersebut, nilai
manfaat dan biaya pada masa mendatang dturunkan menjadi nilai manfaat dan
a. Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return, Net Benefit Cost Ratio,
Payback Period
Net Present Value (NPV) adalah perbedaan antara nilai sekarang dari
uang terhadap waktu, digunakan tingkat diskonto (discount rate) 12.51% yang
merupakan tingkat suku bunga pinjaman rata-rata pada Bulan April. Internal
sebagai tingkat diskonto, dalam hal ini suku bunga (pinjaman bank) yang
menghasilkan nilai NPV sama dengan nol. Net Benefit Cost Ratio merupakan
perbandingan antara net benefit yang telah di discount positif dengan net
benefit yang telah di discount negatif. Net B/C digunakan untuk ukuran
dengan jumlah investasi dalam bentuk present value atau nilai sekarang.
Analisis PP ini akan menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan usaha
investasi.
andesit bernilai positif dengan nilai Rp 43 161 757 772. berdasarkan kriteria
investasi, maka usaha tersebut dinyatakan layak karena memiliki nilai NPV>0.
Menurut perhitungan, Net B/C bernilai 1.10. nilai Net B/C tersebut yang lebih
sebesar 17%. nilai tersebut mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang
dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan oleh perusahaan
sebesar 4.90. Payback period merupakan salah satu metode dalam menilai
kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu
pengembalian modal. Semakin cepat modal itu kembali dapat dipakai untuk
membiayai kegiatan lain (Husnan dan Suwarsono 2000). Nilai PP sebesar 4.90
diteliti hanya perlu menjalankan usaha selama 4.90 tahun atau selama 4 tahun
dan 11 bulan untuk mendapat pengembalian modal usaha. Dari semua kriteria
kelayakan usaha, perusahaan tambang skala tersebut dapat dinilai baik untuk
terdiri dari empat, yaitu penilaian terhadap NPV, IRR, Net B/C, dan PP.
Setelah melakukan perhitungan pada arus uang masuk dan arus uang keluar
selama umur proyek, diperoleh hasil bahwa selisih arus masuk dengan arus
keluar bernilai negatif ketika tahun ke-1. Hal tersebut dikarenakan perusahaan
banyak mengeluarkan uang untuk membeli investasi dalam jumlah yang besar
mendapatkan laba positif dengan nilai yang tinggi. Laba yang tinggi tersebut
Jika nilai ganti rugi kerusakan jalan dimasukkan dalam perhitungan pada akhir
ekonomi. Hal tersebut karena pada akhir tahun, perusahaan masih memiliki
pemerintah.
12.52%, dalam tiga skenario ini juga menggunakan BI rate, dan suku bunga
deposito.
NPV (Rp) 43 161 757 772 151 202 593 620 156 812 979 984
Tiga skenario ini dibedakan dari tingkat suku bunga. Hasil kelayakan
usaha dengan dipengaruhi tiga suku bunga terlihat pada Tabel 17. Pada Tabel
17. dengan suku bunga deposito dan suku bunga Bank Indonesia, perusahaan
masih dapat dikatakan layak secara finansial. Jika menggunakan tingkat suku
bernilai positif dengan nilai Rp 151 202 593 620. berdasarkan kriteria
investasi, maka usaha tersebut dinyatakan layak karena memiliki nilai NPV>0.
Menurut perhitungan, Net B/C bernilai 1.63. nilai Net B/C tersebut yang lebih
sebesar 25%. nilai tersebut mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang
dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan oleh perusahaan
sebesar 6.50. Payback period merupakan salah satu metode dalam menilai
kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu
pengembalian modal. Semakin cepat modal itu kembali dapat dipakai untuk
membiayai kegiatan lain (Husnan dan Suwarsono 2000). Nilai PP sebesar 6.50
diteliti hanya perlu menjalankan usaha selama 6.50 tahun atau selama 6 tahun
156 812 979 984. berdasarkan kriteria investasi, maka usaha tersebut
B/C bernilai 1.68. nilai Net B/C tersebut yang lebih besar dari nol
menunjukkan bahwa NPV = 0, maka proyek pertambangan tersebut dapat
dinilai menguntungkan. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 25%. nilai
tersebut mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh
sebesar 25%.
sebesar 6.55. Payback period merupakan salah satu metode dalam menilai
kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu
pengembalian modal. Semakin cepat modal itu kembali dapat dipakai untuk
membiayai kegiatan lain (Husnan dan Suwarsono 2000). Nilai PP sebesar 6.55
diteliti hanya perlu menjalankan usaha selama 6.55 tahun atau selama 6 tahun
keuntungan yang diperoleh setiap kepala keluarga lebih besar dari kerugian rata-
tambang. Faktanya, lebih banyak warga yang tempat tinggalnya tinggal di dalam
000 000. Biaya tersebut merupakan tota biaya yang harus dikeluarkan oleh
pelaku tambang di Kecamatan Rumpin adalah 39. Bila dibagi dengan angka
tersebut, maka biaya kompensasi yang harus dikeluarkan setiap perusahaan adalah
membayar kompensasi dengan jumlah yang berbeda. Akan tetapi, karena skala
seperti pada tabel 18. Selain kompensasi, perusahaan juga harus membayar biaya
andesit bernilai positif dengan nilai Rp 14 776 162 685. berdasarkan kriteria
investasi, maka usaha tersebut dinyatakan layak karena memiliki nilai NPV>0.
Menurut perhitungan, Net B/C bernilai 1.03. nilai Net B/C tersebut yang lebih
besar dari nol menunjukkan bahwa NPV = 0, maka proyek pertambangan tersebut
dapat dinilai menguntungkan. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 14%. nilai
tersebut mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh
sebesar 14%.
Nilai payback period yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar
5.20. Payback period merupakan salah satu metode dalam menilai kelayakan
suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian
modal. Semakin cepat modal itu kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan
lain (Husnan dan Suwarsono 2000). Nilai PP sebesar 5.20 dalam perhitungan
menjalankan usaha selama 5.20 tahun atau selama 5 tahun 3 bulan untuk
Jika menggunakan suku bunga deposito dan suku bunga Bank Indonesia,
tingkat suku bunga BI sebesar 5.75%, NPV diperoleh pada usaha pertambangan
andesit bernilai positif dengan nilai Rp 120 098 734 934. berdasarkan kriteria
investasi, maka usaha tersebut dinyatakan layak karena memiliki nilai NPV>0.
Menurut perhitungan, Net B/C bernilai 1.50. Nilai Net B/C tersebut yang lebih
besar dari nol menunjukkan bahwa NPV = 0, maka proyek pertambangan tersebut
dapat dinilai menguntungkan. Nilai IRR yang diperoleh adalah sebesar 21%. nilai
tersebut mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh
sebesar 21%.
Nilai payback period yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar
7.07. Payback period merupakan salah satu metode dalam menilai kelayakan
suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian
modal. Semakin cepat modal itu kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan
lain (Husnan dan Suwarsono 2000). Nilai PP sebesar 7.07 dalam perhitungan
menjalankan usaha selama 7.07 tahun atau selama 7 tahun 1 bulan untuk
diperoleh pada usaha pertambangan andesit bernilai positif dengan nilai Rp 125
297 324 561. berdasarkan kriteria investasi, maka usaha tersebut dinyatakan layak
karena memiliki nilai NPV>0. Menurut perhitungan, Net B/C bernilai 1.54. nilai
Net B/C tersebut yang lebih besar dari nol menunjukkan bahwa NPV = 0, maka
diperoleh adalah sebesar 22%. Nilai tersebut mencerminkan tingkat suku bunga
maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan oleh
Nilai payback period yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar
7.13. Payback period merupakan salah satu metode dalam menilai kelayakan
suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian
modal. Semakin cepat modal itu kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan
lain (Husnan dan Suwarsono 2000). Nilai PP sebesar 7.13 dalam perhitungan
Adanya Kompensasi
dapat dikatakan layak secara finansial. Kelayakan secara finansial tersebut juga
finansial.
dalam penelitian ini dibandingkan, akan terlihat bahwa keduanya memiliki nilai
yang sama. Hanya sebagian kecil hasil perhitungan yang menunjukkan adanya
Perbedaan hasil tersebut hanya terlihat dalam skenario satu, pada tingkat suku
43 161 757 772. Sedangkan ketika setelah biaya kompensai dimasukkan NPV
menjadi Rp 14 776 162 685. Dari hasil tersebut, terlihat bahwa biaya kompensasi
finansial.
Nilai IRR sebelum adanya biaya kompensasi yaitu 17%, sedangkan ketika
setelah adanya biaya kompensasi kerusakan jalan berkurang menjadi sebesar 14%.
Pada payback period, sebelum dikenakan biaya kompensasi hasilnya sebesar 4.90.
Payback period setelah ditambah biaya kompensasi menjadi lebih besar, karena
sebesar 1.1. Net B/C setelah adanya biaya kompensasi menjadi sebesar 1.03.
dapat dikatakan layak secara finansial sebelum dan setelah adanya biaya
11.1 SIMPULAN
1. Manfaat yang diperoleh masyarakat lebih besar dari kerugian yang dirasakan
masyarakat. Manfaat total yang dirasakan masyarakat sebesar Rp 226 566 450
550,-/tahun. Walaupun total manfaat lebih besar dari total kerugian, masyarakat
yang merasakan adanya manfaat dari kegiatan tambang tidak lebih dari separuh
responden.
Rumpin adalah Rp 90 000 000 000. Sehingga biaya yang harus dikeluarkan
total biaya reklamasi per tahun sebesar Rp 323 330 594.29 yang harus
dan mikro memperkuat peraturan makro. Tetapi peraturan meso dan mikro
peraturan makro. Sehingga karena Perda yang sedikit serta pendampingan dan
dan jangka waktu pelaksanaan reklamasi. Pada matriks luas lahan yang harus
mengakibatkan semakin kecil luasan lahan yang harus direklamasi. Tetapi pada
secara finansial menurut indikator kelayakan investasi NPV, Net B/C, IRR, dan
payback period.
11. 2 SARAN
1. Kepada pemerintah:
a. Perlu dibuat peraturan tingkat meso dan mikro yang dapat memperkuat
tambang.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2010. Jawa Barat Dalam Angka Jawa
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2010. Kabupaten Bogor Dalam Angka
Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Teori dan
Indonesia Press.
Hasan, Harjuni. 2008. Penggunaan Ripper dalam Membantu Excavator Back
Jati Arthamas. 2007. Analisa Keuntungan Kebun Jaty Arthamas Rizky Per 1
17 April 2012.
Kohler, K.E dan R.E. Dogde. 2006. Visual HEA : Habitat Equivalency Analysis
Pertanian Bogor.
25 Desember 2009.
25 Desember 2009.
Pola Bagi Hasil (Studi Kasus pada Unit Usaha Bagi Hasil Koperasi
Nasional. Banjarbaru.
http://dpelhoganilir.blogspot.com/2012_07_01_archive.html?m=1.
Ruang pada Tanggal 4-10 Juni 2006. Departemen Kehutanan. Hal 21-22.
http://aliusmanhs.wordpress.com/2010/07/14/perhitungan-biaya-
A. DATA RESPONDEN
1. NamaResponden :
2. Umur : Tahun
3. JenisKelamin : 1. L 2. P
4. Pendidikan terakhir :
5. Pekerjaan :..
6. Jumlah Anggota Keluarga :.. Orang
7. Alamat :...Rt./Rw..
8. Penduduk Asli : 1. Ya 2. Tidak Lama tinggal
....Tahun
9. Pekerjaan saat ini : 1. Terkait Pertambangan 2. Tidak
Sebutkan......
Jumlah hari bekerja.hari/ minggu
10. Pendapatan : 1. Harian 2. Mingguan 3. Bulanan
11. Berapakah total pendapatananda ? Rp .....................................................
12. Apakah Anda memiliki pekerjaan selain pekerjaan utama? 1. Ya 2. Tidak
Jikaya, sebagai... Berapa penghasilan dari pekerjaan
tersebut?Rp...
13. Apakah Anda sebelumnya pernah bekerja? 1. Ya 2. Tidak
Jikaya, sebagai........... Berapa penghasilan dari pekerjaan
tersebut?Rp
14. Adakah anggota keluarga terlibat dalam masalah pertambangan? 1. Ya 2. tidak
Jikaya, sebagai : 1. BuruhKasar 2. Manajeman/ kantor 3.Lainnya
Jumlahharibekerja hari/ minggu.
Berapa pendapatan dari pekerjaan tersebut?Rp
40 Perda. Pengelolaanusahapertambangan
Kabupate umum
n Bogor
No.2
Tahun
2002
41 PeraturanPemerintah Pembinaandanpengawasanpenye
No.55 Tahun 2010 lenggaraanpengelolaanusahapert
ambangan mineral danbatubara
42 UU No. 28 Tahun 2009 Pengelolaanusahapertambangan
umum
43 PeraturanPemerintah Tata carapenerimaan, penyetoran
No.29 Tahun 2009 PNPB yang terutang
44 PeraturanMenteri ESDM Pelimpahansebagianurusanpeme
No.23 Tahun 2009 rintah di bidang ESDM
kepadaGubernur
45 PeraturanPemerintah Jenisdantarifatasjenis PNBP
No.9 tahun 2012 yang berlakupadakementerian
ESDM
46 PerdaNom
or 2 tahun Pertambangan Daerah
2002
Sumber :LaporanMonografiKecamatanRumpin Semester II tahun 2010
Lampiran 3.SanksiAtasPelanggaranKegiatanPertambangan
N JenisSanksi Pas Isi
o. al
1 SanksiAdmin Pas a. Peringatantertulis
istratif al
151 b. Pengehentiansementarasebagianatauseluruhkegiatanekspl
Ay orasiatauoperasiproduksi
at 2
c. Pencabutan IUP, IPR dan IUPK.
2 KetentuanPid Pas a. Setiap orang yang melakukanusahapenambangantanpa
ana al IUP, IPR atau IUPK, dipidanadenganpidanapenjara
158 paling lama 10 tahundandenda paling banyakRp. 10
-
000000000 (sepuluhmiliar rupiah)
162
b. Pemegang IUP, IPR atau IUPK
dengansengajamenyampaikanlaporandengantidakbenarata
umenyampaikanketeranganpalsu,
dipidanadenganpidanapenjara paling lama 10
tahundandenda paling banyakRp. 10000000000
(sepuluhmiliar rupiah)
c. Setiap orang melakukankegiataneksplorasitanpamemiliki
IUP atau IUPK, dipidanadenganpidanapenjara paling
lama 1 tahundandenda paling banyakRp. 200 000 000
(duaratusjuta rupiah)
b. Pidanatambahanterhadapbadanhukumdapatberupa :
1) Pencabutanizinusaha
2) Pencabutan status badanhukum
Pas Pidanatambahanterhadappelakudapatberupa :
al
164
1) Perampasanbarang yang
digunakandalammelakukantindakpidana
2) Perampasankeuntungan yang
diperolehdaritindakpidana
3) Kewajibanmembayarbiaya yang
timbulakibattindakpidana
Pas Setiap orang yang mengeliarkan IUP, IPR atau IUPK
al yang bertentangandengan UU
165 Minerbadanmenyalahgunakanwewenangnyadiberisanksip
idana paling lama 2 tahundandenda paling banyakRp.
200000000 (duaratusjuta rupiah)
HABITAT EQUIVALENCY ANALYSIS
Oktober 1990. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari
tahun 2002 di SDN Citeureup IV. Tahun 2005 penulis lulus dari Sekolah
Bogor (IPB) melalui jalur Penyaluran Minat dan Bakat (PMDK) dan diterima
Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Pada tanggal 5 Maret tahun 2011 penulis
serta tergabung dalam Badan Pengawas REESA selama dua periode sejak tahun
2009. Penulis merupakan penerima beasiswa BKM. Penulis juga pernah menjadi
finalis dan memperoleh dana dari ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa Gagasan
itu penulis juga mengikuti berbagai kepanitian seperti upgrading anggota DPM
se-IPB.