Anda di halaman 1dari 1

DISPATCHING

Dispatching berarti pengeluaran pemerintah-pemerintah pengerjaan (work order) secara


nyata kepada para karyawan. Pemberian perintah pengerjaan merupakan realisasi produksi untuk
menghasilkan suatu produk. Secara normal, dispatching menimbulkan beberapa masalah.
Masalah pertama terjadi bila beban kerja pusat-pusat kerja melebihi kapasitasnya, sehingga perlu
dikembangkan sistem perioritas order untuk memilih order-order pengerjaan pada proses
produksi.

Para peneliti telah mempelajari masalah cara penentuan perioritas dan telah menggunakan
simulasi untuk menetapkan pedoman dispatching periotas terbaik. Beberapa pedoman yang dapat
digunakan adalah

1. FCFC (first came, frist saved) yaitu pekerjaan yang datang pertama kali pada pusat
kerja, diproses pertama kali.
2. SPT (shortest processing time), yang berarti bahwa pekerjaan berikut dipilih atas dasar
waktu pemrosesan tercepat atau terpendek.
3. LPT (Longlest processing time), yang berarti bahwa pekerjaan berikut dipilih atas
dasar waktu pemrosesan terpanjang atau terlama.
4. EDD (Earliest due date), di mana dengan pedoman ini, pekerjaan dengan tanggal
penyelesaian palaing dini (awal) di proses pertama kali.
5. LS (Least Slack), waktu longgar didefinisikan sebagai waktu tersisa sampai tanggal
penyelesaian dikurangi waktu pemrosesan. Pekerjaan dengan waktu longgar paling
kecil atau nol diproses terlebih dahulu.
6. PCO (Preferred customer order), yang berarti bahwa pilihan pekerjaan yang dilakukan
berdasarkan pada perioritas pentingnya langganan bagi perusahaan.
7. RS (Random Selection), pedoman ini memilih pekerjaan berikut yang akan diproses
secara acak.
8. HEP (Highest expected profitability), dimana pekerjaan yang mempunyai tingkat
profitablitas tertinggi yang akan diproses terlebih dahulu.

Indeks prioritas =

Anda mungkin juga menyukai