Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ASKEB IV dengan judul konsep dasar
kelainan presentasi dan posisi janin.
Makalah ini disusun sebagai upaya memenuhi kebutuhan materi belajar-mengajar
untuk mata kuliah ASKEB IV.
Dalam penulisan makalah ini juga tidak lepas dari dukungan berbagai pihak sehingga
penulisan makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis Tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi dukungan dan semangat kepada
penulis.
Penulis menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal,
mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang dimiliki, makalah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam
penyusunan.Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi
tercapai suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam bidang mata ajar ASKEB
IV.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

Yogyakarta, April 2013


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gangguan terhadap jalannya proses persalinan dapat disebabkan oleh kelainan presentasi,
posisi dan perkembangan janin intrauterin. Diagnosa distosia akibat janin bukan hanya
disebabkan oleh janin dengan ukuran yang besar, janin dengan ukuran normal namun dengan
kelainan pada presentasi intra uterin tidak jarang menyebabkan gangguan proses persalinan.
Disproporsi fetopelvik bukan hanya disebabkan oleh berat badan janin yang besar, kelainan
letak seperti posisio oksipitalis posterior, presentasi muka , presentasi dahi juga dapat
menyebabkan hambatan persalinan.
Upaya untuk meramalkan adanya Disproporsi Fetopelvik FPD secara klinis dan
radiologis atas dasar ukuran kepala janin tidak memberi hasil memuaskan. Thorp dkk (1993)
melakukan evaluasi terhadap maneuver Mueller- Hillis dan menyimpulkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara distosia dengan kegagalan desensus kepala janin. Ferguson dkk (
1998) menyatakan bahwa sensitivitas dalam meramalkan adanya CPD dengan menggunakan
index fetopelvic ( yang dikemukakan oleh Thurnau dkk 1991) sangat kurang. Sampai saat ini
tidak ada metode terbaik untuk meramalkan secara akurat adanya FPD berdasarkan ukuran
kepala janin.

B. TUJUAN

1. Umum
Mengetahui kelainan letak dan posisi serta upaya-upaya apa sajakah yang harus direncanakan
untuk mengatasi masalah dalam kehamilan.
2. Khusus
a. Mengetahui konsep dasar kelainan presentasi dan posisi janin
b. Mengetahui mekanisme persalinan pada presentasi bukan kepala
c. Untuk mengetahui asuhan yang harus diberikan kepada kehamilan dengan kelainan posisi
dan letak janin
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Presentasi Puncak Kepala


2.1.1 Definisi
Presentasi puncak kepala ialah dimana bagian terbawah adalah puncak kepala, teraba UUB
yang paling rendah pada pemeriksaan dalam dan UUB sudah berputar ke depan.
2.1.2 Etiologi
Presentasi puncak kepala atau disebut juga presentasi sinsiput terjadi karena derajat
defleksinya ringan, sehingga ubun-ubun besar merupakan bagian terendah. Ini biasanya
disebabkan karena kelainan panggul, kepala bentuknya bundar, anak kecil atau mati dan
kerusakan dasar panggul. Pada umumnya presentasi puncak kepala ini merupakan kedudukan
sementara, yang kemudian dapat berubah menjadi presentasi belakang kepala.
2.1.3 Mekanisme Persalinan
Dalam persalinan dijumpai UUB selalu di depan dan glabella akan berada di bawah
simphysis sebagai hypomoklion. Lingkaran kepala yang melewati panggul adalah
sirkumferensia frontooksipitalis, karenanya partus akan berlangsung lebih lama.
2.1.4 Diagnosis
Pada pemeriksaan dalam didapati UUB paling rendah dan berputar ke depan atau sesudah
anak lahir terdapat caput di daerah UUB. Dalam memimpin partus, penolong harus sabar
menunggu sambil mengobservasi karena 75% dapat lahir spontan. Untuk menolong
perputaran, ibu tidur miring kearah punggung anak. Bila ada indikasi, dapat ditolong dengan
ekstraksi forcep atau vakum. Pada ibu dapat terjadi komplikasi, yaitu terjadinya partus lama
atau robekan jalan lahir yang lebih luas. Selain itu karena partus lama dan moulage hebat,
maka mortalitas anak agak tinggi (9%)
2.1.5 Tindakan Bidan
Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari kepala janin, tindakan bidan adalah
merujuk. Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan tempat rujukan yang
jauh, maka bidan dapat menolong pasien dengan melakukan inform concent terlebih dahulu.
Pada kasus presentasi puncak kepala bidan perlu melakukan observasi yang lebih ketat
kepada ibu, janin dan kemajuan persalinan. Apabila dalam batas normal maka bidan bisa
memberikan pertolongan pada ibu dengan keadaan presentasi puncak kepala, tetapi keadaan
panggul ibu normal, janin tidak besar, alat resusitasi harus siap dan persiapan persalinan yang
lainnya.

2.2 Presentasi dahi

2.2.1 Definis
Presentasi dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada diantara fleksi maksimal
dan defleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian yang terendah. Pada umumnya
presentasi dahi ini merupakan kedudukan yang bersifat sementara, dan sebagian besar akan
berubah menjadi presentasi muka atau presentasi belakang kepala. Angka kejadian presentasi
dahi kurang lebih satu diantara 400 persalinan.
Posisi ini biasanya akan berubah menjadi letak muka/letak belakang kepala.Kepala
memasuki panggul dengan dahi melintang/miring pada waktu putar paksi dalam, dahi
memutar kedepan depan dan berada di bawah arkus pubis, kemudian terjadi flexi sehingga
belakang kepala terlahir melewati perinerum lalu terjadi deflexi sehingga lahirlah dagu.
2.2.2 Etiologi
Sebab terjadinya presentasi dahi pada dasarnya sama dengan sebab terjadinya presentasi
muka yaitu keadaan-keadaan yang memaksa terjadinya defleksi kepala atau keadaan-keadaan
yang memaksa terjadinya fleksi kepala. Semua presentasi muka biasanya melewati fase
presentasi dahi lebih dahulu.
Beberapa keadaan yang dimaksud di atas ialah seperti :
1. Panggul sempit
2. Janin Besar
3. Multiparitas
4. Kelainan janin seperti anansefalus
5. Kematian janin dalam rahim
2.2.3 Diagnosis
Pada permulaan persalinan diagnosis presentasi dahi sulit ditegakkan. Pemeriksaan
luar memberikan hasil seperti pada presentasi muka, tetapi bagian belakang kepala tidak
seberapa menonjol. Denyut jantung janin jauh lebih jelas terdengar di bagian dada, yaitu
bagian yang sama dengan bagian-bagian kecil.
Kelainan presentasi ini harus dicurigai apabila pada persalian kepala janin tidak dapat
turun kedalam rongga panggul pada wanita yang pada persalinan-persalinan sebelumnya
tidak pernah mengalami kesulitan. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba sutura frontalis,
yang bila diikuti pada ujung yang satu diraba ubun-ubun besar dan pada ujung lain teraba
pangkal hidung dan lingkar orbita. Pada presentasi dahi ini mulut dan dagu tidak dapat
diraba.
2.2.4 Mekanisme persalinan
Kepala masuk melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensia maksiloparietalis
serta sutura frontalis melintang atau miring. Setelah terjadi moulage, dan ukuran terbesar
kepala telah melalui pintu atas panggul,dagu memutar ke depan. Sesudah dagu berada
didepan, dengan fosa kanina sebagai hipomoklion, terjadi fleksi sehingga ubun-ubun besar
dan belakang kepala lahir melewati perineum. Kemudian terjadi defleksi, sehingga mulut dan
dagu lahir dibawah simfisis. Yang menghalangi presentasi dahi berubah menjadi presentasi
muka biasanya karena terjadi moulage dn kaput seksudanium yang besar pada dahi waktu
kepla memasuki panggul, sehingga sulit terjadi penambahan defleksi.
Karena besarnya ukuran ini, kepala baru dapat masuk kedalam rongga panggul setelah
terjasi molage untuk menyesuaikan diri pada besar dan bentuk pintu atas panggul. Persalinan
membutuhkan waktu lama dan hanya 15% berlangsung spontan. Angka kematian perinatal
lebih dari 20%, sedangkan persalinan pervaginam berakibat perlukaan luas pada perineum
dan jalan lahir lainnya. Pada janin kecil atau panggul luas persalinan pervaginam biasanya
berlangsung dengan mudah.
Pada janin aterm dengan ukuran normal, persalinan pervaginam sulit berlangsung
oleh karena engagemen tidak dapat terjadi sampai adanya molase hebat yang memperpendek
diameter occipitomentalis atau sampai terjadinya fleksi sempurna atau ekstensi menjadi
presentasi muka.
Persalinan pervaginam pada presentasi dahi yang persisten hanya dapat berlangsung
bila terdapat molase berlebihan sehingga bentuk kepala berubah. Molase berlebihan akan
menyebabkan caput didaerah dahi sehingga palpasi dahi menjadi sulit.
Pada presentasi dahi yang bersifat sementara (penempatan dahi) , progonosis
tergantung pada presentasi akhir. Bila presentasi dahi sudah bersifat menetap, prognosis
persalinan pervaginam sangat buruk kecuali bila janin kecil atau jalan lahir sangat luas.

2.2.5 Penanganan
Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal, tidak akan dapat lahir
spontan pervaginam, sehingga harus dilahirkan secara seksio sesaria. Pada janin yang kecil
dan panggul yang luas pada garis besarnya sikap dalam menghadapi persalinan presentasi
dahi sama dengan sikap menghadapi persalinan presentasi muka. Bila persalinan
menunjukkan kemajuan, tidak perlu dilakukan tindakan. Demikian pula bila harapan
presentasi dahi dapat berubah menjadi presentasi belakang kepala atau presentasi muka. Jika
pada akhir kala I kepala belum masuk ke dalam rongga panggul, dapat diusahakan dengan
mengubah presentasi dengan perasat Thorn, tetapi jika tidak berhasil, sebaiknya dilakukan
seksio sesaria. Meskipun kepala telah masuk ke rongga panggul, tetapi bila kala II tidak
mengalami kemajuan sebaiknya juga dilakukan seksio sesaria. Bayi yang lahir dalam
presentasi dahi menunjukkan kaput seksudanium yang besar pada dahi serta moulage kepala
yang hebat.
2.2.6 Prognosis
Janin yang kecil masih mungkin lahir spontan, tetapi janin dengan berat dan besar
normal tidak dapat lahir spontan pervaginam. Hal ini disebabkan karena kepala turu melalui
pintu atas panggul dengan sirkumferensia maksiloparietalis(36cm) yang lebih besar daripada
lingkaran pintu atas panggul. Prognosisnya :
Bagi ibu :
- Partus menjadi lebih lama dan lebih sulit
- Bisa terjadi robekan yang hebat
- Ruptura uteri
Bagi anak:
- Mortalitas lebih tinggi
2.2.7 Tindakan Bidan
Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari kepala janin, tindakan bidan adalah
merujuk. Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan tempat rujukan yang
jauh, maka bidan dapat menolong pasien dengan melakukan inform concent terlebih dahulu.
Pada Presentasi dahi kepala berada diantara fleksi maksimal dan defleksi. Bidan tidak
memiliki kewenangan dalam menolong persalinan dengan presentasi dahi, tindakan bidan
disini adalah merujuk ke pelayanan kesehatan. Bidan di rumah sakit bisa berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menolong partus dengan presentasi dahi pada janin
yang kecil, panggul normal, keadaan ibu, janin dan kemajuan persalinan baik maka bidan
bisa melakukan kolaborasi melahirkan janin dengan presentasi dahi seperti melahirkan janin
dengan presentasi muka. Tetapi peralatan untuk resusitasi harus sudah dipersiapkan terlebih
dahulu.

2.3 Presentasi Muka

2.3.1 Definisi
Presentai muka ialah keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal,
sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah menghadap
kebawah. Presentasi muka dikatakan primer, apabila sudah terjadi sejak masa kehamilan, dan
dikatakan sekunder bila baru terjadi pada waktu persalinan.
2.3.2 Diagnosis
Meskipun pemeriksaan abdomen dapat memperkirakan kemungkinan presentasi
muka, diagnosa klinisnya harus ditentukan pemeriksaan pervaginam. Melalui pemeriksaan
pervaginam, gambaran muka yang dapat dibedakan adalah mulut serta hidung, tulang-tulang
pipi dan sebagian tulang orbita. Kita dapat keliru membedakan presentasi bokong dengan
presentasi muka. Anus dapat keliru dengan mulut dan tuberositasiskii keliru dengan
prominensia zigomatikus (tonjolan tulang pipi). Anus bayi harus berada satu garis lurus
dengan tuberositas iskii, anus tidak menghisap dan biasanya keluar mekonium, sedangkan
mulut bayi dengan keduatonjolan pipi membentuk sudut-sudut sebuah segitiga dan mulut
bayi bisa menghisap. Hasil pemeriksaan radiografi menunjukan kepala bayi dalam posisi
hiperektensi dan tulang-tulang muka yang berada pada atau sedikit di bawah pintu atas
panggul merupakan gambaran yang cukup khas.
2.3.3 Etiolohi
Sebab-sebab presentasi muka sangat banyak dan pada umumnya berasal dari setiap
factor yang menyebabkan defleksi atau menghalangi fleksi kepala. Karena itu, posisi ekstensi
kepala lebih sering terjadi pada panggul sempit atau pada bayi yang sangat besar. Insiden
penyempitan pintu atas panggul yang tinggi di samping bayi yang besar harus diingat ketika
mempertimbangkan pengelolaan presentasi kepala.
Pada wanita multipara, perut yang menggangtung merupakan factor predisposisi lain
bagi presentasi muka. Keadaan tersebut menyebabkan punggung bayi menggantung ke depan
atau ke arah lateral, sering dengan arah yang sama seperti ditunjukkan oleh oksiput, sehingga
menambah ekstensi vertebra servikalis dan torakalis.
Pada kasus-kasus yang luar biasa, pembesaran leher yang mencolok atau lilitan tali
pusat di leher dapat menyebabkan ekstensi. Janin anenchephalus pada umumnya mempunyai
presentasi muka karena kesalahan perkembangan kranium.

2.3.4 Mekanisme
Presentasi muka jarang ditemukan di atas pintu atas panggul. Pada umumnya
presentasi dahi dapat berubah menjadi presentasi muka setelah terjadi ekstensi kepala lebih
lanjut pada saat kepala turun melewati panggul.
Mekanisme persalinan pada kasus ini terdiri dari beberapa gerakan utama, yaitu :
penurunan kepala, putar paksi dalam, fleksi, serta gerakan tambahan seperti ekstensi dan
putar paksi luar. Penurunan disebabkan oleh faktor-faktor yang sama seperti presentasi
verteks. Ekstensi terjadi akibat hubungan badan bayi dengan defleksi kepala, yang berubah
menjadi poros dua lengan dimana lengan yang lebih panjang menjulur dari kondilus
oksipitalis ke oksiput. Bila dijumpai ada hambatan, oksiput harus didorong ke arah punggung
bayi sementara dagu turun.
Tujuan putar paksi dalam pada presentasi muka adalah membuat dagu berada di
bawah symphisis pubis. Persalinan normal tak dapat diselesaikan dengan cara lain kecuali
bila kepala bayi kecil. Hanya dengan cara ini, leher cenderung berada di permukaan posterior
symphisis pubis. Jika dagu langsung memutar ke arah posterior, leher yang relatif pendek tak
dapat terentang pada permukaan anterior sakrum yang panjangnya sekitar 12 cm. Oleh sebab
itu, kelahiran kepala jelas tidak mungkin terjadi, kecuali bila bahu telah masuk panggul pada
saat yang sama, yaitu suatu kejadian yang baru bisa terjadi kalau bayi sangat kecil atau sudah
mengalami maserasi. Putar paksi dalam pada presentasi muka merupakan akibat faktor-faktor
yang saam seperti pada presentasi verteks.
Setelah rotasi anterior dan penurunan, bagian dagu dan mulut akan terlihat pada
vulva, permukaan bawah dagu menekan symphisis dan kepala dapat dilahirkan dengan fleksi
kepala. Hidung, mata, dahi, dan oksiput secara berturut-tururt tampak di atas margo anterior
perineum. Setelah kepala lahir, oksiput menggantung ke belakang ke arah anus. Dalam waktu
singkat, dagu mengadakan putar paksi luar ke arah sisi di mana bagian dagu mula-mula
menghadap, dan kemudian kedua belah bahu dilahirkan seperti pada presentasi verteks.
Sering oedema mengubah bentuk muka sehingga dapat mengacaukan gambaran bayi
dan menyebabkan kesalahan diagnosis presentasi bokong. Pada saat yang sama, kepala
mengadakan moulage yang ditandai oleh bertambah pajangnya diameter mento oksipitalis
kepala.
2.3.5 Prognosisi
Pada umumnya persalinan pada presentasi muka berlangsung tanpa kesulitan. Hal ini
dapat dijelaskan karena kepala masuk ke dalam panggul dengan sirkumferensia
trakeloparietalis yang hanya sedikit lebih besar daripada sirkumferensia
suboksipitobregmatika. Tetapi kesulitan persalinan dapat terjadi karena adanya kesempitan
panggul dan janin yang besar yang merupakan penyebab terjadinya presentasi muka tersebut.
Di samping itu dibandingkan dengan letak belakang kepala, muka tidak dapat melakukan
dialtasi serviks secara sempurna dan bagian terendah harus turun sampai ke dasar panggul
sebelum ukuran terbesar kepala melewati pintu atas panggul.
Dalam keadaan dimana dagu berada di belakang, prognosis menjadi kurang baik bila
dibandingkan dengan dagu di depan, karena dalam keadaan tersebut janin yang cukup bulan
tidak mungkin dapat lahir pervaginam.
2.3.6 Penatalaksanaan
Dalam keadaan tanpa penyempitan panggul dan dengan persalinan spontan yang
efektif tanpa adanya gawat janin, persalinan pervaginam biasanya akan berhasil. Bila proses
persalinan tersebut dibiarkan, pemantauan terhadap jantung bayi sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan alat-alat eksternal untuk menghindari kerusakan pada muka dan mata bayi.
Seperti disebutkan di atas, presentasi muka pada bayi aterm leboh sering terjadi pada kasus
penyempitan pintu atas panggul. Karena itu, sectio caesarea sering terbukti sebagai cara yang
terbaik untuk persalinan bayi aterm dengan presentasi muka.
Metode pelaksanaan lainnya untuk presentasi muka, bila ada, jarang merupakan
indikasi dalam obstetri modern. Cara yang dianggap sudah usang adalah dengan melakukan
upaya untuk mengubah secara manual presentasi muka menjadi presentasi verteks melalui
rotasi manual atau dengan forceps dari dagu posterior persisten menjadi posisi mentum
anterior dan kemudian versi serta ekstraksi podali internal. Semua cara tersebut dapat
menyebabkan trauma yang serius baik bagi bayi maupun ibu.

2.3.7 Tindakan Bidan


Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari kepala janin, tindakan bidan
adalah merujuk. Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan tempat
rujukan yang jauh, maka bidan dapat menolong pasien dengan melakukan inform concent
terlebih dahulu. Bidan praktek mandiri tidak memiliki kewenangan dalam menolong
persalinan dengan presentasi muka, maka tindakan bidan disini adalah merujuk pasien.
Dirumah sakit bidan bisa melakukan tugasnya dengan kolaborasi bersama tenaga kesehatan
lain, tetapi apabila tafsiran berat janin kecil, panggul normal atau luas, kondisi ibu, janin dan
kemajuan persalinan normal, maka bidan tetap melakukan pemantauan yang lebih ketat dan
biasanya bisa lahir per-vaginam. Bidan harus mempersiapkan alat resusitasi. Tetapi secsio
cesaria merupakan pilihan yang terbaik untuk presentasi muka ini.

2.4 Posisi Oksipito Posterior Presistens


2.4.1 Konsep Dasar
Pada persalinan presentasi belakang kepala, kepala janin turun melalui pintu atas
panggul dengan sutura sagitalis melintang atau miring, sehingga UUK dapat berada di kiri
melintang, kiri depan, kanan depan, dan di depan. Dalam keadaan fleksi, bagian kepala yang
pertama mencapai dasar panggul adalah oksiput. Oksiput akan memutar ke depan ke dasar
panggul dengan muskulus levator ani membentuk ruang yang lebih luas di depan sehingga
member tempat yang lebih sesuai bagi oksiput. Pada kurang dari 10 % keadaan,kadang-
kadang ubun-ubun kecil tidak berputar ke depan sehingga tetap di belakang. Keadaan ini
dinamakan posisi oksiput posterior persistens. (Sarwono, 2008)
2.4.2 Etiologi
Salah satu penyebab terjadinya POPP adalah kesulitan dalam penyesuain kepala
dalam usaha penysuaian kepala terhadap bentuk dan ukuran panggul, misalnya pada panggul
dengan diameter anteroposterior lebih panjang daripada diameter transversal seperti pada
panggul Anthropoid, atau segmen depan yang menyempit seperti pada panggul Android.
Maka UUK akan mengalami kesulitan memutar ke depan. Sebab-sebab lain seperti otot-otot
dasar panggul yang sudah lembek pada multipara atau kepala janin yang kecil dan bulat
sehingga tidak ada paksaan pada belakang kepala janin untuk memutar ke depan. (Sarwono,
2008)

2.4.3 Diagnosa
Diagnosa posisi oksiput posterior persistens dapat ditegakkan dengan penemuan hasil
pemeriksaan :
a. Pada pemeriksaan abdomen yaitu :
1) Bagian bawah perut mendatar
2) Ekstremitas janin teraba anterior
3) DJJ terdengar di samping
b. Pada pemeriksaan vagina yaitu :
1) Presentasi kepala
2) Sutura sagitalis berada pada diameter antero posterior rongga pelvis
3) UUK dekat sacrum
4) UUB mudah teraba di anterior jika kepala dalam keadaa defleksi
2.4.4 Mekanisme Persalinan
Bila hubungan antara panggul dan janin cukup longgar,persalinan dengan POPP dapat
berlangsung secara spontan tetapi pada umumnya lebih lama. Kepala janin akan lahir dalam
keadaan muka di bawah simpisis dengan mekanisme sebagai berikut : Setelah kepala
mencapai dasar panggul dan ubun-ubun besar (UUB) berada di bawah simpisis maka UUB
tersebut menjadi hipomoklion sehingga lahirlah oksiput melalui perineum yang diikuti oleh
bagian kepala lainnya.
Kelahiran bayi dengan UUK di belakang menyebabkan regangan yang besar pada vagina
dan perineum. Hal ini disebabkan kepala yang sudah dalam keadaan fleksi maksimal tidak
dapat menambah fleksinya lagi. Sehingga kepala lahir melalui pintu bawah panggul dengan
sirkumferensia frontooksipitalis yang lebih besar dibandingkan dengan sirkumferensia
suboksipito bregmatika. Keadaan ini dapat menimbulkan kerusakan pada vagina dan
perineum yang luas.
2.4.5 Prognosis
Jalannya persalinan pada posisi oksiput sulit diramalkan hal ini disebabkan karena
kemungkinan timbulnya kesulitan selalu ada. Persalinan pada umumnya berlangsung lebih
lama, kemungkinan kerusakan jalan lahir lebih besar, sedangkan kematian perinatal lebih
tinggi bila dibandingkan dengan keadaan dimana ubun-ubun kecil berada di depan.

2.4.6 Penanganan
Dalam menghadapi persalinan dengan ubun-ubun kecil di belakang sebaiknya dilakukan
pengawasan persalinan yang seksama dengan harapan persalilnan dapat berlangsung spontan.
Tindakan untuk mempercepat persalinan dilakukan apabila kala II berlangsung terlalu lama,
atau ada tanda-tanda bahaya terhadap janin.
Pertolongan persalinan pada POPP membutuhkan cara penanganan yang tidak berbeda
jauh dengan persalinan dengan oksipito anterior. Kemungkinan untuk persalinan pervaginam
adalah dengan :
a. Menunggu persalinan spontan.
b. Persalinan dengan forsep
c. Mengubah posisi oksiput posterior ke oksiput anterior dengan menggunakan forsep dan
dilahirkan
d. Dengan manual mengubah oksiput posterior ke oksiput anterior dan dilahirkan
e. Jika ada tanda-tanda persalinan macet atau ada tanda gawat janin lakukan SC
f. Jika ketuban utuh pecahkan ketuban
g. Jika pembukaan serviks belum lengkap dan tidak ada tanda obstruksi akselerasi persalinan
dengan oksitosin.
h. Jika pembukaan serviks lengkap dan tidak ada kemajuan pada fase pengeluaran periksa
kemungkinan adanya obstruksi. Jika tidak ada obstruksi akselerasi persalinan dengan
oksitosin
i. Jika pembukaan lengkap kepala janin teraba 3/5 atau lebih di atas simpisis lakuakan SC
j. Jika pembukaan lengkap kepala janin teraba 1/5 lakukan ekstraksi vakum dan forsep
2.4.7 Tindakan Bidan
Idealnya pada setiap kelainan presentasi dan posisi dari kepala janin, tindakan bidan adalah
merujuk. Kecuali keadaan janin kecil, panggul normal, jarak rumah dan tempat rujukan yang
jauh, maka bidan dapat menolong pasien dengan melakukan inform concent terlebih dahulu.
Tetapi apabila bidan praktek mandiri, menemukan kasus ini maka tindkan bidan adalah
merujuk pasien.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Presentasi puncak kepala ialah dimana bagian terbawah adalah puncak kepala, teraba
UUB yang paling rendah pada pemeriksaan dalam dan UUB sudah berputar ke depan.
Presentasi dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada diantara fleksi
maksimal dan defleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian yang terendah. Pada
umumnya presentasi dahi ini merupakan kedudukan yang bersifat sementara, dan sebagian
besar akan berubah menjadi presentasi muka atau presentasi belakang kepala. Angka kejadian
presentasi dahi kurang lebih satu diantara 400 persalinan.
Presentasi muka ialah keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi maksimal,
sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah menghadap
kebawah. Presentasi muka dikatakan primer, apabila sudah terjadi sejak masa kehamilan, dan
dikatakan sekunder bila baru terjadi pada waktu persalinan.
Posisi Oksipito posterior adalah jenis malposisi oksiput yang paling sering dan terjadi
pada kira-kiran 10% persalinan. Posisi oksipitoposterior yang persisten terjadi akibat
kegagalan rotasi internal sebelum pelahiran. Malposisi ini terjadi pada 5% pelahiran (Pearl et
al 1993).

Daftar Pustaka
MMK,Ai yeyeh Rukiyah,S.Si.T.MMK,Lia Yulianti,Am.keb.2010.Asuhan Kebidanan 4
(Patologi).Jakarta:Trans Info Media
Gunggingham,F.Gary.2012.Obstetri Williams edisi 23.Jakarta:EGC
Fraser,Diane M.Cooper,Margaret A.2009.Buku Ajar Bidan Myles.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai