Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan social secara
lengkap dan bukan hanya adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang
berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesnya.

Perempuan merupakan pusat asuhan dari seorang Bidan. Karena pada perempuanlah
proses reproduksi manusia akan berlangsung. Daur kehidupan perempuan dimulai dari masa
konsepsi hingga masa lansia. Tiap periode daur kehidupan perempuan berperan penting dalam
kehidupan selanjutnya. Begitu pula pada periode bayi dan anak.

Anak adalah dalam rentang usia 5-16 tahun. Pada masa inilah anak mulai belajar
mandiri dalam menentukan karakter pribadinya masing-masing.

Masa penting inilah yang menjadi perhatian para orang tua dalam mendidik anaknya.
Selain perkembangan secara fisik, orang tua juga harus mengembangkan dari segi psikologi
dan sosialnya.

Namun, masih banyak dijumpai bahwa pengetahuan dari orang tua mengenai tumbuh
kembang anak masih kurang. Sehingga perkembangan anak tidak optimal dan ketidak
seimbangan antara tumbuh kembang dari segi fisik dan psikososialnya.

Oleh karena itulah penulis mengambil tema Tumbuh Kembang dengan judul Tumbuh
Kembang Daur Kehidupan Perempuan Periode Bayi dan Anak dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah tumbuh kembang pada anak?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang pada anak?

3. Gangguan tumbuh kembang apa saja yang dapat terjadi pada anak?

4. Tindakan yang seharusnya dilakukan seorang bidan dalam menghadapi masalah tumbuh
kembang pada anak?
C. Tujuan

Adapun tujuan penulis menyusun makalah ini adalah:

1. Memenuhi tugas praktikum Kesehatan Reproduksi

2. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai tumbuh kembang pada anak.

3. Mengetahui aspek fisik dan psikososial yang terjadi pada anak.

4. Mengetahui peran keluarga, kader kesehataan, lingkungan dan pemerintah terhadap


tumbuh kembang pada anak.
BAB II

LANDASAN TEORI

A) Tumbuh Kembang pada Anak

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran,
atau dimensi tingkat sel, organ maupuni ndividu, yang bias diukur dengan ukuran berat(gram,
pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur, tulang dan keseimbangan metabolic
(retensi kalsium dan nitrogen tubuh).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan


fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
dari proses pematangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak
terhadap aspekfisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi
organ/individu.Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap
individu.

Perkembangan Fisik

Pertumbuhan fisik pada anak yaitu pertumbuhan yang terjadi secara bertahap atau
memerlukan proses.Pertumbuhan fisik pada anak ada kalanya lambat, ada juga kalanya cepat.
Perubahan fisik pada anak dapat dibagi menjadi 4 periode yaitu:

periode pralahir dan 6 bulan setelah lahir, pertumbuhannya sangat cepat.

periode akhir tahun pertama kehidupan pasca lahir, pertumbuhannya sedikit lambat.

periode usia 8-12 tahun, pertumbuhannya stabil dan menuju masa kematangan
seksualnya.

periode usia 15-18 tahun, pertumbuhan fisiknya akan cepat kembali atau biasa disebut
ledakan pertumbuhan pubertas. Periode ini kemudian akan disusul dengan periode tenang
kembali sampai memasuki tahap dewasa.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak

Faktor yang mempengaruhi perbedaan pertumbuhan antara satu anak dengan yang lain
antara lain dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:

1. Kesukaraan penyesuaian diri

Selama dalam periode pertumbuhan yang cepat, kebutuhan yang terus menerus untuk
membentuk pola penyesuaian diri dapat sangat merusak kehidupan emosionalnya. Sedangkan
dalam tahap lpertumbuhan yang lambat, pembentukan pola penyesuaian diri ini akan lebih
mudah.

2. Kebutuhan Energi

Pertumbuhan yang sangat cepat sangat membutuhkan energi yang besar, sehingga anak
cenderung mudah lelah. Hal ini membuat mereka gampang tersinggung dan emosinya tidak
menentu. Sedangkan dalam daur pertumbuhan yang lambat, energi ini dapat dimanfaatkan untuk
bermain atau melakukan kegiatan lainnya. Anak-anak dalam tahap ini akan terlihat lebih ceria
dan mudah dikendalikan.

3. Kebutuhan Gizi

Zat makanan yang mengandung nilai gizi lebih banyak dibutuhkan dalam tahap pertumbuhan
yang cepat, yaitu pada usia 2 sampai 3 bulan pertama kehidupannya dan nanti pada tahap remaja.
Anak-anak yang dalam tahap tersebut kurang mendapat pemenuhan makanan bergizi, cenderung
mudah lelah dan mudah tersinggung. Mereka kurang berminat terhadap pelajaran sekolah atau
bermain dengan teman sebayanya dan umumnya penyelesaian sosialnya memprihatinkan.

4. Kemampuanmempertahankan Keseimbangan

Pada saat anak dalam periode pertumbuhan yang lambat, biasanya tubuh orang ini secara alami
dapat mempertahankan keseimbangan dirinya dengan cukup baik. Sebaliknya pada tahap
pertumbuhanyang cepat, keeimbangan ini terganggu. Ini terlihat dari menurunnya nafsu makan,
mudah lelah, gampang tersinggung, dan pergaulannya secara sosial memburuk.

5. Kecanggungan

Pertumbuhan yang cepat ini hampir selalu diiringi dengan adanya perasaan canggung. Anak-anak
yang sebelumnya sudah memperhatikan koordinasi tubuh cukup baik akan terlihat seperti anak
yang lamban, dan sering terlihat seperti anak tersandung oleh kakinya sendiri. Apabila
pertumbuhan yang cepat tadi menjadi sedikit lambat, maka kecanggungan terrsebut akan
menghilang dan digantikan dengan koordinasi motorik yang baik kembali.
Perubahan Fisik Pada Anak

1. Ukuran Tubuh pada Anak

Besar kecilnya tubuh seseorang dipengaruhi oleh faktor keturunan dan juga faktor lingkungan.
Faktor keturunan menentukan cara kerja hormon yang mengatur pertumbuhan fisik yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Sedangkan lingkungan berpengaruh terhadap pembentukan
tubuh anak, baik lingkungan pralahir anak maupun lingkungan pasca lahirnya. Kekurangan gizi,
merokok, tekanan batin yang dialami ibu yang sedang mengandung juga menjadi faktor yang
mempengaruhi perkembangan anak secara fisik.

2. Tinggi Tubuh

Pertumbuhan tinggi tubuh anak satu anak dengan lainnya berbeda-bera. Secara umum, tinggi
badan anak dapat digambarkan misalnya, bayi baru lahir berukuran 43 sampai 52 cm. Dalam 2
tahun kemudian pertumbuhan tinggi badannya terjadi dengan cepat. Pada usia 4 bulan, bayi
berukuran antara 58 sampai 60 cm. Pada usia 1 tahun berukuran 70 sampai 75 cm. Pada saat
anak umur 2 tahun tinggi badannya mencapai 80 sampai 85 cm. Pada usia 5 tahun badannya
sudah mencapai 2 kali panjang ketika lahirnya.

3. Berat Tubuh

Berat badan bayi pada saat lahir adalah sekitar 3 sampai 4 kg. Pada usia 4 bulan, berat badan
anak 2 kali dari berat lahirnya dan pada umur 1 tahun beratnya 3 kali berat lahirnya. Pada usia 3
tahun beratnya bertambah dengan cepat dan pada usia 5 tahun beratnya bisa mencapai 5 kali
berat lahinya hingga pada usia remaja berat tubuhnya bisa mencapai 40 sampai 45 kg.

Faktor yang Mempengaruhi Ukuran Tubuh

1. Pengaruh Keluarga

Pengaruh keluarga seperti faktor keurunan dan lingkungan dapat mempengaruhi. Keturunan
menyebabkan seseorang dapat mempengaruhi tubuhh anak tersebut akan gemuk atau tidak.
Sedangkan lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi
keturunan yang dibawa oleh anak.

2. Gizi

Anak-anak yang memperoleh gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih
cepat mencapai taraf remaja dibandingkan dengan mereka yangkurang memperoleh gizi.
Lingkungan dapat memberikan pengaruh pada remaj sedemikian rupa sehingga menghambat
potensi untuk pertumbuhan di masa remaja.
3. Gangguan Emosional

Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya
steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan menyebabkan berkurangnya pembentukan hormon
pertumbuhan kelenjar ptuitari. Bila terjadi hal yang demikian, pertumbuhan awal remajanya
terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.

4. Jenis Kelamin

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berrat daripada anak perempuan, kecuali pada
usia antara 12 sampai 15 tahun (anak perempuan biasanya akan lebih tinggi dan berat daripada
anak laki-laki). Terjadinya perbedaan berat dan tinggi tubuh ini karena bangun tulang dan ootot
pada anak laki-laki memang berbeda dari anak perempuan.

5. Suku Bangsa

Prebadaan berat dan tinggi tubuh, mungkin saja berkaitan dengan latar belakang suku bangsa.
Misalnya anak berkulit puti perkembangan tubuhnya lebih cepat dibandingkan dengan orang
yang berkulit hitam, meskipun berasal dari latar belakang ekonomi yang sama.

6. Kecerdasan

Biasanya anak yang kecerdasannya lebih tinggi akan lebih gemuk dan berat daripada anak yang
kecerdasannya rendah. Juga anak yang prestasinya disekolah menonjol, cenderung lebih gemuk
dan berat.

7. Status Sosial Ekonomi

Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah, cenderung lebih kecil
daripada anak yang lainnya.

8. Kesehatan

Anak-anak yang sehat dan jarang sakit biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat daripada
anak yang sering sakit.

9. Fungsi Endokrin

Bila fungsi endokrin bekerja normal, maka akan memperlihatkan ukuran tubuh yang normal
pula. Sebaliknya bila anak mengalami kekurangan hormon pertumbuhannya, maka ia akan
menjadi kecil seperti orang kerdil, sedangkanyang kelebihan hormon pertumbuhan akan tumbuh
menjadi lebih besar sehingga tidak sesuai dengan usia sebayanya.
10. Pengaturan Pralahir

Kondisi pralahir yang tidak menguntungkan selama ibu hamil, misalnya kekurangan gizi,
tekanan batin, perokok berat, cenderung menghmbat pertumbuhan bayi dalam tahun-tahun
pascalahir dibandingkan dengan sebayanya.

11. Pengaruh Tubuh

Bangun tubuh, ektomorf, mesomorf, atao endomorf jelas akan mempengaruhi besar kecilnya
tubuh anak. Misalnya, anak yang bangun tubuhnya mesomorf akan lebih besar daripada yang
endomorf atau anak yang ektomorf karena memang lebih gemuk dan berat.

Perkembangan Psikologi

Perkembangan anak berbeda dari psikologi anak karena 3 hal yaitu:

1. Psikologi anak lebih menitikberatkan isi atau hasil perkembangan sedangkan


perkembangan anak mengenai proses itu sendiri.

2. Perkembangan anak lebih menekankan peran lingkungan dan pengalaman ketimbang


psikologi anak.

3. Psikologi anak mempunyai satu tujuan utama yaitu untuk mempelajari bidang perilaku
anak yang berbeda, sedangkan perkembangan anak mempunyai enam tujuan yaitu untuk
menemukan apa saja karakteristik perubahan usia dalam penampilan , perilaku, minat,
dan tujuan dari satu periode perkembangan ke periode yang lain untuk menemukan kapan
perubahan ini terjadi.

Perubahan Psikologi Pada Anak

1. Rasa bangga

Perasaan ini akan muncul ketika anak merasakan kesenangan setelah sukses melakukan
perilaku tertentu. Rasa bangga sering digambarkan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu.

2. Malu

Perasaan ini muncul ketika anak menganggap dirinya tidak mampu memenuhi standar
atau target tertentu. Anak yang sedang malu sering kali berharap mereka bisa bersembunyi
atau menghilang dari situasi tersebut. Secara fisik anak seolah ingin menghindar dari tatapan
orang lain. Biasanya rasa malu lebih disebabkan oleh interpretasi individu terhadap kejadian
tertentu.
3. Rasa bersalah

Rasa ini akan muncul ketika anak menilai perilakunya sebagai sebuah kegagalan. Dan
dalam mengekspresikan perasaan ini biasa anak terlihat seperti melakukan gerakan-gerakan
tertentu seakan berusaha menggambarkan perasaan tersebut.

Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Perkembangan Anak antara lain :

1. Stimulasi

Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak.Anak yang mendapat stimulasi
yang terarah dan teratur lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak
mendapat stimulasi.

2. Motivasi belajar

Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif
untuk belajar.

3. Ganjaran ataupun hukuman yang wajar

Kalau anak berbuat benar, maka wajib kita memberi ganjaran, misalnya pujiaan, ciuman, belaian,
tepuk tangan dan sebagainya.

4. Kelompok sebaya

Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya.

5. Stress

Stress pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya, misalnya anak akan menarik
diri, rendah diri, terlambat bicara, nafsu makan menurun, dan sebagainya.

6. Sekolah

Dengan adanya wajib belajar 9 tahun, diharapkan setiap anak mendapat kesempatan duduk di
bangku sekolah minimal 9 tahun.Sehingga dengan mendapat pendidikan yang baik, maka
diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak.

7. Cinta dan kasih saying

8. Salah satu hak anak adalah dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang
perlakuan yang adil dari orang tuanya.
Perubahan Sosial Pada Anak

1. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik dilingkungan keluarga maupun dalam


lingkungan bermain
2. Sedikit demi sedikit anak mulai tunduk pada peraturan
3. Anak mulai mengetahui hak dan kepentingan orang lain
4. Anak mulai terbiasa bermain bersama anak-anak lain atau teman sebayanya

Perubahan sosial pada anak diperoleh dari kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai
respon lingkungan terhadap anak. Perubahan sosial yang optimal diperoleh dari respons sosial
yang sehat dan kesempatan yang diberikan kepada anak untuk mengembangkan konsep diri yang
positif. Melalui kegiatan bermain, anak dapat mengembangkan minat dan sikapnya terhadap
orang lain. Dan sebaliknya aktifitas yang terlalu banyak didominasi oleh guru akan menghambat
perkembangan emosi anak.

B) Gangguan Tumbuh Kembang Anak

7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui. Perkembangan dan tumbuh
kembang anak perlu kita pantau secara terus menerus. Dengan memperhatikan tumbuh
kembangnya kita berharap dapat mengetahuinya secara dini kelainan pada anak kita sehingga
langkah-langkah antisipatif lebih cepat kita ambil. Anak yang cedas adalah harapan setiap orang
tua. Orang tua selalu berharap agar anaknya dapat tumbuh sehat.

7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui :

1. Gangguan bicara dan bahasa

Kemampuan berbahasa merupakan ocial ve seluruh perkembangan anak. Kurangnya stimulasi


akan dapat menyebabkan gangguan berbicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat
menetap.

2. Cerebral palsy

Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh
kerusakan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai
pertumbuhannya.

3. Sindrom Down

Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai
kecerdasan yang terbatas, yang menjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang lebih.Beberapa
ocial seperti kelainan jantung ocial ve , hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan
lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk
menolong diri sendiri.
4. Perawakan pendek.

Penyababnya dapat karena variasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik
atau karena kelainan endokrin.

5. Gangguan ocial

Merupakan gangguan perkembangan ocial ve pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak
berumur 3 tahun.Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan
tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam.Gangguan
perkembangan yang ditemukan pada ocial mencakup bidang interaksi ocial, komunikasi dan
perilaku.

6. Retardasi mental

Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah ( IQ<70) yang masyarakat
atas kemampuan yang dianggap normal.

7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas ( GPPH )

Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang
seringkali disertai dengan hiperaktivitas.
BAB III

KASUS DAN PEMBAHASAN

KASUS 1

Bayi Tanpa Anus

Kasus kelahiran bayi tanpa anus merupakan kasus ketiga yang terjadi di Kota Batam.
Baru-baru ini, kembali lagi bayi lahir tanpa anus. Penyebab kelahiran bayi tanpa anus, bisa
dikarenakan sel yang tumbuh dalam janin kurang sempurna. ''Bayi lahir tanpa anus, dikarenakan
pembentukan sel dari luar dan dalam tubuh bayi kurang sempurna,'' papar Dr Tjahja Sanggara
SpOG, Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Senin (9/7). Ia menjelaskan, pertumbuhan sel
kurang sempurna, bisa dikarenakan jalinan usus dan anus yang seharusnya menyatu tidak terjalin
dengan baik. Yang seharusnya jalinan usus dan anus bayi yang masih dalam kandungan terjalin,
namun karena pertumbuhan sel yang tumbuh dalam bayi tidak sempurna. Hal ini menyebabkan
terjadinya sumbatan pada bagian dalam. Diakui Dr Tjahja, secara teori bayi lahir tanpa anus
tidakada.

Penyebab pasti bayi lahir tanpa anus tidak bisa dispesifikasikan. Begitu juga dengan pola makan
ibu yang sedang mengandung tidak bisa dipastikan mempengaruhi kelahiran bayi tanpa anus.
Namun ibu yang sedang mengandung bayi dalam rahim selalu dianjurkan memakan makanan
yang bergizi dan berprotein tinggi. Karena pada saat hamil kebutuhan gizi seorang wanita
meningkat guna memenuhi kebutuhan janin yang sedang berkembang.

Asupan gizi dan protein ibu hamil harus dipenuhi, sebaiknya ibu hamil makan makanan yang
mengandung protein tinggi, seperti daging, ayam, dan ikan,'' terangnya.

Selain asupan gizi dan protein, ibu hamil juga disarankan memakan makan yang mengandung
asam florat. Hal ini berguna untuk pertumbuhan sel dalam janin. Penyebab bayi lahir tanpa anus,
Tjahja menuturkan, bisa disebabkan karena sel yang tumbuh tidak pada tempat semestinya.

Hal senada juga diungkapkan dr. F.X. Erick Soeroso, Sp.OG, Spesialis Kebidanan dan
Kandungan. Menurut Erick, penyebab bayi lahir tanpa anus, bisa dikarenakan adanya gangguan
fungsi pembelahan sel yang tidak sempurna. ''Bayi lahir tanpa anus bisa dikarenakan genetik,
manipus-nya tidak sempurna. Sehingga pembentukan selnya tidak bisa tumbuh berkembang,''
tuturnya. Bayi lahir tanpa anus termasuk dalam kasus kelainan terhadap bayi. Penyebab pasti
bayi lahir tanpa anus tidak bisa diketahui penyebabnya pastinya. Hanya saja, kasus kelahiran
bayi lahir tanpa anus terjadi terhadap keluarga yang tidak mampu. Hal itu, kemungkinan bisa
disebabkan, masukan gizi, protein dan asam florat pada ibu semasa hamil kurang. Apalagi
kelainan bayi tanpa anus tidak bisa diperiksa pada saat dalam kandungan. Melainkan, setelah
bayi itu lahir baru bisa diketahui.
Pembahasan

Yang dialami oleh bayi tersebut merupakan kelainan bawaan yang dapat dikenali setelah bayi itu
lahir. Kelainan kongenital atau kelainan bawaan atau cacat bawaan adalah kelainan dalam
pertumbuhan struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh saat bayi dilahirkan.

kelainan kongenital yang dialami bayi tersebut termasuk malformasi yaitu gangguan bentuk
organ yang disebabkan oleh kelainan intrinsk(kelainan gen). Atau disruption yaitu yang
disebabkan oleh kelainan ekstrinsik(obat atau asupan ibu.).

Dampak fisiologis

Bayi tidak dapat mengeluarkan fesesnya secara normal karena tidak memiliki anus. Dapat
mengakibatkan terhambatnya perkembangan pada fisiknya. Ketahanan tubuhnya dapat terhambat
jika semua kotoran tidak dapat dikeluarkan dari dalam tubuh bayi, lama kelamaan akan
menumpuk dan menimbulkan penyakit. Walaupun dioperasi, selama beberapa waktu, bayi
tersebut akan menderita karena tidak dapat membuang feses dan flatusnya. Jika dalam jangka
panjang tidak ditangani akan menyebabkan kerusakan pada fungsi organ lainnya.

Dampak psikologis

Perkembangan psikologis pada bayi dapat juga dipengaruhi oleh aspek fisik. Seseorang yang
mempunyai kelainan bawaan sejak lahir, tentu akan berpengaruh pada fisiknya. Pada tahap
perkembangan psikologi pada anak, suatu tahap terdapat dimana anak akan mempunyai
kebiasaan melihat sesuatu milik orang lain dan menyamakannya. Sehingga ketika anak merasa
tidak memiliki hal yang sama maka akan timbul rasa penasaran pada anak. Pada bayi akan
merasakan ketidaknyamanan yang sangat dan kelak setelah beranjak dewasa akan mengalami
stress ( perasaan tertekan), minder, malu karena kelainan tidak memiliki anus.

Peran Bidan

Peran bidan dalam menangani masalah seperti ini adalah memberikan konseling kepada orang
tua dan menyarankan kepada orang tua untuk segera melakukan pengobatan kepada dokter yang
lebih berwenang. Selain itu, memperlakukan bayi seperti anak-anak pada umumnya. Bidan bisa
menyarankan jalan keluar yang dapat ditempuh adalah melalui operasi yang akan dibuat lubang
dan otot anusnya.
KASUS 2

Akibat Gizi Buruk Pada Seorang Anak

Seorang anak bernama Riri ketika berumur 1 tahun terkena gizi buruk. Berat badanya tidak lebih
dari 4 kilogram. Riri tidak pernah mau makan dan minum. Setiap kali diberi makan, Riri akan
menutup mulutnya rapat-rapat. Jika dipaksa, Riri akan menangis meraung-raung, sehingga apa
yang dimasukkan kedalam mulutnya keluar semua.

Riri terpaksa dirawat di RS Ibu dan Anak agar kondisinya tidak semakin parah. Syukurlah Riri
sembuh dan saat ini usianya sudah 5 tahun 6 bulan. Riri tumbuh sehat secara fisik.

Akan tetapi akibat dari terkena Gizi Buruk Riri mengalami keterlambatan dalam berfikir.
Otaknya tidak cepat mencerna apa yang ada disekelilingnya. Satu lagi, kenakalan Riri sungguh
luar biasa. Gadis kecil itu tak pernah mau memakai pakaian perempuan. Pilihannya adalah
Celana panjang dan bergaya seperti lelaki. Dalam pelajaran Riri jauh ketinggalan, diusia yang
hampir mencecah 6 tahun Riri belum mampu mengenal huruf abjad. Kemampuannya hanya
sampai mengenal huruf A dan B saja. Untuk C dan selanjutnya Riri kewalahan.

Sang ibu menyesali kenapa Riri tidak sepintar dirinya ketika sekolah dulu. Memang tidak
selamanya orang tua yang pintar memiliki anak yang pintar secara alamiah. Semua butuh proses,
semua butuh latihan yang berterusan dan tentunya kesabaran. Jangan letakkan harapan yang
tinggi pada seorang anak, hal ini bisa membuat anak tertekan dan akhirnya memberontak dengan
caranya sendiri. Ketika berusia 1 hingga 5 tahun adalah lebih baik meletakkan diri kita setaraf
dengan pemikiran anak. Bukan anak yang harus mengikuti jalan fikir orang dewasa tapi orang
dewasalah yang mengikuti jalan fikiran anak dengan tetap mendidik tentunya. karena di usia
begini seorang anak akan menyerap apa saya yang dilihat didengar dan apa yang terjadi
disekililingnya.

Mungkin ada banyak Riri yang lain diluran sana dan ada banyak ibu yang harus lebih tekun
mengajarkan anak yang memiliki sedikiiiitt saja kekurangan dan sang ibu dengan sabar
mendidiknya tanpa jemu.
Pembahasan

Melihat kasus di atas kekurangan gizi pada anak yang di Indonesia masih memprihatinkan. Peran
orang tua di sini sangat dibutuhkan. Namun masih banyak orang tua yang tidak memahami
terhadap komposisi makanan bergizi, namun selain itu bisa juga di sebabkan oleh masalah
ekonomi dan penyakit.

Kekurangan gizi yang diderita Riri mengakibatkan mental Riri terganggu, kecerdasan otaknya
juga sedikit terganggu. Untuk itu kebutuhan gizi pada bayi dan anak harus lebih diperhatikan
karena pada masa ini adalah masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebaiknya yang
dilakukan orang tua Riri ini adalah ketika mengandung anaknya asupan gizi harus terpenuhi
karena apabila tidak mencukupi akan berpengaruh pada janin, kemudian ketika bayi atau balita
mendapat ASI eksklusif yang cukup. Karena ASI eksklusif merupakan makanan terbaik bayi.
Pemberian : 0-6 bulan. Kegagalan ASI eksklusif disebabkan jumlah sel otaknya berkurang 15-
20% . Makanan pendamping ASI juga sangat diperlukan ketika masih bayi.

Aspek Fisik

Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia. Gizi buruk tidak
hanya meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian tetapi juga menurunkan produktifitas,
menghambat pertumbuhan sel-sel otak yang mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan.

Akibat yang bisa terjadi oleh status gizi buruk adalah;

1. Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulangi oleh tenaga kesehatan.

2. Intelegensia yang rendah

3. Berat dan tinggi badan pada umur dewasa lebih rendah dari anak normal

4. Lebih sering terkena sakit infeksi seperti batuk pilek, diare, TBC, dan lain-lain karena
turunnya kekebalan tubuh.

Aspek Psikologi

Perkembangan fisik pada anak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi psikologi pada
anak. Seseorang yang mempunyai kekurangan dalam segi fisik akan mempengaruhi dalam
pergaulan, sehingga akan berpengaruh dalam pola tingkah lakunya. Pola dan tingkah laku inilah
yang akan menentukan karakter dan kepribadian pada anak. Karena psikologi pada anak
berkembang dimulai dari proses belajar, mulai dari beradaptasi hingga mampu menemukan
karakter dirinya sendiri.
Selain itu, hal yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologi pada anak adalah keadaan gizi
baik gizi pada anak tersebut setelah dilahirkan atau gizi pada saat bayi masih di dalam
kandungan. Faktor pola asuh orang tua yang cenderung membeda-bedakan antara anak laki-laki
dan perempuan juga dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak. Misalnya membeda-
bedakan menu makan antara anak laki-laki dan perempuan. Anak perempuan cenderung
mendapatkan menu makan yang lebih sedikit dan bergizi rendah sehingga anak akan kekurangan
gizi.

Aspek Agama

Dalam al- quran dicantumkan dalam surat Luqman ayat 14 yang artinya

Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya. Ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam 2
tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada Kulah
kembalimu.(QS. Luqman:14)

Dalam hal ini Al Quran memerintahkan kepada para ibu untuk memberikan susunya selama 2
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa air susu ibu dapat mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan
anak.

Program pemerintah juga ikut berperan yaitu dengan menganjurkan untuk pemberian ASI
eksklusif dan dilanjutkan dengan pemberian ASI hingga bayi berusia 2 tahun. Karena ASI sangat
penting bagi pemenuhan gizi pada anak, gizi pada ASI tidak ada bandingannya dengan susu
lainnya.

Aspek lingkungan

Lingkungan menjadi aspek penting dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu lingkungan
seharusnya memberikan perhatian yang lebih terhadap penderita gizi buruk. Seperti berusaha
memberikan makanan yang bergizi kepada anak dan melaporkan kepada pemerintah yang terkait
agar membeerikan penanganan segera kepada penderita agar tidak terjadi kejadian berlanjut.
Dalam hal ini sikap sosial yang tingi diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Karena dengan
jiwa sosial yang tinggi akan timbul perasaan saling menyayangi dan berbagi dengan sesama.

Aspek Hukum

Berdasakan KEPMENKES RI No 900/ MENKES /SK/VII/2002 pasal 16 ayat 2 poin (e)


menerangkan bahwa seorang Bidan berhak melakukan pelayanan kebidanan pada anak yaitu
melakukan pemantauan tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, bidan senantiasa memantau
kadaan dan tumbuh kembang pada anak sehingga diharapkan kasus seperti gizi buruk tidak akan
terjadi lagi.
Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan pasal 131 ayat 1 yang berbunyi:

(1) Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi
yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menururunkan angka kematian
bayi dan anak.

Dalam hal ini berarti pemerintah akan melakukan upaya pemeliharaan kesehatan pada bayi dan
anak sehingga diharapkan akan mampu menurunkan angka kematian pada bayi dan anak.

Peran Bidan

Bidan sebaiknya bertanggung jawab atas keadaan yang terjadi dilingkungannya. Selalu
memantau keadaan kesehatan dan tumbuh kembangnya. Selain itu sorang bidan diharapkan
mampu emberikan pelayanana yang lebih kepada masyarakat. Bidan juga hendaknya melaporkan
semua keadaan masyarakat, termasuk gizi buruk kpada aparat pemerintah sehingga akan
mendapatkan pelayanan atau asupan gizi yang lebih.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tumbuh kembang proses tumbuh dan
berkembang seorang anak baik dari segi fisik, psikologis dan sosial. Tumbuh kembang pada anak
akan mengikuti pola yang sama dan tertentu, tetapi kecepatannya berbeda antara anak yang satu
dengan anak yang lainnya. Faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan meliputi faktor gizi,
psikologis dan lingkungan.

Peran serta orang tua, lingkungan sekitar dan petugas kesehatan juga berperan penting dalam
tumbuh kembang seorang anak. Oleh karena itu harus ada jalinan kerjasama yang baik antara
orang tua, petugas keehatan dan aparat pemerintah agar terwujud kesejahteraan kesehatan pada
anak dan terwujud generasi yang berkualitas, sehat, dan cerdas sehingga diharapkan akan mampu
menurunkan angka kematian pada bayi dan anak di Indonesia.

B. SARAN

1. Kepada orang tua penting dalam memperhatikan tumbuh kembang anaknya baik secara
fisik maupun psikologisnya.

2. Kepada masyarakat diharapkan mampu menciptakan suasana masyarakat yang


berkualitas karena akan mempengaruhi pada psikologis anak.

3. Kepada para kader kesehatan hendaknyaselalu memantau keadaan dan tumbuh kembang
pada bayi dan anak serta mampu memberikan penyuluhan kepada para orang tua tentang
bagaimana pentingnya memperhatikan tumbuh kembang anak dan bahaya apa saja yang
dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak tersebut.

4. Kepada aparat pemerintah hendaknya mampu memberikan penjaminan mutu kesehatan


kepada masyarakat terutama kepada masyarakat miskin seperti memberikan makanan
bergizi atau makanan pendamping ASI kepada bayi.
DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, Irianton.1996.Pemantauan Pertumbuhan Balita. Yogyakarta:Kanisius.

Pusdiklat Depkes RI.1981.Anak Anda pada Umur 6-12 tahun.Jakarta:Japan Internasional


Cooperation Agency.

Hurlock, Elizabeth B.2002. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Soetjiningsih.1995.Tumbuh Kembang Anak.Surabaya:Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak


Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai