Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Makalah ini penulis susun dalam rangka menyelesaikan tugas kelompok
Askeb Neonatus, Bayi, Balita & Pra Sekolah.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Bagi Institusi
a. Mengetahui kemampuan mahasiswanya dalam menerapkan ilmu
pendidikan yang diperoleh mahasiswa di bangku kuliah.
b. Mengetahui adanya kesenjangan dan faktor-faktor penyebab
kesenjangan antara teori dan praktek sebagai bahan analisa untuk
pendidikan.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu memberikan perawatan kebidanan
kepada bayi baru lahir, serta melakukan deteksi dini jika terdapat
kelainan serta melaporkannya pada petugas kesehatan pada umumnya
serta bidan pada khususnya.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram, umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir
adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir
(Prawirohardjo, 2006).
2. Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram, meskipun usia kehamilan cukup /aterm
(Manuaba,2005).
3. Bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram
(sampai dengan 2499). Bayi lahir rendah mungkin prematur (kurang
bulan), mungkin juga cukup bulan (dismatur) (Saifuddin, 2006).
4. Pada tahun 1961, WHO mengganti istilah bayi prematur dengan Bayi
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) karena disadari tidak semua bayi
dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi
prematur (Winkjosastro, 2006).
5. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan
berat kurang dari 2500 gram, tanpa memandang usia kehamilan. BBLR
dibedakan menjadi dua bagian: pertama BBLR sangat rendah bila berat
lahir kurang dari 1500 gram, dan kedua BBLR bila berat lahir antara
1501- 2499 gram (Badriul, 2009).
2.2 Etiologi
4
1. Menurut Winkjosastro (2006), faktor-faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya BBLR, yaitu antara lain:
a. Faktor Ibu
1) Hipertensi
2) Perokok
3) Gizi buruk
4) Riwayat kelahiran Prematur sebelumnya
5) Pendarahan antepartum
6) Malnutrisi
7) Hidraminon
8) Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
9) Jarak dua kehamilan yang terlalu dekat
10) Infeksi dan trauma
b. Faktor Janin
1) Kehamilan ganda
2) Kelainan kromosom
3) Cacat bawaan
4) Infeksi dalam kandungan
5) Hidramnion
6) Ketuban pecah dini
2. Menurut Manuaba (2005), faktor - faktor yang dapat yang dapat
menyebabkan terjadinya BBLR adalah :
a. Faktor ibu
1) Gizi saat hamil yang kurang.
Kekurangan zat gizi yang diperlukan saat pertumbuhan dapat
mengakibatkan makin tingginya kehamilan prematur atau BBLR
dan cacat bawaan.
2) Umur kurang dari 20 tahun/diatas 35 tahun
3) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat (kurang dari 1 tahun).
Jarak kehamilan sebaiknya lebih dari 2 tahun. Jarak kehamilan
yang terlalu dekat menyebabkan ibu punya waktu yang terlalu
5
singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali
kekondisi sebelumnya.
4) Paritas
5) Penyakit Ibu
Penyakit ibu yaitu penyakit yang diderita ibu sebelum hamil atau
penyakit yang menyertai kehamilan.
b. Faktor kehamilan
1) Hamil dengan hidramnion
2) Perdarahan antepartum
3) Komplikasi hamil meliputi preeklamsi/eklamsi dan ketuban pecah
dini.
c. Faktor janin
1) Cacat bawaan
2) Infeksi dalam rahim
3. Menurut Surasmi (2003), Faktor-faktor yang menyebabkan kelahiran
prematur :
a. Faktor ibu. Toksemia gravidarum, yaitu preeklampsi dan eklampsi,
kelainan bentuk uterus, tumor, ibu yang menderita (penyakit tifus
abdominalis, malaria, TBC, penyakit jantung), trauma pada masa
kehamilan (jatuh, stres), usia ibu waktu hamil kurang dari 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun.
b. Faktor janin. kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini, cacat
bawaan, infeksi.
c. Faktor plasenta. Plasenta previa, solusio plasenta.
d. Faktor yang tidak diketahui.
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang
dari 2500 gram (Arief, 2009). Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir
kurang atau sama dengan 2500 gram disebut premature. Untuk mendapatkan
keseragaman pada kongres European Perinatal Medicine II di London (1970),
telah disusun definisi sebagai berikut:
1. Preterm infant (premature) atau bayi kurang bulan : bayi dengan masa
kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
2. Term infant atau bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 37
minggu sampai dengan 42 minggu (259-293 hari)
3. Post term atau bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 42
minggu atau lebih (294 hari atau lebih)
11
1. Prematur
Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk
masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa
Kehamilan ( NKB- SMK).
2. Dismaturitas.
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam
preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat juga Neonatus Kurang
Bulan Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK), Neonatus Cukup
Bulan-Kecil Masa Kehamilan ( NCB-KMK ), Neonatus Lebih Bulan-
Kecil Masa Kehamilan ( NLB- KMK ).
3.2 Etiologi
b. Usia Ibu
1) Usia <16 tahun
2) Usia >35 tahun
12
3) Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
c. Keadaan social
1) Golongan social ekonomi rendah
2) Perkawinan yang tidak sah
d. Sebab lain
1) Ibu yang perokok
2) Ibu peminum alcohol
3) Ibu pecandu narkotik
2. Faktor janin
a. Hidramnion
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan
a. Tempat tinggal dataran tinggi
b. Radiasi
c. Zat-zat racun.
Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah,
terutama berhubungan dengan 4 proses adaptasi pada bayi baru lahir diantaranya:
1) Sistem Pernafasan: Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum,
sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin
2) Sistem Kardiovaskuler: patent ductus arteriosus
3) Termoregulasi: Hipotermia
4) Hipoglikemia simtomatik
16
d. Keadaan lain yang mungkin terjadi ; asfiksia, perdarahan paru yang
pasif, hipotermia, cacat bawaan akibat kelainan kromosom (sindrom
down's, turner dan lain-lain) cacat bawaan oleh karena infeksi
intrauterine dan sebagainya.
Adapun komplikasi pada BBLR jika bayi dismatur adalah, sebagai berikut
:
1) Suhu tubuh yang tidak stabil.
2) Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada
BBLR.
3) Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi.
4) Ginjal yang immature baik secara otomatis maupun fungsinya.
5) Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh.
6) Gangguan immunologic.
3.5 Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Pemberian vitamin K1:
a. Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
b. Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir,
umur 3-10 hari, dan umur 406 minggu)
2. Diatetik
Pemberian nutrisi yang adekuat
a. Apabila daya isap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit
demi sedikit
b. Apabila bayi belum bisa meneteki pemberian ASI diberikan melalui
sendok atau pipet
c. Apabila bayi belum ada reflek menghisap dan menelan harus dipasang
siang penduga/ sonde fooding
17
Bayi premature atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks
menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan
dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau
pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih
untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan
pipet atau selang kecil yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang
menempel pada putting. ASI merupakan pilihan utama:
a. Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup
dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan
bayi menghisap paling kurang sehari sekali.
b. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20
g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan
lahir dan keadaan bayi adalah sebagai berikut:
a. Berat lahir 1750-2500 gram
1) Bayi sehat
a) Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil
lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi
menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu.
b) Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai
efektifitas menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap
tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternative
cara pemberian minum.
2) Bayi sakit
a) Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan
IV, berikan minum seperti pada bayi sehat
b) Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
18
Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 segera setelah
bayi stabil. Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi
menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu
c) Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh;
gangguan nafas, kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung:
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali).
Apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari
tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali
minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah
stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan
dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.
19
b) Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi
jumlah cairan IV secara perlahan.
c) Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila
bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih
tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.
d) Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendok
apabila kondisi bayi sudah stabil dan bayi dapat menelan tanpa
batuk atau tersedak
e) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
cangkir/sendok, coba untuk menyusui langsung.
20
d. Berat lahir (tidak tergantung kondisi)
a) Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama
b) Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi
pemberian cairan intravena secara perlahan
c) Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi
telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB perhari tetapi masih tampak
lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
d) Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendok
e) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
cangkir/sendok, coba untuk menyusui langsung
3. Suportif
Hal utama yang dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal:
a. Membersihkan jalan napas
b. Memotong tali pusat dan perawatan tali pusat
c. Membersihkan badan bayi dengan kapas nany oil/minyak
d. Memberikan obat mata
e. Membungkus bayi dengan kain hangat
f. Pengkajian keadaan kesehatan pada bayi dengan berat badan lahir
rendah
g. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara:
h. Membungkus bayi dengan menggunakan selimut bayi yang
dihangatkan terlebih dahulu
i. Menidurkan bayi di dalam incubator buatan yaitu dapat dibuat dari
keranjang yang pinggirnya diberi penghangat dari buli-buli panas atau
botol yang diisi air panas. Buli-buli panas atau botol-botol ini
disimpan dalam keadaan berdiri tutupnya ada disebelah atas agar tidak
tumpah dan tidak mengakibatkan luka bakar pada bayi. Buli-buli
panas atau botol inipun harus dalam keadaan terbungkus, dapat
menggunakan handuk atau kain yang tebal. Bila air panasnya sudah
dingin ganti airnya dengan air panas kembali.
21
j. Suhu lingkungan bayi harus dijaga
1) Kamar dapat masuk sinar matahari
2) Jendela dan pintu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi
hilangnya panas dari tubuh bayi melalui proses radiasi dan
konveksi
k. Badan bayi harus dalam keadaan kering
l. Gunakan salah satu cara menghangatkandan mempertahankan suhu
tubuh bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care,
pemancar panas, incubator atau ruangan hangat yang tersedia di
tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk
m. Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
n. Ukur suhu tubuh dengan berkala
o. Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini
adalah:
1) Jaga dan pantau patensi jalan nafas
2) Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
p. Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh;
hipotermia, kejang, gangguan nafas, hiperbilirubinemia)
q. Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya
r. Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan,
biarkan ibu berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui
4. Pemantauan (Monitoring)
a. Pemantauan saat dirawat
1) Terapi
a) Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
b) Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2
minggu
2) Tumbuh kembang
a) Pantau berat badan bayi secara periodic
22
b) Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama
(sampai 10% untuk bayi dengan berat lahir 1500 gram dan
15% untuk bayi dengan berat lahir <1500>
c) Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua
kategori berat lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari:
Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai
tercapai jumlah 180 ml/kg/hari
Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan penigkatan berat
badan bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan
jumlah pemberian ASI hingga 200 ml/kg/hari
Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar
kepala setiap minggu.
3.6 Diagnosis
2. Pemeriksaan fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain:
a. Berat badan
24
b. Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
c. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa
kehamilan)
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pemeriksaan skor ballard
b. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
c. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa
kadar elektrolit dan analisa gas darah
d. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau
didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat napas
e. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.
3.7 Pencegahan
25
4. Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam
meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka
dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan
status gizi ibu selama hamil.
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI Ny M DENGAN BBLR
I. Pengkajian Data
Tanggal : 07 Januari 2013
Jam : 09.15 WITA
A. Data Subjektif
26
Nama : Ny M Nama Suami : Tn A
Umur : 16 Tahun Umur : 18 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Gerung Alamat : Gerung
1. Keluhan utama
Bayi Ny M lahir spontan di Puskesmas Cakra pukul 09.05 WITA dengan berat
badan lahir rendah.
Riwayat natal
a. Natal : Bayi lahir spontan pada tanggal 7 Januari 2014, ditolong
oleh bidan di Puskesmas Cakra dengan BB = 1850 gr, PB
= 43 cm, LK = 30 cm, LD: 31 cm, LL = 9 cm.
b. Post natal : Bayi lahir spontan dengan berat badan lahir rendah.
5) Faktor Lingkungan : Dalam lingkungan tidak ada tetangga/ keluarga
yang menderita penyakit menular.
6) Faktor Genetik : Orang tua tidak pernah menderita penyakit
keturunan.
7) Faktor Sosial : Orang tua dari bayi merasa senang dengan
kelahiran anaknya, begitu juga dengan keluarganya tetapi khawatir
dengan keadaan bayinya
27
8) Faktor Psikososial :
a. Kontak dini : Iya, tetapi hanya di lakukan sebentar karna bayi
mengalami hipotermi dan nafas tidak teratur, bayi
langsung di bawa ke meja resusitasi.
b. Pemberian ASI :Belum diberikan
c. Menyentuh : Sudah dilakukan
d. Kontak mata : Sudah dilakukan
28
Tonus otot ( ) lumpuh ( ) eks. Flxi ( ) gerakan 6
sedikit aktif
Reflex ( ) tidak ( ) gerakan ( ) menangis
beraksi sedikit
Menit Warna ( ) biru pucat ( ) tubuh ( ) kemerahan
5 kemerahan
tangan dan
kaki
6. Kebiasaan sehari-hari
Makan : 3 x/sehari dengan porsi nasi 1 piring, lauk, sayur, susu,
buah.
Obat-obatan/jamu :-
Merokok :-
B. DATA OBJEKTIF
29
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Suhu : 36,3 oC
Pernapasan : 40 x/menit
BB : 1850 gram
PB : 49 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Lingkar dada : 31 cm
Lingkar lengan : 9 cm
Pemeriksaan fisik :
- Kepala : Ubun-ubun lunak, tidak ada pembengkakan dan cekungan.
- Telinga : Lunak, tidak ada kelainan, simetris.
- Mata : Bersih dan tidak ada secret.
- Hidung dan mulut: Hidung lunak, kanan dan kiri sama, palatum lunak, refleks
hisap lemah.
- Leher : Normal, tidak ada pembengkakan dan benjolan.
- Dada : Simetris, klavikula normal, putting susu terlihat.
- Lengan dan tangan : Gerakannya normal, jumlah jari lengkap.
- System saraf : Refleks moro (+), Menggenggam (+)
- Perut : Lunak, datar, perut tidak kembung, tidak ada perdarahan
pada tali pusat.
- Genetalia : testis berada di scrotum, urethra berlubang,penis (+).
- Anus : Anus berlubang, mekonium (+)
- Tungkai dan kaki : Gerakannya normal, tidak ada kelainan, simetris, jumlah
jarilengkap.
- Kulit : Warna merah muda dan tidak ada tanda lahir, verniks
kaseosa (+)
Tanggal : 07-01-2011
30
Jam : 09.05 WITA
Dx : Bayi Ny M umur 1 hari dengan BBLR
Ds : Bayi lahir spontan
Do : KU : Lemah
Suhu : 36,3 0C
Pernapasan : 40x/menit
BB : 1850 gram
PB : 49 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Lingkar dada : 31 cm
Lingkar lengan : 9 cm
Kulit : Warna merah muda dan tidak ada tanda lahir, verniks kaseosa (+)
Masalah : Ibu khawatir dengan keadaan bayinya
Kebutuhan : - Pembebasan jalan nafas
- Kehangatan (Bouding attachmen/skin to skin)
- ASI eksklusif
- Kehangatan
- ASI eksklusif
- Pencegahan hipotemi
- Kolaborasi dengan Dr.Spesialis anak
- Observasi TTV
V. Rencana Asuhan Menyeluruh (Intervensi)
Intervensi
1. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
R/ : Untuk pencegahan infeksi
2. Membungkus bayi/member kehangatan pada bayi
R/ untuk mencegah hipotermi
3. Memposisikan ekstensi
R/ Melonggarkan jalan nafas.
4 Memberikan O2
R/ Pola nafasnya efektif
5 Observas TTV/4jam
R/ Mengetahui keadaaan umum bayi
6 Pemberian ASI eksklusif
R/ memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
7 Perawata bayi sehari-hari
R/ memenuhi kebutuhan personal hygine bayi
8 Menimbang berat badan setiap hari
R/ Mengetahui bayi dehidrasi atau tidak.
VI. Implementasi
32
Hari/Tgl Kegiatan TTD
- Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
Senin - Membungkus bayi dengan gedong dan
06-01-2013 meletakkannya
Jam dibawah sinar lampu
20.00 WITA - Memposisikan kepala bayi ekstensi dan
menengadahkan kepala bayi.
- Memberikan O2 dengan selang nasal kanul,2 ml
- Observasi TTV
HR :138x/menit
RR :40x/menit
S :36 C
- Memberikan ASI melalui sonde 8X10cc
- Perawatan bayi sehari-hari(mengganti popok
BAK_BAB,memandikan bayi,perawatan tali pusat)
- Menimbang berat badan bayi (2200gram)
VII. Evaluasi
Tanggal : 06-01-2013
Jam : 20.00 WITA
Data Subjektif : -
Data Objektif : KU : Lemah
Suhu : 36,3 0C
BB : 1850 gram
PB : 49 cm
Lingkar kepala: 30 cm
Lingkar dada : 31 cm
Lingkar lengan : 9 cm
Analisa : Bayi Ny M umur 1 hari dengan BBLR
Penatalaksanaan: - Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
33
- ASI eksklusif 8x10CC
- thermoregulasi
- Observasi TTV/4j
O = Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data focus
untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
A = Analisa
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interprestasi data
subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi :
34
a) Diagnosa/masalah.
b) Antisipasi diagnosa/masalah potensial.
c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi
dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney.
P = Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan (1) dan Evaluasi
perencanaan (E) berdasarkan analisa sebagai langkah 5, 6, dan 7 Varney.
1. Beberapa alasan penggunaan SOAP dalam pendokumentasian :
a. Pembuatan grafik metode SOAP merupakan perkembangan
informasi yang sistematis yang mengorganisi penemuan dan
konklusi anda menjadi suatu rencana.
b. Metode ini merupakan intisari dari proses penatalaksanaan
kebidanan untuk tujuan mengadakan pendokumentasian asuhan.
( Varney, 2000 )
35
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF ( S )
Hari/tanggal masuk Puskesmas : Senin, 6 Januari 2013, pukul 20.00 WITA
Hari/tanggal pengkajian : Selasa, 7 Januari 2013, pukul 09.15 WITA
1. Identitas Bayi
a. Nama Bayi : Bayi Ny. M
b. Umur : 1 hari
c. Anak ke : 1 (satu)
d. Lahir : 07 Januari 2013, pukul 09.05 WITA
e. Jenis Kelamin : Laki-laki
B. DATA OBJEKTIF ( O )
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda vital :
a. Denyut jantung : 120 x/ menit
b. Suhu : 36,3 C
c. Respirasi : 40 x/ menit
3. Berat badan : 1850 gram
37
4. Panjang badan : 49 cm
5. Lingkar kepala : 30 cm
6. Lingkar Dada : 31 cm
7. Lingkar lengan : 9 cm
8. Pemeriksaan Fisik :
a. Kepala : Ubun-ubun lunak, tidak ada pembengkakan dan cekungan.
b. Telinga : Lunak, tidak ada kelainan, simetris.
c. Mata : Bersih dan tidak ada secret.
d. Hidung dan mulut : Hidung lunak, kanan dan kiri sama, palatum
lunak, refleks hisap lemah.
e. Leher : Normal, tidak ada pembengkakan dan benjolan.
f. Dada : Simetris, klavikula normal, putting susu terlihat.
g. Lengan dan tangan : Gerakannya normal, jumlah jari lengkap.
h. System saraf : Refleks moro (+), Menggenggam (+)
i. Perut : Lunak, datar, perut tidak kembung, tidak ada perdarahan pada
tali pusat.
j. Genetalia : testis berada di scrotum, urethra berlubang,penis (+).
k. Anus : Anus berlubang, mekonium (+)
l. Tungkai dan kaki : Gerakannya normal, tidak ada kelainan, simetris,
jumlah jari lengkap.
m. Kulit : Warna merah muda dan tidak ada tanda lahir, verniks kaseosa
(+)
C. ANALISA (A)
1. Diagnosa : Bayi lahir cukup bulan, KMK dengan BBLR+ hipotermi umur
0 hari.
2. Masalah : Ibu khawatir dengan keadaan bayinya
3. Masalah potensial :
a. Hipoglikemi
b. Ikterus
c. Dehidrasi
38
d. Kejang
e. Sepsis
f. Kematian
40
h. Apabila bagian tali pusat bayi dan dinding perut di sekitar tali pusat
berwarna kemerahan, berbau busuk, terdapat pus / nanah, keluar darah
/ perdarahan, kemungkinan tali pusatnya terdapat infeksi tali pusat. Ibu
sudah mengerti tentang tanda tanda bahaya pada bayi. Ibu sudah
mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
11. Menginformasikan pada ibu tentang ASI Ekslusif yaitu ASI eksklusif
adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayi sebagai bahan makanan
pokok sampai umur 6 bulan bayi hanya diberikan ASI saja tanpa makanan
tambahan lainnya. Serta keuntungan ASI Ekslusif yaitu Mengandung
semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi, ASI mengandung zat penolak
(antibody) yang dapat melindung bayi dari berbagai penyakit infeksi, aman
dan dapat diberikan langsung, tidak menimbulkan alergi bagi bayi, sebagai
perantara hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi, membantu
pertumbuhan gizi lebih baik, ekonomis, praktis dan tersedia setiap saat.
Ibu sudah mengerti tentang ASI eksklusif.
12. Menginformasikan pada ibu tentang perawatan bayi sehari-hari yaitu
menjaga kehangatan bayi, bayi baru boleh dimandikan setelah umurnya 6
jam, bungkus bayi dengan kain kering, ganti kainnya jika basah. jangan
tidurkan bayi di tempat dingin atau banyak angin, jaga tali pusat selalu
bersih, kering, dan biarkan terbuka (jangan di bungkus). Ibu sudah
mengerti tentang perawatan bayi sehari-hari.
13. Menjadwalkan ibu untuk kunjungan dalam 4 hari pasca persalinan yaitu
pada tanggal 11 januari 2014. Ibu sepakat untuk kunjungan pada tanggal
11 januari 2014.
41
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
43