Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, penulis dapat


menyelesaikan makalah dengan judul Rencana Asuhan Kebidanan.

Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya


mahasiswa kesehatan dan tenaga kesehatan dapat memahami tentang Kemungkinan
timbul masalah dan penyulit selama masa nifas dan perubahan yang terjadi pada ibu

Tak ada gading yang tak retak, itulah ungkapan kerendahan hati penulis karena
makalah ini tak luput dari kesalahan dan kekurangan, baik dari segi teknis penulisan
maupun substansinya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Akhir kata penulis ucapkan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Kendari,21 September 2017

Penulis

1
DAFTAR IS

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................3
1.3 Tujuan.................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Evaluasi secara terus menerus.............................................................................5


2.2 Gangguan rasa nyeri............................................................................................6
2.3 Mengatasi infeksi................................................................................................8
2.4 Mengatasi cemas.................................................................................................9
2.5 Menjelaskan tentang gizi, KB, tanda bahaya,
hubungan seksual, senam nifas, perawatan perineum,
perawatan bayi sehari-hari...............................................................................10
2.6 Memberikan kenyamanan pada ibu..................................................................18
2.7 Membantu ibu untuk menyusui bayi................................................................19
2.8 Memfasilitasi menjadi orang tua......................................................................21

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................23
3.2 Saran................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................24

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setelah ibu melahirkan, maka ibu memasuki masa nifas atau yang lazim disebut
puerpurium. Masa nifas (puerpurium) adalah waktu yang dimulai setelah placenta lahir
dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat kandungan kembali seperti
semula (sebelum hamil) dalam waktu kurang lebih 3 bulan.
Dimulai dengan kehamilan, persalinan dan dilanjutkan dengan masa nifas
merupakan masa yang kritis bagi ibu dan bayinya. Kemungkinan timbul masalah dan
penyulit selama masa nifas. Apabila tidak segera ditangani secara efektif akan
membahayakan kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian dan 50% kematian masa
nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
Untuk itu pemberian asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa nifas sangat
perlu dilakukan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan
deteksi dini adanya komplikasi dan infeksi, memberikan pendidikan pada ibu serta
memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi. Selama masa nifas ibu akan
mengalami berbagai perubahan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang akan di evaluasi secara terus menerus ?
2. Apa saja gangguan rasa nyeri ?
3. Bagaimana cara mengatasi infeksi ?
4. Bagaimana cara mengatasi kecemasan ?
5. Apa saja yang dijelaskan tentang gizi, KB, tanda bahaya, hubungan seksual,
senam nifas, perawat perineum, perawatan bayi sehari-hari, dll?
6. Bagaimana cara memberikan rasa nyaman pada ibu ?
7. Apa saja yang dilakukan untuk membantu ibu menyusui bayi ?
8. Apa saja persiapan untuk memfasilitasi menjadi orangtua ?

3
1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami tentang perubahan-perubahan yang
terjadi pada masa tumbuh kembang nifas, mahasiswa mampu melaksanakan
asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas.

B. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
1. Melaksanakan pengkajian pada bufas
2. Menginterpretasi data
3. Mengantisipasi masalah potensial
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera
5. Merencana tindakan dan rasionalisasi
6. Melakukan rencana tindakan
7. Melaksanakan evaluasi

4
2.1. EVALUASI SECARA TERUS MENERUS MELIPUTI :
1. Meninjau ulang data
a. Catatan intrapartum dan antepartum (jika tidak diketahui atau merupakan
kunjungan pertama)
b. Jumlah jam atau hari postpartum
c. Catatan pengawasan dan perkembangan sebelumnya
d. Catatan suhu, nadi, pernafasan, dan tekanan darah postpartum
e. Catatan hasil laboratorium
f. Catatan pengobatan
2. Mengkaji riwayat
a. Ambulasi : apakah ibu melakukan ambulasi, seberapa sering, apakah
kesulitan, dengan bantuan mandiri, apakah ibu pusing melakukan ambulasi
b. Berkemih : bagaimana frekuensinya, jumlah, apakah ada nyeri, atau disuria
c. Defekasi : bagaimana frekuensinya, jumlah dan frekuensinya, jumlah,
apakahada nyeri, atau disuria
d. Nafsu makan : apa yang ia makan, seberapasering, apakah ada rasa panas
pada perut, mual, dan muntah
e. Gangguan ketidaknyamanan atau nyeri : lokasinya, kapan, tipe nyeri, dan apa
yang dapat mengurangi nyeri tersebut
f. Psikologis ibu : bagaimana perhatian terhadap dirinya dan bayinya, perasaan
terhadap bayinya, dan perasaan terhadap persalinan
g. Istirahat dan tidur : apakah ibu mengalami gangguan tidiur, apakah ibu
mengalami kelelahan
h. Menyusui : bagaimana proses menyusui dikaikan dengan dirinya dan bayi,
apakah ada reaksi antara ibu dan bayi selama menyusui, apakah ada masalah
atau pertanyaan (misal, waktu menyusui, posisi, rasa sakit pada puting, atau
pembengkakan)

5
3. Pemeriksaan fisik
a. Mengukur tekanan darah, suhu, nadi, dan pernapasan
b. Memeriksa payudara dan puting, apakah ada pembengkakan atau lecet pada
puting dan infeksi
c. Memeriksa abdomen, terdiri dari palpasi uterus (memastikan kontraksi baik)
dan kandungan kemih
d. Memeriksa lokea : bagaimana jumlah, warna, konsistensi, dan bau
e. Memeriksa perinium : bagaimana penyembuhan ( adakah oedem, hematoma,
nanah, luka yang terbuka, dan hemaroid )
f. Memeriksa kaki : adakah varises, edema, tanda homan, refleks, nyeri tekan,
dan kemerahan pada betis.

2.2. GANGGUAN RASA NYERI


Gangguan rasa nyeri dan ketidaknyamanan masa nifas banyak terjadi, walaupun
tanpa komplikasi saat melahirkan. Bidan diharapkan dapat memberi asuhan terhadap
rasa nyeri dan ketidaknyaman rasa tersebut, yang diuraikan sbb.

1. After pain kram perut


Hal ini disebabkan oleh adanya serangkaian kontrkasi dan relaksasi terus-
menerus pada uterus. Gangguan ini lebih banyak terjadi pada wanita dengan paritas
yang banyak ( multipara ) dan wanita menyusui. Cara yang efektif untuk mengurangi
after pain adalah dengan mengosongkan kandung kemih yang penuh menyebabkan
kontraksi uterus tidak optimal ketika kandung kemih kosong, ibu dapat telengkup
dengan bantal dibawah perut. Hal ini akan menjaga kontraksi dan menghilangkan nyeri.
Beri tahu ibu bahwa ketika ia telungkup pertama kali, ia akan merasakan kram yang
hebat sekitar lima menit sebelum nyeri hilang. Pada keadaan ini dapat juga diberi
analgesik ( parasetamol, asam mefenamat, kodein, asetaminofen ).

6
2. Pembengkakan payudara
Pembengkakan payudara terjadi karena adanya gangguan akumulasi air susu dan
meningkatnya vaskularitas dan kongesti. Hal tersebut menyebabkan penyumbatan pada
saluran limfa dan vena, terjadi hari ke- 3 postpartum baik pada ibumenyusui maupun
tidak menyusui dan berakhir kira-kira 24-48 jam.
Tanda-tanda gejala gangguan ini meliputi ibu merasa payudaranya bengkak dan
mengalami distensi, kulit payudara menjadi mengkilat dan merah, payudara hangat jika
disentuh, vena pada payudara terlihat, payudara nyeri, terasa keras, dan penuh. Cara
mengurangi pembengkakan atara lain :
a. Untuk ibu menyusui
Menyusui sesering mungkin
Menyusui 2-3 jam sekali secara teratur tanpa makanan tambahan
Gunakan kedua payudara saat menyusui
Gunakan air hangat pada payudara, dengan menempelkan kain atau handuk
yang hangat pada payudara
Jika ada pembengkakan aerola atau jika payudara masih terasa penuh setelah
menyusui. Lakukan pengeluaran ASI secara manual
Gunakan bra yang kuat untuk menyangga payudara, pastikan bahwa bra tidak
menekan payudara karena dapat menyebabkan penekanan lebih lanjut
Letakkan kantong es pada payudara diantara waktu menyusui untuk
mengurangi nyeri
Minum paracetamol / asetaminofen untuk menguangi rasa nyeri dan
menghalangi aliran ASI
b. Bagi ibu yang tidak menyusui
Gunakan bra yang kuat untuk menyangga payudara dan tepat ukuranya
Letakkan kantong es pada payudara untuk mengurangi rasa nyeri dan
menghalangi aliran ASI
Yakinkan diri bahwa itu hanya terjadi selama 24-48 jam

7
Hindari masase payudara dan memberi sesuatu yang hangat pada payudara
karena dapat meningkatkan produksi ASI
Minum parasetamol/asetaminofen untuk menghilangkan nyeri

3. Nyeri perineum
Nyeri perinium dapat disebabkan oleh episiotomi, laserasi, atau jahitan. Sebelum
memberikan asuhan, sebaiknya bidan mengkaji apakah nyeri yang dialami ibu normal
atau ada komplikasi, seperti hematoma atau infeksi, asuhan yang dapat diberikan untuk
nyeri perinium yaitu :
a. Letakkan kantong es didaerah genital untuk mengurangi rasa nyeri, selama
20 menit, 2 atau 3 kali sehari.
b. Lakukan rendam duduk dalam air hangat atau dingin sedalam 10-15 cm selama
30 menit, 2 atau 3 kali sehari. Perhatikan kebersihan bak mandi agar tidak
terjadi infeksi ( tidak dilakukan pada ibu dengan jahitan diperinium ).
c. Lakukan latihan kegel untuk meningkatkan sirkulasi didaerah tersebut dan
membantu memulihkan tonus otot. Untuk melakukan hal ini,
bayangkan secara perlahan rileks kembali. Gerakan ini dapat dilakukan kapan
pun.
d. Minum paracetamol/asetaminofen untuk mengurangi nyeri.

2.3. MENGATASI INFEKSI


Infeksi merupakan penyebab utama kematian ibu di Negara berkembang Tanda
atau gejala infeksi:

1. Nadi cepat ( 110 kali/ menit atau lebih)


2. Temperature tubuh diatas 38 derajad celcius
3. Kedinginan
4. Cairan vagina berbau busuk

8
Untuk mengatasi infeksi dilakukan beberapa hal berikut :
1. Mengkaji penyebab infeksi
2. Memberikan antibiotika
3. Memberikan roborantia
4. Meningkatkan asupan gizi ( diet tinggi kalori tingi protein )
5. Meningkatkan intake cairan
6. Mengusahakan istirahat yang cukup
7. Melakukan perawatan luka yang infeksi ( jika penyebab infeksi karena
nya luka yang terbuka )

2.4. MENGATASI CEMAS


Peran bidan disini menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang bagaimana tentang
mengatasi rasa cemas selama masa nifas, antara lain :
1. Bidan dapat memperhatikan dan memberi ucapan selamat atas kehadiran
bayinya yang dapat memberi perasaan senang pada ibu.
2. Dalam memberikan dukungan, bidan dapat melibatkan suami, keluarga, dan
teman dalam merawat bayinya sehingga beban ibu berkurang. Hal ini akan
menciptakan hubungan baik antara ibu dan keluarga, ibu dan bidan,
atau bidan dan keluarga
3. Bidan dapat memberi informasi atau konseling mengenai kebutuhan ibu
selama periode ini, sehingga membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya
sebagai ibu.
4. Bidan dapat mendukung pendidikan kesehatan, termasuk pendidikan dalam
peranya sebagai orang tua.
5. Bidan dapat membantu dalam hubungan ibu dan bayinya serta penerimaan
bayi dalam keluarga.
6. Bidan juga dapat berperan sebagai teman bagi ibu dan keluarga dalam
memberi nasihat :

9
a. Bagi ibu
Ibu dianjurkan untuk mendidik dirinya. Bila ada riwayat depresi
dalam keluarga,ibu harus mengetahui tanda-tandanya. Depresi ini
dapat diobati.
Ibu dianjurkan menerima apa yang dirasakan. Perubahan yang tiba-
tiba atau mood swing merupakan hal yang normal setelah melahirkan.
Izinkan diri anda berbicara mengenai perasaan, baik yang positif
maupun negatif.
b. Bagi keluarga
Bidan harus menjadi orang yang penuh perhatian. Dengarkan
ungkapan perasaan ibu tetapi jangan memperbaikinya. Katakan
padanya bahwa anda memperhatikannya.
7. Waspadai gejala depresi tanyakan pada ibu apa yang ia rasakan serta apakah
ia dapat makan dan tidur dengan nyaman

2.5. MENJELASKAN TENTANG GIZI,KB, TANDA BAHAYA, HUBUNGAN


SEKSUAL, SENAM NIFAS, PERAWATAN PERINIUM, PERAWATAN BAYI
SEHARI-HARI

A. Gizi
Gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolisme. Menu
makanan seimbang yang harus dikomsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak
perlu asin, pedas atau berlemak, atau pewarna. Disamping itu harus mengandung
:
a. Sumber tenaga ( energi )
Untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru, penghematan protein. Zat
gizi meliputi karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung tepung terigu da ubi.
Sedangkan zat ( lemak, mentega, keju ) dan nabati ( kelapa sawit, minyak sayur,
minyak minyak kelapa dan margarin ).

10
b. Sumber pembangun ( protein )
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau
mati.sumber protein yaitu hewani ( ikan, udang, kerang, kepitig, daging ayam,
hati, telur, susu, dan keju ) dan protein nabati ( kacang tanah, kacang merah,
kacang hijau kedelai, tahu dan tempe ).

c. Sumber pengatur dan pelindung ( mineral, vitamin dan air )


Unsur-unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit
dan pengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh. Ibu menyusui minum air
seditnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali habis
menyusui).
Jenis-jenis mineral penting :
1) Zat kapur
Untuk pembentukan tulang, sumber : susu, keju,kacang-kacang dan
sayuran warna hijau
2) Fosfor
Dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak,sumbernya
susu, keju, dan daging.
3) Zat besi
Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena
dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel, serta menambah
sel darah merah (HB ) sehingga daya angkut oksigen mencukupi
kebutuhan. Sumber zat besi antara lain kuning telur, hati, daging,
kerang, ikan, kacangan-kacangan sayuran hijau.
4) Yodium
Sangat penting untuk mencegah timbulnya kelemahan dan
kekerdilan fisik yang serius, sumbernya : minyak ikan, ikan lauk dan
garam beryodium.

11
5) Kalsium
Ibu menyusi membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan gigi anak,
sumbernya : susu dan keju.

Jenis-jenis vitamin
Vitamin A
Digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi, dan tulang,
perkembangan syaraf penglihatan meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap infeksi. Sumber: sumber kuning telur, hati, mentega,
sayuran berwarna hijau, dan buah berwarna kuning ( wortel, tomat
dan nangka ). Sumber : kuning telur, hati, mentega, sayuran
berwarna hijau dan buah berwarna kuning ( wortel, mendapat
tambahan berupa kapsul vitamin A ( 200.000 IU ).
Vitamin B1 ( Thiamin )
Dibutuhkan agar kerja syaraf dan jantung normal, membantu
metabolisme karbohidrat secara tepat oleh tubuh, nafsu makan yang
baik, membantu proses pencernaan makanan, meningkatkan
pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mengurangi kelelahan.
Sumbernya hati, kuning telur, susu, kacang-kacangan, tomat, jeruk,
nanas, kentang bakar.
Vitamin B2 ( Riboflavin )
Vitamin B2 dibutuhkan untuk pertumbuhan, vitalitas, nafsu
makanan, pencernaan, system urat syaraf, jaringan kulit dan mata.
Sumber : hati, kuning telur, susu, keju, kacang-kacangan, dan
sayuran berwarna hijau.
Vitamin B3 ( Niacin )
Disebut juga Nitocine Acid, dibutuhkan dalam proses pencernaan,
kesehatan kulit, jaringan syaraf dan pertumbuhan. Sumber susu,

12
kuning telur, daging, kaldu daging, hati, daging ayam, kacang-
kacangan beras merah, jamur dan tomat.
Vitamin B6 (Pyridoksin )
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi
dan gusi. Sumber : gandum, jagung, hati dan daging.
Vitamin B12 ( Cyanocobalmin )
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan
jaringan syaraf. Sumbur : telur, daging, hati, keju, ikan laut dan
kerang laut.
Folid Acid
Vitamin ini butuhkan untuk pertumbuhan pembentukan sel darah
merah dan produksi inti sel. Sumber : hati, daging, ikan, jeroan, dan
sayuran hijau.
Vitamin C
Untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semu jaringan ikat (
untuk penyembuhan luka), pertumbuhan tulang gigi dan gusi, daya
tahan terhadap infeksi, serta memberikan kekuatan pada pembuluh
darah. Sumber : jeruk, tomat, melon, brokoli, jambu biji, mangga,
pepaya, dan sayuran.
Vitamin D
Dibutuhan untuk pertumbuhan, pembentukkan tulang dan gigi serta
penyerapan kalsium dan fosfor. Sumbernya antara lain : minyak
ikan, susu, margarine dan penyinaran kulit dengan sinar matahari
pagi ( sebelum pukul 0.90 ).

13
Vitamin K
Dibutuhkan untuk mencegah perdarahan agar proses pembekuan
darah normal. Sumber vitamin K adalah kuning telur, hati, brokoli,
asparagus dan bayam.

Kebutuhan energi ibu nifas / menyusui pada enam bulan pertama kira-kira 700
kkla/ hari dan enam bulan kedua 500 kkal/ hari sedangkan ibu menyusui bayi yang
berumur 2 tahun rata-rata sebesar 400 kkal/ hari.

B. Keluarga berencana
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan
dengan jalan memberi nasihat perkawinan, pengobatan kemandulan, dan
penjarangankehamilan.
Manfaat keluarga berencana ( KB )
a. Untuk ibu
1) Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang
berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
2) Adanya waktunya yang cukup untuk mengasuh anak-anak untuk
istirahat, dan menikmati waktu luang, serta melakukan kegiatan-
kegiatan lain.
b. Untuk anak yang dilahirkan
1) Dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya berada
dalam keadaan sehat.
2) Sesudah lahir anak tersebut akan memper leh perhatian, pemeliharaan,
dan makanan yang cukup. Hal ini disebabkan oleh kehadiran anak
tersebut yang memang diinginkan dan diharapkan.

14
c. Untuk anak yang lain
1) Memberi kesempatan perkembangan fisiknya lebih baik karena
memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam
keluarga.
2) Perkembangan mental dan sosial lebih sempurna karena
pemeliharaan yang lebi baik dan lebih banyak waktu yang diberikan
oleh ibu untuk anak.
d. Untuk ayah
1) Memperbaiki kesehatan fisiknya
2) Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan
berkurang serta lebih banyak waktu luang untuk keluarganya.
Evaluasi yang perlu dilakukan bidan dalam memberi asuhan kepada ibu nifasdan
rencana ber-KB antara lain.
a. Ibu mengetahui pengertian KB dan manfaatnya.
b. Ibu dapat menyebutkan beberapa keuntungn pemakaian alat kontrasepsi
c. Ibu dapat menyebutkan macam-macam metode kontrasepsi untuk ibu
menyusui.

C. Tanda Bahaya
Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang tanda bahaya selama
masa nifas :
Tanda bahaya masa nifas terdiri dari:
a. Lelah dan sulit tidur
b. Adanya tanda infeksi puerperalis ( demam )
c. Nyeri / panas saat berkemih, nyeri abdomen
d. Sembelit, hemoroid
e. Sakit kepala terus menerus, nyeri ulu hati, dan edem
f. Lokea berbau busuk, sangat banyak ( lebih dari 2 pembalut dalam 1 jam )
dan disertai nyeri abdomen

15
g. Puting susu pecah dan mamae bengkak
h. Sulit menyusui
i. Rabun senja
j. Edema, sakit, panas pada tungkai

D. Seksual
Solusi untuk mengatasi masalah diatas, antara lain :
a. Bidan biasanya memberi membatasi rutin 6 minggu pasca persalinan. Akan
tetapi, jika pasangan ingin lebih cepat, konsultasikan hal ini untuk mengetahuai
dengan pasti jenis persalinan, kondisi perineum, luka episiotomi, dan kecepatan
pemulihan sesunggunya. Jika permintaan ditolak dokter atau bidan, pasangan
hendanya menaati dan menunggu hingga 6 minggu pascapersalinan agar tidak
menyakiti ibu secara fisik.
b. Ungkapan cinta dengan cara lain, seperti dengan duduk berpeluka didepan TV,
menggosok punggung pasangan, dan berdansa berdua. Jika tidak lelah, dapat
membantu melakukan pasangan dengan masturbasi. Jika keduanya
menginginkan, dapat melakukan hungan intim secara oral. Namun, kadang
tidak ada keintiman yang lebih memuaskan dari berbaring dan berpelukan.
c. Proram kontrasepsi harus segera dilakukan sebelum hubungan seksual karena
ada kemungkinan hamil kembali dalam kurun waktu kurang dari 6 minggu
( kontrasepsi untuk mencegah kehamilan ).

E. Senam masa nifas


Tujuan senam masa nifas adalah:
a. Mengurangi rasa sakit pada otot
b. Meperbaiki peredaran darah
c. Mengencangkan otot-otot perut dan perineum
d. Melancarkan pengeluaran lokea
e. Mempercepat involusi

16
f. Menghindarkan kelainan ( mis, emboli, trombosis, dll )
g. Untuk mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi, dan
meningkatkan otot-otot punggung, pelvis dan abdomen.
Postur tubuh yang baik dianjurkan sejak awal untuk membantu mencegah nyeri
punggung. Latihan yang dilakukan pascapersalinan normal meliputi :
1) Berbaring telentang, kedua lutut ditekuk. Letakkan kedua belah tangan
pada perut dibawah tulang iga. Tarik nafas perlahan dan dalam melalui
hidung, keluarkan melalui mulut sambil mengencangkan dinding perut
untuk membantu mengosongkan paru.
2) Berbaring telentang, kedua lengan diluruskan diatas kepala dengan telapak
tangan menhadap keatas. Kendurkan sedit lengan kiri dan kencankan
lengan kanan. Pada saat yang sama, lemaskan tungkai kiri menjadi kencan
sepenuhnya. Ulangi sisi tubuh yang kanan.
3) Kontraksi vagina berbaring telentang kedua tungkai sedikit dijauhkan.
Kencangkan dasar panggul, pertahankan sampai 3 detik dan kemudian
lemaskan. Teruskan gerakan ini dengan berdiri dan duduk.
4) Meringkan panggul. Berbaring telentang dengan kedua lutut ditekuk.
Kontraksi otot-otot perut untuk membuat tulang belakang menjadi datar
dan otot-otot bokong menjadi kencang, pertahankan selama 3 detik,
kemudian lemaskan.
5) Sesudah hari ketiga, berbaring telentang, kedua lutut ditekuk dan kedua
lengan direntangkan. Angkat kepala dan bahu hingga sudut sekitar 45
derajat, pertahankan selama 3 detik dan lemaskan perlahan.
6) Posisi yang sama seperti diatas. Letakkan kedua lengan disebelah luar
lutut kiri dan ulangi sebelah luar lutut kanan.

17
F. Nyeri perineum
Nyeri perinium dapat disebabkan oleh episiotomi, laserasi, atau jahitan. Sebelum
memberikan asuhan, sebaiknya bidan mengkaji apakah nyeri yang dialami ibu normal
atau ada komplikasi, seperti hematoma atau infeksi, asuhan yang dapat diberikan untuk
nyeri perinium yaitu :
a. Letakkan kantong es didaerah genital untuk mengurangi rasa nyeri,
selama 20 menit, 2 atau 3 kali sehari.
b. Lakukan rendam duduk dalam air hangat atau dingin sedalam 10-15 cm
selama 30 menit, 2 atau 3 kali sehari. Perhatikan kebersihan bak mandi
agar tidak terjadi infeksi ( tidak dilakukan pada ibu dengan jahitan
diperinium ).
c. Lakukan latihan kegel untuk meningkatkan sirkulasi didaerah tersebut
dan membantu memulihkan tonus otot. Untuk melakukan hal ini,
bayangkan otot perinium sebagai elevator. Ketika rileks, elevator tersebut
berada dilantai satu. Secara perlahan, kontraksikan otot anda untuk
mengangkatnya kelantai 2, 3, dan 4. Ketika sudah mencapai lantai 4,
tahan selama beberapa detik , kemudian secara perlahan rileks kembali.
Gerakan ini dapat dilakukan kapan pun.
d. Minum paracetamol/asetaminofen untuk mengurangi nyeri.

2.6. MEMBERIKAN KENYAMANAN PADA IBU


Selama masa nifas, ibu akan mengalami perdarahan. Berawal dari inilah banyak
terjadi komplikasi baik berupa infeksi maupun gejala sakit yang lain Maka dibutuhkan
suatu upaya untuk memberikan kenyamanan pada ibu. Ada beberapa hal yang
membantu memberikan kenyamanan pada ibu antara lain :
1. Istirahat
- Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.

18
- Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan.
- Menyarankan ibu untuk tidur siang.
- Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
Dan dirinya
2) Personal Hygiene
- Menganjurkan ibu menjaga kebersihan seluruh tubuh
- Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan
air
- Menyarankan ibu untuk ganti pembalut minimal 2 kali sehari
- Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah genetalia.
- Nasehati ibu untuk membersihkan dari setiap kali BAB atau BAK.
- Jika ibu mempunyai luka episiotomi/laserasi sarankan pada ibu
untuk menghindari menyentuh daerah luka.

2.7. MEMBANTU IBU UNTUK MENYUSUI BAYINYA


Posisi ibu dan bayi yang benar saat menyusui
1. Berbaring miring. Posisi ini adalah posisi yang amat baik untuk pemberian
ASI yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah dan merasa nyeri.
2. Duduk penting untuk memberi topangan atau sandaran pada punggung ibu
dalam posisinya tegak lurus ( 90 derajat terhadap pangkuannya ).ini
mungkin dapat dilakukan dengan duduk bersila diatas tempat tidur atau
dilantai, atau duduk dikursi.
3. Berbaring miring atau duduk ( dengan punggung dan kaki ditopang )akan
membantu bentuk payudara dan memberi ruang untuk mengerakkan
bayinya keposisinya yang baik

19
4. Badan bayi harus dihadapkan ke arah badan ibu dan mulutnya bayi
dihadapkan keputing susu ibu. Leher bayi harus sedikit ditengadahkan
5. Bayi sebainya ditopang pada bahunya sehingga posisi kepala yang agak
tegadah dapat dipertahankan. Posisikan birbir bawah paling sedikit 1,5 cm
dari pangkal puting susu. Bayi harus mengulum sebagian besar areola,
bukan hanya ujung putingnya. Hal ini akan memungkinkan bayi menarik
sebagian dari jaringan payudara masuk kedalam mulutnya dengan lidah dan
rahang bawah. Bila diposisikan dengan benar, bayi akan membentuk suatu
pentil dari jaringan puting susu dan payudara, dan sinus laktiferus sekarang
akan berada didalam rongga mulut bayi. Puting susu akan masuk sampai
langit-langit tersebut. Sentuhan ini akan merangsang refleks pengisapan.
6. Bayi harus ditempatkan dekat dengan ibunya dikamar yang sama ( rawat
gabung, rooming-in ). Dengan demikian, ibu dapat dengan menyusui
bayinya. Ibu harus belajar mengenali tanda-tanda yang menunjukkan bahwa
bayinya lapar.
7. Pemberian ASI pada bayi sesering mungkin. Biasanya bayi baru lahir ingin
minum ASI setiap 2-3 jam atau 10-12 kali dalam 24 jam. Bila bayi tidak
minta diberi ASI, anjurkan ibu untuk memberi ASInya pada bayi setidaknya
4 jam. Namun, selama 2 hari pertama sesudah lahir, beberapa bayi tidur
panjang selama 6-8 jam.
8. Hanya berikan kolostrum dan ASI. Makanan lain termasuk air dapat
membuat bayi sakit dan menurunkan persedian ASI. Ibu memproduksi ASI
bergantung pada seberapa banyak ASI-nya diisap oleh bayi.
9. Hindari susu botol dan dot empeng
10. Susu botol dan empeng membuat bayi bingun dan dapat membuatnya
menolak puting ibunya atau tidak mengisap dengan baik.mekanisme
menghisap botol atau empeng berbeda dari mekanisme menghisap puting
susu pada payuda ibu. Hal ini akan membingunkan bayi. Bila bayi diberi
susu botol atau empeng, ia akan lebih susah belajar menghisap ASI ibunya.

20
2.8. MEMFASILITASI MENJADI ORANG TUA
Perilaku orang tua mempengaruhi ikatan kasih sayang perilaku yang
memfasilitasi meliputi :
1. Menatap, mencari ciri khas anak
2. Kontak mata
3. Memberi perhatian
4. Menganggap anak sebagai individu yang unik
5. Menganggap anak sebagai anggota keluarga
6. Memberi senyuman
7. Berbicara / bernyanyi
8. Menujukan kebanggan pada anak
9. Menunjukan anak pada acara keluarga
10. Memahami perilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak
11. Bereaksi positif terhadap perilaku anak

Perilaku yang penghambat meliputi :


1. Menjauhi dari anak, tidak memperdulikan kehadiranyan, menghindar,
menolak untuk menyentuh anak
2. Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga, tidak memberi nama
3. Menggangap anak sebagai sesuatau yang tidak disukainya
4. Terburu-buru dan menyusui
5. Tidak menggenggam jarinya
6. Menunjukan kekecewaannya pada anak,tidak berusaha memenuhi
kebutuhannya

21
Komunikasi antara orang tua dan bayi dapat berupa :
a. Menyentuh, yang dapat terjadi pada waktu menyusui,
memeluk,membuai,dan mengusap tubuh dengan lembut.
b. Kontak mata, yang dilakukan terus-menerus face to face ( wajah ibu dan
bayi sejajar 20 cm ).
c. Suara bentuk respons bayi terhadap suara yang didengarnya
d. Bau ciri khas bau bayi dan ibunya.
e. Penyerapan. Umpan balik yang positif antara orang tua dan bayi untuk
komunikasi
f. Timbal balik dan sinkronisasi

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari berbagai uraian masalah penerapan manajemen kebidanan


dalam merencanakan Asuhan Kebidanan dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dalam melakukan pengkajian diperlukan komunikasi terapeutik yang baik
dengan klien sehingga dapat diperoleh data yang lengkap.
2. Dengan menganalisa data secara cermat maka akan dibuat diagnosa masalah.
3. Dalam menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan tidak mengalami kesulitan
jika kerjasama yang baik dengan klien.
4. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah didasarkan
perencanaan tindakan yang disusun.
5. Hasil evaluasi dari kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan penilaian tentang
keberhasilan asuhan kebidanan.

3.3 Saran

Untuk dapat memahami Rencana Asuhan Kebidanan,selain dapat membaca dan


memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku,internet dan lain-
lain) kita harus dapat mengaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita
sehari-hari,agar lebih muda untuk paham dan selalu ingat

23
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2002. Asuhan Persalinan Normal. JHPIEGO. Jakarta.


Depkes RI. 2001. Konsep Asuhan Kebidanan. JHPIEGO. Jakarta.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetry Jilid I. EGC: Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Sinopsis Obstetry Jilid I. EGC. Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Pusdiknakes. 2001. Konsep Asuhan Kebidanan. JHPIEGO. Jakarta.
Saifudin, Abdul Bahri. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Neonatal. JHPIEGO. Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.
Saifudin, Abdul Bahri. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Varney, Hellen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.
Suhermi. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Ambarwati, Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra
Cendikia
Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan nifas normal
Pusdiknakes. 2003. Asuhan Post Partum.
Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta
: YBPSP.
Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP

24

Anda mungkin juga menyukai