Anda di halaman 1dari 18

KLASIFIKASI

BATUAN BEKU
Pembagian batuan beku berdasarkan :

Lingkungan pembekuan magma


Plutonik
Hypabisal
Volkanik
Tekstur
Faneritik
Porfiritik
Afanitik
Warna
Leucocratic (mafic mineral < 30%)
Mesocratic (mafic mineral 30 60%)
Melanocratic (mafic mineral 60 90%)
Hypermelanic (mafic mineral > 90%)
Kandungan silika
Asam (kandungan silika > 66 %)
Menengah (kandungan silika 52 66 %)
Basa (kandungan silika 45 52 %)
Ultrabasa (kandungan silika < 45 %)
Asas klasifikasi :
Sederhana, dan
Mudah dipergunakan.
Klasifikasi yang rumit akan menimbulkan kesukaran dan
kesimpangsiuran.

Dua sifat yang sangat penting dalam batuan beku


adalah sifat kimia dan sifat mineralogi.
Batuan dengan kumpulan mineral tertentu, akan
memiliki susunan kimia tertentu pula, tetapi susunan
kimia batuan yang sama belum tentu mencerminkan
kumpulan mineral yang sama.
Secara garis besar klasifikasi batuan beku dapat
dilakukan secara :

Mode/Modal, susunan mineralogi batuan yang


sebenarnya
Normatif, susunan mineralogi batuan diperhitungkan
berdasarkan perhitungan kimia (kandungan
mineralnya)
Batuan dengan kandungan mineral normatif-nya
sama, belum tentu sama mode-nya apalagi
teksturnya.
Klasifikasi yang berlaku sekarang merupakan hasil
perkembangan dari usaha sebelumnya, mungkin
sejak von Leonhard (1823) atau Werner.
Selain jenis mineral, jumlah mineral merupakan hal
yang penting dalam klasifikasi, sehingga klasifikasi
yang sekarang berlaku tergolong dalam klasifikasi
mineralogi secara kuantitatif (persentase volume),
selain itu, tekstur juga dijadikan unsur klasifikasi.
Klasifikasi batuan beku secara normatif

Klasifikasi H. Rosenbusch (1907-8)


Klasifikasi Moorhouse
Klasifikasi Johannsen
Klasifikasi R. B. Travis (1955)
Klasifikasi Kuno (1976)
Klasifikasi Miyashiro dan Kushiro (1979)
Klasifikasi Streckeisen (1976)
Klasifikasi Streckeisen
Membuat klasifikasi atas dasar hasil kelompok kerja
tatanama batuan yang dibentuk oleh IUGS (International
Union of Geological Sciences, Comunission of Petrology).
Mengklasifikasikan batuan beku ke dalam kelas, orde
dan famili

Kelas (berdasar % volume mineral mafit (M)-nya) :


Kelas A menunjukkan M kurang dari 90%, dibagi menjadi :
Kelompok plutonik (berbutir kasar)
Kelompok volkanik (berbutir halus)
Kelas B menunjukkan M lebih dari 90%
Tiap kelompok dibagi atas dasar kedudukan batuan dalam
tetraeder ganda, dengan sudut sudut Q, A, F, dan P
Q = kuarsa, tridimit, kristobalit
A = feldspar alkali : ortoklas, mikroklin, sanidin,
pertit, anortoklas, albit (An0 - An5)
F = feldspartoid (leusit, nefelin, sodalit, nosean,
analcin, hauyne, cancrinite)
P = Plagioklas (An5 An100), skapolit
Klasifikasi Streckeisen untuk
batuan beku berbutir kasar
Q
Klasifikasi Streckeisen untuk kuarsazolit

batuan beku berbutir kasar


90 90

granitik- granodiorit
kaya-kuarsa

granit- 60 60
tonalit
feldspar alkali
granit monzodiorit-kuarsa
sienit-kuarsa- monzogabro-kuarsa
feldspar alkali diorit-kuarsa
sieno- monzo- gabro-kuarsa
granit granit anortosit-kuarsa
sienit-
10 35 65 90
feldspar-alkali 20 20 monzodiorit
sienit- monzonit-
kuarsa kuarsa monzogabro
5 5
A sienit
sienit-
monzonit
monzonit- P diorit
foidan foidan gabro
10 10 anortosit
10 50 90
monzosienit-foid monzosienit- diorit-foidan
sienit-foidan-
foid gabro-foidan
feldspar alkali
monzogabro- anortosit-foidan
foid
monzodiorit-foidan
monzogabro-foidan
sienit-foid
diorit-foid
60 60 gabro-foid

foidolit

QAPF = 100

F
Klasifikasi Streckeisen untuk
batuan beku berbutir halus
Klasifikasi Streckeisen untuk
batuan beku berbutir halus
Klasifikasi Streckeisen untuk batuan gabroik
Plag
anortosit
Anortosit
90 90

(leuko-)
Plag
gabro* 65 65 anortosit
gabronorit troktolit Anortosit
norit (meso-) 90 90

(leuko-)
35 gabro-olivin 35
gabronorit-olivin gabro* 65 65
norit-olivin (mela-) gabronorit gabro-hornblende
norit (meso-)
10 10
batuan ultramafik plagioklasan Batuan Ultramafik
Px Ol 35 35
gabro-piroksen-hornblende
gabronorit-piroksen-hornblende (mela-)
norit-piroksen-hornblende
Plag
10 10
Batuan Ultramafik
gabronorit
norit gabro* Px Hbl
norit- gabro- piroksenit- hornblendit-
klinopiroksen ortopiroksen hornblende piroksen
piroksenit plagioklasan plagioklasan hornblendit
10 10 plagioklasan plagioklasan
5 piroksenit plagioklasan 95
Opx Cpx
Klasifikasi Streckeisen untuk batuan ultramafic
Ol
dunit
90 90

peridotit- peridotit-
piroksen hornblende
peridotit
peridotit-
piroksen-
hornblende
40 40
piroksenit-
piroksenit- hornblendit- hornblendit-
olivin olivin hornblendit
olivin- olivin-
dan
hornblende piroksen
piroksenit
10 10
Ol
Px Hbl dunit
piroksenit * piroksenit- hornblendit- hornblendit * 90 90
hornblende piroksen
harzburgit wehrit
peridotit-
piroksen
lerzolit

40 40
ortopiroksenit- klinopiroksenit-
olivin websterit-olivin olivin piroksenit-
olivin
10 10
piroksenit *
Opx Cpx
ortopiroksenit websterit klinopiroksenit
Klasifikasi R. B. Travis
Berdasar jumlah feldspar alkali atau plagioklas terhadap jumlah
seluruh feldspar
alkali feldspar > 2/3 dari total feldspar
alkali feldspar 1/3 2/3 dari total feldspar
Plagioklas > 2/3 dari total feldspar
Sedikit atau tanpa feldspar
Kelompok 1 dan 2 dibagi lagi berdasarkan jumlah kuarsa
kuarsa > 10%
kuarsa < 10% ; foid < 10%
foid > 10%
Kelompok 3 dibagi lagi berdasarkan jumlah k-feldspar terhadap
jumlah total feldspar, jenis plagioklas, jumlah kuarsa, jumlah foid
dan jumlah piroksen.
Kelompok 4 dibagi berdasarkan mineral piroksen, olivin, mineral
FeMg, foid.
Tekstur dan mineral asesoris, indeks warna memegang peranan
pula selain komposisi kimia rata-rata
Berikutnya..
Kekerabatan Batuan Beku

Anda mungkin juga menyukai