LANDASAN TEORI
4. Transport layer : Lapisan ke-4 ini berfungsi untuk memecah data ke dalam
paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut
sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain
itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima
dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp
paket-paket yang hilang di tengah jalan. Protokol yang berada dalam
lapisan ini adalah UDP, TCP, dan SPX ( Sequence Packet Exchange).
2.2 TCP / IP
Internet Protocol (IP) adalah protokol lapisan jaringan (network layer dalam
OSI Reference Model) atau protokol lapisan internetwork (internetwork layer
dalam DARPA Reference Model) yang digunakan oleh protokol TCP/IP untuk
melakukan pengalamatan dan routing paket data antar host di jaringan komputer
berbasis TCP/IP.
2.2.1 TCP / IP v4
Pada IPv4 ada 3 jenis Kelas, tergantung dari besarnya bagian host, yaitu kelas
A (bagian host sepanjang 24 bit , IP address dapat diberikan pada 16,7 juta host),
kelas B (bagian host sepanjang 16 bit = 65534 host) dan kelas C (bagian host
sepanjang 8 bit = 254 host ). Administrator jaringan mengajukan permohonan
jenis kelas berdasarkan skala jaringan yang dikelolanya. Konsep kelas ini
memiliki keuntungan yaitu : pengelolaan rute informasi tidak memerlukan seluruh
32 bit tersebut, melainkan cukup hanya bagian jaringannya saja, sehingga besar
informasi rute yang disimpan di router, menjadi kecil. Setelah address jaringan
diperoleh, maka organisasi tersebut dapat secara bebas memberikan address
bagian host pada masing-masing hostnya.
2.2.2 TCP / IP v6
Transisi IPv4 ke IPv6 merupakan fenomena yang tidak dapat dielakan oleh
semua kalangan. Walaupun IPv4 tetap dapat digunakan, IPv6 memiliki versi
desain berbeda dan memiliki kegunaan lebih dibanding IPv4. Disertai dengan
tumbuhnya inovasi-inovasi perangkat berteknologi, maka Negara-negara di dunia
dituntut mampu bersaing atau setidaknya secara bertahap mulai untuk
mengimplementasikan IPv6. Menurut jurnal Internet Protocol, diperkirakan tak
sampai tahun 2011, jatah alamat IP yang masih belum digunakan saat ini akan
habis. Maka muncullah suatu metode peangalamatan baru yang dikenal dengan
sebutan IPv6. Di Indonesia, salah satu penyedia jasa Internet, Indosat Mega Media
(Indosat M2), sejak 2004 telah siap menyewakan jaringan IPv6 ini. IPv6
merupakan metode pengalamatan IP yang perlahan-lahan mulai menggantikan
IPv4. IPv6 digunakan sebagai pengalamatan karena keterbatasan jumlah IP yang
dimiliki oleh IPv4, mengingat semakin bertambahnya perangkat berbasis IP saat
ini. IPv6 atau Internet Protocol version 6 adalah protokol Internet terbaru yang
merupakan pengembangan lebih lanjut dari protokol yang dipakai saat ini, IPv4
(Internet Protocol version 4). Pengalamatan IPv6 menggunakan 128-bit alamat
yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengalamatan 32-bit milik IPv4.
Dengan kapasitas alamat IP yang sangat besar pada IPv6, setiap perangkat yang
dapat terhubung ke Internet (komputer desktop, laptop, personal digital assistant,
atau telepon seluler GPRS/3G) bisa memiliki alamat IP yang tetap. Sehingga,
cepat atau lambat setiap perangkat elektronik yang ada dapat terhubung dengan
Internet melalui alamat IP yang unik.
Protokol IPv6 ini memiliki beberapa fitur baru yang merupakan perbaikan
dari IPv4,diantaranya :
BTS adalah singkatan dari Base Transceiver Station. BTS merupakan suatu
elemen dalam jaringan seluler (Cell Network) yang berperan penting sebagai
pemancar dan penerima sinyal dari handphone pengguna (MS / Mobile Station).
Tanpa adanya BTS, atau ketika BTS terdekat di sekitar lokasi bermasalah, bisa
dipastikan sinyal yang diterima oleh MS ikut bermasalah seperti sinyal hilang,
blank spot, telepon putus dan sebagainya. BTS secara umum berbentuk menara
pemancar dengan ketinggian bervariasi antara 40 - 75 meter, menyesuaikan
kondisi geografis dan luas jangkauan jaringan yang dituju. Selain berbentuk
menara pemancar, ada juga "BTS Roof Top", yaitu antena pemancar yang
umumnya diletakkan di atap gedung bertingkat dengan ketinggian tertentu. Selain
itu, ada lagi BTS yang biasa terlihat ketika terjadi bencana alam di suatu daerah ,
yaitu perangkat Mobile BTS yang digunakan untuk melayani kebutuhan
telekomunikasi di daerah yang tidak tercover BTS konvensional secara
temporary.
Dalam suatu area BTS, secara umum terdiri atas: menara pemancar segi
empat (ada pula yang berbentuk segitiga / triangle), antena pemancar, kabel -
kabel, dan sebuah shelter (berbentuk seperti rumah-rumahan di bawah tower). Di
dalam shelter ini terdapat berbagai perangkat utama BTS itu sendiri, yang
berbentuk seperti lemari dengan rak-rak mesin di dalamnya. Biasanya terdapat
juga lemari rectifier (supply power), berbagai perangkat elektronik dan mekanikal
lainnya. Suatu area cakupan pemancar dari BTS biasa disebut Cell, secara umum
satu BTS mampu mencakup hingga 8 - 10 Km jarak udara jangkauan sinyal dalam
radius 360 derajat. Sementara, Mobile BTS terdiri dari komponen seperti BTS
konvensional hanya saja dalam skala yang lebih kecil dan dapat dipindahkan. BTS
merupakan suatu elemen dari topologi core network GSM dan CDMA. BTS
termasuk dalam subkomponen dari BSS (Base Station Subsystem), yang terdiri
juga dari BSC (Base Station Controller). Secara umum beberapa BTS dikontrol
oleh satu BSC, yang kemudian seluruh alur telekomunikasi disalurkan ke MSC
(Mobile Switching Center).
BTS mempunyai peranan yang sangat besar dalam topologi jaringan provider
telekomunikasi. Oleh karena itu, tidak heran jika provider menggelontorkan dana
yang tidak sedikit untuk membuat, mengelola dan memperbaiki satu BTS.
Indosat, sebagai salah satu provider telekomunikasi terbaik di Indonesia
mendedikasikan kualitas layanan jaringan dengan memperluas cakupan BTS,
serta perawatan dan perbaikan BTS oleh teknisi enginer yang handal.
SKEMA JARINGAN
1. Pengguna (User)
2. Perangkat (HandPhone)
3. LAN (Local Area Network)
4. Modem ISP (Internet Service Provider)
5. Server
BAB IV
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Astriani, Dwiarum. 2013. DNS, IP, TCP dan UDP. Dikutip dari :
http://ilmukomputer.org/2013/01/28/dns-ip-tcp-dan-udp/. Pada tanggal 9
Nopember 2015