Anda di halaman 1dari 4

PELET JERAMI PADI

Materi Ini Disusun Sebagai Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Teknologi Biomassa

Disusun Oleh :
Nama : Sahid Supriyanto
NIM : (061540411923)
Kelas : 5 EG. D
Dosen Pembimbing : Zurohaina,S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
2017
Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik pada
sektor pertanian, industry, maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim,
di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan (https://id.wikipedia.org/wiki/Limbah). Pada
perkembangannya, limbah yang dihasilkan pada sektor pertanian, misalnya padi masih belum
dimaksimalkan penggunaannya yang berupa jerami padi.

Jerami merupakan salah satu produk sampingan dari proses penggilingan padi, selama
ini hanya menjadi limbah yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kedua bahan tersebut
lebih sering hanya digunakan sebagai bahan pembakar bata merah atau dibuang begitu saja
sehingga energinya tidak termanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengolahan limbah yang berkelanjutan untuk dapat meningkatkan nilai ekonomisnya.
Adapun pengolahan limbah yang dapat dilakukan yaitu dengan pemanfaatan jerami sebagai
pakan ternak dan pembuatan briket. Pengolahan ini tentunya dengan adanya pemanfaatan dan
pengoptimalan produksi pakan ternak dan briket akan membawa dampak positif lainnya
berupa peningkatan perekonomian masyarakat.

Jerami padi merupakan sumber hara yang potensial dalam menambah unsur hara dan
memperbaiki sifat-sifat tanah. Ketersediaan jerami padi di lahan sawah bervariasi antara 2 8
ton/ha per musim tanam tergantung varietas dan pengolahan yang dilakukan. Pengembalian
sisa panen (jerami) atau kompos dan bahan organik lainnya merupakan sumber karbon (C)
serta energi yang diperlukan untuk pertumbuhan populasi dan aktivitas jasad renik tanah.
Namun sampai saat ini belum banyak petani yang memanfaatkan sisa panen sebagai sumber
bahan organik dilahan sawah tetapi memilih membakarnya. Pembakaran bagian tanaman sisa
panen ini tidak hanya akan dapat menurunkan kandungan bahan organik tanah, tetapi juga
menyebabkan hilangnya unsur CO2, CO dan NO2 yang merugikan kesehatan manusia dan
ekosistem.

Jerami padi mengandung 40% C, 0,6% N, 0,1% S, 1,5% Si. Dengan kandungan karbon (C)
pada jerami padi yang tergolong tinggi., maka dapat diperkirakan bahwa pembakaran jerami
dapat melepaskaan CO2 secara langsung ke udara dalam jumlah besar bila dibandingkan
dengan mengembalikannya ke lahan sebagai bahan organik.
Pelet jerami padi

Berikut adalah contoh skema mesin alat pembuatan pelet dari jerami padi / gandum
dengan kapasitas pelet 200-300 kg/jam. Mesin tersebut juga dapat memanfaatkan aneka
bahan baku lainnya seperti kayu, ampas tebu, batang / kulit jagung / sorgum, kulit kacang,
ampas jarak pagar, kulit kopi, tanaman cepat tumbuh, pelepah sawit (8,6ton/Ha,
3650kCal/kg) serbuk gergaji, potongan kertas, dan tatal kayu. Mesin terdiri atas, hammer
mill, pellet mill, cooler, vibrated pellet separator yang dilengkapi dengan penangkap debu
guna mencegah polusi debu. Seperti diketahui, jerami adalah benda yang halus dan sulit
dipres. Oleh karena itu, mesin memerlukan pengumpanan screw conveyor yang khusus
dirancang dengan tambahan hopper, sehingga pengguna dapat menambah serbuk gergaji dan
potongan kertas guna meningkatkan kualitas pelet. Bila umpan terlalu basah, maka pengering
ekstra perlu ditambahkan.

Aneka jenis contoh mesin lain (diam, bergerak / dalam truk, mesin jinjing, besar dan kecil)
banyak tersedia di pasaran LN [1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8]; DN [1, 2, 3] untuk membuat pelet dari
aneka bahan baku biomassa.

Perbandingan Pelet jerami (terhadap jerami padi) adalah: Kandungan air: 8-10% (15-30%);
kadar abu 3% (15-20%); Nilai kalori: 18,5 MJ/kg (13,98 MJ/kg) atau 4422 kKal/kg (3341
kKal/kg). Pembakaran pelet jerami menghasilkan karbon netral yang dapat digunakan
kembali pada pertumbuhan biomassa berikutnya.

Pembuatan pelet jerami dapat menaikkan densitas curahnya, mengurangi biaya transpor,
kandungan energi menaik (4422kKal/kg), kadar abu rendah (3%), dan abu pembakaran pelet
jerami dapat digunakan sebagai pupuk mineral untuk pertumbuhan tanaman.
Langkah-langkah pembuatan pelet jerami:

1. Pemisahan jerami dari benda asing.


2. Pelumatan jerami. Sebelum jerami dikirim ke pengumpan, Ia harus direduksi hingga
berukuran seragam (<5mm) menggunakan hammer mill.
3. Pengeringan jerami. Umumnya jerami dikeringkan di udara dengan kadar air 15%,
sehingga pengeringan jerami tidak diperlukan. Akan tetapi, bila kadar air >15%,
penggunaan pengering drum putar diperlukan.
4. Peletisasi dalam mesin pelet. Setelah melalui proses pelumatan dan pengeringan,
jerami diangkut ke mesin pelet jerami menggunakan ban berjalan (conveyor). Dengan
bantuan tekanan antara die dan roller dalm mesin, pelet jerami ditekan keluar dan
dipotong sesuai panjang yang diinginkan (6mm dan 8mm).
5. Pendinginan pelet jerami. Guna mempertahankan kualitas pelet selama penyimpanan
dan penanganan, keluaran pelet jerami yang bersuhu tinggi harus didinginkan di udara
ke suhu kamar atau sedikit lebih tinggi menggunakan mesin pendingin udara lawan
arah.

Negara produsen beras (10 besar) yang berpotensi memanfaatkan mesin pelet jerami untuk
mendaur-ulang energi dari jerami adalah Tiongkok, India, Indonesia, Bangladesh, Vietnam,
Thailand, Filipina, Myanmar, Brazil, dan Jepang.

Anda mungkin juga menyukai