HIPERVENTILASI
Oleh kelompok :
Disca Putri
Reni Ariska
Zofa Pratama
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2015/2016
HIPERVENTILASI
A. PENGERTIAN
Hiperventilasi adalah ventilasi yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan
untuk mempertahankan pengeluaran karbon dioksida (CO2) normal, hal ini dapat
diidentifikasi dengan memantau tekanan parsial CO2 arteri, atau tegangan (PaCO2), yaitu
lebih rendah dari angka normal (40 mmHg). Dispnea sering dikeluhkan pada sindrom
hiperventilasi yang sebenarnya merupakan seseorang yang sehat dengan stres emosional.
Hiperventilasi adalah sesak nafas disertai adanya takhipo tanpa kelainan organic
dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam menyebabkan kadar
karbondioksida dalam darah pada tubuh menjadi lemah. Penyebabnya biasanya
disebabkan oleh tekanan psikis/stress psikis
Hiperventilasi merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah oksigen dalam
paru-paru, agar pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi terjadi ketika ventilasi
lavender tidak adekual untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh / untuk mengeluarkan
karbondioksida dengan cukup.
B. PENYEBAB
Penyebab dari hiperventilasi antara lain :
a. Jumlah oksigen dalam tubuh rendah
b. Semua aktivitas yang berlebihan
c. Kekebalan tubuh yang kurang
d. Batuk yang berlebihan
e. Rasa cemas
C. TANDA HIPERTVENTILASI
Tanda tanda hiperventilasi adalah :
a. Nyeri kepala
b. Penurunan kesadaran
c. Badan lemas
d. Nafas tersendat-sendat
e. Sesak nafas
f. Asma
Pengobatan
Salah satu pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan dengan cara
seringnya beristirahat. Menghembuskan nafas dalam kantung kertas bias membantu
meningkatkan kadar karbondioksida setelahpenderita menghirup kembali karbondioksida dan
menghembuskannya
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin,
kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin, hal ini
dilakukan berulang dalam satu rangkaian 6 10 kali.
Penanganan Hiperventilasi
Tujuan penanganan :
Mengurangi tekanan spesikis yang dialami penderita
Mengembalikan Ph darah menjadi normal
Langkah penanganan :
Terangkan pasien dengan berbicara dengan lembut
Dengarkan jika penderitanya menceritakan masalahnya
Jika timbul kram / jari-jari yang menguncup, maka arahkan penderitanya bernafas kantong
kertas ( untuk meningkatkan kadar O2 )
Hiperventilasi adalah ventilasi (proses sirkulasi udara) yang berlebihan pada paru-paru:
dengan kata lain, napas cepat dan napas sering pendek/dangkal di luar dari apa yang tubuh
perlukan untuk mempertahankan jumlah gas yang normal dalam aliran darah.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang mengalami hiperventilasi dan secara umum dapat
dibagi menjadi dua kubu: kondisi psikologis dan fisiologis. Sebagai gejala penyakit yang
lebih serius dapat diakibatkan dari ginjal gagal, edema paru-paru (cairan di paru-paru),
overdosis obat, demam, dan lebih sering asma. Bagaimanapun penyebab paling umum dari
hiperventilasi adalah faktor kondisi psikologis hasil dari situasi stres atau serangan panik.
Berlawanan dengan kepercayaan populer umumnya, efek dari pernapasan semacam ini tidak
meningkatkan asupan oksigen, tetapi untuk menurunkan volume karbon dioksida dalam
darah dengan menghembuskan napas lebih dari jumlah yang diproduksi oleh tubuh. Ketika
kadar karbon dioksida yang terlalu rendah, pembuluh darah di otak konstriksi menyebabkan
sakit kepala ringan dan dalam kasus yang ekstrim menyebabkan pingsan. Hal ini hanya dapat
berfungsi untuk meningkatkan kecemasan seseorang dan memperburuk hiperventilasi
tersebut.
Perawatan hiperventilasi yang sering dikenal yaitu dengan cara bernapas ke dalam kantong
kertas (namun tidak disarankan atau untuk diajarkan). Ditemukan oleh seorang petugas medis
militer AS pada tahun 1951. Meskipun metode ini yang dikenal sebagai rebreathing sering
bekerja, namun ahli medis hari ini mengatakan itu berbahaya dan harus dihindari.
Berikut adalah perubahan utama dalam tubuh ketika kita mengambil terlalu banyak udara:
12-16 hembusan napas tiap satu menit, bernapas dengan mengeluarkan sekitar 40
mmHg CO2.
Saluran udara besar dan kecil pada paru-paru yang bersih dan melebar.
Diafragma dan otot dada santai dan juga mendapatkan oksigen.
2. Kondisi Hiperventilasi:
Napas 20 kali atau lebih tiap satu menit, bernapas dengan mengeluarkan kurang dari
35 mmHg CO2.
Saluran udara yang menyempit karena menurunnya karbon dioksida dan mungkin
terhalang oleh peradangan atau lendir.
Otot-otot yang digunakan untuk mengontrol pernapasan yang tegang dan kekurangan
pasokan oksigen yang cukup (hipoksia).