HalmaheraTimur (WEDA) - Tengah - MALUT PDF
HalmaheraTimur (WEDA) - Tengah - MALUT PDF
SARI
Tektonik regional Pulau Halmahera terbagi atas dua mendala utama geologi yaitu Mendala
Geologi Timur atau Lengan Timur dan Mendala Geologi Barat atau Lengan Barat. Kedua Mendala
geologi tersebut memiliki karakteristik yang sangat berbeda (Supriatna, S., 1980). Perkembangan tektonik
pada lengan timur diperkirakan terjadi pada akhir Kapur dan awal Tersier. Mendala lengan timur terdiri
atas batuan tua ultrabasa dan serpih merah yang diduga berumur Kapur terdapat dalam batuan sedimen
Formasi Dorosagu yang berumur Paleosen-Eosen. Kegiatan tektonik lanjutan terjadi pada awal Eosen
Oligosen. Ini diketahui dari ketidakselarasan antara Formasi Dorosagu dan Formasi Bacan yang batuan
vulkanik berumur akhir Oligosen Miosen Awal (Oligo-Miosen).
Mineralisasi terjadi pada batuan gunungapi Formasi Bacan dan batuan terobosan, terutama pada
daerah dekat kontak dengan intrusi. Mineralisasi juga terjadi pada batuan ultrabasa yang menghasilkan
asbes dan garnierit seperti yang ditemukan di sebelah utara Lelilef, Sungai Wasia dan di sebelah barat
Gunung Limber.
Hasil uji petik di hulu Sungai Ofa wilayah Desa Wayamli Kecamatan Maba Tengah, Kabupaten
Halmahera Timur dimana litologinya didominasi oleh satuan batuan vulkanik Formasi Bacan ditemukan
urat-urat kuarsa dengan garis-garis hitam mangan dan coklat limonit dengan jurus dan kemiringan
N200E/50 dengan lebar 45 cm. Mineralisasi yang nampak adalah mineral pirit tersebar. Pada Sungai
Sasamarang ditemukan batuan terubah kloritisasi dan silisifikasi. Struktur kekar-kekar berarah N 130E,
mengandung mineral pirit dan kalkopirit tersebar. Hasil analisis kimia batuan menunjukkan kandungan
unsur Cu = 8 ppm-1550 ppm ; Pb = 58 ppm-2753 ppm; Zn = 16 ppm-734 ppm; Ag = 3 ppm-17 ppm dan
Au = 2 ppb-60 ppb. Hasil analisis kimia batuan dari lokasi wilayah Lelilef, unsur Ni = 143 ppm-3835
ppm; Co = 72 ppm-193 ppm; Cr = 236 ppm-273 ppm dan Fe = 5,38%-5,91%.
Stratigrafi daerah uji petik Lelilef Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah,
tersusun oleh batuan ultrabasa yang sebagian besar telah mengalami lateritisasi. Hasil analisis kimia
batuan menunjukkan kandungan unsur Ni = 143 ppm-3835 ppm; Co = 72 ppm-193 ppm; Cr = 236 ppm-
273 ppm dan Fe = 5,38%-5,91%. Sedangkan hasil analisis kimia dari conto endapan sungai akatif Ni =
1532 ppm-2118 ppm; Co = 130 ppm-169 ppm; Cr = 1674 ppm-3351 ppm dan Fe = 7,24%-10,53%.
Dari Hasil kegiatan eksplorasi PT. Weda Bay di daerah ini ditemukan sumberdaya nikel sebesar
277 Juta Ton.
Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Mendala Geologi Halmahera Barat atau Lengan
Utara (Gambar 1). Barat. Kedua Mendala geologi tersebut memiliki
karakteristik yang sangat berbeda (Supriatna, S.,
Lokasi kegiatan inventarisasi di wilayah kedua 1980). Daerah inventarisasi terletak di
kabupaten yang secara umum tersusun batuan semenanjung timurlaut pulau Halmahera
ultrabasa memiliki potensi terbentuknya endapan merupakan bagian dari Mendala Halmahera
nikel. Penambangan nikel di Kabupaten Timur, sedangkan semenanjung utara serta Pulau
Halmahera Timur dan Halmahera Tengah sudah Morotai adalah merupakan bagian dari fisiografi
berlangsung sejak lama terutama oleh PT. Aneka Mendala Halmahera Barat. Hubungan antara
Tambang sampai saat ini. Beberapa perusahaan kedua mandala berupa jalur tektonik dengan
baru melakukan eksplorasi dan sudah ada yang perlipatan dan pensesaran yang kuat berbatuan
beroperasi menambang di wilayah ini. Sehingga sedimen Neogen. Batuan penyusun Mandala
ketersediaan data sekunder mengenai endapan Timur relatif lebih tua dibandingkan Mendala
nikel di daerah ini cukup memadai. Batuan Barat
vulkanik juga diendapkan dan dibeberapa tempat
terbukti sebagai pembawa mineral logam mulia Perkembangan tektonik pada lengan timur
dan logam dasar. diperkirakan terjadi pada akhir Kapur dan awal
Tersier. Tersusun oleh batuan ultrabasa dan serpih
Atas dasar keterdapatan satuan batuan ultrabasa merah yang diduga berumur Kapur terdapat dalam
dan batuan vulkanik tersebut, maka dilakukan uji batuan sedimen Formasi Dorosagu yang berumur
petik untuk pengambilan data primer di Desa Paleosen-Eosen. Kegiatan tektonik lanjutan terjadi
Wayamli, Kecamatan Maba Tengah, Kabupaten pada awal Eosen Oligosen. Ini diketahui dari
Halmahera Timur dan Desa Lelilef, Kecamatan ketidakselarasan antara Formasi Dorosagu dan
Weda, Kabupaten Halmahera Tengah guna Formasi Bacan yang batuan vulkanik berumur
mengetahui prospek keterdapatan sumberdaya akhir Oligosen Miosen Awal (Oligo-Miosen).
mineral logam.
Fisiografi mandala Halmahera Timur sebagian
METODA besar berupa pegunungan berlereng curam dengan
torehan sungai yang dalam dan sebagian kecil
Metode yang dilaksanakan dalam kegiatan bermorfologi karst. Morfologi pegunungan
inventarisasi ini dengan mengumpulkan data berlereng curam tersebut mencerminkan satuan
sekunder dan pengambilan data primer untuk batuan ultrabasa, batuan sedimen dan batuan
dilakukan analisis geologi secara terintegrasi. gunungapi Oligo-Miosen dan yang lebih tua
(Apandi, 1980). Morfologi karst terdapat pada
Data sekunder berupa data geologi dan potensi daerah batuan gamping, baik yang berumur
bahan galian mineral logam dari daerah Paleosen-Eosen, Oligo-Miosen maupun Miosen-
inventarisasi baik dari hasil penelitian perorangan, Paleosen. Batuan sedimen Miosen-Pliosen
pemerintah maupun perusahaan swasta sebagai membentuk morfologi dengan perbukitan yang
bahan pemutakhiran dan verifikasi bank data relatif lebih rendah dan lerengnya yang lebih
mineral logam nasional. landai daripada batuan yang lebih tua.
Data primer didapatkan dengan melakukan Pada Miosen Tengah, Plio-Plistosen dan akhir
pemetaan geologi dan pengambilan sampel Holosen terjadi kegiatan tektonik berupa
batuan, konsentrat halus dan endapan sungai aktif. perlipatan, sesar naik secara intensif dengan arah
Terhadap sampel sampel tersebut dilakukan utama UUT SSB. Sesar normal berarah BUB
analisis kimia dan fisika di laboratorium guna TUT dan ini terjadi pada fase tektonik akhir,
mengetahui mineralogi dan kandungan logamnya. memotong semua sesar naik.
umumnya berwarna hitam, getas, kebanyakan Analisis mineral butir diperoleh kandungan
terpecah, terbreksikan, setempat mengandung mineral magnetit antara 5,34%-10,15% pada 3
asbes dan garnierit. Basal didalam komplek ini conto, sedangkan magnetit =15,19%-75,64% pada
berwarna kelabu kehitaman, getas, kebanyakan 6 conto. Mineral piroksen =5,17%-15,24% hanya
terbreksikan dan terpecah. Batuan metamorf dan pada 5 conto; mineral hematit maksimum 1%;
rijang terdapat di beberapa tempat yang tak mineral epidot = 10,36%-70,69% pada 5 conto,
terpetakan. adapun kategori trace mineral adalah : garnet,
zirkon, pirit, kalkopirit dan rutil. Yang menarik di
Batuan vulkanik di adalah Formasi Bacan (Tomb) lokasi wilayah Desa Wayamli ini adalah
diendapkan kala Oligosen Miosen Bawah terdiri diketemukan butiran emas 1 VFC (very fine
dari lava, breksi dan tufa, dengan sisipan coarse) dengan pirit dan kalkopirit kategori trace
konglomerat dan batupasir. Breksi gunungapi, pada nomor conto W01/P di Sungai Ofa.
kelabu kehijauan dan coklat, umumnya terpecah,
mengandung barik kuarsa yang sebagian berpirit. Litologi daerah uji petik Lelilef didominasi oleh
Breksi memiliki komponen andesit dan basal, satuan batuan ultrabasa yang sebagian telah
setempat batugamping. Diantara komponen mengalami lateritisasi dan endapan konglomerat.
batuan beku yang dapat dikenal adalah andesit Dari analisis beberapa sampel menunjukkan
piroksen, kristal halus, afanitik kelabu, porfiritik kandungan unsur Ni = 143 ppm-3835 ppm; Co =
berwarna merah dengan piroksen sebagai 72 ppm-193 ppm; Cr = 236 ppm-273 ppm dan Fe
fenokrisnya, andesit piroksen warna kehijauan, = 5,38%-5,91%. Sedangkan hasil analisis kimia
basal porfiritik kelabu tua dengan fenokris dari conto endapan sungai akatif Ni = 1532 ppm-
piroksen dan feldspar. 2118 ppm; Co = 130 ppm-169 ppm; Cr = 1674
ppm-3351 ppm dan Fe = 7,24%-10,53%.
Sementara itu Formasi Weda (Tmpw) yang
merupakan batuan sedimen diendapkan terakhir
kala Miosen Pliosen tersusun oleh batupasir PEMBAHASAN
berselingan dengan batulempung, batulanau,
napal, batugamping dan konglomerat. Batupasir Daerah penyelidikan Wayamli secara umum
terdiri dari batupasir arkosa, gampingan berbutir merupakan tempat kedudukan Formasi Bacan.
sedang, warna kuning dan kelabu, batupasir Sebagaimana telah diketahui batuan Formasi
konglomeratan berfragmen cangkang, batupasir Bacan yang berada di tempat lain adalah
kelabu tua, kehitaman berbutir halus, keras, merupakan batuan induk mineralisasi logam mulia
menunjukkan struktur perlapisan tipis dan dan logam dasar. Indikasi yang mengarah kepada
graiwacke berwarna kelabu tua kehitaman. dugaan adanya logam mulia dibuktikan dengan
Batulempung kelabu, kehitaman, kehijauan, diketemukan butiran emas pada konsentrat dulang
kelabu tua dan coklat tua di lokasi conto W01/P dan sebagai anomali emas
dari analisis kimia batuan sebesar 50 ppb-60 ppb
HASIL PENYELIDIKAN pada lokasi W10/R, W13/R dan W17/R.
Sedangkan indikasi adanya logam dasar dapat
Pemetaan geologi di Weyamli menunjukkan dilihat pada batuan yang teralterasi secara
satuan batuan breksi andesitik, lava, tufa dengan hidrotermal, bahkan dibuktikan dengan hasil
sisipan konglomerat dan batupasir gampingan analisis kimia batuan sebagai anomali data daerah
yang merupakan anggota Formasi Bacan (Gambar ini unsur Cu = 1550 ppm; Pb = 2750 ppm; Zn =
2). Analisis kimia batuan dari beberapa sampel 734 ppm. Juga ditemukannya urat kuarsa pada
(Gambar 3) menunjukkan kandungan unsur unsur lokasi conto W08-3/R pada aliran Sungai Ofa. Di
Cu = 8 ppm-1550 ppm ; Pb = 58 ppm-2753 ppm; dalam urat kuarsa nampak pirit tersebar sebagai
Zn = 16 ppm-734 ppm; Ag = 3 ppm-17 ppm dan mineral penunjuknya.
Au = 2 ppb-60 ppb. Sedangkan hasil analisis
kimia dari conto endapan sungai aktif , unsur Cu Indikasi adanya logam dasar juga ditemukan
=19 ppm-159 ppm; Pb = 18 ppm-36 ppm; Zn = 32 mineral pirit beserta kalkopirit seperti yang
ppm-90 ppm; Ag = 1 ppm-3 ppm dan Au = 2 ppb- terdapat pada conto W16/R, di lokasi aliran
186 ppb. Sungai Sasamarang dan cabang-cabangnya.
Sedangkan jenis ubahan yang dominan adalah
propilitisasi, silisifikasi dan limonitisasi.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Ucapan terimakasih ;
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak
Kepala Pusat Sumber Daya Geologi yang telah
memberikan kesempatan kepada kami dalam
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 1. Peta Lokasi Kabupaten Halmahera Timur dan Kabupaten Halmahera Tengah
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 2. Peta Geologi Regional Kabupaten Halmahera Timur dan Kabupaten Halmahera
Tengah
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 3. Peta Geologi Daerah Weyamli, Kecamatan Maba Tengah, Kabupaten Halmahera Timur
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 4. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Daerah Weyamli, Kecamatan Maba Tengah, Kabupaten Halmahera Timur
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 5. Peta Hasil Analisis Kimia Daerah Weyamli, Kecamatan Maba Tengah, Kabupaten Halmahera Timur
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 6. Analisa mineral butir sampel no W-01/P yang menunjukkan butiran emas.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gambar 7. Peta Geologi Daerah Lelief, Kecamatan Weda, Kabupaten Halmahera Tengah