Anda di halaman 1dari 47

Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Undang-undang tersebut juga dijelaskan bahwa
upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal setiap
orang. Upaya kesehatan terdiri atas pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmassebagai
salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan
penting dalam sistem kesehatan nasional.Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan memiliki peran yaitu menyediakan
data dan informasi obat dan pengelolaan obat (kegiatan perencanaan, penerimaan,
penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan pelaporan, dan evaluasi).Obat dan
perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya
tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu pendistribusian, tepat
penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 1
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

Standar pelayanan kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai


pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian.Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien.Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker (Kementerian Kesehatan RI, 2014).Apoteker
sebagai seorang penanggung jawab hendaknya memiliki kemampuan untuk
memimpin, mengelola, dan mengembangkan pelayanan kefarmasian, memiliki
kemampuan untuk mengembangkan diri, bekerja sama dengan pihak lain, dan mampu
untuk mengidentifikasi, mencegah, menganalisis, dan memecahkan masalah
Mahasiswa calon apoteker perlu mengetahui perannya pada lingkup pusat
pelayanan kesehatan masyarakat di pemerintahan sebagai salah satu tempat untuk
melaksanakan tugas profesinya kelak.Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
merupakan salah satu sarana bagi calon apoteker untuk mendapatkan pengalaman
kerja, pengetahuan, gambaran, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran
apoteker di lingkup pelayanan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa
calon apoteker melakukan PKPA di Puskesmas Halmahera Semarangyang
berlangsung dari tanggal 3 Juli 15 Juli 2017 untuk memberikan wawasan kepada
calon apoteker mengenai perannya di pusat pelayanan kesehatan.

B. Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Pusat Kesehatan
Masyarakat Halmahera Semarang adalah agar mahasiswa PKPA STIFAR Yayasan
Pharmasi Semarang:
1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi, dan
tanggung jawab apoteker dalam praktik pelayanan kefarmasian di puskesmas.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 2
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

2. Membekali calon apoteker agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap-


perilaku (profesionalism) serta wawasan dan pengalaman nyata (reality) untuk
melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di puskesmas.
3. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat dan mempelajari
strategi dan pengembangan praktik profesi apoteker di puskesmas.
4. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan (problem solving) praktik dan
pekerjaan kefarmasian di puskesmas.
5. Mempersiapkan calon apoteker agar memiliki sikapperilaku dan profesionalisme
untuk memasuki dunia praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di puskesmas.
6. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk belajar berkomunikasi dan
berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di puskesmas.
7. Memberikan kesempatan kepada calon apoteker untuk belajar pengalaman praktik
profesi apoteker di puskesmas dalam kaitannya dengan peran, tugas, dan fungsi
apoteker dalam bidang kesehatan masyarakat.

C. Manfaat
Manfaat dari Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Pusat Kesehatan
Masyarakat Halmahera Semarang adalah agar mahasiswa PKPA STIFAR Yayasan
Pharmasi Semarang:
1. Mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam menjalankan
pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.
2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.
3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di Puskesmas.
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang profesional.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 3
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas menurut
Permenkes RI No 75 tahun 2014 adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat; sedangkan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau pelayanan kesehatan
bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang
optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas
meliputi:
a. Paradigma sehat; puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk
berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 4
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

b. Pertanggungjawaban wilayah; puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab


terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
c. Kemandirian masyarakat; puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
d. Pemerataan; puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat
diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil
tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
e. Teknologi tepat guna; puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
f. Keterpaduan dan kesinambungan; puskesmas mengintegrasikan dan
mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas
sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen
Puskesmas.
Puskesmas didirikan pada setiap kecamatan, pada kondisi tertentu pada satu
kecamatan dapat didirikan lebih dari satu Puskesmas.Hal ini disesuaikan atas dasar
pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksebilitas.Pendirian
Puskesmas juga harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,prasarana, peralatan
kesehatan, ketenagaan, kefarmasian danlaboratorium.

a. Perijinan dan Registrasi


Setiap Puskesmas wajib memiliki izin untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan.Izin diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Izin berlaku untuk
jangka waktu lima tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan.
Perpanjangan izin dilakukan dengan mengajukan permohonan perpanjangan
selambat-lambatnya enam bulan sebelum habis masa berlakunya izin.
Setiap Puskesmas yang telah memiliki izin wajib melakukan registrasi.
Registrasi diajukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Menteri

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 5
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

setelah memperoleh rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi. Registrasi diajukan


dalamjangka waktu paling lambat enam bulan setelah izin Puskesmas ditetapkan.

b. Sumber Daya Manusia


1. Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas.Kepala Puskesmas
bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di Puskesmas. Kepala Puskesmas
merupakanseorang Tenaga Kesehatan dengan kriteria sebagai berikut:
a) Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi
manajemen kesehatan masyarakat;
b) Masa kerja di Puskesmas minimal dua tahun; dan
c) Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
2. Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non
kesehatan.Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatandihitung
berdasarkan analisisbeban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan
yangdiselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristikwilayah
kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanankesehatan tingkat
pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagianwaktu kerja.
Jenis Tenaga Kesehatan paling sedikit terdiri atas :
a) Dokter atau dokter layanan primer;
b) Dokter gigi;
c) Perawat;
d) Bidan;
e) Tenaga kesehatan masyarakat;
f) Tenaga kesehatan lingkungan;
g) Ahli teknologi laboratorium medik;
h) Tenaga gizi; dan
i) Tenaga kefarmasian.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 6
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

Tenaga non kesehatan harusdapat mendukung kegiatan ketatausahaan,


administrasi keuangan,sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di
Puskesmas.
Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standard
profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi,
menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan
pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam
bekerja.Setiap Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki
surat izin praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus dilaksanakan oleh Tenaga
Kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan untuk melakukan
pekerjaan kefarmasian. Pelayanan laboratorium di Puskesmas harus memenuhi
kriteria ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan.

c. Struktur Oganisasi
Organisasi Puskesmas disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kotaberdasarkan
kategori, upaya kesehatan dan beban kerja Puskesmas. Organisasi Puskesmas
palingsedikit terdiri atas:
1. Kepala Puskesmas;
2. Kepala sub bagian tata usaha;
3. Penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
4. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
5. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
6. Fasilitas pelayanan kesehatan.

d. Jenis Pelayanan Kesehatan


Pemenuhan pelayanan kesehatan di Puskesmas didasarkan padakebutuhan dan
kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 7
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan.Berdasarkan kemampuan


penyelenggaraan Puskesmas dikategorikan menjadi:
1. Puskesmas non rawat inap
Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayananrawat inap, kecuali
pertolongan persalinan normal.
2. Puskesmas rawat inap
Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya untuk menyelenggarakan
pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

e. Upaya Kesehatan
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan
masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi:
1. Pelayanan promosi kesehatan;
2. Pelayanan kesehatan lingkungan;
3. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
4. Pelayanan gizi; dan
5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota
bidang kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif
dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan
prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia di masing-masing Puskesmas.Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama
dilaksanakan dalam bentuk :
1. Rawat jalan;
2. Pelayanan gawat darurat;
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
3 Juli 2017 15 Juli 2017 8
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

3. Pelayanan satu hari (one day care);


4. Home care; dan/atau
5. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
6. Kesehatan.
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan sesuai dengan standar
prosedur operasional dan standar pelayanan.

f. Pendanaan
Pendanaan di Puskesmas bersumber dari :
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); dan
3. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
Pengelolaan dana dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

g. Pembinaan dan Pengawasan


Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
DaerahKabupaten/Kota serta fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan
milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan Puskesmas, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-
masing. Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dapat melibatkan organisasi profesi dalam melakukan pembinaan
dan pengawasan penyelenggaraan Puskesmas.
Pembinaan dan pengawasan diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kepada masyarakat. Adapun bentuk pembinaan dan pengawasan meliputi fasilitas,
konsultasi, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 9
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

B. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas


B.1 Standar Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas harus mendukung fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat
pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan
dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan
mutu Pelayanan Kefarmasian mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama
yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang
berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian
(pharmaceutical care). Pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi duakegiatan,
yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan obat dan bahan medis
habis pakai; dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung
oleh sumber daya manusia dan sarana dan prasarana.
Penyelenggaraan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas harus didukung
oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang berorientasi
kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas bertujuan untuk:
a. Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian.
b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dan
c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional
dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 10
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar:


1. Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana dimaksud yaitu
meliputi:
a. Perencanaan kebutuhan.
b. Permintaan.
c. Penerimaan.
d. Penyimpanan.
e. Pendistribusian.
f. Pengendalian.
g. Pencatatan.
h. Pelaporan, dan pengarsipan.
i. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan.
Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai merupakan salah satukegiatan
pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,pencatatan dan pelaporan serta
pemantauan dan evaluasi. Tujuannyaadalah untuk menjamin kelangsungan
ketersediaan dan keterjangkauan obat dan bahan medis habis pakai yang efisien,
efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi atau kemampuan tenaga kefarmasian,
mewujudkansistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian
mutupelayanan.
Kepala ruang farmasi di Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab
untuk menjamin terlaksananya pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai yang
baik. Kegiatan pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai meliputi:
a. Perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai.
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis
pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Puskesmas.
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
3 Juli 2017 15 Juli 2017 11
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

1) perkiraan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis pakai yang mendekati
kebutuhan.
2) meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
3) meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
Perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas setiap
periode dilaksanakan oleh ruang farmasi di Puskesmas. Proses seleksi obat dan bahan
medis habis pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola
konsumsi Obat periode sebelumnya, data mutasi Obat, dan rencana pengembangan.
Proses seleksi obat dan bahan medis habis pakai juga harus mengacu pada Daftar
Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus
melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi,
bidan, dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan.
Proses perencanaan kebutuhan obat pertahun dilakukan secara berjenjang (bottom-
up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian Obat dengan menggunakan
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).
Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan kompilasi dan
analisa terhadap kebutuhan obat Puskesmas di wilayah kerjanya, menyesuaikan pada
anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan Obat, buffer stock,
serta menghindari stok berlebih.
b. Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
Tujuan permintaan obat dan bahan medis habis pakai adalah memenuhi
kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas, sesuai dengan
perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan kebijakan pemerintah daerah setempat.
c. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu kegiatan dalam
menerima obat dan bahan medis habis pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya adalah agar Obat yang
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
3 Juli 2017 15 Juli 2017 12
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh


Puskesmas. Semua petugas yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan bertanggung
jawab atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan obat
dan bahan medis habis pakai berikut kelengkapan catatan yang menyertainya. Petugas
penerimaan wajib melakukan pengecekan terhadap obat dan bahan medis habis pakai
yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan atau peti, jenis dan jumlah obat, bentuk
obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO), ditandatangani oleh petugas penerima, dan
diketahui oleh kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka petugas
penerima dapat mengajukan keberatan. Masa kedaluwarsa minimal dari Obat yang
diterima disesuaikan dengan periode pengelolaan di Puskesmas ditambah satu bulan.
d. Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai merupakan suatu kegiatan
pengaturan terhadap obat yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat
dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
1) Bentuk dan jenis sediaan.
2) Stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban).
3) Mudah atau tidaknya meledak/terbakar.
4) Narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.
e. Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan
pengeluaran dan penyerahan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan
teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan
jaringannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Obat sub unit pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis,mutu, jumlah dan waktu
yang tepat.
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
3 Juli 2017 15 Juli 2017 13
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain:


1) Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas.
2) Puskesmas Pembantu.
3) Puskesmas Keliling.
4) Posyandu.
5) Polindes.
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain) dilakukan
dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian Obat
per sekali minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi, sedangkan pendistribusian
ke jaringan Puskesmas dilakukan dengan cara penyerahan Obat sesuai dengan
kebutuhan (floor stock).
f. Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan untuk
memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program
yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan
obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat di unit pelayanan
kesehatan dasar. Pengendalian Obat terdiri dari:
1) Pengendalian persediaan.
2) Pengendalian penggunaan.
3) Penanganan Obat hilang, rusak, dan kadaluwarsa.
g. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan.
Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan dalam
rangka penatalaksanaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara tertib, baik Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan
digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya. Tujuan pencatatan, pelaporan
dan pengarsipan adalah:
1) Bukti bahwa pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai telahdilakukan.
2) Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian.
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
3 Juli 2017 15 Juli 2017 14
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

3) Sumber data untuk pembuatan laporan.


h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis HabisPakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis HabisPakai
dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:
1) Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalampengelolaan Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapatmenjaga kualitas maupun
pemerataan pelayanan.
2) Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Obat dan BahanMedis Habis
Pakai dan
3) Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.

2. Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien.
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
a. Pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat.
b. Pelayanan Informasi Obat (PIO).
c. Konseling.
d. Ronde/visite pasien (khusus puskesmas rawat inap).
e. Pemantauan dan pelaporan efek samping obat.
f. Pemantauan terapi obat.
g. Evaluasi penggunaan obat.
Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk:
a. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
b. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas, keamanan
dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
3 Juli 2017 15 Juli 2017 15
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

c. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien


yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian.
d. Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan
penggunaan Obat secara rasional.
Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas dilaksanakan pada unit
pelayanan berupa ruang farmasi.Ruang farmasi yang dimaksud dipimpin oleh seorang
Apoteker sebagai penanggung jawab. Setiap Apoteker dan atau Tenaga Teknis
Kefarmasian yang menyelenggarakan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas wajib
mengikuti Standar Pelayanan Kefarmasian sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2014.

A. Pengkajian Resep, Penyerahan Obat, dan Pemberian Informasi Obat


Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun
rawat jalan.
1. Persyaratan administrasi meliputi:
a. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
b. Nama, dan paraf dokter.
c. Tanggal resep.
d. Ruangan/unit asal resep.
2. Persyaratan farmasetik meliputi:
a. Bentuk dan kekuatan sediaan.
b. Dosis dan jumlah Obat.
c. Stabilitas dan ketersediaan.
d. Aturan dan cara penggunaan.
e. Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).
3. Persyaratan klinis meliputi:
a. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.
b. Duplikasi pengobatan.
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
3 Juli 2017 15 Juli 2017 16
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

c. Alergi, interaksi dan efek samping Obat.


d. Kontra indikasi.
e. Efek adiktif.
Kegiatan Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi Obatmerupakan
kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahapmenyiapkan atau meracik obat,
memberikan label atau etiket, penyerahansediaan farmasi dengan informasi yang
memadai disertaipendokumentasian.
Hal tersebut bertujuan agar:
a. Pasien memperoleh Obat sesuai dengan kebutuhan klinis atau pengobatan.
b. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksipengobatan.

B. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker
untukmemberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter,apoteker,
perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. Tujuannya untuk :
1. Menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga kesehatan laindi
lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.
2. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yangberhubungan dengan obat
(contoh: kebijakan permintaan obat olehjaringan dengan mempertimbangkan
stabilitas, harus memiliki alatpenyimpanan yang memadai).
3. Menunjang penggunaan obat yang rasional.
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat meliputi:
1. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secarapro aktif dan
pasif.
2. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melaluitelepon, surat
atau tatap muka.
3. Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding danlain-lain.
4. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawatinap, serta
masyarakat.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 17
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

5. Melakukan pendidikan dan atau pelatihan bagi tenaga kefarmasiandan tenaga


kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan MedisHabis Pakai.
6. Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan Pelayanan Kefarmasian.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelayanan informasi obat yaitu :
1. Sumber informasi Obat.
2. Tempat.
3. Tenaga.
4. Perlengkapan.

C. Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah
pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien rawat jalan dan rawat inap,
serta keluarga pasien.
Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman yang benar
mengenai obat kepada pasien atau keluarga pasien antara lain tujuan pengobatan,
jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan obat, efek samping, tanda-tanda
toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan obat.
Kegiatan konseling berupa:
1. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.
2. Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatakan oleh dokter kepada
pasien dengan metode pertanyaan terbuka (openended question), misalnya apa
yang dikatakan dokter mengenai Obat, bagaimana cara pemakaian, apa efek yang
diharapkan dari Obattersebut, dan lain-lain.
3. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan obat.
4. Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan obat untuk
mengoptimalkan tujuan terapi.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam berkonseling, yaitu :
1. Kriteria pasien:
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
3 Juli 2017 15 Juli 2017 18
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

a. Pasien rujukan dokter.


b. Pasien dengan penyakit kronis.
c. Pasien dengan obat yang berindeks terapetik sempit dan polifarmasi.
d. Pasien geriatrik.
e. Pasien pediatrik.
f. Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.
2. Sarana dan prasarana:
a. Ruangan khusus.
b. Kartu pasien/catatan konseling.
Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan mendapat
risiko masalah terkait Obat misalnya komorbiditas, lanjut usia, lingkungan sosial,
karateristik Obat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas penggunaan Obat,
kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana
menggunakan Obat dan/atau alat kesehatan perlu dilakukan pelayanan kefarmasian di
rumah (Home Pharmacy Care) yang bertujuan tercapainya keberhasilan terapi Obat.

D. Ronde dan Visite Pasien


Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukansecara
mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri daridokter, perawat, ahli
gizi, dan lain-lain.
Tujuan dari visite pasien yaitu:
1. Memeriksa Obat pasien.
2. Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan Obat dengan
mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.
3. Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait denganpenggunaan Obat.
4. Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatandalam terapi
pasien.
5. Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan, pembuatan
dokumentasi dan rekomendasi.
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
3 Juli 2017 15 Juli 2017 19
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

Kegiatan visite mandiri meliputi:


1. Untuk Pasien Baru
a. Apoteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan darikunjungan.
b. Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi danjadwal
pemberian Obat.
c. Menanyakan Obat yang sedang digunakan atau dibawa darirumah, mencatat
jenisnya dan melihat instruksi dokter padacatatan pengobatan pasien.
d. Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakanmasalah terkait
Obat yang mungkin terjadi.
2. Untuk pasien lama dengan instruksi baru:
a. Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru.
b. Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberianObat.
3. Untuk semua pasien:
a. Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien.
b. Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaiannmasalah dalam
satu buku yang akan digunakan dalam setiapkunjungan.
Kegiatan visite bersama tim meliputi:
a. Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan pegobatan
pasien dan menyiapkan pustaka penunjang.
b. Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan/atau keluarga
pasien terutama tentang Obat.
c. Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat.
d. Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan, seperti Obat
yang dihentikan, Obat baru, perubahan dosis dan lain lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Memahami cara berkomunikasi yang efektif.
b. Memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien dan tim.
c. Memahami teknik edukasi.
d. Mencatat perkembangan pasien.
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
3 Juli 2017 15 Juli 2017 20
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

4. Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada kemungkinan terputusnya
kelanjutan terapi dan kurangnya kepatuhan penggunaan Obat. Untuk itu, perlu
juga dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah(Home Pharmacy Care) agar
terwujud komitmen, keterlibatan, dankemandirian pasien dalam penggunaan Obat
sehingga tercapaikeberhasilan terapi Obat.

E. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat (ESO)


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang merugikan
atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia
untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.
Tujuan:
1. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat, tidak
dikenal dan frekuensinya jarang.
2. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah sangat
dikenal atau yang baru saja ditemukan.
Kegiatan:
a. Menganalisis laporan efek samping Obat.
b. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami efek
samping Obat.
c. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
d. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.
Faktor yang perlu diperhatikan:
a. Kerja sama dengan tim kesehatan lain.
b. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.

F. Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi
Obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan
efek samping.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 21
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

Tujuan:
a. Mendeteksi masalah yang terkait dengan Obat.
b. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait dengan Obat.
Kriteria pasien:
a. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
b. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.
c. Adanya multidiagnosis.
d. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
e. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.
f. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang merugikan.
Kegiatan:
a. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.
b. Membuat catatan awal.
c. Memperkenalkan diri pada pasien.
d. Memberikan penjelasan pada pasien.
e. Mengambil data yang dibutuhkan.
f. Melakukan evaluasi.
g. Memberikan rekomendasi.

G. Evaluasi Penggunaan Obat


Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan Obat secara terstruktur
dan berkesinambungan untuk menjamin Obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif,
aman dan terjangkau (rasional).
Tujuan:
a. Mendapatkan gambaran pola penggunaan Obat pada kasus tertentu.
b. Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan Obat tertentu.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 22
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

B.2 Sumber Daya Manusia


Penyelengaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas minimal harus
dilaksanakan oleh 1 (satu) orang tenaga Apoteker sebagai penanggung jawab, yang
dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai kebutuhan.Jumlah kebutuhan
Apoteker di Puskesmas dihitung berdasarkan rasio kunjungan pasien, baik rawat inap
maupun rawat jalan serta memperhatikan pengembangan Puskesmas.
Rasio untuk menentukan jumlah Apoteker di Puskesmas adalah 1 (satu)
Apoteker untuk 50 (lima puluh) pasien perhari. Semua tenaga kefarmasian harus
memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik untuk melaksanakan Pelayanan
Kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk Puskesmas, sesuai
denganketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap tahun dapat dilakukan
penilaian kinerja tenaga kefarmasian yang disampaikan kepada yang bersangkutan
dan didokumentasikan secara rahasia. Hasil penilaian kinerja ini akan digunakan
sebagai pertimbangan untuk memberikan penghargaan dan sanksi (reward and
punishment).
1. Kompetensi Apoteker
Sebagai Penanggung Jawab.
a. Mempunyai kemampuan untuk memimpin.
b. Mempunyai kemampuan dan kemauan untuk mengelola, mengembangkan
Pelayanan Kefarmasian.
c. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri.
d. Mempunyai kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak lain.
e. Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi, mencegah, menganalisis dan
memecahkan masalah.
Sebagai Tenaga Fungsional
a. Mampu memberikan pelayanan kefarmasian.
b. Mampu melakukan akuntabilitas praktek kefarmasian.
c. Mampu mengelola manajemen praktis farmasi.
d. Mampu berkomunikasi tentang kefarmasian.
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
3 Juli 2017 15 Juli 2017 23
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

e. Mampu melaksanakan pendidikan dan pelatihan.


f. Mampu melaksanakan penelitian dan pengembangan.
Semua tenaga kefarmasian di Puskesmas harus selalu meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam rangka menjaga dan meningkatkan
kompetensinya.Upaya peningkatan kompetensi tenaga kefarmasian dapat
dilakukan melalui pengembangan profesional berkelanjutan.Semua tenaga
kefarmasian di Puskesmas melaksanakan Pelayanan.
Kefarmasian berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang dibuat
secara tertulis, disusun oleh Kepala Ruang Farmasi, dan ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas.SPO tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat.Jenis SPO
dibuat sesuai dengan kebutuhan pelayanan yang dilakukan pada Puskesmas yang
bersangkutan.
2. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan adalah salah suatu proses atau upaya
peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian atau bidang
yang berkaitan dengan kefarmasian secara berkesinambungan untuk
mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga kefarmasian secara optimal.
Puskesmas dapat menjadi tempat pelaksanaan program pendidikan, pelatihan
serta penelitian dan pengembangan bagi calon tenaga kefarmasian dan tenaga
kefarmasian unit lain.
Tujuan Umum:
a. Tersedianya tenaga kefarmasian di Puskesmas yang mampu melaksanakan
rencana strategi Puskesmas.
b. Terfasilitasinya program pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga
kefarmasian dan tenaga kefarmasian unit lain.
c. Terfasilitasinya program penelitian dan pengembangan bagi calon tenaga
kefarmasian dan tenaga kefarmasian unit lain.
Tujuan Khusus:

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 24
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

a. Tersedianya tenaga kefarmasian yang mampu melakukan pengelolaan Obat


dan Bahan Medis Habis Pakai.
b. Tersedianya tenaga kefarmasian yang mampu melakukan Pelayanan
Kefarmasian.
c. Terfasilitasinya studi banding, praktik dan magang bagi calon tenaga
kefarmasian internal maupun eksternal.
d. Tersedianya data Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konseling tentang Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai.
e. Tersedianya data penggunaan antibiotika dan injeksi.
f. Terwujudnya Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas yang optimal.
g. Tersedianya Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
h. Terkembangnya kualitas dan jenis pelayanan ruang farmasi Puskesmas.
3. Pengembangan Tenaga Kefarmasian dan Program Pendidikan
Dalam rangka penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan
tenaga kefarmasian maka Puskesmas menyelenggarakan aktivitas sebagai berikut:
a. Setiap tenaga kefarmasian di Puskesmas mempunyai kesempatan yang sama
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
b. Apoteker dan atau Tenaga Teknis Kefarmasian harusmemberikan masukan
kepada pimpinan dalam menyusunprogram pengembangan staf.
c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi,wewenang dan
tanggung jawabnya.
d. Melakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan danketerampilan
bagi tenaga kefarmasian.
e. Tenaga kefarmasian difasilitasi untuk mengikuti program yangdiadakan oleh
organisasi profesi dan institusi pengembanganpendidikan berkelanjutan
terkait.
f. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukanpraktik, magang,
dan penelitian tentang pelayanan kefarmasiandi Puskesmas.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 25
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

Pimpinan dan tenaga kefarmasian di ruang farmasi Puskesmas berupaya


berkomunikasi efektif dengan semua pihak dalam rangka optimalisasi dan
pengembangan fungsi ruang farmasi Puskesmas.

B.3 Sarana dan Prasarana


Sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di Puskesmas
meliputi sarana yang memiliki fungsi:
1. Ruang penerimaan resep.
Ruang penerimaan resep meliputi tempat penerimaan resep, 1 (satu) set meja
dan kursi, serta 1 (satu) set komputer, jika memungkinkan. Ruang penerimaan resep
ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien.
2. Ruang pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas).
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas
meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan
disediakan peralatan peracikan, timbangan Obat, air minum (air mineral) untuk
pengencer, sendok Obat, bahan pengemas Obat, lemari pendingin, termometer
ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label Obat, buku catatan pelayanan resep,
buku-buku referensi/standar sesuai kebutuhan, serta alat tulis secukupnya. Ruang ini
diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang cukup.Jika memungkinkan
disediakan pendingin ruangan (air conditioner) sesuai kebutuhan.
3. Ruang penyerahan Obat.
Ruang penyerahan Obat meliputi konter penyerahan Obat, buku pencatatan
penyerahan dan pengeluaran Obat.Ruang penyerahan Obat dapat digabungkan
dengan ruang penerimaan resep.
4. Ruang konseling.
Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku, buku-
buku referensi sesuai kebutuhan, leaflet, poster, alat bantu konseling, buku catatan
konseling, formulir jadwal konsumsi Obat (lampiran), formulir catatan pengobatan

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 26
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

pasien (lampiran), dan lemari arsip (filling cabinet), serta 1 (satu) set komputer, jika
memungkinkan.
5. Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur,
kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan
petugas.Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang cukup. Ruang
penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak/lemari Obat, pallet, pendingin
ruangan (AC), lemari pendingin, lemari penyimpanan khusus narkotika dan
psikotropika, lemari penyimpanan Obat khusus, pengukur suhu, dan kartu suhu.
6. Ruang arsip.
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan
pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan Kefarmasian dalam
jangka waktu tertentu.Ruang arsip memerlukan ruangan khusus yang memadai dan
aman untuk memelihara dan menyimpan dokumen dalam rangka untuk menjamin
penyimpanan sesuai hukum, aturan, persyaratan, dan teknik manajemen yang baik.
Istilah ruang di sini tidak harus diartikan sebagai wujud ruangan secara fisik,
namun lebih kepada fungsi yang dilakukan.Bila memungkinkan, setiap fungsi
tersebut disediakan ruangan secara tersendiri.Jika tidak, maka dapat digabungkan
lebih dari 1 (satu) fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang jelas antar fungsi.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 27
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

BAB III
KEGIATAN SELAMA PKPA BESERTA PEMBAHASAN

Puskesmas Halmahera adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota


Semarang yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kota Semarang, Puskesmas
Halmahera berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas
Kesehatan Kota Semarang dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 28
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

Puskesmas Halmahera sebagai salah satu Puskesmas yang berada di Kecamatan


Semarang Timur dengan luas wilayah 3.11 km2 yang mempunyai wilayah kerja 4
kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Karangturi.
2. Kelurahan Karangtempel.
3. Kelurahan Rejosari.
4. Kelurahan Sarirejo.
Dengan batas wilayah kerja :
1. Bagian utara : Kelurahan Bugangan dan Kelurahan Kebon Agung.
2. Bagian Selatan : Kecamatan Semarang Selatan.
3. Bagian Barat : Kecamatan Semarang Tengah.
4. Bagian Timur : Kelurahan Gayamsari.
Penduduk menurut jenis kelamin diwilayah kerja Puskesmas Halmahera Tahun
2015 berjumlah 33.239 jiwa dengan perincian sebagai berikut :
Nama Kelurahan Laki Laki Perempuan Jumlah KK
Karangturi 1.604 1.789 977
Karangtempel 2.021 1.967 1.749
Rejosari 8.183 7.996 4.177
Sarirejo 4.653 5.026 2.900
Jumlah 16.461 16.778 9.533

Peran serta masyarakat adalah proses untuk menumbuhkan dan meningkatkan


tanggung jawab individu, keluarga terhadap kesehatan dan kesejahteraan dirinya,
keluarga dan masyarakat serta mengembangkan kemampuan untuk berkontribusi
dalam pembangunan kesehatan sehingga individu dan keluarga tumbuh menjadi
tokoh atau kader pembangunan kesehatan.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 29
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

Kegiatan peran serta masyarakat di wilayah kerja puskesmas Halmahera


diwujudkan dalam bentuk Posyandu. Adapun jumlah posyandu sebanyak 50 dengan
perincian sebagai berikut :
1. Posyandu Lansia = 20
2. Posyandu Balita = 30
Data Ketenagaan di Puskesmas Halmahera tahun 2015 sebagai berikut :
No Jenis Tenaga Jumlah Lebih Kurang Keterangan
1 Kepala Puskesmas 1 - - PNS
2 Ka. Sub. Bag Tata Usaha 1 - - PNS
3 Dokter Umum/Fungsional 2 - - PNS
4 Dokter gigi 2 - - PNS
5 Bidan 6 - 2 PNS
6 Perawat 7 - 2 PNS
7 Perawat Gigi 1 - - PNS
8 Sanitarian 1 - - PNS
9 Apoteker 1 - - PNS
10 Ass Apoteker 2 - - PNS
10 Analis Kesehatan/ laborat 2 - - PNS
11 Nutrisionis 1 - - PNS
12 Epidemiolog - - 1 -
13 Entomolog - - 1 -
14 Pengolah simpus/data - - 1 -
15 Bendahara/Pengurus barang 2 - - PNS
16 Penyuluh Kes.Masyarakat 0 - 1 Perawat PNS
17 Bendahara APBD 1 - - Bidan PNS
18 Bendahara BOK 1 - - Drg PNS
19 Bendahara JKN 1 - - PNS
20 Pengadministrasi 2 - - PNS
21 Petugas Loket 4 - - PNS
22 Penjaga malam - - 2 PNS
23 Pengemudi - - 3 PNS
24 Petugas kebersihan / CS 4 - - Magang
Jumlah

Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Halmahera adalah :
a. Jumlah TK/RA : 23

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 30
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

b. Jumlah SD/MI : 13
c. Jumlah SMP/MTS : 6
d. Jumlah MA :9

Sarana Transportasi
Sarana transportasi untuk menunjang kegiatan operasional di Puskesmas
Halmahera adalah :
a. Kendaraan roda empat Puskesling : 2 buah
b. Ambulance : 1 buah
c. Jumlah Roda dua : 3 buah
a. Data Tugas Pokok, Tugas Integrasi dan Tugas Tambahan
Nama Jabatan : Kepala Puskesmas ( dr. Muhammad Hidayanto )
Unit Kerja : Puskesmas Halmahera
No Uraian Tugas (Job Description) Keterangan

1 Menyusun rencana kegiatan program pelaksanaan bidang Puskesmas


berdasarkan peraturan yang berlaku sebagai acuan pelaksanaan tugas;
2 Menjabarkan perintah atasan secara rinci dan jelas agar mudah untuk
dipahami dan dilaksanakan;
3 Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugas
masing-masing guna kelancaran pelaksanaan tugas;
4 Memeriksa dan meneliti hasil kerja bawahan untuk mengetahui
kesulitan dan hambatan yang dihadapi untuk diberikan jalan
keluarnya;
5 Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai dengan bidang
dan tugasnya guna diperoleh hasil kerja yang optimal;
6 Mengoreksi hasil kegiatan jabatan fungsional Dokter, Dokter Gigi,
Asisten Apoteker, Pranata Laboratorium Kesehatan, Epidemiolog
Kesehatan, Sanitarian, Penyuluh Kesehatan Masyarakat, Perawat Gigi,
nutrisionis, Bidan, Perawat;
7 Melaksanakan kegiatan usaha pencegahan dan pemberantasan
penyakit termasuk imunisasi;
8 Melaksanakan peningkatan kesehatan dan kesehatan keluarga melalui
kegiatan Kesejahteraan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana (KB),
perbaikan gizi dan usia lanjut;
9 Melaksanakan pemulihan dan rujukan melalui kegiatan pengobatan
termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan serta kesehatan gigi dan
mulut;

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 31
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

10 Melaksanakan Kesehatan Lingkungan, Penyuluhan dan Peran Serta


Masyarakat melalui kegiatan penyehatan lingkungan, upaya kesehatan
institusi dan olahraga, penyuluhan kesehatan masyarakat dan
perawatan kesehatan masyarakat;
11 Melaksanakan kegiatan pengecekan laboratorium dan pengelolaan
obatobatan;
12 Melaksanakan kegiatan dan penyusunan BOK, Micro planning,
jamkesmas sebagai pelaksanaan tugas
13 Melaksanakan pelayanan khusus melalui kegiatan upaya kesehatan
mata, jiwa dan kesehatan lain;
14 Melaksanakan kegiatan ketatausahaan, urusan Rumah Tangga, dan
Perlengkapan Puskesmas
15 Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya
sebagai bahan masukan perumusan kebijakan selanjutnya;
16 Menilai prestasi kerja bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang berlaku sebagai penilaian terhadap kinerja pelaksanaan tugas;
17 Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan langsung guna
kelancaran pelaksanaan tugas;
18 Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan baik secara lisan
maupun tertulis sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
TUGAS INTEGRASI
1 Melaksanakan kegiatan terpadu dengan cara koordinasi lintas sektoral
diwilayah kerja puskesmas
2 Melaksanakan Rapat koordinasi rutin sebagai penunjang pelaksanaan
tugas
TUGAS TAMBAHAN
1 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.

Nama Jabatan : Kepala Sub. Bagian Tata Usaha ( Heri Taviyanto, SH )


Unit Kerja : Puskesmas Halmahera
No Uraian Tugas (Job Description) Keterangan

1 Menyusun rencana kegiatan program pelaksanaan bidang


ketatausahaan berdasarkan peraturan yang berlaku sebagai
acuan pelaksanaan tugas;
2 Menjabarkan perintah atasan secara rinci dan jelas agar
mudah untuk dipahami dan dilaksanakan;
3 Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugas masing-masing guna kelancaran pelaksanaan
tugas;

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 32
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

4 Memeriksa dan meneliti hasil kerja bawahan untuk


mengetahui kesulitan dan hambatan yang dihadapi untuk
diberikan jalan keluarnya;
5 Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai dengan
bidang dan tugasnya guna diperoleh hasil kerja yang optimal;
6 Melaksanakan urusan surat menyurat meliputi penerimaan
dan pendistribusian;
7 Melaksanakan pembinaan kearsipan yang menyangkut
pengendalian dan tata tertib kearsipan;
8 Melaksanakan administrasi pegawai meliputi pengangkatan
CPNS, kenaikan pangkat, ijin belajar, pengajuan mutasi dan
mengonsep surat pengajuan kenaikan gaji berkala;
9 Membuat konsep pengembangan pegawai untuk mengikuti
pendidikan perjenjangan, kursus teknis dan fungsional guna
peningkatan SDM dan membuat konsep rencana kebutuhan
pegawai.
10 Mengonsep usulan berkas Daftar Usul Penetapan Angka
Kredit (DUPAK) bagi jabatan fungsional.
11 Menghadiri dan mewakili rapat koordinasi.
12 Membuat laporan kegiatan ketatausahaan antara lain laporan
keuangan, barang, dan kepegawaian
13 Melaksanakan urusan rumah tangga dan kebersihan
TUGAS INTEGRASI
1 Mengkoordinir kegiatan laporan kegiatan puskesmas
TUGAS TAMBAHAN
1 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

Nama Jabatan : Pengelola Obat ( Arvin Faizatun, S.Farm.Apt )


Unit Kerja : Puskesmas Halmahera

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 33
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

No Uraian tugas (Job Discription) Keterangan


1 Menyusun rencana kegiatan program pengelolaan obat
berdasarkan peraturan yang berlaku sebagai acuan
2 pelaksanaan tugas;
3 Koordinator pelayanan Obat.
Melaksanakan pelayanan obat
- menyiapkan peralatan dan obat-obatan
- melakukan pelayanan obat ke pasien sesuai dengan
resep hasil pemeriksaan
- melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran
obat
- melakukan pengecekan obat
- pengambilan obat dan vaksin
- memasukan data obat ke SIMPUS.
- Membuat laporan pengelolaan obat

TUGAS INTEGRASI
1 Melaksanakan kegiatan Puskesling dengan cara membantu
melakukan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan pada
pasien
2 Melaksanakan Posyandu bersama tim
TUGAS TAMBAHAN
1 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 34
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

Nama Jabatan : Pengelola Obat ( Dany Fitri Indriasari )


Unit Kerja : Puskesmas Halmahera

No Uraian tugas (Job Discription) Keterangan


1 Menyusun rencana kegiatan program pengelolaan obat
berdasarkan peraturan yang berlaku sebagai acuan
2 pelaksanaan tugas;
Membantu pelaksanakan pelayanan obat
- menyiapkan peralatan dan obat-obatan
- melakukan pelayanan obat ke pasien sesuai
dengan resep hasil pemeriksaan
- melakukan pencatatan penerimaan dan
pengeluaran obat
- melakukan pengecekan obat
- pengambilan obat dan vaksin
- memasukan data obat ke SIMPUS.
- Membuat laporan pengelolaan obat

TUGAS INTEGRASI
1 Melaksanakan kegiatan Puskesling dengan cara
membantu melakukan kegiatan pemeriksaan dan
pengobatan pada pasien
2 Melaksanakan Posyandu bersama tim
TUGAS TAMBAHAN
1 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 35
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

Nama Jabatan : Pengelola Obat (Sunarti)

No Uraian tugas (Job Discription) Keterangan


1 Menyusun rencana kegiatan program pengelolaan obat
berdasarkan peraturan yang berlaku sebagai acuan
2 pelaksanaan tugas;
Membantu pelaksanakan pelayanan obat
- menyiapkan peralatan dan obat-obatan
- melakukan pelayanan obat ke pasien sesuai dengan
resep hasil pemeriksaan
- melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran
obat
- melakukan pengecekan obat
- pengambilan obat dan vaksin
- memasukan data obat ke SIMPUS.
- Membuat laporan pengelolaan obat

TUGAS INTEGRASI
1 Melaksanakan kegiatan Puskesling dengan cara membantu
melakukan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan pada
pasien
2 Melaksanakan Posyandu bersama tim
TUGAS TAMBAHAN
1 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
2 Koordinator Program PHBS

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 36
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

Nama Jabatan : Pengelola Simpus dan SP3 ( Masrukhan, SKM )


Unit Kerja : Puskesmas Halmahera

No Uraian tugas (Job Discription) Keterangan


1 Menyusun rencana kegiatan program Simpus berdasarkan
peraturan yang berlaku sebagai acuan pelaksanaan tugas;
Melaksanakan kegiatan penyusunan sistem informasi
- menyiapkan bahan kegiatan
- melakukan penerimaan data dari semua program
- melakukan pemeriksaan data
- mengolah data
- menyusun data
- mengirim data
- membuat laporan
TUGAS INTEGRASI:
- Melaksanakan pendataan penyakit tidak menular
- Melaksanakan kegiatan Puskesling dengan cara
membantu melakukan kegiatan pemeriksaan dan
pengobatan pada pasien
- Melaksanakan tugas POSYANDU bersama dengan
tim
- Melaksanakan tugas P3K bersama dengan tim
TUGAS TAMBAHAN
- Membantu pelaksanan di loket
- Melaksanakan kegiatan pengelolaan/bendahara
barang
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 37
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

Kondisi geografis di wilayah kerja Puskesmas Halmahera yang merupakan daerah


perkotaan serta pemukiman padat merupakan ancaman dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan, banyak rumah tidak memenuhi syarat kesehatan. Disisi lain
merupakan daerah reservoir yang tepat bagi berkembang biaknya vektor dan
penyebab penyakit DB, leptospira, disamping itu perilaku hidup bersih sehat sangat
dipengaruhi tingkat pengetahuan dan kepedulian penduduk yang masih rendah
tentang pentingnya kesehatan serta peran masyarakat yang masih rendah dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan terutama daerah dekat sungai yang berada
di wilayah kerja puskesmas. Perubahan perilaku masyarakat untuk hidup sehat dan
peningkatan mutu lingkungan sangat berpengaruh terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat dan hal ini memerlukan kerjasama yang erat antara berbagai
sector yang terkait dengan sektor kesehatan.
Kelemahan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dari sudut tenaga kesehatan
adalah menyangkut tentang jenis dan jumlah tenaga yang belum merata, pendidikan
yang belum memadai, komposisi tenaga kesehatan yang timpang karena masih sangat
didominasi tenaga medis, sedangkan ternaga kesehatan non medis masih sangat
kurang sehingga banyak tenaga medis yang merangkap menjadi tenaga administrasi,
hal ini menjadikan hasil kinerja kurang maksimal. Di samping itu Puskesmas
Halmahera merupakan Puskesmas dengan rawat inap dan rawat bersalin di mana
jumlah tenaga yang minimal. Sebagai contoh idealnya rawat inap dan rawat bersalin 1
x shif jaga perlu tenaga 2 orang perawat dan 2 orang bidan, hal ini di karenakan
ketika ada rujukan ke rumah sakit menjadikan rawat inap dan atau rawat bersalin
kosong.

3.1 Analisis SWOT


1. Peluang
a. Kelembagaan yang kuat di tingkat kecamatan dan kelurahan.
b. Peran serta kader / kemitraan kesehatan yang kuat.
c. Lokasi yang strategis.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 38
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

d. Pelaksanaan BPJS.
e. meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat.
f. adanya kader kesehatan, dokter kecil, kader remaja.
2. Ancaman
b. Adanya penyakit endemis yang bisa diakibatkan dari luar wilayah puskesmas
( TB, DB, leptospira dan lain-lain ).
c. Sarana sanitasi yang masih rendah disebagian penduduk.
d. Mobilitas penduduk yang cukup tinggi.
e. Komposisi piramida penduduk banyak yang usia lanjut.
f. Jumlah kader kesehatan yang kurang.
g. Keterlibatan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan belum optimal.
h. Sistem pembiayaan puskesmas belum mengantisipasi perkembangan masa
depan.
i. Kebijakan pemerintah tentang pengangkatan pegawai zero growth menjadi
ancaman terhadap ketersediaan pegawai.
j. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum menjadi budaya.
3. Kekuatan
a. Tenaga yang cukup profesional.
b. Anggaran yang cukup untuk kegiatan operasional puskesmas.
c. Adanya SOP/protap untuk pelayanan di puskesmas.
d. Adanya dukungan dan kerjasama serta kemitraan lintas program dan lintas
sector.
e. Adanya Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS).
4. Kelemahan
a. Anggaran yang terbatas untuk kegiatan belanja modal dalam rangka
memenuhi kegiatan pelayanan.
b. Alat penunjang medis yang masih terbatas.
c. Tenaga kurang untuk bidang tertentu ( perawat, bidan, epidemiologi)
d. Upaya promotif belum optimal di karenakan beban kuratif tinggi.
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
3 Juli 2017 15 Juli 2017 39
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

e. Belum tersedianya dta dan informasi registrasi vital tentang kependudukan


dan program kesehatan yang sahih dan akurat.

2.1 Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi


2.1.1 Kedudukan
Kedudukan Puskesmas Halmahera dalam sistem pemerintahan daerah kota
Semarang adalah sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Semarang
bidang kesehatan yang merupakan unit struktur pemerintahan daerah kota Semarang
bidang kesehatan di tingkatan kecamatan. Disamping itu di wilayah kerja puskesmas
Halmahera terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan strata pertama yang
dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek dokter, praktek dokter
gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat, upaya kesehatan
berbasis dan sumberdaya masyarakat seperti posyandu, maka kedudukan puskesmas
Halmahera adalah sebagai pembina.
2.1.2 Tugas Pokok
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan sebagai kegiatan teknis operasional
dinas kesehatan di bidang pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan
secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
2.1.3 Fungsi
1. Perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan pembinaan dan pengembangan
upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang pelayanan
pembinaan dan pengembangan uapaya kesehatan secara paripurna kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang pelayanan pembinaan dan
pengembangan upaya kesehatan secara parnipura kepada masyarakat di wilayah
kerjanya.
4. Pelaksanaan kegiatan usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit termasuk
imunisasi.
Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
3 Juli 2017 15 Juli 2017 40
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

5. Pelaksanaan peningkatan kesehatan keluarga melalui kegiatan Kesejahteraan Ibu


dan Anak, Keluarga Berencana (KB), perbaikan gizi dan usia lanjut.
6. Pelaksanaan pemulisan dan rujukan melalui kegiatan pengobatan termasuk
pelayanan darurat karena kecelakaan serta kesehatan gigi dan mulut.
7. Pelaksanaan kesehatan lingkungan penyuluhan dan peran serta masyarakat
melalui kegiatan penyehatan lingkungan upaya kesehatan institusi dan olahraga,
penyuluhan keseahatan masyarakat dan perawatan kesehatan masyarakat.
8. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
9. Memberdayakan masyarakat dan keluarga.
10. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama
11. Pelaksanaan kegiatan laboratorium dan obat-obatan.
12. Pelaksanaan pengobatan di rawat inap dan rawat bersalin.

2.1.4 Struktur Organisasi

KEPALA PUSKESMAS

Dr. Muhammad Hidayanto

Ka Sub Bag Tata Usaha Heri


Tavianto, SH.

Pengelolaan Keuangan Administrasi

Sri Kariyus Khayati, SE


Pembantu pengeluaran : Wiwik Susanti
Pengurus : Dany Fitri I
Yuci Purwaning Suci Maryanto
Penyimpan : Toto
Penerimaan : Sri Toto Hariadi, S.I.Kom
Hariadi
Kariyus Khayati

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 41
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

Gambar 2. Struktur Organisasi Puskesmas Halmahera


2.2 Visi, Misi dan Motto

VISI

MENJADI PUSKESMAS UNGGULAN DENGAN PELAYANAN KESEHATAN


YANG BERMUTU DAN PROFESIONAL MENUJU MASYARAKAT MANDIRI
UNTUK HIDUP SEHAT

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 42
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

MISI

B. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, mudah, cepat, dan tepat.


C. Meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat.

MOTTO

TIADA HARI TANPA PELAYANAN PRIMA

JANJI LAYANAN

Memberikan yang terbaik

NILAI-NILAI

Hebat Oke

2.3 Tujuan dan Strategi Puskesmas


2.3.1 Tujuan
Sebagai penjabaran visi puskesmas Halmahera, maka tujuan yang akan dicapai
adalah terselenggaranya pelayanan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna
dalam rangka mencapai derajad kesehatan masyarakat yang optimal. Adapun Tujuan
Puskesmas adalah sebagai berikut :
Tujuan jangka panjang (5 Tahun) adalah :
1. Penanggulangan penyakit menular seperti Demam berdarah, TB paru,
leptospirosis.
2. Upaya kesehatan keluarga seperti : menurunkan angka kematian maternal dan
perinatal dan keluarga berencana.
3. Upaya penanggulangan gizi kurang.
4. Upaya kesehatan lingkungan.

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 43
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

5. Upaya pengobatan.
6. Promosi kesehatan.
Tujuan jangka pendek adalah :
1. Menurunkan angka kesakitan Demam Berdarah dan Leptospirosis.
2. Menurunkan angka kematian Maternal, Perinatal dan Neonatal.
3. Menurunkan angka prevalensi gizi kurang.
4. Menurunkan angka kesakitan TB Paru.
5. Memberikan Penyuluhan Kesehatan.
6. Menurunkan angka kesakitan penyakit tidak menular : Hipertensi, DM
7. Srategi Puskesmas.
Untuk mewujudkan visi dan misi Puskesmas Halmahera yang telah ditetapkan
maka strateginya adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan Penyelidikan Epidemiologi (PE), Monitoring dan Informasi
Kesehatan.
Pelaksanaan PE dan monitoring dilaksanakan dengan meningkatkan peran aktif
masyarakat dalam memberikan informasi atau pelaporan masalah kesehatan di
wilayah kerja puskesmas Halmahera dan apabila terjadi KLB (kejadian Luar Biasa)
puskesmas telah mem;punyai Tim Gerak Cepat dalam penanggulangan masalah
kesehatan.
2. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.
Dalam era reformasi seperti sekarang ini, masyarakat harus berperan aktif
dalam penyelenggaraan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan
mendorong nmasyarakat agar mampu secara mandiri menjamin terpenuhinya
kebutuhan kesehatan dan kesinambungan pelayanan kesehatan. Dalam
memberdayakan masyarakat, puskesmas Halmahera memberikan pendidikan
kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM) dalam rangka mewujudkan Forum Kesehatan
Kelurahan (FKK) dengan melibatkan LSM, PKK dan organisasi kemasyarakatan,

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 44
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

sehingga UKBM mampu memberikan pelayanan promotif, preventif, keluarga


berencana, pemberian makanan tambahan bagi masyarakat yang kurang gizi.
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Sesuai dengan paradigma sehat, puskesmas Halmahera telah berupaya
melakukan pelayanan kesehatan masyarakat yang dipadukan secara serasi dan
seimbang dengan upaya kesehatan perorangan agar diperoleh pelayanan kesehatan
sesuai dengan standart yang ditetapkan.
4. Meningkatkan kerjasama untuk mewujudkan komitmen.
Agar masyarakat dan swasta dapat berperan aktif dalam penyelenggaraan
kesehatan, maka Puskesmas Halmahera perlu melakukan upaya sosialisasi mengenai
berbagai masalah dan penyelenggaraan kesehatan sehingga dapat diwujudkan
komitmen dan dukungan dari lintas sektoral, masyarakat maupun swasta dalam
penanggulangan masalah kesehatan.

2.4 Sumber Daya


A. Data Ketenagaan (MAN)
No Jenis Tenaga Jumlah Lebih Kurang Keterangan
1 Kepala Puskesmas 1 - - PNS
2 Ka. Sub. Bag Tata Usaha 1 - - PNS
3 Dokter Umum/Fungsional 2 - - PNS
4 Dokter gigi 2 - - PNS
5 Bidan 6 - 2 PNS
6 Perawat 7 - 2 PNS
7 Perawat Gigi 1 - - PNS
8 Sanitarian 1 - - PNS
9 Apoteker 1 - - PNS
10 Ass Apoteker 2 - - PNS
10 Analis Kesehatan/ laborat 2 - - PNS
11 Nutrisionis 1 - - PNS
12 Epidemiolog - - 1 -
13 Entomolog - - 1 -
14 Pengolah simpus/data - - 1 -
15 Bendahara/Pengurus barang 2 - - PNS
16 Penyuluh Kes.Masyarakat 0 - 1 Perawat PNS

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 45
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

17 Bendahara APBD 1 - - Bidan PNS


18 Bendahara BOK 1 - - Drg PNS
19 Bendahara JKN 1 - - Bidan PNS
20 Pengadministrasi 2 - - PNS
21 Petugas Loket 4 - - PNS
22 Penjaga malam - - 2 PNS
23 Pengemudi - - 3 PNS
24 Petugas kebersihan / CS 4 - - Magang
Jumlah

B. Sistem Pembiayaan (MONEY)


NO SUMBER DANA JUMLAH REALISASI RENCANA
TAHUN 2015 TAHUN 2015 2016
1 APBD Kota Semarang 603.637.000 529.853.180 491.123.000
2 BOK 74.745.000 74.745.000 224.000.000
3 JKN 1.037.414.000
C. Kegiatan Puskesmas (METHOD)
No Kegiatan Jadwal
1. Rawat Jalan :
a. BP Umum Tiap hari jam kerja
b. Klinik MTBS
c. Laboratorium Tiap hari jam kerja
d. BP Gigi
e. Klinik laktasi dan konseling gizi Tiap hari jam kerja
f. Klinik lansia/Prolanis
g. Klinik Sanitasi Tiap hari jam kerja
h. KIA
i. Klinik KB Tiap hari jam kerja
j. Klinik Imunisasi
k. Klinik IMS, HIV/IDS Tiap hari rabu, kamis minggu I
l. Klinik IMS, HIV AIDS malam
UGD dan Rawat Inap Tiap hari jam kerja ( rujukan BP)
2. Rawat Bersalin
3. Penyuluhan Tiap hari jam kerja
4. BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
5. Penyelidikan epidemiologi penyakit Tiap hari jam kerja
6. P3K
7. Perpustakaan Tiap hari jam kerja
8. Posyandu balita dan lansia
9 Klinik Akupresur Selasa, Kamis jam kerja

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 46
Laporan PKPA Puskesmas Halmahera Semarang Angkatan XXV

Sesuai perjanjian

Buka 24 jam setiap hari


Buka 24 jam setiap hari
Terjadwal
Terjadwal
Bila ada kasus
Ada permintaan
Tiap hari
Terjadwal
Sabtu Minggu IV

D. Pemasaran (Market)
No Kelurahan Luas Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Wilayah Penduduk KK RT RW
1. Karang tempel 91,84 3.988 1.479 40 5
2. Karang turi 53,229 3.393 977 27 5
3. Sari rejo 66,797 9.679 2.900 50 8
4. Rejosari 99,53 16.179 4.177 131 15
Jumlah 311,396 33.239 9.533 288 33

Mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker


3 Juli 2017 15 Juli 2017 47

Anda mungkin juga menyukai

  • Gas Medis
    Gas Medis
    Dokumen35 halaman
    Gas Medis
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    100% (1)
  • Lampiran Nilai Lab
    Lampiran Nilai Lab
    Dokumen94 halaman
    Lampiran Nilai Lab
    edi
    Belum ada peringkat
  • Etiologi Hiv
    Etiologi Hiv
    Dokumen51 halaman
    Etiologi Hiv
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Kasus 3 DIARE-2
    Kasus 3 DIARE-2
    Dokumen3 halaman
    Kasus 3 DIARE-2
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • SOAL
    SOAL
    Dokumen1 halaman
    SOAL
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Ambang Batas Formalin
    Ambang Batas Formalin
    Dokumen5 halaman
    Ambang Batas Formalin
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Mual Muntah-1
    Makalah Mual Muntah-1
    Dokumen19 halaman
    Makalah Mual Muntah-1
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    100% (1)
  • ANEMIA RESEP
    ANEMIA RESEP
    Dokumen22 halaman
    ANEMIA RESEP
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Harga, Soap Diare
    Harga, Soap Diare
    Dokumen9 halaman
    Harga, Soap Diare
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Soap
    Soap
    Dokumen10 halaman
    Soap
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • DIARE Kel 7
    DIARE Kel 7
    Dokumen18 halaman
    DIARE Kel 7
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Ambang Batas Formalin
    Ambang Batas Formalin
    Dokumen5 halaman
    Ambang Batas Formalin
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • DIARE Kel 7
    DIARE Kel 7
    Dokumen18 halaman
    DIARE Kel 7
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • DM
    DM
    Dokumen12 halaman
    DM
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Filsafat Dedew
    Jurnal Filsafat Dedew
    Dokumen10 halaman
    Jurnal Filsafat Dedew
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Preeklamsiaku
    Preeklamsiaku
    Dokumen15 halaman
    Preeklamsiaku
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Soap
    Soap
    Dokumen9 halaman
    Soap
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • SKRIPSI PANDUAN
    SKRIPSI PANDUAN
    Dokumen49 halaman
    SKRIPSI PANDUAN
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Naskah Skripsi
    Naskah Skripsi
    Dokumen122 halaman
    Naskah Skripsi
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Sukun Antioksidan
    Sukun Antioksidan
    Dokumen115 halaman
    Sukun Antioksidan
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Studi Kasus MPF
    Studi Kasus MPF
    Dokumen21 halaman
    Studi Kasus MPF
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • KSFK PREEKLAMSIA (SOAP Nyeri)
    KSFK PREEKLAMSIA (SOAP Nyeri)
    Dokumen5 halaman
    KSFK PREEKLAMSIA (SOAP Nyeri)
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Makalah HT FTM Fix 2017
    Makalah HT FTM Fix 2017
    Dokumen27 halaman
    Makalah HT FTM Fix 2017
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Kasus
    Kasus
    Dokumen22 halaman
    Kasus
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI
    PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI
    Dokumen5 halaman
    PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Ambang Batas Formalin
    Ambang Batas Formalin
    Dokumen5 halaman
    Ambang Batas Formalin
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Ambang Batas Formalin
    Ambang Batas Formalin
    Dokumen5 halaman
    Ambang Batas Formalin
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Kimling
    Kimling
    Dokumen4 halaman
    Kimling
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat
  • Buku Panduan Skripsi
    Buku Panduan Skripsi
    Dokumen49 halaman
    Buku Panduan Skripsi
    Dewi Kurnianingtyas Setyani
    Belum ada peringkat