TENTANG
1
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:
1. Kabupaten adalah Kabupaten Musi Rawas.
2. Bupati adalah Bupati Musi Rawas.
3. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Musi Rawas.
4. Badan Pemeriksa Keuangan yang selanjutnya disingkat BPK adalah Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
2
5. Inspektur adalah Inspektur Kabupaten Musi Rawas.
13. Auditor adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang mempunyai jabatan
fungsional auditor dan/atau pihak lain yang diberi tugas, wewenang,
tanggungjawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah untuk dan atas nama
APIP.
14. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang
dilakukan secara inependen, obyektif dan profesional berdasarkan standar
audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efekifitas,
efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi
pemerintah.
3
16. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil/prestasi suatu
kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.
18. Audit kinerja adalah audit yang terdiri dari aspek ekonomi dan efisiensi
serta audit aspek efektivitas.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman dalam
penyusunan PKPT berbasis risiko pada APIP.
(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah :
a. sebagai pedoman bagi APIP dalam pengendalian mutu pelaksanaan
penyusunan PKPT;
b. sebagai dukungan terhadap sumber daya audit secara efektif dan efisien;
c. memberikan pengarahan dalam pengelolaan penugasan audit dalam
menetapkan skala prioritas dan mengidentifikasi pengendalian dan area-
area berisiko.
d. sebagai pedoman dalam pengukuran capaian kinerja pelaksanaan
pengawasan;
e. memberikan informasi kepada eksternal auditor dan pihak terkait
mengenai ruang lingkup audit, tujuan audit, tenaga auditor, waktu
audit, biaya perjalanan dan hasil audit untuk satu tahun; dan
f. meyakinkan Bupati bahwa sumber daya audit hanya ditugaskan untuk
prioritas utama.
BAB III
PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN BERBASIS RISIKO
Pasal 3
(1) PKPT wajib memperhatikan skala prioritas pada kegiatan yang mempunyai
risiko terbesar dan selaras dengan tujuan organisasi.
4
(2) APIP wajib menyusun peta audit dan menetapkan besaran risiko terhadap
masing-masing auditi, sebagai dasar dalam penyusunan PKPT berbasis
risiko.
(3) Auditi yang mempunyai risiko sangat tinggi menjadi prioritas dilakukan
pembinaan dan pengawasan lebih sering dan mendalam, dibandingkan
dengan auditi yang beresiko lebih rendah.
(4) Jenis penugasan pembinaan dan pengawasan dalam perencanaan
pengawasan tahunan APIP sebagaimana maksud ayat (1) meliputi audit,
reviu, evaluasi, monitoring, dan kegiatan pengawasan lainnya berupa
asistensi, sosialisasi, dan konsultasi pengawasan kepada auditi.
(5) PKPT APIP, minimal memuat informasi sebagai berikut:
a. Identitas auditan;
b. Anggaran biaya;
c. Sasaran audit;
d. Periode audit;
e. Jumlah auditor;
f. Waktu mulai audit; dan
g. Waktu penerbitan laporan hasil audit.
BAB IV
PENYUSUNAN PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN
BERBASIS RISIKO
Pasal 5
(1) Inspektur mengkoordinir Inspektur Pembantu Pengawasan di lingkungan
APIP dalam menyusun PKPT berbasis risiko.
(2) Penyusunan PKPT berbasis risiko dilaksanakan melalui tahapan sistematis
melalui penentuan audit universe, pengidentikasian risiko, penjabaran dan
scoring faktor risiko, pemilihan auditable unit, pengembangan perencanaan,
serta monitoring dan evaluasi.
(3) PKPT APIP sebelum disahkan Bupati, wajib dikoordinasikan kepada BPK dan
APIP lainnya untuk menghindari adanya duplikasi pengawasan antar APIP
dan meningkatkan sinergi pelaksanaan pengawasan.
(4) PKPT sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang telah disahkan oleh Bupati,
wajib dikomunikasikan kepada auditi, BPK dan APIP lainnya sesuai
ketentuan yang berlaku.
(5) Pedoman Penyusunan PKPT Berbasis Risiko sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Bupati ini.
(6) Formulir Kendali Mutu Penyusunan PKPT Berbasis Risiko sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II Peraturan Bupati ini.
5
BAB V
EVALUASI PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN
Pasal 6
(1) PKPT APIP dievaluasi secara berkala.
(2) Hasil evaluasi atas pelaksanaan PKPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Bupati.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Musi Rawas.
Ditetapkan di Lubuklinggau
pada tanggal 09 November 2017
BUPATI MUSI RAWAS,
H. HENDRA GUNAWAN
Diundangkan di Lubuklinggau
pada tanggal 09 November 2017
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN MUSI RAWAS,
H. ISBANDI ARSYAD
6
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS
NOMOR : 60 TAHUN 2017
TENTANG : PEDOMAN PENYUSUNAN
PROGRAM KERJA PENGAWASAN
TAHUNAN BERBASIS RISIKO PADA
INSPEKTORAT KABUPATEN MUSI
RAWAS
PEDOMAN PENYUSUNAN
PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN BERBASIS RISIKO
PADA INSPEKTORAT KABUPATEN MUSI RAWAS
A. Umum
1. Keberhasilan penugasan audit banyak tergantung kepada ketepatan dan
kesesuaian perencanaan audit dalam mengantisipasi dan
mempertimbangkan kebutuhan organisasi untuk menentukan pemilihan
auditi, jenis, cakupan, dan tujuan audit yang akan dilakukan,
perkiraaan kebutuhan sumber daya audit dan pengalokasian sumber
daya audit yang tersedia.
2. Mengingat peran penting PKPT bagi keberhasilan suatu penugasan audit,
maka perencanaan audit perlu mendapat perhatian yang memadai dari
pimpinan APIP. Tidak ada suatu penugasan audit yang dilakukan tanpa
didahului oleh perencanaan audit.
3. Perencanaan audit meliputi pengumpulan dan analisis data/informasi
awal yang relevan dengan suatu penugasan yang akan dilakukan.
4. Standar profesional pelaksanaan audit internal mengintegrasikan
penilaian risiko dalam perencanaan audit ke dalam 2 (dua) tingkatan,
yakni penilaian risiko makro untuk perencanaan jadwal audit tahunan
dan penilaian risiko mikro untuk merencanakan audit individu.
5. Perencanaan audit yang menjadi tanggungjawab APIP dibagi menjadi 3
(tiga) bagian, yaitu:
1) Perencanaan audit strategis (jangka panjang);
2) Perencanaan audit tahunan atau PKPT;
3) Perencanaan audit individu (penugasan audit).
6. Perencanaan pengawasan tahunan merupakan program kegiatan jangka
pendek (tahunan) yang merupakan bagian integral dari program jangka
menengah dan jangka panjang.
7. Penyusunan rencana kerja pengawasan tahunan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti prioritas sasaran pengawasan, sumber daya
yang tersedia, dan jadwal waktu yang tersedia.
7
8. Pencapaian sasaran pengawasan yang telah ditetapkan memiliki potensi
tidak dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan disebabkan oleh
berbagai hambatan yang lebih dikenal dengan istilah risiko.
9. Risiko adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengekpresikan
ketidakpastian tentang kejadian dan/atau dampaknya yang dapat
memiliki efek atas pencapaian tujuan organisasi.
10. Dalam menyusun perencanaan pengawasan yang dewasa ini telah
menggunakan pendekatan risiko yang disebut dengan perencanaan audit
berbasis risiko.
C. Ruang lingkup
1. Dalam menyusun PKPT berbasis risiko, APIP perlu melakukan analisis
risiko. Analisis risiko meliputi suatu proses untuk mengenali,
mengidentifikasi, mengukur dan menentukan prioritas risiko yang
dilakukan terhadap lingkungan penyelenggaraan kepemerintahan.
2. Berdasarkan analisis ini, selanjutnya APIP membuat suatu pemetaan
risiko atas seluruh obyek audit yang berpotensi untuk dilakukan audit
(audit universe), yang selanjutnya ditetapkan besaran risiko.
Unsur-unsur risiko yang mempengaruhi besaran risiko antara lain:
8
a. Suasana yang berhubungan dengan etika dan tekanan yang dihadapi
manajemen pemerintahan dalam usahanya mencapai tujuan;
b. Kompetensi, kecukupan dan integritas personil;
c. Ukuran aset, likuiditas atau volume kegiatan;
d. Kondisi finansial dan ekonomi;
e. Kondisi yang kompetitif;
f. Kerumitan dan volatality kegiatan;
g. Dampak atas publik dan perubahan kebijakan pemerintah;
h. Penyebaran operasi secara geografis;
i. Kecukupan dan keefektifan sistem pengendalian intern;
j. Berbagai perubahan organisasi, operasi, teknologi atau ekonomi;
k. Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi;
l. Dukungan terhadap temuan audit dan tindakan korektif yang
dilaksanakan;
m. Tanggal dan hasil audit tahun-tahun sebelumnya.
D. Daftar Istilah
1. Usulan Program Kerja Pengawasan Tahunan yang selanjutnya disingkat
UPKPT adalah usulan rencana pengawasan yang disusun oleh unit
penanggungjawab pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di
lingkungan APIP Kabupaten Musi Rawas.
4. Audit Universe yang disebut juga sebagai Peta Audit adalah suatu daftar
semua kemungkinan audit yang dapat dilakukan atas entitas-entitas
audit (auditable unit).
5. Auditable Unit adalah bagian dari organisasi yang baik secara nyata
maupun potensial, dapat mengandung risiko pada tingkatan yang
memerlukan pengendalian.
6. Risiko adalah suatu kejadian yang mungkin terjadi dan apabila terjadi
akan memberikan dampak negatif pada pencapaian tujuan instansi
pemerintah.
9
7. Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern
pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang
didalamnya terdapat kepentingan Negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat
yang berwenang.
8. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti
yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan
standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan
fungsi instansi pemerintah.
9. Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk
memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai
ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
10. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil/prestasi
suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah
ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.
11. Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program/kegiatan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
12. Kegiatan Pengawasan lainnya antara lain berupa sosialisasi mengenai
pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan
konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan, dan pemaparan hasil
pengawasan.
13. Audit kinerja adalah audit atas pengelolaan keuangan negara dan
pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang terdiri atas
aspek kehematan, efisiensi, dan efektivitas.
14. Audit investigatif adalah proses mencari, menemukan, dan
mengumpulkan barang bukti secara sistematis yang bertujuan
mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya
guna tindakan hukum selanjutnya.
E. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI
Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
1821Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
10
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5679);
11
11. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 Nomor 10);
12. Peraturan Bupati Musi Rawas Nomor 47 Tahun 2016 tentang Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi Inspektorat Kabupaten Musi Rawas (Berita
Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 Nomor 47);
200 UPT
201 UPT A
202 UPT B
203 UPT C
13
2. Pengidentifikasian Risiko
a. Pemilihan mitra audit (obyek audit) dalam PKPT harus
mempertimbangkan sumber daya yang dimilki agar hasil pengawasan
dapat dicapai secara efisien dan efektif.
Hal ini diperlukan agar dapat ditentukan area-area mana, APIP dapat
memberikan bantuan pembinaan dan pengawasan dalam mendukung
pencapaian tujuan organisasi.
14
2) Pahami struktur organisasi, proses bisnis, aset dan faktor lainnya
yang menjadi dukungan terhadap organisasi;
3) Buatkan daftar potensial auditable unit, yang berpengaruh besar
terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi;
4) Lakukan analisis risiko (dengan menggunakan pendekatan analisis
risiko di atas) terhadap potensial auditable unit;
5) Lakukan reviu terhadap kemungkinan keterkaitan risiko hasil
analisis dengan perlunya penambahan modifikasi daftar potensial
auditable unit; dan
6) Pahami bagaimana masing-masing risiko dapat menghambat visi,
misi, dan tujuan organisasi.
Form: ....
Alasan
No OPD/UPT/Kegiatan/Program/lainnya
Pemilihan
1 2 3
1
4 Dst
15
Tabel : Matriks Penentuan Prioritas Auditable Unit
Nilai
Waktu
Aset Perubahan Target
Auditable audit Jumlah Nilai Temuan
No Yang Organisasi Penerimaan
units ter- temuan temuan di TL Ket
dikelola
akhir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Bidang A
2 Bidang B
3 UPT A
4 UPT B
dst
16
5) Berdasarkan hasil penilaian tersebut, maka APIP dapat menentukan
Rencana Pengawasan /Rencana Induk Pengawasan berikut jadwal
pelaksanaan audit tahunan termasuk sumber daya
manusia/auditornya.
5. Penyusunan PKPT
1) Identitas auditan;
2) Anggaran biaya;
3) Sasaran audit;
4) Periode audit;
5) Jumlah auditor;
17
f. Berdasarkan UPKPT Inspektur Pembantu Pengawasan sebagai
pelaksana program pembinaan dan pengawasan tersebut, Sekretariat
melakukan kompilasi seluruh usulan tersebut menjadi UPKPT APIP
sebagai bahan untuk dikoordinasikan kepada BPK, BPKP dan APIP
lainnya untuk menghindari adanya duplikasi pengawasan antar APIP
dan meningkatkan sinergi pengawasan.
H. HENDRA GUNAWAN
18
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS
NOMOR : 60 TAHUN 2017
TENTANG : PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
PENGAWASAN TAHUNAN BERBASIS RISIKO
PADA INSPEKTORAT KABUPATEN MUSI RAWAS
FORMULIR KENDALI MUTU PENYUSUNAN PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN BERBASIS RISIKO
Program
Rencana
Prioritas Tingkat Rencana
Target Sifat Aktivitas Waktu
yang Kegiatan Penanggung Risiko Alokasi
Output Anggaran (Beban dan Materialitas Terakhir Tingkat Risiko Teknik/Cara
No akan SKPD Obyek Jawab Menyeluruh Hari
Kegiatan (Rp) Kompleksitas) (ST/T/S/R/SR) Diaudit (ST/T/S/R/SR) Pengawasan
dikawal Audit Kegiatan (Overall Audit
Tahun (ST/T/S/R/SR) (Tahun)
(sesuai Rating ) (Hari)
Berjalan
RPJMD)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
19
Cara Pengisian
Kolom 1 : nomor urut DOP berdasarkan pemeringkatan risiko
tertingi
Kolom 2 : program prioritas berdasarkan RPJMD
Kolom 3 : Nama SKPD yang menjadi auditi
Kolom 4 : Obyek ang akan diaudit
Kolom 5 : Orang/jabatan penanggung jawab kegiatan
Kolom 6 : Rencana output/hasil kegiatan
Kolom 7 : Jumlah/nilai rupiah anggaran kegiatan
Kolom 8 : Kolom beban dan kompleksitas diisi inisial ST (Sangat
Tinggi), T (Tinggi), S (Sedang), R (Rendah), atau SR
(Sangat Rendah)
Kolom 9 : Kolom materialitas diisi inisial ST (Sangat Tinggi), T
(Tinggi), S (Sedang), R (Rendah), atau SR (Sangat
Rendah)
Kolom 10 : Periode/tahun terakhir diaudit
Kolom 11 : Tingkat risiko diisi inisial ST (Sangat Tinggi), T (Tinggi),
S (Sedang), R (Rendah), atau SR (Sangat Rendah)
20
2. FORMAT USULAN PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN BERBASIS RISIKO DARI INSPEKTUR PEMBANTU PENGAWASAN
DAFTAR USULAN
PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN (PKPT) TAHUN .
INSPEKTUR PEMBANTU PENGAWASAN BIDANG .
ST Out Put
% %
A. RINGKASAN PKPT Target Realisasi Target Realisasi
#DIV/0! #DIV/0!
No Jenis Pengawasan: Jumlah PP Jumlah Laporan Jumlah Anggaran #DIV/0! #DIV/0!
- - #DIV/0! #VALUE!
B. URAIAN PKPT
2 PJ
WPJ
PT
KT
AT
TENTANG
Mengingat : 1. .;
2. .;
3. dst.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
22
KEDUA : .. (jika dibutuhkan)
Ditetapkan di ..
pada tanggal 20..
..
23
4. FORMAT PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN BERBASIS RISIKO APIP
INSPEKTORAT KABUPATEN MUSI RAWAS
PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN (PKPT) TAHUN ...
A. RINGKASAN PKPT
No Jenis Pengawasan: Jumlah Jml Laporan
I. Pengawasan
Total
B. URAIAN PKPT
RMP HARI PRODUKTIF ANGGARAN
No No PKPT Jenis Sasaran
Nama Penugasan RSP Uang Output Ket
Urut /Irban Pengawasan Pengawasan RPL Peran Org Hari HP DL Rate Transport Jumlah Mak
Saku
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
PJ
WPJ
PT
KT
AT
PJ
WPJ
PT
KT
AT
H. HENDRA GUNAWAN
24