Anda di halaman 1dari 24

BUPATI MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS


NOMOR 60 TAHUN 2017

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN


BERBASIS RISIKO PADA INSPEKTORAT KABUPATEN MUSI RAWAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI MUSI RAWAS,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan
yang terarah, terkendali dan terkoordinasi diperlukan
adanya Pedoman Penyusunan Program Kerja
Pengawasan Tahunan Inspektorat Kabupaten Musi
Rawas yang berbasis risiko;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Pedoman Penyusunan Program Kerja
Pengawasan Tahunan Berbasis Risiko pada Inspektorat
Kabupaten Musi Rawas;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang


Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di
Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4890);

1
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur


Negara Nomor Per/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan
Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya;

7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur


Negara Nomor Per/15/M.PAN/9/2009 tentang Jabatan
Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya;
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009
tentang Pedoman Kendali Mutu Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah;

9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur


Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012
tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah;

10. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan


Pembangunan Nomor 6 Tahun 2015 tentang Grand
Design Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah Tahun 2015-2019 ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1058);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 10


Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Musi Rawas (Lembaran
Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 Nomor 10);

12. Peraturan Bupati Musi Rawas Nomor 47 Tahun 2016


tentang Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
Inspektorat Kabupaten Musi Rawas (Berita Daerah
Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 Nomor 47);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN


PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN BERBASIS
RISIKO PADA INSPEKTORAT KABUPATEN MUSI RAWAS

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:
1. Kabupaten adalah Kabupaten Musi Rawas.
2. Bupati adalah Bupati Musi Rawas.
3. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Musi Rawas.
4. Badan Pemeriksa Keuangan yang selanjutnya disingkat BPK adalah Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

2
5. Inspektur adalah Inspektur Kabupaten Musi Rawas.

6. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat APIP


adalah Inspektorat Kabupaten Musi Rawas yang dibentuk dengan tugas
melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Musi Rawas.

7. APIP lainnya adalah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,


Inspektorat Jenderal Kementerian dan Lembaga, serta Inspektorat Propinsi
/Inspektorat Kabupaten/Kota.

8. Usulan Program Kerja Pengawasan Tahunan yang selanjutnya disingkat


UPKPT adalah usulan program kerja pengawasan yang disusun oleh
masing-masing unit penanggungjawab pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan di lingkungan Inspektorat Kabupaten Musi Rawas.

9. Program Kerja Pengawasan Tahunan yang selanjutnya disingkat PKPT


adalah program kerja pengawasan tahunan Inspektorat yang telah disahkan
Bupati.

10. Auditi adalah orang/instansi pemerintah yang diaudit oleh APIP.

11. Risiko adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengekpresikan


ketidakpastian tentang kejadian dan/atau dampaknya yang dapat memiliki
efek atas pencapaian tujuan organisasi.

12. Audit internal berbasis risiko adalah sebuah metodologi yang


menghubungkan audit internal dengan seluruh kerangka manajemen risiko
yang memungkinkan proses audit internal mendapatkan keyakinan yang
memadai bahwa manajemen risiko organisasi telah dikelola dengan memadai
sehubungan dengan risiko yang dapat diterima.

13. Auditor adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang mempunyai jabatan
fungsional auditor dan/atau pihak lain yang diberi tugas, wewenang,
tanggungjawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah untuk dan atas nama
APIP.

14. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang
dilakukan secara inependen, obyektif dan profesional berdasarkan standar
audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efekifitas,
efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi
pemerintah.

15. Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk


memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai ketentuan,
standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.

3
16. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil/prestasi suatu
kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.

17. Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program/kegiatan


dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

18. Audit kinerja adalah audit yang terdiri dari aspek ekonomi dan efisiensi
serta audit aspek efektivitas.

19. Audit investigatif adalah proses mencari, menemukan, dan mengumpulkan


barang bukti secara sistematis yang bertujuan mengungkapkan terjadi atau
tidaknya suatu perbutan dan pelakunya guna tindakan hukum selanjutnya.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman dalam
penyusunan PKPT berbasis risiko pada APIP.
(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah :
a. sebagai pedoman bagi APIP dalam pengendalian mutu pelaksanaan
penyusunan PKPT;
b. sebagai dukungan terhadap sumber daya audit secara efektif dan efisien;
c. memberikan pengarahan dalam pengelolaan penugasan audit dalam
menetapkan skala prioritas dan mengidentifikasi pengendalian dan area-
area berisiko.
d. sebagai pedoman dalam pengukuran capaian kinerja pelaksanaan
pengawasan;
e. memberikan informasi kepada eksternal auditor dan pihak terkait
mengenai ruang lingkup audit, tujuan audit, tenaga auditor, waktu
audit, biaya perjalanan dan hasil audit untuk satu tahun; dan
f. meyakinkan Bupati bahwa sumber daya audit hanya ditugaskan untuk
prioritas utama.

BAB III
PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN BERBASIS RISIKO
Pasal 3
(1) PKPT wajib memperhatikan skala prioritas pada kegiatan yang mempunyai
risiko terbesar dan selaras dengan tujuan organisasi.

4
(2) APIP wajib menyusun peta audit dan menetapkan besaran risiko terhadap
masing-masing auditi, sebagai dasar dalam penyusunan PKPT berbasis
risiko.
(3) Auditi yang mempunyai risiko sangat tinggi menjadi prioritas dilakukan
pembinaan dan pengawasan lebih sering dan mendalam, dibandingkan
dengan auditi yang beresiko lebih rendah.
(4) Jenis penugasan pembinaan dan pengawasan dalam perencanaan
pengawasan tahunan APIP sebagaimana maksud ayat (1) meliputi audit,
reviu, evaluasi, monitoring, dan kegiatan pengawasan lainnya berupa
asistensi, sosialisasi, dan konsultasi pengawasan kepada auditi.
(5) PKPT APIP, minimal memuat informasi sebagai berikut:
a. Identitas auditan;
b. Anggaran biaya;
c. Sasaran audit;
d. Periode audit;
e. Jumlah auditor;
f. Waktu mulai audit; dan
g. Waktu penerbitan laporan hasil audit.

BAB IV
PENYUSUNAN PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN
BERBASIS RISIKO
Pasal 5
(1) Inspektur mengkoordinir Inspektur Pembantu Pengawasan di lingkungan
APIP dalam menyusun PKPT berbasis risiko.
(2) Penyusunan PKPT berbasis risiko dilaksanakan melalui tahapan sistematis
melalui penentuan audit universe, pengidentikasian risiko, penjabaran dan
scoring faktor risiko, pemilihan auditable unit, pengembangan perencanaan,
serta monitoring dan evaluasi.
(3) PKPT APIP sebelum disahkan Bupati, wajib dikoordinasikan kepada BPK dan
APIP lainnya untuk menghindari adanya duplikasi pengawasan antar APIP
dan meningkatkan sinergi pelaksanaan pengawasan.
(4) PKPT sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang telah disahkan oleh Bupati,
wajib dikomunikasikan kepada auditi, BPK dan APIP lainnya sesuai
ketentuan yang berlaku.
(5) Pedoman Penyusunan PKPT Berbasis Risiko sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Bupati ini.
(6) Formulir Kendali Mutu Penyusunan PKPT Berbasis Risiko sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II Peraturan Bupati ini.

5
BAB V
EVALUASI PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN
Pasal 6
(1) PKPT APIP dievaluasi secara berkala.
(2) Hasil evaluasi atas pelaksanaan PKPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Bupati.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Musi Rawas.

Ditetapkan di Lubuklinggau
pada tanggal 09 November 2017
BUPATI MUSI RAWAS,

H. HENDRA GUNAWAN

Diundangkan di Lubuklinggau
pada tanggal 09 November 2017
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN MUSI RAWAS,

H. ISBANDI ARSYAD

BERITA DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2017 NOMOR 60

6
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS
NOMOR : 60 TAHUN 2017
TENTANG : PEDOMAN PENYUSUNAN
PROGRAM KERJA PENGAWASAN
TAHUNAN BERBASIS RISIKO PADA
INSPEKTORAT KABUPATEN MUSI
RAWAS

PEDOMAN PENYUSUNAN
PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN BERBASIS RISIKO
PADA INSPEKTORAT KABUPATEN MUSI RAWAS

A. Umum
1. Keberhasilan penugasan audit banyak tergantung kepada ketepatan dan
kesesuaian perencanaan audit dalam mengantisipasi dan
mempertimbangkan kebutuhan organisasi untuk menentukan pemilihan
auditi, jenis, cakupan, dan tujuan audit yang akan dilakukan,
perkiraaan kebutuhan sumber daya audit dan pengalokasian sumber
daya audit yang tersedia.
2. Mengingat peran penting PKPT bagi keberhasilan suatu penugasan audit,
maka perencanaan audit perlu mendapat perhatian yang memadai dari
pimpinan APIP. Tidak ada suatu penugasan audit yang dilakukan tanpa
didahului oleh perencanaan audit.
3. Perencanaan audit meliputi pengumpulan dan analisis data/informasi
awal yang relevan dengan suatu penugasan yang akan dilakukan.
4. Standar profesional pelaksanaan audit internal mengintegrasikan
penilaian risiko dalam perencanaan audit ke dalam 2 (dua) tingkatan,
yakni penilaian risiko makro untuk perencanaan jadwal audit tahunan
dan penilaian risiko mikro untuk merencanakan audit individu.
5. Perencanaan audit yang menjadi tanggungjawab APIP dibagi menjadi 3
(tiga) bagian, yaitu:
1) Perencanaan audit strategis (jangka panjang);
2) Perencanaan audit tahunan atau PKPT;
3) Perencanaan audit individu (penugasan audit).
6. Perencanaan pengawasan tahunan merupakan program kegiatan jangka
pendek (tahunan) yang merupakan bagian integral dari program jangka
menengah dan jangka panjang.
7. Penyusunan rencana kerja pengawasan tahunan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti prioritas sasaran pengawasan, sumber daya
yang tersedia, dan jadwal waktu yang tersedia.

7
8. Pencapaian sasaran pengawasan yang telah ditetapkan memiliki potensi
tidak dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan disebabkan oleh
berbagai hambatan yang lebih dikenal dengan istilah risiko.
9. Risiko adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengekpresikan
ketidakpastian tentang kejadian dan/atau dampaknya yang dapat
memiliki efek atas pencapaian tujuan organisasi.
10. Dalam menyusun perencanaan pengawasan yang dewasa ini telah
menggunakan pendekatan risiko yang disebut dengan perencanaan audit
berbasis risiko.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud disusunnya pedoman ini sebagai pedoman bagi seluruh unit
organisasi di lingkungan APIP Kabupaten Musi Rawas dalam
melaksanakan penyusunan rencana pengawasan masing-masing
penanggungjawab program pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai dasar untuk penyusunan
PKPT APIP Kabupaten Musi Rawas.
2. Tujuan disusunnya pedoman ini yaitu:
a. Memberikan pedoman bagi organisasi pengawasan;
b. Justifikasi/dukungan terhadap sumber daya audit;
c. Mengarahkan pimpinan APIP dan pengelola penugasan audit dalam
menetapkan skala prioritas dan mengidentifikasi pengendalian dan
area-area berisiko;
d. Memberikan dasar untuk mengukur capaian kinerja;
e. Memberikan informasi kepada eksternal auditor dan pihak terkait
mengenai ruang lingkup audit;
f. Membantu meyakinkan bahwa sumber daya audit hanya ditugaskan
untuk prioritas utama.

C. Ruang lingkup
1. Dalam menyusun PKPT berbasis risiko, APIP perlu melakukan analisis
risiko. Analisis risiko meliputi suatu proses untuk mengenali,
mengidentifikasi, mengukur dan menentukan prioritas risiko yang
dilakukan terhadap lingkungan penyelenggaraan kepemerintahan.
2. Berdasarkan analisis ini, selanjutnya APIP membuat suatu pemetaan
risiko atas seluruh obyek audit yang berpotensi untuk dilakukan audit
(audit universe), yang selanjutnya ditetapkan besaran risiko.
Unsur-unsur risiko yang mempengaruhi besaran risiko antara lain:

8
a. Suasana yang berhubungan dengan etika dan tekanan yang dihadapi
manajemen pemerintahan dalam usahanya mencapai tujuan;
b. Kompetensi, kecukupan dan integritas personil;
c. Ukuran aset, likuiditas atau volume kegiatan;
d. Kondisi finansial dan ekonomi;
e. Kondisi yang kompetitif;
f. Kerumitan dan volatality kegiatan;
g. Dampak atas publik dan perubahan kebijakan pemerintah;
h. Penyebaran operasi secara geografis;
i. Kecukupan dan keefektifan sistem pengendalian intern;
j. Berbagai perubahan organisasi, operasi, teknologi atau ekonomi;
k. Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi;
l. Dukungan terhadap temuan audit dan tindakan korektif yang
dilaksanakan;
m. Tanggal dan hasil audit tahun-tahun sebelumnya.

D. Daftar Istilah
1. Usulan Program Kerja Pengawasan Tahunan yang selanjutnya disingkat
UPKPT adalah usulan rencana pengawasan yang disusun oleh unit
penanggungjawab pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di
lingkungan APIP Kabupaten Musi Rawas.

2. Program Kerja Pengawasan Tahunan yang selanjutnya disingkat PKPT


adalah rencana pengawasan tahunan APIP yang telah disahkan Bupati.

3. Auditi adalah objek yang menjadi target pemeriksaan.

4. Audit Universe yang disebut juga sebagai Peta Audit adalah suatu daftar
semua kemungkinan audit yang dapat dilakukan atas entitas-entitas
audit (auditable unit).

5. Auditable Unit adalah bagian dari organisasi yang baik secara nyata
maupun potensial, dapat mengandung risiko pada tingkatan yang
memerlukan pengendalian.

6. Risiko adalah suatu kejadian yang mungkin terjadi dan apabila terjadi
akan memberikan dampak negatif pada pencapaian tujuan instansi
pemerintah.

9
7. Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern
pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang
didalamnya terdapat kepentingan Negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat
yang berwenang.
8. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti
yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan
standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan
fungsi instansi pemerintah.
9. Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk
memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai
ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
10. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil/prestasi
suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah
ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.
11. Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program/kegiatan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
12. Kegiatan Pengawasan lainnya antara lain berupa sosialisasi mengenai
pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan
konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan, dan pemaparan hasil
pengawasan.
13. Audit kinerja adalah audit atas pengelolaan keuangan negara dan
pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang terdiri atas
aspek kehematan, efisiensi, dan efektivitas.
14. Audit investigatif adalah proses mencari, menemukan, dan
mengumpulkan barang bukti secara sistematis yang bertujuan
mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya
guna tindakan hukum selanjutnya.

E. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI
Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
1821Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
10
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5679);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman


Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara RI Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 6041Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit APIP;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem


Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara RI Tahun 2008
Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4890);

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor


PER/220/M.PAN/07/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan
Angka Kreditnya;

7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor


Per/15/M.PAN/9/2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya;

8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pedoman Kendali
Mutu Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;

9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan
Sejawat Hasil Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;

10. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan


Nomor 6 Tahun 2015 tentang Grand Design Peningkatan Kapabilitas
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2015-2019 ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1058);

11
11. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 Nomor 10);

12. Peraturan Bupati Musi Rawas Nomor 47 Tahun 2016 tentang Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi Inspektorat Kabupaten Musi Rawas (Berita
Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 Nomor 47);

F. Tata Cara Pelaksanaan Penyusunan PKPT Berbasis Risiko


Dalam menyusun PKPT berbasis risiko dilaksanakan melalui tahapan
sistematis yaitu :
(1) Penentuan Peta Audit (audit universe).
(2) Pengidentifikasian Risiko (risk identification).
(3) Penjabaran dan Skoring Faktor Risiko.
(4) Pemilihan entitas-entitas audit (auditable unit).
(5) Pengembangan Perencanaan.
(6) Monitoring.

1. Penentuan Peta Audit (Audit Universe)


a. Tahap pertama dalam penyusunan PKPT berbasis risiko adalah
penentuan peta audit (audit universe).
Audit universe didefinisikan sebagai daftar semua kemungkinan audit
yang dapat dilakukan atas entitas-entitas audit (auditable unit).
Sedangkan auditable unit adalah bagian dari organisasi, baik secara
nyata maupun potensial mengandung risiko pada tingkatan yang
memerlukan adanya pengendalian dan audit. Auditable unit dapat
berupa bagian dari struktur organisasi, proyek, kegiatan, dan aset
organisasi.
b. Dalam proses ini, APIP melakukan identifikasi mitra audit yang
berpotensi untuk diaudit (auditable units) seluruhnya.
c. Pengidentifikasian audit universe dilakukan dengan memperhatikan
kriteria berikut :
(1) mendukung tujuan, misi, dan visi dalam RPJMD;
(2) memiliki pengaruh yang signifikan dan material terhadap OPD;
(3) hasil audit dan tindaklanjutnya; dan
(4) dana yang dikelola cukup signifikan.
d. Sumber informasi untuk rujukan dalam pengidentifikasian audit
universe dapat berasal dari dalam maupun dari luar APIP, seperti:
1) dokumen perencanaan (RPJP, RPJMD, RKPD, Renstra,RKA);
2) struktur organisasi;
12
3) statistik daerah/nasional;
4) diskusi dengan pihak eksekutif;
5) peraturan yang berkenaan dengan pembentukan unit
6) perundang-undangan yang terkait (mandatory);
7) kebijakan pengawasan;
8) kebijakan pimpinan/Kepala Daerah;
9) hasil kajian pengawasan;
10) tuntutan publik; dan
11) brainstorming dan informasi lainnya.

e. Penentuan audit universe dilakukan melalui pendekatan sebagai


berikut:
1) Pendekatan struktur organisasi sbb:

Nomor Nama Entitas Audit

100 OPD Pemkab Mura


101 Bidang A
102 Bidang B
103 Bidang C

200 UPT
201 UPT A
202 UPT B
203 UPT C

2) Pendekatan kegiatan/fungsi sbb:

Nomor Nama Entitas Audit

100 Program Layananan


101 Layanan Pendidikan
102 Layanan Kesehatan
103 Layanan Perijinan

200 Hibah dan Bansos


201 Administrasi Hibah dan Bansos
202 Pengelolaan Hibah Uang dan Barang
203 Pengelolaan Bansos
300 Belanja Pegawai
301 Perjalanan Dinas Dalam Daerah
302 Perjalanan Dinas Luar Daerah

13
2. Pengidentifikasian Risiko
a. Pemilihan mitra audit (obyek audit) dalam PKPT harus
mempertimbangkan sumber daya yang dimilki agar hasil pengawasan
dapat dicapai secara efisien dan efektif.

b. Setelah memperoleh data entitas audit, selanjutnya APIP wajib


melakukan serangkaian wawancara dengan pihak manajemen
perangkat daerah untuk mengidentifikasi :
1) kemungkinan adanya perubahan organisasi; dan
2) risiko-risiko utama.

Hal ini diperlukan agar dapat ditentukan area-area mana, APIP dapat
memberikan bantuan pembinaan dan pengawasan dalam mendukung
pencapaian tujuan organisasi.

c. Pada proses ini pendekatan risiko makro perlu dilakukan sehingga


fokus pengawasan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang tepat dan
efektif, yaitu:
1) Setiap audit universe yang telah teridentifikasi di wilayah
Kabupaten Musi Rawas dinilai risikonya masing-masing dengan
kriteria yang disepakati bersama.
2) Untuk melakukan identifikasi risiko yang terkandung dalam
entitas audit dilakukan 3 pendekatan analisis risiko, yaitu:
a) Risiko analisis kerentanan, yaitu berhubungan dengan risiko
bawaan dari organisasi yang bersangkutan seperti risiko
kerusakan, risiko kehilangan, risiko ketidakpuasan personil,
risiko penggunaan fungsi organisasi dibawah standar;
b) Risiko analisis lingkungan, yaitu berhubungan dengan
perubahan-perubahan di luar organisasi, seperti respon
masyarakat atas pelayanan publik, persaingan, kemajuan
teknologi, perubahan kebijakan pemerintah; dan
c) Risiko ancaman, berhubungan dengan analisis atas potensi
yang dapat melemahkan efektivitas SPIP organisasi seperti
ketidakefisienan kegiatan, dan potensi terjadinya tindakan
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
d. Untuk memudahkan pengidentifikasian risiko makro, langkah-langkah
berikut perlu dilakukan:
1) Pahami visi, misi, dan tujuan organisasi, serta identifikasi nilai-
nilai dan faktor-faktor kunci keberhasilan organisasi untuk jangka
panjang, menengah, dan jangka pendek;

14
2) Pahami struktur organisasi, proses bisnis, aset dan faktor lainnya
yang menjadi dukungan terhadap organisasi;
3) Buatkan daftar potensial auditable unit, yang berpengaruh besar
terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi;
4) Lakukan analisis risiko (dengan menggunakan pendekatan analisis
risiko di atas) terhadap potensial auditable unit;
5) Lakukan reviu terhadap kemungkinan keterkaitan risiko hasil
analisis dengan perlunya penambahan modifikasi daftar potensial
auditable unit; dan
6) Pahami bagaimana masing-masing risiko dapat menghambat visi,
misi, dan tujuan organisasi.

e. Pada tahap ini diperoleh Daftar Potensial Audit Universe sebagai


berikut:

Form: ....

DAFTAR POTENSIAL AUDIT UNIVERSE

Alasan
No OPD/UPT/Kegiatan/Program/lainnya
Pemilihan
1 2 3
1

4 Dst

3. Penjabaran dan Skoring Faktor Risiko atas Potensial Auditable Unit


a. Keterbatasan waktu, tenaga auditor, dan biaya pengawasan
mengakibatkan tidak dapat dilakukannya audit atas seluruh jumlah
potensial audit universe. Oleh karena itu perlu dilakukan penjabaran
faktor-faktor risiko yang disepakati bersama dalam rangka pemberian
skoring faktor risiko terpilih untuk setiap potensial audit universe yang
telah teridentifikasi sebelumnya.
b. Potensial audit universe yang memperoleh skoring tertinggi memiliki
peluang untuk ditetapkan sebagai auditable unit dan dimasukkan
dalam PKPT.
c. Acuan dalam menentukan prioritas auditable unit tersebut sebagai
sebagaimana tabel berikut:

15
Tabel : Matriks Penentuan Prioritas Auditable Unit
Nilai
Waktu
Aset Perubahan Target
Auditable audit Jumlah Nilai Temuan
No Yang Organisasi Penerimaan
units ter- temuan temuan di TL Ket
dikelola
akhir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Bidang A
2 Bidang B
3 UPT A
4 UPT B
dst

4. Pemilihan Auditable Unit


a. Melakukan penilaian risiko dilakukan dengan cara pemberian nilai
tingkat risiko untuk setiap jenis risiko dari masing-masing audit
universe, dengan pembobotan misalnya:
1) Risiko analisis kerentanan : 20%
2) Risiko analisis lingkungan : 50%
3) Risiko analisis ancaman : 30%
b. Pemberian nilai tingkat risiko secara umum menggunakan pemberian
nilai berdasarkan Skala Likert, yaitu pemberian nilai dari angka 1
sampai dengan angka 5 sebagai berikut:
1) Nilai 1 : memiliki risiko sangat rendah (RSR)
2) Nilai 2 : memiliki risiko rendah (RR)
3) Nilai 3 : memiliki risiko sedang (RS)
4) Nilai 4 : memiliki risiko tinggi (RT)
5) Nilai 5 : memiliki risiko sangat tinggi (RST)
3) Melakukan pembobotan dan proses penilaian risiko, sehingga
menghasilkan urutan-urutan tingkat risiko dari penilaian tertinggi
hingga penilaian terendah pada setiap auditable unit.
4) Setelah memperoleh skoring terhadap setiap auditable unit,
selanjutnya ditetapkan interval hasil penilaian risiko berdasarkan
urutan risiko tertinggi sampai tertendah dengan kriteria sebagai
berikut:
No Kategori Risiko Interval Keterangan
1 Sangat Tinggi 4,50 - 5,00 Diaudit
2 Tinggi 3,50 - 4,49 Diaudit
3 Sedang 2,50 - 3,49 Dipertimbangkan Diaudit
4 Rendah 1,50 - 2,49 Tidak Diaudit
5 Sangat Rendah 0,00 - 1,49 Tidak Diaudit

16
5) Berdasarkan hasil penilaian tersebut, maka APIP dapat menentukan
Rencana Pengawasan /Rencana Induk Pengawasan berikut jadwal
pelaksanaan audit tahunan termasuk sumber daya
manusia/auditornya.

5. Penyusunan PKPT

Berdasarkan hasil penilaian urutan-urutan tingkat risiko setiap


auditable unit, kemudian ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Inspektur Pembantu Pengawasan APIP sebagai penanggung jawab


pelaksanaan program pembinaan dan pengawasan menentukan
rencana induk pengawasan (RIP) pada bidangnya berupa UPKPT
sesuai format UPKPT.

b. UPKPT dengan tujuan untuk membagi tugas operasional pengawasan,


sehingga sasaran kegiatan pengawasan tahunan dapat dicapai secara
berdaya guna dan berhasilguna.

c. Khusus terkait dengan kegiatan pembinaan dan pengawasan yang


bersifat mandatory wajib dimasukkan dalam PKPT APIP.

d. Jenis penugasan pengawasan APIP yaitu audit, evaluasi, reviu,


monitoring, dan pengawasan lainnya dalam bentuk asistensi,
sosialisasi, koordinasi dan pemberian jasa konsultansi kepada masing-
masing auditi.

e. Informasi yang perlu dimuat dalam UPKPT masing-masing


Penanggungjawab pelaksanaan pembinaan dan pengawasan minimal
meliputi:

1) Identitas auditan;

2) Anggaran biaya;

3) Sasaran audit;

4) Periode audit;

5) Jumlah auditor;

6) Waktu mulai audit; dan

7) Waktu penerbitan laporan hasil audit.

17
f. Berdasarkan UPKPT Inspektur Pembantu Pengawasan sebagai
pelaksana program pembinaan dan pengawasan tersebut, Sekretariat
melakukan kompilasi seluruh usulan tersebut menjadi UPKPT APIP
sebagai bahan untuk dikoordinasikan kepada BPK, BPKP dan APIP
lainnya untuk menghindari adanya duplikasi pengawasan antar APIP
dan meningkatkan sinergi pengawasan.

g. Selanjutkan UPKPT disampaikan kepada Bupati untuk disahkan


menjadi PKPT sebagai dasar pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
tahunan APIP .

BUPATI MUSI RAWAS,

H. HENDRA GUNAWAN

18
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS
NOMOR : 60 TAHUN 2017
TENTANG : PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAM KERJA
PENGAWASAN TAHUNAN BERBASIS RISIKO
PADA INSPEKTORAT KABUPATEN MUSI RAWAS

FORMULIR KENDALI MUTU PENYUSUNAN PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN BERBASIS RISIKO

1. FORMAT PETA AUDIT (RISK AND AUDIT UNIVERSE )

INSPEKTORAT KABUPATEN MUSI RAWAS


DAFTAR OBYEK PENGAWASAN AUDIT (RISK AND AUDIT UNIVERSE )
TAHUN ANGGARAN

Program
Rencana
Prioritas Tingkat Rencana
Target Sifat Aktivitas Waktu
yang Kegiatan Penanggung Risiko Alokasi
Output Anggaran (Beban dan Materialitas Terakhir Tingkat Risiko Teknik/Cara
No akan SKPD Obyek Jawab Menyeluruh Hari
Kegiatan (Rp) Kompleksitas) (ST/T/S/R/SR) Diaudit (ST/T/S/R/SR) Pengawasan
dikawal Audit Kegiatan (Overall Audit
Tahun (ST/T/S/R/SR) (Tahun)
(sesuai Rating ) (Hari)
Berjalan
RPJMD)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Muara Beliti, 20.

Inspektur Kabupaten Musi Rawas,


19
Cara Pengisian
Kolom 1 : nomor urut DOP berdasarkan pemeringkatan risiko
tertingi
Kolom 2 : program prioritas berdasarkan RPJMD
Kolom 3 : Nama SKPD yang menjadi auditi
Kolom 4 : Obyek ang akan diaudit
Kolom 5 : Orang/jabatan penanggung jawab kegiatan
Kolom 6 : Rencana output/hasil kegiatan
Kolom 7 : Jumlah/nilai rupiah anggaran kegiatan
Kolom 8 : Kolom beban dan kompleksitas diisi inisial ST (Sangat
Tinggi), T (Tinggi), S (Sedang), R (Rendah), atau SR
(Sangat Rendah)
Kolom 9 : Kolom materialitas diisi inisial ST (Sangat Tinggi), T
(Tinggi), S (Sedang), R (Rendah), atau SR (Sangat
Rendah)
Kolom 10 : Periode/tahun terakhir diaudit
Kolom 11 : Tingkat risiko diisi inisial ST (Sangat Tinggi), T (Tinggi),
S (Sedang), R (Rendah), atau SR (Sangat Rendah)

Kolom 12 : Tingkat risiko menyeluruh diisi nilai/skor


penjumlahan penilaian risiko
Kolom 13 : Teknik/cara pengawasan diisi dengan kegiatan
pengawasan seperti audit, review, monitoring,
pendampingan, dan sebagainya
Kolom 14 : Rencana penugasan diisi jumlah hari yang akan
dilaksanakan

20
2. FORMAT USULAN PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN BERBASIS RISIKO DARI INSPEKTUR PEMBANTU PENGAWASAN

DAFTAR USULAN
PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN (PKPT) TAHUN .
INSPEKTUR PEMBANTU PENGAWASAN BIDANG .
ST Out Put
% %
A. RINGKASAN PKPT Target Realisasi Target Realisasi
#DIV/0! #DIV/0!
No Jenis Pengawasan: Jumlah PP Jumlah Laporan Jumlah Anggaran #DIV/0! #DIV/0!

Total #DIV/0! #DIV/0!

- - #DIV/0! #VALUE!

B. URAIAN PKPT

RMP HARI PRODUKTIF ANGGARAN


No No PKPT Sasaran
Nama Penugasan Jenis Pengawasan RSP Output Ket
Urut /Irban Pengawasan P Org Hari HP DL Rate Uang Saku Transport Jumlah Mak
RPL
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 PJ
WPJ
PT
KT
AT

2 PJ
WPJ
PT
KT
AT

PJ #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!


WPJ #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Jumlah PT #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
KT #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
AT #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
#REF! #REF! #REF!

Ket: Muara Beliti,


1. RMP = Rencana Mulai Penugasan; INSPEKTUR PENGAWASAN BIDANG
2. RSP = Rencana Selesai Penugasan;
3. RPL = Rencana Penerbitan Lapporan;
4. HP = Hari Pengawasan;
5. DL = Dinas Luar;
6. MAK = Mata Anggaran Kegiatan. .
21
3. FORMAT KEPUTUSAN BUPATI TENTANG PENETAPAN PROGRAM KERJA
PENGAWASAN TAHUNAN

BUPATI MUSI RAWAS


KEPUTUSAN BUPATI MUSI RAWAS
NOMOR /KPTS/INSPEKTORAT/20.....

TENTANG

PENETAPAN PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN


INSPEKTORAT KABUPATEN MUSI RAWAS
TAHUN .........

BUPATI MUSI RAWAS,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan


yang terarah, terkendali dan terkoordinasi diperlukan
adanya Rencana Pengawasan Tahunan (RPT);
b. bahwa untuk melaksanakan Rencana Pengawasan
Tahunan (RPT) sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu menetapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan
Inspektorat Kabupaten Musi Rawas Tahun 20..;
c. bahwa penetapan Program Kerja Pengawasan Tahunan
(PKPT) Inspektorat Kabupaten Musi Rawas Tahun
20........ sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu
ditetapkan dengan Keputusan Bupati tentang Penetapan
Program Kerja Pengawasan Tahunan Inspektorat
Kabupaten Musi Rawas Tahun ..;

Mengingat : 1. .;
2. .;
3. dst.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Menetapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan


Inspektorat Kabupaten Musi Rawas Tahun 20.., meliputi
kegiatan :
I. .;
II. .;
III. dst.

22
KEDUA : .. (jika dibutuhkan)

KETIGA : .. (jika dibutuhkan)

KEEMPAT : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan


ini, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Musi Rawas melalui Anggaran
Inspektorat Kabupaten Musi Rawas Tahun 20.

KELIMA Keputusan ini berlaku sejak tanggal dengan


ketentuan bahwa segala sesuatunya akan diadakan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
Keputusan ini.

Ditetapkan di ..
pada tanggal 20..

BUPATI MUSI RAWAS,

..

Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. :


1. Menteri Dalam Negeri RI;
2. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
3. Kepala BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan;
4. Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan;
5. Inspektur Daerah Provinsi Sumatera Selatan;
6. Ketua DPRD Kabupaten Musi Rawas;
7. Kepala Bagian Hukum Setda. Kab. Musi Rawas.

23
4. FORMAT PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN BERBASIS RISIKO APIP
INSPEKTORAT KABUPATEN MUSI RAWAS
PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN (PKPT) TAHUN ...

A. RINGKASAN PKPT
No Jenis Pengawasan: Jumlah Jml Laporan
I. Pengawasan

II. Non Pengawasan

Total
B. URAIAN PKPT
RMP HARI PRODUKTIF ANGGARAN
No No PKPT Jenis Sasaran
Nama Penugasan RSP Uang Output Ket
Urut /Irban Pengawasan Pengawasan RPL Peran Org Hari HP DL Rate Transport Jumlah Mak
Saku
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
PJ
WPJ
PT
KT
AT

PJ
WPJ
PT
KT
AT

1. RMP = Rencana Mulai Penugasan;


2. RSP = Rencana Selesai Penugasan; BUPATI MUSI RAWAS,
3. RPL = Rencana Penerbitan Lapporan;
4. HP = Hari Pengawasan;
5. DL = Dinas Luar;
6. MAK = Mata Anggaran Kegiatan.

BUPATI MUSI RAWAS,

H. HENDRA GUNAWAN
24

Anda mungkin juga menyukai