Anda di halaman 1dari 26

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

INSPEKTORAT KOTA
Jalan Gunung Agung Nomor 4 Tebing Tinggi 20614 Telepon/fax. (0621) 21757

KEPUTUSAN INSPEKTUR KOTA TEBING TINGGI


NOMOR : 800/ 10 TAHUN 2018

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN PENGAWASAN


INSPEKTORAT KOTA TEBING TINGGI

DENGAN RAHMAD TUHAN YANG MAHA ESA

INSPEKTUR KOTA TEBING TINGGI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik, berdaya guna,
berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab diperlukan adanya pengawasan
oleh Inspektorat Kota Tebing Tinggi yang berkualitas.
b. bahwa dengan adanya pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Kota
Tebing Tinggi yang berkualitas diperlukan suatu ukuran mutu yang sesuai
dengan mandat pengawasan.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
b, perlu menetapkan Keputusan Inspektur tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Kegiatan Pengawasan Inspektorat Kota Tebing Tinggi.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1956 tentang


Pembentukan Daerah Otonom Kota-Kota Kecil Dalam Lingkungan Daerah
Provinsi Sumatera Utara;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negera yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tanun 2008 tentang Sistem pengendalian
Intern Pemerintah;
5. Peratuaran Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
PER/04/M.PAW03/2008 Kode Etik Aperat Pengawasan Intem Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/05/M.PAN/03/20D8 tentang Standar Audit Aparat pengawasan intern
Pemerintah;
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 09
Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Palaksanaan, pemantauan, Evaluasi
dan Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional;
10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19
Tahun 2009 tentang Pedoman Kendali Mutu Audit Aparat Pengawasan
Intern Pemerinlah;
11. Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 4 Tahun 2017 tentang Tugas,
Fungsi, Tata Kerja dan Perincian Tugas Jabatan Inspektorat Kota Tebing
Tinggi;
12. Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 38 Tahun 2017 tentang Kode Etik
Aparat Pengawas Intern Pemerintah dilingkungan Pemerintah Kota Tebing
Tinggi.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN PENGAWASAN


INSPEKTORAT KOTA TEBING TINGGI

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam keputusan ini, yang dimaksud dengan :

(1) Pengawasan adalah pengawasan intern yaitu seluruh proses kegiatan audit. reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan efektif dan efisien untuk
kepentingan pimpinan dalam mewujudkan teta kepemerintahan yang baik.
(2) Aparat Pengawasan Intern Pamerintah (APIP) adalah Instansi Pemerintah yang
mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengawasan, dan terdiri badan pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal (ltjen), Inspektorat Pemerintah
Provinsi, Inspektorat Pemerintah Kabupaten/Kota.
(3) Pedoman pengawasan adalah kriteria atau ukuran mutu minimal untuk melakukan kegiatan
pengawasan yang wajib dipedomani oleh Aparat Pengawasan Intem Pemerinah (APIP).
(4) Piagam Audit Intern merupakan dokuman formal yang menyatakan tujuan, wewenang, dan
tanggungjawab kegiatan audit intern oleh Inspektorat yang dibuat dalam bentuk penegasan
komitmen dari para pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap arti pentingnya fungsi
audit intern atas penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan Daerah Kota Tebing Tinggi.
(5) Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara
independen, objektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran,
kecermatan. kredibilitas, efektititas, efisiensi, dan keandaian informasi pelaksanaan tugas
dan tungsi instansi pemerintah.
(6) Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil prestasi suatu kegiatan dengan
standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan taktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.
(7) Kebijakan daerah adalah meliputi peraturan daerah, peraturan kepala daerah dan keputusan
kepala daerah.
(8) Audit kinerja adalah audit atas tugas dan instansi yang terdiri atas audit aspek ekonomi,
efisiensi dan efektifitas.
(9) Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah perangkat daerah
pada pemerintah daerah selaku pelaksana urusan pemerintahan di daerah.
(10) Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggungjawab, dan
wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga
dan/atau pihak Iain yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban
yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
(11) Obyek Pengawasan Auditi adalah orang instansi pemerintah yang dilakukan pengawasan
oleh Inspektorat.
(12) Prinsip-prinsip dasar untuk pedoman pengawasan adalah asumsi- asumsi dasar, prinsip-
prinsip yang diterima secara umum dan persyaratan yang digunakan dalam
mengembangkan pedoman pengawasan yang bagi inspektorat berguna dalam
mengembangkan simpulan atau opini atas pengawasan intern yang dilakukan, terutama
dalam hal tidak adanya pedoman pengawasan yang berkaitan dengan hal-hal yang tengah
diawasi.
(13) Skeptisme profesional adalah sikap yeng mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan
dan melakukan pengujian secara kritis bukti.
(14) Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa atau kejadian yang akan berdampak
pada pencapaian tujuan. Risiko diukur dari segi dampak dan kemungkinan.
(15) Risiko sisa/inheren adalah risiko yang tersisa setelah manajemen mengambil tindakan
untuk mengurangi dampak dan kemungkinan suatu peristiwa yang merugikan.
(16) Selera resiko (risk appetite) adalah tingkat risiko suatu yang dapat diterima.
(17) Manajemen Resiko adalah sebuah proses untuk mengidentifikasi, menilai, mengelolah dan
menggandahkan peristiwa atau situasi potensial untuk memberikan kayakinan memadai
tentang pencapaian tujuan organisasi.
(18) Compliance Office for Risk Management adalah Inspektorat Kota Tebing Tinggi yang
bertugas melaksanakan penyusunan program pengawasan berbasis resiko.

BAB Il

MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI

Pasal 2

(1) Maksud disusunnya Pedoman Penyusunan Rencana Kegiatan Pengawasan adalah sebagai
acuan bagi Auditor Inspsktorat daIam melakukan pengawasan intern di lingkungan
Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
(2) Tujuan disusunnya Pedoman Penyusunan Rencana Kegiatan Pengawasan adalah;
a. Menetapkan prinsip-prinsip dasar yang mempersentasikan praktik-praktik pengawasan
yang seharusnya;
b. Menyediakan kerangka kerja pelaksanaan dan peningkatan kegiatan pengawasan intern
yang memiliki nilai tambah;
c. Menetapkan dasar-dasar pengukuran kinerja pengawasan;
d. Mempercepat perbaikan kegiatan operasi dan proses organisasi;
e. Menilai, mengarahkan dan mendorong auditor untuk mencapai tujuan pengawasan;
f. Menjadi pedoman dalam pekerjaan pengawasan;
g. Menjadi dasar penilaian kaberhasilan pekerjaan pengawasan.
(3) Pedoman Penyusunan Penyusunan Rencana Kegiatan Pengawasan Organisasi berfungsi
sebagai ukuran mutu minimal bagi Auditor;
a. Pelaksanaan tugas dan fungsi yang dapat mempersentasikan praktik-praktik
pengawasan yang seharusnya, menyediakan kerangka kerja pelaksanaan dan
peningkatan kegiatan pengawasan yang memiliki nilai tambah serta menetapkan dasar-
dasar pengukuran kinerja pengawasan;
b. pelaksanaan perencanaan pengawasan oleh Inspektorat Kota Tebing Tinggi.
BAB III

RUANG LINGKUP PENGAWASAN

Pasal 3

(1) Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah meliputi:


a. Administrasi umum pemerintahan; dan
b. Urusan pemeintahan.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan terhadap :
a. Kebijakan daerah;
b. Pengelolaan sumber daya manusia;
c. Pengelolaan keuangan daerah; dan
d. Pengelolaan barang daerah.
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan terhadap:
a. Urusan wajib;
b. Urusan pilihan;
c. Dana dekonsentrasi;
d. Tugas pembantuan; dan

BAB IV

PRINSIP - PRINSIP DASAR

pasal 4

(1) Auditor harus mengikuti pedoman pengawasan dalam segala pekerjaan pengawasan yang
dianggap material.
(2) Auditor harus secara terus-menerus meningkatkan kemampuan teknik dan metodologi
pengawasan.

pasal 5

(1) Inspektorat harus mengelolah dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara
ekonomis, efisien dan efektif, serta memprioritaskan alokasi sumber daya tersebut pada
kegiatan yang mempunyai risiko besar.
(2) Inspektorat harus menyusun kebijakan dan prosedur untuk mengarahkan kegiatan
pengawasan.
(3) Inspektorat harus melaksanakan koordinasi dengan/dan membagi informasi kepada auditor
eksternal dan/atau auditor lainnya.
(4) Inspektorat wajib menyusun dan menyampaikan laporan secara barkala tentang realisasi
kinerja dan kegiatan pengawasan yang dilaksanakan kepada Walikota Tebing Tinggi.
(5) Inspektorat harus mengembangkan dan mengendalikan kualitas pelaksanaan pengawasan.
BAB V

PERENCANAAN PENGAWASAN

Pasal 6

(1) Inspektorat diwajibkan menyusun rencana strategis 5 (lima) tahunan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(2) Penyusunan kegiatan rencana strategis dituangkan dalam rencana pengawasan jangka
menengah lima tahunan.
(3) Berdasarkan rencana strategis yang telah ditetapkan, masing- masing obyek pengawasan
yang telah didaftar dialokasikan untuk tahun mana akan dilaksanakan.

Pasal 7

(1) Penyusunan pengawasan tahunan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kota


dikoordinasikan oleh Inspektur.
(2) Rencana tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dalam bentuk Program
Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan berpedoman pada kebijakan pengawasan.
(3) Penyusunan PKPT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didasarkan atas prinsip
keserasian, keterpaduan, menghindari tumpang tindih dan pemeriksaan berulang-ulang
serta memperhatikan efesiensi den efektifitas dalam penggunaan sumber daya pengawasan.
(4) Penyusunan PKPT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dengan prioritas pada
kegiatan yang mempunyai risiko terbesar dan selaras dengan tujuan organisasi, tahapan-
tahapan penyusunan sebagaimana tercantum pada lampiran keputusan ini.
(5) Rencana pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan
Walikota Tebing Tinggi.

Pasal 8

(1) PKPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 meliputi:


a. Ruang Lingkup;
b. Sasaran perneriksaan;
c. Pokok pokok pemeriksaan;
d. Jadual pelaksanaan pemeriksaan;
e. Jumlah tenaga pemeriksa;
f. Anggaran pemeriksaan; dan
g. Laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan.
(2) Formulir PKPT sebagaimana dimaksud ayat (1) menggunakan formulir sebagaimana
tercantum pada Lampiran II Keputusan ini.
Pasal 9

(1) Penyusunan PKPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 disusun dengan prioritas pada
kegiatan yang mempunyai risiko terbesar dan selaras dengan tujuan organisasi.
(2) Inspektorat menetapkan besaran risiko untuk seluruh obyek pengawasan dan peta
pengawasan.
(3) Setiap obyek pengawasan ditaksir besaran resikonya berdasarkan unsur-unsur informasi
yang berkaitan dengan :
a. Resiko inheren/bawaan dengan bobot 40% (empat puluh persen);
b. Besaran anggaran dengan bobot 10% (sepuluh persen);
c. Kontribusi terhadap keberhasilan dengan bobot 10% (Sepuluh Persen);
d. Dampak terhadap masyarakat dengan bobot 10% (sepuluh persen);
e. Kemampuan APIP dengan bobot 30% (tiga puluh persen).
(4) Resiko inheren/bawaan sebagaimana pada ayat (3) huruf a meliputi total skor yang
diperoleh dari perkalian skor kemungkinan terjadi dengan skor dampak yang akan terjadi.
Dengan Penjelasan sebagaimana tercantum dalam Lampiran III keputusan ini.
(5) Besaran Anggaran sebagaimana pada ayat (3) huruf b merupakan persentase besaran
anggaran kegiatan dibandingkan dengan besaran anggaran program. Dengan Penjelasan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV keputusan ini.
(6) Kontribusi terhadap keberhasilan sebagaimana pada ayat (3) huruf c merupakan hasil kali
antara kontribusi program/kegiatan kepada IKU OPD dengan kontribusi IKU OPD kepada
IKU Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Dengan Penjelasan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran V keputusan ini.
(7) Dampak terhadap masyarakat sebagaimana pada ayat (3) huruf d merupakan akumulasi
kriteria sorotan masyarakat ditambah kriteria isu nasional ditambah kriteria pelayanan
public ditambah kriteria hajat hidup orang banyak. Dengan Penjelasan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran VI keputusan ini.
(8) Kemampuan APIP sebagaimana pada ayat (3) huruf e merupakan akumulasi kriteria
ketersediaan waktu ditambah kriteria manajemen resiko ditambah kriteria sertifikasi
auditor ditambah kriteria diklat teknis yang telah diikuti ditambah kriteria pengalaman.
Dengan Penjelasan sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII keputusan ini.
(9) Akumulasi atas pembobotan unsur unsur sebagaimana ayat (3) menjadi skor akhir
penentuan rencana pengawasan dan dapat disimpulkan dengan 5 (lima) skala kategori
tingkat resiko, yaitu :
a. Level 1 (Paling Rendah) dengan interval skor 0,01 – 1;
b. Level 2 (Rendah) dengan interval skor 1,01 – 2;
c. Level 3 (Sedang) dengan interval skor 2,01 – 3;
d. Level 4 (Tinggi) dengan interval skor 3,01 – 4;
e. Level 5 (Sangat Tinggi) dengan interval 4,01 – 5.
(10) Inspektorat selanjutnya menyusun peta pengawasan yang meliputi obyek pengawasan,
besaran risiko, jadwal operasional pelaksanaan pengawasan dan keterangan pengawasan
berdasarkan tingkat resikonya sebagaimana diatur dalam ayat (9) dalam bentuk prioritas
resiko tercantum pada Lampiran VIII. Untuk Level 4 dan Level 5 harus segera mendapat
perhatian khusus untuk dapat dimitigasi secepatnya.
(11) Penetapan besaran resiko tiap obyek pengawasan dilakukan setahun sekali pada saat
penyusunan rencana pengawasan tahunan dan dapat disusun dipertengahan tahun jika
diperlukan menurut pertimbangan manajemen.
(12) Audit Universe/peta pengawasan inspektorat dengan berdasarkan tingkat prioritas
resiko menggunakan formulir audit universe sebagaimana tercantum pada Lampiran IX
keputusan ini.

Pasal 10

(1) Auditor menyusun rencana kerja pengawasan berdasarkan rencana pengawasan


(2) Dalam setiap penugasan pengawasan, auditor harus menyusun program kerja
pengawasan.
(3) Dalam membuat rencana pengawasan, auditor harus menetapkan sasaran, ruang
lingkup, metodologi. dan alokasi sumber daya.
(4) Dalam merencanakan pekerjaan pengawasan, auditor harus mempertimbangkan
berbagai hal. termasuk sistem pengendalian intern dan ketidakpatuhan audit terhadap
paraturan perundang- undangan, kecurangan dan ketidakpatutan (abuse).
(5) Rencana audit tersebut harus dievaluasi, dan bila perlu disempurnakan selama proses,
audit berlangsung sesuai dengan perkembangan hasil audit di lapangan.
(6) Auditor harus memahami rancangan sistem pengendalian intern dan menguji
penerapannya.
(7) Auditor harus merancang auditnya untuk mendeteksi adanya peraturan perundang-
undangan, ketidakpatuhan terhadap kecurangan dan ketidakpatutan (abuse).

Pasal 11

Pengendalian mutu atas perencanaan pengawasan dilaksanakan atas penyusunan rencana dan
program kerja pengawasan serta koordinasi dengan obyek pengawasan.

Pasal 12

Prosedur pengendalian mutu atas penyusunan rencana dan program kerja pengawasan pada
tingkat tim adalah:

a. Berdasarkan pada Program Kerja Pengawasan Tahunan, Inspektur kemudian menunjuk


tim yang akan melaksanakan fungsi pengawasan;
b. Ketua tim ditugaskan untuk melengkapi Kartu Penugasan sebagaimana terampir pada
lampiran X sebanyak rangkap 2 (dua). satu dimasukkan dalam Kertas Kerja Pengawasan
dan satu copy disampaikan kepada Penanggungjawab;
c. Ketua tim yang sudah ditunjuk selanjutnya mengusulkan alokasi anggaran waktu
pengawasan (formulir Alokasi Anggaran Waktu) sebagaimana formulir yang tercantum
pada Lampiran XI keputusan ini, yang disediakan kepada setiap jenis pekerjaan
(kegiatan) dalam proses pengawasan
d. Ketua tim dibantu oleh anggota tim kemudian melakukan analisis atas data obyek
pengawasan. selaniutnya akan ditetapkan sasaran, ruang lingkup, dan metodologi yang
akan dipakai;
e. Ketua tim dibantu oleh anggota tim akan melakukan analisis terhadap pengendalian
intern obyek pengawasan dan kepatuhan obyek pengawasan terhadap peraturan
perundangan serta kemungkinan kecurangan yang dilakukan oleh obyek pengawasan;
f. Dari hasil analisis tetsebut maka ketua tim bersama dengan anggota tim akan menyusun
pengawasan dalam bentuk Program Kerja Pengawasan yang menjabarkan secara rinci
tentang langkah-langkah yang akan ditempuh sehubungan dengan pelaksanaan
pengawasan.
g. Program Kerja Pelaksanaan Pengawasan sebagaimana pada formulir tecantum pada
Lampiran XII keputusan ini, kemudian akan disahkan oleh Penanggungjawab dan
diketahui oleh Inspektur.

Pasal 13

(1) Sebelum melaksanakan kegiatan pengawasan, Tim perlu melakukan koordinasi dengan
pihak obyek pengawasan agar pelaksanaan pengawasan tersebut dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
(2) Prosedur untuk melakukan koordinasi dengan obyek pengawasan tentang rencena
pelaksanaan pengawasan adalah:
a. Setelah selesai merencanakan kegiatan pengawasan pada tingkat tim maka Ketua
Tim merencanakan koordinasi dengan obyek pengawasan;
b. Tim kegiatan pengawasan juga akan mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan obyek pengawasan, yang belum dimiliki oleh Tim antara
tujuan dan lingkup kerja kegiatan pengawasan yang direncanakan, waktu
pelaksanaan kegiatan pengawasan, auditor yang akan ditugaskan, metode, waktu
dan tanggung jawab, permasalahan obyek Pengewasan serta prosedur pelaporan
dan proses pengawasan tindak Ianjut;
c. Dalam koordinasi tersebut harus ada kesepakatan tertulis yang kemudian
disajikan dalam sebuah Notulensi Kesepakatan antara tim kegiatan pekaksanaan
pengawasan dengan obyek pengawasan.
(3) Notulen ini kemudian didokumentasikan dalam kertas kerja kegiatan pengawasan
sebagai panduan selama proses pengawasan berjalan.

Pasal 14

(1) Penerapan dan pengembangan Manajemen Resiko pada setiap OPD berpedoman kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku:
(2) Konsultasi dan bimbingan daläm penerapan Manajemen Resiko dapat dilakukan oleh
setiap OPD kepada inspektorat sebagai Compliance Office for Risk Management.
(3) Konsultansi dan bimbingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilaksanakan
sejak tanggal ditetapkannya keputusan ini.

BAB VI
ANALISIS DAMPAK

Pasal 15

(1) Dalam hal penyusunan rencana pengawasan terhadap prioritas resiko pada
program/kegiatan OPD terkait yang memiliki tingkat resiko tinggi dan sangat tinggi
harus ditangani secepatnya dengan dukungan sumber daya yang ada.
(2) Penerapan prioritas resiko sebagaimana ayat (1) harus didukung dengan alokasi sumber
daya yang memadai. Jika tidak, maka tujuan manajemen pengawasan tidak berjalan
secara efektif dan efisien.
(3) Alokasi sumber daya sebagaimana ayat (2) terdiri dari ketersediaan anggaran, alokasi
waktu, kuantitas Aparatur dan kompetensi Aparatur.

BAB VII
PENUTUP
Pasal 16

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa hal-hal yang
belum cukup diatur dalam Keputusan ini akan ditetapkan kemudian.

Ditetapkan di Kota Tebing Tinggi


LAMPIRAN I KEPUTUSAN INSPEKTUR

NOMOR : Tahun 2018


TANGGAL : 2018
TENTANG : PEDOMAN PEYUSUNAN RENCANA KEGIATAN PENGAWASAN
INSPEKTORAT KOTA TEBING TINGGI

ALUR PROSES PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN PENGAWASAN

Identifikasi
Hitung Resiko Inheren
Program/Kegiatan OPD
Mulai program/kegiatan
dengan masing masing
urusannya

Evaluasi Signifikansi
Evaluasi Kemampuan APIP
Program/Kegiatan

Kalikan seluruh Unsur


Tentukan level maturitas dengan bobot setiap unsur
Selesai dan ranking seluruh total untuk mendapatkan skor
skor akhir. Dan Jumlahkan skor
akhir setiap unsur
LAMPIRAN II KEPUTUSAN INSPEKTUR
NOMOR : Tahun 2018
TANGGAL : 2018
TENTANG : PEDOMAN PEYUSUNAN RENCANA KEGIATAN PENGAWASAN
INSPEKTORAT KOTA TEBING TINGGI
Formulir PKPT

Anggaran Pengawasan
Jadwal Pelaksanaan
Objek Pengawasan

Jenis Pengawasan

Jumlah Tenaga

Laporan Hasil
Pengawasan
Pengawas
NO

1 2 3 4 5 6 7

PETUNJUK PENGISIAN :
a. Kolom 1 diisi dengan nomor urut
b. Kolom 2 diisi dengan nama obyek pengawasan
c. Kolom 3 diisi dengan Jenis Pengawasan
d. Kolom 4 diisi dengan Jadwal Pelaksanaan
e. Kolom 5 diisi dengan Jumlah Tenaga Pengawas
f. Kolom 6 diisi dengan Anggaran Pengawasan
g. Kolom 7 diisi dengan Laporan Hasil Pengawasan
LAMPIRAN III KEPUTUSAN INSPEKTUR

NOMOR : Tahun 2018


TANGGAL : 2018
TENTANG : PEDOMAN PEYUSUNAN RENCANA KEGIATAN PENGAWASAN
INSPEKTORAT KOTA TEBING TINGGI

TINGKAT RESIKO INHEREN


Pemerintah/OPD

Probabilitas Dampak

Tingkat Resiko
(P) (D)

Total Skor/

Skor Akhir
Pernyataan
Kegiatan
Program

=PxD
Urusan

Tujuan

Resiko

Skala

Skala
SKor

Skor
No

Skor Probabilitas/Kemungkinan
Probabilitas
Skor
Skala Kriteria
1 Sangat Kecil 1x dalam kurun waktu lebih dari 3
2 Kecil 1x dalam 3 tahun
3 Sedang 1x dalam 2 tahun
4 Besar 1x dalam 1 tahun
5 Sangat Besar Lebih dari 1x dalam 1 tahun

Skor Dampak
Dampak
Skor
Skala Kriteria
1 Tidak Signifikan Tidak menggangu pencapaian tujuan
2 Kecil Gangguan kecil dalam pencapaian tujuan yang dapat segera diatasi
3 Sedang Gangguan sedang dalam pencapaian tujuan, dapat diatasi dengan
perhatian manajemen
4 Signifikan Mengganggu pencapaian tujuan secara signifikan, sulit diatasi dan
perlu perhatian manajemen
5 Sangat Signifikan Tujuan tidak tercapai

Skor Tingkat Resiko Inheren


Skor Tingkat Kriteria
Akhir Resiko Tindakan Analisis
1 1–5 Dapat Diterima Dapat diterima
2 6 – 10 Dipantau Dapat diterima dengan pengendalian sederhana
3 10 – 15 Diperlukan pengendalian Dapat diterima dengan pengendalian yang cukup
4 16 – 20 Harus menjadi perhatian Dapat diterima hanya dengan pengendalian yang
baik
5 21 – 25 Tidak dapat diterima Dapat diterima hanya dengan pengendalian yang
(Resiko menjadi masalah) sangat baik
LAMPIRAN IV KEPUTUSAN INSPEKTUR

NOMOR : Tahun 2018


TANGGAL : 2018
TENTANG : PEDOMAN PEYUSUNAN RENCANA KEGIATAN PENGAWASAN
INSPEKTORAT KOTA TEBING TINGGI

BESARAN ANGGARAN

dengan Anggaran
Pemerintah/OPD

dibandingkan
Persentase
Kegaiatan

Anggaran

Anggaran

Anggaran
Kegiatan
Kegiatan
Program

Program

Program
Urusan

Skor
No

Skala Persentase Anggaran Kegiatan dibandingkan dengan Anggaran Program


Skor Besaran Persentase
1 s.d 5%
2 5,01% s.d 10,00%
3 10,01% s.d 15,00%
4 15,01% s.d 20,00%
5 > 20%
LAMPIRAN V KEPUTUSAN INSPEKTUR

NOMOR : Tahun 2018


TANGGAL : 2018
TENTANG : PEDOMAN PEYUSUNAN RENCANA KEGIATAN PENGAWASAN
INSPEKTORAT KOTA TEBING TINGGI

TINGKAT KONTRIBUSI TERHADAP KEBERHASILAN

dengan IKU Pemda


Skor Keterkaitan

Skor Keterkaitan
dengan IKU OPD
Pemerintah/OPD

IKU Pemda

Skor Akhir
IKU OPD
Kegiatan
Program
Urusan

Tujuan
No

Skor Kontribusi Program/Kegiatan ke IKU OPD


1 Bagian tidak penting/tidak ada kaitannya dengan IKU OPD
2 Bagian kurang penting
3 Bagian Penting
4 Bagian Sangat Penting
5 Faktor Utama/ Kegiatan Utama terkait langsung dengan IKU OPD

Skor Kontri OPD ke IKU Pemda


1 Bagian tidak penting/tidak ada kaitannya dengan IKU Pemda
2 Bagian kurang penting
3 Bagian Penting
4 Bagian Sangat Penting
5 Faktor Utama/ Kegiatan Utama terkait langsung dengan IKU Pemda

Skor Skor Kontribusi Program/Kegiatan


1 <5
2 5 < x ≤ 10
3 10 < x ≤ 15
4 15 < x ≤ 20
5 20 < x ≤ 25

Catatan :
Semakin besar kontribusi suatu auditable unit maka semakin diberikan skor tinggi. Penilaian
kontribusi auditable unit terkait erat dengan IKU Pemerintah Daerah. Penilaian kontribusinya
dikaitkan dengan seberapa penting peran auditable unit tersebut dalam mencapai IKU OPD
dan/atau IKU Pemerintah Daerah.
LAMPIRAN VI KEPUTUSAN INSPEKTUR

NOMOR : Tahun 2018


TANGGAL : 2018
TENTANG : PEDOMAN PEYUSUNAN RENCANA KEGIATAN PENGAWASAN
INSPEKTORAT KOTA TEBING TINGGI

TINGKAT DAMPAK TERHADAP MASYARAKAT

Kriteria
Pemerintah/OPD

Hajat Hidup
Orang Banyak
Isu Nasional

Pelayanan
Masrakat
Kegiatan
Program

Sorotan

Jumlah
Urusan

Publik

Skor
No

Kriteria :
Pemberian skor dampak terhadap masyarakat dilakukan berdasarkan 4 indikator, yaitu:
A. menjadi sorotan masyarakat (berita media cetak dan media elektronik)
B. menjadi isu nasional (masalah nasional di pemerintahan, media cetak dan media elektronik)
C. penyedia layanan publik
D. menyangkut kepentingan hajat hidup orang banyak
semakin banyak indikator yang terpenuhi maka semakin tinggi skornya.

Skor Dampak Terhadap Masyarakat


1 Tidak Berdampak Apabila tidak ada kriteria yang terpenuhi dari 4 kriteria
yang ada
2 Berdampak Kecil Apabila terpenuhi 1 kriteria dari 4 kriteria yang ada
3 Berdampak Sedang Apabila terpenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria yang ada
4 Berdampak Tinggi Apabila terpenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria yang ada
5 Berdampak Sangat Tinggi Apabila terpenuhi 4 kriteria dari 4 kriteria yang ada
LAMPIRAN VII KEPUTUSAN INSPEKTUR

NOMOR : Tahun 2018


TANGGAL : 2018
TENTANG : PEDOMAN PEYUSUNAN RENCANA KEGIATAN PENGAWASAN
INSPEKTORAT KOTA TEBING TINGGI

TINGKAT KEMAMPUAN APIP

Kriteria
Pemerintah/OPD

Nama Kegiatan

Rentang Waktu

Manajemen Resiko

Sertifikasi Auditor
Pengawasan

Diklat Teknis
Kegiatan

Ketersediaan
Program

Tersedia

Pengalaman

Jumlah
Urusan

RMP

SKor
Tim
No

Waktu

Kriteria :
Tingkat Kemampuan APIP diukur berdasarkan 5 indikator, yaitu:
A. Tim tidak memiliki lebih dari 2 rencana penugasan dalam waktu bersamaan
B. Pengendali teknis, ketua tim dan minimal 1 anggota tim sudah memiliki sertifikat auditor yang
sesuai
C. 50% dari personil tim memiliki pengalaman terkait objek yang diperiksa
D. 50% personil tim memahami tentang identifikasi dan analisis risiko serta penilaian efektivitas
manajemen risiko
E. 50% personil tim pernah mengikuti diklat teknis terkait objek yang diperiksa semakin banyak
indikator yang terpenuhi maka semakin tinggi skornya.

Skor Kemampuan APIP


1 Memiliki kemampuan Apabila terpenuhi salah satu kriteria
sangat rendah
2 Memiliki kemampuan Apabila terpenuhi 2 kriteria
rendah
3 Memiliki kemampuan Apabila terpenuhi 3 kriteria
sedang
4 Memiliki kemampuan Apabila terpenuhi 4 kriteria
tinggi
5 Memiliki kemampuan Apabila terpenuhi kelima/seluruh kriteria
sangat tinggi
LAMPIRAN VIII KEPUTUSAN INSPEKTUR
NOMOR : Tahun 2018
TANGGAL : 2018
TENTANG : PEDOMAN PEYUSUNAN RENCANA KEGIATAN PENGAWASAN
INSPEKTORAT KOTA TEBING TINGGI

PRIORITAS RESIKO

Signifikansi
Program/Kegiatan

Kontribusi terhadap

terhadap

Kemampuan APIP
Besaran Anggaran
PEMERINTAH/

TIDAK WAJIN

Level Maturitas
Resiko Inheren
NAMA OPD

KEGIATAN

keberhasilan
PROGRAM

Skor Akhir/
Masyarakat

Total Skor
URUSAN

Rangking
Dampak
WAJIB/

(40%)

(30%)
NO

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

PETUNJUK PENGISIAN :
a. Kolom 1 diisi dengan nomor urut
b. Kolom 2 diisi dengan nama obyek pengawasan
c. Kolom 3 s.d 4 diisi dengan Program dan Kegiatan
d. Kolom 5 diisi dengan Urusan Wajib atau Bukan Wajib
e. Kolom 6 diisi dengan level resiko inhern dikali dengan bobot 40%
f. Kolom 7 s.d 9 diisi dengan level sub unsur dikali dengan bobot 10%
g. Kolom 10 diisi dengan level Kemampuan APIP dikali dengan bobot 30%
h. Kolom 11 dan 12 Total Skor Pembobotan dan Skor Akhir Level Maturitas Manajemen
Resiko
i. Kolom 13 diisi dengan Ranking
LAMPIRAN IX KEPUTUSAN INSPEKTUR
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN
PENGAWASAN INSPEKTORAT KOTA TEBING TINGGI

AUDIT UNIVERSE

Pengendalian

Kontribusi ke Tujuan Strategis


Pemerintah Daerah SKPD Risiko Inheren Anggaran
Terpasang

Level Manajemen Risiko

Efektivitas Pengendalian

Dampak kepada
Indikator Tujuan Renja

Masyarakat
Target Tahunan Dampak Probabilitas

Indikator Kegiatan
Indikator Program
Indikator Sasaran
Indikator Tujuan
Tujuan Strategis

Pemda

Tingkat Risiko
Tujuan Renja

Uraian Risiko

Persentase
No.

Nilai (Rp)
Kegiatan
Program
Sasaran

Uraian Dampak

Uraian
Skala Dampak
Misi

Probabilitas

Probabilitas
Capaian
Satuan

Uraian
Tahun

Skala
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

PETUNJUK PENGISIAN :
a. Kolom 1 diisi dengan Nomor Urut
b. Kolom 2 diisi dengan Misi Pemerintah Kota Tebing Tinggi
c. Kolom 3 diisi dengan Tujuan Strategis Pemerintah Kota Tebing Tinggi
d. Kolom 4 diisi dengan Indikator Tujuan Pemerintah Kota Tebing Tinggi
e. Kolom 5 diisi dengan Sasaran
f. Kolom 6 diisi dengan Indikator Sasaran
g. Kolom 7 diisi dengan Satuan target tahunan
h. Kolom 8 diisi dengan Tahun berjalan
i. Kolom 9 diisi dengan uraian target capaian
j. Kolom 10 diisi dengan Tujuan Renja OPD
k. Kolom 11 diisi dengan Indikator Tujuan Renja OPD
l. Kolom 12 diisi dengan program pada DPA OPD non rutin
m. Kolom 13 diisi dengan program pada DPA OPD non rutin
n. Kolom 14 diisi dengan Kegiatan OPD non rutin
o. Kolom 15 diisi dengan Indikator Kegiatan OPD non rutin
p. Kolom 16 diisi dengan Kontribusi terhadap tujuan pemerintah kota tebing tinggi
q. Kolom 17 diisi dengan level manajemen resiko
r. Kolom 18 diisi dengan uraian resiko
s. Kolom 19 diisi dengan uraian dampak
t. Kolom 20 diisi dengan skala dampak
u. Kolom 21 diisi dengan uraian probabilitas
v. Kolom 22 diisi dengan skala probabilitas
w. Kolom 23 diisi dengan tingkat resiko
x. Kolom 24 diisi dengan uraian pengendalian terpasang
y. Kolom 25 diisi dengan efektifitas pengendalian terpasang
z. Kolom 26 diisi dengan nilai anggaran dalam rupiah
aa. Kolom 27 diisi dengan persentase anggaran
bb. Kolom 28 diisi dengan dampak kepada masyarakat
LAMPIRAN X KEPUTUSAN INSPEKTUR
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN
PENGAWASAN INSPEKTORAT KOTA TEBING TINGGI

KARTU PENUGASAN
Nomor: ..............
1. a. Nama Obyek Pengawasan : ............................
b. No File Permanen : ............................
c. Rencana audit nomor : ............................
d. Audit : ............................
2. Alamat dan Nomor Telepon : ............................
3. Tingkat Risiko Unit/Aktivitas : ............................
4. Tujuan audit : ............................
5. a. Nama Ketua Tim : ............................
b. Nama Anggota Tim : 1..........................
2..........................
6. a. Auditi dilakukan dengan Surat Tugas Nomor : ............................
b. Audit direncana kan mulai tanggal dan selesai
Tanggal : ............................
7. Anggaran yang Diajukan : ............................
8. Anggaran yang Disetujui : ............................
9. Catatan Penting dari Penanggung Jawab : ...........................

PETUNJUK PENGISIAN:
a. Kolom nomor diisi dengan nomor urut kartu penugasan
b. Kolom nama auditi diisi dengan nama auditi yang akan diaudit
c. Kolom nomor file permanen diisi dengan nomor urut file permanen auditi
d. Kolom nomor rencana audit diisi dengan nomor rencana audit tersebut
e. Kolom audit terakhir diisi dengan tahun terakhir dilakukannya audit
f. Kolom alamat dan nomor telepon diisi dengan alamat dan nomor telepon auditi
g. Kolom tingkat risiko diisi dengan hasil perhitungan risiko auditi tersebut
h. Kolom nama ketua tim dan anggota tim diisi dengan nama ketua dan anggota yang bertugas.
i. Kolom nomor surat tugas diisi dengan nomor surat tugas audit tersebut
j. Kolom tanggal mulai dan selesainya audit cukup jelas
k. Kolom anggaran yang diusulkan diisi dengan jumlah anggaran yang diusulkan
l. Kolom anggaran yang disetujui diisi dengan jumlah anggaran yang disetujui.
m. Kolom catatan penting diisi dengan catatan yang diberikan oleh penanggung jawab
n. Kolom tanggal diisi dengan tempat dan tanggal penulisan kartu penugasan
o. Kolom tanda tangan ketua tim dan penanggung jawab cukup jelas
LAMPIRAN XI KEPUTUSAN INSPEKTUR
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN
PENGAWASAN INSPEKTORAT KOTA TEBING TINGGI

ALOKASI ANGGARAN WAKTU


(hanya jam-jam efektif)
Nama Obyek Pengawasan : ...................... Sasaran Pengawasan : .......................
Jenis Pengawasan : ...................... Disetujui oleh : .......................
Disusun oleh : ......................

Jenis pekerjaan yang harus Ketuan Tanggal Anggaran Anggaran


dilakukan Tim/Anggota Waktu Biaya
Tim
1 2 3 4 5
PEKERJAAN-PEKERJAAN
a. PERSIAPAN:
- Pembicaraan pendahuluan
(koordinasi)
- Survei pendahuluan
(pengendalian internal,
data permanen dsb)
- Penyusunan Program
Audit
b. PELAKSANAAN AUDIT:
- Pengujian dan evaluasi
Pengendalian manajemen
- Analisis prosedur yang
mengandung kelemahan
- Analisis data
operasi/kegiatan
organisasi

Jenis pekerjaan yang harus Ketuan Tanggal Anggaran Anggaran


dilakukan Tim/Anggota Waktu Biaya
Tim
1 2 3 4 5
- Pengujian dan evaluasi
operasi/kegiatan
organisasi
- Menyusun daftar temuan
- Mengembangkan temuan
- Mengomunikasikan
temuan interim
- Membicarakan tindakan
koneksi atas temuan
c. PENYELESAIAN
PEKERJAAN:
- Meneliti kelengkapan
KKA
- Pembahasan Ketua Tim,
dan Penanggung Jawab
- Mengomunikasikan
temuan
- Penyusunan laporan
- Hal-hal lain

PETUNJUK PENGISIAN
a. Kolom nama obyek pengawasan diisi dengan nama obyek pengawasan yang diperiksa
b. Kolom disusun oleh diisi dengan jenis pengawasan audit.
c. Kolom disusun oleh diisi dengan nama penyusun alokasi anggaran waktu pengawasan
d. Kolom sasaran pengawasan diisi dengan sasaran audit yang telah ditetapkan
e. Kolom disetujui diisi dengan persetujuan yang diberikan oleh Penanggung Jawab
f. Kolom 1 diisi dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan. Dalam pelaksanaan butir-butir
tersebut dapat dikembangkan sesuai kondisi.
g. Kolom 2 diisi dengan nama ketua tim dan anggota tim yang ditugaskan
h. Kolom 3 diisi dengan tanggal pelaksanaan pekerjaan
i. Kolom 4 diisi dengan perkiraan waktu yang akan dipakau untuk melakukan pekerjaan tersebut
j. Kolom 5 diisi dengan perkiraan biaya yang akan dipakai untuk melakukan pekerjaan tersebut
k. Kolom jumlah diisi dengan jumlah jam yang dianggarkan dan jumlah biaya yang dianggarkan
LAMPIRAN XII KEPUTUSAN INSPEKTUR
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN
PENGAWASAN INSPEKTORAT KOTA TEBING TINGGI

PROGRAM KERJA PENGAWASAN


Unit organisasi/Program/Kegiatan : ........................................................
Jenis Pengawasan : ........................................................
Tahun : ........................................................
Dikerjakan oleh : ........................................................

No Tujuan Prosedur/ukuran Nama Auditor Anggaran Realisasi No.


sampel/metode waktu Waktu KKA
pemilihan sampel penyelesaian
dan waktu
pelaksanaan

1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5

PETUNJUK PENGISIAN
a. Kolom unit organisasi, program, kegiatan diisi dengan nama unit yang bersangkutan
b. Kolom jenis pengawasan diisi dengan kegiatan audit
c. Kolom tahun diisi dengan tahun audit tersebut
d. Kolom dikerjakan oleh diisi dengan nama penyusun program audit tersebut
e. Kolom 1 diisi dengan nomor urut
f. Kolom 2 diisi dengan tujuan audit yang hendak dicapai
g. Kolom 3 diisi dengan prosedur, ukuran sampel, metode dan waktu yang akan dipakai
h. Kolom 4 diisi dengan anggaran waktu yang diperlukan
i. Kolom 5 diisi dengan nama auditor yang bertugas
j. Kolom 6 diisi dengan realisasi waktu yang dipakai untuk melaksanakan kolom 3
k. Kolom 7 diisi dengan nomor KKP sebagai pengendali arsip

Anda mungkin juga menyukai