Anda di halaman 1dari 20

PEMERINTAH KOTA MADIUN

INSPEKTORAT
Jl. Letjend Panjaitan No.17 Madiun, Kode Pos 63137 Jawa Timur
Telepon ( 0351 ) 458322 Faximili (0351) 458322
e-mail: inspektorat@madiunkota.go.id

KEPUTUSAN INSPEKTUR KOTA MADIUN


NOMOR : 700-401.050/31/2017
TENTANG
PEDOMAN PEMERIKSAAN REGULER
INSPEKTORAT KOTA MADIUN

INSPEKTUR KOTA MADIUN,

Menimbang : a. bahwa untuk menyetandarkan prosedur pemeriksaan reguler serta


untuk memberikan jaminan mutu atas hasil pemeriksaan, maka perlu
membuat sebuah pedoman pemeriksaan reguler yang mengatur
pelaksanaan pemeriksaan dari tahap perencanaan sampai dengan
tindak lanjutnya;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a,
perlu menetapkan Keputusan Inspektur tentang Pedoman Pemeriksaan
Reguler Inspektorat Kota Madiun.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Pedoman Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 8 Tahun 2009;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
7. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;
-2-

8. Peraturan Walikota Madiun Nomor 31 Tahun 2016 tentang


Kedudukan, Susunan Organisasi, Rincian Tugas Dan Fungsi Serta
Tata Kerja Inspektorat.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PEDOMAN PEMERIKSAAN REGULER INSPEKTORAT KOTA


MADIUN

Pasal 1

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan:


1. Inspektorat Kota Madiun yang selanjutnya disebut Inspektorat
merupakan Auditor Internal Pemerintah yang mempunyai tugas
menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah
daerah dan tugas lainnya yang diberikan kepala daerah.
2. Aparat Pengawas Intern Pemerintah Kota Madiun yang selanjutnya
disebut APIP adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di
Lingkungan Inspektorat dan menduduki jabatan struktural eselon
III dan/atau menduduki jabatan fungsional Auditor, Pejabat
Pengawas Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) dan Auditor
Kepegawaian.
3. Organisasi Perangkat Daerah Kota Madiun yang selanjutnya
disebut OPD adalah Badan, Dinas, Kantor dan Lembaga Teknis
Daerah yang merupakan unsur pelaksana teknis penyelenggaraan
urusan pemerintahan di Lingkungan Pemerintah Kota Madiun.
4. Pemeriksaan reguler adalah pemeriksaan berdasarkan Program
Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) yang dilakukan oleh APIP pada
OPD di Lingkungan Pemerintah Kota Madiun.

Pasal 2

Pedoman Pemeriksaan Inspektorat dibuat dengan tujuan untuk :


a. menyetandarkan prosedur pemeriksaan reguler yang dilakukan
oleh APIP;
b. memberikan jaminan mutu atas hasil pemeriksaan.
-3-

Pasal 3

(1) Pedoman Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2


digunakan sebagai acuan bagi APIP dalam melaksanakan
pemeriksaan reguler pada OPD di Lingkungan Pemerintah Kota
Madiun;
(2) Pedoman Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini dan merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

Pasal 4

Dengan berlakunya Keputusan Inspektur ini, maka Keputusan


Inspektur Kota Madiun Nomor 700-401.201/12/2011 tanggal
14 September 2014 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pemeriksaan
di Lingkungan Inspektorat Kota Madiun dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Pasal 5

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Madiun
Pada tanggal : 31 Maret 2017
LAMPIRAN : PERATURAN INSPEKTUR KOTA MADIUN
NOMOR : 700-401.050/31/2017
TANGGAL : 31 MARET 2017

PEDOMAN PEMERIKSAAN REGULER INSPEKTORAT KOTA MADIUN

A. MEKANISME PEMERIKSAAN
1. Tahap Persiapan Pemeriksaan
a. Pembentukan Tim Pemeriksa
1) Tim pemeriksa terdiri dari Penanggung Jawab, Wakil Penanggung Jawab,
Pengendali Teknis, Ketua Tim dan Anggota Tim.
2) Tugas dan wewenang masing-masing personil tim :
a) Penanggung Jawab (PJ)
Penanggung Jawab dijabat oleh Inspektur. Tugas dan wewenang
Penanggung Jawab adalah :
 Menandatangani Surat Perintah Tugas Pemeriksaan.
 Melaksanakan reviu pelaksanaan pemeriksaan.
 Menandatangani Lembar Temuan Pemeriksaan (LTP) dan Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP).
 Mempertanggunjawabkan seluruh kegiatan pemeriksaan.
b) Wakil Penanggung Jawab (WPJ)
Wakil Penanggung Jawab dijabat oleh Inspektur Pembantu atau Sekretaris.
Dalam pelaksanaan tugas–tugas operasional pemeriksaan, WPJ
bertanggung jawab atas ketepatan waktu penyelesaian hasil pemeriksaan
dan memberikan keyakinan terhadap kualitas mutu hasil pengawasan
(quality assurance).
Tugas dan Wewenang Wakil Penanggung Jawab adalah :
 Mengusulkan dan menyiapkan susunan Tim Pemeriksa.
 Menerima penugasan pemeriksaan dari Penanggung Jawab dalam
bentuk surat perintah tugas.
 Membicarakan penugasan pemeriksaan dengan Tim mengenai kegiatan
audit, evaluasi, reviu ataupun kegiatan pemeriksaan lainnya.
 Membuat perencanaan kegiatan pemeriksaan baik rencana kegiatan
audit maupun kegiatan pemeriksaan lainnya.
 Menyelenggarakan konsultansi/diskusi dengan PJ, PT, KT dan AT.
Konsultansi/diskusi dilaksanakan apabila ada permasalahan yang
dijumpai di lapangan tidak dapat diselesaikan oleh Tim. Penyelesaian
permasalahan mengacu pada ketentuan/peraturan perundangan yang
berlaku.
2
Konsultansi/diskusi yang dilaksanakan dibuat dokumentasinya
diarsipkan dalam kertas kerja.
 Menetapkan revisi program pemeriksaan dan koreksi pelaksanaan,
apabila keadaan di lapangan tidak memungkinkan untuk melaksanakan
program pemeriksaan yang ada.
 Melakukan supervisi atas pelaksanaan penugasan.
 Melakukan evaluasi atas realisasi pelaksaaan dengan program
pengawasannya.
 Melakukan reviu terhadap konsep Lembar Temuan Pemeriksaan (LTP),
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan bertanggung jawab terhadap
kualitas dan mutu hasil laporan pengawasan serta memparaf konsep
NHP final dan LHP sebelum diajukan ke PJ.
 Melakukan evaluasi ketepatan waktu penyelesaian penugasan.
c) Pengendali Teknis (PT)
Pengendali Teknis dijabat oleh Auditor Madya/Pengawas Pemerintah
Madya atau Auditor Muda/Pengawas Pemerintah Muda yang mendapat
tugas limpah ke atas. Untuk menjabat Pengendali Teknis harus memiliki
sertifikat peran pengendali teknis (Auditor Madya/Pengawas Pemerintah
Madya) atau setidak-tidaknya telah mengikuti diklat penjenjangan Auditor
Madya. Dalam pelaksanaan tugas-tugas operasional pengawasan,
Pengendali Teknis bertanggung jawab terhadap teknis dan pengendalian
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan.
Tugas dan wewenang Pengendali Teknis adalah :
 Membantu WPJ mempersiapkan susunan Tim Pemeriksa.
 Membagi tugas sesuai dengan jabatan dan kompetensi.
 Menerima penugasan pengawasan dari Penanggung Jawab dalam
bentuk surat perintah tugas.
 Menerima penugasan pengawasan dari PJ dan membicarakan
penugasan pengawasan.
 Membantu WPJ membuat program waktu penugasan.
 Membantu WPJ membuat anggaran pengawasan.
 Membantu WPJ membuat rencana pengawasan.
 Membantu WPJ mengkomunikasikan program pengawasan pada KT
dan AT.
 Membantu WPJ menyelenggarakan konsultasi/diskusi dengan PJ, KT
dan AT serta pihak lain yang terkait.
 Mengajukan usulan revisi program pengawasan karena kendala di
lapangan dan melakukan koreksi atas pelaksanaannya.
 Melakukan supervisi atas pelaksanaan penugasan.
3

 Melakukan reviu atas realisasi pelaksanaan penugasan dengan program


pengawasan yang dilakukan KT dan AT.
 Melakukan reviu atas kertas kerja pemeriksaan.
 Melakukan reviu atas konsep LTP dan LHP serta memparaf konsep LTP
final dan LHP.
 Melakukan evaluasi bersama WPJ tentang ketepatan waktu
penyelesaian penugasan.
 Menghadiri pertemuan awal pemeriksaan/nota kesepakatan
pemeriksaan dan pertemuan akhir/penyampaian konsep hasil
pemeriksaan dengan pimpinan unit kerja yang diperiksa.
d) Ketua Tim (KT)
Ketua Tim dijabat oleh Auditor Muda atau Auditor Madya/Pertama yang
mendapat tugas limpah ke bawah/ke atas. Untuk menjabat Ketua Tim
harus memiliki sertifikat peran ketua Tim atau setidak-tidaknya telah
mengikuti diklat penjenjangan Auditor Muda. Sedangkan Ketua Tim dari
P2UPD dijabat oleh Pengawas Pemerintah Muda atau Pengawas
Pemerintah Madya/Pertama yang mendapat tugas limpah ke bawah/ke
atas. Dalam pelaksanaan tugas-tugas operasional pengawasan, Ketua Tim
bertanggung jawab terhadap teknis pemeriksaan di lapangan. Tugas dan
wewenang Ketua Tim adalah :
 Menerima penugasan pengawasan dari Penanggung Jawab dalam
bentuk surat perintah tugas.
 Membantu PT menyiapkan bahan untuk penyusunan program
pengawasan.
 Membantu PT membuat rencana teknis kegiatan pengawasan.
 Membantu PT mengkomunikasikan program pengawasan kepada AT.
 Memberikan penugasan harian kepada AT.
 Melakukan reviu pelaksanaan kegiatan AT.
 Membantu WPJ/PT menyelenggarakan konsultansi/diskusi dengan PJ,
AT dan pihak lain terkait.
 Melaksanakan kegiatan pengawasan sesuai program pengawasan.
 Melakukan reviu atas kertas kerja pemeriksaan AT.
 Menyusun kesimpulan hasil pegawasan.
 Menyusun konsep LTP final dan LHP.
 Melakukan evaluasi bersama WPJ, PT/SP tentang ketepatan waktu
penyelesaian penugasan.
4

e) Anggota Tim (AT)


Anggota Tim dijabat oleh Auditor Pertama, Auditor Penyelia, Auditor
Pelaksana Lanjutan, Auditor Pelaksana dan Pengawas Pemerintah
Pertama. Persyaratan untuk menduduki jabatan Anggota Tim ini
setidak-tidaknya pernah mengikuti diklat pembentukan auditor
ahli/terampil maupun P2UPD dan jabatan fungsional pengawasan lainnya
kecuali dalam kondisi tertentu dapat dilibatkan staf fungsional umum.
Tugas dan wewenang Anggota Tim adalah :
 Menerima penugasan pengawasan dari Penanggung Jawab dalam
bentuk surat tugas.
 Mempelajari program pengawasan dan langkah kerja pemeriksaan.
 Membicarakan dan menerima penugasan harian dari KT.
 Melaksanakan kegiatan pengawasan sesuai dengan program
pengawasan dan anggaran waktu yang disediakan.
 Membuat kesimpulan hasil pengawasan.
 Membantu menyusun konsep LTP dan LHP.
b. Survey Pendahuluan
Sebelum melaksanakan tugas-tugas pengawasan, Tim pemeriksaan yang terdiri
dari WPJ, PT, KT dan AT terlebih dahulu melakukan survey pendahuluan dalam
bentuk pengumpulan data dan penelaahan informasi umum mengenai obyek yang
diperiksa antara lain :
 Menghimpun informasi tentang peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan obyek yang diperiksa.
 Mempelajari dan memahami rencana bisnis obyek yang diperiksa.
 Menghimpun data Laporan Realisasi Pelaksanaan Program/Kegiatan.
 Mempelajari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) tahun sebelumnya.
 Menelaah semua data dan informasi yang ada guna memberikan gambaran
yang memadai atas obyek yang akan diperiksa.
Namun demikian oleh karena keterbatasan anggaran, survey pendahuluan ini dapat
tidak dilaksanakan.

2. Tahapan Pelaksanaan Pemeriksaan.


a. Pertemuan awal
1) Tim pemeriksa yang dipimpin oleh PT bertemu dengan pimpinan objek yang
diperiksa. Dalam pertemuan tersebut dilakukan pembicaraan pendahuluan
dengan menyampaikan maksud dan tujuan dilakukannya pemeriksaan.
5

2) Pada pembicaraan pendahuluan tersebut hendaknya dijelaskan tujuan


dilakukannya pemeriksaan dan manfaat yang diperoleh dari pemeriksaan
tersebut dan kalau perlu tim pemeriksa dapat meminta pimpinan obyek yang
diperiksa untuk memberikan gambaran terhadap pelaksanaan tugas-tugas
organisasinya, baik menyangkut tupoksi, keuangan, barang daerah maupun
kepegawaian.
b. Pemeriksaan Lapangan.
1) Umum
a) Tim pemeriksa melaksanakan pemeriksaan atas obyek pemeriksaan sesuai
dengan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan yang telah disusun.
b) Setiap pemeriksa wajib menuangkan hasil pemeriksaan ke dalam Kertas
Kerja Pemeriksaan (KKP).
2) Penyusunan KKP
a) KKP adalah dokumen pemeriksaan yang memuat data catatan pembuktian
secara sistematis yang dikumpulkan pemeriksa selama berlangsungnya
pemeriksaan baik dari instansi yang diperiksa maupun di luar instansi
yang diperiksa termasuk hasil analisa pemeriksa sendiri termasuk
kesimpulan dan saran/rekomendasi pemeriksa.
b) KKP memiliki arti penting sebagai berikut :
 Dasar penyusunan Lembar Temuan Pemeriksaan (LTP).
 Alat Reviu.
 Alat pembuktian dari LTP.
 Bahan argumentasi/referensi.
 Alat dokumentasi.
 Identifikasi temuan.
 Bukti pertanggungjawaban pemeriksa.
c) Penyusunan KKP harus dilakukan secara memadai. Adapun syarat dan
kriteria KKP yang memadai adalah :
 Lengkap dan teliti.
 Bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung maupun kesalahan
penyajian informasi.
 Didasarkan atas fakta dan argumentasi yang rasional dan dapat
dipertanggungjawabkan.
 Sistematis, bersih, mudah dipahami dan rapi.
 Memuat hal-hal yang penting yang relevan dengan pelaksanaan
pemeriksa.
 Mempunyai tujuan yang jelas.
6

d) KKP wajib direviu secara berjenjang oleh Ketua Tim, Pengendali Teknis dan
Wakil Penanggung Jawab dengan memberikan paraf pada KKP yang
direviu tersebut.
e) KKP tersebut wajib disimpan dan diarsipkan secara pribadi oleh masing-
masing pemeriksa sebagai bahan telusur apabila kelak di kemudian hari
terdapat permasalahan atas hasil temuan pemeriksaan.
c. Pertemuan akhir
1) Pertemuan akhir merupakan pertemuan antara tim pemeriksa yang dipimpin
oleh WPJ/PT dengan pimpinan obrik setelah berakhirnya suatu rangkaian
kegiatan pemeriksaan.
2) Dalam pertemuan akhir ini, tim pemeriksa menyampaikan Konsep Temuan
Pemeriksaan (KTP) dan catatan-catatan lain yang berguna bagi entitas.
3) KTP harus mendapatkan tanggapan/komentar dari obrik baik secara lisan
maupun tertulis sebelum dinaikkan menjadi Lembar Temuan Pemeriksaan
(LTP).
d. Pengembangan Temuan Pemeriksaan.
1) Apabila dipandang perlu, tim pemeriksa dapat mengembangkan dan
memperdalam pemeriksaan dalam pemeriksaan lanjutan berdasarkan bukti-
bukti awal pemeriksaan yang telah didapatkan.
2) Usulan atas pemeriksaan lanjutan disampaikan oleh PT/WPJ kepada PJ
berdasarkan masukan dari KT.
3) Pemeriksaan lanjutan yang diusulkan dapat dalam bentuk memperpanjang
waktu penugasan ataupun perubahan status pemeriksaan menjadi pemeriksaan
dengan tujuan tertentu (PDTT).
4) Pedoman PDTT diatur tersendiri berdasarkan Keputusan Inspektur.

3. Tahap Pelaporan Hasil Pemeriksaan.


a. Penyusunan Lembar Temuan Pemeriksaan (LTP)
1) KT menyusun konsep LTP dengan bantuan AT.
2) Konsep LTP disusun berdasarkan KTP yang telah dibuat dan disampaikan
kepada obrik dalam pertemuan akhir pemeriksaan.
3) Konsep LTP telah memiliki atribut lengkap yang terdiri dari kondisi, kriteria,
sebab, akibat dan komentar pejabat yang diperiksa.
4) Konsep LTP dapat dipaparkan atau diekspose untuk mendapat masukan dan
perbaikan sebelum disampaikan kepada pimpinan obrik.
5) Konsep LTP direviu secara berjenjang oleh KT, PT/WPJ serta diketahui oleh PJ.
7

6) Konsep LTP yang telah disetujui oleh PJ diperbaiki oleh KT untuk kemudian
dinaikkan kembali sebagai Minute LTP. Semua tim pemeriksaan yang terlibat
didalam pemeriksaan membubuhkan tanda tangan dalam Minute LTP.
7) LTP yang telah ditanda-tangani disampaikan kepada pimpinan/kepala unit
kerja yang diperiksa dengan menyebutkan batasan waktu bagi obyek
pemeriksaan (obrik) untuk memberikan tanggapan/komentar atas temuan
pemeriksaan yang disampaikan.
8) Apabila tim pemeriksa belum menerima surat tanggapan/komentar dari obrik
dalam batas waktu yang telah ditentukan, maka obrik dianggap menyetujui
temuan pemeriksaan tersebut dan tim pemeriksa dapat melanjutkan
penyelesaian pemeriksaan ke tahap konsep LHP.
9) Apabila LTP mendapat tanggapan “serius” atau sanggahan/penolakan dari
obrik maka tim pemeriksa wajib mengkoordinasikan atau membahas kembali
temuan pemeriksaan tersebut dengan pimpinan obrik dan dicarikan
penyelesaiannya. Pembahasan kembali temuan pemeriksaan tersebut harus
telah tuntas dan/atau telah ada penyelesaiannya selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja setelah surat tanggapan/komentar dari obrik diterima oleh
tim pemeriksa.
10) LTP hasil pembahasan kembali dengan obrik wajib dibahas ulang dengan WPJ/
PT, KT dan AT sebelum naik sebagai konsep LHP.
11) Atribut-atribut temuan pemeriksaan yang harus ada dalam LTP adalah :
a) Kondisi
Kondisi merupakan paragraf yang memberikan gambaran yang sebenarnya
mengenai peristiwa yang terjadi di obrik pada saat pemeriksaan dilakukan.
b) Kriteria/aturan
Kriteria/aturan merupakan alat untuk menilai tindakan yang seharusnya
dilakukan yang didasarkan atas peraturan perundang-undangan, akal
sehat/logika, kaidah-kaidah manajemen dan/atau pendapat independen
para ahli di luar organisasi.
c) Sebab
Sebab adalah alasan yang melatarbelakangi sebuah tindakan dilakukan
sehingga menimbulkan terjadinya perbedaan antara kondisi yang
diharapkan dan kondisi sesungguhnya.
d) Akibat
Akibat adalah berbagai resiko atau kerugian yang dihadapi obrik dan/atau
unit organisasi lain atas kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria. Dalam
menentukan tingkat resiko atau kerugian, pemeriksa internal harus
mempertimbangkan pula akibat-akibat yang mungkin ditimbulkan oleh
berbagai temuan pemeriksaan tersebut terhadap pernyataan keuangan
(financial statement) organisasi.
8

e) Komentar pejabat yang diperiksa


Komentar pejabat yang diperiksa merupakan tanggapan atas LTP yang
disampaikan oleh tim pemeriksa.
b. Penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
1) LTP dari obrik yang telah diterima kembali oleh Inspektorat dapat dinaikkan
menjadi Konsep LHP.
2) KT menyusun konsep LHP dengan bantuan AT.
3) Konsep LHP yang telah disusun oleh KT dinaikkan ke PT/WPJ untuk
mendapatkan reviu dan/koreksi perbaikan.
4) Konsep LHP yang telah mendapatkan reviu/perbaikan dari PT/WPJ dinaikkan
kepada PJ untuk mendapatkan persetujuan.
5) Konsep LHP yang telah disetujui oleh PJ diperbaiki oleh KT untuk kemudian
dinaikkan kembali sebagai Minute LHP. Semua tim pemeriksaan yang terlibat
didalam pemeriksaan membubuhkan tanda tangan dalam Minute LHP.
6) LHP yang telah ditanda-tangani tersebut disampaikan kepada Walikota Madiun.
7) Walikota Madiun selanjutnya menyampaikan hasil pemeriksaan berdasarkan LHP
dimaksud kepada pimpinan/Kepala Unit Kerja yang diperiksa.
c. Jangka Waktu Penyelesaian Laporan
1) Maksimal 15 (lima belas) hari kerja setelah akhir pemeriksaan, tim pemeriksa
wajib menyelesaikan konsep LTP.
2) Maksimal 3 (tiga) hari kerja setelah konsep LTP disetujui oleh PJ, tim pemeriksa
wajib memperbaiki konsep LTP menjadi Minute LTP.
3) Maksimal 3 (tiga) hari kerja setelah Minute LTP ditanda-tangani PJ, LTP wajib
disampaikan ke obrik.
4) Maksimal 5 (lima) hari kerja dan/atau setelah tanggapan/komentar LTP
diterima, tim pemeriksa wajib menyelesaikan konsep LHP.
5) Maksimal 3 (tiga) hari kerja, setelah konsep LHP disetujui oleh PJ, tim
pemeriksa wajib memperbaiki konsep LHP menjadi Minute LHP.
6) Maksimal 3 (tiga) hari kerja setelah Minute LHP ditanda-tangani PJ, LHP wajib
disampaikan kepada Walikota Madiun.
d. Pengendalian, Evaluasi dan Sanksi.
1) Sebagai bentuk pengendalian, Sekretaris Inspektorat wajib melakukan
pengendalian jangka waktu penyelesaian LTP dan LHP berdasarkan lembar
routing slip.
2) Inspektur sebagai PJ melakukan evaluasi atas ketepatan waktu penyelesaian
LTP dan LHP.
3) Tim pemeriksa yang tidak memenuhi ketentuan di atas, akan diberikan sanksi
berupa penundaan penugasan berikutnya.
9

4) Disamping penundaan penugasan, tidak tertutup kemungkinan tim pemeriksa


dapat diberikan peringatan secara tertulis maupun sanksi lainnya sesuai yang
diatur dalam Standar Audit dan Kode Etik Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) yang dikeluarkan oleh AAIPI.

B. FORMAT DAN BENTUK LAPORAN


1. Format dan bentuk Lembar Temuan Pemeriksaan (LTP)
a. LTP disusun dalam format berbentuk surat dinas yang ditanda-tangani oleh
Inspektur, dimana pada halaman terakhir dari Lembar Temuan Pemeriksaan (LTP)
ditanda-tangani oleh Pengendali Teknis, Ketua Tim dan Anggota Tim, serta
terdapat kolom tanda tangan bagi pimpinan obrik sebagai penerima LTP.
b. LTP diketik dengan menggunakan huruf Tahoma ukuran 12 dengan ukuran batas
kiri 2,5 cm, batas kanan 1,5 cm, batas atas 2 cm dan batas bawah 1,5 cm. Ukuran
kertas yang digunakan adalah ukuran F4 dan tata urutan penulisan disesuaikan
dengan format penulisan ilmiah.
c. Format dan bentuk LTP adalah sebagai berikut :
10

KOP INSPEKTORAT

Madiun, XX-XX-XXXX

Kepada
Nomor : R.700/XXX/XXX.XXX/XXXX Yth. Sdr. Kepala (Nama OPD)
Sifat : Rahasia …………………………………………………………
Lampiran : - di
perihal : Penyampaian Lembar Temuan MADIUN
Pemeriksaan

Bersama ini kami sampaikan dengan hormat Lembar Temuan


Pemeriksaan Reguler pada ... (Nama OPD)... Adapun hasil temuan yang perlu
ditanggapi/dikomentari adalah sebagai berikut :

1. ………
2. ………
3. ……… dst

Atas temuan hasil pemeriksaan tersebut diharapkan menjadi perhatian dan


dikomentari pejabat, serta tanggapan Saudara dapatnya kami terima kembali
paling lambat … (…) hari kerja setelah surat ini diterima. Apabila dalam waktu
yang telah ditentukan Saudara belum memberi tanggapan/komentar, maka
dianggap Saudara sependapat dan menyetujui hasil temuan pemeriksaan
tersebut di atas.

Demikian atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima


kasih.

INSPEKTUR KOTA MADIUN

(Nama Inspektur)
Pangkat
NIP.
11

HALAMAN : X.X
PARAF :

1. …(JUDUL TEMUAN PEMERIKSAAN)…

KONDISI
…mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm…

KRITERIA
…mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm…

SEBAB
…mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm…

AKIBAT
…mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm…

KOMENTAR PEJABAT
…mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm…

Diterima oleh : Madiun, XX-XX-XXXX

KEPALA (Nama OPD) TIM PEMERIKSA :

PENGENDALI TEKNIS
…Nama… …tanda tangan…
(Nama Kepala OPD)
Pangkat KETUA TIM
NIP. …Nama… …tanda tangan…

ANGGOTA TIM
…Nama… …tanda tangan…

…Nama… …tanda tangan…


12

2. Format dan bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)


a. LHP disusun dalam format berbentuk laporan dan bab yang ditanda-tangani oleh
Inspektur, Pengendali Teknis, Ketua Tim dan Anggota Tim.
b. LHP diketik dengan menggunakan huruf Tahoma ukuran 12 dengan ukuran batas
kiri 2,5 cm, batas kanan 1,5 cm, batas atas 2 cm dan batas bawah 1,5 cm. Ukuran
kertas yang digunakan adalah ukuran F4 dan tata urutan penulisan disesuaikan
dengan format penulisan ilmiah.
c. Format dan bentuk LHP adalah sebagai berikut :
1) LHP dalam format surat Inspektur

KOP INSPEKTORAT

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN


PADA …(NAMA OPD)…

Nomor : R.700/XXX/XXX.XXX/XXXX
Tanggal : XX-XX-XXXX
Lampiran : ... (...) bendel
Satuan Kerja / Proyek : …Nama OPD…
Tahun : XXXX

BAB I : SIMPULAN DAN REKOMENDASI HASIL PEMERIKSAAN

Berdasarkan Surat Tugas Inspektur Kota Madiun Nomor :


XXX/XXX/XXX.XXX/XXXX tanggal XX-XX-XXXX Tim Pemeriksa Inspektorat Kota
Madiun telah mengadakan pemeriksaan reguler di ...(Nama OPD)...
Pemeriksaan meliputi : …(ditulis ruang lingkup pemeriksaan yang
dilakukan)…

Tanpa mengurangi keberhasilan yang telah dicapai, dari hasil pemeriksaan


masih ditemukan beberapa kelemahan yang perlu mendapatkan perhatian sebagai
berikut :

1. ...mmmmmmmmmmmmm... dan disarankan untuk...mmmmmmmmm...


2. ...mmmmmmmmmmmmm... dan disarankan untuk...mmmmmmmmm...
3. ...mmmmmmmmmmmmm... dan disarankan untuk...mmm............dst

Hasil pemeriksaan selengkapnya dimuat dalam Bab berikutnya.


13

BAB II : URAIAN HASIL PEMERIKSAAN

A. DATA UMUM
1. Dasar Pemeriksaan :
a. ...
b. ...
c. ...dst
2. Tujuan Pemeriksaan
a. ...
b. ...
c. ...dst
3. Ruang Lingkup Pemeriksaan (dapat menyesuaikan) :
a. Struktur Organisasi dan Tata Kerja.
b. Pembinaan Aparatur dan Administrasi Kepegawaian.
c. Pengelolaan Keuangan.
d. Pengelolaan Pendapatan.
e. Pengelolaan Bantuan.
f. Pengelolaan Barang Milik Daerah.
g. Pembangunan Fisik Konstruksi.
4. Batasan Pemeriksaan
a. Pemeriksaan dilakukan untuk tahun anggaran XXXX dan tahun anggaran XXXX
sampai dengan Bulan ...
b. Pemeriksaan dilaksanakan tanggal ... sampai dengan ...
c. Tanggungjawab Tim Pemeriksa terbatas pada hasil pemeriksaan dan saran
yang diberikan. Kebenaran data dan informasi pertanggungjawaban kegiatan
merupakan tanggungjawab sepenuhnya dari Organisasi Perangkat Daerah
yang diperiksa.
5. Pendekatan Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan secara parsial atas kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya melalui
pengumpulan data pada pemeriksaan, dokumen, pemeriksaan fisik/survey, tanya
jawab, pengujian data, analisis hasil kualitatif. Terhadap permasalahan yang
ditemukan telah dikomunikasikan kepada Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah /
pejabat yang diperiksa.
6. Sistematika Pelaporan
Laporan Hasil Pemeriksaan disusun dengan Sistematika :
a. Bab I memuat Simpulan dan Rekomendasi
b. Bab II memuat Uraian Hasil Pemeriksaan
c. Bab III berisi Penutup Laporan Hasil Pemeriksaan
14

7. Status dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan yang lalu


Hasil Pemeriksaan Inspektorat Kota Madiun pada Tahun XXXX di …(Nama OPD)…
terdapat … (…) temuan pemeriksaan dan telah/belum ditindaklanjuti ……

B. HASIL PEMERIKSAAN
1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja.
...mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm…
2. Pembinaan Aparatur dan Administrasi Kepegawaian
...mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm...
3. Pengelolaan Keuangan.
...mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm...
4. Pendapatan Asli Daerah
...mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm...
5. Pengelolaan Barang Milik Daerah
...mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm...
6. Pengelolaan Bantuan
...mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm...
7. Pembangunan Fisik Konstruksi
...mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm...

BAB III : PENUTUP

...mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm...

Mengetahui, TIM PEMERIKSA :

INSPEKTUR KOTA MADIUN PENGENDALI TEKNIS :


...Nama... ...tanda tangan...

KETUA TIM :
(Nama Inspektur) ...Nama... ...tanda tangan...
Pangkat
NIP. ANGGOTA TIM :
...Nama... ...tanda tangan...

...Nama... ...tanda tangan...


15
2) LHP dalam format surat Walikota
LOGO GARUDA

Madiun, XX-XX-XXXX

Kepada
Nomor : R.700/XXX/XXX.XXX/XXXX Yth. Sdr. Kepala (Nama OPD)
Sifat : Rahasia ....................................................
Lampiran : 1 (satu) bendel ....................................................
Perihal : Hasil Pemeriksaan Reguler Di
Tahun Anggaran XXXX MADIUN

Untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang


Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Pasal 20, 22, 23 dan Pasal 24 ayat (1), dan berdasarkan Surat Tugas Inspektur
Kota Madiun Nomor : XXX/XXX/XXX.XXX/XXXX tanggal XX-XX-XXXX, maka
setelah diadakan pemeriksaan pada …(Nama OPD)… terdapat temuan
pemeriksaan yang harus ditindaklanjuti sebagai berikut :
1. … (menyesuaikan dengan Judul Temuan Pemeriksaan sesuai dengan yang
tercantum dalam LHP format Surat Inspektur)…

Hal tersebut tidak sesuai dengan …(sesuai kriteria yang tercatum dalam LHP
format Surat Inspektur)…

Hal tersebut disebabkan …(sesuai sebab yang tercantum dalam LHP format
Surat Inspektur)…

Sehingga mengakibatkan …(sesuai akibat yang tercantum dalam LHP format


Surat Inspektur)…

Sehubungan dengan hal tersebut agar ...(sesuai dengan pokok saran yang
tercantum dalam LHP format Surat Inspektur)...

Demikian untuk diperhatikan serta tidak terulang kembali temuan


pemeriksaan yang sama di masa mendatang.

WALIKOTA MADIUN

(Nama Walikota Madiun)


Tembusan :
Yth. 1. Sdr. Kepala BPK-RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur
di Sidoarjo
2. Sdr. Inspektur Provinsi Jawa Timur
di Sidoarjo
16

3. Format Lembar Routing Slip adalah sebagai berikut :

ROUTING SLIP LEMBAR TEMUAN PEMERIKSAAN (LTP)

Nama Obyek Pemeriksaan : …(ditulis nama obyek pemeriksaan)…


Berdasarkan SPT Nomor : …(ditulis nomor SPT pemeriksaan reguler)…
Lama Pemeriksaan : …(ditulis tanggal mulai pemeriksaan s.d tanggal
selesai pemeriksaan/… (… ) hari kerja)…
Pengendali Teknis : …(ditulis nama pengendali teknis)…
Konsep LTP diketik oleh : …(ditulis nama pengetik LTP)…
Mulai tanggal : …(ditulis tanggal awal pengetikan)…
Selesai tanggal : …(ditulis tanggal selesai pengetikan)…
Konsep LTP direviu oleh PT
Mulai tanggal : …(ditulis tanggal awal direviu)…
Selesai tanggal : …(ditulis tanggal selesai direviu)…
Konsep LTP naik ke WPJ : …(ditulis tanggalnya)…
Konsep LTP naik ke PJ : …(ditulis tanggalnya)…
Konsep LTP disetujui PJ : …(ditulis tanggalnya)…
Perbaikan LTP diketik oleh : …(ditulis nama pengetik perbaikan LTP)…
Mulai tanggal : …(ditulis tanggal awal pengetikan perbaikan)…
Selesai tanggal : …(ditulis tanggal selesai pengetikan perbaikan)…
Minute LTP naik ke PT
Mulai tanggal : …(ditulis tanggal awal dinaikkan)…
Selesai tanggal : …(ditulis tanggal selesai diturunkan)…
Minute LTP naik ke WPJ
Mulai tanggal : …(ditulis tanggal awal dinaikkan)…
Selesai tanggal : …(ditulis tanggal selesai diturunkan)
Minute LTP naik ke PJ
Mulai tanggal : …(ditulis tanggal awal dinaikkan)…
Selesai tanggal : …(ditulis tanggal selesai diturunkan)…
LTP dikirimkan ke Obrik : …(ditulis tanggal pengiriman ke obrik)…

A.n INSPEKTUR KOTA MADIUN


Sekretaris,

(………………(nama)……………)
NIP.
17

ROUTING SLIP LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)

Nama Obyek Pemeriksaan : …(ditulis nama obyek pemeriksaan)…


Pengendali Teknis : …(ditulis nama pengendali teknis)…
Tanggal LTP diterima oleh tim : …(ditulis tanggalnya)…
Konsep LHP diketik oleh : …(ditulis nama pengetik LHP)…
Mulai tanggal : …(ditulis tanggal awal pengetikan)…
Selesai tanggal : …(ditulis tanggal selesai pengetikan)…
Konsep LHP direviu oleh PT
Mulai tanggal : …(ditulis tanggal awal direviu)…
Selesai tanggal : …(ditulis tanggal selesai direviu)…
Konsep LHP naik ke WPJ : …(ditulis tanggalnya)…
Konsep LHP naik ke PJ : …(ditulis tanggalnya)…
Konsep LHP disetujui PJ : …(ditulis tanggalnya)…
Perbaikan LHP diketik oleh : …(ditulis nama pengetik perbaikan LHP)…
Mulai tanggal : …(ditulis tanggal awal pengetikan perbaikan)…
Selesai tanggal : …(ditulis tanggal selesai pengetikan perbaikan)…
Minute LHP naik ke PT
Mulai tanggal : …(ditulis tanggal awal dinaikkan)…
Selesai tanggal : …(ditulis tanggal selesai diturunkan)…
Minute LHP naik ke WPJ
Mulai tanggal : …(ditulis tanggal awal dinaikkan)…
Selesai tanggal : …(ditulis tanggal selesai diturunkan)
Minute LHP naik ke PJ
Mulai tanggal : …(ditulis tanggal awal dinaikkan)…
Selesai tanggal : …(ditulis tanggal selesai diturunkan)…
LHP dikirimkan ke Walikota : …(ditulis tanggal pengiriman ke Walikota)…

A.n INSPEKTUR KOTA MADIUN


Sekretaris,

(…………(nama)…………)
NIP.

Anda mungkin juga menyukai