Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM COMPOUNDING AND DISPENSING

Monitoring Efek Samping Obat

Kasus no. 9

Disusun oleh:

Chanary Tri Winarsih 1720343734

Devi Dwi Pratiwi 1720343735

PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA

2017/2018
Kasus 9
Anda Apoteker di Rumah Sakit yang akan melakukan monitoring efek
samping obat ke bangsal atau kamar rawat inap. Pasien adalah seorang laki-laki
usia 45 tahun yang sedang menjalani pengobatan kemoterapi pada minggu ke 2.
Tugas:
1. Tetapkan dan tulislah rencana monitoring efikasi dan keamanan dengan
menggunakan data yang tersedia.
2. Komunikasikan dengan pasien.
1. Profil Obat:

A. DOXORUBICIN
Komposisi:
Doxorubicin 10 mg/5 mL.
Doxorubicin 50 mg/25 mL.
Bentuk Sediaan:
Cairan injeksi dalam vial.
Farmakologi:
Mekanisme kerja: menghambat enzim topoisomerase II sehingga
menghambat proses pembelahan sel dan pembentukan DNA. Bersihan
plasma cepat, ekskresi terutama melalui empedu.
Indikasi:
Leukemia akut, tumor Wilm, neuroblastoma, sarkoma jaringan lunak
dan tulang, kanker payudara, kanker ovarium, kanker kandung kemih
(sel transisional), kanker tiroid, kanker paru, kanker lambung, limfoma
Hodgkin & non-Hodgkin.
Dosis:
Infus i.v. 50-75 mg/m2 sehari setiap 3 minggu
Kontraindikasi:
Mielosupresi, penyakit jantung, telah mendapat dosis kumulatif
maksimum anthracycline, hipersensitif, kehamilan.
Peringatan dan Perhatian:
Perlu pemantauan hematologi, fungsi hati, dan jantung.
Dapat menyebabkan perubahan warna urin.
Efek Samping:
Mielosupresi, gangguan fungsi jantung, alopesia, hiperpigmentasi,
mual-muntah, stomatitis, flebosklerosis.
Doksorubisin dapat menyebabkan gagal jantung meskipun resiko
yang sangat rendah pada batas yang dianjurkan 550 mg/m2. Resiko
menjadi lebih tinggi ketika total dosis obat melebihi batas yang
direkomendasikan. Batas yang direkomendasikan menjadi lebib
rendah 400 mg/m2 pada pasien yang menerima radioterapi untuk
daerah mediastinum atau terapi bersamaan dengan agen lain
kardiotoksik.
Pemauntauan EKG sebelum dan sesudah perlakuan untuk
memprediksi kardiotoksisitas yang ditandai dengan penurunan
gelombang QRS.
Karena kejadian depresi sumsum tulang tinggi pemantauan
hematologi dianjurkan hati-hati. Toksisitas hematologi mungkin
memerlukan pengurangan dosis atau menunda terapi doksorubisin.
Doksorubisin mendorong hiperurisemia sekunder, oleh karena itu
kadar asam urat harus dimonitor untuk mengontrol kadarnya.
Doksorubisin menyebabkan warna merah pada air seni selama 1-2
hari setelah pemberian.

B. BECOM Z
Komposisi:
Vitamin E 30 Iu, Vitamin B1 15mg, Vit B2 15mg, Vit B6 20 mg, Vit
B12 mcg, Asam Pantotenate 20mg, Niasin 100 mg, Vit C 750 mg, Zinc
22,5mg.
Indikasi:
Defisiensi vitamin B kompleks, Vitamin C, Vitamin E, Zinc.
Dosis:
1 x sehari 1 kaplet

C. VOMETA FT
Indikasi:
Mual-muntah akut. Tidak dianjurkan pencegahan rutin pada muntah
setelah operasi. Mual dan muntah disebabkan oleh pemberian levodopa
dan bromokriptin lebih dari 12 minggu. Pengobatan simtom dispepsia
fungsional. Tidak dianjurkan untuk pemberian jangka lama. Mual-
muntah pada kemoterapi kanker dan radioterapi.
Kontra Indikasi:
Penderita hipersensitif terhadap Domperidone. Penderita dengan
prolaktinoma (salah satu tumor hipofisis) yang mengeluarkan prolaktin.
Komposisi:
Tiap tablet mengandung:
Domperidone 10 mg
Farmakologi:
Domperidone merupakan antagonis dopamin yang mempunyai kerja
antiematik. Efek antiematik dapat disebabkan oleh kombinasi efek
periferal (gastrokinetik) dengan antagonis terhadap reseptor dopamin
di chemoreseptor "trigger zone" yang terletak di luar sawar otak di area
postrema.
Dosis dan Cara Pemberian:
Dispepsia fungsional:
Dewasa dan Usia Lanjut: 10 - 20 mg, 3 kali sehari dan 10 20 mg sekali
sebelum tidur malam, tergantung respon klinik.
Pengobatan jangan melebihi 12 minggu.
Mual dan muntah (termasuk yang disebabkan oleh levodopa dan
bromokriptin):
Dewasa (termasuk usia lanjut): 10 - 20 mg, dengan interval waktu 4 - 8
jam.
Anak-anak (sehubungan kemoterapi kanker dan radio terapi): 0,2 - 0,4
mg/kgBB sehari dengan interval waktu 4 - 8 jam.
Obat diminum 15 - 30 menit sebelum makan dan sebelum tidur malam.
VOMETA FT dalam bentuk fast melting tablet, dapat ditelan tanpa air.
Efek Samping:
Jarang terjadi dan berupa kejang-kejang usus sementara.
Peningkatan prolaktin serum, sehingga menyebabkan galaktorea dan
ginekomastia.
Mulut kering, sakit kepala, diare, ruam kulit, rasa haus, cemas dan
gatal.
Peringatan dan Perhatian:
Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.
Tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang.
Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal.
Interaksi Obat:
Domperidone mengurangi efek hipoprolaktinemia dari bromokriptin.
Pemberian obat antikolinergik muskarinik dan analgetik apioid secara
bersamaan dapat mengantagonisir efek Domperidone.
Pemberian antasida secara bersamaan dapat menurunkan bioavailabilitas
Domperidone.
Efek bioavailabilitas dapat bertambah dari 13% menjadi 23% bila
diminum 1,5 jam sesudah makan.

2. Rencana monitoring efikasi dan keamanan


a. Efek Samping dari doxorubicin:
i. Kardiotoksis, yakni dapat merusak otot jantung (efek kumulatif)
dengan gagal jantung.
ii. Rambut sering rontok (reversible), mual dan muntah-muntah,
amenorrea.
iii. Mielotoksis atau supresi sumsum tulang.
iv. Doxorubicin mendorong hiperurisemia sekunder
v. Obat doxorubicin diekskresi lewat empedu, bila kadar bilirubin
meningkat, berarti dosis harus diturunkan.
vi. Doxorubicin menyebabkan warna merah pada air seni selama 1-2
hari setelah pemberian.
Dari data efek samping diatas, maka rencana monitoring yang dapat
dilakukan adalah:
i. Monitoring EKG sebelum dan sesudah perlakuan untuk
memprediksi kardiotoksisitas yang ditandai dengan penurunan
gelombang QRS.
ii. Monitoring hematologi, karena kejadian supresi sumsum tulang
belakang tinggi, maka perlu dilakukan pemantauan hematologi.
iii. Monitoring kadar asam urat dalam darah.
iv. Monitoring kadar bilirubin, untuk menentukan terjadinya
toksisitas dari doxorubicin.
Dari data diatas, yang dapat dikomunikasi kan kepada pasien berkaitan
efek samping dari doxorubicin adalah:
i. Obat doxorubicin menyebabkan air seni berwarna merah selama
1-2 hari setelah pemberian.
ii. Obat doxorubicin dapat menyebabkan rambut rontok, mual dan
muntah, tidak nafsu makan, sehingga diberikan obat untuk
mengatasi mual dan muntah.

b. Dari data diatas, yang dapat dikomunikasi kan kepada pasien berkaitan
efek samping dari Vometa FT (domperidon) adalah:
i. Jarang terjadi dan berupa kejang-kejang usus sementara.
ii. Mulut kering, sakit kepala, diare, ruam kulit, rasa haus, cemas dan
gatal.
KOMUNIKASI APOTEKER PASIEN
Seorang apoteker sedang visite pasien bernama Tn. Yunus yang mengidap penyakit
kanker. Tn. Yunus sedang menjalani pengobatan kemoterapi pada minggu ke 2.
Apoteker : Selamat pagi, Pak Yunus. Perkenalkan saya Chanary apoteker di
ruang rawat ini. Bagaimana keadaan bapak hari ini?

Pasien : Ya, seperti inilah mbak.

Apoteker : Apakah bapak sudah minum obat yang diberikan perawat tadi
pak?

Pasien : Sudah pak.

Apoteker : Bagaimana yang dirasakan sekarang pak? Apakah bapak sudah


buang air kecil hari ini?

Pasien : Sudah mbak, tetapi warna nya kok merah ya mbak.

Apoteker : Iya, bapak. Itu efek samping dari obat doxorubicin yang
disuntikkan ke bapak, itu untuk pengobatan kanker bapak. Tetapi
tidak perlu khawatir pak, urin berwarna merah hanya 1-2 hari setelah
menerima obat doxorubicin. Apakah bapak merasa mual dan
muntah?

Pasien : Iya, mbak, saya merasa mual dan muntah dan rasanya tidak mau
makan.

Apoteker : Begini pak, itu juga efek samping dari obat doxorubicin. Tetapi,
dokter sudah menuliskan resep untuk memberikan obat yang bisa
mengatasi mual dan muntah, yaitu Vometa yang diminum 3x sehari
1 tablet 30 menit sebelum makan, saya sarankan untuk makan dan
minum yang teratur ya bapak. Agar bisa kuat melawan penyakit
bapak, kemudian dokter juga sudah memberikan obat vitamin bapak
yang akan membantu mencukupi kebutuhan vitamin di dalam tubuh
bapak. Vitaminnya diminum 1x sehari ya pak
Pasien : Oh iya baik mbak.

Apoteker : Apa bapak ada keluhan lain lagi yang dirasakan?

Pasien : Kadang-kadang dada saya terasa sesak mbak, terus rambut saya
sepertinya semakin rontok saja mbak setiap harinya, apa ini efek
samping dari obatnya juga?

Apoteker : Benar bapak obat kemoterapi yang telah bapak terima dapat
menyebabkan rambut rontok, tapi itu tidak apa-apa pak, yang
penting bapak bisa cepat sembuh dan pulang ke rumah. Dan untuk
dadanya yang terasa sesak itu juga efek samping dari obat
kemoterapi bapak, tetapi dokter memang akan memantau terus
dengan cek EKG sebelum bapak kemoterapi sampai setelahnya, jadi
bapak tidak usah khawatir

Pasien : Oh begitu, iya mbak saya sudah tidak betah disini ingin pulang ke
rumah saja

Apoteker : Baik kalau bapak ingin cepat pulang obatnya diminum secara
teratur ya pak, makannya juga yang teratur walaupun tidak nafsu
makan tetap harus dipaksakan makan ya pak agar kebutuhan gizi
bapak terpenuhi jadi badan bapak cepat pulih dan bisa pulang ke
rumah

Pasien : Baik mbak

Apoteker : Oh iya pak obat untuk mual muntahnya ini dapat memberikan efek
samping seperti mulut kering, sakit kepala, diare, ruam kulit, rasa
haus, cemas dan gatal tetapi ini jarang sekali terjadi dan tidak semua
muncul di setiap individu, jika bapak merasakan efek samping
seperti itu sampai menganggu kenyamanan bapak maka sampaikan
ke petugas yang berjaga ya pak
Apoteker : Baik jika sudah tidak ada keluhan yang disampaikan saya tinggal
dulu ya pak, besok saya lihat lagi kondisi bapak. Jika ada keluhan
yang menganggu jangan ragu untuk memanggil perawat yang
berjaga ya pak, nanti biar perawat yang memanggil saya kesini

Pasien : Iya mbak terimakasih ya

Apoteker : Sama-sama pak, semoga bapak lekas sembuh, permisi pak..

Anda mungkin juga menyukai