Anda di halaman 1dari 16

PROSEDUR

PENANGANAN EFEK SAMPING PENGOBATAN TB RO


No.Dokumen No.Revisi Halaman
00 1/16

Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR TanggalTerbit
OPERASIONAL dr. Tri Noviati, MARS

PENGERTIAN RSUD Budhi Asih sebagai RS dengan pelayananTB RO


melakukan pemantauan efek samping ringan, sedang
dan berat yang timbul pada pengobatan pasien TB RO.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkahuntuk
1. Mendeteksi dini efek samping selama pengobatan.
2. Menilai keberhasilan pengobatan TB RO.
KEBIJAKAN Penanggulangan TB dilaksanakan dengan
mengutamakan peningkatan mutu pelayanan,
pemeriksaan dahak secara mikroskopik, penggunaan
obat rasional dengan paduan obat sesuai stretegi
DOTS, serta pemantauan, supervisi dan evaluasi
program.
PROSEDUR 1. Konsultasi, informasi dan edukasi (KIE) mengenai
efek samping pengobatan dilakukan sebelum
pasien memulai pengobatan TB RO
2. Semua efek samping pengobatan yang dialami
pasien harus tercatat dalam formulir efek samping
pengobatan
3. Dokter fasyankes pelaksana TB RO menjadi tempat
penatalaksanaan efek samping pengobatan sedang
sampai berat
4. Dokter fasyankes satelit menjadi tempat
penatalaksanaan efek samping pengobatan ringan
sampai sedang
5. Dokter fasyankes satelit TB RO melaporkan ke
fasyankes rujukan TB RO apabila timbul efek
samping pengobatan
6. Efek samping pengobatan yang tidak menunjukkan
perbaikan setelah ditangani dokter fasyankes
satelit TB RO segera dirujuk ke fasyankes pusat
rujukan/sub rujukan TB RO
A. Efek samping berat atau serius:
- Kulit dan mata pasien nampak kuning
PROSEDUR
PENANGANAN EFEK SAMPING PENGOBATAN TB RO

No.Dokumen No.Revisi Halaman


00 2/16
- Mendengar suara-suara, halusinasi,
delusi/waham, bingung.
- Pendengaran berkurang (tuli) atau telinga
berdengung
- Reaksi alergi berat yaitu Renjatan anafilaktik
dan angionerotik edema, harus segera
ditangani oleh dokter puskesmas sesuai
standard penanganan renjatan sebelum
segera dirujuk ke RS rujukan TB-RO
- Reaksi alergi berat yang lain yang berupa
kemerahan pada mukosa (selaput lendir)
seperti mulut, mata dan dapat mengenai
seluruh tubuh berupa pengelupasan kulit
(Steven Johnsons Syndrome)
- Takikardia

B. Efek samping ringan dan sedang


- Kemerahan (rash) ringan
- kesemutan atau rasa panas pada kulit kaki
(neuropati perifer)
- mual dan muntah
- diare
- sakit kepala
- gangguan tidur
- Tidak nafsu makan (anoreksia)
- bingung,depresi

C. Penatalaksanaan efek samping.


- Efek samping yang terjadi dapat ringan,
sedang atau berat.
- Pada efek samping ringan, pasien tidak perlu
menghentikan sementara pengobatannya.
Sedang efek samping berat dan sedang untuk
sementara pengobatan TB RO dihentikan.
- Bilamana dirasa perlu pasien dirujuk ke RS
rujukan TB RO untuk penanganan leboh
lanjut oleh Tim Ahli Klinis atau Tim
Therapeutik.
PROSEDUR
PENANGANAN EFEK SAMPING PENGOBATAN TB RO

No.Dokumen No.Revisi Halaman


00 3/16

Rincian penanganan efek samping adalah sebagai


berikut.
1. Penatalaksanaan alergi:
Reaksi alergi bisa terjadi beberapa hari atau minggu
setelah pengobatan dimulai.
Kemerahan disertai gatal (reaksi alergi ringan)
biasanya terjadi di awal pengobatan dan bisa hilang
dalam beberapa hari:
- Lanjutkan pengobatan OAT.
- Berikan chlorpheniramine (CTM) oral (4 mg
setiap 4- 6 jam maksimal 24 mg per hari).
- Minta pasien untuk kembali bila gejala tidak
hilang atau menjadi bertambah berat.
- Kemerahan kulit menyeluruh dengan atau
tanpa demam (reaksi alergi sedang) atau
merupakan kelanjutan dari reaksi alergi
ringan:
- Hentikan semua OAT dan segera rujuk ke
RS rujukan TB RO.
- Jika pasien dengan demam berikan
parasetamol (0.5 – 1 g, tiap 4-6 jam).
- Berikan kortikosteroid suntikan yang
tersedia misalnya hidrokortison 100 mg i/m
atau deksametason 10 mg iv, dan
dilanjutkan dengan preparat oral prednison
atau deksametason sesuai indikasi.

Reaksi anafilaktik, renjatan, termasuk kesulitan


bernafas, angionerotik edema, mual , muntah ,
nyeri lambung hebat, demam, nyeri otot dan nyeri
sendi:
- Rujuk ke RS rujukan TB-RO segera.
- Berikan pengobatan segera seperti tersebut
dibawah ini, sambil dirujuk ke RS rujukan
TB RO:
PROSEDUR
PENANGANAN EFEK SAMPING PENGOBATAN TB RO

No.Dokumen No.Revisi Halaman


00 4/16
 Adrenalin 0.2-0.5 ml, 1:1000 S/C,
ulangi jika perlu.
 Pasang Infus cairan IV untuk jika
perlu.
 Beri kortikosteroid yang tersedia
misalnya hidrokortison 100 mg i/m
atau deksametason 10 mg iv, ulangi
jika perlu.

Reaksi alergi yang berat: kemerahan kulit yang


meluas, melepuh, permukaan mukosa dapat
terkena dan demam.

Berikan segera pengobatan seperti tersebut


dibawah ini, sambil dirujuk ke RS rujukan TB RO,
segera:
- Berikan CTM untuk gatal-gatal.
- Berikan parasetamol bila demam.
- Berikan prednisolon 60 mg per hari, atau
suntikan deksametason 4 mg 3 kali sehari
jika tidak ada prednisolon tidak ada.
- Ranitidin 150 mg dua kali sehari atau 300
mg pada malam hari .

Pengobatan di RS rujukan TB RO:


- Berikan antibiotik jika ada tanda-tanda
infeksi kulit.
- Lanjutkan semua pengobatan alergi sampai
ada perbaikan, kurangi bertahap (tappering
off) kortikosteroid jika digunakan sampai 2
minggu. Pengobatan jangan terlalu cepat
dimulai kembali. Tunggu sampai perbaikan
klinis. Laporkan ke Tim therapeutik untuk
merancang paduan pengobatan selanjutnya
tanpa obat yang diduga sebagai penyebab.
PROSEDUR
PENANGANAN EFEK SAMPING PENGOBATAN TB RO

No.Dokumen No.Revisi Halaman


00 5/16
- Pada kasus dengan efek samping yang akan
memulai pengobatan kembali, pengobatan
dilakukan secara bertahap dengan dosis
terbagi, terutama bila dicurigai efek samping
terkait dengandosis obat. Dosis total perhari
tidak boleh dikurangi (harus sesuai berat
badan) kecuali bila ada data bioavaibilitas
obat (therapeutic drug monitoring). Dosis
yang digunakan disebut dosis uji sesuai tabel
3 dibawah ini. Uji dosis dilaksanakan sampai
dengan 15 hari lamanya.

Tabel 3: Dosis uji dosis untuk memulai kembali


pengobatan OAT lini kedua

Hari Nama obat Hari Hari ke Hari ke


pertama dua tiga
(beri obat
dlm dosis
terpisah
pagi &
sore)
Hari Sikloserin 250 mg 500 mg Dosis
ke 1-3 (125 mg + penuh
125 mg)
Hari Levofloxacin 200 mg 400 mg Dosis
ke 4-6 e (100 mg + penuh
100 mg)
Hari Kanamisin 250 mg 500 mg Dosis
ke 7-9 (125 mg + penuh
125 mg)
Hari Ethionamide 250 mg 500 mg Dosis
ke 10- (125 mg + penuh
12 125 mg)
Hari Pirazinamid 400 mg 800 mg Dosis
ke 13- (200 mg + penuh
15 200 mg)
PROSEDUR
PENANGANAN EFEK SAMPING PENGOBATAN TB RO

No.Dokumen No.Revisi Halaman


00 6/16

2. Penatalaksanaan mual dan muntah.


- Pengobatan tetap dilanjutkan.
- Mual dan muntah dapat terjadi pada minggu-
minggu awal pengobatan, bila perlu berikan
obat yang dapat meringankan gejala. Gejala
dapat hilang setelah beberapa hari.
- Pantau pasien untuk mengetahui berat
ringannyanya keluhan.
- Singkirkan sebab lain seperti gangguan hati,
diare karena infeksi, pemakaian alkohol atau
merokok atau obat-obatan lainnya.Berikan
domperidon 10 mg setengah jam sebelum
minum obat.
- Untuk rehidrasi, berikan infus cairan IV jika
perlu.
- Jika berat, rujuk ke RS rujukan TB-RO.

Penatalaksanaan di RS rujukan TB-RO


- Rawat inap untuk penilaian lanjutan jika gejala
berat
- Jika mual dan muntah tidak dapat diatasi
hentikan Ethionamide smapai gejala berkurang
atau menghilang kemudian dapat ditelan
kembali.
- Jika gejala timbul kembali setelah Ethionamide
kembali ditelan, hentikan semua pengobatan
selama 1 minggu dan mulai kembali pengobatan
seperti dijadwalkan untuk memulai OAT lini
kedua dengan dosis uji yaitu dosis terbagi (lihat
tabel diatas). Laporkan kepada Tim Therapeutik.
- Jika muntah terus ada beberapa hari, lakukan
pemeriksaan fungsi hati, kadar Kalium dan
kadar kreatinin.
- Berikan suplemen Kalium jika kadar kalium
rendah atau muntah berlanjut beberapa hari.
PROSEDUR
PENANGANAN EFEK SAMPING PENGOBATAN TB RO
(menggunakan Regimen Baru)
No.Dokumen No.Revisi Halaman
00 7/16
- Bila muntah terjadi bukan diawal terapi, muntah
bisa merupakan tanda kekurangan kalium pada
pasien yang mendapat suntikan Kanamisin.

3. Penatalaksanaan hepatitis Drug Induced Liver


Injury
- Hentikan semua OAT.
- Pasien dirawat inapkan untuk penilaian lanjutan
jika gejala menjadi lebih berat.
- Periksa serum darah untuk kadar enzim hati.
- Singkirkan kemungkinan penyebab lain
hepatitis. Anamnesis tentang riwayat hepatitis
sebelumnya.
- Tim therapeutik akan mempertimbangkan untuk
menghentikan obat yang paling mungkin menjadi
penyebab. Mulai kembali dengan obat lainnya,
apabila dimulai dengan OAT yang bersifat
hepatotoksik, pantau fungsi hati.

4. Penatalaksanaan kejang
- Tangani sementara kejang di UPK satelit 2 TB
RO, setelah stabil segera rujuk ke RS rujukan
TB-RO.
- Upayakan untuk mencari tahu riwayat atau
kemungkinan penyebab kejang lainnya
(meningitis, ensefalitis, pemakaian obat, alkohol
atau trauma kepala).
- Pasien dengan riwayat kejang sebelumnya dapat
berisiko mengalami kejang selama pengobatan
TB RO.
- Konsulkan kepada Tim therapeutik. Apabila
kejang terjadi pertama kali maka lanjutkan
pengobatan TB RO tanpa pemberian sikloserin
selama 1-2 minggu. Setelah itu
PROSEDUR
PENANGANAN EFEK SAMPING PENGOBATAN TB RO

No.Dokumen No.Revisi Halaman


00 8/16
- cyscloserin dapat dberikan kembali dengan dosis
uji sesuai tabel diatas.
- Piridoksin (vit B-6) dapat diberikan sampai
dengan 200 mg per hari.
- Berikan pengobatan anti kejang. Berikan fenitoin
3-5 mg/kg/hari. Jika menggunakan fenitoin dan
pirazinamid bersama-sama, pantau fungsi hati
Hentikan pirazinamid jika hasil faal hati
abnormal.
- Pengobatan anti-kejang dapat dilanjutkan
sampai pengobatan TB RO selesai ataulengkap.
- Riwayat kejang sebelumnya bukan merupakan
kontraindikasi pengobatan TB RO.
- Kejang bukan merupakan gejala sisa atau
sekuele pengobatan TB RO.
- Penanganan pasien dengan kejang harus
dibawah pengamatan dan penilaian Tim
therapeutik.
- Laporkan ke Tim Therapeutik

5. Penatalaksanaan neuropati perifer


- Pengobatan TB RO tetap dilanjutkan.
- Hindari pemakaian alkohol dan rokok karena
akan memperberat gejala neuropati.
- Pasien dengan penyakit penyerta (misalnya
diabetes, HIV) dapat lebih mudah mengalami
neuropati perifer tetapi kondisi ini bukan
merupakan kontraindikasi pemakaian OAT.
- Tingkatkan dosis piridoksin sampai dengan 200
mg perhari bila perlu.
- Rujuklah ke Tim Therapeutik bila terjadi gejala
neuropati berat (nyeri, sulit berjalan),
PROSEDUR
PENANGANAN EFEK SAMPING PENGOBATAN TB RO

No.Dokumen No.Revisi Halaman


00 9/16
- hentikan semua pengobatan selama 1-2 minggu.
Dapat diobati dulu dengan amitriptilin dosis
rendah pada malam hari dan obat non steroid
anti radang (NSAID)dan bila gejala neuropati
mereda atau hilang OAT dapat dimulai kembali,
kalau perlu dengan dosis uji.
- Neuropati yang disebabkan pengobatan OAT
pada umumnya reversib.
- Rujuk kepada Tim therapeutik bila gejalanya
berat dan tidak membaik, untuk
mempertimbangkan penghentian sikloserin.

6. Penatalaksanaan kehilangan pendengaran.


- Rujuk pasien segera ke RS rujukan TB RO Poli
THT untuk diperiksa penyebabnya dan di
konsulkan Tim therapeutic.
- Apabila penanganannya terlambat ditangani tuli
dapat menetap.
- Penatalaksanaan di RS rujukan TB RO .
- Evaluasi kehilangan pendengaran dan singkirkan
sebab lain seperti infeksi telinga.
- Periksa kembali pasien setiap minggu atau jika
pendengaran semakin buruk selama beberapa
minggu berikutnya, hentikan kanamisin.
Konsulkan kembali ke Poli THT

7. Penatalaksanaan gejala psikotik.


Bila terjadi gejala psikotik, rujuklah ke Tim
Therapeutik.
- Halusinasi pendengaran lebih sering terjadi
dibanding halusinasi penglihatan.
- Jangan membiarkan pasien sendirian, apabila
akan dirujuk ke RS rujukan TB RO
PROSEDUR
PENANGANAN EFEK SAMPING PENGOBATAN TB RO

No.Dokumen No.Revisi Halaman


00 10/16
- harus didampingi.
- Berikan haloperidol 5 mg sebelum merujuk
pasien.
- Penatalaksanaan di RS rujukan TB RO:
 Rujuklah pasien ke dokter ahli jiwa
(psikiatri), bika ada keinginan untuk bunuh
diri atau membunuh, hentikan sikloserin
selama 1-4 minggu sampai gejala terkendali
dengan obat-obat anti-psikotik.
 Berikan pengobatan anti-psikotik dan
konseling. Bila gejala psikotik telah
mereda, mulai kembali sikloserin dalam
dosis uji.
 Berikan vit B6.
 Bila kondisi teratasi, dengan rekomendasi
Tim therapeutik, lanjutkan pengobatan TB
RO bersamaan dengan obat anti-psikotik.
 Gejala psikotik pada umumnya reversibel
sampai pasien dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap.

8. Penatalaksanaan depresi
- Lakukan konseling kelompok atau
perorangan. Penyakit kronik dapat
merupakan fakor risiko depresi.
- Rujuk ke RS rujukan TB RO jika gejala
menjadi berat dan tidak dapat diatasi di UPK
satelit 2 TB RO. Rujuklah ke Tim therapeutic
konsultasi psikiatri untuk mulai pengobatan
anti depresi.
- Konsul ke Tim therapeutik untuk pemberian
paduan baru atau dosis uji.
- Gejala depresi bisa berfluktuasi selama
pengobatan dan dapat membaik dengan
PROSEDUR
PENANGANAN EFEK SAMPING PENGOBATAN TB RO

No.Dokumen No.Revisi Halaman


00 11/16
- berhasilnya pengobatan.
- Riwayat depresi sebelumnya bukan
merupakan kontra indikasi bagi penggunaan
obat tetapi berisiko terjadinya depresi selama
pengobatan.

9. Penatalaksanaan keadaan hipotiroidisme.


- Gejala dan tandanya adalah kulit kering,
kelelahan, kelemahan dan tidak tahan terhadap
dingin.
- Lanjutkan pengobatan TB RO, tetapi rujuk ke
RS untuk konfirmasi diagnosis hipotiroidsme
- Penatalaksanaan di RS Rujukan TB RO berdasar
rekomendasi Tim Therapeutik:
 Diagnosis hipotiroid ditegakkan berdasar
peningkatan kadar TSH (kadar normal < 10
mU/l).
 Ahli endokrin dari Tim Therapeutik akan
memberikan rekomendasi pengobatan dengan
levo-thyroxine serta evaluasi dengan
memeriksa kadar TSH selama 3 bulan setelah
menghentikan levo-thyroxine.
 Gejala hipotiroidisme adalah reversibel setelah
pengobatan OAT dihentikan karena pasien
dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap.

10. Penatalaksanaan gangguan ginjal


- Semua pasien dipantau kadar kreatinin dan
elektrolit setiap bulan.
- Hati-hati dengan kelompok berisiko tinggi
yaitu pasien dengan diabetes melitus atau
riwayat gangguan ginjal.
- Pantau gejala dan tanda-tanda: edema,
penurunan produksi urin, malaise, sesak
PROSEDUR
PENANGANAN EFEK SAMPING PENGOBATAN TB RO

No.Dokumen No.Revisi Halaman


00 12/16
- nafas dan renjatan.
- Rujuk ke RS rujukan TB RO Poli bila
ditemukan gejala yang mengarah ke gangguan
ginjal.
- Penatalaksanaan di RS Rujukan TB RO:
 Tim Therapeutik akan memberoikan
rekomendasi penanganannya.
 Jika terdapat gangguan ringan (kadar
kreatinin 1.5-2.2 mg/dl), hentikan obatnya
diduga penyebabnya kanamisin sampai
kadar kreatinin menurun.
- Laporkan kepada Tim therapeutik apabila
suntikan akan kembali diberikan.
- Untuk kasus sedang dan berat (kadar
kreatinin > 2.2 mg/dl), hentikan semua obat
dan hitung angka filtrasi glomeruler (GFR)
menggunakan rumus kadar kreatinin,
menurut umur dan jenis kelamin.
- Jika GFR atau klirens kreatinin (creatinin
clearance) < 30 ml/menit atau pasien
mendapat hemodialisa maka lakukan
penyesuaian dosis OAT sesuai tabel 6
dibawah ini:

BB (kg) x (140 – umur) (x 0.85 utk wanita)


72 x kreatinin serum (mg/dl)

PROSEDUR
PENANGANAN EFEK SAMPING PENGOBATAN TB RO

No.Dokumen No.Revisi Halaman


00 13/16

Tabel 6: Perubahan dan penyesuaian dosis OAT


pada gangguan ginjal
Obat Perubaha Perubah Dosis yang
n an dianjurkan dan
frekuensi dosis? frekuensi
?
Z Ya Ya 25-35 mg/kg/dosis,
3 x/minggu
E Ya Tidak 15-25 mg/kg/dosis,
3 x/minggu
Lfx Ya Tidak 750-1000 mg per
dosis tiga kali per
minggu
Cs Ya Ya 250 mg sekali
sehari, atau 500
mg/dosis
3 x/minggu
Eto Tidak Ya 250 – 500 mg/dosis
harian
Km Ya Ya 12 – 15
mg/kg/dosis,
2 -3 x/minggu
PAS Tidak 2 x 4 gr sehari

 Aminoglikosida dihentikan jika kadar kreatinin


terus meningkat.
 Jika efek samping gangguan ginjal didiagnosis
secara dini dan ditangani dengan baik,
prognosisnya cukup baik dan
 gangguan ginjal tidak akan dapat menetap.

11. Penatalaksanaan nyeri sendi


- Pengobatan TB RO bisa dilanjutkan.
- Pengobatan dengan obat non steroid anti
radang(NSAID) segera dimulai.
- Berikan latihan/ fisioterapi dan pemijatan.
- Gejala bisa berkurang dengan perjalanan waktu

PROSEDUR
PENANGANAN EFEK SAMPING PENGOBATAN TB RO

No.Dokumen No.Revisi Halaman


00 14/16
meskipun tanpa penanganan khusus.
- Bila gejala tidak hilang dan mengganggu rujuk ke
RS rujukan TB-RO untuk mendapatkan
rekomendasi penanganan oleh Tim Therapeutik.
Salah satu kemungkinan adalah pirazinamid perlu
diganti.

12. Penatalaksanaan gangguan penglihatan


- Gangguan penglihatan berupa kesulitan
membedakan warna merah dan hijau.
- Meskipun gejala ringan etambutol harus dihentikan
segera. Obat lain diteruskan sambil dirujuk ke RS
rujukan TB RO.
- Rujuk ke RS rujukan TB-RO untuk dikonsulkan
kepada Tim therapeutik.
- Tim therapeutik harus merujuk ke spesialis
penyakit mata jika gejala tetap terjadi meskipun
etambutol sudah dihentikan.
- Harus diingat bahwa aminoglikosida dapat juga
menyebabkan gangguan penglihatan yang
reversibel: silau pada cahaya yang terang dan
kesulitan melihat.

13. Penatalaksanaan hipokalemi


- Hipokalemi sering kali tanpa gejala, oleh karena itu
perlu pemeriksaan elektrolit secara berkala.
- Gejala bisa berupa kelelahan, nyeri otot, kejang,
baal/numbness, kelemahan tungkai bawah,
perubahan perilaku atau bingung
- Hipokalemia (kadar < 3.5 meq/L) bisa disebabkan
oleh:
 Efek langsung aminoglikosida pada tubulus
ginjal (Kanamisin).
 Muntah dan mencret.
- Obati muntah dan mencret.
- Berikan tambahan Kalium peroral sesuai tabel 5.

PROSEDUR
PENANGANAN EFEK SAMPING PENGOBATAN TB RO

No.Dokumen No.Revisi Halaman


00 15/16
UNIT TERKAIT - Jika kadar kalium kurang dari 2.3 meq/l pasien
mungkin memerlukan infus IV penggantian dan
harus di rujuk untuk dirawat inap di RS.
- Hentikan pemberian Kanamisin injeksi selama
beberapa hari jika kadar Kalium kurang dari 2.3
meq/L, laporkan kepada tim Therapeutik.
- Berikan infus cairan KCL: paling banyak 10
mmols/jam Hati-hati pemberian bersamaan dengan
levofloxacin karena dapat saling mempengaruhi.

Tabel 7: Kadar kalium dan pemberiannya

Kadar Jumla Banyakn Waktu untuk


Kalium h KCL ya KCL pemeriksaan
(meq/L (meq/)
)
> 4.0 Tidak Tidak 1 bulan
(ketika masih
mendapat Kanamisin)
Injeksi
3.7 – Tidak Tidak 1 bulan
4.0 (ketika masih
mendapat Kanamisin)
Injeksi
3.4 – 20- 40 40 mmol 1 bulan
3.6 (ketika masih
mendapat Kanamisin)
Injeksi
3.0 – 60 60 mmol 2 mingguan
3.3
2.7 – 80 60 mmol 1 mingguan
2.9 + 400
mg/hari
selama 3
minggu
2.4 – 80 – 80 mmol Teliti selang 1 – 6 hari
2.6 120 + 400
mg/hari
selama 3
minggu

PROSEDUR
PENANGANAN EFEK SAMPING PENGOBATAN TB RO

No.Dokumen No.Revisi Halaman


00 16/16

2.0 – 60 meq 80 mmol Pertimbangkan rawat


2.3 IV + 80 + 400 inap setelah
meq PO mg/hari pemantauan 24 jam
selama 3 dengan infus
minggu
< 2.0 60 meq 100 mmol
IV + 80 + 400
meq PO mg/hari
selama 3
mgg

Instalasi Rawat Jalan


UNIT TERKAIT Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Inap

Formulir efek samping pengobatan


DOKUMEN Petujuk Teknis II TB RO
TERKAIT International Standard for Tuberculosis Care
Formulir TB 01 RO
Formulir TB 02 RO

Anda mungkin juga menyukai