Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ACHNIS ATJO

NIM : D1A119023
KELAS : B

TUGAS FINAL MANAGEMENT FARMASI RUMAH SAKIT


OLEH DR. Rusli, Sp.FRS, Apt

Pertanyaan:
1. Buat review penggunaan obat tersebut dikaji dari kasus penyakit tersebut
a. Telaah dosis
b. Interaksi obat dalam rekam medis ersebut
c. Sinergis penggunaan obat dalam rekam medis tersebut
d. Durasi / lama penggunaan
e. Efek samping obat
2. Rekomendasikan apa yang anda berikan terkait penggunaan obat tersebut
diatas
3. Buatlah synopsis perkuliahan Manajemen Farmasi Rumash Sakit
KASUS 7 OBGYN
A. Telaah Dosis (dosis sudah tepat)
 Ranitidine injeksi 8 jam / IV = Dosis parenteral dewasa : 50 mg IV
atau IM setiap 6-8 jam
 Ondacetron injeksi 12 jam / IV = untuk menangani mual dan muntah
akibat operasi ondacetron Dosis dewasa 4 mg/IM sesuai dosis tunggal
atau injeksi I.V. secara perlahan
 Asam traneksamat injeksi 8 jam / IV = Dosis dewasa 0,5 – 1 gram atau
10 mg / kgBB, per 24 jam, melalui infus berkelanjutan
 S.f tab. 1 x 1 = dosis dewasa 325 mg diminum sekali sehari
 Asam folat 1 x 1 = dosis dewasa untuk anemia megaloblastik, dosis
penyembuhan : 1 mg setiap hari

B. Interaksi obat dalam rekam medis


 Penggunaan ranitidine bersamaan ferrous sulfas dapat menurunkan
efeknya karena mengganggu penyerapan ferrous sulfas

C. Sinergis penggunaan obat


 Ferrro sulfat dan asam folat memiliki efek sinergis dimana ferro sulfat
untuk menghindari anemia sedangkan asam folat untuk membentuk sel
darah merah sehingga terhindar dari anemia, tanpa asam folat yang
cukup, maka produksi sel darah merah akan selalu di bawah normal
 Ondacetron dan asam traneksamat memiliki efek sinergis dimana
ondacetron mengurangi efek mual dan muntah dari asam traneksamat
D. Durasi / lama penggunaan
 Ranitidine injeksi = 50 mg IV atau IM setiap 6-8 jam. khusus untuk
ranitidine dalam bentuk suntik ( intra vena atau parenteral) dosis akan
ditentukan oleh dokter di rumah sakit berdasarkan kondisi kesehatan
pasien dan tingkat keparahan penyakit.
 Ondacetron injeksi 12 jam / IV = Dosis ondasetron intravena 4 mg
sebelum tindakan anastesi dan setelah 2 jam saat tindakan operasi
berjalan
 Asam traneksamat injeksi 8 jam / IV = Dosis dewasa 0,5 – 1 gram atau
10 mg / kgBB, per 24 jam, melalui infus berkelanjutan
 S.f tab. 1 x 1 = dosis dewasa 325 mg diminum sekali sehari
 Asam folat 1 x 1 = dosis penyembuhan : 1 mg setiap hari, sekali sehari
E. Efek Samping obat
 Ranitidine = Mual dan muntah, sakit kepala, insomnia, vertigo, ruam,
konstipasi, diare
 Ondacetron =
 Asam traneksamat = sakit kepala, nyeri otot dan sendi, hidung
tersumbat, nyeri perut, nyeri punggung, mual dan muntah, diare,
lemas, anemia, migraine, pusing.
 Ferrous sulfate = sembelit, sakit perut, tinja berwarna hitam atau
berwarna gelap, atau pewarnaan sementara pada gigi
 Asam folat 1 x 1 = demam tinggi, kulit memerh, naps menjadi pendek,
ruam kulit, gatal-gatal pada kulit, dada sesak, kesulitan bernafas,
mengi. Namun, tidak semua orang mengalami efek samping tersebut.

II. Rekomendasikan apa yang anda berikan terkait penggunaan obat


tersebut diatas
 Sebaiknya penggunaan ranitidine diberikan untuk tidak bersamaan
dengan SF agar tidak mengganggu kinerja obatnya
 Belum ada kepastian penyebab sakit perutnya dan dokternya belum
memberikan terapi anti sakit perutnya
 Perhatikan penggunaan asam traneksamat injeksi sbaiknya tidak
diberikan lama. Jika pendarahan berhenti terapi juga dihentikan
 Setelah pemberian obat tersebut, terapinya segera diatasi sumber
perdarahan dengan pengosongan cavum uteri dari sisa-sisa jaringan
konsepsi.
 Setelah dilakukan kuretasi, bisa juga diberikan oksitosin injeksi IM
satu ampul jika masih ada perdarahan.

III. Synopsis Kasus Obgyn


Seorang pasien IRT masuk RS pada tanggal 12 Juni 2019 dengan
keluhan perdarahan pervagina sejak 1 hari yang lalu disertai mual dan
nyeri perut yang juga dirasakannya. Dia didiagnosa abortus inkomplit
dan dispepsia. Dokter yang merawat memberikan terapi Asam
Traneksamat setiap 8 jam untuk segera menghentikan perdarahannya.
Selain itu, dokter memberikan terapi Ranitidin untuk menekan
produksi asam lambung yang membuat mual dan nyeri ulu hati (nyeri
perut) serta memberi terapi Ondansetron sebagai anti-emetik atau
penghilang mual. Obat ini bekerja sebagai antagonis seretonin dengan
cara menekan pusat rangsangan muntah di medula dengan ini keluhan
mual dan muntah pasien bisa diatasi. Kombinasi tepat Asam Folat
untuk mengganti kehilangan sel darah merah akibat perdarahan.
Dengan terapi Asam Folat bisa membantu pembentukan sel darah
merah sekaligus membentuk protein baru dan Fe diberikan sekali
sehari untuk pengobatan anemia. Pada akhirnya pasien boleh pulang
dalam keadaan sembuh pada tanggal 15 Juni 2019.

KASUS 6 / EMESIS
A. Telaah dosis dimana semua dosis telah tepat
 Paracetamol 500 mg 8jam/oral
 Dexamethasone inj 8jam/ IV
 Ketorolac inj 8 jam / IV
 Domperidone inj 12 jam /IV

B. Interaksi obat dalam rekam medis tersebut


 Dalam kasus emesis pemberian obat Ketorolac dan Dexamethasone
secara bersamaan memberikan interaksi yaitu dapat menganggu kinerja
obat dari Ketorolac dan meningkatkan efek samping.

C. Sinergis penggunaan obat dalam rekam medis tersebut


 Sinergis penggunaan obat Ketorolac dan Dexamethasone memiliki
sinergitas dalam hal anti nyeri tetapi efek samping dapat menyebabkan
iritasi lambung.
D. Durasi / lama penggunaan
 Paracetamol 500 mg 8jam/oral
 Dexamethasone inj 8jam/ IV
 Ketorolac inj 8 jam / IV
 Domperidone inj 12 jam /IV

E. Efek samping obat


 Paracetamol 500 mg 8jam/oral dapat menyebabkan gangguan fungsi
hati.
 Dexamethasone inj 8jam/ IV jika digunakan jangka panjang dapat
menganggu fungsi ginjal (gagal ginjal).
 Ketorolac inj 8 jam / IV dapat menyebabkan iritasi lambung.
 Domperidone inj 12 jam /IV dapat menimbulkan gangguan pada
jantung dan gangguan lainnya seperti, mulut kering, diare, dan nyeri
kepala.
II. Rekomendasikan apa yang anda berikan terkait penggunaan obat tersebut
diatas

 Sebaiknya Ketorolac diberikan bersamaan dengan Ranitidin untuk


mencegah iritasi lambung.
 Paracetamol diberikan injeksi karena pasien mengalami muntah
sehingga saluran makan terganggu maka pemebrian oral tidak
memungkinkan dan juga injeksi diberikan mengingat pasien ada
gangguan iritasi lambung.
 Dexamethasone sebaiknya dihentikan hingga ditemukan penyebab
demam dari pasien mengingat tidak ada bukti ditemukan dari pasien
seperti radang.
III.Synopsis kasus emesis
Pada tanggal 10 Mei 2019 dengan keluhan lemas, demam, dan muntah
didiagnosa emesis sehingga diberikan terapi Domperidone inj/12jam/IV untuk
menghentikan muntahnya. Dia diberikan juga terapi Paracetamol/IV untuk
menurunkan demamnya. Hanya saja pemberian Ketorolac dan Dexamethasone
dianggap tidak terlalu penting karena penggunaanya bisa memperparah gangguan
lambung atau perforasi gaster. Pasien dirawat selama 7 hari dan diperbolehkan
pulang tanggal 17 Mei 2019.
KASUS 4 / ANEMIA
A. Telaah dosis
 Asam Traneksamat inj /12jam/IV untuk mengurangi atau menghentikan
perdarahan
 Codein 10 mg/ 8 jam/oral untuk meringankan rasa nyeri ringan hingga
berat dan meringankan gejala batuk.
 Methycobal inj/ 24 jam/ IV untuk mengatasi kekurangan vitamin B12.
 Moxifloxacin infus/ 24 jam/ IV untuk mengobat beberapa infeksi
bakteri.
B. Interaksi obat dalam rekam medis ersebut
 Laporan menampilkan 4 jenis obat yaitu, Asam Traneksamat, Codeine,
Methucobal, dan Moxifloxacin dimana tidak terdapat interaksi tertentu
di antara obat tersebut.
C. Sinergis penggunaan obat dalam rekam medis tersebut
 Pemberian Methycobal dalam kasus ini memiliki sinergis dengan
pemberian Asam Traneksamat dimana Methycobal memberikan asupan
vitamin B12 yang juga merupakan komponen penting dalam
pembentukan sel darah merah dan Asam Traneksamat mengurangi
perdarahan dalam mencegah terjadinya anemia.
D. Durasi / lama penggunaan
 Asam Traneksamat inj /12jam/IV bisa diberikan hingga 3 kali sehari
melalui intravena.
 Codein 10 mg/ 8 jam/oral bisa diberikan 10-30mg 3-4 kali sehari.
 Methycobal inj/ 24 jam/ IV diberikan 500mg perhari selma 3 kali
seminggu dan setelah 2 bulan pengobatan kurangi dosis secara bertahap
setiap 1-3 minggu.
 Moxifloxacin infus/ 24 jam/ IV dosis dewasa 400mg sehari dan
diberikan selama 7-14 hari.
E. Efek samping obat
 Asam Traneksamat dapat menyebabkan efek samping nyeri kepala,
nyeri otot dan sendi, hidung tersumbat, nyeri perut, nyeri punggung,
mual dan muntah, diare, lemas, anemia, migrain, dan pusing.
 Codein dapat menyebabkan pusing, mulut kering, mual dan muntah,
kehilangan nafsu makan, mudah merasa lelah, sembelit, nyeri perut, dan
ruam.
 Methycobal efek yang dapat ditimbulkan yaitu ruam, nyeri kepala,
sensasi terbakar, dan keringat berlebih.
 Moxifloxacin efek samping dapat berupa mual dan muntah, mules dan
nyeri perut, diare atau sembelit, batuk, hidung tersumbat, iritasi, rasa
terbakar, bengkak dan kemerahan di area suntikkan.

II. Rekomendasikan apa yang anda berikan terkait penggunaan obat


tersebut diatas
 Unruk penggunaan Asam Traneksamat agar lebih diminimalkan
karena efek sampingnya dapat menambahkan kondisi anemia
pasien dan pasien lemas.
III. Synopsis Kasus Anemia
Seorang pasien masuk dirawat menggunakan jaminan BPJS pada
tanggal 10 Februari 2019 dengan keluhan lemas baruk berdarah,
pneumonia, dan anemia sehingga dokter mendiagnosa Hemaptoe. Oleh
karena itu, dokter penanggungjawab memberikan terapi Asam
Traneksamat untuk menghentikan perdarahannya setiap 8 jam. Karena
dicurigai ada infeksi sehingga diberikan terapo Moxifloxacin sesuai
dosis setiap 24 jam ditambah pemberian Methycobal untuk menaikkan
kadar Hb pasien. Sehingga pasien sembuh dan diizinkan pulang rawat
jalan pada tanggal 19 Februari 2019.

Anda mungkin juga menyukai