Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


PENATALAKSANAAN DAN PERAWATAN TRAKEOSTOMI
DI RUANG SERUNI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Disusun Oleh:
Kelompok 15

Moh. Baharuddin Fatih 131713143028


Ragil Rizky Atviola 131713143088
Lisa Ardiavianti 131713143107
Mufidatun Nisa 131713143046
Siti Aisyah Zanta Pradana 131713143014
Lady Claudinie 131713143076
Alfina Maghfiroh Safitri 131713143116

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Stase : Keperawatan Medikal Bedah


Pokok bahasan : Penatalaksanaan dan Perawatan Trakeostomi
Sasaran : Keluarga pasien
Hari / Tanggal : Kamis, 16 November 2017
Waktu : 08.00 08.30 WIB
Ruangan : Ruang Seruni RSUD Dr. Soetomo
A. Tujuan instruksional umum
Setelah mendapat penyuluhan selama 30 menit, peserta penyuluhan dapat
mengetahui dan memahami materi tentang penatalaksanaan dan perawatan
trakeostomi sehingga dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.
B. Tujuan instruksional khusus
Setelah mendapat penyuluhan diharapkan keluarga klien dapat
menjelaskan kembali mengenai:
1. Anatomi dan Fisiologi Trakea
2. Pengertian Trakeostomi
3. Fungsi Trakeostomi
4. Klasifikasi Trakeostomi
5. Indikasi dan Kontraindikasi Trakeostomi
6. Penatalaksanaan Trakeostomi
7. Perawatan Trakeostomi
8. Komplikasi Trakeostomi
C. Materi penyuluhan
1. Anatomi dan Fisiologi Trakea
2. Pengertian Trakeostomi
3. FungsiTrakeostomi
4. Klasifikasi Trakeostomi
5. Indikasi dan Kontraindikasi Trakeostomi
6. Penatalaksanaan Trakeostomi
7. Perawatan Trakeostomi
8. Komplikasi Trakeostomi

D. Metode penyuluhan
Ceramah dan Tanya jawab
E. Media Penyuluhan
1. Power Point
2. Leaflet
F. Pengorganisasian
Pembimbing akademik : Praba Diyan R , S.Kep., Ns., M.Kep.
Pembimbing klinik : Upid
Penyuluh : Lady Claudinie
Moderator : Mufidatun Nisa
Observer : Lisa Ardiavianti
Fasilitator : Ragil Rizky Atviola
Alfina Maghfiroh Safitri
Siti Aisyah Zanta Pradana
Notulen : Moh. Baharuddin Fatih
G. Job Description
No. Nama Sie Job Description
1. Moderator 1. Membuka dan menutup acara
2. Mengatur jalannya acara dari awal hingga akhir
3. Memperkenalkan diri dan tim penyuluhan
4. Menjelaskan kontrak waktu penyuluhan
5. Memimpin jalannya acara
2. Penyuluh 1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan
disampaikan
3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta
3. Fasilitator 1. Membantu dan mengondisikan peserta selama penyuluhan
berlangsung
2. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (absensi)
3. Membantu mengajukan pertanyaan untuk evaluasi hasil
4. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya
4. Notulen 1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban penyaji sebagai
dokumentasi kegiatan
2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan disesuaikan dengan
rencana kegiatan pada SAP
3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan penyuluhan
5. Observer 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama penyuluhan
berlangsung
2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat proses
kegiatan penyuluhan

H. Rencana penyuluhan
(1) Rundown Acara
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan peserta
1. 5 menit Pembukaan :
1) Memberikan salam 1) Menjawab salam
2) Memperkenalkan diri 2) Mendengarkan
3) Menjelaskan tujuan
dan
pembelajaran
memperhatikan
4) Menyebutkan materi dan
3) Menjawab
kegiatan yang akan dilakukan
pertanyaan
5) Menggali pengetahuan peserta
tentang peraturan ruangan
2. 10 menit Pemberian materi :
1) Anatomi dan Fisiologi Trakea 1) Menyimak dan
2) Pengertian Trakeostomi
memperhatikan
3) Fungsi Trakeostomi
4) Klasifikasi Trakeostomi
5) Indikasi dan Kontraindikasi
Trakeostomi
6) Penatalaksanaan Trakeostomi
7) Perawatan Trakeostomi
8) Komplikasi Trakeostomi

4. 10 menit Diskusi: Tanya jawab 1) Peserta


menanyakan hal-
hal yang belum
jelas pada
pemateri
2) Pemateri
memberikan
jawaban
4. 5 menit Evaluasi :
1) Memberikan pertanyaan 1) Menjawab
kepada peserta seputar materi pertanyaan dari
yang disampaikan pemateri
2) Memberikan reward atau
pujian bagi peserta yang
mampu menjawab
Penutup :
1) Menjawab salam
Mengucapkan salam dan terima
kasih

I. Setting Tempat Penyuluhan

7 Keterangan:
5 1. Moderator
1
2 2. Pemateri
3 3 4 3 3. Peserta
4
4. Fasilitator
3 3 3
5. Tamu undangan
6 6. Observer
7. Notulen
J. Metode Evaluasi
(1) Metode evaluasi : Tanya jawab
(2) Jenis evaluasi : Lisan
K. Evaluasi Struktur
(1) Persiapan Media
Media yang digunakan dalam ceramah semua lengkap dan dapat
digunakan dalam penyuluhan yaitu:
a. Power Point
b. Leaflet
(2) Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk Power point dan leaflet dengan ringkas,
menarik, lengkap mudah dimengerti oleh peserta.
L. Evaluasi proses
(1) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
mampu memahami materi yang disampaikan melalui ceramah dan leaflet
yang diberikan.
(2) Peserta memperhatikan saat ceramah berlangsung.
(3) Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
(4) Peserta antusias bertanya hal yang belum dimengerti tentang
materi.
M. Evaluasi Hasil
(1) Keluarga mampu menjelaskan dan memahami Anatomi dan Fisiologi
Trakea.
(2) Keluarga mampu menjelaskan dan memahami Pengertian Trakeostomi
(3) Keluarga mampu menjelaskan dan memahami Fungsi Trakeostomi.
(4) Keluarga mampu menjelaskan dan memahami Klasifikasi Trakeostomi.
(5) Keluarga mampu menjelaskan dan memahami Indikasi dan
Kontraindikasi Trakeostomi.
(6) Keluarga mampu menjelaskan dan memahami Penatalaksanaan
Trakeostomi.
(7) Keluarga mampu menjelaskan dan memahami perawatan Trakeostomi.
(8) Keluarga mampu menjelaskan dan memahami Komplikasi Trakeostomi.
LAMPIRAN MATERI

1. Anatomi Dan Fisiologi Trakea

(Davies, 1997) menjelaskan bahwa trakea merupakan tabung berongga yang


disokong oleh cincin kartilago dari 16 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang
tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda. Trakea berawal dari kartilago
krikoid yang berbentuk cincin stempel dan meluas ke anterior pada esofagus,
turun ke dalam thoraks di mana ia membelah menjadi dua bronkus utama pada
karina. Pembuluh darah besar pada leher berjalan sejajar dengan trakea di sebelah
lateral dan terbungkus dalam selubung karotis. Kelenjar tiroid terletak di atas
trakea di sebelah depan dan lateral. Ismuth melintas trakea di sebelah anterior,
biasanya setinggi cincin trakea kedua hingga kelima. Saraf laringeus rekuren
terletak pada sulkus trakeoesofagus. Di bawah jaringan subkutan dan menutupi
trakea di bagian depan adalah otot-otot supra sternal yang melekat pada kartilago
tiroid dan hyoid.

Sebelah dalam trakea diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang
disebut sel bersilia, hanya bergerak ke arah luar. Panjang trakea 9 -11 cm dan di
belakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos. Sel sel bersilia
gunanya untuk mengeluarkan benda benda asing yang masuk bersama sama
dengan udara pernafasan. Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan
kanan disebut karina.

Gambar trakea
2. Definisi Trakeostomi

Trakeostomi adalah tindakan membuat stoma atau lubang agar udara dapat
masuk ke paru-paru dengan memintas jalan nafas bagian atas (Adams,
1997).Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka dinding
depan/anterior trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk
ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas (Hadikawarta, Rusmarjono,
Soepardi, 2004).

Trakeostomi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengatasi pasien


dengan ventilasi yang tidak adekuat dan obstruksi jalan pernafasan bagian atas.
Insisi yang dilakukan pada trakea disebut dengan trakeotomi sedangkan tindakan
yang membuat stoma selanjutnya diikuti dengan pemasangan kanul trakea agar
udara dapat masuk ke dalam paru-paru dengan menggunakan jalan pintas jalan
nafas bagian atas disebut dengan trakeostomi (Robert, 1997).

3. Fungsi Trakeostomi

1. Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya mengurangi


kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan udara sehingga
mengakibatkan peningkatan regangan total dan ventilasi alveolus yang
lebih efektif. Asal lubang trakheostomi cukup besar (paling sedikit pipa 7)
2. Proteksi terhadap aspirasi
3. Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting
pada pasien dengan gangguan pernafasan
4. Memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihan
5. Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus
respiratorius
6. Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan secret ke
perifer oleh tekanan negative intratoraks yang tinggi pada fase inspirasi
batuk yang normal.
4. Klasifikasi Trakeostomi
a) Berdasarkan Lama Pemasangan dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Permanen (Tracheal Stoma Post Laryngectomy)
Tracheal cartilage diarahkan kepermukaan kulit, dilekatkan pada
leher.Rigiditas cartilage mempertahankan stoma tetap terbuka sehingga
tidak diperlukan tracheostomy tube (canule).
2. Sementara (Tracheal Stoma without Laryngectomy)
Trachea dan jalan nafas bagian atas masih intak tetapi terdapat
obstruksi. Digunakan tracheostomy tube (canule) terbuat dari metal atau
Non metal (terutama pada penderita yang sedang mendapat radiasi dan
selama pelaksanaan MRI Scanning)
b) Berdasarkan Letak Insisi dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Insisi Vertikal
Dilakukan pada keadaan darurat
2. Insisi Horisontal
Dilakukan pada keadaan elektif.
c) Berdasarkan Waktu Dilakukan Tindakan
1. Darurat
Tipe ini hanya bersifat sementara dan dilakukan pada unit gawat
darurat.Dilakukan pembuatan lubang di antara cincing trakea satu dan
dua atau dua dan tiga. Karena lubang yang dibuat lebih kecil, maka
penyembuhan lukanya akan lebih cepat dan tidak meninggalkan scar.
Selain itu, kejadian timbulnya infeksi juga jauh lebih
kecil.Menggunakan teknik insisi vertikal.
2. Non-Darurat
Tipe ini dapat sementara dan permanen dan dilakukan di dalam ruang
operasi.Insisi dibuat di antara cincin trakea kedua dan ketiga sepanjang
4-5 cm. Menggunakan teknik insisi horizontal.
5. Indikasi dan Kontraindikasi Trakeostomi
a. Indikasi Trakeostomi
1. Terjadinya obstruksi jalan napas atas
2. Sekret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis ,
misalnya pada pasien dalam keadaan koma.
3. Untuk memasang alat bantu pernafasan( respirator)
4. Apabila terdapat benda asing di subglotis
5. Penyakit inflamasi yang menyumbat jalan napas ( missal angina
Ludwig), epiglottis dan lesi vaskuler, neoplastik atau traumatic yang
timbul mekanisme serupa.
6. Obstruksi tulang
Karena radang akut misalnya pada laryngitis akut, laryngitis difterika,
laryngitis membranosa, laringo- trakheobronkitis akut dan abses laring
karena radang kronis, misalnya perikondritis, neoplasma jinak dan
ganas, trauma laring, benda asing, spasme pita suara, dan paralise nerus
rekurens.
7. Sumbatan saluran napas atas karena kelainan congenital, traumaeksterna
dan interna, infeksi, tumor
8. Cidera parah pada wajah dan leher
9. Setelah pembedahan wajah dan leher
10. Hilangnya reflek laring dan ketidakmampuan untuk menelan sehingga
mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi
11. Penimbunan secret di saluran pernapasan
b. Kontraindikasi Trakeostomi
1. Antisipasi adanya penyumbatan karena karsinoma (sejenis kanker)
2. Infeksi pada tempat pemasangan
3. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol, contoh ; Hemofili

6. Penatalaksanaan Trakeostomi
Pemasangan trakeostomi
Persiapan Alat
1. Alat alat :
a. Spuit yang berisi analgesia
b. Pisau bedah
c. Pinset anatomi
d. Gunting panjang tumpul
e. Sepasang pengait tumpul
f. Benang bedah
g. Klem arteri, gunting kecil yang tajam
h. Kanul trakea dengan ukuran yang sesuai
2. Jenis Pipa
a. Cuffed Tubes
Selang dilengkapi dengan balon yang dapat diatur
sehinggamemperkecil risiko timbulnya aspirasi.

Gambar. Cuffed Tubes

b. Uncuffed Tubes
Digunakan pada tindakan trakeostomi dengan penderita yang tidak
mempunyai risiko aspirasi.

Gambar. Uncuffed Tubes


c. Trakeostomi dua cabang (dengan kanul dalam)
Dua bagian trakeostomi ini dapat dikembangkan dan dikempiskan
sehingga kanul dalam dapat dibersihkan dan diganti untuk mencegah
terjadi obstruksi.
d. Silver Negus Tubes
Terdiri dari dua bagian pipa yang digunakan untuk trakeostomi jangka
panjang.Tidak perlu terlalu sering dibersihkan dan penderita dapat
merawat sendiri.

Gambar.Silver Negus Tubes


e. Fenestrated Tubes
Trakeostomi ini mempunyai bagian yang terbuka di sebelah
posteriornya, sehingga penderita masih tetap merasa bernafas melewati
hidungnya.Selain itu, bagian terbuka ini memungkinkan penderita
untuk dapat berbicara (Kenneth, 2004).

Gambar.Fenestrated Tubes
3. Ukuran
Ukuran trakeostomi standar adalah 0 12 atau 24 44
French.Trakeostomi umumnya dibuat dari plastik, namun dari perak juga
ada.Tabung dari plastik mempunyai lumen lebih besar dan lebih lunak dari
yang besi.Tabung dari plastik melengkung lebih baik kedalam trakea
sehingga iritasi lebih sedikitdan lebih nyaman bagi klien.
Persiapan Pasien
1. Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bagian kaki lebih rendah
30 untuk menurunkan tekanan vena sentral pada vena-vena leher
2. Bahu diganjal dengan bantalan kecil sehingga memudahkan kepala untuk
diekstensikan pada persendian atalanto oksipital. Dengan posisi seperti ini
leher akan lurus dan trakea akan terletak di garis median dekat permukaan
leher
3. Kulit leher dibersihkan sesuai dengan prinsip aseptik dan antiseptik dan
ditutup dengan kain steril. Obat anestetikum disuntikkan di pertengahan
krikoid dengan fossa suprasternal secara infiltrasi
Prosedur pemasangan trakeostomi pada pasien
a. Sayatan kulit 5 sentimeter, vertikal di garis tengah leher mulai dari bawah
krikoid sampai fosa suprasternal, sedangkan sayatan horizontal di
pertengahan jarak antara kartilago krikoid dengan fosa suprasternal atau
kira-kira dua jari dari bawah krikoid orang dewasa
b. Dengan gunting panjang yang tumpul, kulit serta jaringan di bawahnya
dipisahkan lapis demi lapis dan ditarik ke lateral dengan pengait tumpul
sampai tampak trakea yang berupa pipa dengan susunan cincin tulang
rawan yang berwarna putih. Bila lapisan ini dan jaringan di bawahnya
dibuka tepat di tengah maka trakea ini mudah ditemukan. Pembuluh darah
vena jugularis anterior yang tampak ditarik ke lateral. Ismuth tiroid yang
ditemukan ditarik ke atas supaya cincin trakea jelas terlihat. Jika tidak
mungkin, ismuth tiroid diklem pada dua tempat dan dipotong ditengahnya.
Sebelum klem ini dilepaskan ismuth tiroid diikat kedua tepinya dan
disisihkan ke lateral. Perdarahan dihentikan dan jika perlu diikat.
c. Kanul trakea dapat dipasangkan

7. Perawatan Trakeostomi
A. Perawatan post pemasangan trakeostomi
a. Prosedur trakeobronkial Toilet (prosedur pembersihan sekret)
1) Jelaskan prosedur pada klien & keluarga sebelum memulai dan berikan
ketenangan selama pengisapan
2) Siapkan alat alat yang diperlukan
3) Cuci tangan
4) Hidupkan mesin suction (portable atau wall dengan tekanan sesuai
kebutuhan)
5) Buka kit kateter pengisap
6) Isi kom dengan normal salin
7) Ventilasi klien dengan bagian resusitasi manual dan aliran oksigen yang
tinggi.
8) Kenakan sarung tangan pada kedua tangan ( steril )
9) Ambil kateter pengisap dengan tangan non dominan dan hubungkan ke
pengisap
10) Masukkan selang kateter sampai pada karina tanpa memberikan
isapan, untuk menstimulasi reflek batuk
11) Beri isapan sambil menarik kateter, memutar kateter dengan perlahan
360 derajat tanpa menyentuh lapisan mucus saluran napas (lakukan
pengisapan maksimal 10-15 detik karena pasien dapat hipoksia)
12) Reoksigenasikan dan inflasikan paru pasien selama beberapa kali
nafas
13) Ulangi 4 langkah sebelumnya sampai jalan nafas bersih.
14) Bilas kateter dg normal salin antara tindakan pengisapan
15) Hisap kavitas orofaring setelah menyelesaikan pengisapan trakea
16) Bilas selang pengisap
17) Buang kateter, sarung tangan ke dalam tempat pembuangan kotor

b. Prosedur Perawatan Luka Trakeostomy


Tujuan : Untuk mencegah infeksi
1. Persipan Alat dan Bahan
a. Pinset anatomis dan cirurgis
b. Sarung tangan
c. kasa minimal 3
d. Kom/mangkuk kecil
e. NaCL 0.9%
f. Gunting perban
g. Antibiotik
h. Bengkok
i. Perlak
j. Tali trakeostomy
2. Persiapan Pasien
1. Pasien diberi tahu tentang tindakanyang akan dilaksanakan
2. Mengatur posisi yang nyaman
3. Prosedur Kerja
1.Mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau larutan antiseptic
2.Pemasangan perlak
3.Pasang sarung tangan
4.Angkat kasa dari luka
5.Kaji kondisi luka
6.Bersihkan luka dengan NaCL 0,9 % dari pusat luka ke arah luar
7.Keringkan luka dengan kasa steril yang lembut
8. Berikan obat sesuai indikasi
9. Tutup luka dengan kasa steril dan paten (hindari luka dari serabut-
serabut kasa)

c. Perawatan Anak Kanul


Adanya kanul di dalam trakea yang merupakan benda asing akan
merangsang pengeluaran discharge. Discharge ini akan keluar bila
penderita batuk, pada saat dilakukan pengisapan atau pada saat
penggantian kanul. Pengeluaran discharge dengan jalan membatukkan
pada penderita dengan trakeostomi tidak seefektif pada orang normal,
karena penderita tidak dapat menutup glotis untuk menghimpun tekanan
yang tinggi, sehingga perlu dilakukan pengisapan. Beberapa jam pertama
pasca bedah, dilakukan pengisapan discharge tiap 15 menit, selanjutnya
tergantung pada banyaknya discharge dan keadaan penderita. Pengisapan
discharge dilakukan dengan kateter pengisap yang steril dan disposable.
Pada saat pengisap dimasukkan ke dalam trakea, jangan diberi tekanan
negatif, begitu pula antara pengisapan harus diberi periode istirahat agar
udara paru tidak terlalu banyak terisap, dengan demikian residual volume
tidak banyak berkurang. Setelah ujung pengisap sampai di bronkus,
dilakukan pengisapan perlahan-lahan sambil memutar kanul pengisap. Jika
kanul trakea mempunyai kanul dalam, kanul dalamnya dikeluarkan
terlebih dahulu. Kanul dalam ini harus sering diangkat dan dibersihkan.

d. Humidifikasi
Humidifikasi adalah proses penambahan air ke dalam gas. Udara
atau oksigen dengan kelembaban relative yang tinggi membuat jalan nafas
tetap lembab dan membantu melepaskan sekresi dan dikeluarkan dari paru.
Humidifikasi diperlukan bagi klien yang menerima terapi oksigen.
Oksigen yang dimasukkan kedalam jalan nafas bagian atas dapat
dilembabkan dengan melekatkan kateter ke dalam air sehingga
menghasilkan udara (bubbling). Umumnya humdifikasi ditambahkan saat
kecepatan aliran oksigen melebihi 4L/menit.
Untuk pemasangan alat pelembab, hal yang perlu diperhatikan
perawat adalah memastikan bahwa alat tersebut menggunakan salin steril
untuk inhalasi dan bahwa larutan diganti sesuai prosedur. Humidifikasi
dapat menjadi sumber infeksi nosokomial pada klien karena lingkungan
yang lembab mendukung prtumbuhan mikroorganisme patogen.
Dengan adanya trakeostomi, fungsi humidifikasi yang sebelumnya
dilakukan oleh saluran napas bagian atas menghilang. Untuk itu
menggantikannya perlu dilakukan humidifikasi buatan.
Cara-cara untuk humidifikasi udara inspirasi di antaranya ialah :
a. Condensor humidifier
Alat ini dipasang pada kanultrakea. Pada waktu ekspirasi, uap air
mengembun pada lempeng-lempeng metal dari kondensor.
Kekurangan alat ini ialah jika terjadi penimbunan discharge pada alat
tersebut fungsinya akan berkurang. Alat ini harus diganti setiap 3 jam.
b. Dengan melewatkan udara inspirasi melalui reservoir berisi air yang
secara teratur dipanaskan dengan termostat. Alat ini relatif lebih
efisien. Bila penderita bernafas spontan, campuran gas ditiupkan
melalui suatu T-piece atau melalui kotak plastik yang dilubangi.
c. Dengan menambahkan tetesan-tetesan air yang halus pada udara
inspirasi. Efektifitas tetesan ini tergantung pada jumlah tetesan dan
kelembaban relatif udara inspirasi.
d. Secara sederhana humidifikasi dapat dikerjakan dengan menaruh
lembaran kasa yang telah dibasahi di depan mulut kanul. Kasa
tersebut diikatkan pada leher dan harus diganti sesering mungkin.

B. Perawatan Mandiri Pasca operasi


Pasca trakeostomi penderita akan diberi petunjuk oleh dokter atau
paramedis perihal perawatan kanul trakeostomi. Petunjuk untuk penderita
ini tergantung pada keadaan penderita saat dari rumah sakit.
a. Membersihkan kanul dalam
Alat yang perlu disediakan ialah botol kecil, kasa perban, penjepit,
panci bergagang, saringan, dan cairan penggosok perak. Cara
membersihkan kanul dalam, sebagai berikut:
1. Buatlah larutan sabun di dalam botol
2. Angkat kanul dalam dengan cara pertama-tama putar kait kecil
pengunci kanul dalam dan kemudian tarik kanul dalam ke luar
3. Cuci kanul dalam dengan air dingin dan kemudian rendam untuk
beberapa menit di dalam cairan sabun
4. Bersihkan bagian dalam kanul dalam dengan kasa yang salah satu
ujungnya diikatkan pada suatu tempat.Gunakan penjepit untuk
membantu menarik kasa melalui kanul. Tarik kanul dalam ke
belakang, ke depan dan seterusnya sekeliling kasa yang diikatkan
sampai bagian dalam kanul dalam bersih
5. Setelah kanul dalam bersih, cuci dengan baik memakai air dingin
yang mengalir
6. Jika kanul dari perak telah memudar, rendam di dalam cairan
pembersih perak untuk beberapa menit, kemudian bersihkan dan
cuci.
7. Goyangkan kanul dalam untuk mengangkat tetesan air. Masukkan
kanul dalam ke tempatnya dan putar kait kecil pengunci untuk
mengunci pada tempatnya
8. Minimal sekali sehari didihkan kanul dalam setelah dibersihkan

b. Merebus kanul dalam


Tahapan untuk merebus kanul dalam ialah :
1) Tempatkan kanul dalam bersih pada saringan dan tempatkan
saringan pada panci tergagang
2) Isi panci dengan air secukupnya untuk merendam kanul dalam
3) Setelah air mendidih, didihkan kanul dalam selama 5 menit
4) Angkat saringan dari panci bergagang, tuangkan air dari panci, dan
tempatkan kembali saringan dalam panic
5) Biarkan kanul dalam dingin untuk beberapa menit sebelum
dimasukkan ke dalam kanul luar
c. Cara mengganti kanul trakeostomi
Adanya lubang pada anterior leher yang secara langsung
berhubungan dengan trakea, menyebabkan kanul trakeostomi dapat
dimasukkan dengan mudah. Untuk mengangkat kanul trakeostomi, pita
trakeostomi dibuka lebih dahulu, pelindung atau permukaan lempeng
kanul trakeostomi dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk, kemudian
ditarik ke arah anterior dan posterior. Kanul harus bersih dengan pita
trakeostomi telah terpasang, dan siap untuk dimasukkan sebelum
pengangkatan kanul trakeostomi. Salep dioleskan sangat tipis pada
permukaan luar kanul trakeostomi. Untuk mempermudah
memasukkannya, Pita trakeostomi yang digunakan pada kanul dapat satu
atau dua untai.
Pada saat memasukkan kanul trakeostomi, penderita
melihatnya melalui cermin dan pegang tiap sisi lempeng
permukaan kanul dengan ibu jari dan jari telunjuk. Kanul
trakeostomi akan masuk ke dalam dengan tekanan ke arah dalam
secara halus. Di samping itu, hal yang penting ialah bahwa kanul
dimasukkan segera setelah kotoran yang melekat pada kanul
dibersihkan. Setelah kanul trakeostomi terpasang di tempatnya dan
pita trakeostomi diikat, tempatkan kasa di atas kanul.

d. Cara menghisap
Banyaknya discharge mukus bervariasi. Mukus ini akan meningkat
jumlahnya jika penderita dingin, jika udara dalam rumah kering, atau
jika kanul teriritasi. Penghisapan mungkin diperlukan untuk
mengontrol mukus. Mesin penghisap yang mudah dibawa dapat
dipinjam dari rumah sakit dengan petunjuk penggunaannya. Kateter
karet tidak boleh dimasukkan sampai melewati ujung dalam kanul
trakeostomi, kecuali jika ada instruksi khusus untuk melakukannya
dari dokter. Jika mesin penghisap tidak didapat, semprit steril atau
kateter yang dapat dibeli di toko obat atau apotik bisa digunakan
sebagai penghisap.
Cara melakukan :
1) Siapkan alat-alat
2) Pegang kateter dengan salah satu tangan dan balon karet pada
semprit dengan tangan yang lain
3) Tekan balon karet sebelum kateter dimasukkan ke dalam kanul
trakeostomi, untuk mengeluarkan udara di dalamnya
4) Lepaskan balon karet, mukus akan terhisap ke dalam kateter dan
semprit
5) Bersihkan alat-alat dengan air sabun. Peralatan tersebut sering
dididihkan untuk memelihara kebersihannya

8. Komplikasi Trakeostomi
Menurut Bove MJ et.al (2010), Komplikasi yang timbul akibat trakeostomi
dapat bervariasi dari skala ringan (misalnya jaringan granulasi) hingga fatal, yang
dapat menyebabkan kematian (fistula trakeoinominata, sumbatan jalan napas).
Komplikasi trakeostomi juga dapat dikelompokan menjadi yaitu komplikasi
imtraoperatif (immediate/intraoperative complications), komplikasi dini pasca
operatif (early postoperative complications), komplikasi lanjut pasca operatif(late
postoperative complications).
1. Komplikasi intra operative seperti perdarahan, cidera laring dan trakea, fistel

trakeo esofagus intraoperative, pneumotorak, emboli udara, cardiopulmonary

arrest, kebakaran intraoperative.


2. Komplikasi dini pasca operatif terjadi pada minggu pertama seperti perubahan

posisi kanul, sumbatan kanul, perdarahan pasca operasi, infeksi, emfisema

subkutis, pneumo mediastinum dan edema paru pasca sumbatan jalan napas.
3. Komplikasi lambat pasca operatif seperti jaringan granulasi ,fistel

trakeokutan.
DAFTAR PUSTAKA

Bove MJ, Morris LL, danAfifi MS. 2010. Complication and Emergency
Procedures of Tracheostomies. New York: Springer Publishing Company.

Bryant, LR, Trinkle, J. Dublier L (1971) Reappraisal of tracheal injury from


cuffed tracheostomy tubes Journal of the American Medical Association
215:4
Claudia Russell.,&Basil Matta. (2004). Tracheostomy, A Multiprofesional
Handbook. London San Fransisco:GMM.

Doenges, Marylin E. dkk. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi


Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta

Davis, FA. Understanding Respiratory System. 2007.

Nurseslab, (2011).Tracheostomy nursing care & management.nurseslabs.diakses


27 september 2014 pukul 19.42, dari web site
http://nurseslabs.com/nursing-procedures/tracheostomy-nursing-care-
management/

Somantri, Irman. Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan pada Pasien


dengan Gangguan Sistem Pernapasan. 2008. Jakarta : Salemba Medika.

Vallamkondu V danVisvanathan V. 2011.Clinical review of Adult Tracheostomy.


Journal of Perioperative Practice
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PKRS
PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN NERS (P3N)
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI RUANG SERUNI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
SURABAYA, 16 NOVEMBER 2017

Kriteria Struktur Kriteria Proses Kriteria Hasil


a) Kontrak waktu dan Pembukaan: b) Peserta antusias
tempat diberikan 1 a) Mengucapkan salam terhadap materi
hari sebelum dan memperkenalkan penyuluhan
penyuluhan diri
dilaksanakan c) Peserta
b) Menyampaikan tujuan, mendengarkan
b) Pembuatan susunan maksud dan manfaat dan
rangkaian acara dari penyuluhan memperhatikan
penyuluhan, leaflet penyuluhan
c) Menjelaskan kontrak dengan seksama
c) Peserta di tempat waktu dan susunan dari
yang telah ditentukan rangkaian acara d) Peserta yang
dan disediakan oleh penyuluhan datang minimal
panitia 10 orang
d) Menjelaskan topik dari
d) Pengorganisasian materi penyuluhan yang e) Acara dimulai
penyelenggaraan akan diberikan tepat waktu
penyuluhan
dilakukan sebelum e) Membuat kontrak f) Peserta mengikuti
dan saat penyuluhan waktu dengan peserta acara sesuai
dilaksanakan dengan aturan
Pelaksanaan: yang telah diatur
a) Menggali pengetahuan dan disepakati
dan pengalaman berupa
pemberian pertanyaan g) Peserta mampu
tentang Ulkus kornea memahami materi
1) Memberikan dan menjawab
jawaban yang benar pertanyaan
dari pertanyaan dengan benar dari
penyuluh
2) Tim penyuluh minimal 75%
membagikan leaflet
kepada peserta
penyuluhan
b) Menjelaskan materi
penyuluhan meliputi:
1) Anatomi dan
fisiologi retina
2) Pengertian Ulkus
kornea
3) Etiologi Ulkus
Kornea
4) Tanda dan gejala
Ulkus Kornea
5) Pemeriksaan
penunjang Ulkus
Kornea
6) Penatalaksanaan
Ulkus kornea
7) Pencegahan
Ulkus kornea

c) Sesi tanya jawab


DAFTAR HADIR PELAKSANAAN PKRS
PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN NERS (P3N)
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI RUANG SERUNI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
SURABAYA, 16 NOVEMBER 2017

NO NAMA ALAMAT TTD


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25

DAFTAR PERTANYAAN PELAKSANAAN PKRS


PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN NERS (P3N)
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI RUANG SERUNI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
SURABAYA, 16 NOVEMBER 2017

NO NAMA PERTANYAAN JAWABAN

Anda mungkin juga menyukai