Oleh :
KELOMPOK 11
1. Meviana Dwi Ariyani, S.Kep 131613143006
2. Ersy Rosantri Faah, S.Kep 131613143038
3. Agnes Sevelina Anggraeni, S.Kep 131613143043
4. Muhammad Syaltut, S.Kep 131613143047
5. Suryo Hermawan, S.Kep 131613143099
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Mengetahui
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1. Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2. Tujuan ........................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum ...................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus ..................................................................................2
BAB II RESUME KASUS ......................................................................................3
1.1 Identitas Pasien ..........................................................................................3
1.2 Pengkajian ..................................................................................................3
1.2.1 Pola Kebutuhan Dasar (Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) ....3
1.2.2 Pengkajian Fisik ...............................................................................6
1.2.3 Pemeriksaan Penunjang ....................................................................8
1.3 WOC Kasus ...............................................................................................9
1.4 Prioritas Diagnosa Keperawatan ..............................................................10
1.5 Tindakan Keperawatan yang Telah Dilakukan .......................................10
1.6 Evaluasi ....................................................................................................12
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................13
3.1 Hambatan Mobilitas Fisik pada Pasien dengan Diagnosa Medis
Osteosarkoma .................................................................................13
3.2 Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada
Pasien dengan Diagnosa Medis Osteosarkoma ..............................18
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................22
4.1 Kesimpulan ..............................................................................................22
4.2 Saran ........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menjelaskan asuhan keperawatan pada klien denganOsteosarkoma.
RESUME KASUS
Nama : An. F
Umur :16 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum kawin
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Gili Air, Mataram
Tanggal Masuk : 31 Agustus 2016
Tanggal Pengkajian : 5 September 2016
No. Register : 1247xxx
Diagnosa Medis : Osteosarcoma
1.2 Pengkajian
a. Pola bernapas
Sebelum sakit
Normal tidak ada sesak nafas,
Saat sakit
Normal tidak ada sesak nafas, RR 24x/menit, irama regular, suara nafas
vesikuler, tidka ada pernapasan cuping hidung
b. Pola makan-minum
Sebelum sakit
Normal, mandiri, makan 3 kali sehari habis 1 porsi
Saat sakit
Nafsu makan menurun, hanya menghabiskan setengah porsi. Pasien
mengatakan nafsu makan menurun setelah mendapatkan terapi
3
4
Sebelum sakit
Pasien merasa nyeri pada lutut sebelah kanan yang mengalami
pembengkakan. Lutut tersebut mengalami osteosarcoma
Saat sakit
Setelah tindakan amputasi pasien sudah tidak mengeluhkan nyeri, tidak
ada keluhan mengenai kenyamanan
h. Pola aman
Sebelum sakit
Pasien merasa aman karena tinggal bersama keluarga
Saat sakit
Pasien merasa aman karena ada ibunya yang selalu menjaganya di rumah
sakit. Pasien mudah beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit dan
mudah membangun relasi dengan petugas kesehatan di rumah sakit
maupun dengan pasien lainnya.
i. Polakebersihan diri
Sebelum sakit
Kebersihan diri pasien terpenuhi total secara mandiri
Saat sakit
Kebersihan diri pasien terpenuhi total secara total dengan bantuan. Pasien
mandi satu hari 2 kali, kuku pendek dan bersih, mulut dan gigi bersih
(gosok gigi 1 kali sehari), tempat tidur rapi dan bersih, barang-barang di
meja tertata rapi
j. Pola komunikasi
Sebelum sakit
Komunikasi lancar, tidak ada gangguan
Saat sakit
Komunikasi lancar, tidak ada gangguan. Saat pengkajian pasien
menjawab semua pertanyaan dengan baik dan terbuka, pasien
menanggapi secara aktif topik pembicaraan yang diajukan saat
pengkajian.
k. Polaberibadah
Sebelum sakit
6
a. Keadaan umum :
Tingkat kesadaran :komposmetis / apatis / somnolen / spoor/koma
GCS :Verbal:5 Psikomotor: 6 Mata :4
b. Tanda-tandavital :
Nadi :100 x/menit Suhu: 36,70C TD : 110/80 mmhg RR :24x/menit
7
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher:
Normal, tidak ada gangguan
2) Dada :
Paru
Dada simetris, suara nafas vesikuler
Jantung
Normal, irama regular, S1tunggal, CRT 1 detik
3) Payudara dan ketiak :
Normal, tidak ada gangguan
4) Abdomen:
Supel, tidak ada distensi atau asites, bising usus 12x/menit
5) Genetalia:
Normal, bersih
6) Integumen :
Luka operasi amputasi bersih dan kering, tidak ada tanda infeksi, akral
: hangat, kering, merah
7) Ekstremitas:
Atas
Normal
Bawah
Amputasi kaki sebelah kanan, operasi amputasi dilakukan sejak bulan
Juli 2016, pasien sudah menerima keadaan fisiknya pasca amputasi.
Tidak ada kekakuan sendi, tidak ada atropi, tidak nyeri, tidak ada
penurunan sensori persepsi
8) Neurologis:
Status mental dan emosi :
Normal
Pengkajian saraf kranial :
-
Pemeriksaan refleks :
-
8
Terlampir
10
TANGGAL / DIAGNOSA
TANGGAL
NO JAM KEPERAWATAN Ttd
TERATASI
DITEMUKAN (NANDA)
1 5 September Ketidakseimbangan 5/9/16
2016 / 11.00 nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
mual muntah
2 6 September Hambatan mobilitas 7/9/16
2016 / 12.30 fisik berhubungan
dengan amputasi kaki
kanan.
Hari/ No
TindakanKeperawatan Evaluasi proses Ttd
Tgl/Jam Dx
S: Mau makan
Senin,5/9/16
1 sedikit demi sedikit
11.30
1. Memberikan edukasi O: Porsi makan
tentang kebutuhan habis , kurang
nutrisi pasien bersemangat saat
2. Menganjurkan makan
pasien untuk makan, A: Nutrisi kurang
selagi makanan dari kebutuhan
masih hangat tubuh teratasi
3. Menganjurkan sebagian
keluarga pasien P: - Intervensi
untuk membawa dilanjutkan
2 makanan kesukaan - Menganjurka
pasien n keluarga
11
untuk
memotivasi
pasien untuk
makan
- Monitoring
intake
makanan
pasien
- Melakukan
Intervensi
kolaborasi
untuk
pemberian
antiemetik
1. Menganjurkan S: pasien
pasien untuk mengatakan ingin
menggunakan alas mencoba berjalan
kaki yang aman ke luar ruangan
2. Mengajarkan cara dengan
yang aman untuk menggunakan alat
turun dari tempat bantu
tidur dengan O: Berlatih
Rabu,
menggunakan kruk menggunakan alat
7/9/16 2
3. Memastikan kruk bantu dengan
11.00
yang digunakan antusias
aman A: Hambatan
4. Membantu pasien mobilitas fisik
melakukan ambulasi teratasi sebagian
5. Menganjurkan P: - Intervensi
pasien untuk dilanjutkan
berjalan keluar - Latihan
ruangan dengan menggunakan
12
1.6 Evaluasi
Hari/Tgl No
No Evaluasi TTd
Jam Dx
1 Jumat, 9/9/16 1 S: Pasien mengatakan nafsu makan membaik
10.00 O: Pasien makan dengan lahap, menyisakan
sedikit dari porsi makanan, BB tetap
A: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
teratasi sebagian
P: - Intervensi dilanjutkan
- Menganjurkan pasien untuk makan
sedikit tapi sering
- Menganjurkan keluarga pasien untuk
memotivasi pasien agar mau makan
2 Jumat, 9/9/16 2 S: Pasien mengatakan dapat berjalan
10.15 menggunakan alat bantu
O: Pasien mampu berpindah tempat
menggunakan alat bantu dengan bantuan
minimal dari orang lain
A: Hambatan mobilitas fisik teratasi
sebagian
P: - Intervensi dilanjutkan
- Menganjurkan keluarga untuk
mengawasi aktivitas pasien
- Mendorong pasien untuk berlatih secara
rutin
BAB III
PEMBAHASAN
Osteosarkoma
13
14
Kolaborasi :
1. Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi. Misal, jumlah
limfosit total, transferin serum, dan albumin.
2. Berikan obat-obat sesuai indikasi:
a. Fenotiazin, misal Proklorperazin (compazine), Tietilperazin
(torecan); antidopaminergik, misal Metoklorpramid (reglan),
Ondansetron (zofran); antihistamin, misal Difenhidramin
(benadryl).
b. Kortikosteroid, misal Deksametason (decadron); kanabinoid,
misal 9-tetrahidrokanabinol; Benzodiazepin, misal Diazepam
(valium).
c. Vitamin, khususnya A, D, E, dan B6.
d. Antasid
3. Rujuk pada ahli diet.
4. Pasang/pertahankan selang (NGT) atau enteral, atau jalur sentral untuk
hiperalimentasi parentral bila ada indikasi.
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan untuk mengatasi
masalah nutrisi pada An.F antara lain:
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
22
23
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat
badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Struktur tulang memberi
perlindungan terhadap organ vital, termasuk otak, jantung, dan paru.
Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk menyangga struktur
tubuh (Suratun, 2008).
a. Struktur Tulang
dan kanal sentral). Saluran ini mengandung pembuluh limfe yang membawa
nutrien dan oksigen ke osteosit. Tulang kankelus juga keras seperti tulang
kompakta, secara mikroskopis tulang kankelus terlihat lebih besar dan
mengandung lebih sedikit lamela. (Suratun, 2008)
Sel-sel penyusun tulang tediri dari:
1. Osteoblas berfungsi menghasilkan jaringan osteosid dan menyekresi
sejumlah besar fosfatase alkali yang berperan penting dalam
pengendapan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang.
2. Osteosit merupakan sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai
lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.
3. Osteoklas merupakan sel-sel berinti banyak yang memungkinkan
mineral dan matriks tulang dapat diabsorpsi. Sel-sel ini menghasilkan
enzim proteolitik yang memecah matriks dan beberapa asam yang
melarutkan mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke
dalam darah.
3. Bahan Kimia
Bahan kimia seperti Dioxin dan Phenoxyherbicide diduga dapat
menimbulkan sarkoma, tetapi belum dapat dibuktikan. Bahan kimia
yang lain yaitu fluor (F) adalah elemen golongan halogen dan tidak
pernah terdapat bebas di alam. Ikatan fluor baik organik maupun
inorganik disebut fluoride. Bukti laboratorium menunjukkan bahwa
fluoride dapat mutagenik ketika hadir pada konsentrasi yang cukup.
Mutagen kebanyakan juga karsinogen. Tulang adalah situs utama
untuk akumulasi fluoride dalam tubuh, dan tingkat akumulasi ini
meningkat dalam periode perkembangan tulang. Dengan demikian,
sel-sel tulang, terutama selama ledakan pertumbuhan, mungkin akan
menemukan beberapa konsentrasi fluoride tertinggi dalam tubuh dan
ini dapat di jumpai pada osteosarkoma
4. Virus
Faktor virus pertama kali di kemukakan oleh seorang ahli yang
bernama Rous et al (1912) yang melaporkan bukti dari etiologi virus
sarkoma. Virus yang di beri nama Rous Sarcoma Virus (RSV (sebuah
retrovirus virus atau RNA) mengandung gen yang disebut V-Src, yang
memiliki homolog alami dianggap sebagai proto-onkogen.
Selain empat faktor predisposisi di atas ada faktor yang lain
yaitu penyakit pagets. Pada orang tua dengan umur di atas 50 tahun,
osteosarkoma dapat terjadi karena degenerasi ganas penyakit Paget
dengan prognosis yang jelek (Helmi, 2012). Penyakit Paget adalah
kelainan langka tulang yang mempengaruhi laju pembentukan dan
kehancuran dari berbagai tulang kerangka. Aktivitas osteoklas lebih
aktif daripada osteoblas (Mandal, 2012).
Beberapa faktor resiko yang dikaitkan dengan patogenesis terjadinya
osteosarkoma adalah: faktor genetik (sindrom LiFraumeni, Retinoblastoma
familial, sindrom Werner, RothmundThomson, Bloom), lesi tulang jinak
(Paget, osteomielitis kronis, displasia fibrosis, osteokondroma dll), riwayat
radiasi dan atau kemoterapi, lokasi implan logam (Kemenkes RI, 2015).
31
3. Klasifikasi
4. Patofisiologi
terjadi akibat degenerasi ganas dari penyakit paget, dengan prognosis sangat
jelek.
Tumor dapat mulai tumbuh di dalam tulang atau pada permukaan
tulang dan berlanjut sampai pada jaringan lunak sekitar tulang epifisis dan
tulang rawan sendi bertindak sebagai barier pertumbuhan tumor kedalam
sendi. Osteosarkoma mengadakan metastase secara hematogen paling sering
ke paru atau pada tulang lainnya dan didapatkan sekitar 15%-20% telah
mengalami metastase pada saat diagnosis ditegakkan. (Salter, 2006)
Adanya tumor di tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan
respon osteolitik (destruksi tulang) atau respon osteoblastik (pembentukan
tulang). Beberapa tumor tulang sering terjadi dan lainnya jarang terjadi,
beberapa tidak menimbulkan masalah, sementara lainnya ada yang sangat
berbahaya dan menganjam jiwa.
Secara histolgik, tumor terdiri dari massa sel-sel kumparan atau bulat
yang berdifferensiasi jelek dan sering dengan elemen jaringan lunak seperti
fibrosa atau miksomatosa atau kartilaginosa yang berselang seling dengan
ruangan darah sinusoid. Sementara tumor ini memecah melalui dinding
periosteum dan menyebar ke jaringan lunak sekitarnya; garis epifisis
membentuk terhadap gambarannya di dalam tulang.
Berikut ini gambar osteosarkoma di femur distal.
5. Manifestasi klinis
6. Pemeriksaan diagnostik
2. MRI
Berguna untuk mengetahui ekstensi tumor, keterlibatan jaringan lunak
sekitar (pembuluh darah, saraf, sendi), serta mencari adanya skip
lessions. Skip lession terjadi < 5% pada osteosarcoma.
3. Foto x-ray thorax/ CT scan
Menyingkirkan adanya metastasis di paru
4. Bone scan(+) atau PET CT ( optional )
Menyingkirkan adanya metastasis di tulang
5. Biopsi (biopsi Aspirasi Jarum halus (BAJH/FNAB), core biopsy)
Berguna untuk konfirmasi histopatologi, penegakan diagnosis
6. Pemeriksaan laboratorium darah (LDH / ALP )
Untuk mengevaluasi status keadaan umum dan persiapan terapi
7. Penilaian skor huvos untuk evaluasi histologik respons kemoterapi
neoadjuvant pre operasi. Penilaian ini dilakukan secara semikuantitatif
dengan membandingkan luasnya area nekrosis terhadap sisa tumor
yang riabel :
Grade 1 : sedikit atau tidak ada nekrosis (0 - 50%)
Grade 2 : nekrosis >50 - <90 %
Grade 3 : nekrosis 90 - 99 %
Grade 4 : nekrosis 100 %
36
7. Penatalaksanaan
8. Komplikasi
9. Prognosis
Lampiran 2
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : An. F
Umur :16 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum kawin
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Gili Air, Mataram
Tanggal Masuk : 31 Agustus 2016
Tanggal Pengkajian : 5 September 2016
No. Register : 1247xxx
Diagnosa Medis : Osteosarcoma
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.S
Umur :47 tahun
Hub. dengan Pasien : Ibu kandung
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat :Gili air, Mataram
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Saat MRS :Nyeri dan bengkak lutut sebelah kiri
Saat ini :Mual, muntah, nafsu makan menurun
2) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pemberian antiemetik, menyajikan makanan dalam keadaan hangat
42
BAK dan BAB spontan, teratur, butuh bantuan. BAB sehari sekali,
konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan. BAK 750 cc / hari, warna
kuning jernih
d. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit
Tidak mengalami kelemahan fisik, bergerak bebas
Saat sakit
Gerakan terbatas, berjalan menggunakan alat bantu karena kehilangan
kaki sebelah kanan sehingga fungsi keseimbangan ekstremitas bawah
terganggu. Kekuatan otot 5 5
x 5
e. Polaistirahat dan tidur
Sebelum sakit
Normal, 8 jam per hari
Saat sakit
Istirahat dan tidur bertambah menjadi 9-10 jam perhari, pasien
mengatakan dapat tidur nyenyak dan bangun tidur dengan keadaan
yang lebih segar karena sudah beradaptasi dengan lingkungan rumah
sakit
f. Pola berpakaian
Sebelum sakit
Dapat menggunakan pakaian secara mandiri
Saat sakit
Perlu bantuan untuk memakai pakaian. Pasien berganti pakaian satu hari
sekali, baju rapih, bersih, dan tidak bau
g. Polarasa nyaman
Sebelum sakit
Pasien merasa nyeri pada lutut sebelah kanan yang mengalami
pembengkakan. Lutut tersebut mengalami osteosarcoma
Saat sakit
Setelah tindakan amputasi pasien sudah tidak mengeluhkan nyeri, tidak
ada keluhan mengenai kenyamanan
44
h. Pola aman
Sebelum sakit
Pasien merasa aman karena tinggal bersama keluarga
Saat sakit
Pasien merasa aman karena ada ibunya yang selalu menjaganya di rumah
sakit. Pasien mudah beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit dan
mudah membangun relasi dengan petugas kesehatan di rumah sakit
maupun dengan pasien lainnya.
i. Polakebersihan diri
Sebelum sakit
Kebersihan diri pasien terpenuhi total secara mandiri
Saat sakit
Kebersihan diri pasien terpenuhi total secara total dengan bantuan. Pasien
mandi satu hari 2 kali, kuku pendek dan bersih, mulut dan gigi bersih
(gosok gigi 1 kali sehari), tempat tidur rapi dan bersih, barang-barang di
meja tertata rapi
j. Pola komunikasi
Sebelum sakit
Komunikasi lancar, tidak ada gangguan
Saat sakit
Komunikasi lancar, tidak ada gangguan. Saat pengkajian pasien
menjawab semua pertanyaan dengan baik dan terbuka, pasien
menanggapi secara aktif topik pembicaraan yang diajukan saat
pengkajian.
k. Pola beribadah
Sebelum sakit
Kebutuhan ibadah terpenuhi
Saat sakit
Kebutuhan ibadah terpenuhi
l. Pola produktifitas
Sebelum sakit
Pola produktivitas pasien terpenuhi dengan bersekolah
45
Saat sakit
Pola produktivitas pasien tidak terpenuhi karena pasien tidak bisa
bersekolah selama sakit. Pasien menyediakan waktu setiap hari untuk
belajar di rumah sakit. Pasien jarang bermain karena tidak ada pasien
yang sebaya dengannya, pasien lebih suka bermain game di telepon
genggamnya.
m. Pola rekreasi
Sebelum sakit
Terpenuhi
Saat sakit
Tidak terpenuhi, karena keterbatasan mobilitas. Pasien tidak mengikuti
terapi bermain yang ada di ruangan, kadang-kadang pasien berjalan-jalan
di taman saat pagi hari bersama ibunya. Pasien mengatakan suka
menonton televisi di ruang perawat jika dia merasa bosan.
n. Pola kebutuhan belajar
Sebelum sakit
Terpenuhi , pasien belajar 2 jam perhari
Saat sakit
Terpenuhi, pasien belajar 2-4 jam perhari
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum :
Tingkat kesadaran :komposmetis / apatis / somnolen / spoor/koma
GCS :Verbal:5 Psikomotor: 6 Mata :4
b. Tanda-tandavital :
Nadi :100 x/menit Suhu: 36,70C TD : 110/80 mmhg RR :24x/menit
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher:
Normal, tidak ada gangguan
2) Dada :
Paru
Dada simetris, suara nafas vesikuler
46
Jantung
Normal, irama regular, S1tunggal, CRT 1 detik
3) Payudara dan ketiak :
Normal, tidak ada gangguan
4) Abdomen:
Supel, tidak ada distensi atau asites, bising usus 12x/menit
5) Genetalia:
Normal, bersih
6) Integumen :
Luka operasi amputasi bersih dan kering, tidak ada tanda infeksi, akral
: hangat, kering, merah
7) Ekstremitas:
Atas
Normal
Bawah
Amputasi kaki sebelah kanan, operasi amputasi dilakukan sejak bulan
Juli 2016, pasien sudah menerima keadaan fisiknya pasca amputasi.
Tidak ada kekakuan sendi, tidak ada atropi, tidak nyeri, tidak ada
penurunan sensori persepsi
8) Neurologis:
Status mental dan emosi :
Normal
Pengkajian saraf kranial :
-
Pemeriksaan refleks :
-
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Hb: 8,2, Leukosit: 2000, Limfosit: 87
2. Pemeriksaan radiologi
Xray
3. Hasilkonsultasi
47
-
4. Pemeriksaanpenunjang diagnostik lain
6. ANALISA DATA
INTERPRETASI MASALAH
DATA
(Sesuai dengan patofisiologi) KEPERAWATAN
DS: Kemoterapi Ketidakseimbangan
Pasien mengeluh mual nutrisi kurang dari
muntah sehingga nafsu Mual, muntah kebutuhan tubuh
makan menurun. (00002)
Nafsu makan menurun
DO:
A: Berat badan turun 10 Berat badan menurun
kg
B: Hb: 8,2 Ketidakseimbangan nutrisi
C: Intake oral cairan 1200 kurang dari kebutuhan tubuh
ml/ hari
D: Makanan habis
setengah porsi saja
36
37
Hari/ No RencanaPerawatan
Ttd
Tgl Dx NOC NIC
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/ No
TindakanKeperawatan Evaluasi proses Ttd
Tgl/Jam Dx
S: Mau makan sedikit
demi sedikit
O: Porsi makan habis ,
kurang bersemangat saat
Senin,5/9/16 1 4. Memberikan edukasi makan
11.30 tentang kebutuhan A: Nutrisi kurang dari
nutrisi pasien kebutuhan tubuh teratasi
5. Menganjurkan sebagian
pasien untuk makan, P: - Intervensi
selagi makanan dilanjutkan
masih hangat a. Menganjurkan
6. Menganjurkan keluarga untuk
keluarga pasien memotivasi pasien
untuk membawa untuk makan
makanan kesukaan b.Monitoring intake
2 pasien makanan pasien
c. Melakukan
Intervensi
kolaborasi untuk
pemberian
antiemetik
6. Menganjurkan S: pasien mengatakan
pasien untuk ingin mencoba berjalan
menggunakan alas ke luar ruangan dengan
Rabu,
kaki yang aman menggunakan alat bantu
7/9/16 2
7. Mengajarkan cara O: Berlatih
11.00
yang aman untuk menggunakan alat bantu
turun dari tempat dengan antusias
tidur dengan A: Hambatan mobilitas
40
Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl No
No Evaluasi TTd
Jam Dx
1 Jumat, 9/9/16 1 S: Pasien mengatakan nafsu makan
10.00 membaik
O: Pasien makan dengan lahap,
menyisakan sedikit dari porsi
makanan, BB tetap
A: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
teratasi sebagian
P: - Intervensi dilanjutkan
f. Menganjurkan pasien untuk makan
sedikit tapi sering
g.Menganjurkan keluarga pasien untuk
memotivasi pasien agar mau makan
2 Jumat, 9/9/16 2 S: Pasien mengatakan dapat berjalan
10.15 menggunakan alat bantu
O: Pasien mampu berpindah tempat
menggunakan alat bantu dengan bantuan
minimal dari orang lain
A: Hambatan mobilitas fisik teratasi
sebagian
P: - Intervensi dilanjutkan
h.Menganjurkan keluarga untuk
mengawasi aktivitas pasien
i. Mendorong pasien untuk berlatih
secara rutin