Anda di halaman 1dari 7

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan anamnesa (wawancara) dan pemeriksaan fisik secara
langsung guna memperoleh data yang akurat. Data tersebut digunakan sebagai acuan dalam
membuat rencana asuhan keperawatan (Nursalam, 2008).
a. Identitas pasien
Meliputi identitas pasien dan penanggung jawab (nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa, status perkawinan, alamat, tanggal
masuk, diagnosa medis).
b. Keluhan utama
1) Rasa gatal terutama pada malam hari.
2) Tonjolan kulit (lesi) berwarna putih keabu-abuan sepanjang sekitar 1 cm.
3) Kadang disertai nanah karena infeksi kuman akibat garukan.
c. Riwayat penyakit sekarang
1) Sejak kapan gejala dirasakan.
2) Apakah pasien pernah mengalami gatal-gatal di sekitar kulit kepala, badan, dan
pubis.
3) Riwayat penggunaan obat (bagaimana pengobatan sebelumnya)
d. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien pernah pinjam-meminjam alat mandi, handuk, baju, sisir, bantal, kasur,
topi kepada orang lain atau anggota keluarga.
e. Riwayat penyakit keluarga
1) Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.
2) Identifikasi aktifitas pasien selama di rumah.
f. Riwayat sosial budaya
Mengkaji tentang interaksi klien terhadap lingkungan sekitarmya. Hal ini biasa
berkaitan dengan dimana pasien tinnggal dan tingginya kontak pasien terhadap
lingkungannya.
g. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi terhadap kesehatan: apabila sakit, klien biasanya membeli obat di
toko obat terdekat atau apabila terjadi perubahan pasien memaksakan diri ke RS.
2) Pola aktivitas latihan: Aktivitas latihan selama sakit; aktivitas; makan, mandi,
berpakaian, eliminasi, mobilisasi di tempat tidur.
3) Pola istirahat dan tidur: Pada pasien pedikulosis terjadi dapat terjadi gangguan pola
tidur apabila gatal sangat terasa.
4) Pola nutrisi metabolik: Tidak terdapat gangguan.
5) Pola eliminasi: Tidak terdapat gangguan.
6) Pola kognitif perceptual: Saat pengkajian kien dalam keadaan sadar, bicara jelas,
pendengaran dan penglihatan normal.
7) Pola koping: Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klien selalu merasa
gatal, dan perubahan yang terjadi klien malas untuk melakukan aktivitas sehari-
hari.
h. Pemeriksaan Fisik
Ditemukannya lesi yang khas, berupa terowongan (kurnikulus) pada tempat-
tempat predileksi; berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garislurus atau
berkelok-kelok, rata-rata panjang 1cm pada ujung terowonganditemukan papul dan
vesikel. Tempat predileksi tungau ini adalah kulit denganstratum korneum yang tipis
yaitu sela-sela jari tangan, pergelangantangan, siku bagian luar, lipatan ketiak bagian
depan, areola mammae(wanita), umbilicus, bokong, genetalia eksterna (pria), dan
perut bagianbawah. Pada bayi dapat mengenai telapak tangan dan kaki.
1) Kepala
a) Kulit kepala: ditemukan telur-telur di rambut pada oksiput dan di atas telinga
(biasanya terdapat kurang dari 10 ekor kutu dewasa)
b) Ditemukan impetigo sekunder dan furunkulosis.
2) Badan
a) Terlihat jalur bekas garukan sejajar, perubahan-perubahan urtikaria, dan papula
erithematosa yang awet, lesi tampak jelas punggung.
b) Ditemukan kutu-kutu yang biasanya terdapat pada lipatan-lipatan pakaian dan
jarang sekali di kulit.
3) Pubis
a) Rambut pubis atau paha dihuni oleh beberapa buah telur (nits) saja atau sampai
tak terhitung jumlahnya
b) Ditemukan noktah-noktah hitam kecil yang merupakan titik-titik darah terhisap
dalam kutu dewasa ataupun bagian kotorannya.
i. Hasil Pemeriksaan Penunjang
1) Pedikulosis kapitis
a) Kutu terlihat.
b) Kulit mengelupas pada kulit kepala dan leher.
c) Limfadenopati oksipital dan servikal.
d) Kutu berbentuk oval, putih keabuan terlihat pada helai rambut.
2) Pedikulosis korporis
a) Papula atau macula merah, biasanya terdapat pada bahu, batang tubuh, atau
bokong.
b) Kuliat mengelupas akibat penggarukan.
c) Telur kutu pada kilem pakaian.
3) Pedikulosis pubis
a) Kutu abu-abu kecoklatan terlihat.
b) Papula eritomatosa.
c) Macula kecil pada paha, bokong, atau abdomen bawah.
d) Telur kutu yang terasa seperti bulir pada padi, kasar,dan putih keabuan
menempel pada rambut pubis (Bilotta, 2009).
4) Prosedur diagnostik
a) Inspeksi langsung menggunakan lensa tangan menunjukan terdapatnya kutu
atau telur kutu.
b) Pemeriksaan dengan lampu Wood menunjukan fluorensens telur kutu yang
hidup( telur kutu yang mati tidak mengalami fluorensi) (Bilotta, 2009).
3.2 Analisis Data
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
1 DS: Klien mengeluh gatal- Infestasi parasit Gangguan rasa
gatal, dan rasa selalu ingin Pediculushumanus var. capitis nyaman (gatal)
menggaruk setiap saat. pada kulit

DO: Kulit tampak kemerahan Kutu memasukkan liur/secret ke
dan adanya bekas garukan dalam kulit

Timbulrasa gatal-gatal

2 DS: Infestasi parasit Kerusakan


Klien mengeluh gatal dan rasa Pediculushumanus var. capitis integritas kulit
panas di kulit kepala pada kulit

DO: Kutu memasukkan liur/secret ke
dalam kulit
Permukaan kulit kepala tampak ↓
kemerahan, dan adanya lesi, Timbul rasa gatal
krusta akibat garukan. ↓
Refleks menggaruk

Terjadi kemerahan, lesi dan
krusta akibat garukan

3 DS: Gangguan citra


Klien mengatakan malu pada tubuh
Adanya kutu pada rambut
teman-temannya karena pada

rambut klien terdapat telur-
Perubahan penampilan fisik
telur kutu.

Gangguan citra tubuh
DO: -

3.3 Diagnosa Keperawatan


a. Gangguan rasa nyaman (gatal) berhubungan dengan infeksi kutu.
b. Gangguan body image berhubungan dengan adanya penyakit (pedikulosis).
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terjadinya infeksi berat pada kulit.

3.3 Intervensi Keperawatan


1) Gangguan rasa nyaman (gatal) berhubungan dengan infeksi bakteri.
Tujuan: Setelah dilakukan perawatan selama 1x24 jam pasien dapat merasakan
kenyamanan.
Kriteria hasil:
a) Klien mengatakan rasa gatal berkurang.
b) Klien tampak rileks.

Intervensi Rasional
Observasi petunjuk non verbal gatal, Rasa gatal merupakan petunjuk non
misal: menggaruk, ekspresi wajah. verbal dapat membantu mengevaluasi
3) rasa gatal dan keefektifan perawatan.

B Berikan HE tentang efek menggaruk dengan adanya HE dapat mencgah


dengan benar daerah yang nyeri atau terjadinya infeksi yang
gatal, misalnya dengan menggaruk lebih akut serta erosi.
dengan ujung jari kuku dan garukan
yang keras, melainkan dengan
permukaan kuku-kuku jari dan
garukan perlahan.
Bersihkan kutu atau telur pada batang mengurangi rasa gatal akibat gigitan
rambut menggunakan sisir yang rapat. kutu.
Kolaborasi dalam pemberian analgetik dapat mengurangi rasa
analgetik jika perlu nyeri.
dibutuhkan antihistamin untuk antihistamin dapat mengurangi alergi
intervensi selanjutnya.

2) Gangguan body image berhubungan dengan adanya penyakit (pedikulosis).


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan klien
tidak mengalami gangguan dalam cara penerapan citra diri.
Kriteria hasil:
a) Body image positif
b) Mampu mengidentifikasi kekuatan personal.
c) Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh
d) Mempertahankan interaksi sosial

Intervensi Rasional
Kaji makna kehilangan pada Episode traumatic mengaki- batkan
pasien/orang terdekat. perubahan tiba-tiba, tidak diantipasi
membuat perasaan kehilangan
sehingga ia memerlukan dukungan
dalam perbaikan optimal.
Terima dan akui ekspresi frustasi Penerimaan perasaan sebagai respon
ketergantungan, marah, perhatikan normal terhadap apa yang terjadi
perilaku menarik diri dan penggunaan membantu perbaikan,namun ini akan
penyangkalan. gagal apabila pasien belum siap
menerima situasi tersebut.
Bersikap realistis dan positif selama Meningkatkan dan menjalin rasa
pengobatan pada penyuluhan saling percaya antara pasien dengan
kesehatan dan menyusun tujuan dalam perawat.
keterbatasan.
Berikan penguatan positif terhadap Kata-kata penguatan dapat
kemajuan dan dorongan usaha untuk mendukung.
mengikuti tujuan rehabilitas.
Dorong interaksi keluarga. Mempertahankan atau mem- buka
garis komunikasi dan memberikan
dukungan sercara terus menerus pada
pasien dan keluarga.

3) Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terjadinya infeksi berat pada
kulit.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan 2x24jam, resiko kerusakan
integritas kulit hilang.
Kriteria hasil:
a) Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
b) Melaporkan adanya gangguan sensasi atau nyeri pada daerah kulit yang mengalami
gangguan.
c) Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya
sedera berulang
d) Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan
alami
e) Status nutrisi adekuat
f) Sensasi dan warna kulit normal.
Intervensi Rasional
Siapkan jadwal pemberian obat. Agar dapat meningkatkan efektivitas
obat dengan pemberian secara tepat
dan teratur.
Bantu klien untuk pemberian obat Agar tidak terjadi kerusakan kulit
topical untuk daerah yang sulit dengan pemberian obat topical secara
dijangkau.
menyeluruh pada daerah yang susah di
jangkau klien.
Ajarkan teknik-teknik mencegah Agar tidak terjadi infeksi yang
infeksi yaitu tidak menggaruk lesi dan disebabkan oleh kerusakan integritas
menjaga kebersihan kulit. kulit.
Berikan pakaian yang longgar dan Agar tidak menekan dan memberikan
mampu menyerap keringat. rasa nyaman.
Kolaborasi pemberian obat sesuai Membantu mencegah terjadinya
program pengobatan. infeksi.

Bilotta, Kimberly AJ. (2009). Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi Keperawatan ed 2
(Nurse’s Quick Check Disease). Jakarta: EGC.

Nursalam. (2008). Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai