Dokumen - Tips Youden
Dokumen - Tips Youden
Disusun Oleh :
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PRNGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
1
1. PENDAHULUAN
Dalam suatu percobaan atau suatu penelitian sering bergantung pada kecakapan
dalam pemilihan metode analisis yang tepat, termasuk juga cara-cara perencanaan
yang tepat untuk mendapatkan data yang diperlukan atau yang dikenal dengan
rancangan percobaan. Dimana tujuan dari rancangan percobaan adalah untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sehingga berguna dalam penelitian
yang dibahas.
Dalam suatu percobaan atau penelitian seringkali dihadapkan pada kondisi yang
beraneka ragam, termasuk unit-unit percobaan dan perlakuan yang diamati. Apabila
dalam suatu percobaan ingin menghilangkan dua jenis variasi dimana dalam
menghilangkan dua jenis variasi tersebut dilakukan dengan pemblokan dua arah
maka pada kasus ini dapat digunakan beberapa metode, tergantung dari banyaknya
baris, kolom dan perlakuan yang diamati. Apabila banyaknya kolom sama dengan
banyaknya baris dan perlakuan yang diamati maka digunakan Rancangan Bujur
Sangkar Latin (RBSL) akan tetapi apabila banyaknya kolom tidak sama dengan
banyaknya baris dan perlakuan yang diamati maka digunakan Rancangan Bujur
Sangkar Youden (RBSY).
2
Contoh di atas adalah merupakan contoh bujur sangkar Youden dengan jumlah
kolom = 3, jumlah baris = 4, dan jumlah perlakuan = 4 (A, B,C, dan D). Terlihat
jumlah baris sama dengan jumlah perlakuan dan jumlah kolom berbeda dengan
jumlah baris dan perlakuan.
Selain itu Rancangan Bujur Sangkar Youden (RBSY) dapat merupakan
Rancangan Bujur Sangkar Latin tak lengkap yaitu dengan menambah paling sedikit
satu kolom, atau baris , karena dengan penambahan tersebut akan didapat bujur
sangkar Latin. Misalkan pada contoh RBSY di atas apabila pada baris pertama
ditambah perlakuan D, pada baris kedua ditambah perlakuan C, pada baris ketiga
ditambah perlakuan A, dan pada baris keempat ditambah perlakuan B maka akan
didapat RBSL dengan ukuran 4 x 4 sebagai berikut
Posisi
Blok
1 2 3 4
1 A B C D
2 B A D C
3 C D B A
4 D C A B
Selain itu RBSY juga dapat dibuat dari semua Rancangan Blok tak
lengkap seimbang.
dengan
Yijh : hasil observasi yang dicatat dari blok ke-i, perlakuan ke-j, dan posisi ke-h
: mean keseluruhan
i : efek blok ke-i
j : efek perlakuan ke-j
3
ijh : sesatan random, dimana ijh ~ DNI (0, 2 ) .
Yi.. : jumlah dari observasi yang dicatat pada blok ke-i dan
nij : 1, jika perlakuan ke-j ada dalam blok ke-i
0, jika perlakuan ke-j tidak ada dalam blok ke-i
Tujuan dari JKP(Diperbaiki) adalah untuk memisahkan antara efek perlakuan dan
blok, hal ini perlu karena setiap perlakuan diwakili dalam himpunan yang berbeda
dari r blok.
b
Yi..2 Y ...2
JKBlok =
i 1 k
N
; (db) = b-1
Y..h 2 Y ...2
k
JKPosisi = ; (db) = k-1
h 1 b N
4
JKSesatan = JKT - JKP(Diperbaiki) - JKBlok - JKPosisi ; (db) = N-a-b-k+2
Selain itu dari uraian diatas dapat dibentuk tabel ANAVA sebagai berikut :
Sumber Db JK RK F
Variasi
Perlakua a-1 JKP(Diperbaiki) RKP(Diperbaiki)= RKP( Diperbaiki)
F=
n JKP( Diperbaiki) RKS
a 1
Blok b-1 JKBlok JKB
RKBlok =
b-1
Posisi k-1 JKPosisi JKP
RKPosisi =
k-1
Sesatan N-a-b- JKS JKS
RKS =
k+2 N-a-b -k+2
Statistik uji
RKP( Diperbaiki)
F=
RKS
Menarik kesimpulan.
Jika Ho ditolak maka dilakukan uji jarak berganda Duncan, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Rata-rata perlakuan diurutkan dari kecil ke besar
k . j
.a
5
2. Menghitung sesatan standar
k .RKS
S
.a
6
3. CONTOH APLIKASI RANCANGAN BUJUR SANGKAR YOUDEN
Peneliti ingin mempelajari 5 level penerangan pada perakitan barang-barang
industri. Karena waktu diperkirakan menjadi faktor pada percobaan, maka peneliti
memutuskan untuk meneliti 5 blok, dimana setiap blok adalah hari dalam minggu.
Namun, departemen yang melaksanakan percobaan juga memiliki 4 pos pekerjaan
dan pos-pos ini merupakan sumber variasi. Peneliti memutuskan untuk menggunakan
bujur sangkar youden dengan 5 baris (hari atau blok), 4 kolom (pos pekerjaan) dan 5
perlakuan (level penerangan).. Hasil percobaan disajikan dalam data sebagai berikut:
7
5 2 1 -1 - 5
y.j. 12 2 -4 -2 23
Y2
JKTotal = Y 2 ...
IJK N
I JK
312
= (32 + 12 + (2)2 + + (1)2 )
20
= 183 48,05
= 134,95
Yi..2 Y ...2
b
JKBlok =
i 1 k N
2
22 +62 +72 +92+7 312
=( )
4 20
= 54,75 48,05
= 6,7
k
Y..h 2 Y ...2
() =
h 1 b
N
62 +9+72 +92 312
= ( )
5 20
= 49,4 48,05
= 1,35
Untuk j = 1 ( perlakuan A )
1 23
1 = 12 (2 + 7 + 9 + 7) = = 5,75
4 4
Untuk j = 2 ( perlakuan B )
1 16
2 = 2 (2 + 6 + 9 + 7) = = 4
4 4
Untuk j = 3 ( perlakuan C )
1 38
3 = 4 (2 + 6 + 7 + 7) = = 9,5
4 4
Untuk j = 4 ( perlakuan D )
1 32
4 = 2 (2 + 6 + 7 + 9) = = 8
4 4
8
Untuk j = 5 ( perlakuan E )
1 63
5 = 23 (6 + 7 + 9 + 7) = = 15,75
4 4
=5
=1 = 5,75 + (4) + (9,5) + (8) + 15,75 = 0
a
k j2
j 1
JKPerlakuan =
a
4[(5,75)2 +(4)2 +(9,5)2 +(8)2 +(15,75)2 ]
=
(3)(5)
= 120,37
JKSesatan = JKTotal JKPerlakuan JKBlok JKPosisi
= 134,95 - 120,37 6,7 1,35
= 6,53
Tabel Anava
Sumber Variansi db JK RK F
Perlakuan ( diperbaiki ) 4 120,37 30,09 36,69
Blok 4 6,7 1,675
Posisi 3 1,35 0,45
Sesatan 8 6,53 0,82
Total 19 134,95
Dari tabel anava di atas dapat dilakukan uji hipotesis untuk melihat apakah kelima
level penerangan mempengaruhi hasil perakitan barang-barang industri, yaitu sebagai
berikut
H 0 : Tidak ada pengaruh level penerangaan terhadap hasil perakitan barang-
barang industri
H1 : Ada pengaruh level penerangaan terhadap hasil perakitan barang-barang
industri
= 0.05
9
H 0 di tolak jika F > F( ; a-1 ; N-a-b-k+2) = F(0,05 ; 4 ; 8) = 3,84
Statistik uji
Didapat F = 36,69
Kesimpulan
Karena F= 36,69 > F 0,05;4;8 = 3,84 , maka Ho ditolak yang artinya level
penerangaan mempengaruhi hasil perakitan barang-barang industri.
Karena level penerangan mempengaruhi hasil perakitan barang-barang industri,
maka dicari level penerangan mana yang memberikan hasil perakitan yang paling
baik. Yaitu dengan menggunakan Uji Duncan.
1. Rata-rata perlakuan diurutkan dari kecil ke besar
=
4.(5,75) 4.(4) 4.(9,5)
= = 1,53 = = 1,07 = = 2,53
3.5 3.5 3.5
4.(8) 4.(15,75)
= = 2,13 = = 4,2
3.5 3.5
Kemudian rata-rata tersebut diurutkan dari kecil ke besar, urutannya adalah
-2,53 -2,13 - 1,07 1,53 4,2
k.RKS
S
a
4(0,82)
= (3)(5) = 0,47
10
r(0.05;3;8)= 3,39
r(0.05;4;8)= 3,47
r(0.05;5;8)= 3,52
4. Mencari nilai Rp = r(,p,f) . S yi .
R2 (3,26)(0,47) = 1,53
R3 (3,39)(0,47) = 1,59
R4 (3,47)(0,47) = 1,63
R5 (3,52)( 0,47) = 1,65
11
B. Penyelesaian dengan Menggunakan Software Minitab
H 0 : Tidak ada pengaruh level penerangaan terhadap hasil perakitan barang-
barang industri
H1 : Ada pengaruh level penerangaan terhadap hasil perakitan barang-barang
industri
= 0.05
H 0 di tolak jika P <
Statistik uji
Dari output minitab di dapat
Kesimpulan
Karena P = 0.000 < = 0.05 maka H 0 ditolak, artinya Ada pengaruh level
penerangaan terhadap hasil perakitan barang-barang industri
Dilakukan uji kecocokan model untuk melihat kecocokan antara model dengan
data. Model dikatakan cocok dengan data apabila
a. Memenuhi asumsi kenormalan
Asumsi normal dipenuhi apabila plot data mendekati garis lurus
b. Memenuhi asumsi independensi
12
Asumsi independensi dipenuhi apabila plot antara sisa dengan urutan
memperoleh data tidak membentuk pola tertentu
c. Memenuhi asumsi homogenitas variansi
Asumsi homogenitas variansi dipenuhi apabila plot antara sisa dan model tidak
membentuk pola tertentu atau dapat di uji lebih lanjut dengan menggunakan uji
bartlets.
Untuk melakukan uji kecocokan model harus dipenuhi beberapa asumsi
1. Asumsi Normal
95
90
80
70
Percent
60
50
40
30
20
10
1
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Residual
Terlihat dari plot di atas titik titiknya mendekati garis lurus maka asumsi
kenormalan dipenuhi.
2. Asumsi independensi
13
Versus Order
(response is ResponY)
1.0
0.5
Residual
0.0
-0.5
-1.0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Observation Order
Terlihat dari plot di atas titik titiknya dapat dikatakan berpola acak atau tidak
membentuk pola tertentu sehingga asumsi independensi dipenuhi atau asumsi
independensi tidak dilanggar.
3. Analisis adanya interaksi
Versus Fits
(response is ResponY)
1.0
0.5
Residual
0.0
-0.5
-1.0
-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
Fitted Value
dari grafik residuals vs the fitted values tampak titik- titik yang acak (tidak
membentuk pola tertentu), berarti tidak ada interaksi antara perlakuan (penerangan)
terhadap hari dan pos kerja.
14
Uji homogenitas variansi dengan menggunakan metode bartlets
1. Respon vs penerangan
Bartlett's Test
1 Test Statistic 1.06
P-Value 0.901
Lev ene's Test
0 1 2 3 4 5 6 7
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
2. Respon vs hari
H 0 : Terdapat homogenitas variansi pada Hari
Statistik uji
15
Test for Equal Variances for ResponY
Bartlett's Test
1 Test Statistic 1.06
P-Value 0.901
Lev ene's Test
0 5 10 15 20 25
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
Kesimpulan : Dari plot test for equal variances for respon vs hari diperoleh P-
value 0.901> 0.05, sehingga asumsi homogenitas untuk hari terpenuhi.
Statistik uji
Bartlett's Test
0 2 4 6 8 10 12 14
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
16
Kesimpulan : Dari plot test for equal variances for respon vs posisi kerja
diperoleh P-value 0.955 > 0.05, sehingga asumsi homogenitas untuk posisi
kerja terpenuhi.
Karena ketiga asumsi di atas di penuhi maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat kekurangcocokan antara model dengan data atau model sesuai
dengan data.
17
4. KESIMPULAN
1. Rancangan bujur sangkar Youden merupakan bujur sangkar Latin yang tidak
lengkap karena jumlah kolomnya tidak sama dengan jumlah baris dan
perlakuan yang diteliti.
2. Rancangan Bujur Sangkar Latin merupakan rancangan bujur sangkar youden
dengan menambah paling sedikit satu kolom, baris , atau diagonal.
3. Pada Rancangan bujur sangkar Youden jumlah perlakuan yang diteliti harus
sama dengan jumlah blok akan tetapi berbeda dengan jumlah posisi.
4. Rancangan bujur sangkar Youden memiliki model statistik
Yijk i j h ijh
18