Disusun oleh :
JAKARTA 2017
BAB I
PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita setiap bangsa yang tampak dari peningkatan
taraf hidup dan Angka Harapan Hidup (AHH). Namun, peningkatan AHH dapat mengakibatkan
terjadinya transisi epidemiologi dalam bidang kesehatan oleh karena peningkatan jumlah angka
kesakitan oleh penyakit degeneratif. Perubahan struktur demografi ini diakibatkan karena
peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan menurunnya angka kematian serta penurunan
jumlah kelahiran.1
Indonesia termasuk negara berstruktur tua. Hal ini terlihat dari persentase penduduk
lansia tahun 2008, 2009 dan 2012 yang telah mencapai di atas 7% dari keseluruhan penduduk.
Struktur penduduk yang demikian merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian
pembangunan manusia secara global dan nasional. Keadaan ini berkaitan dengan adanya
perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial masyarakat yang meningkat.1
Situasi global pada saat ini diantaranya adalah setengah jumlah lansia di dunia (400 juta
jiwa) berada di Asia; pertumbuhan lansia pada negara yang sedang berkembang lebih tinggi
daripada negara yang sudah berkembang; masalah terbesar lansia adalah penyakit degeneratif;
diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia penderita penyakit degeneratif tidak dapat
beraktifitas (tinggal di rumah).1
Rasio ketergantungan penduduk tua (old dependency ratio) adalah angka yang
menunjukkan tingkat ketergantungan penduduk tua terhadap penduduk usia produktif. Angka
tersebut merupakan perbandingan antara jumlah penduduk tua (60 tahun ke atas) dengan jumlah
penduduk produktif (15-59 tahun). Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menjadi salah satu
indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai tantangan dalam pembangunan.1
Geriatri adalah bagian ilmu penyakit dalam yang melakukan penatalaksanaan pada
individu berusia 60 tahun ke atas dengan multi-patologi penyakit kronis seperti hipertensi,
diabetes melitus, penyakit jantung, stroke, osteoartritis, maupun demensia. Dengan
bertambahnya usia, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif (penuaan),
sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada usia lanjut. Selain itu, masalah degeneratif
menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi penyakit menular. Penyakit tidak
menular pada lansia diantaranya adalah hipertensi, stroke, diabetes melitus dan radang sendi
atau rematik. Sedangkan penyakit menular yang sering diderita adalah tuberkulosis,
diare, pneumonia, dan hepatitis.1
Pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Pelayanan kesehatan tersebut harus
bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive Health Care Service yang
meliputi aspek promotive, preventive, curative, dan rehabilitative. Prioritas yang harus
dikembangkan oleh Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic
health care service) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan preventif (public health
service). Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada lansia adalah
kunjungan rumah atau home visit geriatry. Pada home visit geriatry, dilakukan asesmen geriatri
yang akan mengevaluasi kesehatan secara komprehensif pada lansia dengan harapan dapat
meningkatkan kualitas kesehatan lansia yang dikunjungi. Dari home visit geriatry dapat ditemui
berbagai permasalahan pada lansia.2
BAB II
ASSESSMENT GERIATRI
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. WS
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir/Umur : 63 tahun
Alamat : Jl. Damai III RT 08/05, Pejaten Timur, Pasar Minggu
Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Nama Orang Terdekat : Ny. NI
Jumlah Anak : 1 (perempuan)
Jumlah Cucu : 4 orang
Jumlah Cicit : -
Pembiayaan Kesehatan : Jaminan kesehatan BPJS
Kesimpulan: Tidak didapatkan tanda-tanda kemungkinan depresi pada pasien ini dalam
1 bulan terakhir
10. Status Fungsional
a. ADL dasar dan Instrumental
2. Ambulansi
3. Transfer
4. Berpakaian
5. Berdandan
6. BAB / BAK
7. Makan
8. Sediakan makan
9. Atur keuangan
10. Atur minum obat-
obatan
11. Bertelelpon
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Baring Duduk Duduk
Tekanan darah 180/80 180/80 130/80
Nadi / menit 86 (reguler) 86 (reguler) 88 (reguler)
Laju respirasi / menit 22 22 22
Suhu (0C) 37 36,8 37
1 bulan yl 1 bulan yl Saat ini
Berat badan 59.2 59.2 59
Tinggi badan 149 149 149
BMI 26.66 26.66 26.57
4. Penglihatan
Derajat gerak
Kel. tiroid
9. Kardiovaskular
a. Jantung
Tidak
Temuan klinis +1 +2 +3 +4
Ada
Arteri dorsalis
pedis
Kanan
Kiri
Arteri tibialis
posterior
Kanan
Kiri
10. Abdomen
Hati membesar : Tidak ada
Massa abdomen lain : Tidak ada
Bising/bruit : Normal
Nyeri tekan : Tidak ada
Cairan asites : Tidak ada
Limpa membesar/tidak : Tidak ada
11. Rektum/Anus: Tidak dilakukan pemeriksaan
12. Genital/Pelvis: Tidak dilakukan pemeriksaan
13. Muskuloskeletal
Gerak terbatas
Nyeri
Benjolan /
peradangan
Kesimpulan: Pada pasien didapatkan keterbatasan gerak pada kedua pinggul dan lutut.
Jumlah kesalahan
0-2 Kesalahan : baik
3-4 Kesalahan : Gangguan Intelektual ringan
5-7 Kesalahan : Gangguan intelektual sedang
7-10 Kesalahan : Gangguan Intelektual berat
Kesimpulan : Pada pemeriksaan status mentalis dengan menggunakan
kuesioner pendek, pasien termasuk dengan status mentalis yang baik tanpa adanya
gangguan intelektual.
b) Perasaan Hati/afeksi : baik
c) Umum
Normal Abnormal (jelaskan)
Syaraf otak
Motorik : - kekuatan
- tonus
Sensorik : - tajam
- raba
- getaran -
Refleks
Sereblar : - jari ke hidung
- Tumit ke ujung kaki
- Romberg
Gerak langkah
d) Tanda-tanda lain
Ya Tidak Bila Ya, jelaskan
Tremor saat istirahat
Regiditas Cogwebell
Bradikinesia
Tremor intense
Gerakan tak sadar
Refleks patologis
Kesimpulan : Pada pemeriksaan tanda-tanda lain dari gerakan involunter tidak
ditemukan kelainan.
No Identifikasi Jawaban
1 Apakah ada jatuh beberapa Ya
tahun kebelakang?
2 Kekhawatiran akan jatuh Ya
3 Permasalahan jantung/Vaskular Tidak
4 Gangguan kognitif Tidak
5 Inkontinensia Tidak
6 Depresi Tidak
7 Masalah Motorik dan Sensoris Tidak
8 Permasalahan spesifik lainnya Tidak
9 Pengobatan psikoaktif Tidak
10 Pengobatan menggunakan Tidak
sedasi
11 Pengobatan yang menyebabkan Tidak
hipotensi
12 TUG test >12 detik 14 detik
13 Visus <20/40 atau tidak >1 tahun tidak memeriksakan mata
pemeriksaan mata >1 tahun
14 Perubahan sistol lebih dari 20 Tidak
mmHg atau diastol lebih sama
dengan dari 10 mmHg, atau
pusing ketika berpindah dari
berbaring ke berdiri
Kesimpulan: Dari tabel diatas tampak pasien memiliki resiko jatuh sedang
DATA LABORATORIUM
Indikator Hasil pemeriksaan (mg/dL) Nilai normal (mg/dL)
GDS 198 < 200
Asam urat 6.0 2.4 6.0
Kolesterol total 236 < 200
(Rencana pengobatan :
Simvastatin 1x20 mg)
Biologis Riwayat jatuh 2 bulan 1. Edukasi kepada pasien untuk Pasien selalu
yang lalu mengenakan alas kaki yang mengenakan alas kaki
TUG test 14 detik tidak licin jika ingin pergi ke yang tidak licin
kamar mandi untuk TUG test < 12 detik
mengurangi risiko jatuh Tersedianya alat bantu
2. Edukasi untuk tidak langsung jalan untuk pasien
berdiri sehabis berbaring,
melainkan duduk terlebih
dahulu, lalu kemudian berdiri
3. Edukasi kepada keluarga untuk
tetap mendampingi pasien saat
beraktivitas
4. Memberikan alat bantu
berjalan untuk pasien ketika
kedua lututnya sedang terasa
nyeri dan kaku untuk
mengurangi risiko jatuh
Psikologis Hasil tes penapisan 1. Membangun kepercayaan diri Pasien tetap aktivitas
depresi pada geriatri tidak pasien bahwa dirinya dapat melakukan kegiatan
didapatkan tanda-tanda tetap hidup produktif sehari-hari, baik di
kemungkinan depresi pada walaupun memiliki dalam rumah maupun
pasien dalam 1 bulan keterbatasan aktivitas karena di lingkungan sekitar
terakhir adanya risiko jatuh rumah
Pada pemeriksaan status 2. Melakukan pemantauan ada Hasil tes penapisan
mental, pasien memiliki tidaknya tanda-tanda depresi deoresi dan
status mental baik tanpa pada pasien, dan ada tidaknya pemeriksaan status
adanya gangguan penurunan fungsi kognitif mental tetap baik
intelektual secara berkala
3. Meminta pasien/keluargnya
untuk menghubungi apabila
terjadi perubahan suasana hati
dan penurunan daya ingat serta
perubahan tingkah laku yang
signifikan
Sosial Berdasarkan tes 1. Memberikan edukasi kepada Pasien tidak mengalami
ada/tidaknya hambatan keluarga pasien bahwa pasien keterbatasan dalam
status fungsional dalam perlu dipantau dan dibantu pekerjaan yang ringan
melakukan kegiatan dalam melakukan aktivitasnya
sehari-hari (ADL/Activity pada pemeriksaan ADL
sehari-hari
Daily Living), pasien 2. Memberikan saran kepada secara berkala
memiliki keterbatasan keluarga pasien untuk Lantai rumah tampak
dalam melakukan memperhatikan keadaan
pekerjaan sedang-berat bersih, penerangan
rumah beserta lingkungannya,
Pasien tinggal bersama cukup, barang di rumah
seperti kebersihan lantai,
anaknya, dan memiliki
penerangan, serta penataan tertata dengan baik
hubungan yang baik
barang di rumah, sehingga
dengan anggota Pasien tetap aktif
keluarganya mempermudah pasien dalam
melakukan aktivitasnya, berkegiatan di dalam
Pasien masih aktif
mengikuti kegiatan di terutama oleh karena pasien maupun luar rumah
lingkungan rumahnya, memiliki risiko jatuh dan
seperti posbindu keterbatasan dalam melakukan
pekerjaan sedang hingga berat
3. Edukasi kepada keluarga untuk
medukung pasien dalam
menjalani aktivitasnya baik di
dalam maupun luar rumah
dengan tetangga
F. LAPORAN LANJUTAN
Pasien mengeluh nyeri pada kedua lutut sejak 2 bulan yang lalu, terutama pada
saat berjalan. Nyeri juga dirasakan pada saat posisi sujud maupun jongkok, dan ketika
kedua lutut ditekan. Terkadang selain nyeri, pasien juga mengeluh kedua lutut terasa
kaku, sehingga sulit digerakkan. Namun, dalam beberapa menit rasa kaku akan hilang
dengan sendirinya. Nyeri tidak dirasakan pada sendi lainnya. Pasien juga sering
mengeluh nyeri kepala.
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu, namun
pasien tidak pernah meminum obat anti hipertensi yang diberikan oleh dokter secara
teratur. Pasien memiliki riwayat operasi katarak mata kanan 4 tahun yang lalu, dan mata
kiri 2 tahun yang lalu. Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok, minum minuman
beralkohol, maupun kopi. Pasien juga tidak suka berolahraga. Pasien sering
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam, berlemak, dan berminyak.
Tidak didapatkan adanya tanda-tanda kemungkinan depresi dalam 1 bulan terakhir.
Pasien memiliki keterbatasan dalam melakukan pekerjaan sedang hingga berat.
Dari hasil pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah pasien 180/80 mmHg
dan Indeks Massa Tubuh menurut kriteria Asia adalah pre obese. Dari hasil pemeriksaan
fisik didapatkan keterbatasan gerak pada pinggul dan kedua lutut, disertai rasa nyeri,
tanpa adanya deformitas maupun tanda peradangan. Pasien memiliki risiko jatuh sedang.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar kolesterol total sebesar 236
mg/dL.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan lab, dapat disimpulkan pasien
mengalami :
Osteoartritis
Hipertensi
Hiperkolesterolemia
Risiko jatuh
Follow up
Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 4/10/2017. Saat kunjungan, pasien masih merasakan
nyeri pada kedua lutunya, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun nyeri dirasakan
sedikit berkurang setelah obat diberikan. Nyeri kepala sudah mulai jarang dirasakan. Saat
dilakukan pemeriksaan tanda vital dalam batas normal.
Kunjungan ketiga dilakukan pada tanggal 18/10/2017. Saat kunjungan terakhir, pasien dalam
kondisi yang baik. Nyeri pada kedua lutut dirasakan sudah jauh berkurang. Pemeriksaan tanda
vital menunjukkan tekanan darah 130/80 mmHg, pernapasan 22 x/menit, nadi 88 x/menit serta
suhu tubuh 37 0C. Pasien mengaku rutin minum obat anti hipertensi dan hiperkolesterolemia,
serta sudah mulai mengurangi makanan yang terlalu banyak garam, berminyak, dan berlemak.
Pasien juga sudah mulai mencoba olahraga ringan setiap hari dengan berjalan pagi.
Daftar Masalah
Informasi
Menginformasikan mengenai penyakit yang diderita pasien dan pentingnya check
up rutin dan berobat ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut (rumah sakit)
Menjelaskan terapi yang diberikan kepada pasien
Edukasi
Olahraga ringan secara rutin, seperti jalan pagi atau berenang
Mengubah kebiasaan makan dengan mengurangi konsumsi garam, makanan
berminyak dan berlemak yang berlebihan, serta meningkatkan konsumsi buah dan
sayur
Minum obat anti-hipertensi dan penurun kolesterol secara teratur supaya tekanan
darah dan kolesterol darah terkontrol
Kontrol kesehatan ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan secara rutin
minimal sebulan sekali
Lingkungan rumah dikondisikan selalu dijaga keamanan dan kenyamanannya
untuk mengurangi risiko jatuh, terutama di tempat-tempat licin, seperti kamar
mandi dan dapur
Memberikan alat bantu berjalan untuk pasien, terutama ketika kedua lutut sedang
terasa nyeri dan kaku untuk mencegah jatuh
Terapi Farmakologik
Obat antihipertensi Amlodipin 1x5 mg
Obat penurun kolesterol Simvastatin 1x20 mg
Obat analgeisk Asam mefenamat 3x500 mg