Akses Air Minum Layak: Membutuhkan waktu maksimal 30 AMPL: Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
menit ke sumber air telindung, air tersedia setiap saat dibutuhkan APBD I: Anggaran Pendapatan dan belanja Negara di tingkat
dengan harga yang terkjangkau, air diolah minimal 1 kali sebelum Provinsi
diminum, dan minimal akses 60liter/orang/hari APBD II: Anggaran Pendapatan dan belanja Negara di tingkat
Akses Sanitasi Dasar: Fasilitas sendiri atau bersama dengan Kabupaten
jenis kloset plengsengan atau cubluk/cemplung dengan tempat BABS: Buang Air Besar Sembarangan
pembuangan akhir tinja berupa tangki septik/SPAL atau lubang SBS: Stop Buang Air Besar Sembarangan
tanah. ODF: Open Decation Free
Akses Sanitasi Layak: Fasilitas pribadi atau bersama dengan BAPPEDA: Badan Perencanaan Daerah
struktur bawah berupa leher angsa dan tangki septik atau saluran Dapodik: Data Pokok Pendidikan
perpipaan untuk system pengelolaan air limbah terpusat. DPA: Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Community Led Total Sanitation (CLTS): merupakan gerakan DPMD: Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa
yang dipimpin oleh masyarakat, menggunakan metode pemicuan. JSP: Jamban Sehat Permanen
STBM menggunakan metode yang digunakan di CLTS, dengan JSSP: Jamban Sehat Semi Permanen
materi yang berbeda. Di CLTS, sanitasi total yang dimaksud KLB: Kejadian Luar Biasa
adalah terkait community-led. Artinya, semua komponen Pokja AMPL: Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan
masyarakat terlibat dalam setiap tahapan kegiatan, mulai dari Lingkungan
perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan monitoring dan PUSKESMAS: Pusat Kesehatan Masyarakat
evaluasi. Riskesdas: Riset Dasar Kesehatan
Terverikasi: Desa yang dinyatakan sudah bebas buang air besar RPJMN: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
sembarangan oleh tim verikasi. Setiap jam, ada 15 22
RPJMD: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah anak Indonesia meninggal karena Angka Sunting/ Balita Pendek
Sanitarian: Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung STBM: Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang diare dan pneunomia yang bisa di NTT: 38.7 %,
CLTS: Community Led Total Sanitation dihindari dengan kebersihan 15% balita sangat pendek
berwenang untuk melakukan kegiatan pengamatan, pengawasan SUSENAS: Survei Sosial Ekonomi Nasional dan sanitasi yang baik dan 23.7% balita pendek.
dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas UNICEF: United Nations Childrens Fund (Levels & Trends in child Mortality laporan 2014)
kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi dan target RPJMN 2015 - 2019: 28%
WHO: World Health Organization Sumber:
meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat. WSP: Water & Sanitation Program, World Bank Group Water Practice Pemantauan status gizi. Kemenkes RI. 2016
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM): Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM): Pendekatan untuk
untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. masyarakat dengan metode pemicuan.
Klaim: Desa yang menyatakan telah bebas buang air besar
Klaim: Desa yang menyatakan telah bebas buang air besar
sembarangan namun belum diverikasi oleh tim verikasi yang
sembarangan namun belum diverikasi oleh tim verikasi yang terdiri
terdiri dari pemerintah daerah dan masyarakat.
dari pemerintah daerah dan masyarakat.
Pemicuan: Cara untuk mendorong perubahan perilaku higiene
Pemicuan: Cara untuk mendorong perubahan perilaku higiene dan
dan sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri
sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan
dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan
menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan individu atau
individu atau masyarakat.
Stunting/Balita Pendek: Anak lebih pendek dibandingkan masyarakat.
Circle Of
dengan anak-anak lain seusianya. Stunting terjadi sebagai akibat Imagine
dari kurang gizi kronis. Society
Modal Dasar Pembangunan STBM Jumlah Desa Mendapat Jumlah Desa Persentase Akses
Sumber Daya Pemicuan STBM Stop BABS Klaim Jamban
Dukungan untuk STBM Inklusi
221
No Milestone 2016 2017 2018 2019 828 Desa
1 Akumulasi Jumlah Kabupaten/Kota 3 5 9 13 Desa Belum
Terverikasi
yang mengintegrasikan isu inklusi, dipicu
kesetaraan gender dan aksebilitas 908
orang berkebutuhan khusus dalam Desa
regulasi terkait STBM. Sudah
dipicu 2424
2 Kegiatan STBM inklusi kesetaraan 5 9 12 15 Desa % Akses JSP
% Akses JSSP
gender dan orang berkebutuhan
% Akses Sharing
khusus % BABS
Desa Klaim
Efektivitas
Pemicuan
Progres
Verifikasi
Cakupan
Baseline
Tingkat
Tingkat
Jumlah
Anggaran STBM APBD II
umlah
Jumlah
Jumlah
Desa
Desa
Desa
ODF
450,000,000
404,796,460 Kabupaten/ Kota
400,000,000
350,000,000
300,000,000
250,000,000
1 TIM OR TEN GAH SELATAN 278 259 5 13 232 93% 95% 95% STBM
200,000,000
2 ALOR 175 175 0 2 110 100% 64 % 98% Akses jamban
165,807,520
150,000,000 136,885,000 3 LEM BATA 151 151 5 8 84 100% 61% 91% pada Juli 2017:
100,000,000
4 TIM OR TEN GAH UTAR A 192 185 15 41 77 96% 64 % 65% 79.70%
50,000,000
5 N GADA 150 78 0 5 65 52% 90% 93% (peringkat 10
-
1
6 FLOR ES TIM UR 250 226 0 2 107 90% 4 8% 98% Nasional) dan
2015 2016 2017
7 SABU R AIJUA 63 42 0 3 18 67% 50% 86% 1122 total desa
8 SUM BA TEN GAH 65 64 0 1 17 98% 28% 94 % ODF (peringkat
9 EN DE 278 120 0 7 62 4 3% 58% 90% 3 nasional)
Daerah dengan
10 M AN GGAR AI 162 14 8 4 42 29 91% 4 8% 4 1%
tingkat
11 SUM BA TIM UR 156 156 0 3 33 100% 23% 92%
efektivitas
12 R OTE N DAO 89 51 0 0 14 57% 27% 100%
pemicuan
13 SIKKA 160 156 5 5 25 98% 19% 83%
rendah perlu
14 KUPAN G 177 102 7 13 17 58% 29% 57%