Anda di halaman 1dari 4

STBM GESI :

SANITASI UNTUK SEMUA


Beberapa hasil riset yang dilakukan secara Nasional maupun
International terkait sanitasi menunjukkan perlunya promosi peningkatan
akses dan pelibatan kelompok rentan termasuk perempuan dan
penyandang disabilitas dalam semua sektor pembangunan nasional
untuk mensukseskan sanitasi untuk semua. Lembar fakta ini mencoba
untuk meringkas data-data dan konteks kebijakan Indonesia yang
tersedia serta fakta yang ditemukan di lapangan terkait pelaksanaan
Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial (GESI) dalam Program Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Indonesia.

CAPAIAN STBM NASIONAL


Peningkatan pembangunan sanitasi yang siginfikan haruslah juga
menjamin akses dan partisipasi semua kelompok, termasuk
perempuan dan penyandang disabilitas, untuk menjamin hak
asasi universal akses.

Progres
Progress STBMNasional
STBM Nasional
100% 20000
18547
90% 1849 18000
80% 16000
70% 1374 14000
60% 12000
50% 10000
8985
40% 8000
6506
30% 6000
20% 4409 4000
2802
10% 1869 2000
0% 0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
% Akses Jamban % BABS Desa Verified ODF

Sumber table progress STBM Nasional : https://monev.stbm.kemenkes.go.id


GENDER
KONTEKS KEBIJAKAN INDONESIA TERKAIT GENDER
Pemerintah Indonesia mengamanatkan kesetaraan gender melalui Inpres
No.9/2000 tentang Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional, dan
peraturan-peraturan di tingkat daerah.

FAKTA - INDONESIA
Indonesia mendapat peringkat Peningatan kualitas
ke - 84 dari 144 negara fasilitas air dan sanitasi
untuk kesetaraan gender memberikan manfaat kepada perempuan dan
(World Economic Forum, 2017). anak-anak melalui perbaikan akses,
kualitas dan privasi
(DFAT Watsan Hibah, 2017)

Perempuan mengambil tanggung jawab Program yang dirancang dan dijalankan


utama dalam sanitasi dan kebersihan di dengan partisipasi penuh perempuan
rumah tangga tetapi lebih dari setengah lebih berkelanjutan dan efektif.
(52,3%) rumah tangga tidak pernah – (UN Water Policy Brief, 2006).
mengikutsertakan perempuan
dalam pengambilan keputusan terkait
air dan sanitasi
(Plan Baseline Study di 5 kabupaten di NTT, 2016)

Hampir 80% dari semua rumah tangga


di wilayah penelitian menyatakan bahwa anak
perempuan dan perempuan belum
diikutsertakan dalam perencanaan
pengembangan sistem sanitasi dan kebersihan
(Plan Baseline Study, 2014).

PENYEBAB POTENSIAL KETIDAKSETARAAN


Agama Pendidikan
Migrasi Suku
Hambatan/ Ras
Kemampuan

Status Letak
Ekonomi geografis

Gender Perbedaan
jenis kelamin

usia Kelas

Sumber: Adaptasi dari Soeters, S., Grant, M., Carrard, N. and Willetts, J., (2019) “Intersectionality
DISABILITAS
KONTEKS KEBIJAKAN INDONESIA TERKAIT DISABILITAS
Pemerintah Indonesia mengamanatkan disabilitas melalui :
1. Undang-Undang No.8/2016 tentang Penyandang Disabilitas
2. Undang-Undang No.19/2011 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Hak-Hak
Penyandang Disabilitas
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
UU No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan dan Gedung.

FAKTA - INDONESIA
Angka disabilitas pada perempuan lebih Penyandang disabilitas
tinggi, sebesar 13% untuk perempuan lebih banyak tinggal di daerah pedalaman
(Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi
dibandingkan 9% untuk laki-laki
Universitas Indonesia, 2014)
(Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2014)

Masih jarang bangunan umum dan kantor Intervensi STBM yang berkesetaraan gender
pemerintah yang sarana sanitasinya dapat diakses dan Inklusi Sosial menghasilkan 67%
oleh kelompok disabilitas pengusaha sanitasi yang mampu
(Dr. Didi Tarsidi, 22 November 2008). menyediakan akses sanitasi bagi
penyandang disabilitas dan masyarakat
miskin (Plan Project Learning Event, 2016).

MEN WOMEN WC

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STRATEGI PEMBANGUNAN


yang Berkesetaraan gender dan Inklusi STBM INKLUSIF
Sosial (STBM GESI)

STBM GESI
Enabling environment:
Pendekatan Twin-Track
- Adanya regulasi, kebijakan, sumber dana, sumber daya,
serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan STBM GESI
- Pelaku pembangunan sanitasi di semua tingkatan memahami Kegiatan Kegiatan
GESI dan hubungannya terhadap STBM serta merasa GESI pengarusutamaan
percaya diri, terampil dan termotivasi menerapkan STBM
GESI yang spesifik GESI
Demand:
- Pemicuan dan promosi perubahan perubahan kebersihan
dan sanitasi secara inklusif dan berkesetaraan gender Kegiatan khusus mentargetkan Elemen GESI akan
- Mengembangkan komitmen masyarakat dengan memperhatikan
norma dan budaya yang ada untuk mempengaruhi relasi dan isu kesetaraan gender dan diperhatikan dalam regulasi,
kuasa untuk meningkatkan kesetaraan gender dan inklusi inklusi sosial misalnya: perencanaan, pendanaan,
sosial dalam mendukung peningkatan kebutuhan sanitasi peningkatan kapasitas bagi kampanye dan implementasi
perempuan dan orang disabilitas kegiatan
untuk terlibat aktif dalam STBM,
Supply:
pelatihan wirausaha sanitasi
- Peningkatan kapasitas wirausaha sanitasi untuk dapat untuk produk sanitasi yang
menyediakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua inklusif, dan melaksanakan
kelompok dengan harga yang terjangkau monitoring kesetaraan gender
- Menciptakan dan memperkuat jejaring pasar sanitasi di
pedesaan untuk menjangkau daerah terpencil dalam STBM
Ringkasan Temuan Akhir (Endline)
Implementasi STBM GESI Oleh Plan International Indonesia
dalam Project STBM CS WASH Fund 2

2. Pendekatan sanitasi berbasis masyarakat


yang responsif gender menciptakan
1. Identifikasi dan keterlibatan kelompok lingkungan yang memungkinkan untuk
partisipasi pria dan wanita dalam kegiatan
3. Pendekatan twin track membantu
disabilitas dan perempuan harus di mulai meningkatkan pengetahuan dan
sejak awal. sanitasi. kepercayaan diri perempuan dan kelompok
“Partisipasi perempuan dalam kegiatan disabilitas
sanitasi dan kesehatan di masyarakat “Kesetaraan antara laki-laki dan
meningkat signifikan dari baseline hanya perempuan menjadi sebuah bukti yang
sebesar 33% mencapai 62% setelah jelas. Perempuan lebih berani untuk
endline”. berpendapat, mereka telah terlibat dalam
“Setidaknya 50% perempuan merasa berbagai kegiatan dan masukan mereka
percaya diri untuk berpartisipasi dalam didengarkan,” (FDG Perempuan di
kegiatan sanitasi dan kesehatan di Indonesia).
masyarakat walaupun masih kurang
dibandingkan kepercayaan diri laki-laki
(66%)”.

7. Program sanitasi memiliki peluang untuk


mengintegrasikan inisiatif pemberdayaan
gender dan ekonomi untuk di dieksplorasi
yang dapat berdampak lebih besar pada
capaian kesetaraan gender
“Sekarang kepala desanya perempuan,
ini membuat saya merasa nyaman dan 4. Memahami bagaimana jenis kelamin, usia,
percaya diri untuk berpartisipasi” (FGD etnis, dan berbagai faktor identitas atau
Kelompok Perempuan di Indonesia). interseksionalitas sangat penting untuk
meningkatkan inklusi sosial.

6. Mengidentifikasi peluang untuk bekerja 5. Menciptakan peran dan peluang


dengan Organisasi Penyandang Disabilitas kepemimpinan khusus bagi penyandang
(DPO) mendukung pemenuhan sanitasi disabilitas memberikan sikap publik yang
yang inklusif. positive terhadap kelompok disabiltas.
“67 % pengusaha sanitasi mampu “57% penyandang disabilitas telah
menyediakan akses sanitasi bagi berpartisipasi dalam kegiatan STBM
penyandang disabilitas dan masyarakat termasuk dalam pertemuan desa”.
miskin” .

“Inklusi berarti semua orang merasa nyaman saat menggunakan toilet. Toilet seharusnya dibangun
tidak hanya untuk orang-orang yang memiliki kaki dan tangan, tapi juga untuk mereka yang disabilitas,
wanita hamil dan sebagainya. Orang-orang penyandang disabilitas tidak meminta perlakuan toilet
khusus tetapi toilet inklusif, dimana semua orang dapat mengakses toilet. Kami juga ingin terlibat
dalam perencanaan dan pengembangan di sektor sanitasi. Kami merupakan sumber informasi terbaik
tentang apa yang benar-benar kami butuhkan, tidak ada kami tanpa kami” (Serafina Bete, Perwakilan
Organisasi Disabilitas Provinsi Nusa Tenggara Timur).
* Factsheet ini menggunakan beberapa informasi dari KIAT: http//kiat.or.id/factsheets

Anda mungkin juga menyukai