2
PERILAKU REMAJA
3
Arahan Khusus Presiden
1 Kartu Indonesia Pintar (KIP).
3 Gotong Royong
MENGAPA PPK
d. Praktik-Praktik Baik
Kekayaan pengalaman dan praktik-praktik baik sekolah khususnya Kepala Sekolah dan Guru.
e. Keteladanan
Keteladanan dan perilaku baik Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua dalam keseharian.
URGENSI PENGUATAN
KECENDERUNGAN GLOBAL
PENDIDIKAN KARAKTER DEFINISI PPK
100
88
80
63
60
42
40
25
20
20
0
2006 2008 2010 2012 2014 2016
Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2016
PERSENTASE
65%
Pengguna Internet di Sumatera 15,7% (20,7 Juta)
Pulau Jawa
86,3
Bali & Nusa 4,7% (6,1 Juta)
Kalimantan 5,8% (7,6 Juta)
Juta Orang Sulawesi 6,3% (8,4 Juta)
Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2016
Maluku & Papua 2,5% (3,3 Juta)
PERANGKAT YANG DIPAKAI
50,7%
67,2 Juta
Komputer Mobile & Mobile Mobile
Komputer
47,6%
63,1 Juta
Mobile & Komputer
1,7%
2,2 Juta
Komputer
a. Mengembangkan platforma pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai karakter sebagai jiwa atau generator
utama penyelenggaraan pendidikan, dengan memperhatikan kondisi keberagaman satuan pendidikan di seluruh wilayah
Indonesia
b. Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan
keterampilan abad 21
c. Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa
(estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik)
d. Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, siswa, pengawas dan komite sekolah)
untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter
e. Membangun jejaring pelibatan publik sebagai sumber-sumber belajar di dalam dan di luar sekolah
f. Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)
13
Tujuan Pendidikan Nasional
(Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003)
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
b. Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia
d. Tantangan globalisasi
Memperkuat kemampuan beradaptasi terhadap perubahan melalui penumbuhan nilai-nilai religiusitas dan kearifan
lokal bangsa
15
Kondisi Lingkungan Strategis Bangsa
Lingkungan Politik dan Lingkungan Ideologi, Sosbud,
Lingkungan Demografi Hankam, dan Teknologi
Ekonomi
• Populasi 254,9 juta jiwa (BPS, 2015). • Peringkat Indeks Daya Saing Global: 41 • Kekerasan, 1000 kasus sepanjang Tahun
• Jumlah etnis di Indonesia 1340 etnik dari Sabang dari 138 Negara (WEF, 2016) 2016 (KPAI)
sampai Merauke (BPPB, 2016). • Indeks Persepsi Korupsi Indonesia, • Intoleransi, Radikalisme/Terorisme
• Jumlah sekolah 297.368, Guru 3.439.794, Siswa peringkat ke-88 (Transparency • Separatisme
49.186.235 (PDSPK, 2016). International, 2015), naik dari tahun 2014
• Jumlah siswa TK 4.495.432, SLB 118.079, SD • Narkoba/Perang Candu, 5,1 juta
yang berada di peringkat 107
25.885.053, SMP 10.040.277, SMA 4.312.407 dan pengguna, 15.000 meninggal setiap tahun
• Penduduk miskin 10,86% sebesar 28,01 (BNN, 2016)
SMK 4.334.987 (PDSPK, 2016).
juta jiwa (BPS, 2016).
• Jumlah bahasa daerah 646 dan suku bangsa 1.340 • Pornografi dan Cyber Crime, 1.111 kasus
kelompok etnik (BPPB, 2017). • Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,04% tahun 2011-2015 (KPAI), 767 ribu situs
sampai 5,18% (BPS, 2016) Pornografi diblokir Kemenkominfo selama
• Indeks Pembangunan Manusia Indonesia 2016: 113
(UNDP, 2017) • Indeks Kebahagiaan: survei BPS tahun tahun 2016
2014 sebesar 68,28 pada skala 0-100, • Penyimpangan Seksual, 119 komunitas
• Keberagaman kondisi sekolah
Indeks Kebahagiaan Dunia peringkat 79 LGBT di Indonesia (UNDP, 2014)
Akreditasi A B C Belum dari 157 negara (PBB, 2016).
• Krisis Kepribadian Bangsa dan
• Daya Saing Industri Mebel terpuruk, 2,1 Melemahnya Kehidupan Berbangsa dan
SD 15,5% 50,2% 15,5% 18,9% juta orang terancam menganggur Bernegara
SMP 25,3% 32,5% 11,9% 30,3% (Kompas, 27 Maret 2017) 4
KARAKTER SEBAGAI POROS
PENDIDIKAN
Nawacita 8:
Melakukan Revolusi Karakter Bangsa
Membangun pendidikan
kewarganegaraan (sejarah
pembentukan bangsa, nilai-nilai
patriotisme dan cinta Tanah Air,
semangat bela negara dan budi
pekerti)
Penataan kembali kurikulum
pendidikan nasional
Mengevaluasi model penyeragaman
dalam sistem pendidikan nasional
Jaminan hidup yang memadai bagi
para guru khususnya di daerah
terpencil
Memperbesar akses warga miskin
untuk mendapatkan pendidikan
“Gerakan Penguatan
Pendidikan Karakter
sebagai fondasi dan ruh
utama pendidikan.”
17
PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER
Religius
Jujur Religius
Toleransi
Olah Hati Disiplin
(Etika)
Kerja Keras
Kreatif
Mandiri Integritas Nasionalis
Olah Olah
Demokratis
Rasa Ingin Tahu Nilai
Raga Pikir
Semangat Kebangsaan
Cinta Tanah Air Utama
(Kinestetika) (Literasi) Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komunikatif
Cinta Damai
Gemar Membaca Gotong Mandiri
Olah Karsa Peduli Lingkungan Royong
Peduli Sosial
(Estetika) Tanggung Jawab
(dan lain-lain)
1 2 3
Kualitas Karakter Literasi Dasar Kompetensi
Bagaimana siswa beradaptasi Bagaimana siswa menerapkan Bagaimana siswa memecahkan
pada lingkungan yang dinamis. keterampilan dasar sehari-hari. masalah kompleks
Kegiatan PPK
Kegiatan Intra-Kurikuler: bersama orang tua:
Kegiatan Belajar – Mengajar Interaksi dengan
Waktu
Belajar* orang tua dan
lingkungan /
sesama
Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler:
Sesuai minat dan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan
orang tua & masyarakat: Kegiatan Keagamaan, Pramuka, PMR, Paskibra, Kesenian, Bahasa
& Sastra, KIR, Jurnalistik, Olahraga, dsb.
Kegiatan Pembiasaan:
Sebelum menutup hari Siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah dan berdoa
bersama.
*Durasi waktu tidak mengikat dan disesuaikan dengan kondisi sekolah 26
** Nilai-nilai karakter disesuaikan dengan GNRM, kreativitas sekolah, dan kearifan lokal
Pembiasaan dan Penumbuhan Karakter
(Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti)
MANFAAT DAN ASPEK PENGUATAN
MANFAAT ASPEK PENGUATAN
1. Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan daya saing 1. Revitalisasi manajemen berbasis sekolah dan partisipasi
siswa dengan kompetensi abad 21, yaitu: berpikir kritis, masyarakat
kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi
2. Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar 2. Sinkronisasi intra kurikuler, ko kurikuler, ekstra kurikuler, dan
sekolah dengan pengawasan guru non kurikuler, serta sekolah terintegrasi dengan kegiatan
komunitas seni budaya, bahasa dan sastra, olahraga, sains,
serta keagamaan
3. Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai manager dan 3. Deregulasi penguatan kapasitas dan kewajiban Kepala
kewajiban jam mengajar Guru sebagai inspirator PPK Sekolah/Guru dan pelatihan secara berkelanjutan
4. Revitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong royong 4. Dukungan Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite
sekolah dan partisipasi masyarakat Sekolah dalam penyiapan prasarana/sarana belajar (misal:
pengadaan buku, peralatan kesenian, alat peraga, dll) melalui
pembentukan jejaring kolaborasi pelibatan publik
5. Penguatan peran keluarga sebagai pendidik pertama dan 5. Kebijakan pembelajaran 5 (lima) hari secara bertahap dengan
utama dalam penumbuhan dan pembiasaan karakter anak mempertimbangkan kondisi infrastruktur dan keberagaman
kultural daerah/wilayah
6. Kolaborasi antar K/L, Pemda, lembaga masyarakat, pegiat 6. Pengorganisasian dan sistem rentang kendali pelibatan publik
pendidikan dan sumber-sumber belajar lainnya yang transparan dan akuntabel
7. Mengembalikan evaluasi pembelajaran siswa menjadi hak dan 7. Kajian Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dan Pengembangan
wewenang guru baik secara pribadi maupun kolektif Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)
42
PETA JALAN IMPLEMENTASI PPK
Implementasi
Mandiri dan Bertahap
Uji Coba 2 Tahun 2017 Tahun 2018
Sekolah Rintisan SD dan SMP SD dan SMP
Tahun 2016 dari 34 Provinsi dari 34 Provinsi
SD dan SMP dari 34 Jumlah = 9.830 sekolah Jumlah = 90.000 sekolah
Provinsi
Jumlah = 542 Sekolah
Dukungan Daerah
Kota Malang Kab. Bandung
Kab. Banyuwangi Kab. Purwakarta
Kab. Siak Kab. Pemalang
Kab. Gowa Kab. Bantaeng
Kab. Lamongan Prov. NTB (6 Kabupaten)
SURVEI KOMPAS
Menurut Anda, apakah Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dapat meningkatkan
kompetensi peserta didik?
3.80%
Metode Penelitian
11.30%
Jajak pendapat melalui telepon ini Ya, mampu
diselenggarakan Litbang “Kompas”
pada 26-28 April 2017.
Tidak mampu
Sebanyak 595 responden berusia minimal
17 tahun berbasis rumah tangga dipilih
secara acak bertingkat di 14 kota besar di Tidak tahu/tidak
Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, jawab
Semarang, Yogyakarta, Surabaya,
Medan, Padang, Palembang, Pontianak,
Samarinda, Manado, Makassar, Ambon,
dan Denpasar. Jumlah responden
ditentukan secara proporsional di tiap
kota. Menggunakan metode ini, tingkat
kepercayaan 95 persen dan
nirpencuplikan penelitian ± 4,0 persen.
Meskipun demikian, kesalahan di luar
84.90%
pencuplikan dimungkinkan terjadi.
Sumber: Kompas, 3 Mei 2017
KONKLUSI
45
Guru yang baik bagaikan petani.
Mereka menyiapkan bahan
dan lahan belajar di kelas,
memelihara bibit penerus bangsa,
menyirami mereka dengan ilmu,
dan memupuk jiwa mereka
dengan karakter yang luhur.
Guru yang ikhlas adalah petani
yang mencetak peradaban.
foto: anakbersinar.com