1 Latar Belakang
1.1.1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kesehatan merupakan salah satu bagian dalam indikator pembangunan suatu bangsa.
Derajat kesehatan suatu bangsa tercermin dalam angka harapan hidup, angka kematian ibu, dan
angka kematian bayi. Angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi. Pada tahun 2015,
angka kematian ibu di Indonesia adalah 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup.1 Angka
tersebut masih sangat jauh dibandingkan dengan target MDGs pada tahun 2015, yaitu 102
Istilah ilmu kesehatan masyarakat tidak lepas dari kata sehat. Menurut World Health
Organization (WHO), sehat adalah keadaan fisik, mental, dan sosial yang terbebas dari segala
penyakit serta kelainannya.2 Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 lebih menjabarkan
lagi definisi sehat, dengan menambahkan sehat secara spiritual dan mampu produktif secara sosial
dan ekonomi.3 Hal ini yang menjadi landasan dari pedoman ilmu kesehatan masyarakat.
Menurut WHO, ilmu kesehatan masyarakat adalah semua upaya yang berfokus pada
mempromosikan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun pihak swasta dengan
sebagai ilmu dan seni yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup,
meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta efisiensi melalui usaha masyarakat yang
pelayanan medis dan perawatan, pencegahan penyakit, dan pengembangan aspek sosial yang akan
mendukung setiap orang di masyarakat untuk memiliki standar kehidupan yang kuat untuk
menjaga kesehatannya.5
Ilmu kesehatan masyarakat dapat disimpulkan sebagai ilmu yang berfokus pada
pencegahan dan peningkatan kualitas kesehatan melalui usaha pemerintah dan masyarakat yang
terorganisir dengan pendekatan holistik. Ilmu kesehatan masyarakat bersifat multidisiplin dan
multikausal. Hal ini dikarenakan penyebab masalah kesehatan yang sangat luas. Sehingga agar
tercapainya tujuan dari ilmu kesehatan masyarakat, yaitu preventif dan promotif, perlu dilakukan
Program Studi Profesi Dokter (PSPD) Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) merupakan
bagian dari kurikulum pendidikan dokter yang dilaksanakan di Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat yang bertujuan untuk tercapainya kompetensi dokter umum yang sesuai standar
kompetensi dokter Indonesia (SKDI) serta mampu mengelola upaya kesehatan masyarakat di
Mampu berkomunikasi secara efektif dengan rekan sejawat, profesi lain, dan masyarakat
Mampu menerapkan konsep dan prinsip ilmu perilaku dan kesehatan masyarakat
Mampu menilai efektivitas upaya kesehatan melalui pendekatan siklus pemecahan masalah
Mampu memahami tanggung jawab hukum dan etika yang berkaitan dengan upaya kesehatan
masyarakat
1.2 Profil UPT Puskesmas Sindangjaya
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 75 Tahun 2014, definisi
pusat kesehatan masyarakat yang kemudian disebut puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama, yang mengadakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan, dengan mengedepankan upaya promotif dan preventif demi tercapainya derajat
1.2.1 Geografis
UPT Puskesmas Sindangjaya berada di alamat Jalan Arcamanik No. 30 RT 02 RW 01,
Kelurahan Sindangjaya, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung. Batas wilayah kerja UPT
sebesar 717 Ha. Kecamatan Mandalajati terdiri atas 4 kelurahan, yaitu Kelurahan Sindangjaya,
Pasir Impun, Jatihandap, dan Karang Pamulang. Sehubungan dengan lokasi UPT Puskesmas
Sindangjaya yang memiliki wilayah kerja yang cukup luas, maka dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan kesehatan masyarakat, UPT Puskesmas Sindangjaya memiliki 4 puskesmas jejaring. Commented [HH2]: Mengapa membutuhkan 4
puskesmas jejaring? Paragrafnya diatur ulang biar
menjelaskan mengapa puskesmas membutuhkan jejaring
(hal ini dikarenakan luas wilayah kerja puskesmas terlalu luas, dan fasilitas jalan raya serta
transportasi yang kurang) UPT Puskesmas Sindangjaya sendiri memiliki wilayah kerja 2
Kelurahan yaitu Kelurahan Sindangjaya, 12 RW, 60 RT dan Kelurahan Pasir Impun, 11 RW, 57
54 RT yaitu RW 01,02,03,04,05,06,14.
Letak gedung UPT Puskesmas Sindangjaya cukup strategis terhadap jangkauan wilayah
kerja binaan. Gedung puskesmas tidak terletak dipinggir jalan raya namun dekat dengan Jalan
Raya A.H Nasution sehingga lebih mudah mencapai lokasi puskesmas. Commented [f3]: Jadi satu kesatuan dengan alasan
mengapa puskesmas sindangjaya menjadi puskesmas
perkotaan
Tabel 1.1 Data Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sindangjaya
Rata-rata waktu tempuh
Luas Jml Jarak
(menit)
No. Kelurahan
Wilayah
RW Terjauh (Km) Roda 2 Roda 4
(Ha)
1. Sindangjaya 183,75 12 3 15-31 + 30
2. Pasir Impun 112,6 11 4 20-40 + 40
JUMLAH 296,15 23
(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)
1.2.2 Visi, Misi, dan Motto UPT Puskesmas Sindangjaya
1.2.2.1 Visi
Terwujudnya masyarakat sehat yang mandiri di wilayah kecamatan Mandalajati tahun 2020.
1.2.2.2 Misi
4. Mengelola manajemen dan sistem informasi kesehatan secara akuntabel dan reliabel
1.2.2.3 Motto
SEBAR SENYUM
S impatik
E mpati
N yaman
Y akin
U nggul
M elayani
Puskesmas Sindangjaya dikategorikan sebagai puskesmas kawasan perkotaan karena memenuhi Commented [HH4]: Bandingkan dengan keadaan yang
ada di puskesmas secara detil, mengapa puskesmas
sindangjaya termasuk kategori perkotaan. Tunjukkan
tiga dari empat kriteria berikut:
data2nya
a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non agraris,
b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km (10 meter), pasar radius 2
km (500 meter), memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel (rsud
c. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik; dan/atau (data
kependudukan?)
d. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan sebagaimana
dimaksud pada huruf b (sudah ada jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan)
termasuk dalam puskesmas non rawat inap karena tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap,
1. Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling
Puskesmas minimal 2 (dua) tahun, dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
KB yang bersifat UKM, Pelayanan gizi yang bersifat UKM, Pelayanan pencegahan dan
kegiatan, yaitu Pelayanan pemeriksaan umum, Pelayanan kesehatan gigi dan mulut,
Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP, Pelayanan gawat darurat, Pelayanan gizi yang
kesehatan, yang membawahi Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Bidan Desa, dan
(money), sarana dan prasarana (material), sistem informasi puskesmas (machine), sasaran program
1.3.1.1 Analisis Sumber Daya Manusia (Man) Commented [HH7]: Apakah sumber daya sudah cukup?
Analisis kekurangan sumberdaya dan dampaknya terhadap
Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014 pasal 16, sumber daya manusia di puskesmas pelayanan kesehatan
terdiri atas sumber daya manusia tenaga kesehatan dan non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan
persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu. Tenaga kesehatan di
puskesmas terdiri dari dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga
kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga
gizi, dan tenaga kefarmasian. Sedangkan tenaga non kesehatan kegiatan ketatausahaan,
administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di puskesmas. Commented [f8]: Bisa dipertimbangkan untuk
dihapuskan, langsung analisis saja, tunjukkan kekurangan
puskesmas sindangjaya dari aspek sumberdayanya lalu apa
Tabel 1.2 Distribusi Sumber Daya Manusia di UPT Puskesmas Sindangjaya dampak hal tersebut
Commented [HH9]: Gunakan data yang paling baru
Jumlah Tenaga Standar
Jumlah
Tenaga
No. Jenis Tenaga Keterangan
PNS Non PNS Jumlah (Permenkes
No 75 Tahun
2014)
1. Kepala Puskesmas 1 0 1 -
2. Kepala TU 1 0 1 -
3. Dokter 1 1 2 1 Lebih
4. Dokter Gigi 0 0 0 1 Kurang
5. Perawat 3 0 3 5 Kurang
6. Bidan 1 3 4 4 Cukup
7. Tenaga Kefarmasian 1 0 1 1 Cukup
8. Tenaga Kesehatan 0 0 0 2 Kurang
Masyarakat
9. Tenaga Kesehatan 1 0 1 1 Cukup
Lingkungan
10. Tenaga Laboratorium 1 0 1 1 Cukup
11. Tenaga Gizi 1 0 1 1 Cukup
12. Tenaga Administrasi 4 0 4 3 Cukup
13. Pekarya 0 0 0 2 -
Jumlah 22
(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)
Jumlah tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Sindangjaya belum sesuai dengan Permenkes
No. 75 Tahun 2014 mengenai jumlah minimal ketenagakerjaan dengan harapan puskesmas dapat
terselenggara dengan baik. Tidak ada satupun dokter gigi dan tenaga kesehatan masyarakat di UPT
Puskesmas Sindangjaya.
1.3.1.2 Analisis Sumber Dana (Money) Commented [f10]: Jelaskan tentang puskesmas sudah
menjadi BLUD dan sejak kapan menjadi BLUD, sehingga
dapat mengatur keuangannya sendiri.
Berdasarkan Permenkes No. 75 tahun 2014 pasal 42, mengenai sumber pendanaan
puskesmas ialah :
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat (Bantuan
Gubernur)
Tabel 1.4 Pencapaian Anggaran APBD Kota Bandung UPT Puskesmas Sindangjaya
Tahun 2016
Tabel 1.5 Pencapaian Anggaran APBD Provinsi Jawa Barat (Bantuan Gubernur) UPT
Puskesmas Sindangjaya Tahun 2016
Tabel 1.6 Pencapaian Anggaran APBN (BOK) UPT Puskesmas Sindangjaya Tahun 2016
tahun 2016 mencapai 30% dari target. Alokasi dana APBD Provinsi Jawa Barat (Bantuan
Gubernur) mencapai target maksimal (100%). Commented [f11]: Jelaskan tentang permasalahan
mengenai pendanaan yang mungkin terjadi dan sudah
terjadi di Puskesmas Sindangjaya
1.3.1.3 Analisis Sarana dan Prasarana (Material) Commented [HH12]: Gunakan data yang paling baru.
Dampak sarana pelayanan kesehatan terhadap kinerja
UPT Puskesmas Sindangjaya didukung oleh sarana dan prasana yang tersedia di puskesmas pegawai, pelayanan kesehatan, serta kenyamanan pasien.
dan pelayanan kesehatan pendukung di luar puskesmas. Sarana dan prasarana yang dianalisis
meliputi analisis terhadap gedung dan peralatan baik alat kesehatan/kedokteran maupun alat non-
kesehatan serta pelayanan kesehatan pendukung yang dimiliki oleh UPT Puskesmas Sindangjaya.
2. Ruangan Tunggu 1 21
3. Ruangan Pelayanan 1 7
Rawat Jalan/BP
4. Ruangan Pelayanan KIA 1 6
kegiatan di luar gedung, seperti kegiatan posyandu, puskesmas keliling, dan lain-lain, masih belum
mencukupi kebutuhan, sehingga petugas kesehatan rata-rata menggunakan kendaraan pribadi
untuk kegiatan di luar gedung tersebut. Kondisi kendaraan bermotor cukup baik, dan dapat
digunakan untuk menunjang kegiatan luar gedung dan kegiatan berkoordinasi dengan lintas sektor
Tabel 1.9 Jumlah dan Kondisi Peralatan Kesehatan di UPT Puskesmas Sindangjaya
Puskesmas Posyandu
Jenis Peralatan Ada Ada
No. Yang Ada Yang Yang Ada Yang
Kesehatan Tidak Tidak
Lengkap Rusak Lengkap Rusak
Lengkap Lengkap
1. Hb Meter 10
2. KB Kit 4
3. Tensimeter Dewasa 12 7
4. Tensimeter Anak 3
5. Stetoskop Dewasa 11
6. Stetoskop Anak 2
7. BP Set 1
8. PHN Kit 1
9. Pengukur Tinggi Badan 2
Bayi
10. Pengukur Tinggi Badan 1
Bumil
11. Timbangan Dacin 1
12. Poliklinik Set 1
13. Thermos 3
14. Vaccine Carier 2
15. Sterilisator 1 rak 1
16. Cold Pack Putih Kecil 50 11
17. Cold Pack Putih Besar 14
18. Set Mikroskop 1
19. Set Pemeriksaan 1
Hematologi / Darah
20. Set Sanitarian Kit 1
21. Alat Penyuluhan : 1
22. Wireless 1
23. Standard Flip Charat 1
24. Slide Proyektor 1
25. Tempat Tidur 3
Pemeriksaan Pasien
26. Timbangan Dewasa 1 7
27. Timbangan Badan 4
Dewasa + Tinggi Badan
28. Timbangan Injak 1
29. Timbangan Bayi 3
30. Trolley Instrumen 3
31. Diagnostik Set 1
32. Hecting Kit 1
33. IUD Kit 1
34. THT Kit 1
35. UKS Kit 1
36. Artery klem 1
37. Celemek plastik 8
38. Doptone + Jelly 1
39. Duk bolong 1
40. Emergency kit 3
41. Emergency Lamp 3
42. Gunting Lurus 14 cm ( 8
Ta/Tu )
43. Gunting Verban 4
44. Mammer Reflex 1
45. Korentang untuk 5
penjepit + bak
46. Metline 5
47. Nebulizer 1
48. Nierbeken 4
49. Needle Holder 5
50. Pen Light 1
51. Pincet Anatomi 14 cm 2
52. Pincet Cirurgis 14 cm 2
53. Pincet telinga 1
54. Pita lila 1
55. Stop Watch, otomotis 2
56. Tabung oksigen + 7
Trolley + Regulator
57. Tangkai + Kaca mulut 3
58. Termometer Digital 1
59. Speculum hidung 10
60. Penghancur Spuit 12
61. Amalgam Piston 1
62. Tiang infus 1
Tabel 1.10 Jumlah dan Kondisi Perlengkapan Mebel di UPT Puskesmas Sindangjaya Commented [f17]: Jika bingung mencari data yang paling
baru, analisis saja berdasarkan data yang ada dulu
Kondisi di Puskesmas
No. Jenis Barang Jumlah Rusak
Baik Ringan Sedang Berat
1. Meja Kerja 24 19 5 1
2. Lemari Kaca 7 5 1
3. Lemari Sorok 3 1
4. Lemari Besi 2 1
5. Lemari Kayu 6 2 1
6. Filling Besi / Metal 4 2 2
7. Filling Besi / Metal 1 1
8. Rak Besi / metal 1 1
9. Rak Kayu 2 2 2
10. Kursi Biasa 4 4 4
11. Kursi Lipat 16 11 2 1 2
12. Kursi Putar 3 2 1
13. Meja Pendaftaran 2 2
14. Meja Penerimaan Obat 2 1 1
15. Bangku Tunggu 8 5 3
banyak yang mengalami kerusakan sehingga diperlukan peralatan yang lebih kuat terutama untuk
terutama kursi dan lemari untuk menyimpan berkas administrasi pasien dan arsip-arsip setiap
program kegiatan diperlukanya lemari besi arsip sehinga dapat digunakan untuk penyimpanan dan
penataan dokumen dengan baik. Commented [f18]: Apakah berdasarkan observasi masih
kurang? Jika iya, jelaskan analisisnya, bagaimana pengaruh
terhadap administrasi/kinerja puskesmas dan kenyamanan
1.3.1.3.5 Jumlah dan Kondisi Perlengkapan Administrasi Kantor di UPT Puskesmas pasien
Sindangjaya
Tabel 1.11 Jumlah dan Kondisi Perlengkapan Administrasi Kantor di UPT Puskesmas
Sindangjaya
Kondisi di Puskesmas
No. Jenis Barang Jumlah Rusak
Baik Ringan Sedang Berat
1. Mesin Ketik Manual 1 1
2. Mesin Hitung Manual/Kalkulator 12 12
3. Komputer 6 5 1
4. Printer 3 2 1
5. Papan Nama Instansi 2 1 1
6. Papan Visual / Papan Data 4 2 2
7. Papan Pengumuman 1 1
8. White Board 1 1
masih kurang memadai terutama untuk kegiatan ketatausahaa. Hal ini disebabkan oleh jumlah
laptop dan printer yang masih terbatas. Commented [f19]: Bagaimana hal tersebut berdampak
pada kinerja pegawai terutama dalam pelaporan?
1.3.1.3.6 Jumlah dan Kondisi Perlengkapan Lainnya di UPT Puskesmas Sindangjaya
Tabel 1.12 Jumlah dan Kondisi Perlengkapan Lainnya di UPT Puskesmas Sindangjaya
Kondisi di Puskesmas
No. Jenis Barang Jumlah Rusak
Baik Ringan Sedang Berat
1. Dispenser 2 1 1
2. Kompor Gas 1 1
3. Tabung Gas 2 2
4. Penghancur Kertas 1 1
1.3.1.3.7 Jumlah Tenaga dan Sarana Kesehatan yang Memiliki Izin Praktik di UPT
Puskesmas Sindangjaya
Kelurahan
Jenis Tenaga Kerja dan
No. Pasir
Sarana Sindangjaya
Impun
A TENAGA KESEHATAN
Dokter Umum 3 2
Dokter Spesialis 1 0
Dokter Gigi 0 0
Dokter Gigi Spesialis 1 0
Bidan Praktek 4 1
Pengobat Tradisional (Batra) 2 1
B. SARANA KESEHATAN
Klinik Rontgen/Radiologi 0 0
Swasta
Klinik CT.SCAN 0 0
Rumah Bersalin (RB) 0 0
Laboratorium 1 0
Optikal 0 0
Salon Kecantikan 1 0
Pembinaan secara berkala setiap triwulan dilakukan oleh petugas puskesmas dan
pemantauan SIP tiap tahunnya. Pembinaan secara berkala setiap triwulan dilakukan oleh petugas
puskesmas. Banyak kendala yang dihadapi dalam setiap pembinaan, antara lain petugas seringkali
tidak dapat bertemu dengan penanggung jawab dan sarana kesehatan yang ada jarang membuat
laporan bulanan yang salah satunya berisi data penyakit, sehingga puskesmas kesulitan dalam
menganalisis trend penyakit yang ada di wilayah kerja. Antisipasi yang dilakukan puskesmas
antara lain, setiap sarana kesehatan swasta akan memperpanjang ijin, maka kewajibannya adalah
melaporkan data penyakit yang berkunjung minimal satu tahun berjalan. Commented [HH21]: Jelaskan masalahnya apa? Jika tidak
ada masalah jangan dimasukkan
1.3.1.3.8 Institusi Pendidikan Kesehaatan Commented [f22]: Jelaskan perbedaan jumlah fasilitas
dan tenaga kesehatan di dua kelurahan tersebut.
Tabel 1.14 Jumlah Institusi Pendidikan Kesehatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Sindangjaya
Nama dan Jenis Institusi Lokasi
No. Jumlah Keterangan
Pendidikan Kesehatan Kelurahan
1. Tidak ada
1.3.1.4 Sistem Informasi Puskesmas (Machine) Commented [HH23]: Apakah sudah sesuai dengan
Permenkes? Masalah apa yang ada dalam sistem informasi
puskesmas? Dari pelaporan bulanan hingga tahunan.
Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi
dalam mencapai sasaran kegiatannya. SIMPUS merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan
teknologi informasi dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk
menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan
lebih berhasil guna dan berdaya guna melalui pemanfaatan secara optimal dari sistem pencatatan
pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP). Adapun sub sistem informasi yang terdapat di UPT
Puskesmas Sindangjaya antara lain: Commented [f24]: Penjelasan tentang Simpus kayanya ga
terlalu penting, lebih penting bagaimana permasalahan
simpus di puskesmas sindangjaya. Efeknya terhadap
a. Rekam medik yang berisi identitas, hasil pemeriksaan, diagnosis berdasarkan ICD X, dan
pelaporan ke dinkes gimana
terapi yang diberikan. Rekam medik di Puskesmas Sindangjaya berbentuk manual dengan
menggunakan buku.
b. Register merupakan formulir untuk mencatat dan merekapitulasi kegiatan dalam gedung
dan luar gedung Puskesmas Sindangjaya setiap harinya. Catatan ini berisi nomor status,
nomor KTP, kecamatan, jalan, nama Kepala Keluarga, nama penderita, jenis kelamin,
tanggal lahir/umur, hubungan keluarga, pekerjaan, alamat tinggal, kota, tanggal diperiksa,
keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan kode penyakit, catatan terapi, RJ/TRJ dan kode
pemeriksa.
Laporan bulanan di UPT Puskesmas Sindangjaya sudah dibuat dan tepat waktu.
menganalisasis kesenjangan antara target dan capaian sesuai Standar Pelayanan Minimal
e. Laporan Tahunan merupakan rekapitulasi dari laporan bulanan selama satu tahun beserta
data dasar puskesmas, kepegawaian puskesmas, dan peralatan puskesmas yang harus
dilaporkan pada tahun berikutnya. Laporan tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya disusun
tepat waktu.
1.3.1.5 Analisis Sasaran (Market) Commented [HH25]: Apa fungsinya dibedakan jenis
kelamin dan usia? Bandingkan jumlah total penduduk
dengan jumlah minimal puskesmas. Grafik penduduk
Jumlah penduduk yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas Sindangjaya adalah
mending dihapus aja. Jelaskan permasalahan penduduk
yang ada
sebesar 65.114 orang. Wilayah kerja UPT Puskesmas Sindangjaya mencakup puskesmas
Sindangjaya, Karang Pamulang, Girimande, Jatihandap, dan Mandala Mekar. Berdasarkan profil
kesehatan Indonesia tahun 2013, bahwa satu puskesmas harus melayani kebutuhan kesehatan
Tabel 1.15 Jumlah dan Komposisi Penduduk Laki-laki di Wilayah UPT Puskesmas
Sindangjaya
Jumlah Penduduk
Jml Jml
No. Puskesmas Laki-laki Jml
KK Pddk
0-4 5-14 15-44 45-64 >65
1. Sindangjaya 6.494 25.353 697 3.623 5.396 2.723 586 13.835
2. Karang 6.997 6.997 307 670 1.394 722 388 3.481
Pamulang
3. Girimande 2.168 8.230 321 415 2.122 1.023 232 4.113
Tabel 1.16 Jumlah dan Komposisi Penduduk Perempuan di Wilayah UPT Puskesmas
Sindangjaya
Jumlah Penduduk
Jml Jml
No. Puskesmas Perempuan Jml
KK Pddk
0-4 5-14 15-44 45-64 >65
1. Sindangjaya 6.494 25.353 1.124 3.661 5.918 2.691 520 13.914
2. Karang 6.997 6.997 297 552 1.551 701 415 3.516
Pamulang
3. Girimande 2.168 8.230 438 819 1.720 908 232 4.117
4. Jatihandap 2.466 13.101 493 1.353 2.640 1.042 187 5.715
Berdasarkan tabel diatas, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada wilayah kerja
UPT Puskesmas Sindangjaya tidak jauh berbeda. Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki
45-64
15-44
5-14
0-4
Menurut gambar piramida penduduk, dapat dilihat bahwa kelompok usia terbanyak
penduduk di lima puskesmas adalah usia 15-44 tahun. Pada kelompok usia ini merupakan
kelompok usia yang produktif sehingga mampu mendukung keberhasilan program kesehatan
dengan memberikan pelayanan kesehatan secara optimal. Sedangkan kelompok usia paling sedikit
adalah usia >65 tahun. Pengelompokan penduduk berdasarkan usia berguna bagi kegiatan
puskesmas yang memerlukan data persebaran usia seperti Posyandu, Posbindu, UKS dan
1.3.1.6 Analisis Program (Method) Commented [HH26]: Jelaskan apakah metodenya sudah
sesuai dengan permenkes? Apakah semua upaya sudah
dilakukan sesuai dengan permenkes, dari UKM dan UKP?
Sebagaimana diatur dalam Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014, puskesmas harus
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan
berkesinambungan.
1.3.1.6.1 Upaya Kesehatan Masyarakat Commented [f27]: Jelaskan permasalahan UKM yang ada
di sindangjaya, kaitkan dengan permenkes
Upaya Kesehatan Masyarakat yakni segala kegiatan yang bertujuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat serta mencegah dan mengatasi masalah kesehatan pada
keluarga, kelompok, dan masyarakat. Dalam upaya pemberian pelayanan kesehatannya, UPT
Pelayanan gizi
Pelayanan pengobatan
B. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan Commented [f28]: Dilist lagi upaya yang ga dilakukan di
puskesmas apa aja, lalu syarat2 bisa dilakukan UKM
pengembangan apa?
Upaya Kesehatan Sekolah
akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. Dalam hal ini, UPT Puskesmas
B. Pelayanan Kefarmasian
C. Pelayanan Laboratorium
Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014, yakni dikarenakan belum terdapatnya fasilitas pelayanan
gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care) dan rawat inap berdasarkan pertimbangan
Perencanaan merupakan proses penyusunan permasalahan berdasarkan data yang akurat dan
diperoleh dengan cara dan dalam waktu yang tepat sehingga upaya kesehatan yang dilaksanakan
puskesmas dapat mencapai sasaran dan tujuannya. Data yang diperoleh berasal dari hasil
peninjauan selama satu tahun sebelumnya bersamaan dengan disusunnya Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) dan disusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) pada akhir tahun.x+1 Hasil
tinjauan dilihat dari sasaran dan target yang sudah ditetapkan kemudian dilihat kesenjangannya.
Kegiatan yang direncanakan menyangkut pelayanan kesehatan di dalam dan di luar gedung. Commented [f31]: Jangan terlalu banyak penjelasan,
langsung tunjukkan masalah di sindangjaya apa, apakah ada
kendala dalam perencanaan? Dampaknya bagaimana
RPK berisi sasaran, target, biaya, lokasi, kebuthan pelaksaan, tujuan, waktu, tenaga, dan terhadap pelaksanaan?
rencana penilaian kerja. Penanggung jawab program kegiatan akan menyusun RPK dan RUK
bersama tim setiap tahunnya dan merencanakan anggaran dalam Rencana Bisnis Angggaran
(RBA). Kegiatan yang sudah disusun akan dilaporkan ke dinas kesehatan dan pemerintah kota
program, baik UKP, UKM, maupun jaringan pelayanan dalam mengorganisasikan kegiatan yang
dan program pelayanan kesehatan berdasarkan rencana yang telah disusun sebelumnya. Commented [f32]: Jelaskan mengenai masalah 1 program
di pegang oleh 2-3 orang
1.3.2.3 Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan program di UPT Puskesmas Sindangjaya dilakukan oleh penanggung jawab
masing-masing program sesuai penjadwalan pada Rencana Pelaksaan Kegiatan (RPK). Hasil
pelaksanaan program akan dicatat dan dirangkum untuk dilaporkan kepada Kepala Sub-Bagian
Tata Usaha dan Kepala Puskesmas untuk dilakukan evaluasi.x+1 Commented [f33]: Apakah ada masalah dalam
pelaksanaan? APakah pelaporan dan pencatatan sudah
sesuai?
1.3.2.4 Pengawasan (Controlling) dan Evaluasi (Evaluation)
Data untuk evaluasi dari masing-masing Desa ke Kepala Sub-Bagian Tata Usaha diberikan
selambat-lambatnya tanggal 26 pada bulan tersebut. Evaluasi bulanan hanya diikuti oleh intern
Puskesmas. Hasil evaluasi kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Bandung selambat-
yaitu pada rakor pertengahan bulan. Kegiatan evaluasi juga diikuti oleh anggota kecamatan
setempat (lintas sektoral). Hasil evaluasi akan diserahkan pada Dinas Kesehatan Kota Bandung.
3. Evaluasi tahunan
Dilaksanakan setiap tahun pada bulan Desember. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat
apakah hasil yang dicapai telah mencapai target dengan standar yang sudah ditetapkan untuk tahun
tersebut. Hasil penilaian juga dibandingkan dengan hasil tahun sebelumnya. Hasil ini akan menjadi
patokan untuk menyusun perencanaan kegiatan tahun berikutnya. Commented [f34]: Apakah sudah terlaksana dengan
baik? Bagaimana pelaporan dan evaluasinya?
20%, sehingga terdapat kesenjangan sebesar -15,32% dimana jumlah kesenjangan ini adalah
Jumlah rumah yang diperiksa dan memenuhi syarat adalah 140 rumah atau 4,32% dari
target 18,75% sehingga terdapat kesenjangan sebesar -14,43%. Jamban yang diperiksa adalah 140
atau 4,29% dari target 18,75% sehingga terdapat kesenjangan sebesar -14,46. Saluran pembuangan
air limbah yang diperiksa adalah 140 atau 5,31% dari target 20% sehingga terdapat kesenjangan -
14,69%. Tempat pengolahan makanan yang diperiksa adalah 5 atau 8,77% dari target 18,75%
sehingga terdapat kesenjangan -9,98. Kemungkinan terdapatnya kesenjangan yang cukup besar
pada keempat hal di atas adalah karena kurang optimalnya pelaksanaan inspeksi sanitasi (IS) oleh
petugas dan belum adanya jadwal tetap setiap bulan mengenai kegiatan dan target IS sendiri.
Pencapaian cakupan kegiatan klinik sanitasi didapatkan dari jumlah penderita penyakit
berbasis lingkungan atau klien yang mendapatkan konseling di puskesmas oleh petugas puskesmas
selama 3 bulan terakhir dibandingkan dengan jumlah penderita penyakit berbasis lingkungan atau
klien di Puskesmas selama 3 bulan terakhir, sehingga didapatkan pencapaian sebesar 0,67 % atau
total 5 orang dari target 6,25% sehingga terdapat kesenjangan sebesar -5,58%. Adanya
kesenjangan pada kegiatan klinik sanitasi adalah sedikitnya petugas medis dan paramedis yang
Tabel 1.19 Cakupan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana di
Puskesmas Sindangjaya
Cakupan Target Kesenjangan
No. Indikator Sasaran Pencapaian
(%) (%) (%)
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 109 110 100,91 85,52 15,39
2. Cakupan Pertolongan Persalinan 105 104 99,04 80,44 18,65
oleh Tenaga Kesehatan
3. Cakupan Komplikasi Kebidanan 22 13 59,09 63,42 -4,33
yang ditangani
4. Cakupan Pelayanan Nifas 105 104 99,04 84,00 15,04
5. Cakupan Kunjungan Neonatus 1 103 95 92,23 95,00 -2,77
(KN1)
6. Cakupan Kunjungan Neonatus 103 95 92,23 86,00 6,23
Lengkap (KN Lengkap)
7. Cakupan Neonatus dengan 16 3 18,75 60,00 -41,25
Komplikasi yang ditangani
8. Cakupan Kunjungan Bayi 103 94 91,26 86,00 5,26
9. Cakupan Pelayanan Anak Balita 381 390 102,36 75,00 27,36
10. Cakupan Peserta KB Aktif 574 113 19,68 57,55 -37,87
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
1.3.3.1.1.4 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
Upaya pembinaan kesehatan olahraga di Puskesmas Sindangjaya belum terlaksana dengan
baik berdasarkan tabel di atas, dimana masih terdapat kesenjangan senilai -77,78%. Kesenjangan
terjadi karena kurang optimalnya pembinaan kelompok olahraga oleh petugas dikarenakan
(keluarga rawan), keluarga rawan selesai dibina dan keluarga mandiri III pada cakupan upaya
keluarga rawan selesai dibina. Kesenjangan pada indikator-indikator tersebut terjadi karena kurang
optimalnya pelaksanaan perkesmas oleh petugas dikarenakan padatnya kegiatan di dalam maupun
di luar gedung.
1.3.3.2.1 Morbiditas
Bulan
No. Jenis Penyakit Total Presentase (%)
Agustus September Oktober
1. Hipertensi 309 185 340 834 21,99
2. ISPA 320 127 354 801 21,12
3. Common cold 164 95 229 488 12,87
4. Myalgia 165 82 182 429 11,31
5. Dispepsia 120 26 136 282 7,43
6. Batuk 126 4 127 257 6,78
7. DM 96 33 118 247 6,51
8. Karies Gigi 82 16 88 186 4,90
9. Dermatitis 48 5 83 136 3,59
10. Sakit kepala 65 3 65 133 3,51
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
1.3.3.2.2 Mortalitas
Bulan
No. Uraian Total
Agustus September Oktober
1. Jumlah bayi 35 49 21 105
2. Jumlah bayi berat lahir rendah 0 0 0 0
3. % Cakupan berat bayi lahir rendah 0 0 0 0
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
Balita Kurus
Bulan
No. Uraian Total
Agustus September Oktober
1. Bayi usia 0-5 bulan 0 0 0 0
2. Bayi usia 6-11 bulan 0 0 0 0
3. Anak usia 12-23 bulan 0 0 0 0
4. Anak usia 24-59 bulan 2 0 0 2
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
Balita Gizi Buruk (Balita Sangat Kurus)
Bulan
No. Uraian Total
Agustus September Oktober
1. Bayi usia 0-5 bulan 0 0 0 0
2. Bayi usia 6-11 bulan 0 0 0 0
3. Anak usia 12-23 bulan 0 0 0 0
4. Anak usia 24-59 bulan 1 0 0 1
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
1.4 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan proses awal dari pengenalan suatu masalah berdasarkan
penemuan-penemuan dari hasil analisis. Dalam bidang kesehatan, terdapat 3 masalah yang harus
diindentifikasi, yaitu masalah manajerial, masalah pelayanan kesehatan, dan masalah derajat
kesehatan.
Masalah pada pelayanan kesehatan dilihat dari nilai kesenjangan masing-masing program.
Nilai tersebut kemudian diurutkan dari yang kesenjangan negatif terbesar hingga kesenjangan
positif terbesar.
Tabel 1.?? Rekapitulasi Kesenjangan Program Pelayanan Kesehatan Wajib di Puskesmas
Sindangjaya
Cakupan Target Kesenjangan
No. Kegiatan
(%) (%) (%)
1. Cakupan Penyuluhan kelompok oleh petugas di dalam 0 100 -100,00
gedung puskesmas
2. Cakupan Pengendalian KLB 0 100 -100
3. Cakupan Penderita DBD yang ditangani 0 100 -100
4. Cakupan BIAS DT 0 95 -95
5. Cakupan BIAS TT 0 95 -95
6. Cakupan Penderita Pneumonia Balita 0 86 -86
7. Cakupan kesembuhan pasien TB BTA Positif 0 85 -85
8. Cakupan penemuan pasien baru BTA positif 0 80 -80
9. Cakupan Pemberdayaan Individu atau Keluarga 0 50 -50,00
melalui Kunjungan Rumah
10. Cakupan Pelayanan Imunisasi Ibu Hamil TT2+ 47,8 90 -42,2
11. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani 18,75 60 -41,25
12. Cakupan Peserta KB Aktif 19,68 57.55 -37,87
13. Cakupan DPTHB 1 61,5 98 -36,5
14. Cakupan DPTHB 3 56 90 -34
15. Cakupan Pemberdayaan Masyarakat melalui 69,44 100 -30,56
Penyuluhan Kelompok oleh Petugas di Masyarakat
16. Cakupan Pengkajian dan Pembinaan PHBS di Tatanan 44,19 65 -20,81
Rumah Tangga
17. Cakupan Pengawasan Industri 0 18.75 -18,75
18. Cakupan BCG 79,6 98 -18,4
19. Cakupan Campak 74,1 90 -15,9
20. Cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih 4,68 20 -15,32
21. Cakupan pengawasan Saluran Pembuangan Air 5,31 20 -14,69
Limbah (SPAL)
22. Cakupan Pengawasan Jamban 4,29 18.75 -14,46
23. Cakupan Pengawasan Rumah Sehat 4,32 18.75 -14,43
24. Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas 5,7 20 -14,3
25. Cakupan Keluarga Sadar Gizi 90 100 -10
26. Pemeriksaan Laboratorium yang Dirujuk 0 10 -10
27. Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan 8,77 18.75 -9,98
(TPM)
28. Cakupan Kegiatan Klinik Sanitasi 0,67 6.25 -5,58
29. Cakupan Komunikasi Interpersonal dan Konseling 0 5 -5,00
(KIP/K)
30. Cakupan Polio 4 85,7 90 -4,5
31. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 59,09 63.42 -4,33
32. Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN1) 92,23 95 -2,77
33. Cakupan Institusi kesehatan ber-PHBS 100 100 0
34. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Bayi (611 33 100 0
bulan)
35. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu Nifas 100 100 0
36. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100 100 0
37. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child 100 100 0
Immunization (UCI)
38. Cakupan Surveilans Terpadu Penyakit 100 100 0
39. Cakupan Distribusi MP-ASI Baduta Gakin 100 100 0
40. Cakupan MR 97 95 2
41. Cakupan ASI Ekslusif 93,04 90 3,04
42. Cakupan Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU) 23,52 18.75 4,77
43. Cakupan Kunjungan Bayi 91,26 86 5,26
44. Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap) 92,23 86 6,23
45. Cakupan Balita Ditimbang (D/S) 92,59 85 7,59
46. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Anak 11,53 90 10
Balita (1259 bulan)
47. Cakupan Distribusi Tablet Fe 90 Tablet pada Ibu 100 90 10
Hamil
48. Cakupan Sistem Kewaspadaan Dini 100 90 10
49. Kunjungan Rawat Jalan Gigi 19,03 8.33 1,7
50. Cakupan Penemuan Penderita Diare 89,71 75 14,71
51. Cakupan Pelayanan Nifas 99,04 84 15,04
52. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 100,91 85.52 15,39
53. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga 99,04 80.44 18,65
Kesehatan
54. Cakupan Pelayanan Anak Balita 102,36 75 27,36
55. Cakupan Pembinaan UKBM dilihat melalui persentase 100 65 35,00
(%) Posyandu Purnama dan Mandiri
56. Kunjungan Rawat Jalan Umum 61,36 25 36,63
57. Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat 95,65 60 40,00
melalui Persentase (%) Desa Siaga Aktif (untuk
Kabupaten)/RW Siaga Aktif (untuk Kota)
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
Tabel 1.?? Rekapitulasi Kesenjangan Program Pelayanan Kesehatan Pengembangan di
Puskesmas Sindangjaya
Cakupan Target Kesenjangan
No. Kegiatan
(%) (%) (%)
1. Keluarga Rawan Selesai dibina 1,64 100 -98,36
2. Keluarga Mandiri III 9,21 100 -90,79
3. Cakupan pembinaan kelompok tanaman obat 21,42 100 -78,58
keluarga (TOGA)
4. Cakupan Pembinaan Kelompok Olahraga 22,22 100 -77,78
5. Keluarga dibina (Keluarga Rawan) 31,5 100 -68,5
6. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut 27,94 70 -42,06
7. Cakupan pembinaan kesehatan usia lanjut pada 100 100 0
kelompok usia lanjut
8. Cakupan pengobatan tradisional terdaftar 100 100 0
9. Cakupan pembinaan upaya kesehatan tradisional 100 13 87
(Kestrad)
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
1.4.3 Masalah Derajat Kesehatan
Masalah derajat kesehatan dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu morbiditas (angka kesakitan),
1.4.3.1 Morbiditas
Bulan
No. Jenis Penyakit Total Presentase (%)
Agustus September Oktober
1. Hipertensi 309 185 340 834 21,99
2. ISPA 320 127 354 801 21,12
3. Common cold 164 95 229 488 12,87
4. Myalgia 165 82 182 429 11,31
5. Dispepsia 120 26 136 282 7,43
6. Batuk 126 4 127 257 6,78
7. DM 96 33 118 247 6,51
8. Karies Gigi 82 16 88 186 4,90
9. Dermatitis 48 5 83 136 3,59
10. Sakit kepala 65 3 65 133 3,51
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
1.4.3.2 Mortalitas
Bulan
No. Uraian Total
Agustus September Oktober
1. Jumlah bayi 35 49 21 105
2. Jumlah bayi berat lahir rendah 0 0 0 0
3. % Cakupan berat bayi lahir rendah 0 0 0 0
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
Balita Kurus
Bulan
No. Uraian Total
Agustus September Oktober
1. Bayi usia 0-5 bulan 0 0 0 0
2. Bayi usia 6-11 bulan 0 0 0 0
3. Anak usia 12-23 bulan 0 0 0 0
4. Anak usia 24-59 bulan 2 0 0 2
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
Balita Gizi Buruk (Balita Sangat Kurus)
Bulan
No. Uraian Total
Agustus September Oktober
1. Bayi usia 0-5 bulan 0 0 0 0
2. Bayi usia 6-11 bulan 0 0 0 0
3. Anak usia 12-23 bulan 0 0 0 0
4. Anak usia 24-59 bulan 1 0 0 1
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017