Anda di halaman 1dari 40

1.

1 Latar Belakang
1.1.1 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Kesehatan merupakan salah satu bagian dalam indikator pembangunan suatu bangsa.

Derajat kesehatan suatu bangsa tercermin dalam angka harapan hidup, angka kematian ibu, dan

angka kematian bayi. Angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi. Pada tahun 2015,

angka kematian ibu di Indonesia adalah 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup.1 Angka

tersebut masih sangat jauh dibandingkan dengan target MDGs pada tahun 2015, yaitu 102

kematian per 100.000 kelahiran hidup.

Istilah ilmu kesehatan masyarakat tidak lepas dari kata sehat. Menurut World Health

Organization (WHO), sehat adalah keadaan fisik, mental, dan sosial yang terbebas dari segala

penyakit serta kelainannya.2 Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 lebih menjabarkan

lagi definisi sehat, dengan menambahkan sehat secara spiritual dan mampu produktif secara sosial

dan ekonomi.3 Hal ini yang menjadi landasan dari pedoman ilmu kesehatan masyarakat.

Menurut WHO, ilmu kesehatan masyarakat adalah semua upaya yang berfokus pada

pencegahan terjadinya penyakit, meningkatkan kesehatan, memperpanjang masa hidup dan

mempromosikan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun pihak swasta dengan

pendekatan secara holistik.4 Sedangkan Winslow mendefinisikan ilmu kesehatan masyarakat

sebagai ilmu dan seni yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup,

meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta efisiensi melalui usaha masyarakat yang

terorganisir dengan meningkatkan sanitasi lingkungan, mengontrol kejadian infeksi di masyarakat,

memberikan pendidikan kepada individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian

pelayanan medis dan perawatan, pencegahan penyakit, dan pengembangan aspek sosial yang akan
mendukung setiap orang di masyarakat untuk memiliki standar kehidupan yang kuat untuk

menjaga kesehatannya.5

Ilmu kesehatan masyarakat dapat disimpulkan sebagai ilmu yang berfokus pada

pencegahan dan peningkatan kualitas kesehatan melalui usaha pemerintah dan masyarakat yang

terorganisir dengan pendekatan holistik. Ilmu kesehatan masyarakat bersifat multidisiplin dan

multikausal. Hal ini dikarenakan penyebab masalah kesehatan yang sangat luas. Sehingga agar

tercapainya tujuan dari ilmu kesehatan masyarakat, yaitu preventif dan promotif, perlu dilakukan

pendekatan secara multidisiplin dan multikausal.

1.1.2 Tujuan Program Studi Profesi Dokter Ilmu Kesehatan Masyarakat

Program Studi Profesi Dokter (PSPD) Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) merupakan

bagian dari kurikulum pendidikan dokter yang dilaksanakan di Departemen Ilmu Kesehatan

Masyarakat yang bertujuan untuk tercapainya kompetensi dokter umum yang sesuai standar

kompetensi dokter Indonesia (SKDI) serta mampu mengelola upaya kesehatan masyarakat di

tingkat sarana pelayanan kesehatan primer melalui kompetensi berikut:

Mampu berkomunikasi secara efektif dengan rekan sejawat, profesi lain, dan masyarakat

Mampu menerapkan konsep dan prinsip ilmu perilaku dan kesehatan masyarakat

Mampu menilai efektivitas upaya kesehatan melalui pendekatan siklus pemecahan masalah

Mampu mengelola upaya kesehatan masyarakat berdasarkan fungsi manajemen

Mampu menggerakkan masyarakat agar berpartisipasi dalam upaya kesehatan

Mampu mengelola data untuk memperoleh informasi kesehatan terkini

Mampu bekerjasama secara efektif baik secara individual maupun kelompok

Mampu memahami tanggung jawab hukum dan etika yang berkaitan dengan upaya kesehatan

masyarakat
1.2 Profil UPT Puskesmas Sindangjaya
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 75 Tahun 2014, definisi

pusat kesehatan masyarakat yang kemudian disebut puskesmas adalah fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama, yang mengadakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan, dengan mengedepankan upaya promotif dan preventif demi tercapainya derajat

kesehatan masyrakat setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Commented [f1]: Hapus?

1.2.1 Geografis
UPT Puskesmas Sindangjaya berada di alamat Jalan Arcamanik No. 30 RT 02 RW 01,

Kelurahan Sindangjaya, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung. Batas wilayah kerja UPT

Puskesmas Sindangjaya secara geografis, yaitu :

Selatan : Kecamatan Antapani Kota Bandung

Utara : Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung

Timur : Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung

Barat : Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sindangjaya


UPT Puskesmas Sindangjaya terletak di wilayah Kecamatan Mandalajati luas lahan

sebesar 717 Ha. Kecamatan Mandalajati terdiri atas 4 kelurahan, yaitu Kelurahan Sindangjaya,

Pasir Impun, Jatihandap, dan Karang Pamulang. Sehubungan dengan lokasi UPT Puskesmas

Sindangjaya yang memiliki wilayah kerja yang cukup luas, maka dalam melaksanakan kegiatan

pelayanan kesehatan masyarakat, UPT Puskesmas Sindangjaya memiliki 4 puskesmas jejaring. Commented [HH2]: Mengapa membutuhkan 4
puskesmas jejaring? Paragrafnya diatur ulang biar
menjelaskan mengapa puskesmas membutuhkan jejaring
(hal ini dikarenakan luas wilayah kerja puskesmas terlalu luas, dan fasilitas jalan raya serta

transportasi yang kurang) UPT Puskesmas Sindangjaya sendiri memiliki wilayah kerja 2

Kelurahan yaitu Kelurahan Sindangjaya, 12 RW, 60 RT dan Kelurahan Pasir Impun, 11 RW, 57

RT. Puskesmas jejaring terdiri dari :

1. Puskesmas Jatihandap dengan wilayah kerjanya setengah Kelurahan Jatihandap, 7 RW,

54 RT yaitu RW 01,02,03,04,05,06,14.

2. Puskesmas Mandala Mekar dengan wilayah kerjanya setengah Kelurahan Jatihandap, 9

RW, 53 RT yaitu RW 07,08,09,10,11,12,13,15,16.

3. Puskesmas Pamulang dengan wilayah kerjanya setengah Kelurahan Karang Pamulang, 5

RW, 29 RT yaitu RW 01,06,07,08,09.

4. Puskesmas Girimande dengan wilayah kerjanya setengah Kelurahan Karang Pamulang,

7 RW, 42 RT yaitu RW 02,03,04,05,10,11,12.

Letak gedung UPT Puskesmas Sindangjaya cukup strategis terhadap jangkauan wilayah

kerja binaan. Gedung puskesmas tidak terletak dipinggir jalan raya namun dekat dengan Jalan

Raya A.H Nasution sehingga lebih mudah mencapai lokasi puskesmas. Commented [f3]: Jadi satu kesatuan dengan alasan
mengapa puskesmas sindangjaya menjadi puskesmas
perkotaan
Tabel 1.1 Data Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sindangjaya
Rata-rata waktu tempuh
Luas Jml Jarak
(menit)
No. Kelurahan
Wilayah
RW Terjauh (Km) Roda 2 Roda 4
(Ha)
1. Sindangjaya 183,75 12 3 15-31 + 30
2. Pasir Impun 112,6 11 4 20-40 + 40
JUMLAH 296,15 23
(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)
1.2.2 Visi, Misi, dan Motto UPT Puskesmas Sindangjaya

1.2.2.1 Visi

Terwujudnya masyarakat sehat yang mandiri di wilayah kecamatan Mandalajati tahun 2020.

1.2.2.2 Misi

1. Memberi pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas

2. Membina peran serta masyarakat dalam kemandirian di bidang kesehatan

3. Berperan dalam Pembangunan berwawasan kesehatan

4. Mengelola manajemen dan sistem informasi kesehatan secara akuntabel dan reliabel

1.2.2.3 Motto

SEBAR SENYUM

SEBAR: Sindangjaya baru

S impatik

E mpati

N yaman

Y akin
U nggul

M elayani

1.2.3 Jenis UPT Puskesmas Sindangjaya


Berdasarkan Permenkes Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 pasal 22 ayat 1, UPT

Puskesmas Sindangjaya dikategorikan sebagai puskesmas kawasan perkotaan karena memenuhi Commented [HH4]: Bandingkan dengan keadaan yang
ada di puskesmas secara detil, mengapa puskesmas
sindangjaya termasuk kategori perkotaan. Tunjukkan
tiga dari empat kriteria berikut:
data2nya

a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non agraris,

terutama industri, perdagangan, dan jasa (data kependudukan?)

b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km (10 meter), pasar radius 2

km (500 meter), memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel (rsud

uber 2,9 km)

c. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik; dan/atau (data

kependudukan?)

d. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan sebagaimana

dimaksud pada huruf b (sudah ada jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan)

Menurut Permenkes No 75 Tahun 2014 Pasal 25 ayat 2, UPT Puskesmas Sindangjaya

termasuk dalam puskesmas non rawat inap karena tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap,

kecuali pertolongan persalinan normal.

1.2.4 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Sindangjaya


Gambar 1.2 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Sindangjaya
Struktur organisasi UPT Puskesmas Sindangjaya disusun berdasarkan Permenkes No. 75 Commented [HH5]: Mengapa satu orang dapat
memegang 2-3 program?
tahun 2014 pasal 34 ayat 2, yang juga menyebutkan bahwa organisasi puskesmas paling sedikit Commented [f6]: Apakah struktur organisasinya sudah
sesuai dengan Permenkes? Jika iya, tulis saja sudah sesuai
terdiri atas: dengan permenkes yaitu terdapat , ,

1. Kepala Puskesmas
Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling

rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat, masa kerja di

Puskesmas minimal 2 (dua) tahun, dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

2. Kasubag Tata Usaha

Membawahi beberapa kegiatan diantaranya Sistem Informasi Puskesmas, kepegawaian,

rumah tangga, dan keuangan.

3. Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat yang

membawahi Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS, kesehatan lingkungan, KIA-

KB yang bersifat UKM, Pelayanan gizi yang bersifat UKM, Pelayanan pencegahan dan

pengendalian penyakit, Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.

4. Penanggungjawab UKM Pengembangan yang membawahi upaya pengembangan yang

dilakukan Puskesmas, yaitu Pelayanan kesehatan jiwa, Pelayanan kesehatan gigi

masyarakat, Pelayanan kesehatan tradisional komplementer, Pelayanan kesehatan

olahraga, Pelayanan kesehatan indera, Pelayanan kesehatan lansia, Pelayanan kesehatan

kerja, dan Pelayanan kesehatan lainnya

5. Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium yang membawahi beberapa

kegiatan, yaitu Pelayanan pemeriksaan umum, Pelayanan kesehatan gigi dan mulut,

Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP, Pelayanan gawat darurat, Pelayanan gizi yang

bersifat UKP, Pelayanan persalinan, Pelayanan kefarmasian dan Pelayanan laboratorium.

6. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan

kesehatan, yang membawahi Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Bidan Desa, dan

Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.

1.3 Analisis UPT Puskesmas Sindangjaya berdasarkan Pendekatan Sistem


1.3.1 Analisis Masukan (Input)
Komponen masukan (input) terdiri dari sumber daya manusia (man), dana dan anggaran

(money), sarana dan prasarana (material), sistem informasi puskesmas (machine), sasaran program

(market), dan program (method).

1.3.1.1 Analisis Sumber Daya Manusia (Man) Commented [HH7]: Apakah sumber daya sudah cukup?
Analisis kekurangan sumberdaya dan dampaknya terhadap
Menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014 pasal 16, sumber daya manusia di puskesmas pelayanan kesehatan

terdiri atas sumber daya manusia tenaga kesehatan dan non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga

kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan

mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan

persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu. Tenaga kesehatan di

puskesmas terdiri dari dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga

kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga

gizi, dan tenaga kefarmasian. Sedangkan tenaga non kesehatan kegiatan ketatausahaan,

administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di puskesmas. Commented [f8]: Bisa dipertimbangkan untuk
dihapuskan, langsung analisis saja, tunjukkan kekurangan
puskesmas sindangjaya dari aspek sumberdayanya lalu apa
Tabel 1.2 Distribusi Sumber Daya Manusia di UPT Puskesmas Sindangjaya dampak hal tersebut
Commented [HH9]: Gunakan data yang paling baru
Jumlah Tenaga Standar
Jumlah
Tenaga
No. Jenis Tenaga Keterangan
PNS Non PNS Jumlah (Permenkes
No 75 Tahun
2014)
1. Kepala Puskesmas 1 0 1 -
2. Kepala TU 1 0 1 -
3. Dokter 1 1 2 1 Lebih
4. Dokter Gigi 0 0 0 1 Kurang
5. Perawat 3 0 3 5 Kurang
6. Bidan 1 3 4 4 Cukup
7. Tenaga Kefarmasian 1 0 1 1 Cukup
8. Tenaga Kesehatan 0 0 0 2 Kurang
Masyarakat
9. Tenaga Kesehatan 1 0 1 1 Cukup
Lingkungan
10. Tenaga Laboratorium 1 0 1 1 Cukup
11. Tenaga Gizi 1 0 1 1 Cukup
12. Tenaga Administrasi 4 0 4 3 Cukup
13. Pekarya 0 0 0 2 -
Jumlah 22
(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)
Jumlah tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Sindangjaya belum sesuai dengan Permenkes

No. 75 Tahun 2014 mengenai jumlah minimal ketenagakerjaan dengan harapan puskesmas dapat

terselenggara dengan baik. Tidak ada satupun dokter gigi dan tenaga kesehatan masyarakat di UPT

Puskesmas Sindangjaya.

1.3.1.2 Analisis Sumber Dana (Money) Commented [f10]: Jelaskan tentang puskesmas sudah
menjadi BLUD dan sejak kapan menjadi BLUD, sehingga
dapat mengatur keuangannya sendiri.
Berdasarkan Permenkes No. 75 tahun 2014 pasal 42, mengenai sumber pendanaan

puskesmas ialah :

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);

c. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat

UPT Puskesmas Sindangjaya memperoleh dana operasional yang berasal dari :

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung

c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat (Bantuan

Gubernur)

d. Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) dalam bentuk Bantuan

Operasional Kesehatan (BOK)


Tabel 1.3 Pencapaian Retribusi Pelayanan Kesehatan UPT Puskesmas Sindangjaya Tahun
2016

No. Jenis Retribusi Target (Rp) Realisasi (RP) %


1. Puskesmas/BP (Rp. 3.000,-) 410.938.000 124.194.000 30

2. Keuring sekolah dan melamar kerja 1.975.000


(Rp. 5.000,-)
3. Keuring haji (Rp. 15.000,-)
4. Tindakan Gigi

a. Perawatan syaraf (Rp. 8.230.000


5.000,-)
b. Pencabutan gigi untuk anak 4.256.000
(Rp. 7.000,-)
c. Pencabutan gigi untuk 960.000
dewasa (Rp. 15.000,-)
d. Tambal tetap (Rp. 20.000,-) 280.000
e. Scalling (Rp. 15.000,-) 0

(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)

Tabel 1.4 Pencapaian Anggaran APBD Kota Bandung UPT Puskesmas Sindangjaya
Tahun 2016

No. Kegaiatan Target (Rp) Realisasi (Rp) %


1. Pemeriksaan berkala anak sekolah 550.000
Jumlah

(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)

Tabel 1.5 Pencapaian Anggaran APBD Provinsi Jawa Barat (Bantuan Gubernur) UPT
Puskesmas Sindangjaya Tahun 2016

No. Kegiatan Target (Rp) Realisasi (RP) %


1. Uang Honor Kader dalam rangka 6.500.00 6.500.00 100
pengambilan Data BPB
2. Lembur PNS dalam Rangka Enty 1.808.800 1.808.800 100
Data BPB
3. Honor STBM 3.420.000 3.420.000 100
4 Sosialisasi PIN 640.000 640.000 100
5 Transfor Pelaksana PIN 1.200.000 1.200.000 100
Sweeping Program rutin DT-TT
6 550.000 550.000 100
Imunisasi Dasar
7 KK Rawan 1.200.000 1.200.000 100
Jumlah 8.308.800 8.308.800

((Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)

Tabel 1.6 Pencapaian Anggaran APBN (BOK) UPT Puskesmas Sindangjaya Tahun 2016

No. Kegaiatan Target (Rp) Realisasi (Rp) %


1. Penyuluhan kelompok pada kelas ibu hamil 625.000 240.000 38,4
2. Pemantauan Ibu hamil resiko tinggi 160.000 160.000 100
3. Pemantauan Ibu Nipas beresiko tinggi 1.940.000 1.760.000 90,75
4. Pelayanan kesehatan Neonatus 41.000 40.000 97,72
5. Promosi KB dan kesehatan Reproduksi 444.000 400.000 90
6. Refresing kader KIA dangizi 80.000 80.000 100
7. Lokmin Bulanan Puskesmas 9.180.000 9.180.000 100
8. Kunjungan rumah pendataan ibu hamil melalui
9.679.000 9.360.000 96,70
pemanfaatan buku KIA dan P4K dengan stiker
9. Penyelidikan Epidemiologi kasus DBD 360.000 360.000 100
10. Kunjungan rumah neonatas oleh petugas dan kader 410.000 400.000 97,72
11. Kunjungan rumah balita resti oleh petugas dan kader 800.000 800.000 100
12. Penggandaan SPJ BOK 2.175.250
13. Pemeriksaan jentik berkala 622.000 560.000 90
14. Penemuan pasien TB parubaru 1.500.000 560.000 37,50
Jumlah 26.075.250

(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)


Penerimaan dana dari retribusi pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas Sindangjaya pada

tahun 2016 mencapai 30% dari target. Alokasi dana APBD Provinsi Jawa Barat (Bantuan

Gubernur) mencapai target maksimal (100%). Commented [f11]: Jelaskan tentang permasalahan
mengenai pendanaan yang mungkin terjadi dan sudah
terjadi di Puskesmas Sindangjaya
1.3.1.3 Analisis Sarana dan Prasarana (Material) Commented [HH12]: Gunakan data yang paling baru.
Dampak sarana pelayanan kesehatan terhadap kinerja
UPT Puskesmas Sindangjaya didukung oleh sarana dan prasana yang tersedia di puskesmas pegawai, pelayanan kesehatan, serta kenyamanan pasien.

dan pelayanan kesehatan pendukung di luar puskesmas. Sarana dan prasarana yang dianalisis

meliputi analisis terhadap gedung dan peralatan baik alat kesehatan/kedokteran maupun alat non-

kesehatan serta pelayanan kesehatan pendukung yang dimiliki oleh UPT Puskesmas Sindangjaya.

1.3.1.3.1 Sarana Pelayanan Kesehatan

Tabel 1.7 Jumlah dan Kondisi Ruangan di UPT Puskesmas Sindangjaya


Luas Kondisi di Puskesmas

No. Uraian Jumlah Bangunan Rusak


Baik
2
(m ) Ringan Sedang Berat
1. Ruangan Pendaftaran 1 6

2. Ruangan Tunggu 1 21

3. Ruangan Pelayanan 1 7
Rawat Jalan/BP
4. Ruangan Pelayanan KIA 1 6

5. Ruangan Pelayanan Lab 1 6

6. Ruangan Pelayanan Obat 1 5,5

7. Ruangan Kepala 1 5,5


Puskesmas
8. Ruangan Staf Puskesmas 1 25

9. Ruangan Tata Usaha 1 5,5

10. Ruangan ka subag tu 1 5,5

11. Ruangan Gudang Obat 1 6

12. Ruangan Dapur 1 4,3


13. Ruangan Kamar 1 3,5
Mandi/WC
14. Ruangan komputer 1 5,5

15. Rumah Dinas Dokter 1 163

16. Ruangan Administrasi


Kantor
17. Ruang Rapat
18. Ruangan tindakan
19. Ruangan ASI
20. Ruangan Promosi
Kesehatan
21. Ruangan Persalinan
22. Ruangan Rawat Pasca
Persalinan
23. Ruangan Sterilisasi
24. Ruangan
Penyelenggaraan
Makanan
25. KM/WC untuk persalinan
26. KM/WC petugas
27. Parkir Commented [f13]: Update berdasarkan observasi, lalu
dampak dari tidak adanya fasilitas tersebut apa?
(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)
1.3.1.3.2 Jumlah dan Kondisi Sarana Transportasi di UPT Puskesmas Sindangjaya
Tabel 1.8 Jumlah dan Kondisi Sarana Transportasi di UPT Puskesmas Sindangjaya
Kondisi di Puskesmas
No. Uraian Jumlah Rusak
Baik Ringan Sedang Berat
1. Kendaraan Puskesmas Keliling 1

2. Kendaraan Bermotor Roda 2 2

(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)


Saat ini jumlah kendaraan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan berkaitan dengan

kegiatan di luar gedung, seperti kegiatan posyandu, puskesmas keliling, dan lain-lain, masih belum
mencukupi kebutuhan, sehingga petugas kesehatan rata-rata menggunakan kendaraan pribadi

untuk kegiatan di luar gedung tersebut. Kondisi kendaraan bermotor cukup baik, dan dapat

digunakan untuk menunjang kegiatan luar gedung dan kegiatan berkoordinasi dengan lintas sektor

ataupun ke dinas kesehatan.

1.3.1.3.3 Jumlah dan Kondisi Peralatan Kesehatan di UPT Puskesmas Sindangjaya

Tabel 1.9 Jumlah dan Kondisi Peralatan Kesehatan di UPT Puskesmas Sindangjaya
Puskesmas Posyandu
Jenis Peralatan Ada Ada
No. Yang Ada Yang Yang Ada Yang
Kesehatan Tidak Tidak
Lengkap Rusak Lengkap Rusak
Lengkap Lengkap
1. Hb Meter 10
2. KB Kit 4
3. Tensimeter Dewasa 12 7
4. Tensimeter Anak 3
5. Stetoskop Dewasa 11
6. Stetoskop Anak 2
7. BP Set 1
8. PHN Kit 1
9. Pengukur Tinggi Badan 2
Bayi
10. Pengukur Tinggi Badan 1
Bumil
11. Timbangan Dacin 1
12. Poliklinik Set 1
13. Thermos 3
14. Vaccine Carier 2
15. Sterilisator 1 rak 1
16. Cold Pack Putih Kecil 50 11
17. Cold Pack Putih Besar 14
18. Set Mikroskop 1
19. Set Pemeriksaan 1
Hematologi / Darah
20. Set Sanitarian Kit 1
21. Alat Penyuluhan : 1
22. Wireless 1
23. Standard Flip Charat 1
24. Slide Proyektor 1
25. Tempat Tidur 3
Pemeriksaan Pasien
26. Timbangan Dewasa 1 7
27. Timbangan Badan 4
Dewasa + Tinggi Badan
28. Timbangan Injak 1
29. Timbangan Bayi 3
30. Trolley Instrumen 3
31. Diagnostik Set 1
32. Hecting Kit 1
33. IUD Kit 1
34. THT Kit 1
35. UKS Kit 1
36. Artery klem 1
37. Celemek plastik 8
38. Doptone + Jelly 1
39. Duk bolong 1
40. Emergency kit 3
41. Emergency Lamp 3
42. Gunting Lurus 14 cm ( 8
Ta/Tu )
43. Gunting Verban 4
44. Mammer Reflex 1
45. Korentang untuk 5
penjepit + bak
46. Metline 5
47. Nebulizer 1
48. Nierbeken 4
49. Needle Holder 5
50. Pen Light 1
51. Pincet Anatomi 14 cm 2
52. Pincet Cirurgis 14 cm 2
53. Pincet telinga 1
54. Pita lila 1
55. Stop Watch, otomotis 2
56. Tabung oksigen + 7
Trolley + Regulator
57. Tangkai + Kaca mulut 3
58. Termometer Digital 1
59. Speculum hidung 10
60. Penghancur Spuit 12
61. Amalgam Piston 1
62. Tiang infus 1

(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)


Kondisi peralatan puskesmas masih sangat kurang terutama tensimeter ,stetoskop dan Commented [f14]: Jika sangat kurang, apa dampak
terhadap pelayanan kesehatan. Kebutuhan tensi, steto, dan
timbangan bagaimana seharusnya?
timbangan mengingat jumlah pasien yang semakin bertambah banyak. Sarana promosi kesehatan
Commented [f15]: Data pertumbuhan pasien? Kalau
masih kurang dalam menunjang kegiatan luar gedung. ambigu lebih baik dihapuskan
Commented [f16]: Alat kesehatan apa saja yang dapat
1.3.1.3.4 Jumlah dan Kondisi Perlengkapan Mebel di UPT Puskesmas Sindangjaya menunjang promkes luar gedung

Tabel 1.10 Jumlah dan Kondisi Perlengkapan Mebel di UPT Puskesmas Sindangjaya Commented [f17]: Jika bingung mencari data yang paling
baru, analisis saja berdasarkan data yang ada dulu
Kondisi di Puskesmas
No. Jenis Barang Jumlah Rusak
Baik Ringan Sedang Berat
1. Meja Kerja 24 19 5 1
2. Lemari Kaca 7 5 1
3. Lemari Sorok 3 1
4. Lemari Besi 2 1
5. Lemari Kayu 6 2 1
6. Filling Besi / Metal 4 2 2
7. Filling Besi / Metal 1 1
8. Rak Besi / metal 1 1
9. Rak Kayu 2 2 2
10. Kursi Biasa 4 4 4
11. Kursi Lipat 16 11 2 1 2
12. Kursi Putar 3 2 1
13. Meja Pendaftaran 2 2
14. Meja Penerimaan Obat 2 1 1
15. Bangku Tunggu 8 5 3

(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)


Peralatan mebeler yang menunjang pelayanan kesehatan UPT Puskesmas Sindangjaya

banyak yang mengalami kerusakan sehingga diperlukan peralatan yang lebih kuat terutama untuk

terutama kursi dan lemari untuk menyimpan berkas administrasi pasien dan arsip-arsip setiap

program kegiatan diperlukanya lemari besi arsip sehinga dapat digunakan untuk penyimpanan dan

penataan dokumen dengan baik. Commented [f18]: Apakah berdasarkan observasi masih
kurang? Jika iya, jelaskan analisisnya, bagaimana pengaruh
terhadap administrasi/kinerja puskesmas dan kenyamanan
1.3.1.3.5 Jumlah dan Kondisi Perlengkapan Administrasi Kantor di UPT Puskesmas pasien

Sindangjaya

Tabel 1.11 Jumlah dan Kondisi Perlengkapan Administrasi Kantor di UPT Puskesmas
Sindangjaya
Kondisi di Puskesmas
No. Jenis Barang Jumlah Rusak
Baik Ringan Sedang Berat
1. Mesin Ketik Manual 1 1
2. Mesin Hitung Manual/Kalkulator 12 12
3. Komputer 6 5 1
4. Printer 3 2 1
5. Papan Nama Instansi 2 1 1
6. Papan Visual / Papan Data 4 2 2
7. Papan Pengumuman 1 1
8. White Board 1 1

(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)


Jumlah dan kondisi perlengkapan administrasi kantor di UPT Puskesmas Sindangjaya

masih kurang memadai terutama untuk kegiatan ketatausahaa. Hal ini disebabkan oleh jumlah

laptop dan printer yang masih terbatas. Commented [f19]: Bagaimana hal tersebut berdampak
pada kinerja pegawai terutama dalam pelaporan?
1.3.1.3.6 Jumlah dan Kondisi Perlengkapan Lainnya di UPT Puskesmas Sindangjaya

Tabel 1.12 Jumlah dan Kondisi Perlengkapan Lainnya di UPT Puskesmas Sindangjaya
Kondisi di Puskesmas
No. Jenis Barang Jumlah Rusak
Baik Ringan Sedang Berat
1. Dispenser 2 1 1
2. Kompor Gas 1 1
3. Tabung Gas 2 2
4. Penghancur Kertas 1 1

(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)


Jumlah peralatan lain yang menunjang dalam pelayanan kesehatan di wilayah kerja UPT

Puskesmas Sindangjaya masih kurang. Commented [f20]: Bagaimana seharusnya?

1.3.1.3.7 Jumlah Tenaga dan Sarana Kesehatan yang Memiliki Izin Praktik di UPT

Puskesmas Sindang Jaya


Tabel 1.13 Jumlah Tenaga dan Sarana Kesehatan yang Memiliki Izin Praktik di UPT

Puskesmas Sindangjaya

Kelurahan
Jenis Tenaga Kerja dan
No. Pasir
Sarana Sindangjaya
Impun
A TENAGA KESEHATAN
Dokter Umum 3 2
Dokter Spesialis 1 0
Dokter Gigi 0 0
Dokter Gigi Spesialis 1 0
Bidan Praktek 4 1
Pengobat Tradisional (Batra) 2 1
B. SARANA KESEHATAN
Klinik Rontgen/Radiologi 0 0
Swasta
Klinik CT.SCAN 0 0
Rumah Bersalin (RB) 0 0
Laboratorium 1 0
Optikal 0 0
Salon Kecantikan 1 0

(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)

Pembinaan secara berkala setiap triwulan dilakukan oleh petugas puskesmas dan

pemantauan SIP tiap tahunnya. Pembinaan secara berkala setiap triwulan dilakukan oleh petugas

puskesmas. Banyak kendala yang dihadapi dalam setiap pembinaan, antara lain petugas seringkali

tidak dapat bertemu dengan penanggung jawab dan sarana kesehatan yang ada jarang membuat

laporan bulanan yang salah satunya berisi data penyakit, sehingga puskesmas kesulitan dalam

menganalisis trend penyakit yang ada di wilayah kerja. Antisipasi yang dilakukan puskesmas
antara lain, setiap sarana kesehatan swasta akan memperpanjang ijin, maka kewajibannya adalah

melaporkan data penyakit yang berkunjung minimal satu tahun berjalan. Commented [HH21]: Jelaskan masalahnya apa? Jika tidak
ada masalah jangan dimasukkan
1.3.1.3.8 Institusi Pendidikan Kesehaatan Commented [f22]: Jelaskan perbedaan jumlah fasilitas
dan tenaga kesehatan di dua kelurahan tersebut.
Tabel 1.14 Jumlah Institusi Pendidikan Kesehatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Sindangjaya
Nama dan Jenis Institusi Lokasi
No. Jumlah Keterangan
Pendidikan Kesehatan Kelurahan

1. Tidak ada

(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)

UPT Puskesmas Sindangjaya tidak mempunyai institusi pendidikan kesehatan.

1.3.1.4 Sistem Informasi Puskesmas (Machine) Commented [HH23]: Apakah sudah sesuai dengan
Permenkes? Masalah apa yang ada dalam sistem informasi
puskesmas? Dari pelaporan bulanan hingga tahunan.
Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi

untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan menajemen Puskesmas

dalam mencapai sasaran kegiatannya. SIMPUS merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan

teknologi informasi dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk

menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan

keputusan manajemen. SIMPUS diharapkan dapat meningkatkan manajemen puskesmas agar

lebih berhasil guna dan berdaya guna melalui pemanfaatan secara optimal dari sistem pencatatan

pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP). Adapun sub sistem informasi yang terdapat di UPT

Puskesmas Sindangjaya antara lain: Commented [f24]: Penjelasan tentang Simpus kayanya ga
terlalu penting, lebih penting bagaimana permasalahan
simpus di puskesmas sindangjaya. Efeknya terhadap
a. Rekam medik yang berisi identitas, hasil pemeriksaan, diagnosis berdasarkan ICD X, dan
pelaporan ke dinkes gimana

terapi yang diberikan. Rekam medik di Puskesmas Sindangjaya berbentuk manual dengan

menggunakan buku.
b. Register merupakan formulir untuk mencatat dan merekapitulasi kegiatan dalam gedung

dan luar gedung Puskesmas Sindangjaya setiap harinya. Catatan ini berisi nomor status,

nomor KTP, kecamatan, jalan, nama Kepala Keluarga, nama penderita, jenis kelamin,

tanggal lahir/umur, hubungan keluarga, pekerjaan, alamat tinggal, kota, tanggal diperiksa,

keluhan, hasil pemeriksaan, diagnosis dan kode penyakit, catatan terapi, RJ/TRJ dan kode

pemeriksa.

c. Laporan bulanan merupakan rekapitulasi kegiatan puskesmas selama 1 bulan dan

dilaporkan pada bulan berikutnya. Laporan bulanan antara lain :

LB1: Data kesakitan

LB2: Data pemakaian dan permintaan obat

LB3: KIA, gizi, imunisasi dan P2M

LB4: Laporan kegiatan lainnya

Laporan bulanan di UPT Puskesmas Sindangjaya sudah dibuat dan tepat waktu.

d. Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) merupakan rekapitulasi laporan bulanan untuk

menganalisasis kesenjangan antara target dan capaian sesuai Standar Pelayanan Minimal

(SPM) di UPT Puskesmas Sindangjaya.

e. Laporan Tahunan merupakan rekapitulasi dari laporan bulanan selama satu tahun beserta

data dasar puskesmas, kepegawaian puskesmas, dan peralatan puskesmas yang harus

dilaporkan pada tahun berikutnya. Laporan tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya disusun

tepat waktu.

1.3.1.5 Analisis Sasaran (Market) Commented [HH25]: Apa fungsinya dibedakan jenis
kelamin dan usia? Bandingkan jumlah total penduduk
dengan jumlah minimal puskesmas. Grafik penduduk
Jumlah penduduk yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas Sindangjaya adalah
mending dihapus aja. Jelaskan permasalahan penduduk
yang ada
sebesar 65.114 orang. Wilayah kerja UPT Puskesmas Sindangjaya mencakup puskesmas
Sindangjaya, Karang Pamulang, Girimande, Jatihandap, dan Mandala Mekar. Berdasarkan profil

kesehatan Indonesia tahun 2013, bahwa satu puskesmas harus melayani kebutuhan kesehatan

masyarakat sebanyak 30.000 jiwa untuk satu wilayah kerja.x+2

Tabel 1.15 Jumlah dan Komposisi Penduduk Laki-laki di Wilayah UPT Puskesmas
Sindangjaya
Jumlah Penduduk
Jml Jml
No. Puskesmas Laki-laki Jml
KK Pddk
0-4 5-14 15-44 45-64 >65
1. Sindangjaya 6.494 25.353 697 3.623 5.396 2.723 586 13.835
2. Karang 6.997 6.997 307 670 1.394 722 388 3.481
Pamulang
3. Girimande 2.168 8.230 321 415 2.122 1.023 232 4.113

4. Jatihandap 2.466 13.101 525 1.458 2.746 1.075 186 5.990


5. Mandala 2.996 11.433 371 1.195 2.532 856 167 5.121
Mekar
Jumlah 21.121 65.114 2491 7.361 14.730 6.399 1.559 32.540
(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)

Tabel 1.16 Jumlah dan Komposisi Penduduk Perempuan di Wilayah UPT Puskesmas
Sindangjaya
Jumlah Penduduk
Jml Jml
No. Puskesmas Perempuan Jml
KK Pddk
0-4 5-14 15-44 45-64 >65
1. Sindangjaya 6.494 25.353 1.124 3.661 5.918 2.691 520 13.914
2. Karang 6.997 6.997 297 552 1.551 701 415 3.516
Pamulang
3. Girimande 2.168 8.230 438 819 1.720 908 232 4.117
4. Jatihandap 2.466 13.101 493 1.353 2.640 1.042 187 5.715

5. Mandala 2.996 11.433 466 1.091 2.613 882 260 5.312


Mekar
Jumlah 21.121 65.114 2.818 7.476 14.442 6.224 1.614 32.574
(Sumber data: Laporan Tahunan UPT Puskesmas Sindangjaya tahun 2016)

Berdasarkan tabel diatas, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada wilayah kerja

UPT Puskesmas Sindangjaya tidak jauh berbeda. Jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki

adalah 32.540 jiwa dan perempuan adalah 32.574 jiwa.


Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan
Golongan Umur
>65

45-64

15-44

5-14

0-4

-20000 -15000 -10000 -5000 0 5000 10000 15000 20000


0-4 5-14 15-44 45-64 >65
Laki-Laki 2491 7361 14730 6399 1559
Perempuan -2818 -7476 -14442 -6224 -1614

Gambar 1.3 Piramida Penduduk di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sindangjaya

Menurut gambar piramida penduduk, dapat dilihat bahwa kelompok usia terbanyak

penduduk di lima puskesmas adalah usia 15-44 tahun. Pada kelompok usia ini merupakan

kelompok usia yang produktif sehingga mampu mendukung keberhasilan program kesehatan

dengan memberikan pelayanan kesehatan secara optimal. Sedangkan kelompok usia paling sedikit

adalah usia >65 tahun. Pengelompokan penduduk berdasarkan usia berguna bagi kegiatan

puskesmas yang memerlukan data persebaran usia seperti Posyandu, Posbindu, UKS dan

penyuluhan kesehatan untuk menentukan prioritas dan waktu pelaksanaan.

1.3.1.6 Analisis Program (Method) Commented [HH26]: Jelaskan apakah metodenya sudah
sesuai dengan permenkes? Apakah semua upaya sudah
dilakukan sesuai dengan permenkes, dari UKM dan UKP?
Sebagaimana diatur dalam Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014, puskesmas harus

menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan

Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya, secara terintegrasi dan

berkesinambungan.
1.3.1.6.1 Upaya Kesehatan Masyarakat Commented [f27]: Jelaskan permasalahan UKM yang ada
di sindangjaya, kaitkan dengan permenkes
Upaya Kesehatan Masyarakat yakni segala kegiatan yang bertujuan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan masyarakat serta mencegah dan mengatasi masalah kesehatan pada

keluarga, kelompok, dan masyarakat. Dalam upaya pemberian pelayanan kesehatannya, UPT

Puskesmas Sindangjaya menyelenggarakan UKP esensial dan pengembangan yang meliputi

beberapa program, yaitu :

A. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial

Pelayanan promosi kesehatan

Pelayanan kesehatan lingkungan

Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana

Pelayanan gizi

Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

Pelayanan pengobatan

B. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan Commented [f28]: Dilist lagi upaya yang ga dilakukan di
puskesmas apa aja, lalu syarat2 bisa dilakukan UKM
pengembangan apa?
Upaya Kesehatan Sekolah

Upaya Kesehatan Olahraga

Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Upaya Kesehatan Kerja

Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

Upaya Kesehatan Jiwa

Upaya Kesehatan Indera

Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Upaya Kesehatan Tradisional


1.3.1.6.2 Upaya Kesehatan Perorangan Commented [f29]: Jelaskan permasalahan UKP di
sindangjaya, bagaimana pengaruhnya terhadap pelayanan
pengobatan.
Upaya Kesehatan Perorangan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang

ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan

akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. Dalam hal ini, UPT Puskesmas

Sindangjaya telah menyediakan pelayanan UKP yang terdiri atas :

A. Pelayanan Rawat Jalan

Pelayanan Pemeriksaan Umum dan Lansia

Pelayanan Gizi yang Bersifat UKP

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pelayanan KIA-KB yang Bersifat UKP

Klinik Konsultasi (KIP/K)

Pelayanan Home Care

B. Pelayanan Kefarmasian

C. Pelayanan Laboratorium

Meski demikian, Upaya Kesehatan Perorangan yang diselenggarakan UPT Puskesmas

Sindangjaya belum sepenuhnya memenuhi sebagaimana yang tercantum dalam pasal 37

Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014, yakni dikarenakan belum terdapatnya fasilitas pelayanan

gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care) dan rawat inap berdasarkan pertimbangan

kebutuhan pelayanan kesehatan.

1.3.2 Analisis Proses Commented [HH30]: Jelaskan masalah yang ada


dimasing2 analisis, dari perencanaan hingga evaluasi
Analisis proses merupakan fungsi manajemen yang terdiri dari serangkaian proses

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan

(controlling), dan penilaian (evaluation).x+1


planning organizing actuating controlling evaluation

Gambar 1.4 Analisis Proses


1.3.2.1 Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan proses penyusunan permasalahan berdasarkan data yang akurat dan

diperoleh dengan cara dan dalam waktu yang tepat sehingga upaya kesehatan yang dilaksanakan

puskesmas dapat mencapai sasaran dan tujuannya. Data yang diperoleh berasal dari hasil

peninjauan selama satu tahun sebelumnya bersamaan dengan disusunnya Rencana Usulan

Kegiatan (RUK) dan disusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) pada akhir tahun.x+1 Hasil

tinjauan dilihat dari sasaran dan target yang sudah ditetapkan kemudian dilihat kesenjangannya.

Kegiatan yang direncanakan menyangkut pelayanan kesehatan di dalam dan di luar gedung. Commented [f31]: Jangan terlalu banyak penjelasan,
langsung tunjukkan masalah di sindangjaya apa, apakah ada
kendala dalam perencanaan? Dampaknya bagaimana
RPK berisi sasaran, target, biaya, lokasi, kebuthan pelaksaan, tujuan, waktu, tenaga, dan terhadap pelaksanaan?

rencana penilaian kerja. Penanggung jawab program kegiatan akan menyusun RPK dan RUK

bersama tim setiap tahunnya dan merencanakan anggaran dalam Rencana Bisnis Angggaran

(RBA). Kegiatan yang sudah disusun akan dilaporkan ke dinas kesehatan dan pemerintah kota

untuk pendanaan dan persetujuan.

1.3.2.2 Pengorganisasian (Organizing)

UPT Pusekesmas Sindangjaya memiliki penanggung jawab untuk masing-masing

program, baik UKP, UKM, maupun jaringan pelayanan dalam mengorganisasikan kegiatan yang

akan dilakukan. Masing-masing penanggungjawab program akan menyusun kegiatan puskesmas

dan program pelayanan kesehatan berdasarkan rencana yang telah disusun sebelumnya. Commented [f32]: Jelaskan mengenai masalah 1 program
di pegang oleh 2-3 orang
1.3.2.3 Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan program di UPT Puskesmas Sindangjaya dilakukan oleh penanggung jawab

masing-masing program sesuai penjadwalan pada Rencana Pelaksaan Kegiatan (RPK). Hasil

pelaksanaan program akan dicatat dan dirangkum untuk dilaporkan kepada Kepala Sub-Bagian

Tata Usaha dan Kepala Puskesmas untuk dilakukan evaluasi.x+1 Commented [f33]: Apakah ada masalah dalam
pelaksanaan? APakah pelaporan dan pencatatan sudah
sesuai?
1.3.2.4 Pengawasan (Controlling) dan Evaluasi (Evaluation)

Hasil kegiatan di UPT Puskesmas Sindangjaya diawasi dan dievaluasi melalui :

1. Evaluasi internal (bulanan)

Data untuk evaluasi dari masing-masing Desa ke Kepala Sub-Bagian Tata Usaha diberikan

selambat-lambatnya tanggal 26 pada bulan tersebut. Evaluasi bulanan hanya diikuti oleh intern

Puskesmas. Hasil evaluasi kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Bandung selambat-

lambatnya tanggal 29.

2. Evaluasi eksternal (bulanan)

Data untuk evaluasi eksternal diberikan selambat-lambatnyapertengahan bulan berikutnya,

yaitu pada rakor pertengahan bulan. Kegiatan evaluasi juga diikuti oleh anggota kecamatan

setempat (lintas sektoral). Hasil evaluasi akan diserahkan pada Dinas Kesehatan Kota Bandung.

3. Evaluasi tahunan

Dilaksanakan setiap tahun pada bulan Desember. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat

apakah hasil yang dicapai telah mencapai target dengan standar yang sudah ditetapkan untuk tahun

tersebut. Hasil penilaian juga dibandingkan dengan hasil tahun sebelumnya. Hasil ini akan menjadi

patokan untuk menyusun perencanaan kegiatan tahun berikutnya. Commented [f34]: Apakah sudah terlaksana dengan
baik? Bagaimana pelaporan dan evaluasinya?

1.3.3 Analisis Cakupan (Output)

1.3.3.1 Pelayanan Kesehatan

1.3.3.1.1 Program Wajib


1.3.3.1.1.1 Program Promosi Kesehatan

Tabel 1.17 Cakupan Upaya Promosi Kesehatan di Puskesmas Sindangjaya


Cakupan Target Kesenjangan
No. Indikator Sasaran Pencapaian
(%) (%) (%)
Promosi Kesehatan dalam Gedung
1. Cakupan Komunikasi 7.418 0 0 5,00 -5,00
Interpersonal dan Konseling
(KIP/K)
2. Cakupan Penyuluhan 24 0 0 100,00 -100,00 Commented [f35]: Mengapa bisa 0, apakah karena tidak
kelompok oleh petugas di ada data? Kalau ga ada tulis tidak ada aja
dalam gedung puskesmas
3. Cakupan Institusi kesehatan 1 1 100,00 100,00 0
ber-PHBS
Promosi Kesehatan Luar Gedung
4. Cakupan Pengkajian dan 3.487 1.541 44,19 65,00 -20,81
Pembinaan PHBS di Tatanan
Rumah Tangga
5. Cakupan Pemberdayaan 72 50 69,44 100,00 -30,56
Masyarakat melalui
Penyuluhan Kelompok oleh
Petugas di Masyarakat
6. Cakupan Pembinaan UKBM 24 24 100,00 65,00 35,00
dilihat melalui persentase
(%) Posyandu Purnama dan
Mandiri
7. Cakupan Pembinaan 23 22 95,65 60,00 35,65
Pemberdayaan Masyarakat
dilihat melalui Persentase
(%) Desa Siaga Aktif (untuk
Kabupaten)/RW Siaga Aktif
(untuk Kota)
8. Cakupan Pemberdayaan 0 0 0 50.00 -
Individu atau Keluarga
melalui Kunjungan Rumah
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
1.3.3.1.1.2 Program Kesehatan Lingkungan

Tabel 1.18 Cakupan Upaya Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Sindangjaya


Cakupan Target Kesenjangan
No. Indikator Sasaran Pencapaian
(%) (%) (%)

1. Cakupan Pengawasan 3236 140 4,32 18,75 -14,43


Rumah Sehat
2. Cakupan Pengawasan 2990 140 4,68 20 -15,32
Sarana Air Bersih
3. Cakupan Pengawasan 3263 140 4,29 18,75 -14,46
Jamban
4. Cakupan pengawasan 2636 140 5,31 20 -14,69
Saluran Pembuangan
Air Limbah (SPAL)
5. Cakupan Pengawasan 17 4 23,52 18,75 4,77
Tempat-Tempat
Umum (TTU)
6. Cakupan Pengawasan 57 5 8,77 18,75 -9,98
Tempat Pengolahan
Makanan (TPM)
7. Cakupan Pengawasan 0 0 0 18,75 -
Industri Commented [f36]: 0 karena tidak ada data? Jelaskan
8. Cakupan Kegiatan 745 5 0,67 6,25 -5,58 secara tertulis juga kalo ini ga ada datanya
Klinik Sanitasi
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
Berdasarkan data di atas, sarana air bersih yang diperiksa adalah 140 atau 4,68% dari target

20%, sehingga terdapat kesenjangan sebesar -15,32% dimana jumlah kesenjangan ini adalah

kesenjangan yang terbesar dari 8 aspek lainnya.

Jumlah rumah yang diperiksa dan memenuhi syarat adalah 140 rumah atau 4,32% dari

target 18,75% sehingga terdapat kesenjangan sebesar -14,43%. Jamban yang diperiksa adalah 140

atau 4,29% dari target 18,75% sehingga terdapat kesenjangan sebesar -14,46. Saluran pembuangan

air limbah yang diperiksa adalah 140 atau 5,31% dari target 20% sehingga terdapat kesenjangan -

14,69%. Tempat pengolahan makanan yang diperiksa adalah 5 atau 8,77% dari target 18,75%

sehingga terdapat kesenjangan -9,98. Kemungkinan terdapatnya kesenjangan yang cukup besar

pada keempat hal di atas adalah karena kurang optimalnya pelaksanaan inspeksi sanitasi (IS) oleh

petugas dan belum adanya jadwal tetap setiap bulan mengenai kegiatan dan target IS sendiri.
Pencapaian cakupan kegiatan klinik sanitasi didapatkan dari jumlah penderita penyakit

berbasis lingkungan atau klien yang mendapatkan konseling di puskesmas oleh petugas puskesmas

selama 3 bulan terakhir dibandingkan dengan jumlah penderita penyakit berbasis lingkungan atau

klien di Puskesmas selama 3 bulan terakhir, sehingga didapatkan pencapaian sebesar 0,67 % atau

total 5 orang dari target 6,25% sehingga terdapat kesenjangan sebesar -5,58%. Adanya

kesenjangan pada kegiatan klinik sanitasi adalah sedikitnya petugas medis dan paramedis yang

merujuk pasien yang menderita penyakit berbasis lingkungan ke klinik sanitasi.

1.3.3.1.1.3 Program Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana

Tabel 1.19 Cakupan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana di
Puskesmas Sindangjaya
Cakupan Target Kesenjangan
No. Indikator Sasaran Pencapaian
(%) (%) (%)
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 109 110 100,91 85,52 15,39
2. Cakupan Pertolongan Persalinan 105 104 99,04 80,44 18,65
oleh Tenaga Kesehatan
3. Cakupan Komplikasi Kebidanan 22 13 59,09 63,42 -4,33
yang ditangani
4. Cakupan Pelayanan Nifas 105 104 99,04 84,00 15,04
5. Cakupan Kunjungan Neonatus 1 103 95 92,23 95,00 -2,77
(KN1)
6. Cakupan Kunjungan Neonatus 103 95 92,23 86,00 6,23
Lengkap (KN Lengkap)
7. Cakupan Neonatus dengan 16 3 18,75 60,00 -41,25
Komplikasi yang ditangani
8. Cakupan Kunjungan Bayi 103 94 91,26 86,00 5,26
9. Cakupan Pelayanan Anak Balita 381 390 102,36 75,00 27,36
10. Cakupan Peserta KB Aktif 574 113 19,68 57,55 -37,87
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
1.3.3.1.1.4 Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Tabel 1.20 Cakupan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat di Puskesmas Sindangjaya


Pencapai Cakupan Target Kesenjangan
No. Indikator Sasaran
an (%) (%) (%)
1. Cakupan Keluarga Sadar 60 54 90,00 100,00 -10,00
Gizi
2. Cakupan Balita Ditimbang 2956 2737 92,59 85,00 7,59
(D/S)
Pencapai Cakupan Target Kesenjangan
No. Indikator Sasaran
an (%) (%) (%)
3. Cakupan Distribusi Kapsul 167 167 33,00 100,00 0,00
Vitamin A bagi Bayi (6
11 bulan)
4. Cakupan Distribusi Kapsul 1537 1537 11,53 90,00 10,00
Vitamin A bagi Anak
Balita (1259 bulan)
5. Cakupan Distribusi Kapsul 82 82 100,00 100,00 0,00
Vitamin A bagi Ibu Nifas
6. Cakupan Distribusi Tablet 107 107 100,00 90,00 10,00
Fe 90 Tablet pada Ibu
Hamil
7. Cakupan Distribusi MP- 42 42 100,00 100,00 0,00
ASI Baduta Gakin
8. Cakupan Balita Gizi 1 1 100,00 100,00 0,00
Buruk Mendapat
Perawatan
9. Cakupan ASI Ekslusif 273 254 93,04 90,00 3,04
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
1.3.3.1.1.5 Program Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular

Tabel 1.21 Cakupan Upaya Pencegahan Pengendalian Penyakit Penular di Puskesmas


Sindangjaya
Cakupan Target Kesenjangan
No. Indikator Sasaran Pencapaian
(%) (%) (%)
1. Cakupan BCG 182 145 79.6 98,00 -18.4
2. Cakupan DPTHB 1 182 112 61.5 98,00 -36.5
3. Cakupan DPTHB 3 182 102 56 90,00 -34
4. Cakupan Polio 4 182 156 85.7 90,00 -4.5
5. Cakupan Campak 182 135 74.1 90,00 -15.9
6. Cakupan BIAS DT - - - 95,00 -
7. Cakupan BIAS TT - - - 95,00 - Commented [f37]: Jangan di - , kalau ga ada data, tulis aja
ga ada data
8. Cakupan MR 6248 6061 97,00 95,00 2,00
9. Cakupan Pelayanan 115 55 47.8 90,00 -42.2
Imunisasi Ibu Hamil
TT2+
10. Cakupan 2 2 100,00 100,00 0,00
Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
11. Cakupan Sistem 13 13 100,00 90,00 10,00
Kewaspadaan Dini
12. Cakupan Surveilans 3 3 100,00 100,00 0,00
Terpadu Penyakit
Cakupan Target Kesenjangan
No. Indikator Sasaran Pencapaian
(%) (%) (%)
13. Cakupan Pengendalian 0 0 0 100,00 -100,00
KLB
14. Cakupan Penderita 49 0 0 86,00 -86,00
Pneumonia Balita
15. Cakupan penemuan 7 0 0 80,00 -80,00
pasien baru BTA
positif
16. Cakupan kesembuhan 0 0 0 85,00 -85,00
pasien TB BTA Positif
17. Cakupan Penderita 0 0 0 100,00 -100,00 Commented [f38]: Kenapa bisa 0? Apa karena ga ada
DBD yang ditangani data? Kalau ga ada data atau ga ada kejadiannya, tulis juga
18. Cakupan Penemuan 136 122 89,71 75,00 14,71 di analisisnya
Penderita Diare
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
1.3.3.1.1.6 Program Balai Pengobatan

Tabel 1.22 Cakupan Upaya Pengobatan di Puskesmas Sindangjaya


Cakupan Target Kesenjangan
No. Indikator Sasaran Pencapaian
(%) (%) (%)
1. Kunjungan Rawat Jalan 3.802 2.333 61,36 25,00 36,63
Umum

2. Kunjungan Rawat Jalan 1.014 193 19,03 8,33 10,70


Gigi
3. Pemeriksaan 7.418 423 5,7 20,00 -14,30
Laboratorium
Puskesmas
4. Pemeriksaan 423 0 0,00 10,00 -10,00 Commented [f39]: 0 karena ga ada data apa gmn?
Laboratorium yang
Dirujuk
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
1.3.3.1.2 Program Pengembangan

1.3.3.1.2.1 Upaya Kesehatan Olahraga

Tabel 1.23 Cakupan Upaya Kesehatan Olahraga di Puskesmas Sindangjaya


Cakupan Target Kesenjangan
No. Indikator Sasar-an Pencapaian
(%) (%) (%)
1. Cakupan Pembinaan 9 2 22,22 100,00 -77,78
Kelompok Olahraga

Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
Upaya pembinaan kesehatan olahraga di Puskesmas Sindangjaya belum terlaksana dengan

baik berdasarkan tabel di atas, dimana masih terdapat kesenjangan senilai -77,78%. Kesenjangan

terjadi karena kurang optimalnya pembinaan kelompok olahraga oleh petugas dikarenakan

padatnya kegiatan di dalam maupun di luar gedung.

1.3.3.1.2.2 Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Tabel 1.24 Cakupan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas


Sindangjaya
Cakupan Target Kesenjangan
No. Indikator Sasaran Pencapaian
(%) (%) (%)
1. Keluarga dibina (Keluarga 489 154 31,50 100,00 -68,50
Rawan)
2. Keluarga Rawan Selesai 489 8 1,64 100,00 -98,36
dibina
3. Keluarga Mandiri III 489 45 9,21 100,00 -90,79 Commented [f40]: Kok kesenjangannya gede banget?
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
Berdasarkan data pada tabel di atas, terdapat kesenjangan pada indikator keluarga dibina

(keluarga rawan), keluarga rawan selesai dibina dan keluarga mandiri III pada cakupan upaya

keperawatan kesehatan di Puskesmas Sindangjaya. Kesenjangan tertinggi terdapat pada indikator

keluarga rawan selesai dibina. Kesenjangan pada indikator-indikator tersebut terjadi karena kurang

optimalnya pelaksanaan perkesmas oleh petugas dikarenakan padatnya kegiatan di dalam maupun

di luar gedung.

1.3.3.1.2.3 Upaya Kesehatan Lanjut Usia

Tabel 1.25 Cakupan Upaya Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas Sindangjaya


Sasar- Pencapai- Cakup- Target Kesenjang-an
No. Indikator
an an an (%) (%) (%)
1. Cakupan pelayanan 2.960 827 27.94 70,00 -42.06
kesehatan usia lanjut
2. Cakupan pembinaan 14 14 100,00 100,00 0,00
kesehatan usia lanjut pada
kelompok usia lanjut
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
1.3.3.1.2.4 Upaya Kesehatan Tradisional

Tabel 1.26 Cakupan Upaya Kesehatan Tradisional di Puskesmas Sindangjaya


Cakupan Target Kesenjangan
No. Indikator Sasaran Pencapaian
(%) (%) (%)
1. Cakupan pembinaan upaya 1 1 100,00 13,00 87,00
kesehatan tradisional
(Kestrad)
2. Cakupan pengobatan 1 1 100,00 100,00 0,00
tradisional terdaftar
3. Cakupan pembinaan 14 3 21,42 100,00 -78,58
kelompok tanaman obat
keluarga (TOGA)
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
1.3.3.2 Derajat Kesehatan

1.3.3.2.1 Morbiditas

Bulan
No. Jenis Penyakit Total Presentase (%)
Agustus September Oktober
1. Hipertensi 309 185 340 834 21,99
2. ISPA 320 127 354 801 21,12
3. Common cold 164 95 229 488 12,87
4. Myalgia 165 82 182 429 11,31
5. Dispepsia 120 26 136 282 7,43
6. Batuk 126 4 127 257 6,78
7. DM 96 33 118 247 6,51
8. Karies Gigi 82 16 88 186 4,90
9. Dermatitis 48 5 83 136 3,59
10. Sakit kepala 65 3 65 133 3,51
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
1.3.3.2.2 Mortalitas

1.3.3.2.3 Status Gizi

Berat Bayi Lahir Rendah

Bulan
No. Uraian Total
Agustus September Oktober
1. Jumlah bayi 35 49 21 105
2. Jumlah bayi berat lahir rendah 0 0 0 0
3. % Cakupan berat bayi lahir rendah 0 0 0 0
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
Balita Kurus

Bulan
No. Uraian Total
Agustus September Oktober
1. Bayi usia 0-5 bulan 0 0 0 0
2. Bayi usia 6-11 bulan 0 0 0 0
3. Anak usia 12-23 bulan 0 0 0 0
4. Anak usia 24-59 bulan 2 0 0 2
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
Balita Gizi Buruk (Balita Sangat Kurus)

Bulan
No. Uraian Total
Agustus September Oktober
1. Bayi usia 0-5 bulan 0 0 0 0
2. Bayi usia 6-11 bulan 0 0 0 0
3. Anak usia 12-23 bulan 0 0 0 0
4. Anak usia 24-59 bulan 1 0 0 1
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
1.4 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan proses awal dari pengenalan suatu masalah berdasarkan

penemuan-penemuan dari hasil analisis. Dalam bidang kesehatan, terdapat 3 masalah yang harus

diindentifikasi, yaitu masalah manajerial, masalah pelayanan kesehatan, dan masalah derajat

kesehatan.

1.4.1 Masalah Manajerial

1.4.2 Masalah Pelayanan Kesehatan

Masalah pada pelayanan kesehatan dilihat dari nilai kesenjangan masing-masing program.

Nilai tersebut kemudian diurutkan dari yang kesenjangan negatif terbesar hingga kesenjangan

positif terbesar.
Tabel 1.?? Rekapitulasi Kesenjangan Program Pelayanan Kesehatan Wajib di Puskesmas
Sindangjaya
Cakupan Target Kesenjangan
No. Kegiatan
(%) (%) (%)
1. Cakupan Penyuluhan kelompok oleh petugas di dalam 0 100 -100,00
gedung puskesmas
2. Cakupan Pengendalian KLB 0 100 -100
3. Cakupan Penderita DBD yang ditangani 0 100 -100
4. Cakupan BIAS DT 0 95 -95
5. Cakupan BIAS TT 0 95 -95
6. Cakupan Penderita Pneumonia Balita 0 86 -86
7. Cakupan kesembuhan pasien TB BTA Positif 0 85 -85
8. Cakupan penemuan pasien baru BTA positif 0 80 -80
9. Cakupan Pemberdayaan Individu atau Keluarga 0 50 -50,00
melalui Kunjungan Rumah
10. Cakupan Pelayanan Imunisasi Ibu Hamil TT2+ 47,8 90 -42,2
11. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani 18,75 60 -41,25
12. Cakupan Peserta KB Aktif 19,68 57.55 -37,87
13. Cakupan DPTHB 1 61,5 98 -36,5
14. Cakupan DPTHB 3 56 90 -34
15. Cakupan Pemberdayaan Masyarakat melalui 69,44 100 -30,56
Penyuluhan Kelompok oleh Petugas di Masyarakat
16. Cakupan Pengkajian dan Pembinaan PHBS di Tatanan 44,19 65 -20,81
Rumah Tangga
17. Cakupan Pengawasan Industri 0 18.75 -18,75
18. Cakupan BCG 79,6 98 -18,4
19. Cakupan Campak 74,1 90 -15,9
20. Cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih 4,68 20 -15,32
21. Cakupan pengawasan Saluran Pembuangan Air 5,31 20 -14,69
Limbah (SPAL)
22. Cakupan Pengawasan Jamban 4,29 18.75 -14,46
23. Cakupan Pengawasan Rumah Sehat 4,32 18.75 -14,43
24. Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas 5,7 20 -14,3
25. Cakupan Keluarga Sadar Gizi 90 100 -10
26. Pemeriksaan Laboratorium yang Dirujuk 0 10 -10
27. Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan 8,77 18.75 -9,98
(TPM)
28. Cakupan Kegiatan Klinik Sanitasi 0,67 6.25 -5,58
29. Cakupan Komunikasi Interpersonal dan Konseling 0 5 -5,00
(KIP/K)
30. Cakupan Polio 4 85,7 90 -4,5
31. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 59,09 63.42 -4,33
32. Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN1) 92,23 95 -2,77
33. Cakupan Institusi kesehatan ber-PHBS 100 100 0
34. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Bayi (611 33 100 0
bulan)
35. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Ibu Nifas 100 100 0
36. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100 100 0
37. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child 100 100 0
Immunization (UCI)
38. Cakupan Surveilans Terpadu Penyakit 100 100 0
39. Cakupan Distribusi MP-ASI Baduta Gakin 100 100 0
40. Cakupan MR 97 95 2
41. Cakupan ASI Ekslusif 93,04 90 3,04
42. Cakupan Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU) 23,52 18.75 4,77
43. Cakupan Kunjungan Bayi 91,26 86 5,26
44. Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap) 92,23 86 6,23
45. Cakupan Balita Ditimbang (D/S) 92,59 85 7,59
46. Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi Anak 11,53 90 10
Balita (1259 bulan)
47. Cakupan Distribusi Tablet Fe 90 Tablet pada Ibu 100 90 10
Hamil
48. Cakupan Sistem Kewaspadaan Dini 100 90 10
49. Kunjungan Rawat Jalan Gigi 19,03 8.33 1,7
50. Cakupan Penemuan Penderita Diare 89,71 75 14,71
51. Cakupan Pelayanan Nifas 99,04 84 15,04
52. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 100,91 85.52 15,39
53. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga 99,04 80.44 18,65
Kesehatan
54. Cakupan Pelayanan Anak Balita 102,36 75 27,36
55. Cakupan Pembinaan UKBM dilihat melalui persentase 100 65 35,00
(%) Posyandu Purnama dan Mandiri
56. Kunjungan Rawat Jalan Umum 61,36 25 36,63
57. Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat 95,65 60 40,00
melalui Persentase (%) Desa Siaga Aktif (untuk
Kabupaten)/RW Siaga Aktif (untuk Kota)
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
Tabel 1.?? Rekapitulasi Kesenjangan Program Pelayanan Kesehatan Pengembangan di
Puskesmas Sindangjaya
Cakupan Target Kesenjangan
No. Kegiatan
(%) (%) (%)
1. Keluarga Rawan Selesai dibina 1,64 100 -98,36
2. Keluarga Mandiri III 9,21 100 -90,79
3. Cakupan pembinaan kelompok tanaman obat 21,42 100 -78,58
keluarga (TOGA)
4. Cakupan Pembinaan Kelompok Olahraga 22,22 100 -77,78
5. Keluarga dibina (Keluarga Rawan) 31,5 100 -68,5
6. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut 27,94 70 -42,06
7. Cakupan pembinaan kesehatan usia lanjut pada 100 100 0
kelompok usia lanjut
8. Cakupan pengobatan tradisional terdaftar 100 100 0
9. Cakupan pembinaan upaya kesehatan tradisional 100 13 87
(Kestrad)
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
1.4.3 Masalah Derajat Kesehatan

Masalah derajat kesehatan dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu morbiditas (angka kesakitan),

mortalitas (angka kematian), dan status gizi.

1.4.3.1 Morbiditas

Bulan
No. Jenis Penyakit Total Presentase (%)
Agustus September Oktober
1. Hipertensi 309 185 340 834 21,99
2. ISPA 320 127 354 801 21,12
3. Common cold 164 95 229 488 12,87
4. Myalgia 165 82 182 429 11,31
5. Dispepsia 120 26 136 282 7,43
6. Batuk 126 4 127 257 6,78
7. DM 96 33 118 247 6,51
8. Karies Gigi 82 16 88 186 4,90
9. Dermatitis 48 5 83 136 3,59
10. Sakit kepala 65 3 65 133 3,51
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
1.4.3.2 Mortalitas

1.4.3.3 Status Gizi

Berat Bayi Lahir Rendah

Bulan
No. Uraian Total
Agustus September Oktober
1. Jumlah bayi 35 49 21 105
2. Jumlah bayi berat lahir rendah 0 0 0 0
3. % Cakupan berat bayi lahir rendah 0 0 0 0
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
Balita Kurus
Bulan
No. Uraian Total
Agustus September Oktober
1. Bayi usia 0-5 bulan 0 0 0 0
2. Bayi usia 6-11 bulan 0 0 0 0
3. Anak usia 12-23 bulan 0 0 0 0
4. Anak usia 24-59 bulan 2 0 0 2
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017
Balita Gizi Buruk (Balita Sangat Kurus)

Bulan
No. Uraian Total
Agustus September Oktober
1. Bayi usia 0-5 bulan 0 0 0 0
2. Bayi usia 6-11 bulan 0 0 0 0
3. Anak usia 12-23 bulan 0 0 0 0
4. Anak usia 24-59 bulan 1 0 0 1
Sumber: Laporan UPT Puskesmas Sindangjaya Periode Bulan AugustusOktober Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai