Anda di halaman 1dari 19

Etika Profesi (kelompok 1)

MAKALAH ETIKA PROFESI

INFORMASI DAN KOMUNIKASI


Ransomeware Wannacry

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Reza Faristha (30815024)
2. Rina Fauziah (30815002)
3. Sophiah (30815011)

STMIK INDONESIA
2017

i
DAFTAR ISI

Halaman
Lemabar Judul Makalah .............................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................ ii
.......................................................................................................................... iii
Pengantar ....................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN....................................................................
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 4
.......................................................................................................................... 5
1.2. Maksud dan Tujuan................................................................................ 5
1.3. Rumusan Masalah................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................


2.1. Cybercrime . ............................................................................................ 6
1. Sejarah Cybercrime. .................................................................................. 6
2. Definisi Cybercrime ................................................................................... 6
....................................................................................................................... 7
3. Klasifikasi Cybercrime. ............................................................................. 7
4. Jenis Cybercrime. ....................................................................................... 7
......................................................................................................................... 8
2.2. Cyberlaw. ................................................................................................. 8
....................................................................................................................... 9
2.3. Ransomeware Wanna Cry. .................................................................... 9
1. Definisi Malware ...................................................................................... 9
......................................................................................................................... 10
2. Sejarah Ransomeware Wanna Cry. ......................................................... 10
......................................................................................................................... 11
3. Definisi Ransomeware ............................................................................... 11

ii
4. Definisi Wanna Cry. .................................................................................. 11
........................................................................................................................ 12
5. Jenis-jenis Ransomeware .......................................................................... 12

BAB III PEMBAHASAN.......................................................


3.1. Ransomeware Wannacry ....................................................................... 13
1. Kasus Penyebaran Ransomeware Wanna Cry. ...................................... 13
2. Pelaku dalam Kasus Ransomeware Wanna Cry ................................... 13
........................................................................................................................ 14
3. Penanggulangan Kasus Ransomeware Wanna Cry. .............................. 14
4. Pencegahaan Kasus Ransomeware Wanna Cry. .................................... 14
5. Penyelesaian Kasus dilihat dari sudut PAPA......................................... 15
5.1 Privacy................................................................................................. 15
5.2 Accuracy.............................................................................................. 15
5.3 Property................................................................................................ 15
5.4 Accesbility............................................................................................. 15
3.3. UU ITE Megenai Hacking dan Virus. ................................................... 16

BAB IV PENUTUP .............................................................. ................ 17


3.1. Kesimpulan ..................................................................... 17
3.2. Saran ................................................................................ 17
Daftar Pustaka .............................................................................................. 18

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya


sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Etika Profesi ini dengan
baik dan tepat waktu. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini:
1. Ibu Vonny Novita,Skom, selaku dosen mata kuliah Etika Profesi.
2. Kedua Orang Tua kami, yang telah memberikan dukungan secara moril,
materil dan doanya.
3. Teman-teman 5.3 DS yang memberikan semangat untuk mengerjakan tugas
ini dengan tepat waktu, khususnya kelompok 1 yang selalu semangat
mengerjakan tugas.
Penulis sadar dalam penulisan makalah ini ada banyak sekali
kekurangan dan kesalahan. Karena itu kritik dan saran yang membangun
diperlukan guna menjadi manfaat dalam penulisan dimasa yang akan
datang.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati semoga makalah ini dapat
berguna bagi pembaca yang budiman.

Jakarta, 10 Oktober 2017

Penulis

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dewasa ini kemajuan teknologi informasi dan komunikasi semakin pesat
disertai dengan banyak bermunculan perangkat-perangkat komunikasi yang
menawarkan kecanggihan dan kemudahan termasuk kemudahan dalam
berselancar di dunia maya dengan cepat dan hemat. Internet seolah menjadi hal
yang wajib bagi setiap perangkat komunikasi saat ini. Kecanggihan teknologi
tersebut juga diimbangi dengan tumbuh tingginya tindakan-tindakan kriminal
dalam dunia komunikasi dan informasi. Cybercrime merupakan bentuk-bentuk
kejahatan yang timbul karena pemanfaatan teknologi internet. Kebutuhan akan
teknologi jaringan komputer semakin meningkat. Selain sebagai media penyedia
informasi, melalui internet pula kegiatan komunitas komersial menjadi bagian
terbesar dan terpesat pertumbuhannya serta menembus berbagai batas negara.
Bahkan melalui jaringan ini kegiatan pasar di dunia bisa diketahui selama 24 jam.
Melalui dunia internet atau disebut juga cyberspace, apapun dapat dilakukan. Segi
positif dari dunia maya ini tentu saja menambah perkembangan teknologi dunia
dengan segala bentuk kreatifitas manusia. Namun dampak negatifnya pun tidak
bisa dihindari. Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan
munculnya kejahatan yang disebut dengan cybercrime atau kejahatan melalui
jaringan internet. Munculnya beberapa kasus cybercrime di Indonesia, seperti
pencurian kartu kredit, hacking beberapa situs, transmisi data orang lain, misalnya
email dan memanipulasi data dengan cara menyiapkan perintah yang tidak
dikehendaki ke dalam progammer komputer dan penyebaran virus seperti
ransomware. Adanya cybercrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga
pemerintah sulit mengimbangi teknik kejahatan yang dilakukan dengan teknologi
komputer, khususnya jaringan internet dan intranet.

4
Salah satu contoh kasus cybercrime yang tengah hangat di perbincangkan
yaitu serangan virus Ransomware wannacry.

Ransomware Wannacry merupakan serangan virus terhadap sistem


komputer telah membuat gaduh sedikitnya 99 negara di dunia, termasuk di
indonesia. Program jahat (malware) ini telah menyerang perangkat komputer yang
menggunakan sistem operasi Windows 8 dan versi sebelumnya. Malware ini juga
mengunci data -data penting di dalamanya dan meminta uang tebusan bila ingin
data terebut diakses kembali. Dengan latar belakang tersebut maka penulis
mencoba membahas mengenai kasus Ransomware Wannacry dan cara
penanggulangan dari kasus tersebut.
1.2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah:
1. Sebagai media informasi kepada pembaca tentang kejahatan dunia maya (
cybercrime ) terutama dalam kasus penyebaran virus.
2. Untuk menjabarkan bahaya dari ransomeware wannacry dan memberikan
rekomendasi solusi untuk mencegah dan mengamankan data-data penting dari
serangan ransomeware..
Sedangkan tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu
syarat pengambilan nilai mata kuliah Etika Profesi.

1.3. Rumusan Masalah


Rumusan yang dapat diambil dari makalah Ransomeware Wannacry adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menanggulangi permasalahan tentang penyebaran virus
Ransomware Wannacry?
2. Terjerat pasal UU ITE berapa pelaku penyebaran virus Ransomware Wannacry?

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Cybercrime
1. Sejarah Cybercrime
Kejahatan dunia maya (cybercrime) adalah istilah yang mengacu kepada
aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran
atau tempat terjadinya kejahatan. Termasuk ke dalam kejahatan dunia maya antara
lain adalah penipuan lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan kartu
kredit/carding, confidence fraud, penipuan identitas, pornografi anak, dan lain-
lain. Cybercrime adalah tindak kriminal yang dilakukan dengan menggunakan
teknologi komputer sebagai alat kejahatan utama. Cybercrime merupakan
kejahatan yang memanfaatkan perkembangan teknologi komputer khusunya
internet. Cybercrime didefinisikan sebagai perbuatan melanggar hukum yang
memanfaatkan teknologi komputer yang berbasasis pada kecanggihan
perkembangan teknologi internet.
2. Definisi cybercrime
Cybercrime merupakan gabungan dari dua kata dari Bahasa Inggris, yaitu
cyber yang bermakna dunia maya dan crime yang bermakna criminal atau
perbuatan yang melanggar norma. Namun, istilah cyber crime menurut Crime-
research.org dalam juju Dominikus (2010:73) didefinisikan sebagai suatu tindak
kriminal yang dilakukan melalui media internet melalui komputer dan dapat
mempengaruhi keadaan peralatan komputer meupun si pemakai yang dituju.
Dari definisi diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa Cybercrime
merupakan sebuah tindakan yang dianggap merugikan orang lain, dikategorikan
sebagai tindak kriminal oleh definisi tersebut. Namun, berdasarkan dari definisi
tersebut, kita dapat mengambil pelajaran bahwa seseorang yang berusaha
melakukan berbagai kegiatan yang ditunjukan untuk melakukan tindak kriminal,
maka digolongkan sebagai Cyber Crime.

6
Perkembangan teknologi yang pesat pada zaman ini, membuat berbagai
kegiatan yang tergolong cybercrime makin marak dan tak terkendali. Oleh
karenanya, pemerintah membuat suatu aturan yang disebut Cyber Law. Cyber
Law menurut Sunanrto (2006:42) adalah upaya untuk melindungi secara hukum
yang berkaitan dengan dunia maya atau internet. Tujuan dari
dibentuknya cyber lawsendiri menurut Sunarto (2006:42) adalah:
a. Melindungi data pribadi
b. Menjamin kepastian hukum
c. Mengatur tindak pidana cyber crime
3. Klasifikasi Cybercrime
Adapun klasifikasi cybercrime adalah sebagai berikut:
a. Cyber piracy yaitu pengguna komputer untuk mencetak ulang software atau
informasi, lalu mendistribusikan informasi atau software tersebut lewar teknologi
komputer.
b. Cyber trespass yaitu penggunaan teknologi komputer untuk meningkatkan akses
pada system komputer suatu organisasi atau individu.
c. Cyber vandalism yaitu pengguna teknologi komputer untuk membuat program
yang mengganggu proses transmisi elektronik, dan manghancurkan data di
komputer.
4. Jenis Cybercrime
Berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukannya, cyber crime dapat digolongkan menjadi
beberapa jenis sebagai berikut:
a. Unauthorized Access to computer system and service adalah kejahatan yang
dilakukan dengan memasuki atau menyusup kedalam suatu sistem jaringan
komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tenpa sepengetahuan dari pemilik
sistem jaringan yang dimasuki.
b. Illegal Conten adlah kejahatan dengan memasuki data informasi ke internet
tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis dan dapat dianggap melanggar
hukum.
c. Data Forgery adalah kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen
penting yang tersimpan sengai sciptless document melalui internet.

7
d. Cyber Espionage adalah kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk
melakukan kegiatan memata-matai terhadap pihak lain dengan memasuki sistem
jaringan komputer pihak sasaran.
e. Cyber sabotage and extortion adalah kejahatan ini di lakukan dengan membuat
gangguan yang terhubung dengan internet.
f. Offense Against Intellectual Property adalah kejahatan ini ditunjukan terhadap hak
akases kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet.
g. Infrengments of Privacy adalah kejahatan ini ditunjukan terhadap informasi
seseorang yang merupakan hal sangat pribadi dan rahasia.

2.2. Cyber Law


Cyber Law merupakan istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan TI.
CybeR Law adalah Hukum yang digunakan didunia cyber (dunia maya) yang
umumnya diasosiasikan dengan internet. Cyber Law merupakan aspek hukum
yang ruang lingkupnya setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan
atau subjek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi unternet
yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia cyber atau maya.
Menurut Jonatha dalam Cyber Law, the law of internet mengingatkan
tentang ruang lingkup dari cyber law diantaranya:
1. Hak Cipta (Copy Right).
2. Hak Merk (Trademark).
3. Pencemaran nama baik (Defamation).
4. Fitnah, Penistaan, Penghinaan (Hate Speech).
5. Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access).
6. Pengaturan sumber daya internet seperti IP-Address, domain name.
7. Kenyamanan Individu (privacy)
8. Isu prosedural (yurisdiksi, pembuktian, penyidikan), transaksi elektronik dan
digital pornografi.

8
Perkembangan teknologi yang sangat pesat, membutuhkan pengaturan
hukum yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi tersebut. Sayangnya, hingga
saat ini banyak negara belum memiliki perundang-undang khusus di bidang
teknologi informasi, baik dalam aspek pidana maupun perdatanya. Permasalahan
yang sering muncul adalah bagaimana menjaring bagaimana menjaring berbagai
kejahatan komputer dikaitkan dengan ketentuan pidana yang berlaku karena
ketentuan pidana yang mengatur tentang kejahatan komputer yang berlaku saat ini
masih belum lengkap.
Banyak kasus yang membuktikan bahwa perangkat hukum di bidang TI
masih lemah seperti contoh, masih belum diakuinya dokumen elektronik secara
tegas sebagai alat bukti oleh KUHP. Hal tersebut dapat dilihat pada UU No8/1981
Pasal 184 ayat 1 bahwa undang-undang ini secara definitif membatasi alat-alat
bukti hanya sebagai keterangan saksi, keterangan ahli, surat petunjuk, dan
keterangan terdakwah saja. Demikian juga dengan kejahatan pornografi dalam
internet, misalnya KUHP Pidana pasal 282 mensyaratkan bahwa unsur pornografi
dianggap kejahatan jika dilakukan di tempat umum. Hingga saat ini, dinegara kita
ternyata belum ada pasal yan bisa digunakan untuk menjerat penjahat cybercrime.
Untuk kasus carding misalnya, kepolisian baru bisa menjerat pelaku kejahatan
komputer dengan pasal 363 soal pencurian karena yang dilakukan tersangka
memang mencuri data kartu kredit orang lain.
2.3. Ransomware Wanna Cry
1. Definisi Malware
Malware merupakan singkatan dari Malicious Software, hal ini merujuk
pada perangkat lunak yang dirancang untuk merusak atau melakukan kegiatan
yang tidak diinginkan pada perangkat keras atau sistem computer pengguna.
Dalam bahasa Spanyol, mal adalah prefiks yang memiliki arti buruk
Malware memiliki banyak kelas dan memiliki cara yang berbeda-beda untuk
menginfeksi sistem dan menyebarkan dirinya. Berikut adalah beberapa contoh
kelas-kelas pada malware.

9
1. Viruses
Merupakan tipe malware yang menyerbarkan dirinya dengan cara memasukan
kopi dari dirinya dan menjadi bagian dari program lainnya. Malware ini menyebar
dari komputer satu ke komputer lainnya dan akan meninggalkan infeksi selama
virus itu berpindah-pindah.Virus dapat menyebabkan efek yang menyebalkan
seperti menyebabkan kondisidenial-of-services. Biasanya terdapat pada executable
file.
2. Worms
Merupakan tipe malware yang cara penyebarannya mirip dengan virus dan
menyebarkan kerusakan yang mirip. Namun perbedaannya adalah Worms tidak
perlu menumpang pada program lain, worms merupakan program yang berdiri
sendiri. Cara untuk pengguna menjalankannya adalah dengan melakukan social-
engineering pengguna tidak sadar telah menjalankan program worms.
3. Trojan
Merupakan tipe malware yang sangat berbahaya, karena malware ini
merupakan potongan perangkat lunak yang terlihat sangat meyakinkan. Pengguna
biasanya ditipu untuk membuka program tersebut pada sistemnya sehinnga trojans
dapat memuntahkan banyak malware lainnya pada sistem dan menyebabkan
dampak-dampak yang menyebalkan dan berbahaya seperti poping windows,
deleting files, stealing data. Trojans biasanya dianggap seperti pintu belakang
untuk malware lainnya masuk dan tidak bisa melakukan proses dupikasi dan
penyebaranannya sendiri, tidak seperti worms dan virus , namun memerlukan
interakaksi dengan pengguna seperti membuka email dan mengunduhnya.

2. Sejarah Ransomeware Wanna Cry


Sementara ransomware meledak tahun lalu. Serangan cyber meningkat sekitar
748%, ini bukan fenomena baru. Contoh pertama dari apa yang sekarang kita
kenal sebagai ransomware muncul pada tahun 1989.
Dikenal sebagai AIDS atau PC Cyborg Trojan, virus tersebut dikirim ke
korban. Ransomware wanna cry kebanyakan menargetkan serangan ke industri

10
kesehatan. Ransomware akan menghitung berapa kali setiap PC di-boot: setelah
mencapai 90 kali dan mulai mengenkripsi mesin. Kemudian mereka akan
meminta pengguna memperbarui lisensi mereka melalui PC Cyborg Corporation
dengan mengirimkan $ 189 atau $ 378 ke kotak pos di Panama.

3. Definisi Ransomware
Ransomware merupakan tipe malware yang paling cepat berkembang dan
merupakan cyber-threats yang menutup/mengurangi akses pengguna kepada
sistemnya, baik komputer, perangkat digital atau file, sehingga hanya peretaslah
yang memiliki kuasa untuk mengembalikan semuanya kedalam keadaan semula.
Oleh karena itu, malware ini akan memaksa pengguna membayar tebusan melalui
pembayaran digital yang sulit dilacak agar nantinya peretas memberikan kembali
akses kedalam sistem yang telah disita.
E-mail merupakan salah satu media yang bisa disusupi ransomware. Virus
ini menyerang melalui lampiran e-mail. Virus ini akan menginfeksi ketika
pengguna membuka lampiran tanpa diketahui oleh pengguna. Selain melalui media
e-mail, ransomware juga dapat berkembang baik melalui worm dan trojan lainnya.
Virus ini dapat masuk ke dalam sistem komputer tanpa sepengetahuan pengguna.
Tidak hanya menginfeksi sistem komputer, perangkat-perangkat lunak pada sistem
tersebut juga dapat terkena serangan ini untuk computer.
4. Definisi Wannacry
WannaCry adalah sebuah ransomware yang diciptakan oleh hacker, yang
menyerang sistem komputer melalui celah keamanan. Komputer yang terinfeksi
malware atau ransomware tersebut, datanya akan dicuri dan dikunci. Komputer
yang terinfeksi malware, akan muncul tampilan berwarna merah yang memiliki
pesan dimana pengguna diharuskan untuk mengirimkan uang sejumlah 300 USD
apabila pengguna ingin datnya dikembalikan. Jika tidak file mereka yang dicuri
akan dihapus.
WannaCry mengksppolitasi celah keamanandi komputer berbasis Windows
yaitu Ms 017-010.
Malware ini biasnaya dikirimkan ke komputer pengguna melalui link-link
'beracun', baik yang tersebar diberagam situs saat pengguna sedang melakukan

11
browsing ataupun juga melalui spam yang masuk lewat Email. Aapbila pengguna
mengeklik link tersebut, maka malware akan terunduh dan mulai bekerja. Data
yang ada padakomputer akan dicuri, kemudian diubah dalam bentuh enkripsi
sehingga tidak dapat lagi dibuka oleh pengguna. Setelah itu, penyerang akan
mengirimkan pesan untuk meinta tebusan bila datanya ingin dikembalikan.
5. Jenis-jenis Ransomware
1. Filocoder Ransomware adalah benar-benar sudah torjan yang mengenkripsi
file komputer dan meminta tebusan jika anda ingin mendapatkan akses dekstop
kembali. Jenis ransomware tersebut dikenal sebagai file Code. Penghapusan file
code ransomware tidak akan mudah karena ransomware mengenskripsi semua file
PC.
2. Locky
Locky adalah ransomware yang disebarkan sebagai dokumen Word berbahaya
yang melekat pada email spam. Email yang membawa ransomware locky
biasanya berpura-pura memberikan faktur dokumen. Word berbahaya ini dapat
segera mengeksekuasi proses enskripsi berbahaya ketika macro word diaktifkan.
Jiak tidak teks Word ini muncul sebagai file yang rusak dan judul dokumen ini
mengatakan "Enable Macroif the Encoding is Incorrect" Sayangnya jika pengguna
komputer berusaha untuk memecahkan kode garis-garis rusak mencurigakan ini,
ia mungkin mengubah makronya. Akibatna kode berbahaya yang di tempatkan
pada dokumen Word akan diaktifkan dan menginstal ransomware locky di
komputer pengguna.
3. Criptolocker
Criptolocker merupakan pengembangan dari filecode yang didistribusikan
melalui jaringan peer-to-peer file-sharing, menyerang sebgai activation key untuk
perangkat lunak populer seperti Adobe Photoshop dan Microsoft Office.
4. CTB locker
CTB locker (Curve To Bitcoin Locker) atau lebih dikenal sebagai critoni adalah
sebuah infeksi Ransomware yang ditemukan pada pertengahan juli 2014. Target
serangan adalah sebuah infeksi pemaikai windos termasuk windows XP,
Windows Vista, Windows 7 ,dan Windows 8

12
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Ransomware Wannacry


Ransomware merupakan tipe malware yang paling cepat berkembang dan
merupakan cyber- theats yang menutup atau mengurangi akses pengguna
kepada sistemnya baik komputer pernagkat digital atau file. Sedangkan Wannacry
adalah sebuah ransomware yang diciptakan oleh para hacker yang menyerang
sistem komputer.
1. Cotoh Kasus Ransomware Wannacry
Penyebaran ransomware wannacry di indonesia salah satu contohnya terjadi di RS
Dharmais. Presiden direktur rumah sakit Dharmais abdul kadir menjelaskan
kronologi terjadinya serangan virus cyber Ransomware Wannacy pada TI rumah
sakit yang terletak di kawasan Jakarta Barat. Serangan itu terjadi pada hari Sabtu,
13 Mei 2017 jam 05.00 subuh. Pada saat itu seseorang petugas RS hendak
memasukan data seorang pasien rawat inap. Namun tampilan pada monitor
komputer berbeda dari tampilan biasanya. Tiba-tiba muncul tampilan di monitor
itu berubah semua. Melihat keanehan pada tampilan monitor, petugas rumah sakit
tersebut melapor kepada instalasi IT pasien rawat inap. Mendengar laporan itu,
diinstruksikan untuk menghentikan semua proses IT dan mematikan semua
Komputer yang ada di RS. TERDAPAT 60 KOMPUTER DI rs Dharmais yang
terserang Ransomware Wannacry. Serangan virus itu tidak melumpuhkan
layanan rumah sakit terhadap pasien dan pengunjung. Pada RS Dharmais terdapat
600 unit komputer dan hanya 60 unit saja yang tersernag virus. Saat ini 60 unit
komputer tersebut sudah diamankan untuk disterilkan.
2. Pelaku Dalam Kasus Ransomware Wannacry
Wannacry lahir dari tool senjata dinas intel Amerika Serikat NSA yang dicuri dan
dibocorkan grup hacker bernama Shadow Broker pada April lalu. Tool yang
dieksploitasi oleh Wannacry dikenal dengan istilah "EternalBlue". Sebelum
dibocorkan oleh Shadown Broker, EternalBlue sudah sering dipakai NSA untuk

13
mengendalikan komputer sasaran dari jarak jauh secara remote. Celah ini bisa
dipakai menyerang komputer yang menjalankan Windows XP hingga Windows
Server 2012. Alfons mengatakan celah keamanan ini sebenarnya sudah diketahui
dan ditambal oleh Microsoft melalui Patch Windows pada maret 2017 lalu.
Sayangnya ada saja pengguna
institusi atau perusahaan yang belum memasang update ini karena berbagai sebab.
Laporan terakhir menyebut Korban Wannacry secara total, lebih dari 75.0000
kasus infeksi Wannacry di sekitar 100 negara termasuk indonesia.
3. Penangulangan Kasus Ransomware Wannacry
Beberapa hal yang dapat dilakukan ketika pernagkat kita terinfeksi ransomware:
1. Melakukan identifikasi terhadap jenis ransomware, karena tipa ransomware akan
berbeda penangulangannya. Bisa dengan bantuan layanan online ID RANSOM,
memang tidak lantas mengembalikan file atau data yang ternkripsi tadi namun
informasi yang dihasilkan bisa mengetahui jenis ransomware sehingga bisa
menentukan lengkah selanjutnya. Dengan mengetahui jenis ransomware bisa
ditentukan metode dekripsinya.
2. Melakukan scan dnegan antivirus yang sudah menyediakkan fitur dekripsi seperti
Bitdeffender, Kaspersky, dan lain-lain.
3. Mengupdate OS terbaru dari Windows. Windows telah memberikan udate terbaru
untuk menambal celah keamanan yang bisa diekploitasi oleh malware tersebut.

4. Pencegahan Kasus Ransomware Wannacry


Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh pengguna:
1. Bijak berinternet, artinta tidak melakukan klik pada tautan yang tidak jelas atau
download file-file crack.
2. Mengaktifkan Firewell dan Update antivirus serta sistem operasi.
3. Melakukan Back UP secara reguler pada data-data penting bisa dnegan media
cloud maupun disk eksternal.

14
5. Penyelesaian Kasus dilihat dari sudut PAPA

5.1 Privacy
Privasi yang dimaksud di sini adalah Privasi dalam hal hak individu atau hak
seseorang dalam mempertahankan informasi dan data yang bersifat pribadi dari
pengaksesan oleh orang lain yang tidak berhak atau yang dirahasiakan. Sebaiknya
di untuk back up data yang penting ke penyimpanan eksternal contohnya
flasdisk,hardisk , dll.

5.2 Accuracy

Akurasi merupakan faktor yang paling utama dalam sistem Informasi. Ketidakakurasian
sebuah Informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu, merugikan, dan bahkan
membahayakan diri sendiri bahkan orang lain. Informasi yang diberikan harus benar,
tepat, akurat dan bertanggung jawab karena apa yang diinformasikan bisa jadi
merupakan bahan referensi dalam membuat keputusan.

5.3 Property

Aspek property ini berhubungan dengan siapa pemilik informasi, bagaimana


harganya atau bagaimana kadar sebuah informasi itu sangat diperlukan,
bagaimana sebuah informasi itu mengalir, dan siapa saja yang boleh mengakses.
Kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta intelektual). Hak cipta intelektual yang
paling umum berkaitan dengan TI adalah perangkat lunak.

5.4 Accesibillity

Berhubungan dengan informasi apa yang dapat diperoleh orang seseorang atau
organisasi, dan dalam kondisi seperti apa. Fokus dari masalah akses adalah pada
penyediaan akses untuk semua kalangan. Teknologi informasi malah tidak
menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan terhadap informasi bagi
kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung pengaksesan untuk
semua pihak.

15
UU ITE mngenai Hacking dan Virus
Pasal 32 ayat 1: " Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan
hukum dnegan cara apapun mengubah, menambahkan, mengurangi, melakukan
transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu
informasi elektronik dan atau dkumen elektronik milik orang lain atau milik
public".
Pasal 33:" Setiap orang dengan sengaja dan tnapa hak atau melawan hukum
melakukan tindak apapun yang berkaitan terganggunya sistem elektronik atau
mengakibatkan sistem elektronik menjadi tidak bekertja sebagaimana mestinya".
Pasal 36: " Setiap oramg dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan perbuatan bagi orang lain". dapat diguankan untuk menjerat si
pembuat virus.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Ransomware merupakan jenis malware yang bertujuan melakukan
pemerasan terhadap korbannya, cara kerjanya ransomware yang sudah tertanam
pada perangkat korban akan melakukan enkripsi pada data-data korban lalu
memberi pemberitahuan di layar perangkat korban dan meminta sejumlah uang
untuk bisa mengembalikan data-data atau file korban. Ransomware tersebar
melalui tautan email, tautan di internet yang tidak jelas, file-file download hasil
crack, maka dari itu dengan bertambah teknik penyebaran diharapkan pengguna
internet, lebih meningkatkan kesadaran akan bijak berinternet, melakukan back up
file penting secara reguler dan meningkatkan keamanan pada perangkat kita baik
hardware maupun software.
4.2. Saran
Cybercrime adalah bentuk kejahatan yang mestinya kita hindari atau kita
berantas keberadaanya. Demi keamanan data, kita dapat melakukan pencegahan
penyusupan virus ransomeware wannacry dari dalam dengan melakukan langkah
sederhana seperti mem-backup data secara berkala pada komputer. Demikian
makalah ini kami susun dengan usaha yang maksimal dari tim kami, kami
mengharapkan yang terbaik bagi kami dalam penyusunan makalah ini maupun
bagi para pembaca semoga dapat mengambil manfaat dengan bertambahnya
wawasan dan pengetahuan baru setelah membaca tulisan yang ada pada makalah
ini. Namun demikian, sebagai manusia biasa kami menyadari keterbatasan kami
dalam segala hal termasuk dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kami
mengharapkan kritik atau saran yang membangun demi terciptanya penyusunan
makalah yang lebih sempurna di masa yang akan datang. Atas segala perhatiannya
kami haturkan terimakasih.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://hatespeechgroup.wordpress.com/contoh-kasus/
https://news.detik.com/berita/d-3501188/virus-wannacry-sempat-infeksi-
60-komputer-di-rs- dharmais
http://www.beritasatu.com/digital-life/430707-pelajaran-penting-dari-
kasus-serangan-ransomware-wannacry.html
http://nova.rambler.ru/search?
lang=end&_openstar=aW52bHQ0Njs7Ow&query=uu+tentang+Ransomw
are+WannaCry
http://www.trendmicro.com/vinfo/us/security/definition/ransomware.

18

Anda mungkin juga menyukai