Anda di halaman 1dari 16

BahanAjarAnalisaStrukturIIMulyati,ST.

,MT

Pertemuan IX,X,XI
V. Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method)
Lanjutan

V.1 Penerapan Metode Defleksi Kemiringan Pada Kerangka Kaku Statis


Tak Tentu Tanpa Goyangan.

Hampir semua kerangka kaku yang secara actual dibangun di dalam


praktek bersifat statis tak tentu. Tidak seperti titik-hubung kaku (180O) di
tumpuan-tumpuan balok menerus, lebih dari dua ujung batang bisa
terhimpun di titik-hubung yang sama, yang di dalam kasus ini, kondisi
keseimbangan yang berkaitan dengan rotasi yang tak diketahui di titik
hubung itu akan melibatkan lebih dari dua momen ujung. Kondisi
keseimbangan untuk titik-hubung kaku pada Gambar 5.1 adalah

M2 + M3 + M16 + M17 = 0 .. (5.1)

Gambar 5.1 Kondisi Momen Titik-Hubung di Dalam Metode Defleksi Kemiringan

V1

BahanAjarAnalisaStrukturIIMulyati,ST.,MT

Analisa umum kerangka kaku didasarkan atas pengandaian, bahwa


deformasi aksial yang sangat kecil apabila dibandingkan dengan lendutan-
lentur boleh diabaikan. Berdasarkan pengandaian tersebut, banyak
kerangka kaku memiliki bentuk sedemikian rupa sehingga tak satupun titik-
hubung dapat mengalami perubahan posisi yang tak diketahui akibat beban-
beban yang bekerja. Dengan demikian perpindahan-perpindahan yang tak
diketahui akan hanya melibatkan rotasi-rotasi titik-hubungnya dan semua
momen ujungnya dapat diekspresikan sebagai fungsi dari perpindahan-
perpindahan yang tak diketahui tersebut melalui persamaan-persamaan
defleksi kemiringan.rotasi-rotasi titik-hubung yang tak diketahui dapat
diperoleh. Dengan menggantikan nilai-nilai rotasi titik-hubung kembali ke
dalam persamaan-persamaan defleksi kemiringan, momen-momen ujung
diperoleh. Semua momen ujung yang telah dikatahui, gaya aksial, gaya
geser dan momen pada semua batang dapat diperoleh dengan menerapkan
hukum-hukum statika terhadap batang-batang individual.

V.2 Penerapan Metode Defleksi Kemiringan Pada Kerangka Kaku Statis


Tak Tentu Dengan Goyangan Ke Samping.

Untuk kerangka kaku bertitik-hubung menyiku, translasi-translasi


titik-hubung yang tak diketahui biasanya mengarah horizontal, karenanya
dinamakan goyangan ke samping (sides ways) yang tak diketahui. Jumlah
kerangka kaku menyiku akan sama dengan jumlah tingkat dalam kerangka
kaku empat persegi panjang. Misalnya kerangka kaku bertingkat satu pada
Gambar 5.2a, translasi yang tak diketahui yang mungkin hanyalah
goyangan ke samping kanan dari titik hubung A, B, atau C. Kondisi
keseimbangan untuk rotasi searah jarum jam yang tak diketahui di titik-
hubung B, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5.2b, jumlah momen
berlawanan arah jarum jam yang bekerja di titik-hubung adalah nol, atau

M2 + M3 + M7 = 0 .. (5.2)

V2

BahanAjarAnalisaStrukturIIMulyati,ST.,MT

Gambar 5.2 Kerangka Kaku Tipikal Bertingkat Satu

Kondisi keseimbangan untuk goyangan ke samping kanan yang tak


dikaetahui di titik-titik pada diagram benda bebas paduan titik-titik hubung
A, B, atau C adalah bahwa jumlah gaya-gaya horizontal yang bekerja ke kiri
pada diagram benda bebas paduan titik-titik hubung A, B, atau C,
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5.2c adalah nol atau
-W1 H5 H7 H9 = 0 ... (5.3)

dengan H5, H7, dan H9 dapat diekspresikan sebagai fungsi dari momen-
momen ujung pada Gambar benda bebas kolom-kolom, sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 5.2d.

Untuk kerangka kaku tipikal bertingkat dua pada Gambar 5.3a,


terdapatlah enam rotasi titik-hubung yang tak diketahui dan dua goyangan
ke samping yang tak diketahui yang ditunjukkan sebagai 1 ke sebelah
kanan dari titik-hubung A, B, atau C dan 2 ke sebelah kanan dari titik-
hubung D, E, atau F.

V3

BahanAjarAnalisaStrukturIIMulyati,ST.,MT


Gambar 5.3 Kerangka Kaku Tipikal Bertingkat Dua

Kedua kondisi keseimbangan yang berkaitan dengan dua goyangan ke


samping yang tak diketahui tersebut diperoleh dengan menyamakan gaya-
gaya horisontal yang bekerja ke kiri pada benda bebas paduan titik-titik
hubung A, B, dan C yang kemudian benda bebas paduan titik-titik hubung
D, E, dan F, dengan nol. Dengan demikian,

-W1 H9 H11 H13 = 0 ........................................................... (5.4a)

dan -W2 + H10 + H12 + H14 H15 H17 H19 = 0 .. (5.4b)

Kedua kondisi gaya geser yang berkaitan dengan goyangan-goyang ke


samping yang tak diketahui 1 dan 2 ke sebelah untuk kerangka kaku pada
Gambar 5.3 dapat dituliskan dengan cara lain dalam bentuk :

W1 = H10 + H12 + H14 ..... (5.5a)

dan W1 + W2 = H16 + H18 + H20 = ............ (5.5b)

V4

BahanAjarAnalisaStrukturIIMulyati,ST.,MT

Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5.4, jumlah semua gaya horisontal


yang bekerja ke kakanan pada kerangka kaku, dari puncaknya hingga dasar-
dasar himpunan kolom pada tingkat yang sama, sama dengan jumlah gaya-
gaya geser yang bekerja ke kiri di dasar-dasar kolom.

Gambar 5.4 Diagram Benda-Benda Bebas Sehubungan


Dengan Goyangan ke samping
Analisa kerangka kaku dengan goyanga ke samping diperlihatkan pada
Gambar 5.5a, serta diagram benda-benda bebas dan pengecekan kondisi
gaya geser diperlihatkan pada Gambar 5.5b.

(a) Kerangka kaku dengan goyangan ke samping

(b) Diagram benda-benda bebas dan pengecekan kondisi gaya geser


Gambar 5.5 Analisa Kerangka Kaku Dengan Goyangan
V5

BahanAjarAnalisaStrukturIIMulyati,ST.,MT

Perbedaan persamaan-persamaan defleksi kemiringan pada kerangka


kaku tak bergoyang dengan kerangka kaku bergoyang, yaitu pada kolom-
kolomnya, seperti diperlihatkan di dalam persamaan-persamaan berikut ini :

2 E (I AB ) 3
M AB = M 0 AB + 2 A + B (5.6a)
LAB LAB

2 E (I BA ) 3
M BA = M 0 BA + 2 B + A ..... (5.6b)
LBA LBA

2 E (I CD ) 3
M CD = M 0CD + 2 C + D .. (5.6c)
LCD LCD

2 E (I DC ) 3
M DC = M 0 DC + 2 D + C .. (5.6d)
LDC LDC

dengan kondisi gaya geser :

P.a M AB + M BA .. (5.7a)
HB = +
LAB LAB

M CD + M DC (5.7b)
HC =
LCD

H B HC = 0 . (5.7c)

dan cek gaya geser :

H A + HD P . (5.8a)

P.b M AB + M BA M CD + M DC
+ + P
. (5.8b)
LAB LAB LCD

V6

BahanAjarAnalisaStrukturIIMulyati,ST.,MT

V.3 Contoh-Contoh Soal dan Pembahasan

Soal 1. Analisalah kerangka kaku pada Gambar 5.6 dengan metode


defleksi kemiringan. Tentukan reaksi perletakan, gaya geser, dan momen-
momen pada semua batangnya.

Gambar 5.6 Kerangka Kaku Contoh Soal V.1

Penyelesaian :

(1) Momen-momen ujung jepit.

M 0 AB = M 0 BA = 0

10(6 ) 100(3)(3)
2 2
M 0 BC = = 105 kNm
12 (6)2
10(6 ) 100(3) (3)
2 2
M 0CB = + + = +105 kNm
12 (6) 2

M 0CD = M 0 DC = 0

(2) Persamaan-persamaan defleksi kemiringan. Untuk tumpuan di A dan


D jepit, maka A = D = 0.
2 E (I )
M AB = M 0 AB + (2 A + B ) = 0,5EI B
4

2 E (I )
M BA = M 0 BA + (2 B + A ) = EI B
4

V7

BahanAjarAnalisaStrukturIIMulyati,ST.,MT

2 E (3I )
M BC = M 0 BC + (2 B + C ) = 105 + 2 EI B + EI C
6

2 E (3I )
M CB = M 0CB + (2 C + B ) = +105 + 2 EI C + EI B
6

2 E (I )
M CD = M 0CD + (2 C + D ) = EIC
4
(3) Persaman-persamaan serempak, memenuhi syarat sambungan :
- sambungan di B : MBA + MBC = 0

- sambungan di C : MCB + MCD = 0

Dengan memasukkan persamaan-persamaan defleksi kemiringan


kedalam syarat-syarat sambungan, maka ditetapkan persamaan berikut :

3,00EIB + 1,00EIC = +105,00

1,00EIB + 3,00EIC = -105,00

Penyelesaian persaman serempak dengan cara eliminasi dan substitusi,


hasilnya adalah :

EIB = +52,50 EIC = -52,50

(4) Momen-momen ujung :

MAB = 0,5(+52,50) = +26,25 kNm

MBA = +52,50 kNm

MBC = -105,00 + 2(+52,50) + (-52,50) = -52,50 kNm

MCB = +105,00 + 2(-52,50) + (+52,50) = +52,50 kNm

MCD = -52,50 kNm

MDC = 0,5(-52,50) = -26,26 kNm

V8

BahanAjarAnalisaStrukturIIMulyati,ST.,MT

(3) Reaksi perletakan. Reaksi total yang terjadi adalah reaksi akibat beban
dan reaksi pengaruh momen.

10.6 100
RVB1 = RVC1 = + = 80 kN
2 2

(a) Reaksi perletakan akibat beban

52,50
B 26,25 + 52,50
RH A = = 19,69 kN
4
4m
52,50 C
RHA 52,50 26,25
RH D = = 19,69 kN
A 4
26,25 4m

B C
D RHD
52,50 6m 52,50
26,25

RVB2 RVC2

52,50 52,50
RV B 2 = = 0 kN
6

52,50 52,50
RVC 2 = = 0 kN
6
(b) Reaksi perletakan pengaruh momen
Gambar 5.7 Reaksi Perletakan Contoh Soal V.1

Reaksi total :
RHA = 19,69 kN

RHD =-19,69 kN

RVA = RVB = 80 kN

RVC = RVD = 80 kN

V9

BahanAjarAnalisaStrukturIIMulyati,ST.,MT

(4) Diagram gaya geser dan diagram momen.

Gambar 5.8 Diagram Gaya Geser dan Momen Contoh Soal V.1

Soal 2. Analisalah kerangka kaku pada Gambar 5.9 dengan metode


defleksi kemiringan. Tentukan reaksi perletakan, gaya geser, dan momen-
momen pada semua batangnya.

V10

BahanAjarAnalisaStrukturIIMulyati,ST.,MT

Gambar 5.9 Kerangka Kaku Contoh Soal V.2

Penyelesaian :

(1) Momen-momen ujung jepit.

50(3)(2 )
2
M 0 AB = = 24 kNm
(5)2

50(3) (2 )
2
M 0 AB = = +36 kNm
(5)2

10(6 ) 100(3)(3)
2 2
M 0 BC = = 105 kNm
12 (6)2

10(6 ) 100(3) (3)


2 2
M 0CB = + + = +105 kNm
12 (6) 2

M 0CD = M 0 DC = 0

(2) Persamaan-persamaan defleksi kemiringan. Untuk tumpuan di A dan


D jepit, maka A = D = 0.
2 E (I ) 3
M AB = M 0 AB + 2 A + B = 24 + 0,4 EI B 0,24 EI
5 5

2 E (I ) 3
M BA = M 0 BA + 2 B + A = +36 + 0,8 EI B 0,24 EI
5 5
V11

BahanAjarAnalisaStrukturIIMulyati,ST.,MT

2 E (3I )
M BC = M 0 BC + (2 B + C ) = 105 + 2 EI B + EI C
6

2 E (3I )
M CB = M 0CB + (2 C + B ) = +105 + 2 EI C + EI B
6

2 E (I ) 3
M CD = M 0CD + 2 C + D = 0,8 EI C 0,24 EI
5 5

2 E (I ) 3
M DC = M 0 DC + 2 D + C = 0,4 EI C 0,24 EI
5 5

(3) Gaya geser :

50.3 ( 24 + 0,4 EI B 0,24 EI ) + (+ 36 + 0,8 EI B 0,24 EI )


HB = +
5 5

= 32,4 + 0,24 EI B 0,096 EI

(0,8 EI C 0,24 EI ) + (0,4 EI C 0,24 EI )


HC =
5

= 0,24 EI C 0,096 EI

(4) Persaman-persamaan serempak, memenuhi syarat sambungan :

- sambungan di B : MBA + MBC = 0

- sambungan di C : MCB + MCD = 0

- kondisi gaya geser : -HB - Hc = 0

Dengan memasukkan persamaan-persamaan defleksi kemiringan


kedalam syarat-syarat sambungan, maka ditetapkan persamaan berikut :

2,80EIB + 1,00EIC 0,24EI = +69,00

1,00EIB + 2,80EIC 0,24EI = -105,00

-0,24EIB 0,24EIC + 0,19EI = +32,40

V12

BahanAjarAnalisaStrukturIIMulyati,ST.,MT

Penyelesaian persaman serempak dengan cara eliminasi dan substitusi,


hasilnya adalah :

EIB = +55,29

EIC = -41,38

EI = +185,13

(5) momen ujung :

MAB = -24,00 + 0,4(+55,29) 0,24(+185,13) = -46,32 kNm

MBA = +36,00 + 0,8(+55,29) 0,24(+185,13) = +35,80 kNm

MBC = -105,00 + 2(+55,29) + (-41,38) = -35,80 kNm

MCB = +105,00 + 2(-41,38) + (+55,29) = +77,53 kNm

MCD = 0,8(-41,38) 0,24(+185,13) = -77,53 kNm

MDC = 0,4(-41,38) 0,24(+183,13) = -60,98 kNm

(6) Cek gaya geser :

50.2 46,32 35,8 77,53 + 60,98


5 + 5
+
5
50

(7) Reaksi perletakan. Reaksi total yang terjadi adalah reaksi akibat beban
dan reaksi pengaruh momen.

V13

BahanAjarAnalisaStrukturIIMulyati,ST.,MT


50.2 10.6 100
RH A1 = = 20 kN RVB1 = RVC1 = + = 80 kN
5 2 2

(a) Reaksi perletakan akibat beban

35,80
B 46,32+35,80
RHA2 = = 2,10 kN
5
5m
77,53 C
77,53 60,98
RHA2 RHD = = 27,70 kN
A 5
46,32 5m

B C
D RHD
35,80 6m 77,53
60,98

RVB2 RVC2

35,80 77,53
RVB2 = = 6,96 kN
6

77,53 35,80
RVC 2 = = 6,96 kN
6

(b) Reaksi perletakan pengaruh momen

Gambar 5.10 Reaksi Perletakan Contoh Soal V.2

V14

BahanAjarAnalisaStrukturIIMulyati,ST.,MT

Reaksi total :

RHA = -22,1 kN

RHD =-27,7 kN

RVA = RVB = 73,04 kN

RVC = RVD = 86,96 kN

(8) Diagram gaya geser dan diagram momen :

Gambar 5.11 Diagram Gaya Geser dan Momen Contoh Soal V.2

V.4 Soal-Soal Latihan

Analisalah kerangka kaku di bawah ini dengan menggunakan metode


defleksi kemiringan, gambar diagram gaya geser dan momen.

V15

BahanAjarAnalisaStrukturIIMulyati,ST.,MT

1.



2.



3.

V16

Anda mungkin juga menyukai