Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

PERBANDINGAN KEANEKARAGAMAN SERANGGA TANAH SECARA


HORIZONTAL PADA DISTRIBUSI SPASIAL LAHAN PERTANIAN DAN
HUTAN DI RANUPANI

Oleh
1. Aris Abdul Halim (13620011)
2. Dyta Kurniawatiningrum (14620003)
3. M. Riza Firdausi (14620079)
4. Arifatul Lutfia (14620095)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desakan kebutuhan lahan untuk pembangunan begitu kuat, sementara luas lahan
tidak bertambah. Selama ini lahan pertanian mempunyai nilai lahan yang rendah
dibanding peruntukan lahan lain (non pertanian), akibatnya lahan pertanian secara terus
menerus akan mengalami konversi lahan ke nonpertanian. Padahal lahan pertanian
selain mempunyai nilai ekonomi sebagai penyangga kebutuhan pangan, juga berfungsi
ekologi seperti mengatur tata air, penyerapan karbon di udara dan sebagainya
(Hariyanto, 2010).
Perubahan penggunaan lahan dari hutan ke pertanian lahan kering atau tegalan,
memberikan keuntungan sosial dan ekonomi bagi masyarakat setempat, konversi
penggunaan lahan dari sawah ke industri memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih
besar dan harga tanah yang akan meningkat (Kodoatie, 2005). Disisi lain konversi
penggunaan lahan untuk tujuan budidaya tersebut, ikut berperan pula terhadap
terjadinya degradasi tanah dan air (USEPA, 2001). Roeslan, et.al (2007)
mengemukakan dua indikator penting dalam mengindikasikan kerusakan lahan adalah
dengan membandingkan bentuk penggunaan lahan dan kondisi hidrologi aliran
permukaan pada waktu yang berbeda.

Ranu merupakan sebuah danau. Perairan Ranu Pani merupakan salah satu Ranu
yang dijadikan tempat konservasi, tempat tinggal dan tempat pariwisata. Ranu Pani
termasuk Ranu yang indah, tetapi airnya tidak sejernih seperti dahulu dan telah terjadi
pendangkalan akibat pembuangan limbah rumah tangga masyarakat di sekitar Ranu
Pani. Menurut Setia (2012), hutan hujan tropis memiliki keanekaragaman hayati yang
sangat tinggi, dimana antara flora dan fauna saling berinteraksi satu sama lain. Diantara
hubungan interaksi yang ada adalah hubungan saling menguntungkan satu sama lain.
Hubungan saling menguntungkan ini akan membentuk ekosistem yang seimbang.
Keanekaragaman serangga tanah di hutan hujan tropis Ranu Pani belum banyak
dipublikasi atau dilaporkan, sehingga perlu untuk diteliti sebagai data awal pengelolaan
ekosistem. Keanekaragaman jenis dapat digunakan untuk menyatakan struktur
komunitas. Ukuran keanekaragaman dan penyebabnya mencakup sebagian besar
pemikiran tentang ekologi. Hal itu terutama karena keanekaragaman dapat
menghasilkan kestabilan dan dengan demikian berhubungan dengan sentral ekologi
(Kartikasari, 2015).

Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi yang


jumlahnya melebihi jumlah hewan melata darat lainnya, sehingga serangga dapat
ditemukan di berbagai tempat (Borror et al., 1992). Serangga sebagai salah satu
komponen keanekaragaman hayati juga memiliki peranan penting dalam jaring-jaring
makanan yaitu sebagai herbivor, karnivor, dan detrivor (Rizali et al.,, 2002). Kondisi
ekosisem akan berpengaruh erhadap keberadaan serangga terkait dengan peranannya.
Serangga permukaan tanah merupakan kelompok yang sering dilupakan, bahkan
serangga permukaan tanah disebut sebagai parasit, padahal kelompok ini mempunyai
potensi yang tidak ternilai terutama dalam membantu perombakan bahan organik tanah.
Kegiatannya dalam perombakan bahan organik merupakan salah satu peran penting
dalam proses pembentukan tanah dan penyeimbang ekosistem.

Melihat keadaan Ranu Pani termasuk salah satu hutan hujan tropis yang
kelimpahannya dapat berperan dalam proses edukasi, dimana hutan ini berada di
kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang merupakan kawasan yang
memiliki potensi sumber daya alam yang menonjol dan perubahan lahan di sekitarnya
menyebabakan alasan untuk mengetahui keanekaragaman serangga tanah di area
pertanian dan hutan di sekitar ranu pani.

1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serangga, mengetahui
keanekaragaman dan dominansi serangga pada lahan pertanian dan lahan di hutan
kawasan Ranupani, Desa Ranu Pani Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang,
Jawa Timur yang masih menjadi bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru (TNBTS).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lansekap

Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang
memiliki kualitas visual bentukan lahan, formasi batuan, elemen air, dan pola
tanaman yang berbeda (Wibisono, 2008). Sebuah lansekap memiliki ciri atau
karakteristik yang mencerminkan sebuah lansekap. Beberapa karakter dalam
sebuah lansekap, di antaranya adalah adanya harmoni ataua kesatuan di antara
elemen-elemen alam, antara lain : ground forms, formasi batuan, vegetasi, dan
kehidupan satwa (animal life). Lansekap juga merupakan suatu bentang alam
yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat dinikmati keberadaannya
melalui seluruh indera yang dimiliki oleh manusia.
2.2 Pengelolaan Lansekap
Pengelolaan adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan
semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah
ditetapkan, selanjutnya diungkapkan beberapa karakteristik pengelolaan yaitu
sebagai berikut

1. Pengelolaan adalah usaha menciptakan masa depan yang lebih baik,


dengan mengingat masa lalu dan masa kini.
2. Pengelolaan dipraktekan di dalam dan refleksi dari era sejarah
tertentu.
3. Pengeloaan adalah kegiatan yang menghasilkan konsekuensi dan
pengaruh yang muncul dengan berlalunya waktu. (Ulupi, R. A. 2013)
Setelah taman dibangun, maka diperlukan pengelolaan/pemeliharaan
agar kondisi taman tetap bersih dan asri serta nyaman digunakan oleh
masyarakat. keberhasilan dari suatu pengelolaan yaitu kegiatan pemeliharaan.
Pemeliharaan lanskap dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap
dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau
sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan
rancangan atau desain semula. Pemeliharaan ada dua yaitu pemeliharaan ideal
dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang
mengacu pada tujuan dan desain semula, karenanya pada periode waktu tertentu
diadakan suatu evaluasi. Pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman
untuk mengimbangi pemeliharaan secara ideal sehingga taman tetap rapi, indah,
asri, nyaman serta aman. Pemeliharaan fisik meliputi pemeliharaan terhadap
elemen keras maupun lunak (tanaman). Pemeliharaan elemen keras atau
bangunan taman merupakan pemeliharaan pencegahan, yaitu pembersihan
terhadap lumut dan karat, pengecatan, dan penggantian atau perbaikan elemen
yang rusak. Sedangkan pemeliharaan tanaman meliputi pembersihan areal
taman, penyiangan, penggemburan tanah, penyiraman, pemangkasan,
pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, penyulaman dan pemindahan
tanaman, pembibitan, serta pemeliharaan peralatan. Terdapat dua sistem
pemeliharaan fisik yaitu pemeliharaan korektif dan pemeliharaan preventif.
Pemeliharaan korektif menitikberatkan pada penanganan masalah sedang terjadi.
Sedangkan pemeliharaan preventif menekankan pada identifikasi dan
penyelesaian masalah yang mungkin terjadi. Pemeliharaan preventif merupakan
kunci sukses untuk meminimalisasi perawatan kerusakan taman/lanskap.
Kegiatan pengelolaan taman dikelompokkan berdasarkan tahapan mulai dari
perencanaan program pemeliharaan, pelaksanaan kegiatan pemeliharaan serta
pengawasan/monitoring dan evaluasi kegiatan pemeliharaan. (Yulianto
Wibisono, 2008)

2.3 Agrowisata
Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris,
agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism berarti
pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata adalah berwisata ke daerah pertanian.
Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan
dan perikanan.
Secara umum konsep agrowisata mengandung pengertian suatu kegiatan
perjalanan atau wisata yang dipadukan dengan aspek-aspek kegiatan pertanian.
Kegiatan agrowisata dilihat dari segi substansi lebih menitikberatkan pada upaya
menampilkan kegiatan pertanian dan suasana perdesaan sebagai daya tarik
utama wisatanya tanpa mengabaikan segi kenyamanan. Pada dasarnya
agrowisata merupakan kegiatan yang berupaya mengembangkan sumberdaya
alam suatu daerah yang memiliki potensi di bidang pertanian untuk dijadikan
kawasan wisata. Daerah perkebunan, sentra penghasil sayuran tertentu dan
wilayah perdesaan berpotensi besar menjadi objek agrowisata. Potensi yang
terkandung tersebut harus dilihat dari segi lingkungan alam, letak geografis,
jenis produk, atau komoditas pertanian yang dihasilkan, serta sarana dan
prasarananya. Pengembangan agrowisata pada hakikatnya merupakan upaya
terhadap pemanfaatan potensi atraksi wisata pertanian.
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) bersama antara Menteri Pariwisata,
Pos dan Telekomunikasi dan Menteri Pertanian No. KM.47/PW.DOW/MPPT-
89 dan No. 204/KPTS/HK/050/4/1989 agrowisata sebagai bagian dari objek
wisata, di artikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro
sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan,
pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata diberi
batasan sebagai wisata yang memanfaatkan objek-objek pertanian. Secara
singkat mungkin dapat disebutkan bahwa agrowisata adalah suatu kegiatan yang
secara sadar ingin menempatkan sektor primer (pertanian) di kawasan sektor
tersier (pariwisata), agar perkembangan sektor primer itu dapat lebih di percepat,
dan petani mendapatkan peningkatan pendapatan dari kegiatan pariwisata yang
memanfaatkan sektor pertanian tersebut. (Wayan Windia, dkk. 2003)
2.4 Lahan
Lahan oleh memiliki beberapa pengertian yang diberikan baik itu oleh
FAO maupun pendapat para ahli. Menurut Purwowidodo (1983) lahan
mempunyai pengertian: Suatu lingkungan fisik yang mencakup iklim,relief
tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang sampai pada batas tertentu akan
mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan.
Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim,
relief,tanah, air dan vegetasi serta benda yang diatasnya sepanjang ada
pengaruhnya terhadap penggunaan lahan, termasuk didalamnya hasil kegiatan
manusia dimasa lalu dan sekarang seperti hasil reklamasi laut, pembersihan
vegetasi dan juga hasil yang merugikan seperti yang tersalinasi. (FAO dalam
Arsyad, 1989)
Selain itu lahan memiliki pengertian yang hampir serupa dengan
sebelumnya bahwa pengertian lahan adalah:
Suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu yang meliputi
biosfer, atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi, populasi tanaman dan hewan
serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan sekarang, sampai pada tingkat
tertentu dengan sifat-sifat tersebut mempunyai pengaruh yang berarti terhadap
fungsi lahan oleh manusia pada masa sekarang dan masa yang akan datang.
(FAO dalam Sitorus, 2004)

lahan memiliki banyak fungsi yaitu :

a. Fungsi produksi
Sebagai basis bagi berbagai sistem penunjang kehidupan , melalui
produksi biomassa yang menyediakan makanan, pakan ternak,
serat,bahan bakar kayu dan bahan-bahan biotik lainnya bagi manusia,
baik secara langsung maupun melalui binatang ternak termasuk
budidaya kolam dan tambak ikan
b. Fungsi lingkungan biotik
Lahan merupakan basis bagi keragaman daratan (terrertrial) yang
menyediakan habitat biologi dan plasma nutfah bagi tumbuhan,
hewan dan jasad-mikro diatas dan dibawah permukaan tanah.
c. Fungsi pengatur iklim
Lahan dan penggunaannya merupakan sumber (source) dan rosot
(sink) gas rumah kaca dan menentukan neraca energi global berupa
pantulan,serapan dan transformasi dari energi radiasi matahari dan
daur hidrologi global.
d. Fungsi hidrologi
Lahan mengatur simpanan dan aliran sumberdaya air tanah dan air
permukaan serta mempengaruhi kualitasnya.
e. Fungsi penyimpanan
Lahan merupakan gudang (sumber) berbagai bahan mentah dan
mineral untuk dimanfaatkan oleh manusia.
f. Fungsi pengendali sampah dan polusi
Lahan berfungsi sebagai penerima, penyaring, penyangga dan
pengubah senyawa-senyawa berbahaya.
g. Fungsi ruang kehidupan
Lahan menyediakan sarana fisik untuk tempat tinggal manusia,
industri, dan aktivitas social seperti olahraga dan rekreasi.
h. Fungsi peninggalan dan penyimpanan
Lahan merupakan media untuk menyimpan dan melindungi
bendabenda bersejarah dan sebagai suatu sumber informasi tentang
kondisi iklim dan penggunaan lahan masa lalu.
i. Fungsi penghubung spasial
Lahan menyediakan ruang untuk transportasi manusia, masukan dan
produksi serta untuk pemindahan tumbuhan dan binatang antra
daerah terpencil dari suatu ekosisitem alami.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lahan


merupakan tanah dengan segala ciri, kemampuan maupun sifatnya beserta segala
sesuatu yang terdapat diatasnya termasuk didalamnya kegiatan manusia dalam
memanfaatkan lahan. Lahan memiliki banyak fungsi yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia dalam usaha meningkatkan kualitas hidupnya .
2.5 Sifat-sifat Lahan
Sebagai mana yang diungkapkan oleh Arsyad (1989), Pengertian sifat
lahan yaitu : atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang dapat diukur atau
diperkirakan, seperti tekstur tanah, struktur tanah, jumlah curah hujan, distribusi
hujan, temperatur, darinase tanah, jenis vegetasi dan sebagainya. Sifat lahan
merupakan suatu penciri dari segala sesuatu yang terdapat di lahan tersebut yang
merupakan pembeda dari suatu lahan yang lainnya.
Sifat lahan menunjukkan bagaimana kemungkinan penampilan lahan jika
digunakan untuk suatu penggunaan lahan. Sifat lahan menentukan atau
mempengaruhi keadaan yaitu bagaimana ketersediaan air, peredaran udara,
perkembangan akan kepekaan erosi, ketersediaan unsur hara, dan sebagainya.
Prilaku lahan yang menentukan pertumbuhan tersebut disebut kualitas lahan.
Sifat-sifat lahan terdiri dari beberapa bagian yaitu karakteristik lahan,
kualitas lahan, pembatas lahan, persyaratan penggunaan lahan, perbaikan lahan
(Jamulya, 1991:2).
a. Karakteristik Lahan
Karakteristik lahan adalah suatu parameter lahan yang dapat diukur
atau diestimasi, misalnya kemiringan lereng, curah hujan, tekstur
tanah dan struktur tanah. Satuan parameter lahan dalam survey
sumbardaya lahan pada umumnya disertai deskripsi karakteristik
lahan.
b. Kualitas Lahan
Kualitas lahan mempengaruhi tingkat kesesuaian lahan untuk
penggunaan tertentu. Kualitas lahan dinilai atas dasar
karakteristiklahan yang berpengaruh. Suatu karakteristik lahan yang
dapat berpengaruh pada suatu kualitas lahan tertentu, tetapi tidak
dapat berpengaruh pada kualitas lahan lainnya.
c. Pembatas Lahan
Pembatas lahan merupakan faktor pembatas jika tidak atau hamper
tidak dapat memenuhi persyaratan untuk memperoleh produksi yang
optimal dan pengelolaan dari suatu penggunaan lahan tertentu.
Pembatas lahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu : (1) Pembatas
lahan permanen, pembatas lahan yang tidak dapat diperbaiki dengan
usaha-usaha perbaikanlahan (land improvement). (2) pembatas lahan
semetara, pembatas lahan yang dapat diperbaiaki dengan cara
pengelolaaan lahan.
d. Persyaratan Penggunaan Lahan
Persyaratan penggunaan lahan dapat dikelompokkan menjadi
beberapa bagian yaitu:
(1) Persyaratan ekologikal, contohnya ketersediaan air,
ketersediaan unsur hara, ketersediaan oksigen, resiko banjir, lingkup
temperatur, kelembapan udara, dan periode kering.
(2) Persyaratan pengelolaan, contonya persiapan pembibitan dan
mekanisasi selama panen.
(3) Persyaratan konservasi, contohnya control erosi, resiko
komplen tanah, resiko pembentukan kulit tanah.
(4) Persyaratan perbaikan, contohnya pengeringan lahan, tanggap
terhadap pemupukan
2.6 Perbaikan Lahan
Perbaikan lahan adalah aktivitas yang dilakukan untuk memperbaiki
kualitas lahan pada sebidang lahan untuk mendapatkan keuntungan dalam
meningkatkan produksi pertanian. Perbaikan lahan mutlak dilakukan agar
kulaitas lahan dapat terus terjaga dan bermanfaat bagi generasi yang akan
datang.
2.7 Penggunaan Lahan
Pemanfaatan lahan untuk membantu bagi kebutuhan hidup manusia perlu
pengolahan yang lebih lanjut. Oleh sebab itulah diperlukan suatu kebijakan atau
keputusan pada suatu penggunaan lahan. Penggunaan lahan (major kinds of land
use) sendiri dimaksudkan oleh Luthfi Rayes (2007:162) adalah Penggolongan
penggunaan lahan secara umum seperti pertanian tadah hujan, pertanian
beririgasi, padang rumput, kehutanan atau daerah rekreasi.
Pengertian penggunaan lahan juga dikemukakan oleh Arsyad
(1989:207), Penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk intervensi
(campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya baik materil maupun spiritual. Penggunaan lahan dapat
dikelompokkan ke dalam dua golongan besar yaitu penggunaan lahan pertanian
dan penggunaan lahan bukan pertanian.
Penggunaan lahan dibedakan dalam garis besar penggunaan lahan
berdasar atas penyediaan air dan komoditi yang diusahakan, dimanfaatkan atau
yang terdapat diatas lahan tersebut. Berdasarkan hal ini dapat dikenal macam-
macam penggunaan lahan seperti tegalan, sawah, kebun, , hutan produksi, hutan
lindung, dan lain-lain. Sedangkan penggunaan lahan buka pertanian dapat
dibedakan menjadi lahan permukiman, industri, dll.
2.8 Deskripsi Serangga Tanah
Serangga hidup didalam tanah, darat, udara maupun di air tawar, atau
sebagai parasit pada tubuh mahluk hidup lain, akan tetapi mereka jarang yang
hidup di air laut. Serangga sering juga disebut Heksapoda yang berarti
mempunyai 6 kaki atau 3 pasang (Aziz, 2008). Sebagian besar spesies serangga
memiliki manfaat bagi manusia. Sebanyak 1.413.000 spesies telah berhasil
diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di temukan hampir
setiap tahun. Tingginya jumlah serangga dikarenakan serangga berhasil dalam
mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi,
kapasitas reproduksi yang tinggi dan kemampuan menyelamatkan diri dari
musuhnya (Borror dkk, 1992).
2.9 Morfologi Serangga Tanah
Serangga tergolong dalam Filum Arthrophoda, Sub Filum
Mandibulata, Kelas Insecta. Ruas yang membangun tubuh serangga terbagi atas
tiga bagian yaitu, kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen).
Sesungguhnya serangga terdiri dari tidak kurang dari 20 segmen. Enam ruas
terkonsolidasi membentuk kepala, tiga ruas membentuk thoraks, dan 11 ruas
membentuk abdomen serangga dapat dibedakan dari anggota Arthropoda
lainnya karena adanya 3 pasang kaki (sepasang pada setiap segmen thoraks)
(Hadi, 2009). Menurut Sastrodihardjo (1979) pada serangga terjadi tiga
pengelompokkan segmen, yaitu kepala, dada, dan perut, secara umum satu
daerah kesatuan ini disebut tagma. Prostomium (suatu bagian terdepan yang
tidak bersegmen) bersatu dengan kepala sedangkan periprok (bagian terakhir
tubuh yang tidak bersegmen) bersatu dengan perut.
Pada bagian depan (frontal) apabila dilihat dari samping (lateral)
dapat ditentukan letak frons, clypeus, vertex, gena, occiput, alat mulut, mata
majemuk, mata tunggal (ocelli), postgena, dan antena, Sedangkan toraks terdiri
dari protorak, mesotorak, dan metatorak. Sayap serangga tumbuh dari dinding
tubuh yang terletak dorso-lateral antara nota dan pleura. Pada umumnya
serangga mempunyai dua pasang sayap yang terletak pada ruas meso toraks dan
meta torak. Pada sayap terdapat pola tertentu dan sangat berguna untuk
identifikasi (Borror dkk, 1992).
Serangga memiliki skeleton yang berada pada bagian luar tubuhnya
(eksoskeleton). Rangka luar ini tebal dan sangat keras sehingga dapat menjadi
pelindung tubuh, yang sama halnya dengan kulit kita sebagai pelindung luar.
Pada dasarnya, eksoskeleton serangga tidak tumbuh secara terus-menerus. Pada
tahapan pertumbuhan serangga eksoskeleton tersebut harus ditanggalkan untuk
menumbuhkan yang lebih baru dan lebih besar lagi (Hadi, 2009).
2.10 Manfaat dan Peranan Serangga
2.10.1 Serangga yang Menguntungkan bagi Manusia
Manfaat serangga bagi manusia sangat banyak sekali, diantaranya
adalah sebagai penyerbuk, penghasil produk perdagangan yaitu madu, malam
tawon, sutera, sirlak dan zat pewarna, pengontrol hama, pemakan bahan organik
yang membusuk, sebagai makanan manusia dan hewan, berperan dalam
penelitian ilmiah dan nilai seni keindahan serangga, pengendali gulma, bahan
pangan dan pengurai sampah (Boror dkk., 1992).
Beberapa serngga dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan
manusia, diantaranya adalah laron, jangkrik, belalang dan beberapa jenis larva
serangga. Keberadaan seranga dapat digunakan sebagai indikator keseimbangan
ekosistem. Artinya apabila dalam ekosistem tertentu keanekaragaman serangga
tinggi maka, dapat dikatakan lingkungan ekosistem tersebut seimbang atau stabi.
Keanekaragaman serangga yang tinggi akan menyebabkan proses jarring-jaring
makanan berjalan secara normal. Begitu juga sebaliknya apabila didalam
ekosistem keanekaragaman serangga rendah maka, lingkungan serangga tersebut
tidak seimbang dan labil (suhariyanto,2008)
2.10.2 Serangga yang Merugikan Bagi Manusia
Serangga dapat menyebabkan kerugian secara langsung maupun
tidak langsung kepada manusia. Kerugian secara langsung yaitu banyak
serangga berbahaya yang menyerang bagi tumbuhan-tumbuhan, termasuk
tanaman yang bernilai bagi kemanusiaan. Serangga menyerang harta benda
manusia, termasuk rumah-rumah, kapaian, persediaan makanan. Mereka juga
menyerang manusia dan hewan, dengan cara gigitan dan sengatan, banyak
serangga yang menjadi agen-agen dalam penularan beberapa penyakit yang
paling parah menyerang manusia dan hewan, kebanyakan orang lebih banyak
waspada terhadap serangga-serangga perusak dan pengaruhnya dari pada
serangga yang menguntungkan dan jenis serangga perusak dan pengaruhnya
lebih dikenal dari pada serangga yang bermanfaat (borror dkk., 1992).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dalam Kegiatan Kuliah Kerja Lapang (KKL) dengan judul
Perbandingan Keanekaragaman Serangga Tanah Secara Horizontal pada Distribusi
Spasial Lahan Pertanian dan Hutan di Ranupani ini dilaksanakan pada hari Jumat
tanggal 10 November sampai dengan hari minggu tanggal 12 November 2017.
Penelitan ini dilakukan di dua tempat yakni di lahan pertanian dan lahan hutan di
kawasan danau Ranupani, Desa Ranu Pani Kecamatan Senduro,
Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang masih menjadi bagian dari Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Alat tulis 1 set
2. Botol koleksi/ gelas plastic 20 buah
3. Cawan petri 1 buah
4. Cetok 2 buah
5. Kamera 1 buah
6. Kantung plastik Secukupnya
7. Mikroskop stereo 1 buah
8. Penggaris 1 buah
9. Patok kayu Secukupnya
10. Senter 2 buah
11. Tali rafia Secukupnya
3.2.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut
1. Alkool 70% Secukupnya
2. Populasi serangga tanah Secukupnya
3.3 Cara Kerja

Langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut.


1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Disiapkan perangkap atau trap (Pitfall trap) dari gelas plastik yang telah diisi
dengan seperiga gelas plastic alkohol 70%
3. Dipasang peerangkap dengan menanam gelas plastic ke dalam tanah sampai
bagia atasya sejajar dengan permukaan tanah secara random dikedua lahan
4. Perangkap dibiarkan 1x24 jam
5. Setelah 24 jam, perankap di ambil dan dibawa ke laboraturium
6. Dilakukan identifikasi, penghitungan dan pengambilan foto terhadap specimen
serangga yang terjebak di perangkap
7. Hasil pengamatan seluruh kelompok dimasukkan ke dalam table pengamatan
8. Disetiap kelompok menganalisis pola ditribusi dari jenis hewan tanah yang
terperangkap dengan menggunakan indeks kesamaan 2 lahan, indeks dominansi
dan indeks Shannon.
9. Di kedua lahan tersebut dilihat kelimpahan dan keanekaragaman serangga tanah
menggunakan aplikasi GIS
3.4 Analisis data
Pengamatan yang dilakukan pada lahan pertanian dan lahan di hutan.
Pengambiln sampel di lapangan dengan metode nisbi menggunakan Pitfall trap
yang diletakkan secara random (acak) dengan masing-masing 5 buah trap yang
tersedia ditanam dikedua lahan tersebut. Kemudian untuk mengetahui
kelimpahan dari masing-masing lahan menggunakan metode mutlak (Absolut).
Hasil angka pendugaan opulasi dalam bentuk jumlah individu per satuan unit
permukaan tanah/ serangga yang di amati. Kemudian dapat diadakan pendugaan
kepadatan populasi pada masing-masing wilayah yang di amati. Setelah itu bisa
dilakukan perhitungan untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman
menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon, Indeks Dominansi, dan Indeks
Kesamaan Dua Lahan. Kemudian untuk distribusi spasial kedua lahan dianalisis
menggunakan Aplikasi GIS untuk melihat kelimpahan dan keanekaragaman
serangga tanah dipermukaan.

Anda mungkin juga menyukai