Anda di halaman 1dari 3

1.

Fase fermentasi ada 4 yaitu:


a. Fase Lag : mikroba beradaptasi dengan tempat baru
b. Fase Log (exponential) : mikroba telah beradaptasi, sel tumbuh dan laju pertumbuhan
konstan
c. Fase Stasioner: substrat banyak digunakan dan senyawa toksit terakumulasi
d. Fase Kematian: sel kehabisan energy dan lamanya waktu dari stasioner tergantung
mikroba dan prosesnya.

2. Faktor yang mempengaruhi proses fermentasi yaitu: Keasaman (ph), Mikroba, Suhu,
Waktu dan Makanan (Nutrisi) (Endah, 2007).
3. Jenis mikroba yang terlibat dalam fermentasi yaitu: Bakteri dan Fungi.
4. Fermentasi secara umum dibagi menjadi 2 yaitu: fermentasi media cair (liquid state
fermentation, LSF) dan fermentasi media padat (solid state fermentation, SSF).
Fermentasi media cair diartikan sebagai fermentasi yang melibatkan air sebagai fase
kontinu dari system pertumbuhan sel bersangkutan (Satiawiharja, 1992). Fermentasi
media padat merupakan proses fermentasi yang berlangsung dalam substrat tidak terlarut,
namun mengandung air yang cukup sekalipuntidak mengalir bebas (Dharma, 1995).
5.
6. Enzim keju antara lain: Renet (Terdiri dari banyak enzim, terutama rennin dan
ditemukan di perut ruminansia), katalase (enzim ditemukan pada sebagian
besar organisme hidup) dan Lipase (Memecah lemak susu dan memberikan
rasa untuk keju) (Kiswatul, 2017).

Kesadaran yang perlu ditingkatkan bagi seluruh makhluk bumi adalah bagaimana
menciptakan bumi yang lebih baik dan lebih lestari ke depannya tanpa
meninggalkan aspek kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu, dalam
proses peningkatan ketahanan pangan dengan bioteknologi pangan, harus juga
diperhatikan aspek kelestarian SDA dan SDM tersebut.
enerapan bioteknologi pangan yang bertujan demi ketahanan pangan adalah
sesuatu yang baik dan berguna untuk kelangsungan kehidupan manusia dan juga
makhluk bumi. Jika ternyata hasil dari proses bioteknologi pangan tersebut
menimbulkan dampak balikan yang justru membahayakan bagi kesehatan manusia
itu sendiri, kita merasa itu adalah salah satu bagian dari cuplikan adegan proses
panjang ke arah penemuan cara untuk menghasilkan ketahanan pangan bagi
masyarakat dunia. Karena kita harus percaya bahwa kesempurnaan adalah milik
Tuhan yang maha segala-galanya dan kita sebagai makhluk ciptaannya harus
berusaha minimal untuk mencapai satu bagian (walaupun kecil) dari kesempurnaan
tersebut. Haram hukumnya bagi kita untuk menghentikan sebuah proses discovery
(penemuan) hanya dengan alasan-alasan yang bahkan jauh lebih tidak ilmiah dari
apa yang kita temukan. Dalam masalah bioteknologi pangan yang justru
menimbulkan bahaya bagi kesehatan, salah satu solusinya adalah pertanian
organik. Karena pertanian organik ini lebih mengutamakan kesuburan tanah
sebagai faktor penting pertumbuhan tanaman.

Endah R.D. 2007. PENGARUH KONDISI FERMENTASI YIELD ETANOL PADA


PEMBUATAN BIOETANOL DARI PATI GARUT. Jurnal teknik No.02/Tahun X.
Satiawihardja. 1992.Teknologi Pemanfaatan Limbah untuk Pakan:
Fermentasi.http://satiawihardjajajo66.files.wordpress.com/2008/03/6fermentasi.pd.(Diakses
pada16 maret 2017).

Dharma, J., Purwadaria, T. Haryati, T. Setiadi, A.P Sinurat dan T. Pasaribu. 1995. Optimalisasi
Fermentasi Teknologi Bioproses Bungkil Kelapa. Kumpulan Hasil Penelitian APBN Tahun
Anggaran1994/1995. Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor.

Anda mungkin juga menyukai