PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi Imam al-ghazali.
2. Untuk mengetahui riwayat pendidikan Imam al-ghazali.
3. Untuk Mengetahui Karya-karya imam Al-Ghazali.
4. Untuk mengetahui pemikiran-pemikiran Imam al-ghazali.
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Ghazali
adalah
ahli
pikir
ulung
yang
riwayat
hidup
dan
pendapat-pendapatnya telah banyak diungkap dan di kaji oleh para pengarang baik
dalam bahasa Arab, Inggris, maupun bahasa dunia lainnya termasuk bahasa
Indonesia. Hal itu sudah selayaknya bagi para pemikir generasi sesudahnya, karena
dengan mengkaji hasil pemikiran orang-oarang terdahululah dapat ditemukan dan
dikembangkan pemikiran-pemikiran baru.
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin
Muhammad Al-Ghazali Ath-Thusi An-Naysaburi. Ia dilahirkan di Thus, sebuah
Kota di Khurasan Persia pada tahun 450 H atau 1058 M. Di dalam dirinya
terkumpul keahlian sebagai seorang filosof, sufi, dan pendidik. Al-Ghazali
menyusun beberapa buku tebal untuk menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama.
Al-Ghazali adalah anak seorang sufi yang wara yang bekerja sebagai pemintal wol
dan hasilnya dijual sendiri di tokohnya di Thus.
Pada masa kecilnya, imam Al-Ghazali mempelajari ilmu fiqih di negerinya
sendiri pada syekh Ahmad bin Muhammad Ar-Razikani. Kemudian beliau pergi ke
daerah Jurjan dan belajar pada Imam Abi Nasar Al Ismaili. Setelah mempelajari
beberapa ilmu di negeri tersebut, Al-Ghozali kemudian berangkat ke Naisaburi dan
belajar pada Imam Haramain. Di sanalah mulai terlihat tanda-tanda ketajaman
otaknya yang luar biasa. Beliau dapat menguasai ilmu pengetahuan pokok pada
masa itu, seperti ilmu Mantik, Falsafah dan Fiqih Madzhab Syafi'i. Imam Haramain
amat berbesar hati memiliki murid seperti Al-Ghozali. Sehingga pada suatu saat
beliau berkata: "Al-Ghozali adalah lautan yang tak bertepi serta memberikan
predikat sebagai orang yang memiliki ilmu sangat luas bagaikan laut dalam nan
menenggelamkan. Disinilah imam al-Ghazali memulai karirnya sebagai penulis
dan disini pulalah ia belajar teori dan praktik sufisme kepada Abu Ali al Fadhl ibn
Muhammad ibn Ali al-Farmadhi.
484 H/ 1091 M. Al-Ghazali mengajar di perguruan tinggi selaa empat puluh tahun.
Pengangkatan ini terjadi saat Al-Ghazali berusia tiga puluh tahun, didasarkan atas
reputasi ilmiahnya yang begitu hebat.
Di kota Bagdad, nama imam Al-Ghazali semakin populer. Ia banyak
dikunjungi orang untuk di timba ilmunya, dan mereka mengagumi kuliah dan
dialog-dialog nya, sehingga reputasi dan kharismanya mengalahkan para gubernur,
para menteri, dan istana khalifah sendiri. Di sini pula beliau mulai berpolemik
dengan golongan talimiyah / bathiniyah ismailiyah dan kaum filosof. Setelah
meneliti filsafat dan menyusun kitab-kitab hasil penelitiannya ini, ia mengalihkan
perhatiannya pada Talimiyah untuk menemukan ilmu yaqini sekaligus
menjalankan tugas dari khalifah untuk menyusun buku tentang hakikat madzhab
mereka. Kinerja dalam melikuidasi pemikiran kaum Bathini ini memperkokoh
gelar Hujjat al-islam, beliau membela dan menolak orang-orang nasrani, juga
serangannya terhadap kaum bathini dan kaum filosofi, ia membentengi madzhab
al-asyariyah meskipun ia mengeritik kajian teoritik yang di lakukan oleh kaum
mutakallimin dan sikap mereka yang berlebih-lebihan dalam berdebat dan
bermusuhan.
Pada tahun 288 H, Al-Ghazali pergi ke Syam setelah terlebih dahulu
menunaikan rukun iman yang ke lima, Al-Ghazali kemudian melanjutkan
perjalanannya ke Damaskus di sinilah beliau menetap selama beberapa lama. Di
Demaskus beliau sering beribadah di masjid Al umawi sehingga pada saat ini,
masjid tersebut di ubah namanya menjadi masjid Al-Ghazali. Di sini juga beliau
menulis buku yng sangat pamilier di kalangan umat islam Indonesia, yaitu ihya
ulumu Addin. Setelah tinggal di Demaskus selama 10 tahun beliau menyelesaikan
tulisannya dan kemudian kembali ke Bagdad, Muhammad penguasa pada saat itu
meminta imam Al-Ghazali untuk kemali ke Naisabur dan mengajar di perguruan
Nizamiyah.
Beliau mengajar di sana selama dua tahu, setelah itu beliau kembali ke
kampong halamannya di Thus. Beliau kemudian mendirikan sebuah sekolah untuk
mendidik para Pukaha dan Mutahawwifin (orang yang ahli dalam bidang tasawuf).
Di kampong halamannya inilah Imam Al-Ghazali meninggal dunia 505 H / 1111 M
pada usia 55 tahun..
5
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Nama lengkap imam al-ghagazi adalah Abu Hamid Muhammad bin
Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Ath-Thusi An-Naysaburi. Ia
dilahirkan di Thus, sebuah Kota di Khurasan Persia pada tahun 450 H atau
1058 M. Di dalam dirinya terkumpul keahlian sebagai seorang filosof,
sufi, dan pendidik. Al-Ghazali menyusun beberapa buku tebal untuk
menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama. Al-Ghazali adalah anak seorang
sufi yang wara yang bekerja sebagai pemintal wol dan hasilnya dijual
sendiri di tokohnya di Thus.
2. Imam Al-Ghazali sudah mulai belajar ilmu fiqih sejak masih kecil, beliau
belajar ilmu fiqih di Negara kelahirannya kepada syeh Ahmad bin
Muhammad Arrasikani, kemudian belajar pada Imam Abi Nasar Al ismaili
di Negara Jurjan. Setelah mempelajari beberapa ilmu di negerinya, maka
beliau berangkat ke Nishabur dan belajar pada Imam Al Haromain. Sejak
belajar bersama Imam Al Haromain, kecerdasan Imam Al-Ghazali sudah
mulai terlihat, sehingga dengan mudah dapat menguasai ilmu-ilmu yang
menjadi ilmu pokok pada saat itu, seperti mantiq (logika), filsafat dan fiqih
madzhab Syafii. Sehingga Al Haromainnjuluki beliau dengan sebutan
lautan tak bertepi.
3. Adapun karya-karya dari imam al-ghazali yaitu miyar al-Ilm, Fatihat
al-Kitab, Jawahir al-quran, al-Qisthas dan al-Mustaqim,. Karena
banyaknya karya intelektual Imam al-Ghazali, ia kemudian dijuluki
sebagai Hujjah Al-islam (bukti kebenaran Islam), Zayn ad-Din (hiasan
agama). Dan ada juga yang menjuluki beliau dengan Syaikh al Suffiyin
8
imam
al-Ghazali
tentang
pendidikan
dan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali. Mutiara Ihya` Ulumuddin, terj oleh Irwan Kurniawan, Bandung: Mizan,
2001.
Al-Rasyidin & Wahyudin Nur Nasution, Teori Belajar dan Pembelajaran, Medan,
Perdana Publishing, 2011.
Fathiyah Hasan Sulaiman, Konsep Pendidikan Al-Ghazali, terj oleh Ahmad Hakim
dan M. Imam Aziz, Jakarta: Guna Aksara, 1986.
Al-Rasyidin dan H. samsul Nizar, Filasat Pendidikan Islam Pendekatan Historis,
Teoritis, Praktis , Jakarta: Ciputat Press, 2005.
Zainuddin Dkk, Seluk-beluk pendidikan Al-Ghazali.penerbit Bumi Aksara Jakarta
1991.
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997, hal: 158
10