Anda di halaman 1dari 3

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dalam perancangan konstruksi
pengaman lereng Sungai Serayu, antara lain sebagai berikut:
1. Dari hasil uji N-SPT dan bor mesin, jenis lapisan tanah pada lereng Sungai
Serayu didominasi oleh lapisan tanah silt berlempung terdapat pasir halus
kondisi sedang hingga kaku, pasir halus sedang sedikit silt kondisi lepas, dan
silt berlempung terdapat sedikit pasir halus sedang terdapat kerikil kondisi
padat hingga sangat padat.
2. Analisis stabilitas lereng dengan metode elemen hingga dan metode
kesetimbangan batas dilakukan pada satu potongan yang didasarkan pada
potongan melintang sungai yang digunakan untuk rencana Proyek
Pembangunan Jembatan Pipa di Sungai Serayu. Angka aman terkecil diperoleh
pada kedalaman muka air tanah -1,5 m dengan ketinggian air sungai -3,7 m;
sebesar 1,036 berdasarkan Plaxis; 1,179 berdasarkan Geostudio metode
Spencer; dan 1,204 berdasarkan Geostudio metode Bishop. Sementara itu,
angka aman terbesar diperoleh pada kedalaman muka air tanah -1,5 dengan
ketinggian air sungai -1,8 m; sebesar 1,474 berdasarkan Plaxis; 1,359
berdasarkan Geostudio metode Spencer; dan 1,387 berdasarkan Geostudio
metode Bishop.
3. Konstruksi bronjong dirancang secara manual dengan lebar dasar 3,0 m dan
tinggi total 7,5 m. Ukuran bronjong yang digunakan disesuaikan dengan
spesifikasi bronjong kawat, SNI 03-0090-1999. Berdasarkan teori Rankine
diperoleh faktor aman terhadap penggeseran (Fgs) sebesar 1,552 dan faktor
aman terhadap penggulingan (Fgl) sebesar 1,897.
4. Dari simulasi menggunakan software Plaxis versi 8.2 dan Geostudio 2004
Slope/W Analysis, konstruksi bronjong tetap efektif dalam setiap variasi
kedalaman muka air tanah dan ketinggian muka air sungai.

108
109

5. Angka aman dari konstruksi bronjong dapat ditingkatkan dengan


menambahkan perkuatan berupa cerucuk bambu dengan ukuran diameter 100
mm, tebal 8 mm, dan panjang 7 m. Dari hasil simulasi dengan Plaxis diperoleh
angka aman sebesar 1,504 pada kedalaman muka air tanah -1,5 m dari
permukaan tanah dengan ketinggian muka air sungai 7,1 m dari dasar sungai.
6. Hasil simulasi konstruksi bronjong dengan erosi pada kaki bronjong pada
kedalaman muka air tanah -1,5 m dari permukaan tanah menggunakan program
Plaxis versi 8.2 diperoleh faktor aman sebesar 1,088. Apabila konstruksi
bronjong diperkuat dengan cerucuk bambu diperoleh faktor aman sebesar
1,405.

6.2 Saran
Beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan untuk penanganan
lereng Sungai Serayu di Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap dan untuk
pengembangan penelitian lebih lanjut antara lain:
1. Perlu adanya kajian dari aspek biaya dan manajemen konstruksi dalam
menentukan konstruksi, baik konstruksi bronjong atau konstruksi yang lain,
yang layak secara ekonomis dan mudah dalam pengerjaannya pada studi kasus
yang sama.
2. Kondisi pembebanan yang berlebih di atas lereng harus dihindari, karena
pembebanan memiliki pengaruh yang cukup besar kepada stabilitas lereng.
Semakin besar beban yang diberikan, angka aman yang dihasilkan akan
semakin berkurang. Dari hasil analisis konstruksi bronjong dengan beban
merata sebesar 5 kN/m2 tanpa perkuatan cerucuk bambu, angka aman terkecil
yang diperoleh sebesar 1,247 berdasarkan Plaxis, 1,259 berdasarkan
Geostudio metode Spencer, dan 1,275 berdasarkan Geostudio metode Bishop.
Pada umumnya angka aman yang disarankan lebih besar sama dengan 1,2.
Sehingga perlu dilakukan suatu tindakan pencegahan yang dapat
mengakibatkan penambahan beban pada lereng.
3. Dalam perhitungan dengan metode elemen hingga diperlukan data parameter
tanah yang lebih lengkap, tidak hanya parameter (berat volume tanah),
110

(sudut geser), dan c (kohesi). Sehingga apabila data parameter tanah yang ada
sangat terbatas, dibutuhkan kemampuan untuk menginterpretasikan data tanah
parameter tanah yang ada ke dalam parameter desain yang proporsional.
Interpretasi yang bersumber dari pengalaman sangat penting untuk mengurangi
kesalahan.
4. Sudut konstruksi bronjong kurang dari sama dengan 45, sehingga tidak ada
tekanan tanah lateral yang terjadi. Oleh karena itu, hasil perhitungan faktor
aman terhadap penggulingan dan penggeseran sudah tidak relevan lagi dan
tidak disarankan untuk digunakan.
5. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai pengaruh penurunan dasar.

Anda mungkin juga menyukai