Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beton merupakan bahan konstruksi yang sangat penting dan paling dominan

digunaknan pada struktur bangunan. Beton sangat diminati karena bahan ini

merupakan bahan konstruksi yang mempunyai banyak kelebihan, antara lain mudah

dikerjakan dengan cara mencampur semen, agregat, air dan bahan tambahan lain bila

diperlukan dengan perbandingan tertentu. Kelebihan beton yang lain adalah

ekonomis (dalam pembuatannya menggunakan bahan dasar yang mudah diperoleh),

dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki, mampu menerima kuat

tekan dengan baik, beton yang tahan api, tidak busuk atau berkarat, tahan aus, kedap

air, awet dan mudah perawatannya, maka beton sangat popular dipakai baik untuk

struktur-struktur besar maupun kecil.

Sebagai material yang sangat banyak digunakan, beton mendapat tempat

khusus dalam dunia konstruksi, perkembangan inovasi teknologinya pun berjalan

sangat cepat. Beton adalah salah satu struktur yang terus berkembang dengan selalau

adanya inovasi penggunaan material baru, misalnya bakteri.

Penelitian ini mencoba mengaplikasikan bakteri sebagai media yang bisa

membantu menutupnya keretakan dalam beton dengan durasi yang sangat lama,

konsepnya adalah penggunaan bakteri jenis Bacillus dan di masukan kedalam

campuran beton. Bacillus subtilis FNCC 0058 adalah jenis bakteri yang digunakan

dan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bakteri yang akan di campurkan

1
dalam adukan beton yang di harapkan saat beton mengeras, bakteri yang sudah di

enkapsulasikan oleh CMC dan di lapis oleh Resen Akrilik sc 1 akan pecah dan bisa

berkembangbiak dan menutup keretakan pada beton. Pemilihan bakteri sebagai

campuran yang lain pada beton dikarenakan bahan ini adalah bahan yang bisa

berkembangbiakan dengan sendirinya di saat terjadi keretakan dalam beton dan hanya

membutuhkan udara dan air untuk bisa berkembangbiak dan memperbanyak diri.

B. Perumusan Masalah

Fakta yang diketahui bahwa struktur beton sangat rentan terhadap retak yang

memungkinkan bahan kimia dan air masuk dan menurunkan kekuatan pada beton,

mengurangi kinerja struktur dan juga memerlukan perawatan yang mahal dalam

bentuk perbaikan. Retak pada lapisan permukaan beton terutama mengurangi daya

tahan pada beton, karena retak bertanggung jawab untuk transportasi cairan dan gas

yang berpotensi mengandung zat yang merusak beton. Ketika pertumbuhan

microcracks mencapai penguatan, tidak hanya beton itu sendiri yang mungkin akan

rusak, tetapi juga terjadi korosi tulangan akibat paparan air dan oksigen, dan mungkin

CO2 dan klorida juga. Oleh karena itu, microcracks adalah penyebab utama

kegagalan struktural. Salah satu cara untuk menghindari perawatan manual mahal dan

perbaikan adalah untuk menggabungkan mekanisme penyembuhan diri otonom di

beton, seperti mekanisme perbaikan alternatif saat ini sedang dipelajari, yaitu teknik

baru berdasarkan penerapan biominerilization bakteri dalam beton. Penggunaaan

pengendapan mineral khusus kalsit bakteri untuk perbaikan beton dan penyumbatan

pori-pori dan retakan pada beton baru-baru ini diselidiki dan studi tentang

kemungkinan menggunakan bakteri tertentu sebagai agen berkelanjutan dan

penyembuhan diri pada beton. Sebuah upaya untuk menggabungkan bakteri aktif

dalam matriks beton yang akan memberikan kontribusi untuk kekuatan dan durabilitas

2
beton. Udara dan air yang masuk para keretakan yang terjadi di beton akan

mengaktifkan bakteri aktif yang pada gilirannya akan memberikan kekuatan ke beton

melalui proses metabolisme dimediasi presipitasi kalsium karbonat. Karena beton

tinggi pH internal relatif kekeringan dan kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan maka lingkungan yang agak bermusuhan untuk bakteri umum, tetapi

ada beberapa extremophilic spora bakteri pembentuk mungkin dapat bertahan di

lingkungan ini dan meningkatkan kekuatan dan daya tahan beton semen. Sekilas

pembangunan beton buatan menggunakan bakteri galur Bacillus subtilis JC3 dan

karakteristik mekanik dan meningkatkan daya tahan nya (Rao dkk., 2013).

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada pembuatan campuran beton mengunakan campuran

semen, pasir, kerikil, dan ditambah dengan bakteri Bacillus subtilis FNCC 0058 yang

di enkapsulasikan dengan CMC dan di selaputi dengan Resin Akrilik Sc 1 dengan

konsentrasi dan perbandingan 2 sampel dari campuran pasir dan bahan bahan yang

digunakan harus diperiksa dan hasil pemeriksaan tersebut harus memenuhi standar SK

SNI T-15-1990-03. Dan batasan masalah dalam tugas akhir ini secara rinci adalah

sebagai berikut:

1. Benda uji dengan campuran semen, pasir, kerikil, dan bakteri Bacillus subtilis FNCC

0058 yang di enkapsulasikan dengan CMC (Carboxy Methyl Cellulose) dan di

selaputi dengan Resin Akrilik Sc 1 dengan konsentrasi perbandingan 2 sampel yaitu

dengan sampel pertama menggunakan perbandingan peresentase, dengan bentuk

kubus 0%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6% dan beam 1%, 3%, 5% sedangkan sampel kedua

menggunakan perbandingan butiran berat hidrogel yaitu dengan bentuk kubus

3
1 butir : 0.44 kg ps, 2 butir : 0.88 kg ps, 3 butir : 1.32 gr ps, 4 butir : 1.76 kg ps, 5

butir : 2.2 kg ps, 6 butir : 2.64 kg ps, 7 butir : 3.08 kg ps dan beam 10 butir : 4.4 kg ps,

20 butir : 8.8 kg ps, 30 butir : 13.2 kg ps, kedua perbandingan menggunakan

perbandingan dari campuran pasir.

2. Agregat halus (pasir)

3. Agregat kasar (kerikil)

4. Semen PPC (Portland Pozolan Cement)

5. Faktor air semen yang digunakan 0.6

6. Pengujian meliputi kuat tekan, kuat lentur dan Uji SEM (Scanning Electron

Microscopy), pada plat beton berumur 28 hari dengan kekuatan 80 %.

7. Tinjauan kimia, pengaruh suhu, angin dan kelembapan udara diabaikan pada

pengujian ini.

D. Tujuan

Tujuan dari penelitian beton dengan campuran semen, pasir, kerikil, dan

bakteri jenis Bacillus subtilis FNCC 0058 yang di enkapsulasikan dengan CMC

(Carboxy Methyl Cellulose) lalu di lapisi oleh Resen Akrilik sc 1 sebagai komposisi

tambahannya sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui karateristik bahan penyusun beton.

2. Untuk mengetahui perbandingan antara beton yang tidak menggunakan bakteri dan

menggunakan bakteri pada saat pengujian kuat Lentur.

3. Untuk mengetahui bahwa penambahan bakteri jenis Bacillus subtilis FNCC 0058

yang di enkapsulasikan dengan CMC (Carboxy Methyl Cellulose) lalu di lapisi oleh

Resen Akrilik sc 1 dapat menutup keretakan yang terjadi pada beton saat bakteri yang

lapisinya pun pecah dan bisa berkembangbiak lalu menutup keretakan di beton.

4
4. Untuk mengetahui Gambar atau foto pada Uji SEM (Scanning Electron Microscopy)

dengan beton yang menggunakan campuran bakteri dan tidak menggunakan yang

sudah di beri keretakan pada beton.

E. Manfaat

Manfaat dari penelitian beton dengan campuran semen, pasir, kerikil, dan

bakteri jenis Bacillus subtilis FNCC 0058 yang di enkapsulasikan dengan CMC

(Carboxy Methyl Cellulose) lalu di lapisi oleh Resen Akrilik sc 1 sebagai komposisi

tambahannya sebagai berikut:

1. Mengetahui komposisi optimal bakteri yang di aplikasikan pada beton dengan

campuran semen, pasir, kerikil, dan bakteri jenis Bacillus subtilis FNCC 0058 yang

di enkapsulasikan dengan CMC (Carboxy Methyl Cellulose) lalu di lapisi oleh Resen

Akrilik sc 1 sebagai campuran tambahannya.

2. Beton dengan campuran semen, pasir, kerikil, dan bakteri jenis Bacillus subtilis

FNCC 0058 yang di enkapsulasikan dengan CMC (Carboxy Methyl Cellulose) lalu di

lapisi oleh Resen Akrilik sc 1 sebagai campuran tambahan dapat di aplikasikan

pada suatu bahan alternatif bahan bangunan untuk bisa memulihkan kembali

keretakan pada beton.

3. Mengetahui aplikasi bakteri jenis Bacillus subtilis FNCC 0058 terhadap campuran

material beton.

Anda mungkin juga menyukai