Handout Persamaan Diferensial PDF
Handout Persamaan Diferensial PDF
Oleh
Drs. D a f i k, M.Sc.
NIP. 132 052 409
ii
Daftar Isi
Daftar Tabel v
Daftar Gambar vi
1 Konsep Dasar 1
1.1 Klasi kasi Persamaan Difrensial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Solusi PDB . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.3 Metoda Penyelesaian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.4 Masalah Nilai Awal (MNA) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
iii
3 Aplikasi PDB Order Satu 24
3.1 Masalah Dalam Mekanik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24
3.2 Pertumbuhan dan Peluruhan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
3.2.1 Pertumbuhan Populasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
3.2.2 Peluruhan Radioaktif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30
3.3 Hukun Pendinginan Newton . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
3.4 Campuran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32
iv
Daftar Tabel
4.1 Panduan permisalan solusi khusus PDB non homogen. . . . . . . 47
v
Daftar Gambar
1.1 Diagram kekonvekan untuk D 2 R 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
1.2 Diagram kekonvekan untuk D 2 R 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
vi
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T karena atas anugerah dan karuniahNya penulis
dapat menyelesaikan buku pegangan kuliah dengan judul "Persamaan Difer-
ensial Biasa (PDB): Masalah Nilai Awal dan Batas". Buku pegangan
ini dibuat untuk membantu mahasiswa menemukan refrensi utama mata kuliah
Persamaan Difrensial Biasa memandang cukup langkanya buku-buku persamaan
difrensial dalam bahasa Indonesia.
Dalam buku ini dijelaskan bagaimana konsep Persamaaan difrensial secara
umum, PDB order satu homogen dan nonhomogen, PDB order dua atau lebih
serta aplikasi dari suatu PDB. Pokok bahasan ini disajikan dengan harapan ma-
hasiswa memahami esensi dari persamaan difrensial dan sekaligus sebagai penun-
jang langsung materi perkuliahan. Dalam buku pegangan ini dilengkapi beberapa
fungsi dalam MAPLE programming serta latihan soal-soal tutorial untuk mem-
perdalam wawasan pemahaman mahasiswa tentang PDB. Semua materi dalam
buku ini ditulis dalam LATEX2E word processing sehingga ekspresi fungsi
matematik dapat disajikan dengan benar.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada yang terhormat:
5. Semua pihak yang terlibat langsung maupun tak langsung dalam penyusunan
buku ajar ini.
Semoga bantuan rielnya mendapat balasan yang setimpal dari Allah S.W.T.
Akhirnya penulis berharap agar buku pegangan ini memberikan manfaat bagi
pembaca, oleh karena itu kritik dan saran masih penulis harapkan untuk penyem-
purnaan dikemudian hari.
viii
Daftar Isi
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Gambar
xi
BAB 1
Konsep Dasar
1
BAB 1. KONSEP DASAR 2
2
2. dy + d2 y + dy ; 3x = 0
dx dx2 dx
@2y + @y
3. @s2 @t ; y = 0
3 2
4. d3 y + d2 y + dy ; x = 2y
dx3 dx2 dx
@u + @u @u
5. @x @y + @z = 5
5 2
6. dy + d2 y + dy = 7 xy
dx dx2 dx
Dalam bahan ajar ini pembahasan persamaan difrensial akan difokuskan pada
Persamaan Difrensial Biasa (PDB). Sehingga semua contoh soal dan aplikasinya
akan dikaitkan dengan model fenomena persamaan difrensial yang hanya terikat
pada satu variabel bebas.
De nisi 1.1.2 Order Order suatu PDB adalah order tertinggi dari turunan
dalam persamaan F (x y y : : : y(n) ) = 0. 0 00
a0 (x)y(n) + a1(x)y(n ; 1)
+ + an(x)y = F (x) dimana a0 (x) 6= 0
Selanjutnya:
1. Bila tidak dapat dinyatakan dengan bentuk diatas dikatakan tak linier
2. Bila koe sien a0 (x) a1 (x) : : : an (x) konstan dikatakan mempunyai koe sien
konstan bila tidak, dikatakan mempunyai koe sien variabel.
3. Bila F (x) = 0 maka PDB tersebut dikatakan homogen bila tidak, disebut
nonhomogen.
BAB 1. KONSEP DASAR 3
De nisi 1.2.1 Suatu PDB order n yang ditulis dalam persamaan berikut:
;
F x y y y : : : y(n) ) = 0
0 00
(1.1)
untuk 8x 2 I .
2. Sedangkan g(x y) = 0 disebut solusi implisit dari (1.1) jika fungsi g da-
pat ditransformasikan dalam fungsi eksplisit f 2 C (I ) untuk 8x 2 I dan
minimal satu merupakan solusi eksplisitnya.
Secara umum kedua solusi ini masih dikategorikan lagi kedalam tiga jenis
solusi yaitu
1. Solusi umum, yaitu solusi PDB yang mengandung konstanta esensial, katakan-
lah C . Sebagai contoh, diketahui sutau PDB y = 3y + 1 maka solusi
0
2. Solusi khusus, yaitu solusi yang tidak mengandung konstanta esensial yang
disebabkan oleh tambahan sarat awal pada suatu PDB. Misal PDB itu
y = 3y + 1 y(0) = 1 maka solusi khususnya adalah y = ;1=3 + 43 e3 x.
0
BAB 1. KONSEP DASAR 4
3. Solusi singular, yaitu solusi yang tidak didapat dari hasil mensubstitusikan
suatu nilai pada konstanta pada solusi umumnya. Contoh y = Cx + C 2
adalah solusi umum dari (y )2 + xy = y, namun demikian disisi lain PDB
0 0
eksibel untuk kasus yang komplek. Dengan MATLAB direction eld dapat
digambar sebagai berikut:
with(plots):
eldplot(t 1 ; 2 t y] t = ;1::4 y = ;1::2 arrows = LINE color = t)
%Atau dengan menggunakan fungsi DEplot
eq1:=di(y(t),t)=1-2*t*y(t)
DEplot(eq1,y(t),t=-1..4,y=-1..2)
Hasil dari menjalankan fungsi ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
dimana f adalah kontinyu atas variabel x y pada domain D (dalam bidang xy).
Misal (x0 y0) adalah titik pada D, maka masalah nilai awal yang berkenaan
dengan dengan y = f (x y) adalah masalah untuk menentukan solusi y yang
0
memenuhi nilai awal y(x0) = y0. Dengan notasi umum sebabagai berikut:
y = f (x y) y(0) = y0
0
(1.2)
(t , y ) (t , y )
1 1 1 1
(t , y )
2 2 (t 2 , y 2 )
y (t) = f (t y)
0
a t b y(a) =
Degan demikian sarat Lipschitz terpenuhi yaitu jjf (t y1 ) ; f (t y2 )jj Ljjy1 ; y2 jj,
dimana konstanta Lipschitznya adalah L = 4, berarti persamaan itu mempunyai
solusi tunggal.
1. f 2 C (D) dimana D adalah daerah pada bidang xy, yaitu D = f(x y) a <
x < b c < y < dg
Latihan Tutorial 1
(e) @u + @u @u
@x @y + @z = 5
5 2
(f) dy + d2 y + dy = 7 xy
dx dx2 dx
(a) @y + xy = xex
@x
5
(b) d4 y +3 d2 y + 5y = 0
dx4 dx2
(c) d2 y + ysinx = 0
dx2
(d) d6 u + d2 u d5 u + t = 2u
dt6 dt2 dt5
(e) x2dy + y2 dx = 0
5
(f) d2 y + xsiny = 0
dx2
4 q
(g) d2 u = d5 u + t = 2u
dt2 dt5
(a) y + 2y ; 3y = 0 y1(t) = e
00 0 ; 3t
y2(t) = et
(b) ty ; y = t2 y(t) = 3t + t2
0
R
(e) y ; 2ty = 1 y(t) = et2 0t e s2 ds + et2
0 ;
5. Cermati apakah fungsi solusi dibawah ini merupakan solusi terhadap masalah
nilai awal yang bersesuaian
(b) y + 4y = 0 y(0) = 1
00
y (0) = 0 y(x) = cos(2x)
0
(c) y + 3y + 2y = 0 y(0) = 0
00 0
y (0) = 1 y(x) = e x ; e
0 ; 2x
;
6. Periksalaha mana diantara soal berikut ini yang memenuhi teorema Lips-
chitz:
BAB 1. KONSEP DASAR 12
(a) y = ;1 ; 2y
0
y(0) = 0
(b) y = ;2 + t ; y
0
y(0) = 1
(c) y = e t + y
0 ;
y(1) = 3
(d) y = ; xy
0
y(0) = 1
8. Tentukan untuk titik-titik (x0 y0) yang mana PDB berikut ini memenuhi
teori kewujudan dan ketunggalan dari Picard.
(b) y = (2x ; y) 31
0
(c) y = (1 ; x2 ; 2xy2) 32
0
(d) 2xy = x2 + y2
0
BAB 2
PDB Linier Order Satu
13
BAB 2. PDB LINIER ORDER SATU 14
De nisi 2.1.2 Persamaan 2.1 disebut difrensial eksak pada domain D jika ada
fungsi F dari dua variabel x y sedemikian hingga ekspresi tersebut sama dengan
jumlah dF (x y) untuk 8(x y) 2 D. Sesuaikan de nisi 2.1.1 dengan persamaan
2.1 diperoleh
M (x y) = @F@x
(x y)
N (x y) = @F @y
(x y)
Bukti
Akan dibutkikan bagian pertama dari teorema ini. Jika 2.1 eksak di D maka
Mdx + Ndy adalah eksak difrensial di D. Dengan de nisi 2.1.1 dan 2.1.2, maka
terdapat suatu fungsi F sedemikian hingga
@F (x y) = M (x y) dan @F (x y) = N (x y)
@x @y
untuk 8(x y) 2 D. Selanjutnya turunkan M terhadap y dan N terhadap x
diperoleh
@ 2F (x y) = @M (x y) dan @ @y@x
2
F (x y) = @N (x y)
@x@y @y @x
Kita tahu bahwa
@F (x y) = @F (x y)
@x@y @y@x
BAB 2. PDB LINIER ORDER SATU 15
Contoh 2.1.1 Tentukan solusi PDB eksak (3x2 + 4xy)dx + (2x2 + 2y)dy = 0
sehingga
F (x y) = x3 + 2x2y + y2 + c0:
Cara yang kedua adalah dengan menggunakan teknik pengelompokan, lihat catatan
dalam perkuliahan.
Penyelesaian 2.1.2 Soal nomor 1 bisa dilihat dalam catatan, selanjutnya kita
bahas soal nomor 2. Jika tergantung pada xy ini berarti = (x y) misal
z = xy maka
@ = @(z ) y atau @ = @(z ) x
@x @z @y @z
sedangkan
@M = x2 + 4xy + 3 dan @N = 3x2 + 4xy + 3:
@y @x
BAB 2. PDB LINIER ORDER SATU 18
Sekarang gunakan faktor integrasi 2.3 dan substitusikan nilai-nilai diatas ini,
maka didapat
(x3 + 2x2y + 3x) @@z(z) y ; (x2y + 2xy2 + 2x + 3y) @@z(z) x
= (x2 + 4xy + 3) ; (3x2 + 4xy + 3)
= @
@z
@z = 1 @
Z Z 1
@z = @
z = ln
= ez = exy
Dengan meyakini persamaan ini merupakan PDB eksak cara menyelesaikan sama
dengan teknik diatas yakni terdapat dua cara. Coba anda kerjakan sebagai
latihan
Persamaan 2.4 tidak eksak namun persamaan 2.5 adalah eksak sehingga teknik
penyelesaiannya menyesuaikan. Bisa juga dengan mengintegralkan langsung ben-
tuk itu menjadi
Z f (x) Z g (x)
1
f2(x) dx + 2 dy = 0
g1 (y)
Contoh 2.1.3 Tentukan solusi PDB berikut ini dengan menggunakan teknik pemisa-
han variabel.
1. (x + y)2 dx ; xydy = 0
Penyelesaian 2.1.3 Soal nomor 1 bisa dilihat dalam catatan, selanjutnya kita
bahas soal nomor 2. Ambil suatu permisalan y = vx dan tentunya dy = vdx+xdv,
lalu substitusikan kedalam persamaan nomor 2.
(2x2v + 3x2v2)dx ; (2x2v + x2)(vdx + xdv) = 0
2x2vdx + 3x2v2 dx ; 2x2v2dx ; 2x3vdv ; x2vdx ; x3dv = 0
x2(v + v2 )dx ; x3(2v ; 1)dv = 0
1 dx ; (2v ; 1) dv = 0
x (v + v2)
Jelas persamaan terakhir ini merupakan PDB eksak sehingga gunakan cara
yang sama untuk menyelesaikannya. Atau bisa diintegralkan langsung menjadi
Z 1 Z (2v ; 1)
x dx ; (v + v2 ) dv = 0
ln x + c0 + ln v ; 3 ln(1 + v) + c1 = 0
ln x + c0 + ln(y=x) ; 3 ln(1 + (y=x)) + c1 = 0
) ln x + ln(y=x) ; 3 ln(1 + (y=x)) = c
(P (x)y ; Q(x))dx + dy = 0
sehingga
P (x)dx dy
R R R
e P (x)dx P (x)y = Q(x)e P (x)dx
dx + e
yang mana hal ini sama dengan
d eR P (x)dx y = Q(x)eR P (x)dx
dx
atau
R
Z R
e P (x)dx y = e P (x)dx Q(x)dx + c
atau
P (x)dx R
R R
) y=e ;
e P (x)dx Q(x)dx + c (2.8)
;
dy + P (x)y1 n = Q(x):
y n dx ;
Misal v = y1 n maka
; dy dv sehingga persamaan diatas menjadi
= (1 1 n) yn dx
dx ;
)
dv + P (x)v = Q (x)
dx p q
dy + 4xy = x
1. (x2 + 1) dx y(2) = 1
2. dy + y = xy3 y(0) = 2
dx
R
Z R
y=e ; P (x)dx e P (x)dx Q(x)dx + c
) y=
x4 + x2 + 19
4(x2 + 1)2 2(x2 + 1)2 (x2 + 1)2
Ikuti langkah dalam prosedur yang telah diberikan untuk mengerjakan soal nomor
2. Anda kerjakan sebagai latihan
BAB 2. PDB LINIER ORDER SATU 23
Latihan Tutorial 2
1. Mana diantara soal-soal berikut ini yang merupakan PDB order 1 eksak.
(a) (2y sin x cos x + y2 sin x)dx + (sin2 x ; 2y cos x)dy = 0 y(0) = 3
! !
(b) xy
1+8 2=3
dx + x y x
2 4=3 2=3 ; 1=3
dy = 0 y(1) = 8
x y
2=3 1=3 y 4=3
vr = 4 x = xB ; xA :
4t t ; t B A
v = dx
dt (m=dt):
v = dv
dt (m=dt2)
Hukum 3.1.1 (Hukum Newton I) Hukum ini juga disebut hukum Kelemba-
man Newton yang berbunyi' setiap benda akan tetap berada pada keadaan diam
atau bergerak lurus beraturan kecuali jika benda itu dipaksa oleh gaya-gaya yang
bekerja pada benda itu'.
24
BAB 3. APLIKASI PDB ORDER SATU 25
Hukum 3.1.2 (Hukum Newton II) Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya
yang bekerja pada sebuah benda berbanding lurus (sebanding) dengan besar
gaya itu, dan berbanding terbalik dengan massa kelembaman banda itu. Se-
cara matematis dapat ditulis sebagai a = F=m atau F = ma dimana F adalah
gaya dan m suatu massa.
Analog dengan hukum Newton II ini, gerak jatuh bebas suatu benda dengan
berat W tanpa mengikutsertakan gaya gesek udara adalah
W = mg:
F dalam hal ini direpresentasikan dengan W dan a = g, sehingga bisa kita tulis
mg = W
ma = F
m dv
dt = F
dv dx
m dx dt = F
dv
mv dx = F
Contoh 3.1.1 Benda dengan berat 8 newton dijatuhkan dari suatu ketinggian
tertentu, yang bearawal dari keadaan diam. Jika kecepatan benda jatuh itu v,
dan kecepatan gravitasi bumi adalah g = 10m=dt2, serta gaya gesek udara adalah
;2v. Tentukan ekspresi kecepatan v dan jarak x pada saat tertentu.
BAB 3. APLIKASI PDB ORDER SATU 26
m dv
dt = F1 + F2
8 dv = 8 ; 2v
10 dt
1 dv = 10 dt
8 ; 2v 8
Karena benda berawal dari keadaan diam maka v(0) = 0, sehingga model PDB
sekarang adalah
1 dv = 10 dt
8 ; 2v 8
v(0) = 0
ln(8 ; 2v) = ; 5 t + c2
2
(8 ; 2v) = e 52 t+c2;
2v = ;Ce 52 t + 8
;
v = 12 (8 ; Ce 52 t )
;
v(t) = 4 ; 2e 25 t:
;
Dengan cara yang sama untuk solusi PDB ini maka ekspresi jarak terhadap waktu
adalah
x(t) = 4t ; 45 e 25 t + 45
dQ = rQ pertumbuhan
dt
dQ = ;rQ peluruhan
dt
Selanjutnya bila k berubah-ubah maka dapat kita ganti dengan h(y) yang dapat
dipilih h(y) = r ; ay maka model pertumbuhan menjadi dy = (r ; ay)y
dt
dy = r(1 ; y )y dimana K = r
dt K a
y(t0) = y0
PDB ini dikenal dengan persamaan Verhulst atau persamaan Logistik. Solusi
kualitatif persamaan ini untuk r dan K positip adalah tertera dalam Gambar
3.1.
2.5
2
1.5
Asymptotic solution
x
1
0.5
3
0
1
-2
-3
-1
y(x)
-0.5
-1
Penyelesaian 3.2.1 Bila tahun 1980 jumlah populasi 100,000 maka dapat dikatakan
x(1980) = 100 000 sehingga model PDB sekarang adalah
dx = 1 x ; 1 x2
dt 100 (10)8
x(t0) = x0
+ (10) 6 dx
6;
100
x 1 ; (10) x ;
= dt
;
100 ln x ; ln(1 ; (10) 6x) + c0
;
= t + c1
ln x = t + c2
1 ; (10) 6x ;
100
x = e 100 +c2
t
1 ; (10) 6x ;
x = ce 100
t
1 ; (10) 6x ;
x = ce t
100
x(t) = 1 + 9e10
6
19:8 t=100
;
(3.1)
x = tlim 1 + 9e10
6
!1
19:8 t=100
;
x = tlim 1 + 9e1019:8et=100
6
!1
Dengan demikian jumlah maksimum populasi untuk waktu yang tidak ter-
batas adalah satu juta orang.
2. tentukan interval waktu sehingga isotop itu meluruh menjadi setengah dari
jumlah semula.
Q(t) = 100e rt
;
Kemudian terapkan sarat kedua, yakni dalam satu minggu (7 hari) isotop men-
jadi 82.04 mg artinya Q(7) = 82:04 mg akan didapat nilai r, sedemikian hingga
ekspresi jumlah terhadap waktu (hari) adalah
0:02828t
Q(t) = 100e ;
:
Dengan mengetahui ekspresi ini akan menjadi mudah untuk mengerjakan pertanyaan-
pertanyaan diatas. (Teruskan sebagai latihan.)
Contoh 3.3.1 Suatu benda dengan suhu 80oC diletakkan diruangan yang bersuhu
50oC pada saat t = 0. Dalam waktu 5 menit suhu benda tersebut menjadi 70oC ,
maka
Penyelesaian 3.3.1 Dengan memahami persoalan ini maka model PDB proses
pendinginan dapat ditulis sebagai
dx = k(x ; 50)
dt
x(0) = 80 dan x(5) = 70
Solusi dari persamaan itu adalah
ln(x ; 50) + c0 = kt + c1
(x ; 50) = cekt
x = 50 + cekt
Masukkan nilai awal maka nilai c = 30 sehingga persamaan menjadi
x = 50 + 30ekt
Dan masukkan kondisi kedua didapat
; 1
ek = 23 5
sehingga ekspresi terakhir menjadi
; t
x(t) = 50 + 30 32 5
Selanjutnya anda selesaikan pertanyaan diatas dengan memakai ekspresi ini.
3.4 Campuran
Suatu bahan dengan konsentrasi terterntu dicampur dengan bahan lain dalam
suatu tempat sehingga bahan bercampur dengan sempurna dan menjadi campu-
ran lain dengan konsentrasi berbeda. Bila Q menunjukkan jumlah bahan pada
BAB 3. APLIKASI PDB ORDER SATU 33
v =r liter/min
k =s gram/liter
v =r liter/min
K= L liter
Q(0) = Q_0 gram
IN = kv = sr gram=liter
Q v = Qr gram=liter
OUT = K L
Contoh 3.4.1
Suatu tangki mula-mula berisi 200 liter larutan yang mengandung 100 gram garam.
Larutan (lain) yang mengandung garam dengan konsentrasi 1 gram/liter masuk
kedalam tangki dengan laju 4 liter/menit dan bercampur dengan sempurna, ke-
mudian campuran itu diperkenankan keluar dengan laju 4 liter/menit.
2. Dengan menyelesaikan PDB ini didapat ekspresi jumlah garam setiap saat
Latihan Tutorial 3
1. Suatu benda yang massanya 50 kg dari keadaan diam di suatu puncak ber-
gerak diatas bidang miring dengan panjang 20 m dari puncak ketanah,
dan sudut kemiringan 45o (lihat Gambar 1). Bila koe sien gesek kinitis
k = 0:2. Tentukan: (i) ekspresi fungsi kecepatan dalam waktu t, (ii)
berapa jarak yang ditempuh benda selama 5 detik, dan (iii) berapa waktu
t yang dibutuhkan untuk mencapai tanah.
f gesek
N
o
45
o
45
2. Suatu benda dengan massa konstan m ditembakkan tegak lurus keatas men-
jauhi permukaan bumi dengan kecepatan awal V0 km=dt2. Bila diasumsikan
tidak ada gesekan udara namun berat benda berubah dalam jarak-jarak ter-
tentu terhadap bumi, maka tentukan
(a) model matematik dari kecepatan V (t) selama benda itu meluncur
(b) tentukan V0 untuk mencapai ketinggian maksimum 100 km
BAB 3. APLIKASI PDB ORDER SATU 36
;
3. Model pertumbuhan populasi dapat ditulis dalam persamaan dydt = ry T1 y ;
1 untuk r dan T konstanta positip, maka
4. Jam 10.00 WIB seseorang mengambil secangkir kopi panas dari microwave
oven dan meletakkan di ruang tamu dengan maksud untuk meminumnya
setelah agak dingin. Awal mula suhu kopi adalah 95oC . Selanjutnya 10
menit kemudian besar suhu kopi menjadi 75oC . Asumsikan suhu ruang
tamu itu adalah konstan 27oC .
5. Sebuah tangki besar awal mula berisi 300 liter larutan yang mengandung
5 kg garam. Larutan lain yang mengandung garam de-ngan konsentrasi
1
2 kg/liter dituangkan kedalam tangki dengan laju 5 liter/menit dan campu-
ran dalam tangki mengalir keluar dengan laju 3 liter/menit.
BAB 3. APLIKASI PDB ORDER SATU 37
6. Suatu tangki berkapasitas 500 liter mula-mula berisi 200 liter larutan yang
mengandung 100 gram garam. Larutan (lain) yang mengandung garam den-
gan konsentrasi 1 gram/liter masuk kedalam tangki dengan laju 3 liter/menit
dan campuran dalam tangki diperkenankan keluar dengan laju 2 liter/menit.
Tentukan model matematik yang menyatakan banyaknya garam dalam tangki
setiap saat (sebelum dan sesudah tangki penuh).
BAB 4
PDB Linier Order Dua
Untuk memulai pembahasan ini terlebih dahulu akan ditinjau beberapa teo-
rema tentang konsep umum PDB order n.
a0 (x)y(n) + a1(x)y(n ; 1)
+ + an(x)y = 0 dimana a0 (x) 6= 0: (4.1)
38
BAB 4. PDB LINIER ORDER DUA 39
...
y (n
; 1)
= c1f1(n ;1)
+ c2f2(n 1)
;
+ + cmfm(n ; 1)
(n 1)
cmfm ;
+ + an(x) c1f1 + c2f2 + + cmfm = 0, dan dapat disederhanakan
menjadi c1 a0(x)f1 + a1(x)f1 + + an(x)f1 + c2 a0(x)f2(n) + a1 (x)f2(n 1) +
(n) (n 1)
; ;
(n) (n 1)
+ an (x)f2 + + cm a0 (x)fm + a1 (x)fm + + an (x)fm = 0. Analog
;
dari persamaan (4.3) maka ruas kiri persamaan terakhir akan sama dengan nol,
sehingga terbukti y = c1f1 + c2f2 + + cmfm merupakan solusi umum. 2
De nisi 4.1.3 Misal f1 f2 : : : fm adalah fungsi riel yang kontinyu pada tu-
runan ke (n ; 1) dalam interval a b] maka
f1 f2 ::: fn
f f2 ::: fn
W (f1 f2 : : : fn ) = .1
0 0 0
.. .. .. ..
. . .
f1(n 1) f2(n 1)
; ;
: : : fn(n ; 1)
juga solusi PDB ini, dan buktikan solusi-solusi itu bebas linier.
c1ex + c2e x + c3e2x juga solusi PDB ini, dan buktikan solusi-solusi itu bebas
;
linier.
Cara sederhana untuk menyelesaikan PDB homogen order n ini adalah dengan
cara mereduksi ordernya.
a0 (x)y(n) + a1(x)y(n ; 1)
+ + an(x)y = 0 a0(x) 6= 0
Contoh 4.1.2 Salah satu solusi PDB (x2 + 1)y ; 2xy + 2y = 0 adalah f1 = x00 0
f2 = y = f1v = xv
y = v + xv
0 0
y = 2v + xv :
00 0 00
BAB 4. PDB LINIER ORDER DUA 41
Substitusikan kedalam PDB pada persoalan ini didapat x(x2 +1)v +2v = 0 dan
00 0
misal w = v maka
0
x(x2 + 1) dw
dx + 2w = 0
dw = ; 2w
dx x(x2 + 1)
1 dw = ; 2 dx
w x(x2 + 1)
2 2 x
x (x + 1) dx
= ; ; + 2
ln w = ln x 2 + ln(x2 + 1) + ln c
;
ln w = ln 12 (x2 + 1)
x
sehingga solusi umunnya adalah
) w=
1 (x2 + 1):
x2
Sementara w = v , maka persamaan terakhir dapat diperoses menjadi
0
dv = c(x2 + 1)
dx x2
dv = (x x+2 1) pilih c = 1
2
1
dv = 1 + x2 dx
v = x ; x1 :
;
Sekarang f2 = f1v = x x ; x1 = x2 ; 1 maka solusi umum dari PDB diatas
adalah
) y = c1 x + c2 (x2 ; 1):
BAB 4. PDB LINIER ORDER DUA 42
a0(x)y(n) + a1 (x)y(n ; 1)
+ + an(x)y = F (x) a0(x) 6= 0 (4.2)
Teorema 4.2.1 Bila u adalah solusi umum PDB homogen dari persamaan (4.4)
dan v solusi khusus persamaan (4.4) maka u + v adalah solusi umum PDB non-
homogen.
bila p q r adalah fungsi konstan maka dapat ditulis dengan persamaan berikut
ay + by + cy = 0:
00 0
(4.4)
y = ert
y = rert
0
y = r2ert
00
BAB 4. PDB LINIER ORDER DUA 43
) y = c1er1t + c2er2t :
dan y (0) = 3 maka nilai c1 c2 dapat diperoleh dengan cara menurunkan solusi
0
2t 3t 2t 3t
umum dua kali, yaitu y = ;2c1e
0 ;
; 3c2e ;
dan y = 4c1e
00 ;
+ 9c2e ;
dan
substitusikan kedua nilai awal itu kedalam persamaan ini, diperoleh sistem
c1 + c2 = 2
;2c1 ; 3c2 = 3
2. 6y + 4y + 3y = 0 y(0) = 4 y (0) = 0
00 0 0
3. y + 5y + 3y = 0 y(0) = 1 y (0) = 0
00 0 0
Akar-Akar Komplek
Persamaan karakteristik persamaan PDB order dua homogen adalah ar2 +br +c =
0. Jika D < 0 maka akar-akarnya adalah bilangan komplek, yaitu r1 = + i
dan r2 = ; i, dengan demikian solusi kompleknya adalah
y1 = c1e(+i)t (4.5)
y2 = c1e( ; i)t (4.6)
1
Zt
Rn+1(t) = n! (t ; t)nf (n+1)(t)dt
t0
= (t ; t0 ) f (n+1)( )
n+1
(n + 1)!
untuk antara t0 dan t.
n=0
X
sin at = (at) ; (at) + (at) ; = (;1)n 1 (at)
1 3 5 1
2n 1 ;
;
Selanjutnya dalam ekspresi solusi komplek eit dapat ditulis sebagai berikut
X n (at)2n X n 1 (at)2n 1
1 1
;
= (;1) + i (;1) ;
Dengan menerapkan persamaan terakhir ini maka solusi komplek (4.5) dan (4.6)
menjadi
;
y1 = e(+i)t = et cos t + i sin t
;
y2 = e( i)t = et cos t ; i sin t :
;
umunya y = c1e ;
1
2 t cos 3
4 t + c2e
;
1
2 t sin 3
4 t.
BAB 4. PDB LINIER ORDER DUA 46
maka
y = v (t)e
0
b v(t)e
0 ;
b
2a t; ;
b
2a t
2a
y = v (t)e 2a ; ab v (t)e
00
b t 00 ; 0 ;
b
2a t+ b2 v(t)e
4a2
;
b
2a t
00 b 0 b b
a v (t) ; a v (t)+ 4a2 v(t) + b v (t) ; 2a v(t) + cv(t) e 2ba t = 0: Bila e 2ba t 6= 0
2 0 ; ;
00 b
maka av (t)+ ; 4a + c = 0: Karena b2 ; 4ac = 0 maka persamaan ini menjadi
2
av (t) = 0 dimana solusi umumnya adalah v(t) = c1t + c2. Dengan demikian
00
gi (t) Yi(t)
Pn(t) = a0t + a1tn 1 + + an
n ;
t (A0t + A1 tn 1 + + aN )
s n ;
sin t
Pn(t)e at ts (A0tn + A1tn 1 + + aN )eat cos
t+
;
cos t
n n at
(A0t + A1t + + aN )e sin
t
1 ;
2. y ; 2y ; 3y = ;8et cos 2t
00 0
Variasi Parameter
Diberikan PDB nonhomogen
y + p(t)y + q(t)y = 0:
00 0
(4.10)
Kemudian bila c1 diganti dengan u1(t) dan c2 dengan u2(t) maka diperoleh
Set
maka
u2(t)y2(t) = g(t). Suku pertama dan kedua adalah sama dengan nol, karena y1 y2
0 0
Dua persamaan (4.12) dan (4.13) akan membentuk sistem persamaan linier
dimana u1(t) dan u2(t) dapat ditentukan sebagai berikut:
0 0
0 y2(t)
g(t) y2(t)
u1(t) = W (y y )(t) = ; y2(tW)g(t) :
0
1 2
y1(t) 0
y1(t) g(t) y1(t)g(t)
0
u2(t) = W (y y )(t) = W :
0
1 2
Sehingga
Z
y2(t)g(t) dt + c
u1(t) = ;
Z y (t)gW(t)
1
u2(t) = 1
W dt + c2:
Dan solusi umum (4.11) menjadi
R R
) y(t) = ; y2(Wt)g(t) dt y1(t) + y1 (t)g(t) dt y (t)
W 2
akar komplek r12 = 0 2i. Dengan demikian solusinya yh = c1 cos 2t + c2 sin 2t.
Dari keseluruhan soal ini dapat disimpulkan bahwa g(t) = 3 csc t y1 (t) = cos 2t
dan y2 = sin 2t sehingga y1(t) = ;2 sin 2t dan y2(t) = ;2 sin 2t. Dengan mene-
0 0
1 2
u1(t) = ;3 sin t + c1
u2(t) = 23 ln j csc t ; cot tj + 3 cos t + c2
Latihan Tutorial 4
(e) y + y ; 2y = 6e
00 0 ; 2x
+ 3ex ; 4x2
(f) y ; 6y + 5y = 24x2ex + 8e5x
00 0
(k) 4y ; 4y + y = ex=2 + e
00 0 ; x=2
(n) y + 2y + 4y = 13 cos 4x
00 0
(a) y ; 4y + 3y = 9x2 + 4
00 0
y(0) = 6 y (0) = 8
0
2x
(e) y + 8y + 16y = 8e
00 0 ;
y(0) = 2 y (0) = 0
0
(f) y + 6y + 9y = 27e
00 0 ; 6x
y(0) = ;2 y (0) = 00
53