Abstrak
Pertumbuhan mini market di Indonesia saat ini cukup tinggi, sehingga menyebabkan persaingan
menjadi lebih kompetitif antara satu mini market dengan yang lainnya. Corner mini market merupakan
salah satu mini market yang berada di kawasan strategis namun cukup kompetitif. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan nilai kompetitif, pelayanan kepada customer harus dibuat lebih baik untuk mendapatkan
customer satisfaction dan loyalty. Business Process Reengineering (BPR) adalah analisis dan desain
ulang alur kerja dalam dan di antara perusahaan dalam rangka untuk mengoptimalkan proses end-toend dan mengotomatisasi non-value-added task. Pada paper ini, peneliti menggunakan metode BPR
untuk menganalisis dan mendesain ulang alur proses sistem antrian dan pergudangan pada Corner mini
market untuk mendapatkan hasil yang optimal. Selanjutnya, peneliti melakukan simulasi dengan
menggunakan Arena software untuk mengukur performance dari hasil rekayasa yang dibuat. Hasil
simulasi menunjukkan bahwa hasil model sistem yang dirancang mempunyai performance yang lebih
baik dalam hal time-in-system dan waiting time.
Kata kunci: Mini Market, Customer Satisfaction and Loyalty, BPR, Arena Sofware.
1. Pendahuluan
Saat ini dunia pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehingga
kebutuhan akan informasi sekarang harus cepat, tepat, dan akurat. Salah satu perkembangan teknologi
informasi yang penting adalah dengan menggunakan alat pengolah data yang terkomputerisasi untuk
menghasilkan informasi yang dibutuhkan [1].
Corner Mini Market adalah mini market yang terletak di Airmadidi Minahasa Utara, tepatnya di
depan Universitas Klabat. Disekitar Corner Mini Market terdapat beberapa kompetitor yang telah
memberlakukan strategi manajemen yang mengkombinasikan konsep lingkungan mini market dengan
sistem franchise dalam mengoperasikan mini market, sehingga membuat daya saing penjualan semakin
ketat.
Corner Mini Market memiliki tiga kasir yang dioperasikan oleh pegawainya secara bergantian
sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Corner Mini Market juga memiliki satu gudang yang
terletak dibagian belakang bangunan. Gudang ini dipergunakan pihak Corner Mini Market sebagai tempat
penyimpanan barang sementara bukan tempat penyimpanan barang untuk jangka waktu yang lebih dari
24 jam. Berdasarkan hasil observasi peneliti, pada jam-jam tertentu kasir Corner Mini Market hanya
membuka satu kasir atau dua kasir saja, sehingga menyebabkan antrian pelanggan panjang. Selanjutnya,
pada sistem pengaturan alur barang dari gudang ke toko masih kurang efisien dalam hal pemindahan
barang dikarenakan barang yang dipindahkan dari gudang ke toko langsung dipindahkan begitu saja tanpa
melakukan proses pendataan dan pengecekan barang. Ketika barang datang dilakukan pemeriksaan oleh
checker gudang, sebelum barang dimasukkan ke gudang. Kemudian pada hari yang sama, barang tersebut
akan dipindahkan dari gudang ke toko oleh pegawai yang telah ditentukan tanpa adanya pemeriksaan
kembali oleh checker gudang atau manajer Corner Mini Market sendiri. Permasalahan ini bilamana
dibiarkan terus menerus dapat merugikan Corner Mini Market. Sebagai contoh, antrian yang panjang
dapat mempengaruhi customer satisfaction dan kesetiaan pelanggan yang berbelanja di Corner Mini
Market. Meskipun hubungan antara customer satisfaction dan kesetiaan pelanggan tidak linear, tapi
secara luas diakui bahwa kepuasan pelanggan adalah pendorong utama loyalitas [2-3].
Melihat dunia persaingan antar mini market yang semakin bertambah dan melihat sistem
penjualan dan pergudangan yang digunakan Corner Mini Market memiliki peluang untuk di rekayasa,
maka peneliti membuat suatu model sistem yang baru dengan melakukan rekayasa terhadap proses bisnis
yang sudah berjalan saat ini. Hasil simulasi dari rekayasa proses bisnis yang dimodelkan menunjukkan
improvement, khususnya terhadap proses antrian di kasir.
L-2
2. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan peneliti untuk pemodelan sistem antrian dan sistem
pergudangan adalah metode Business Process Reengineering (BPR). BPR adalah teknik analisa proses
yang menganalisa proses bisnis yang ada dan menentukan apa yang perlu dikerjakan, serta memikirkan
dari awal secara keseluruhan proses bisnis dari suatu perusahaan. BPR digunakan untuk menciptakan
nilai dan keuntungan bagi pihak perusahaan dan pihak pelanggan dengan meningkatkan kualitas suatu
proses model [4-5].
L-2
3
Corner Mini Market. Setelah barang masuk kedalam toko, dilakukan penyusunan barang yang dilakukan
oleh pegawai toko.
L-2
BPR pada Sistem Antrian dan Pergudangan Corner Mini Market (Wulan Ester Suwu)
5
Gambar 3.6 dan 3.7 merupakan simulasi To-Be system pergudangan dan kasir. Pada simulasi ini
dimodelkan dengan membuka ketiga kasir Corner Mini Market, dimana ketiga kasir tersebut dalam
penjadwalannya sesuai dengan hasil analisis yang sudah dijelaskan di sub section 3.3. Sedangkan untuk
pergudangan, peneliti menambahkan beberapa aktivitas bisnis untuk menjamin ketersediaan barang.
L-2
BPR pada Sistem Antrian dan Pergudangan Corner Mini Market (Wulan Ester Suwu)
4. Simpulan
Pada paper ini, peneliti telah merekayasa proses bisnis pada sistem Kasir dan Pergudangan untuk
Corner Mini market. Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukkan, peneliti melihat dengan adanya
proses rekayasa ini maka proses bisnis sistem kasir menjadi lebih baik dalam hal Time-In-System dan
Waiting Time. Namun, untuk proses rekayasa pergudangan, hasil yang didapatkan adalah adanya
tambahan proses controlling oleh manager menyebabkan perlunya tambahan waktu, sehingga
menyebabkan proses menjadi lebih panjang. Meskipun demikian, peneliti berkesimpulan bahwa hal ini
perlu dilakukan untuk mengurangi adanya kerugian akibat adanya barang-barang yang hilang ataupun
tercecer. Kedepannya, penulis berharap dapat melakukan rekayasa proses bisnis dan mengukur tidak
hanya dalam segi waktu namun juga cost dan kualitas.
Daftar Pustaka
[1] K.E. Kendall dan J.E. Kendall. System Analysis and Design. Edisi 9th. New Jersey: PrenticeHall.
2011.
[2] D. Grewal, M. Levy dan V. Kumar. Customer Experience Management in Retailing: An Organizing
Framework. Journal of Retailing. 2009. vol 85: pp.1-14.
[3] A. Ihtiyar, F. Sh. Ahmad dan M. H. Osman. An Integrated Framework: Intercultural Competence,
Service Quality and Customer Satisfaction in Grocery Retailing. 2014. vol 109. pp. 492-496.
[4] A. D. Watss. Business Process Reengineering Fundamentals. Available [Online]: http://www.mhcnet.com. Retrieved Januari 2014.
[5] R. Anupindi, S. Chopra, S. D. Deshmukh, J. Mieghem dan E. Zemel. Managing Business Process
Flows. Edisi 3rd. New Jersey: Pearson Education. 2012.
[6] Business Process Modeling Notation (BPMN). Available [Online]: www.bpmn.org
[7] A. Grosskopf, G. Decker dan M. Weske. The Process Business Process Modeling Using BPMN.
Mk-press. 2009.
[8] W. D. Kelton, R. P. Sadowski dan D. A. Sadowski. Simulation with Arena. Edisi 2 nd. Boston.
McGrawHill. 2009.
L-2