Anda di halaman 1dari 6

PEMURNIAN DI DUNIA ISLAM

A. Pendahuluan
Sejarah merupakan realitas masa lalu, keseluruhan fakta, dan merupakan
pristiwa yang unik dan berlaku hanya sekali dan tidak akan terulang kedua
kalinya. Oleh karena itu, orang yang tidak beradab, berhayal, bahwa masa lalu
tidak perlu dihiraukan lagi. Pandangan ini sungguh sangat keliru, dan cenderung
apriori sekallgus tidak memiliki argumentasi yang kuat.
Persoalan peradaban jauh lebih penting dari aspek-aspek yang menjadi
pendorong munculnya kejayan Islam dalam sejarah terletak pada tingginya
peradaban yang di upayakan melalui ilmu pengetahuan.
Pemahaman yang benar terhadap Islam dan aspek yang ada pada-nya banyak
salah dipahami orang. Maka dalam memberikan pemurnian pemahaman ini
terhadap orang lain diperlukan proses yang sangat penting yaitu degan
memberikan perubahan mendasar dan menyeluruh terhadap pemikiran manusia
dewasa ini, untuk kemudian diganti dengan informasi tentang ajaran Islam yang
univer-sal (menyeluruh).

B. Sebab-sebab Pemurnian
Dalam perjalanan sejarah peradaban Islam itu sendiri, umat banyak sekali
mengalami kelemahan-kelemahan dalam berbagai bidang. Sejak abad 11 Masehi
mulailah Islam mengalami kemunduran. Kemerosotan tersebut terjadi karena
kaum muslim meninggalkan dan meremehkan ajaran agama; membairkan
peradaban asing masuk menyerbu negri negri mereka; membiarkan paham-paham
barat bercokol dalam benak mereka. Ketika mereka mulai surut dalam
mengemban dakwah Islam, dan menyalahi pelaksanaan hokum-hukum Islam.
Khawarij, Murjiah, Muta-zilah adalah bukti sejarah kalau memang telah terjadi
kemerosotan-kemerosotan dalam kalangan Muslim. Ditambah lagi masa suram

Page 1
ini dihiasi dengan kesalahan pemimpin dalam mengambil arah kebijakan yang
sangat merugikan dunia Islam yaitu ditutupnya pintu ijtihad.
Pada akhirnya umat Islam kehilangan arah, sumber, dan panutan, kemana
mereka harus melangkah, kemana tujuan akhirnya, dan siapa yang menjadi
tempat bertanya atas tindakan-tindakan yang akan mereka lakukan. Akibatnya
pula terjadilah penjiplakan secara buta terhadap setiap sesuatu yang mereka
anggap baru dan menguntungkan. Ketidaktahuan ini pun menyebabkan mereka
dangkal dan selalu tertnggal atas bangsa-bangsa lainnya. Atau bahkan terkadang
umat Islam menjadi bulan-bulanan kalangan lain dengan kejahatan ekonomi,
sosial, dan politik dan aspek kehidupan lainnya. Bahkan juga sampai pada aspek
pendangkalan-pendangkalan akidah umat Islam. Kemurnian tauhid semakin
terancam keberadaannya. Islam hanya dijadikan sebuah agama mistis yang hanya
berfungsi sebagai tempat mereka menenangkan diri belaka. Islam tidak lagi
dipandang sebagai sistem paripurna yang mampu menawarkan berbagai
perpecahan masalah seluruh problematika kehidupan. Gencarnya gerakan
kapitalis dan liberalis dan disokong oleh kalangan Kristen, menja-dikan Muslim
semakin jauh pada ajaran Islam dan berakhir dengan ketidakberdayaan atas apa
yang akan mereka perbuat. Maka lahirlah dari kalangan tersebut orang yang
mencoba meluruskan dan melakukan perubahan kondisi yang ada. Namun dalam
perjalanannya pula terkadang terjadi kesalahan kesalahan yang sangat fatal.
Para guru, pemimpin spiritual, dan tokoh-tokoh tersebut dikultus-kan oleh
para penganutnya sebagai orang yang mampu melepaskan penderitaan batin
manusia dan sarana mencapai kebahagiaan saja. Ini adalah gejala awal
pencaharian yang salah karena memang kalangan Muslim saat itu ada pada
kondisi tertekan oleh gerakan-gerakan penin-dasan dari kalangan non Islam,
ditambah lagi dengan kemerosotan berpikir yang menyebabkan penjiplakan
Muslimin pada budaya Eropa secara besar-besaran. Usaha pada kalangan awam
hanya pada tingkat pelepasan diri dari kondisi yang menekan saja. Mereka tidak
tergugah untuk mencoba kembali pada ajaran Islam yang sesungguhnya. Mereka

Page 2
sangat terpenga-ruh sekali oleh slogan dunia adalah penjara orangorang
mukmin dan surga orang-orang kafir, dan orang yang mencari kehidupan dunia
adalah ibarat seekor anjing.
Demikianlah kondisi yang terjadi saat itu. Mereka tidak mampu lagi
menggunakan Al-Quran sebagai sumber kehidupan, dan akal sebagai sarana
menjawab tantangan zaman. Sehingga pada akhirnya TBC (Takhayul, Bidah, dan
Churafat) menjangkit setiap jiwa Muslim. Akhlak masyarakat menjadi rusak dan
pondasi akidah pun akhirnya rapuh. Kebenaran dan kebathilan saat itu bercampur
aduk antara amalan agama Islam, kebudayaan yang salah dan agama lain. Ini
disebabkan umat Islam hidup dalam fanatisme yang sempit. Umat Islam saat itu
masih diwarnai oleh formalisme, taasub, dan sektarianisme. Inilah beberapa
sebab yang mendorng banyak kalangan pada generasi-generasi berikutnya
melakukan perubahan dalam wacana ajaran Islam.

C. Kebangkitan Dunia Islam


Secara operasional, kebangkitan Islam tidak lain adalah bahwa Islam-lah yang
akan memimpin manusia sehingga tercapai kondisi rahmah bagi seluruh alam
atau kondisi sejahtera bagi manusia dan lingkungannya. Bagaimana Islam mampu
memimpin manusia? Jawabannya adalah tentu melalui pemikiran manusia karena
manusia selalu mengatur tingkah lakunya dalam kehidupan ini sesuai dengan
pemahamannya terhadap kehidupan. Oleh karena itu satu-satunya jalan
menghasilkan kebangkitan yaitu dengan mengemban kepemimpinan berfikir
islam kepada kaum muslim untuk melangsungkan kembali kehidupan islam dan
dengan tegas menerapkan nilai-nilai Ilahiyah yang memang bersumber dari Allah
SWT. Oleh sebab itu, kebangkitan Islam secara hakiki adalah masa dimana
pemimpin kaum muslim mengarahkan kehidupan masyarakatnya menuju
kehidupan yang sesuai dengan aturan/syariat AllahSWT.
Dalam menentukan kebangkitan Islam ada beberapa periode yang dalam
perjalanan sejarahnya, umat Islam harus mengetahui dengan baik sehingga

Page 3
menjadi cerminan di masa yang akan datang bahwa mereka (muslim) pernah
mengalami masa kegemilangan yang telah terampas oleh kaum penjajah.
Rasulullah yang telah berhasil menjalin begitu bunga rampai gemi-lang masa
kejayaan Islam, serta para Khalifah Al-Rasyidun dengan para sa-habat-sahabat
setelahnya. Maka fenomena tersebut jelas dalam periodisasi kebangkitan dan
keruntuhan perjuangan Islam, serta cita-cita untuk kembali mewujudkan impian
revival of Islam (kebangkitan islam kembali).

D. Kesadaran dalam memahami ajaran Islam


Dalam memahami masalah ini umat Islam mampu untuk membe-dakan mana
sebuah syariat atau bukan. Hingga pada akhirnya Muslim mampu menjawab
segala bentuk dimensi Islam dari berbagai sisi. Mereka memahami bahwa syariat
Islam diturunkan Allah untuk manusia agar mereka dapat mencapai
kemaslahatan. Tujuan-tujuan tersebut adalah yang disebut Al-Maqasid As-
syariyah. Menurut Imam Al-Ghazali, kemas-lahatan bagi manusia akan dapat
tercapai apabila terjaga dan terpelihara lima hal yaitu: agama, jiwa, akal,
keturunan, dan harta. Kelima hak tersebutlah yang menjadi pokok tujuan syariat
berupa: perintah, larangan, dan kebolehan mengerjakan sesuatu yang datang dari
Allah dan selalu mengacu pada usaha agar kelima hal tersebut syariat-syariat
Islam mem-punyai ciri-ciri khusus, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Hukum-hukum yang diterapkan bersifat umum, sehingga terbuka
kemungkinan berijtihad terhadap suatu hukum yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman dan dinamika masyarakat.
b. Hukum-hukum yang ditetapkan didasarkan atas pertimbangan-pertim-bangan
keagamaan.
c. Adanya balasan rangkap yang diperoleh karena melaksanakan hukum itu,
yaitu balsan di dunia dan di akhirat.
d. Hukum-hukumnya bersifat kolektif, ditetapkan untuk kepentingan dan
kemaslahatan umum.

Page 4
Syariat Islam pada dasarnya tidak memberatkan manusia. Karena,
penetapannya ditempuh melalui pertimbangan yang mendasar, diantaranya
adalah:
a) Segala hukum yang ditetapkan tidak memberatkan
b) Penetapan suatu hukum sejalan dengan kebutuhan dan kebaikan orang banyak
c) Hukum ditetapkan berdasarkan persaman hak dan keadilan yang merata bagi
semua orang.
Selain itu Muslim dalam memandang ajaran ini tidak hanya terpatok pada
sebuah bentuk yang ada. Hingga tidak ada kesan bahwa yang dinamakan Islam
adalah Shalat saja, atau zakat, atau haji, atau puasa di bulan ramadhan.
Wawasan Muslim sekarang sudah semakin mapan dengan banyaknya kajian-
kajian ilmiah yang menerangkan apek-apek Islam seba-gai agama yang mampu
memberikan solusi pada setiap perubahan zaman.

E. Penutup
A. Kesimpulan
Pemahaman yang benar terhadap Islam dan aspek yang ada pada-nya
banyak salah dipahami orang. Maka dalam memberikan pemurnian
pemahaman ini terhadap orang lain diperlukan proses yang sangat penting
yaitu degan memberikan perubahan mendasar dan menyeluruh terhadap
pemikiran manusia dewasa ini, untuk kemudian diganti dengan informasi
tentang ajaran Islam yang univer-sal (menyeluruh).
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar dalam makalah ini
masih banyak kesalahan dalam penulisan maupun dalam penyampaiannya.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan guna
memperbaiki makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Page 5
DAFTAR PUSTAKA

Bahan Ajar Kemuhammadiyahan


Taqiyuddin.2001.Peraturan Hidup dalam Islam.Pustaka Nasional.Jakarta : 2016.

Page 6

Anda mungkin juga menyukai